Dosen Pengampu:
Drs. H. Edy Sudaryanto, Ak.,MM,CA
HP. 08159665927
E-mail: dysudar@yahoo.co.id
PENGERTIAN
Akuntansi
Publik
(the part of the economy concerned with providing basic government services)
Domain Publik
Tugas dan fungsi sektor publik
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik
PENGERTIAN
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik (lanjutan)
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Faktor Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
Tingkat inflasi
GNP/GDP
Struktur produksi
Arus modal dalam negeri
Cadangan devisa
Nilai tukar Rp
Utang dan bantuan luar negeri
Infrastruktur
Teknologi
Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
Sektor informal
PENGERTIAN
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik (lanjutan)
o
o
o
o
o
o
o
Faktor Politik
Hubungan negara dgn masyarakat
Legitimasi pemerintah
Tipe rezim yg berkuasa
Idiologi negara
Elit politik dan massa
Jaringan internasional
Kelembagaan
o
o
o
o
o
o
Faktor Budaya
Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
Sistem nilai di masyarakat
Historis
Sosiologi masyarakat
Karakteristik masyarakat
Tingkat pendidikan
PENGERTIAN
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik (lanjutan)
Faktor Demografi
o Pertumbuhan penduduk
o Struktur usia penduduk
o Migrasi
o Tingkat kesehatan
Kedua sektor merupakan bagian integral dari sistem ekonomi di suatu negara
dan menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi
Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain
yang diisyaratkan
Sektor Publik
Sektor Swasta
Tujuan Organisasi
Profit Motive
Sumber Pendanaan
Akuntabilitas
Masyarakat, DPR/D
Struktur Organisasi
Karakteristik Anggaran
Basis Akuntansi
Akrual
REGULASI PEMERINTAH
DI SEKTOR SWASTA
Pentingya pemerintah melakukan regulasi disektor swasta:
1. Adanya kegagalan pasar
2. Distribusi pendapatan dan kekayaan yg tidak merata
3. Tidak terciptanya stabilitas dan pembangunan
AKUNTANSI MANAJEMEN
DISEKTOR PUBLIK
Akuntansi Manajemen
retrospketif
Pentingnya Akuntansi Manajemen di Sektor Publik:
1. Proses pemilihan program, manfaat program, dan penganggaran
2. Penentuan biaya
3. Penilaian kinerja
PENGEMBANGAN
TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Tujuan
1.Memperbaiki praktik akuntansi yg saat ini dilakukan
2.Memperbaiki Lapkeu yg mampu menyajikaninformasi keuangan yg relevan dan akurat
Kendala ASP
Obyektifitas
Konsistensi
Daya Banding
Tepat waktu
Ekonomis dlm penyajian laporan
Materialitas
ASP perlu Standar?
VISI
MISI
Perencanaan
Kinerja
(Performance Planning)
TUJUAN
OUTCOMES
SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
KEBIJAKAN
MEANS
PROGRAM
KEGIATAN
20
PERUMUSAN STRATEGI
strategy can defined as the plans and activities developed by an organization in
pursuit of its goals and obyectives, particularly in regard to positioning itself
to meet external environmental demands relative to its competetion
(Brison JM,1995)
How do we
mesasure our
progress?
How do we get
there?
Where do we want
to be?
Where are we
now?
Strategic Palnning Formulation For Public Sector
( Kisella ,Andrey, 2003 )
PERUMUSAN STRATEGI
Where are we now?
Pernyataan visi
Perumusan tujuan dan sasaran strategis
Pengertian:
Pernyataan estimasi kinerja yg akan dicapai oleh suatu organisasi dlm periode tertentu yg dinyatakan dlm
ukuran moneter
Dalam org. sektor publik anggran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program2 yg dibiayai dari uang publik
Tradisional/Konvensional
1. Ciri anggaran line item
didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran
Metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item2 penerimaan/pengeluaran yg telah ada dalam
struktur anggaran, walaupun secara riil item tertentu sudah tidak releva lagi untuk digunakan saat ini
2. Ciri anggaran Incrementalism
hanya menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item2
anggaran yang sudah ada sebelumnya sbg dasar untuk menyesuaikan besarnya
penambahan/pengurangan (%) tanpa dilakukan kajian yg mendalam
Anggaran berbasis konvensional ini kinerja dinilai berdasarkan habis/tidaknya anggaran yg diajukan dan
bukan berdasarkan output/outcome
Kelemahan
Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh
efektivitasnya
Persetujuan anggran terlambat, hal ini sering timbul revisi anggaran dan manipulasi anggaran
berorientasi pd kinerja
Model pemerintahan era NPM yang diajukan osborne dan Gaebler (1992) yang disebut
dengan Reinventing Government
Perpekstif pemerintah menurut osborne dan Gaebler adalah:
1.Pemerintah yg katalis (fokus pd pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik.Pelayanan publik diserahkan keswasta)
2. Pemerintah milik masyarakat (memberdayakan masyarakat dgn melayani misal
Kamra)
3.Pemerintah yg kompetitif (mendorong semangat kompetisi dlm pemberian pelayanan
publik)
4.Pemerintah yg digerakkan oleh misi (mengubah organisasi yg digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yg digerakkan oleh misi)
PPBS
Teknik penganggaran yg didasarkan pd teori sistem yg berorientasi pd output dan tujuan dgn penekanan
utama pd alokasi sumberdaya berdasarkan analisa ekonomi. Sistem penganggaran ini tidak
mendasarkan pd struktur organisasi tradisional yg terdiri dari devisi/bagian akan tetapi berdasarkan
program
Kelebihan PPBS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ZBB
Anggaran diasumsikan dari nol sesuai dgn kebutuhan saat ini. Seolah2 proses anggaran dumulai
dari hal yg baru sama sekali. Item2 anggaran yg sudah tidak relevan dan tidak mendukung
pencapaian tujuan organisasi dapat dihilangkan dr struktur organisasi atau mungkin jg muncul item
baru
tertentu
Proses implementasi ZBB
1.Identifikasi unit2 keputusan (pusat petanggunjawaban/unit2 pembuatan keputusan)
2.Penetuan paket2 keputusan (ada 2 model paket keputusan: 1 ) Paket keputusan mutually
exclusive (paket2 keputusan yg memiliki fungsi yg sama), 2) Paket keputusan incremental
(menggambarkan tingkat usaha yg berbeda dlm melaksanakan aktivitas)
3.) Meranking dan mengevaluasi paket keputusan berdasarkan manfaat terhadap organsiasi
Kelebihan ZBB
1.Dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara efisien
2.Fokus pd VFM
3.Memudahkan identifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
4.Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5.Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dlm proses penyusunan anggran
6.Merupakan cara yg sistemetik untuk mendorong organisasi selalu menguji alternatif aktivitas dan
pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran
Kelemahan ZBB
1.Prosesnya memakan waktu lama
2.Cenderung menekankan manfaat untuk jk. pendek
3.Implementasinya membutuhkan teknologi yg maju dan masalah perilkau dlm organisasi
4.Kesulitan dlm merangking dan mereviu paket keputusan
5.Munculnya kesan yg keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk anggaran
REFORMASI PENGANGGARAN
PENGUKURAN KINERJA
Maksud pengukuran kinerja sektor publik
1. Dapat membantu memperbaiki kinerja pemerintah (fokus pd tujuan dan sasaran program unit kerja)
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumberdaya dan pembuatan keputusan
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan memperbaiki
komunikasi antar lembaga publik
PENGUKURAN KINERJA
Informasi yg digunakan dlm pengukuran kinerja
1. Finansial
2. Non-finansial
4 aspek:
a. Perspektif finansial (financial perspective)
b. Perspektif kepuasan pelanggan (customer perspective)
c. Perspektif efiisiensi proses internal (internal process efficiency)
d. Perspektif pemebelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)
Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci atau biasa disebut sebagai
Key Success Factor, Key Result Factor
Variabel Kunci
PENGUKURAN KINERJA
Karakteristik Variabel Kunci (Key Succes Factors/KSF)
1. Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan/kegagalan organisasi
2. Sangat volatile dan dapat berubah dgn cepat
3. Perubahannya tidak dapat dipridiksi
4. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera
5. Variabel tsb.dapat diukur, baik secara lsg maupun ukuran antara (surrogate)
Co.: Ukuran antara tentang Kepuasan Masyarakat ukuran antaranya sbg variabel kunci
misalnya jumlah aduan, tuntutan dan demonstrasi
Penentuan Indikator Kinerja melalui pengukuran Kinerja dgn mengidentifikasi KSF
dapat berbentuk:
1. Faktor keberhasilan utama (critical succes factors/csf)
area yg mengidentifikasikan
kesuksesan kinerja orgnasisasi
2. Indikator kinerja kunci (key performance indicator)
sekumpulan indikator yg
dapat dianggap sbg ukuran kinerja kunci baik finasial/non finansial . Indikator ini dapat
digunaka pimpinan untuk mendeteksi dan capaian kinerja
PENGUKURAN KINERJA
Pertimbangan dalam penentuan indikator kinerja
1.
2.
3.
4.
5.
Konsep Pengukuran
Kinerja
Biaya
Ekonomi
Efisiensi
Input
Proses
Output
Efektivita
s
Outcome
PENGUKURAN KINERJA
Contoh Variabel Kunci
Variabel Kunci
Puskesmas
PLN
KWH yg terjual
Telkom
PDAM
DLLAJ
PU
Kepolisian
DPR/DPRD
Dispenda
1.
2.
3.
(contraints)
yg
dihadapi
akuntansi
sektor
publik
utk
(contraints)
yg
dihadapi
akuntansi
sektor
publik
utk
keputusan
eksospol
serta
utk
menghindari
tertundanya
sistem
akuntansi
sektor
publik
hrs
dilengkapi
dgn
sistem
o
o
o
o
o
Yg harus
dikonsolidasikan
menjadi satu kesatuan
entitas
aktiva, utang, perubahan aktiva bersih dan saldo dana bersih yg dapat dibelanjakan
utk kegiatan yg bertujuan utk tdk mencari keuntungan (governmental funds)
2. Dana yg tdk dibelanjakan (nonexpendable fund)
pendapatan, biaya, aktiva, utang dan modal utk kegiatan yg sifatnya mencari
keuntungan. Jenis dana ini digunakan disektor komersial/privat (proprietory funds/
full accrual).
Basis
akrual:
pendapatan
(income)
biaya2
(expenses)
Laba/Rugi
(surplus/defisit)
... accountability requires governments to answer to the citizenry to justify the raising
of public resources and the purposes for which they are used. Governmental
accountability is based on th belief that the citizenry has a right to know, a right to
receive openly declered facts that may lead to public debate by the citizens and
their elected representatives. Financial reporting plays a major role in fulfilling
govermants duty to be publicly accountable in a democratic society
Perbedaan
1. Fokus finansial dan politik
1. Fokus finansial
2. Kinerja diukur scr finansial dan non 2. Sebagian besar kinerja diukur scr
finansial
finansial
3. Akuntabilitas kpd
legislatif dan 3. Akuntabilitas kpd pemegang saham dan
masyarakat luas
kreditur
4. Fokus pd bagian organisasi
4. Fokus pd organisasi scr keseluruhan
5. Melihat masa depan scr detail
5. Tidak dapat melihat masa depan scr
6. Aturan
pelaporan
ditentukan
oleh
detail
Kemenkeu
6. Aturan pelaporan ditentukan oleh UU,
7. Lapkeu diperiksa oleh BPK
standar akuntansi, pasar modal, dan
8. Basis kas
praktek akuntansi.
7. Lapkeu
diperiksa
oleh
akuntan
independen
8. Basis akrual
AKUNTANSI PEMERINTAHAN RI
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN (PSAP)
PP No. 24 Tahun 2005 jo. PP No. 71 Tahun 2010
KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Membahas:
1.
Tujuan kerangka konseptual
2.
Lingkungan akuntansi pemerintah
3.
Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna
4.
Entitas pelaporan
5.
Peranan dan tujuan pelaporan keuangan serta dasar hukum
6.
Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yg menentukan manfaat
informasi dlm laporan keuangan, prinsip2 serta kendala informasi
akuntansi
7.
Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur2 yg membentuk
laporan keuangan
ENTITAS PELAPORAN
Meliputi:
Pemerintah pusat;
Pemerintah daerah;
Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya sesuai perUUan tdk termasuk perusahaan
negara/daerah
Penguasaan.
Realisasi
Anggaran/
LRA
(menyajikan
ikhtisar
sumber,
yg
Anggaran
Lebih
menyajikan
secara
komparatif
dengan
periode
Kesalahan
Pembukuan tahun
Sebelumnya,dan Lain-lain;
Saldo
Ekuitas awal;
Ekuitas akhir.
UUD RI
UU di bidang keuangan negara
UU APBN
Peraturan perUUan yg mengatur ttg pemerintah daerah khususnya
keuangan daerah
Peraturan perUUan yg mengatur perimbangan keuangan pusat dan daerah
Ketentuan perUUan ttg pelaksanaan APBN/D
Peraturan perUUan lainnya yg mengatur ttg keuangan pusat dan daerah
Asumsi Dasar:
Asumsi kemandirian entitas
Asumsi kesinambungan entitas
Asumsi keterukuran dlm satuan uang
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Basis akuntansi
Prinsip nilai historis
Prinsip realisasi
Prinsip substansi mengungguli bentuk formal
Prinsip periodisitas
Prinsip konsistensi
Prinsip pengungkapan lengkap
Prinsip penyajian wajar
BASIS AKUNTANSI
(ACCOUNTING BASE)
Basis Kas
Basis Akrual
Basis Kas
Arti: basis akuntansi yg mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pd saat kas/setara
kas diterima/dibayar
Dalam kaitan lap.realisasi anggaran:
penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih/kurang untuk setiap periode tergantung
selisih antara penerimaan dan pengeluaran
pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar/asing dlm bentuk
barang/jasa disajikan pd laporan realisasi anggaran
Basis Akrual
Arti: basis akuntansi yg mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pd saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas/setara kas diterima/dibayar
Dalam kaitan neraca:
Aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pd saat terjadinya
transaksi/kondisi lingkungan yg berpengaruh pd keuangan pemerintah,
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima/dibayar
Entitas pelaporan yg menyajikan Laporan Kinerja Keuangan
menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dgn
menggunakan sepenuhnya basis akrual baik dalam pengakuan
pendapatan, belanja, pembiayaan maupun dalam pengakuan aset,
kewajiban dan ekuitas dana. Namun penyajian Laporan Realisasi
Anggaran tetap berdasarkan basis kas
NILAI HISTORIS
(HISTORICAL COST)
Aset
dicatat sebesar pengeluaran kas/setara kas yg
dibayar/sebesar nilai wajar imbalan (cinsideration) untuk
memperoleh aset tsb pd saat perolehannya
Kewajiban
dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yg
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
dimasa yad dlm pelaksanaan kegiatan pemerintah
Dalam hal tidak terdapat nilai historis dapat digunakan nilai
wajar aset/kewajiban
REALISASI
(REALIZATION)
PERIODISITAS
(PERIODICITY)
KONSISTENSI
(CONSISTENCY)
Penerapan metode akuntansi yg sama pada kejadian yg serupa
dari periode ke periode oleh entitas pelaporan.
Tidak berarti tidak boleh dilakukan perubahan metode akuntansi.
Metode dapat diubah dgn syarat metode yg baru tsb mampu
memberikan informasi yg lebih baik dibanding yg lama.
Pengaruh atas perubahan penerapan metode akuntansi harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
PENGUNGKAPAN LENGKAP
(FULL DISCLOSURE)
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informsi yg
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yg dibutuhkan oleh
pengguna dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face)
laporan keuangan/ catatan atas laporan keuangan
PENYAJIAN WAJAR
(FAIR PRESENTATION)
Lanjutan
Aset tak berwujud: aset non keuangan yg dapat diidentifikasi dan tdk mempunyai
wujud fisik serta dimiliki yg digunakan untuk menghasilkan brg/jasa/ digunakan
uktuk tujuan lain termasuk hak atas kekayaan intelektual
Aset tetap: aset berujud yg mempunyai masa manfaat >12 bulan yg digunakan
dlm kegiatan pemerintah/dimanfaatkan masyarakat umum
Belanja: semua pengeluaran dr Rekening Kas Umum Negara/Daerah yg
mengurangi ekuitas dana lancar dlm periode th anggaran ybs.yg tdk akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
Dana cadangan: dana yg disisihkan untuk menampung kebutuhan yg memerlukan
dana relatif besar yg tdk dapat dipenuhi dlm 1 th anggaran
Ekuitas dana: kekayaan bersih pemerintah yg merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah
Investasi: aset yg dimaksudkan utk memperoleh manfaat ekonomik misal: bunga,
deviden, royalty/manfaat sosial sehingga dpt meningkatkan kemampuan pemeri
ntah dlm pelayanan kpd masyarakat
Kas: uang tunai dan saldo simpanan di bank yg setiap saat dpt digunakan
membiayai kegiatan pemerintah
Setara Kas: investasi jk pendek yg sangat likuid yg siap dijabarkan menjadi kas
serta bebas dr risiko perubahan nilai yg signifikan
Kas negara: tempat penyimpanan uang negara yg ditentukan oleh menkeu selaku
BUN utk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat
Kas daerah: tempat penyimpanan uang daerah yg ditentukan oleh BUD utk
menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemda
Lanjutan
Kewajiban: utang yg timbul dr peristiwa masa lalu yg penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya pemerintah
Pembiayaan (financing): setiap penerimaan yg perlu dibayar kembali dan atau
pengeluaran yg akan diterima kembali baik pd th anggaran ybs maupun thn2
anggaran berikutnya yg dimaksudkan utk menutup defisit/memanfaatkan surplus
anggaran
Pendapatan: semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yg menambah
ekuitas dana lancar dlm periode th anggaran ybs. Yg menjadi hak pemerintah dan
tdk perlu dibayar kembali oleh pemerintah
Persediaan: aset lancar dlm bentuk brg/perlengakapan yg dimaksudkan utk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan brg2 yg dimaksudkan utk dijual/
diserahkan dlm rangka pelayanan kpd masyarakat
Piutang transfer: hak suatu entitas pelaporan utk menerima pembayaran dr entitas
pelaporan lain sbg akibat perUUan
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA): selisih lebih/kurang
antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/D selama periode pelaporan
Surplus/defisit: selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama periode
pelaporan
Tanggal pelaporan: tgl terakhir dr suatu periode pelaporan
Transfer: penerimaan/pengeluaran uang dr suatu entitas pelaporan dr/kpd entitas
pelaporan lain termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil
Utang transfer: kewajiban suatu entitas pelaporan utk melakukan pembayaran kpd
entitas lain sbg akiabt ketentuan perUUan
Piutang (pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi dan
piutang lainnya)
Dana cadangan
3. Aset tetap (aset berwujud yg mempunyai masa manfaat >12 bln yg digunakan
dlm kegiatan pemerintah/dimanfaatkan oleh masyarakat)
4. Kewajiban jk pendek (kewajiban diharapkan dibayar dlm waktu 12 bln setelah tgl.
pelaporan)
5. Kewajiban jk panjang (kwajiban diharapkan dibayar >12 bln setelah tgl.
pelaporan)
6. Ekuitas dana
Meliputi: ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan
Pengukuran:
o
Uraian
Kas dan bank
Debet
Kredit
xxx
Pajak Daerah
xxx
Retribusi Daerah
xxx
DAU
xxx
Penerimaan Pinjaman
dan Obligasi
(Pembiayaan)
xxx
Uraian
Debet
Belanja Pegawai
xxx
xxx
xxx
Belanja Pemeliharaan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Kredit
xxx
Pengukuran:
o
Jurnal Transaksi:
Piutang
Saat timbulnya piutang
No.
Rek.
Uraian
Debet
Piutang Retribusi
xxx
xxx
Piutang Fasum/Fasos
xxx
Piutang lain-lain
xxx
Piutang pajak
xxx
Kredit
xxx
Uraian
Ekuitas Dana Lancar (EDL)- Cadangan Piutang
Debet
Kredit
xxx
xxx
Piutang Fasum/Fasos
xxx
Piutang lain-lain
xxx
Piutang pajak
xxx
Piutang Retribusi
xxx
AKUNTANSI PERSEDIAAN
PERNYATAAN NO. 05
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini bertujuan untuk mengatur perlakuan
akuntansi dan informasi lainnya yg dianggap perlu disajikan
dlm lap.keu.
Pernyataan standar ini ditrapkan dlm penyajian seluruh
persediaan dlm lap.keu utk tujuan umum, basis kas utk
pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan serta basis akrual utk pengakuan pos2 aset,
kewajiban dan ekuitas
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pem.
pusat/daerah kecuali perusahaan negara/daerah yg standar
akuntansinya diatur dlm SAK- IAI
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pem.
pusat/daerah meliputi: definisi, pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan
Pengertian/Kriteria/Pengakuan/Pengukuran Persediaan:
Persediaan rusak/usang tdk dilaporkan dlm neraca tetapi diungkapkan dlm Catatan
atas Lapkeu
Pengakuan:
o
o
o
o
Pengukuran:
o
o
o
o
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti
cadangan energi (misal: minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan
(misal: beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan.
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Pengukuran:
o
Biaya
perolehan
Harga pokok
produksi
Nilai wajar
Persediaan
diperoleh dengan
pembelian
Persediaan
diperoleh dengan
memproduksi
Persediaan
diperoleh dengan
cara lain, misalnya
donasi/rampasan
Harga pembelian+biaya
pengangkutan+biaya
penanganan- potongan
harga-rabat
Biaya langsung+biaya
tidak langsung
Uraian
Belanja Bahan Habis Pakai/Material
Debet
Kredit
xxx
Kas /Bank
xxx
Jurnal Korolari
No.
Rek.
Uraian
Persediaan Bahan Habis Pakai/Material
EDL- Cadangan Persediaan
Debet
Kredit
xxx
xxx
Uraian
EDL- Cadangan Persediaan
Persediaan Bahan Habis Pakai/Material
Debet
Kredit
xxx
xxx
AKUNTANSI INVESTASI
PERNYATAAN NO. 06
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus ditrapkan dlm penyajian
seluruh investasi pem. Dlm lap.keu untuk tujuan umum dan
basis kas utk pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan serta basis akrual utk pengakuan pos2
aset, kewajiban dan ekuitas
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pem.
pusat/daerah dan lap.keu konsolidasian kecuali perusahaan
negara/daerah yg standar akuntansinya diatur dlm SAK- IAI
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi jk.
pendek/panjang meliputi: saat pengakuan, klasifikasi,
pengukuran dan metode penilaian investasi, serta
pengungkapan pd lap.keu.
Pernyataan standar ini tidak mengatur: investasi dlm persh
asosiasi, kerjasama operasi dan investasi dlm properti
Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Investasi
Alasan Pem. Investasi:
memanfaatkan surplus anggaran utk memperoleh pendapatan dlm jk panjang dan
memanfaatkan dana yg belum digunakan utk investasi jk pendek dlm rangka manajemen kas
Jenis Investasi:
Pembelian srt hutang jk pendek/panjang, instrumen ekuitas
Klasifikasi Investasi:
Investasi jk pendek (kel. Aset lancar: deposito max 12 bln, SUN, SBI) dan jk. panjang (kel. aset
nonlancar: - permanen: penyertaan modal pem. pd persh. negara, badan internasional, BUMN/D; Nonpermanen: pemb. obligasi/srt utang jk. panjang, penanaman modal dlm proyek pembangunan
yg dpt dialihkan pd fihak ketiga, dana yg disisihkan pem. utk dana revolving kpd masyarakat,
penyertaan modal utk penyehatan perekonomian)
Pengakuan:
Pengeluaran kas/aset dpt diakui sbg investasi apabila memenuhi salah satu kriteria:
- kemungkinan manfaat ekonomik dan sosial atau jasa potensial dimasa yad atas suatu investasi
tsb dpt diperoleh pem.
-Nilai perolehan/niali wajar investasi dpt diukur secara memadai (reliable)
Pengukuran:
Nilai pasar/wajar, biaya perolehan, nilai nominal (deposito)
Arti
selama 12 (dua belas) bulan atau kurang, ditujukan untuk manajemen kas,
dan berisiko rendah atau bebas dari perubahan atau pengurangan harga
yang signifikan.
Berisiko rendah.
Investasi
o Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
o Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
Investasi
o Investasi Jangka Panjang
Adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan
dan menurut sifat penanamannya dapat dibagi 2 (dua) yaitu permanen dan
non permanen.
Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimilki secara berkelanjutan. Contoh: penyertaan modal pemerintah pada
perusahaan
negara/
daerah,
penyertaan
pemerintah
pada
badan
yang
Pengakuan
o Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.
o Dalam hal tertentu, suatu investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya
perolehannya, atau berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam
kasus yang demikian, penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.
Pengukuran
Pengukuran
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka
nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau
nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Ya
Kepem
ilikan<
20%
Tidak
Metode
Ekuitas
Tidak
Memili
ki
Pengar
uh
Signifi
kan
Metode Biaya
Ya
Uraian
Penyertaan Modal
Debet
Kredit
xxx
Kas- Bank
xxx
Korolari Neraca
No.
Rek.
Uraian
Investasi dalam Saham
Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan
dalam Investasi Jk.Panjang
Debet
Kredit
xxx
xxx
Uraian
Kas- Bank
Debet
Kredit
xxx
xxx
Korolari Neraca
No.
Rek.
Uraian
Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam
Investasi Jk.Panjang
Investasi dalam Saham
Debet
Kredit
xxx
xxx
Pengakuan:
Diakui sbg aset tetap, aset tsb hrs berwujud dan memenuhi kriteria: masa manfaat >12 bln; biaya perolehan dpt
diukur secara andal; tidak dimaksudkan utk dijual dlm operasi normal entitas; dan diperoleh/dibangun dgn maksud
utk digunakan
Pengukuran:
Biaya perolehan, nilai wajar saat perolehan
Biaya perolehan aset tetap yg dibangun dgn cara swakelola meliputi biaya langsung tenaga kerja, bahan baku,
biaya tdk langsung termasuk biaya perencanaan, pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan
semua biaya lainnya yg terjadi berkenaan pembangunan aset tetap tsb.
Aset Donasi
Dicatat sebesar nilai wajar pd saat perolehandan penyerahan aset tetap tsb. sangat andal apabila didukung dgn
bukti perpindahan kepemilikan, misal: akta hibah. Perolehan aset tetap donasi diakui sbg pendapatan pem. dan
belanja modal dgn jumlah yg sama dlm realisasi anggaran
Tidak termasuk perolehan aset donasi apabila penyerahan aset tetap tsb. Berkaitan dgn kewajiban kpd pem. Dan
aset tetap tsb. diperlakukan seperti perolehan aset tetap dgn pertukaran
Arti
Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor.
Aset yang dikuasai utuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah seperti bahan
(materials) dan perlengkapan (supplies) tidak termasuk dalam definisi aset tetap.
Pencatatan
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan yaitu jumlah kas atau setara kas yang telah
dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang
masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset tetap pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.
Apabila
penilaian
aset
tetap
dengan
menggunakan
biaya
perolehan
tidak
memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
o
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan
semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
Klasifikasi
1. Tanah
(Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dalam kondisi siap dipakai)
2. Peralatan dan mesin
(Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kedaraan bermotor, alat elektronik,
inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai)
3. Gedung dan bangunan
(Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai)
4. Jalan, irigasi, dan jaringan
(Merupakan aset infrastrukur (infrastructure assets) yang meliputi: Jalan, Irigasi,
Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan komunikasi yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dalam kondisi siap dipakai)
Klasifikasi (lanjutan)
1. Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh
dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar;
2. Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat
pelepasannya untuk dijual;
3. Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu berjalan
walaupun kondisi fisiknya semakin menurun;
4. Sulit untuk mengestimasi masa manfaatnya.
Biaya pemeliharaan aset bersejarah (bukan utk tujuan menghasilkan aliran kas
masuk)
Aset tsb. akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
Uraian
Debet
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Kas - Bank
Kredit
xxx
Korolari Neraca
No.
Rek.
Uraian
Debet
Tanah
xxx
xxx
Bangunan Air
xxx
Gedung
xxx
xxx
Kredit
xxx
Penyusutan
Sedangkan menurut SAP dalam PP 71 Tahun 2010, penyusutan adalah alokasi yang
sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama
masa manfaat aset yang bersangkutan.
Aset tetap yang disusutkan adalah aset tetap yang berada dalam penguasaan Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam rangka
pengelolaan BMN
Penyusutan (lanjutan)
1. Menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset dalam
laporan keuangan pemerintah pusat.
2. Mengetahui potensi BMN dengan memperkirakan sisa masa manfaat suatu BMN yang
masih dapat diharapkan dapat diperoleh dalam beberapa tahun ke depan.
3. Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis dalam menganggarkan
belanja pemeliharaan atau belanja modal untuk mengganti atau menambah aset tetap
yang sudah dimiliki.
Penyusutan (lanjutan)
Penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berupa gedung dan bangunan, peralatan dan
mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, dan aset tetap lainnya berupa aset tetap renovasi
dan alat musik modern.
Aset tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa Aset
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan aset idle disusutkan sebagaimana layaknya aset
tetap
Penyusutan (lanjutan)
1. Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusannya.
2. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada
Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penyusutan (lanjutan)
1. Nilai yang dapat disusutkan pertama kali merupakan nilai buku yaitu nilai yang tercatat
dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai
dengan 31 Desember 2012.
2. Untuk aset tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang dapat
disusutkan merupakan nilai perolehan atau dalam hal nilai perolehan tidak diketahui,
digunakan nilai wajar yang merupakan nilai estimasi.
Penyusutan (lanjutan)
Sebagai akibat penambahan atau pengurangan kualitas dan/atau nilai aset tetap,
maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat
disusutkan, yaitu meliputi penambahan dan pengurangan yang memenuhi kriteria
sebagaimana diatur dalam SAP, misalnya terkait renovasi, restorasi, dan overhaul.
Sebagai akibat koreksi nilai aset tetap yang disebabkan oleh kesalahan dalam
pencantuman nilai yang diketahui di kemudian hari, maka dilakukan penyesuaian
terhadap Penyusutan Aset Tetap tersebut yang meliputi penyesuaian atas nilai yang
dapat disusutkan dan nilai akumulasi penyusutan.
Penyusutan (lanjutan)
Metode Penyusutan
Menurut SAP yang diatur dalam PP 71 tahun 2010, metode penyusutan antara lain:
1. Metode garis lurus.
2. Metode saldo menurun ganda.
3. Metode unit produksi.
Penyusutan (lanjutan)
Metode Penyusutan
Masa Manfaat
Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan dengan
mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama periode masa manfaatnya
Penyusutan (lanjutan)
Jika entitas pelaporan menggunakan basis akrual besarnya penyusutan untuk suatu
tahun akan dicatat dengan mendebit akun beban penyusutan dan mengkredit akun
akumulasi penyusutan.
Saldo akun beban penyusutan pada akhir tahun akan dilaporkan sebagai beban
operasional dalam Laporan Operasional (LO), sementara itu saldo akun akumulasi
penyusutan (yang menunjukkan besarnya penyusutan dari awal pemakaian aset tetap
tersebut sampai akhir tahun yang berjalan) dilaporkan di neraca sebagai pengurang
dari nilai perolehan aset tetap yang bersangkutan.
Penyusutan (lanjutan)
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
o Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset
secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi
masa yang akan datang.
o Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi
dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
o Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
Latihan Soal
1. Pada tanggal 6 Juni 2013, satuan kerja ABC membeli sebidang tanah seluas 2 ha
berikut bangunan tua yang ada di atasnya dengan harga Rp. 900 juta, yang
rencananya akan digunakan untuk membangun gedung kantor baru dengan 3 tingkat.
Biaya balik nama dan pajak pembelian tanah sehubungan dengan transaksi tersebut
sebesar Rp. 50 juta, biaya notaris Rp. 9 juta. Honorarium panitia pengadaan sebesar
Rp. 5 juta dan panitia pemeriksa barang sebesar Rp. 3 juta. Bangunan tua yang
berada di atas tanah tersebut ditaksir bernilai Rp. 70 juta, yang kemudian dirubuhkan
dengan menelan biaya pembongkaran sebesar Rp. 17 juta. Semua biaya2 tersebut
dibayar dengan menggunakan anggaran belanja modal.
Saudara diminta menentukan nilai aset tetap dan membuat jurnal bagi satker ABC
untuk membukukan transaksi tersebut?
Latihan Soal
2. Pada tahun 2013, satker XYZ merencanakan untuk membangun gedung secara
swakelola. Anggaran yang tersedia sejumlah Rp. 2 milyar. Pada tanggal 23 Desember
2013 pembangunan fisisk gedung telah mencapai 90%, dan biaya yang telah
dibayarkan sejumlah Rp. 1,5 milyar. Pada tanggal 23 Februari 2014 gedung tersebut
telah selesai dibangun dan dinyatakan siap untuk digunakan (Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan telah terbit). Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan
pembangunan gedung tersebut sebesar Rp. 150 juta. Berdasarkan hasil perhitungan
ternyata dari pembangunan tersebut menyisakan material berupa semen, pasir dan
material lainnya yang dinlai sebesar Rp. 9 juta.
Saudara diminta menentuakan nialai aset tetap dan aset lain serta membuat jurnal
bagi satker XYZ untuk membukukan transaksi tersebut?
Latihan Soal
Pada tanggal 20 April 2013, Satker ABC melakukan pembelian sebuah kompleks
gedung perkantoran dengan rincian: harga beli tanah Rp. 8 milyar, dan harga beli
gedung kantor Rp. 12 milyar, biaya notaris dan balik nama Rp. 60 juta, dan pajak Rp. 2
milyar. Pembelian tersebut dilakukan secara tunai melalui SPM/ Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D)-LS.
Saudara diminta menentukan nilai aset tetap dan membuat jurnal bagi satker XYZ
untuk membukukan transaksi tersebut?
Latihan Soal
Th Perolehan
Nilai
Perolehan
Nilai Buku
1.
Sebelum th 2012
2 milyar
1 milyar
2.
Sebelum th 2012
Setelah th 2012
10 milyar
15 milyar
5 milyar
1 milyar
3.
Kendaraan Bermotor
Sebelum th 2012
Setelah th 2012
5 milyar
5 milyar
3 milyar
500 juta
4.
Jaringan
Sebelum th 2012
8 milyar
6 milyar
5.
Jalan
Sebelum th 2012
15 milyar
13 milyar
Saudara diminta menentukan nilai masing2 aset tetap, nilai penyusutan dan
membuat jurnal bagi satker X untuk membukukan transaksi tersebut?
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus ditrapkan oleh
seluruh unit pemerintah yg melaksanakan
pembangunan aset tetap utk dipakai dlm
penyelenggaraan kegiatan pem. dan/masyarakat
dlm jk. waktu tertentu baik pembangunannya
dilakukan secara swakelola/pihak ketiga
Sifat aktifitas yg dilaksanakan utk konstruksi pd
umumnya berjk. panjang sehingga mulai dan
berakhirnya aktifitas jatuh pd periode akuntansi
yg berbeda
Tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yg proses
perolehannnya dan atau pembangunannya membutuhkan periode waktu tertentu dan belum selesai
Perolehan aset dpt dilakukan dgn swakelola atau pihak ketiga dgn kontrak konstruksi
Kontrak utk perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan konstruksi dan value engineering serta
membongkar/merestorasi aset dan restorasi lingkungan
Pengakuan:
Diakui sbg aset berwujud yg memenuhi kriteria: - besar kemungkinan manfaat ekonomi masa yad berkaitan dgn aset
tsb. dipenuhi;- biaya perolehan dpt diukur secara andal;- aset tsb. masih dlm proses pengerjaan
Dipindahkan ke pos Aset Tetap apabila: konstruksi secara substansi selesai dikerjakan dan dapat memberikan
manfaat/jasa sesuai dgn tujuan perolehan
Pengukuran:
Biaya pinjaman yg timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya
tsb. dpt diidentifikasi dan ditetapkan secara andal
Biaya pinjaman mencakup biaya bunga dan biaya lainnya yg timbul sehubungan dgn pinjaman yg digunakan utk
membiayai konstruksi
Jumlah biaya pinjaman yg dikapitalisasi tdk boleh lebih dr jumlah biaya bunga yg dibayarkan pd periode ybs.
Kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan sementara bukan krn force majeur maka biaya pinjaman yg
dibayarkan selama masa pemberhentian sementara pembangunan konstruksi dikapitalisasi dan sebaliknya jika
pemberhentian sementara krn kondisi force majeur, biaya pinjaman tdk dikapitalisasi tetapi dicatat sbg biaya bunga
pd periode ybs.
Pengertian
o KDP adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan atau proses
perolehannya belum selesai pada akhir periode akuntansi.
o Konstruksi dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses
perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu
tertentu dan sampai dengan tanggal pelaporan belum selesai pengerjaannya.
o Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu
periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan tersebut bisa kurang atau
lebih dari satu periode akuntansi.
Biaya Konstruksi
Biaya Konstruksi
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kegiatan konstruksi antara lain
meliputi:
Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia;
Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan
konstruksi;
Biaya penyewaan sarana dan peralatan;
Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan
konstruksi.
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke kegiatan konstruksi pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tertentu meliputi:
Asuransi;
Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan
konstruksi tertentu;
Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan
seperti biaya inspeksi.
Biaya Konstruksi
Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul selama masa
konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tersebut
dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.
Jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi tidak boleh melebihi jumlah biaya
bunga yang dibayarkan pada periode bersangkutan.
Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis aset yang diperoleh
dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode yang bersangkutan dialokasikan
ke masing-masing konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas total
pengeluaran biaya konstruksi.
Biaya pinjaman yang dimaksud di atas adalah biaya bunga dan biaya lainnya yang timbul
dalam kaitan dengan pinjaman dana. Biaya pinjaman yang secara langsung dapat
diatribusikan dengan perolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying asset) harus
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.
Dalam keadaan tertentu sulit untuk mengidentifikasikan adanya hubungan langsung antara
pinjaman tertentu dengan perolehan suatu aset tertentu dan untuk menentukan bahwa
pinjaman tertentu tidak perlu ada apabila perolehan aset tertentu tidak terjadi. Kesulitan juga
dapat terjadi bila suatu entitas menggunakan beberapa jenis sumber pembiayaan dengan
tingkat bunga yang berbeda-beda. Dalam hal ini, sulit untuk menentukan jumlah biaya
pinjaman yang dapat secara langsung diatribusikan, sehingga diperlukan pertimbangan
KEWAJIBAN
PERNYATAAN NO. 09
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus diterapkan oleh
seluruh unit pemerintahan yg menyajikan lapkeu
utk tujuan umum dan mengatur ttg perlakuan
akuntansinya, termasuk pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan yg diperlukan
Pernyataan standar ini mengatur kewajiban pem.
Jk.pendek maupun jk. panjang yg timbul dr
hutang dlm negeri/luar negeri
Pernyataan ini tidak mengatur:
o Akuntansi kewajiban diestimasi dan kontinjensi
o Akuntansi instrumen derevatif dan akifitas lindung nilai
o Transaksi dlm mata uang asing yg timbul diluar aktifitas
dr pinjaman dlm mata uang asing
Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Kewajiban
Karakteristik
Pem. mempunyai kewajiban yg sampai saat ini dlm penyelesaian yg mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yad
Kewajiban muncul krn penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dr masyarakat, lembaga keuangan, entitas pem. lain, lembaga internasional,
perikatan dgn peg yg bekerja pd pem, kewajiban kpd masyarakat luas (kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dr wp,
alokasi/realokasi pendapatan keentitas lainnya, atau kewajiban dgn pemberi jasa lainnya)
Klasifikasi
Kewajiban jk. pendek: kewajiban yg diharapkan dibayar dlm waktu 12 bln setelah tgl pelaporan
Lapkeu utk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yg diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekomomi akan
dilakukan/telah dilakukan utk menyelesaikan kewajiban yg ada saat ini dan perubahan atas kewajiban tsb. Mempunyai nilai penyelesaian yg dapat
diukur dgn andal
Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima dan atau pd saat kewajiban timbul:
o transaksi pertukaran (exchange transactions)
oTransaksi tanpa pertukaran (non- exchange transactions)
oKejadian yg berkaitan dgn pem. (government-related event)
kewajiban timbul
oKejadian yg diakui pem. (government- acknowledged event)
Pengukuran
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal mencerminkan kewajiban pem. pd saat pertama kali transaksi berlangsung seperti nilai yg
tertera dlm SUN
Hutang Pada Fihak Ketiga (PFK) pd saat pem. menerima hak atas brg, termasuk brg dlm perjalanan yg telah menjadi haknya, pem. hrs mengakui
kewajiban atas jumlah yg blum dibayarkan utk brg tsb.
Utk sekuritas utang pem. yg diselesaikan sebelum jt krn adanya fitur utk ditarik oleh penerbit (call feature) dr sekuritas tsb/krn memenuhi
persyaratan utk penyeleaian oleh permintaan pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali dan nilai tercatat netonya hrs
diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag. dr pos kewajiban yg berkaitan
Tunggakan
Jumlah tunggakan atas pinjman pem. hrs disajikan dlm bentuk daftar umur (aging schedule) kreditur pd Catatan atas Lapkeu sbg bag
pengungkapan kewajiban
Restrukturisasi utang
Restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur hrs mencatat dampak restrukturisasi secara prospektif
sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tdk boleh mengubah nilai tercatat utang pd saat restruturisasi kecuali jika nilai
tercatat tsb melebihi jlh pembayran kas masa depan yg ditetapkan dgn persyratan baru. Informasi tsb hrs diunkapkan dlm
Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan pos terkait
Jika jml pembayaran kas masa depan sbgaimana dipersyaratkan dlm persyaratan utang termasuk pembayaran utk bunga
maupun pokok utang lebih rendah dr nilai yg tercatat, maka debitur hrs mengurangi nilai tercatat utang ke jumlah yg sama
dgn jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yg ditentukan dlm persyaratan baru. Hal tsb hrs diungkapkan dlm
Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan dr pos kewajiban yg berkaitan
Entitas tdk boleh mengubah niali yg tercatat utang sbg akibat dr restrukturisasi utang yg menyangkut pembayaran kasa
masa depan yg tdk dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tdk melebihi nilai tercatat utang
Entitas tdk boleh mengubah nilai tercatat utang sbg akibat dr restrukturisasi utang yg menyangkut pembayaran kas masa
depan yg tdk dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tdk melebihi nialai tercatata utang
Penghapusan Utang
Yaitu pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kpd debitur, baik sbgn/seluruhnya, sesuai perjanjian formal diantara
keduannya
Penyelesaian utang di bawah nilai yg tercatat dan dilakukan dgn pengeluaran kas, maka maka debitur hrs mengurangi nilai
tercatat utang ke jumlah yg sama dgn jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yg ditentukan dlm persyaratan
baru. Hal tsb hrs diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan dr pos kewajiban yg berkaitan
Biaya pinjaman (bunga, amortisasi diskonto/premium) yg secara langsung dpt diatribusikan dgn perolehan/produksi suatu
aset tertentu (qualifying asset) hrs dikapitalisasi sbg bag dr biaya perolehan aset tertentu tsb
Apabila suatu dana dr pinjaman yg tdk secara kusus digunakan utk perolehan aset maka biaya pinjaman yg hrs
dikapitalisasi ke aset tertentu hrs dihitung berdasarkan rata2 tertimbang (weighted average) atas akumulasi biaya seluruh
aset tertentu yg berkaitan selama periode pelaporan
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena:
Pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum dibayar pemerintah pada
akhir tahun anggaran.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban pada dasarnya diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sebagai kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah
atau utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam tahun pelaporan berikutnya. Kewajiban jangka pendek lainnya. Misalnya bunga
pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
dan bagian lancar utang jangka panjang.
Merupakan kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan. Jika pada akhir
periode akuntansi, pemerintah mempunyai utang jangka panjang, maka pemerintah harus
melakukan reklasifikasi kewajiban tersebut ke kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban pada dasarnya diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sebagai kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah
atau utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam tahun pelaporan berikutnya. Kewajiban jangka pendek lainnya. Misalnya bunga
pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
dan bagian lancar utang jangka panjang.
Merupakan kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan. Jika pada akhir
periode akuntansi, pemerintah mempunyai utang jangka panjang, maka pemerintah harus
melakukan reklasifikasi kewajiban tersebut ke kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Contoh:
Pada 1 Juni 2010, Pemerintah Kota XYZ mempunyai utang jangka panjang sebesar Rp
1.000.000.000 yang harus diangsur setiap tahun sebesar Rp. 100.000.000, Pemerintah
Kota XYZ pada akhir tahun 2010 harus melakukan reklasifikasi atas kewajiban tersebut
menjadi:
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp 100.000.000,
Kewajiban Jangka panjang sebesar Rp 900.000.000.
Restrukturisasi kewajiban
Dalam hal terjadi kesulitan likuiditas pemerintah dapat melakukan restrukturisasi atau
pendanaan kembali terhadap utang-utangnya yang akan jatuh tempo. Apabila hal ini terjadi,
entitas pelaporan dapat memasukkan kewajiban jatuh temponya dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan ke dalam klasifikasi kewajiban jangka panjang, jika:
Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar
jangka panjang.
Maksud tersebut didukung
dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali
(refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan
sebelum laporan keuangan disetujui.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Restrukturisasi kewajiban (lanjutan)
Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang sebagai akibat dari
restrukturisasi utang yang menyangkut pembayaran kas masa depan yang tidak
dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tidak melebihi
nilai tercatat utang.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Refinancing atau digulirkan (roll over)
Kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang hanya jika:
Pemberi pinjaman telah menyetujui untuk tidak meminta pelunasan sebagai konsekuensi
adanya pelanggaran, dan
Terdapat jaminan bahwa tidak akan terjadi pelanggaran berikutnya dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Sebagai contoh, Pemerintah Kota XYZ meminjam uang dari lembaga keuangan asing, sebesar
Rp 500.000.000.000 untuk program pembangunan waduk, dengan ketentuan bahwa
pinjaman ini tidak dapat digunakan untuk membiayai program lain. Kalau pinjaman ini tidak
dapat digunakan untuk program tersebut harus dikembalikan. Pinjaman ini telah ditarik pada
tahun 2008. Pinjaman ini akan dibayar secara angsuran selama 20 tahun mulai tahun 2013.
Sampai dengan tahun 2011 ternyata program tersebut macet, dan tidak dapat dilanjutkan.
Oleh karena pinjaman ini harus disajikan sebagai kewajiban jangka pendek.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Perubahan Valuta Asing
Utang pemerintah dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs tengah bank
sentral saat terjadinya transaksi.
Suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, misalnya rata-rata kurs
tengah bank sentral selama seminggu atau sebulan digunakan untuk seluruh transaksi pada
periode tersebut.
Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu
periode tidak dapat diandalkan.
Pada setiap tanggal neraca pos utang pemerintah dalam mata uang asing dilaporkan ke
dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.
Selisih penjabaran pos utang pemerintah dalam mata uang asing antara tanggal transaksi
dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas periode berjalan.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyelesaian Kewajiban Sebelum Jatuh Tempo
Untuk sekuritas utang pemerintah yang diselesaikan sebelum jatuh tempo karena adanya
fitur untuk ditarik oleh penerbit dari sekuritas tersebut atau karena memenuhi persyaratan
untuk penyelesaian oleh permintaan pemegangnya maka perbedaan antara harga
perolehan kembali dan nilai tercatat netonya harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian dari pos kewajiban yang berkaitan.
Apabila harga perolehan kembali adalah sama dengan nilai tercatat (carrying value) maka
penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo dianggap sebagai penyelesaian utang secara
normal, yaitu dengan menyesuaikan jumlah kewajiban dan ekuitas dana yang berhubungan.
Apabila harga perolehan kembali tidak sama dengan nilai tercatat (carrying value) maka,
selain penyesuaian jumlah kewajiban dan ekuitas dana yang terkait, jumlah perbedaan yang
ada juga diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Tunggakan
Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalam bentuk Daftar
Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian pengungkapan kewajiban.
Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun
pemerintah tidak mampu untuk membayar jumlah pokok dan/atau bunganya
sesuai jadwal
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penghapusan utang/kewajiban
Penghapusan utang adalah pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kepada debitur,
baik sebagian maupun seluruhnya, jumlah utang debitur dalam bentuk perjanjian formal
diantara keduanya. Atas penghapusan utang mungkin diselesaikan oleh debitur ke kreditur
melalui penyerahan aset kas maupun nonkas dengan nilai utang di bawah nilai tercatatnya.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Biaya- biaya yang berhubungan dengan utang/kewajiban pemerintah
Biaya-biaya yang berhubungan dengan utang pemerintah adalah biaya bunga dan biaya lainnya
yang timbul dalam kaitan dengan peminjaman dana. Biaya-biaya dimaksud meliputi:
Bunga dan provisi atas penggunaan dana pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun
jangka panjang;
Perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata uang asing sejauh hal tersebut
diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Pengakuan kewajiban
Kewajiban pemerintah diakui jika besar kemungkinan pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan kewajiban
tersebut dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dapat timbul dari:
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Contoh:
Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan pertukaran sebagai berikut: Pada tanggal 10
Oktober 2012, Pemerintah Kota XYZ melakukan pengadaan personal computer (PC)
dengan PT ABC dengan nilai Rp 100.000.000. Pemerintah Kota XYZ dan PT RST sepakat
untuk pembayaran komputer tersebut dilakukan pada 1 Maret 2013.
Atas transaksi tersebut,
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Kejadian-kejadian tertentu dapat mengakibatkan timbulnya kewajiban
pemerintah.
Hal ini terjadi karena pemerintah memutuskan untuk bertanggung jawab terhadap suatu
kejadian bencana alam. Biaya-biaya tersebut dapat memenuhi definisi kewajiban jika
pemerintah secara formal mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan pemerintah,
baik biaya yang timbul dari transaksi dengan pertukaran atau tanpa pertukaran.
Contoh: dalam kasus bencana alam di DIY, bagi setiap keluarga yang rumahnya roboh akan
diberikan ganti rugi Rp 30 juta. Apabila sudah dicantumkan dalam peraturan (surat
ketetapan) yang sah, tetapi belum dibayar, pemerintah DIY dapat mengakui kewajiban dan
biaya untuk kondisi di atas jika memenuhi dua kriteria berikut:
DPR/DPRD telah menyetujui atau mengotorisasi sumber daya yang akan digunakan,
Transaksi dengan pertukaran timbul (misalnya saat kontraktor melakukan perbaikan) atau
jumlah transaksi tanpa pertukaran belum dibayar pada tanggal pelaporan (misalnya
pembayaran langsung ke korban bencana).
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Pengukuran kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang
Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama
kali transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah.
Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian dikarenakan
perubahan kurs valuta asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar,
diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyajian dan pengungkapan kewajiban
Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk
memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya.
Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan
berdasarkan pemberi pinjaman;
Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang
pemerintah dan jatuh temponya;
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyajian dan pengungkapan kewajiban
Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku;
Pengurangan pinjaman;
AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyajian dan pengungkapan kewajiban
Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan
kreditur.
Biaya pinjaman:
Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan; dan
Pernyataan standar ini harus diterapkan oleh seluruh entitas pelaporan dlm menyusun lapkeu yg menckup lapkeu semua entitas akuntansi, termasuk BLU, yg
berada di bawah pem. pusat/daerah
Koreksi kesalahan
Kesalahan yg tdk berutang (yg terjadi dlm periode berjalan dan periode sebelumnya);
Kesalahan yg berutang dan sistematik (yg terjadi krn sifat alamiah/normal co.:ada penerimaan pajak dr wp yg memerlukan koreksi krn ada restitusi pajak)
Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan apabila penerapan penerapan kebijakan akuntansi berbeda yg diwajibkan oleh perUUan/standar akuntansi pem yg
berlaku/apabila diperkirakan bahwa perubahan tsb akan mengahsilkan informasi mengenai posis keuangan, kinerja keuangan/arus kas yg lebih relevan dan
lebih andal dlm penyajian lapkeu entitas
Perubahan akuntansi tidak mencakup:
Suatu kejadian/transaksi yg secara jelas berbeda dr aktifitas biasa (hanya peristiwa2 yg belum pernah/jarang terjadi sebelumnya)
Suatu kejadian yg sukar diantisipasi krn tdk tercermin dlm anggaran
Suatu kejadian yg berada di luar kendali/pengaruh entitas
Suatu peristiwa yg tidak menyerap porsi signifikan dr anggaran belanja tak tersangak/anggaran belanja lain tidak termasuk dalam peristiwa luar
biasa tapi sebaliknya apabila menyerap 50%/lebih sehingga diperlukan pergeseran mata anggaran belanja yg lain maka peristiwa tsb sbg peristiwa
luar biasa
Persyaratan peristiwa tergolong peristiwa luar biasa:
Hakekat, jumlah dan pengaruh yg diakibatkan peristiwa luar biasa hrs diungkapkan secara terpisah dlm Catatan atas Lapkeu
KOREKSI KESALAHAN
Filosofi Lapkeu Yang Bebas Dari Kesalahan
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan.
Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan
maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan
Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul
o
o
o
o
o
karena:
keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran
kesalahan perhitungan aritmatik
kesalahan penerapan standar dan kebijakan akuntansi
kesalahan interpretasi fakta
kecurangan atau kelalaian.
Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih
laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak
dapat diandalkan lagi.
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan-Tidak Berulang (terjadi tahun berjalan)
Menurut paragraf 11 PSAP No. 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun
yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode
yang berjalan
Contoh: (mempengaruhi kas)
Pada tanggal 15 Mei 2013, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp 713.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp 731.000.000,-. Pada waktu dilakukan kas opname,
ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku dan
setelah diteliti perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan tanggal 15 Mei
2013. Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2013 : Kelebihan pencatatan
pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18. 000.000, (Rp 731.000.000 - Rp
713.000.000) dilakukan koreksi dengan jurnal sebagai berikut:
SKPD
Dr R/K BUD/PPKD
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan (lanjutan)
Contoh:
BUD/PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000
Contoh: (tidak mempengaruhi kas)
Pada Tanggal 15 Mei 2013, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai
Rp 731.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp 731.000.000 sebagai belanja barang. Pada waktu
menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal
15 Mei 2013, maka transaksi tersebut akan dikoreksi seperti berikut:
Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai berikut:
SKPD
Dr. Belanja Pegawai
Rp. 731.000.000
Cr. Belanja Barang
Rp. 731.000.000
BUD/PPKD
Tidak ada Jurnal
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Menurut paragraf 12 PSAP No. 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas
apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan
Contoh:
Pada tanggal 20 April 2013, diterima setoran atas pendapatan Retribusi Parkir dengan STS
No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama STS tersebut
dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 31.000.000,-. Pada bulan Januari 2014
waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara
saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000
Rp 13.000.000).
Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut pembetulan dilakukan dengan jurnal
koreksi sebagai berikut:
SKPD
Dr. Pendapatan retribusi
Rp. 18.000.000
Cr. R/K BUD/PPKD
Rp. 18.000.000
BU/PPKD
Dr. Pendapatan retribusi Rp. 18.000.000
Cr. Kas di kas daerah
Rp. 18.000.000
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Contoh:
Pada Tanggal 15 Mei 2013, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan nilai
Rp. 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp. 531.000.000,-.
Pada bulan Januari 2014 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan
perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku
sebesar
Rp.18.000.000 (Rp. 531.000.000 Rp. 513.000.000).
Atas kesalahan tersebut belanja pegawai harus dikurangi sebesar Rp18.000.000
(Rp531.000.000-Rp513.000.000) dan dikoreksi dengan jurnal sebagai berikut:
SKPD
Dr. R/K BUD/PPKD
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000
BUD/PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Menurut paragraf 13 PSAP No. 10, Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas serta mempengaruhi secara
material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset,
serta akun ekuitas dana yang terkait.
Contoh:
Pada Tanggal 20 Oktober 2013, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @ Rp
255.000.000,- pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,-. Pada
hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar
Rp 550.000.000,-. Pada Bulan Juni 2014 laporan keuangan Tahun Anggaran 2013 telah
diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan
dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS atas pengadaan mobil dinas pada tanggal
20 Oktober 2013 yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 sehingga harus dilakukan
pengembalian belanja tersebut oleh pemasok sebesar Rp 40.000.000,-. Penagihan
kepada pemasok sudah berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2014
sebesar Rp 40.000.000,- Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan
pendapatan yang diikuti penurunan aset. Transaksi tersebut akan dibukukan seperti
berikut:
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Contoh:
Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: (lanjutan)
SKPD
Jurnal tanggal 20 Oktober 2013
Dr. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Rp. 550.000.000
Cr. R/K BUD/PPKD
Rp. 550.000.000
Dan
Dr. Aset Tetap- Peralatan dan Mesin
Rp. 550.000.000
Cr. Ekuitas Dana Investasi- Diinvestasikandalam Aset Tetap Peralatan dan Mesin
Rp. 550.000.000
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Contoh:
Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: (lanjutan)
BUD/PPKD
Jurnal tanggal 20 Oktober 2013
Dr. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp. 550.000.000
Cr. Kas di kas daerah
Rp. 550.000.000
Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2014
Dr. Kas di Kas Daerah
Rp. 40.000.000
Cr. Pendapatan Lain-lain
Rp. 40.000.000
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Menurut paragraf 15 PSAP No. 10, koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang
tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi
kas, apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan
pada akun ekuitas dana lancar.
Contoh:
Pada tanggal 9 Pebruari 2013, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti
STS sejumlah Rp 8.575.000. dan salah dibukukan sebesar Rp 8.275.000. Kesalahan atas
pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2014 dimana laporan keuangan Tahun
Anggaran 2013 telah diterbitkan.
Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo Kas dan SiLPA
menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus ditambah. Transaksi
transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut:
SKPD
Jurnal tanggal 9 Februari 2013
Dr. R/K BUD/PPKD
Rp. 8.275.000
Cr. Lain-lain PAD- Pendapatan sewa
Rp. 8.275.000
Jurnal Koreksi
Tidak ada jurnal
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Transaksi transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: (lanjutan)
BUD/PPKD
Jurnal tanggal 9 Februari 2013
Dr. Kas di kas daerah
Rp. 8.275.000
Cr. Lain-lain PAD- Pendapatan sewa
Rp. 8.275.000
Jurnal Koreksi
Dr. Kas di kas daerah
Rp. 300.000
Cr. SiLPA/SiKPA
Rp. 300.000
KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
KOREKSI KESALAHAN
Pengungkapan Kesalahan
Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya atau periode berjalan
yang bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas, maupun
pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian
tersebut.
Tahun
Perhitungan
Nilai Disusutkan
(Rp.)
2011
250.000.000
2012
20 % X Rp 250.000.000
50.000.000
200.000.000
2013
20 % X Rp 250.000.000
50.000.000
150.000.000
2014
20 % X Rp 250.000.000
50.000.000
100.000.000
2015
20 % X Rp 250.000.000
50.000.000
50.000.000
2016
20 % X Rp 250.000.000
50.000.000
Perhitungan
Nilai Disusutkan
(Rp.)
2013
250.000.000
2012
40 % X Rp 250.000.000
100.000.000
150.000.000
2013
40 % X Rp 150.000.000
60.000.000
90.000.000
2014
40 % X Rp 90.000.000
36.000.000
54.000.000
2015
40 % X Rp 54.000.000
21.600.000
32.400.000
2016
40 % X Rp 32.400.000
12.960.000
19.440.000
Rp.46.000.000
Perubahan Estimasi Akuntansi adalah revisi estimasi akuntansi karena perubahan kondisi
yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan
pengalaman dalam mengestimasi, atau perkembangan lain (Paragraf 4 PSAP No. 10)
Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan
dalam
CALK.
Apabila
tidak
memungkinkan,
harus
diungkapkan
alasan
tidak
Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka
suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut
dihentikan atau dengan kata lain operasi yang tidak dilanjutkan merupakan penghentian
suatu misi atau tupoksi tertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi,
program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa
mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain.
Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan misalnya hakikat operasi, kegiatan,
program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian,
pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan,
dampak sosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada
penghentian apabila ada harus diungkapkan pada CaLK (Paragraf 47 PSAP No. 10)
Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu
harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan.
Dengan demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan.
Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di
akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir
tahun Laporan Keuangan (Paragraf 49 PSAP No. 10).
Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Hal ini
dapat diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot,
pergantian kebutuhan lain.
Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan
seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain.
Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual sarana
operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.
Lapkeu utk tujuan umum dr unit pemerintahan yg ditetapkan sbg entitas pelaporan disajikan secara terkonsolidasi agar mencerminkan satu
kesatuan entitas
Lapkeu konsolidasian pd pem pusat sbg entitas pelaporan mencakup lapkeu semua entitas akuntansi, termasuk lapkeu BLU
Pernyataan standar ini tidak mengatur:
Entitas pelaporan
Entitas Akuntansi
Pengguna anggaran/barang dan menyampaiakn lapkeu sehubungan dgn anggaran/brg yg dikelolanya yg ditujukan kpd entitas pelaporan
Perusahaan negara/daerah merupakan entitas akuntansi namun akuntansi dan penyajian laporannya tidak menggunakan SAP
BLU
Menyelenggarakan pelayanan umum, memungut dan menerima serta menbelanjakan dana masyarakat yg diterima berkaitan dgn pelayanan yg
diberikan, tetapi tdk dibentuk badab hukum sbgmna kekayaan negara yg dipisahkan
Prosedur Konsolidasian
Menggabungkan dan menjumlahkan pos yg diselnggarakan oleh entitas pelaporan dgn entitas pelaporan lainnya dgn/tanpa mengeliminasi pos
timbalbalik (reciprocal accout)
Lapkeu BLU digabungkan pd Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg membawahinya dgn ketentuan:
Lap Realisasi Anggran BLU digabungkan secara bruto kpd laporan realisasi anggaran Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg secara organisatoris
membawahinya
Necara BLU digabungkan kpd neraca Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg secara organisatoris membawahinya
1. Laporan keuangan konsolidasian arus kas yang hanya disajikan oleh entitas yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum;
2. Laporan keuangan konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya disusun
dan disajikan oleh Pemerintah Pusat.
Dalam hal konsolidasi dilakukan tanpa mengeliminasi akun-akun yang timbalbalik, maka nama-nama akun yang timbal balik dan estimasi besaran jumlah
dalam akun yang timbal balik dicantumkan dalam CaLK.
o
o
o
o
Entitas Pelaporan
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Suatu entitas pelaporan ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang
umumnya bercirikan:
Entitas tersebut dibiayai oleh APBN/APBD atau mendapat pemisahan kekayaan dari
anggaran;
Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan;
Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau pejabat negara
yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat; dan
Entitas tersebut menyampaikan pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak
langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.
Dari uraian di atas maka yang termasuk dalam entitas pelaporan meliputi:
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Daerah.
Kementerian negara/lembaga (K/L).
Bendahara Umum Negara (BUN).
Entitas Akuntansi
Entitas akuntansi adalah pengguna anggaran/pengguna barang sebagai entitas akuntansi
menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan
anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan.
Dengan penetapan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku suatu entitas
akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian
program pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas pelaporan.
Suatu entitas akuntansi ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang
umumnya bercirikan:
Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu K/L yang mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran tersendiri, termasuk pengguna dana Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan (APP).
Bendahara Umum Daerah (BUD).
Kuasa pengguna anggaran di lingkungan Pemerintah Daerah bila mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan pengelolaan
kegiatannya dilakukan secara mandiri.
Dengan penetapan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku suatu entitas
akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian
program pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas pelaporan.
EP
LKK
LK
KONSOLIDASI
EP
EP
PENGGABUNGAN
EA
EP
PENGGABUNGAN
EA
Keterangan:
EA: Entitas Akuntansi
EP: Entitas Pelaporan
LK: Laporan Keuangan
LKK: Laporan Keuangan Konsolidasi
EA
EA
PENGGABUNGAN
EA
EA
1. LRA BLU digabungkan secara bruto kepada LRA K/L teknis pemerintah
pusat/daerah yg secara organisatoris membawahinya.
2. Neraca BLU digabungkan kepada neraca K/L teknis pemerintah pusat/daerah
yang secara organisatoris membawahinya.
LAPORAN OPERASIONAL
o
o
1.
2.
3.
4.
LAPORAN OPERASIONAL
o Menurut paragraf 9 PSAP No. 12, Laporan Operasional disajikan sekurangkurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan
suatu entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan dengan suatu
periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas harus mengungkapkan
informasi sebagai berikut:
Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dan catatancatatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
LAPORAN OPERASIONAL
o
1.
2.
3.
4.
Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu,
diulang pada setiap halaman laporan, informasi berikut: (paragraf: 12 PSAP No. 12):
Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;
Cakupan entitas pelaporan;
Periode yang dicakup;
Mata uang pelaporan; dan Satuan angka yang digunakan
LAPORAN OPERASIONAL
12): Lanjutan
3. Surplus/Defisit dari operasional
Yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban dari kegiatan operasional dan selama
satu periode pelaporan.
4. Kegiatan non operasional
Yaitu kegiatan yang sifatnya tidak rutin, termasuk surplus/defisit dari penjualan aset non lancar
dan penyelesaian kewajiban jangka panjang.
5. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
Yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban dari kegiatan non operasional
sebelum pos luar biasa dan selama satu periode pelaporan.
6. Pos Luar Biasa
Yaitu pendapatan/beban yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering/rutin
terjadi, diluar kendali/pengaruh entitas yang bersangkutan dan sifat & jumlah diungkap
dalam CalK.
LAPORAN OPERASIONAL
AKUNTANSI PENDAPATAN-LO
Pendapatan diakui pada saat timbul hak atas pendapatan (hak untuk menagih)
atau pada saat pendapatan direalisasi.
Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan (paragraf 23
PSAP No. 12). Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah pusat
dikelompokkan berdasarkan jenis pendapatan, yaitu pendapatan perpajakan,
pendapatan bukan pajak, dan pendapatan hibah.
Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah daerah
dikelompokkan menurut asal dan jenis pendapatan, yaitu pendapatan asli
daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Masingmasing pendapatan tersebut diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih
dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
AKUNTANSI PENDAPATAN-LO
Lanjutan.....
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatanLO pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.
AKUNTANSI BEBAN-LO
Beban diakui pada saat timbul kewajiban, terjadinya konsumsi aset dan terjadinya penurunan
manfaat ekonomi/potensi jasa. Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau
konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah (paragraf 34 PSAP No. 12) .
Sedang yang dimaksud terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada
saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya
waktu (paragraf 35 PSAP No. 12). Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
adalah penyusutan atau amortisasi.
Menurut paragraf 37 PSAP No. 12, beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan: berdasarkan jenis beban.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban barang, beban bunga,
beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi,
beban transfer, dan beban lain-lain.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban
bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset
tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga.
AKUNTANSI BEBAN-LO
Lanjutan....
Menurut paragraf 39 PSAP No. 12, penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai
metode yang dapat dikelompokkan menjadi:
Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada periode beban
dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya,
koreksi
atas
beban
dibukukan
dalam
pendapatan
mengakibatkan
lain-lain.
Dalam
hal
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah
(paragraf 53 PSAP No. 12).
Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk
bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing
lainnya, maka (menurut paragraf 56 PSAP No. 12):
1. Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi.
2. Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Akuntansi entitas nirlaba diatur dalam PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan
Organsiasi Nirlaba
Suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di
dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba
meliputi DKM, Gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa
sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa
para petugas pemerintah. (Wikipedia:2014)
Suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka
lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Pahala
Nainggolan, 2005).
Org. nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama dan paling
mendasar adalah cara memperoleh sumber daya yg dibutuhkan utk melakukan
berbagi aktivitas operasinya. Org. Nirlaba memperoleh sumber daya dr
sumbangan pr anggota dan para penyumbang lainnya yg tdk mengharapakan
imbalan apapun dr org. nirlaba tsb.
Namun org.nirlaba memiliki karakteristik sbb.:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam
entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah
terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.
Entitas Nirlaba
Entitas Laba
Tujuan
Tidak semata-mata mencari laba, misalnya Mencari Laba, guna meningkatkan kekayaan
untuk memberikan pelayanan pada masyarakat, pemegang saham,
Kepemilikan
Sumber
Pendanaan
Pengukuran
Kinerja
memegang
Tindak
Lanjut Jika ada laba, tidak untuk dibagikan pada Laba
biasanya
dibagikan
atas Laba
pemilik,
pemilik/pemegang saham,
Penyebaran
Tanggung Jawab
dewan
peranan
untuk
Jasa yg diberikan oleh org. nirlaba dan kemampuannya utk terus memberikan jasa tsb.
Secara rinci tujuan lapkeu termasuk CALK, adlh menyajikan informasi mengenai:
a) Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
b) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto
c) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya;
d) Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya;
e) Usaha jasa entitas nirlaba.
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas,
serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada
waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para
penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.
Aset neto terikat permanen adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya
dipertahankan secara permanen. Namun demikian, organisasi nirlaba diizinkan
untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi
lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. Contoh aset jenis ini adalah
dana abadi, warisan, maupun wakaf.
Aset neto tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu berarti sumbangan
tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan tertentu. Pembatasan
tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal
dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan.
Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi
dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksi
dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak
lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa dan menilai pelaksanaan tanggung
jawab dan kinerja manajer.
Laporan akivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas
tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer
dan tidak terikat dalam suatu periode.
o
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen atau
terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya
terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akuntasi.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset
lain(atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak
menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam
suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba
dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi,
dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi,
berulan atau tidak berulang atau dengan cara lain.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba
dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang
tidak digunakan lagi.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas atau CaLK menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi
fungsional seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai
pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban
secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan
mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada
penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi
entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.
Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:
o
Aktivitas pendanaan:
a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang;
b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi
untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana
abadi (endowment);
c) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
o
Contoh laporan keuangan entitas nirlaba bisa dilihat dalam lampiran PSAK terkait
(PSAK No. 45)