Anda di halaman 1dari 252

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

(PUBLIC SECTOR ACCOUNTING)

Dosen Pengampu:
Drs. H. Edy Sudaryanto, Ak.,MM,CA
HP. 08159665927
E-mail: dysudar@yahoo.co.id

STIE KESATUAN BOGOR

BUKU YANG DIPAKAI SEBAGAI RUJUKAN


1. Jones, Rowan, Maurice and Pendlebury, Public Sector
Accounting
2. Hopwood, Anthony and Tomkins, Issues in Public Sector
Accounting
3. Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik
4. Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik
5. Mohammad Mahsum, Firma Sulistyowati, Herbertus Andre
Purwanugraha, Akuntansi Sektor Publik
6. Mohammad Mahsum, Pengukuran Kinerja
7. PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
8. PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
9. Inpres No. 7 Tahun 1999 jo Perpres No. 23 Tahun 2014 tentang
SAKIP

PENGERTIAN

Akuntansi

(proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan transaksi


keuangan yang timbul dari kegiatan suatu organisasi untuk menghasilkan informasi
keuangan berupa posisi keuangan pada batas waktu /cut off tertentu yang berguna untuk
pengambilan keputusan)

Publik
(the part of the economy concerned with providing basic government services)

Akuntansi Sektor Publik


(suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan
transaksi keuangan suatu organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para
pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan)

Domain Publik
Tugas dan fungsi sektor publik
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik

PENGERTIAN
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik (lanjutan)

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Faktor Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
Tingkat inflasi
GNP/GDP
Struktur produksi
Arus modal dalam negeri
Cadangan devisa
Nilai tukar Rp
Utang dan bantuan luar negeri
Infrastruktur
Teknologi
Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
Sektor informal

PENGERTIAN
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik (lanjutan)

o
o
o
o
o
o
o

Faktor Politik
Hubungan negara dgn masyarakat
Legitimasi pemerintah
Tipe rezim yg berkuasa
Idiologi negara
Elit politik dan massa
Jaringan internasional
Kelembagaan

o
o
o
o
o
o

Faktor Budaya
Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
Sistem nilai di masyarakat
Historis
Sosiologi masyarakat
Karakteristik masyarakat
Tingkat pendidikan

PENGERTIAN
Lingkungan yang mempengaruhi sektor publik (lanjutan)

Faktor Demografi

o Pertumbuhan penduduk
o Struktur usia penduduk
o Migrasi
o Tingkat kesehatan

PERAN UTAMA DAN TIPE BARANG


SEKTOR PUBLIK
Peran Utama
1. Regulary Role
2. Enabling Role
3. Direct Provition of Goods and Services

Tipe Barang Yg Dihasilkan Sektor Publik


1. Pure public goods
2. Quasi public goods/ Common pool goods
3. Quasi private goods
4. Pure private goods

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN


SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA
Persamaan

Kedua sektor merupakan bagian integral dari sistem ekonomi di suatu negara
dan menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi

Keduanya menghadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber daya,


sehingga dituntut menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis,
efisiensi dan efektif.

Proses pengendalian manajemen termasuk manajemen keuangan pada


dasarnya sama di kedua sektor.

Sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan.

Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain
yang diisyaratkan

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN


SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA
Perbedaan
Uraian

Sektor Publik

Sektor Swasta

Tujuan Organisasi

Non Profit/ Nir Laba Motive

Profit Motive

Sumber Pendanaan

Pajak, Retribusi, Utang, Obligasi, BUMN/D,


Penjualan Aset Negara, dll.

Pembiayaan internal: modal sendiri, laba


ditahan, penjualan aktiva,
Pembiayaan Eksternal: Utang Bank,
saham, Obligasi

Akuntabilitas

Masyarakat, DPR/D

Pemilik/ Pemegang saham, Kreditor

Struktur Organisasi

Birokratis, kaku, dan hirarkis

Flexibel, Datar, Piramid, Lintas Fungsional

Karakteristik Anggaran

Terbuka untuk publik

Tertutup untuk publik

Basis Akuntansi

Kas Basis, Kas Menuju Akrual, Akrual

Akrual

KONSEP VALUE FOR MONEY (VFM)


Pengertian VFM (+ equity dan equality)
Gambaran secara skematis VFM/3E
Hubungan agen and prinsipal
Konotasi umum:
Sektor Publik = Sarang inefisiensi, pemborosan, sumber
kebocoran dana dan entitas yg selalu merugi

IMPLEMENTASI KONSEP VFM


Implementasi Konsep VFM
VFM merupakan konsep pengelolaan sektor publik yang berdasarkan pada 3 E. Ketiga
hal tersebut merupakan pokok value for money, namun beberapa pihak
berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada
adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Pemerataan (equality) penggunaan uang
publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara merata.
Manfaat implementasi VFM

Meningkatkan pelayanan publik

Meningkatkan efektifitas pelayanan publik, pelayanan tepat sasaran.

Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan


dalam penggunaan input

TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara ekonomis, efisien,
dan efektif atas suatu operasi dan alokasi sumberdaya yang dipercayakan kepada
organisasi. (Tranparancy)
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer sektor publik untuk
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara ekonomis, efisien, dan
efektif program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi wewenangnya; dan
memungkinkan bagi pegawai sektor publik untuk melaporkan kepada publik atas
hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. (Accountablity)

REGULASI PEMERINTAH
DI SEKTOR SWASTA
Pentingya pemerintah melakukan regulasi disektor swasta:
1. Adanya kegagalan pasar
2. Distribusi pendapatan dan kekayaan yg tidak merata
3. Tidak terciptanya stabilitas dan pembangunan

AKUNTANSI MANAJEMEN
DISEKTOR PUBLIK
Akuntansi Manajemen

cenderung memberikan laporan yg bersifat

prospektif dan hanya utk intern organisasi


Akuntansi Keuangan

memberikan informasi yg bersifat historis dan

retrospketif
Pentingnya Akuntansi Manajemen di Sektor Publik:
1. Proses pemilihan program, manfaat program, dan penganggaran
2. Penentuan biaya
3. Penilaian kinerja

HUBUNGAN SEKTOR PUBLIK DAN GG


Prinsip GG menurut UNDP
1. Participation
2. Rule of law
3. Transparency
4. Responsiveness
5. Concensus orientation
6. Equity
7. Efficiency & effectiveness
8. Accountability
9. Strategic vision

HUBUNGAN SEKTOR PUBLIK DAN GG


Prinsip GG menurut UNDPGismar dan Hidayat (2010)
1. Partisipasi
2. Keadilan
3. Akuntabilitas
4. Transparansi
5. Efisiensi dan efektivitas

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Karakteristik suatu teori
1.The ability to explain
2.The ability to predict
3.The ability to control given phenomena
Tujuan mempelajari teori akuntansi
Memahami praktik akuntansi yg saat ini ada
Mempelajari kelemahan/kekurangan dari praktik akuntansi yg saat ini dilakukan
Memperbaiki praktik akuntansi dimasa mendatang
Jenis suatu disiplin ilmu
Abstract sciences (co: matematika, ilmu logika, metafisik)
General descriptive sciences (co: ilmu kimia, biologi, sosiologi)
Special derevative sciences(co: botani, zologi, minerologi, etnologi)
Sypnotic sciences(co: auditing, geologi, geografi)
Applied sciences (co: akuntansi)
Akuntansi Sektor Publik masuk dalam disiplin ilmu?

PENGEMBANGAN
TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Tujuan
1.Memperbaiki praktik akuntansi yg saat ini dilakukan
2.Memperbaiki Lapkeu yg mampu menyajikaninformasi keuangan yg relevan dan akurat
Kendala ASP
Obyektifitas
Konsistensi
Daya Banding
Tepat waktu
Ekonomis dlm penyajian laporan
Materialitas
ASP perlu Standar?

MANFAAT RENSTRA BAGI PEMDA


Sebagai sarana utk memfasilitasi terciptanya anggaran yg efektif
Sebagai sarana utk memfokuskan Kepala Daerah pd pelaksanaan
stregi yg ditetapkan
Sebagai sarana utk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya
yg optimal
Sebagai kerangka utk pelaksanaan tindakan jk pendek
Sebagai sarana bagi aparat pemda utk memahami strategi scr lebih
jelas
Sebagai alat utk memperkecil rentang alternatif strategi

VISI

MISI

Perencanaan
Kinerja
(Performance Planning)

TUJUAN
OUTCOMES
SASARAN

INDIKATOR
KINERJA

TARGET

INDIKATOR
KINERJA

TARGET

KEBIJAKAN

MEANS

PROGRAM

KEGIATAN

20

PERUMUSAN STRATEGI
strategy can defined as the plans and activities developed by an organization in
pursuit of its goals and obyectives, particularly in regard to positioning itself
to meet external environmental demands relative to its competetion
(Brison JM,1995)
How do we
mesasure our
progress?

How do we get
there?

Where do we want
to be?

Where are we
now?
Strategic Palnning Formulation For Public Sector
( Kisella ,Andrey, 2003 )

PERUMUSAN STRATEGI
Where are we now?

Analisis lingkungan strategis (SWOT)


Pernyataan Misi, Nilai, Budaya & Etika
Organisasi

Where do we want to be?

Pernyataan visi
Perumusan tujuan dan sasaran strategis

How do we get there?

Perumusan strategi (kebijakan & program)


Pengembangan indikator kinerja

How do we measuer our progress?

Pemantauan, evaluasi dan


pelaporan

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Pengertian:
Pernyataan estimasi kinerja yg akan dicapai oleh suatu organisasi dlm periode tertentu yg dinyatakan dlm
ukuran moneter
Dalam org. sektor publik anggran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program2 yg dibiayai dari uang publik

Fungsi anggaran bagi org. sektor publik


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat perencanaan (planning tool)


Alat pengendalian (control tool)
Alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Alat politik (politic tool)
Alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication tool)
Alat penilaian kinerja (performance meusurement tool)
Alat motivasi (motivation tool)
Alat untuk menciptakan ruang pblik (public sphere)

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Pengendalian anggaran sektor publik:


1.
2.
3.
4.

Membandingkan kinerja nyata dengan yang dianggarkan


Menghitung selisih anggaran (favourable and unfavourable variances)
Menemukan penyebab yg dapat dikendalikan (controllable) dan yg tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable)
Merivisi standar biaya atau target anggran untuk tahun berikutnya

Jenis pengeluaran anggaran sektor publik


1.

Anggaran operasional (operation/recurrent budget)


digunakan untuk merencanakan
kebutuhan sehari2 dlm menjalankan pemerintahan
Pengeluaran yg manfaatnya hanya untuk 1 tahun anggran dan tidak dapat menambah aset/kekayaan
pemerintah
2. Anggaran modal /investasi (capital/investment budget)
Menunjukkan rencana jk panjang dan pengeluarannya dlm bentuk: aktiva tetap (gedung, peralatan,
kendaraan, perabotan dll)
Pengeluaran yg manfaatnya cenderung melebihi 1 tahun anggaran dan akan menambah aset/kekayaan
pemerintah serta menambah anggaran rutin (operasional dan pemeliharaan)

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Prinsip2 anggaran sektor publik:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Otorisasi (persetujuan) legislatif


Komprehensif (tidak ada non/off budget)
Keutuhan anggaran (terhimpun dlm general fund)
Jumlah yg telah disetujui legislatif harus digunakan secara 3 E (Non discreationary appropriation)
Periodik
Akurat (tidak ada cadangan tersembunyi)
Jelas (sederhana, mudah dipahami, tidak membingungkan)
Diketahui oleh publik (transparan)

Tahapan/siklus anggran sektor publik


1.
2.
3.
4.

Tahap persiapan (preparation)


penetapan pagu indikatif untuk masing2 K/L
Tahap ratifikasi (approval/ratification)
pebahasan dengan legislatif untuk menetapkan
anggaran definitif
Tahap implementasi (implementation)
setelah anggaran disetujui oleh legislatif baru
dilaksanakan oleh eksekutif
Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)
akuntabilitas

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Jenis pendekatan anggaran sektor publik:
1.
2.

Tradisional (Konvensional) ciri: line item, dan incrementalism


New publik management (NPM) ciri: berorientasi pada kinerja yang meliputi : planning programming
and budgeting system (PPBS), zero based budgeting (ZBB)

Tradisional/Konvensional
1. Ciri anggaran line item
didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran
Metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item2 penerimaan/pengeluaran yg telah ada dalam
struktur anggaran, walaupun secara riil item tertentu sudah tidak releva lagi untuk digunakan saat ini
2. Ciri anggaran Incrementalism
hanya menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item2
anggaran yang sudah ada sebelumnya sbg dasar untuk menyesuaikan besarnya
penambahan/pengurangan (%) tanpa dilakukan kajian yg mendalam
Anggaran berbasis konvensional ini kinerja dinilai berdasarkan habis/tidaknya anggaran yg diajukan dan
bukan berdasarkan output/outcome

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Kelebihan dan kelemahan anggaran berbasis konvensional:
Kelebihan

mudah, cepat, dan sederhana

Kelemahan

Hubungan yg tidak memadai (terputus) antara anggaran dengan renstra

Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh
efektivitasnya

Lebih berorientasi pd input dp output

Sekat2 antar departemen yg kaku mebuat tujuan nasional sulit dicapai

Proses anggaran terpisah antara belanja operasioanl dan modal/investasi

Anggaran bersifat tahunan

Sentralisasi penyiapan anggaran, sehingga kurang didukung informasi yg memadai

Persetujuan anggran terlambat, hal ini sering timbul revisi anggaran dan manipulasi anggaran

Sistem informasi finansial kurang memadai sehingga mengahmbat pengendalian, identifikasi


masalah/hambatan dan tindakan perbaikan

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


NPM

berorientasi pd kinerja

Model pemerintahan era NPM yang diajukan osborne dan Gaebler (1992) yang disebut
dengan Reinventing Government
Perpekstif pemerintah menurut osborne dan Gaebler adalah:
1.Pemerintah yg katalis (fokus pd pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik.Pelayanan publik diserahkan keswasta)
2. Pemerintah milik masyarakat (memberdayakan masyarakat dgn melayani misal
Kamra)
3.Pemerintah yg kompetitif (mendorong semangat kompetisi dlm pemberian pelayanan
publik)
4.Pemerintah yg digerakkan oleh misi (mengubah organisasi yg digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yg digerakkan oleh misi)

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Perpekstif pemerintah menurut osborne dan Gaebler (lanjutan):
5. Pemerintah yg berorientasi pd hasil (membiayai output/outcome dan bukan input)
6. Pemerintah yg berorientasi pd pelanggan
7. Pemerintah wirausaha (mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan)
8. Pemerintah antisipatif (berupaya mencegah dp mengobati)
9. Pemerintah . desentralisasi (dari hirarki menuju partisipatif dan tim kerja)
10. Pemerintah yg berorientasi pd mekanisme pasar (mengadakan perubahan dgn mempertimbangkan
mekanisme pasar bukan dgn mekanisme administratif (sisdur dan pemaksaan)

PPBS
Teknik penganggaran yg didasarkan pd teori sistem yg berorientasi pd output dan tujuan dgn penekanan
utama pd alokasi sumberdaya berdasarkan analisa ekonomi. Sistem penganggaran ini tidak
mendasarkan pd struktur organisasi tradisional yg terdiri dari devisi/bagian akan tetapi berdasarkan
program

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

PPBS (proses implementasi PPBS)


1.
2.
3.
4.
5.

Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi yg jelas


Identifikasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yg ditetapkan
Evaluasi berbagai alternatif program dgn menghitung cost-benefit dr masing2 program
Pilih program yg memiliki manfaat besar dgn biaya yg kecil
Alokasi sumberdaya kemasing2 program yg disetujui

Kelebihan PPBS
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memudahkan dlm pendelegasian tanggungjawab dr manajer puncak kemanajer menengah


Jk panjang dapat mengurangi beban biaya
Memperbaiki kualtas pelayanan melalui pendekatan peduli biaya (cost awareness) dlm perencanaan
program
Lintas departemen, sehingga dapat meningkatakan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar
departemen
Menghinklangkan program yg overlapping dan bertentangan dgn tujuan
Mendorong alokasi sumberdaya secara optimal

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Kelemahan PPBS
1.Membutuhkan sistem informasi yg canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran dan staf
yg kapabel
2.Implementasinya membutuhkan biaya yg besar krn faktor penggunaan teknologi canggih
3.Secara teori bagus tapi sulit diimplementasikan
4.Mengabaikan realitas politik dan organisasi yg merupakan kumpulan manusia
5.Penggunaan teknik statistik dlm pengukuran progran sering kurang tepat
6.Sulit dlm mengalokasikan biaya krn masalah teknis (masalah program dan lintas program)

ZBB
Anggaran diasumsikan dari nol sesuai dgn kebutuhan saat ini. Seolah2 proses anggaran dumulai
dari hal yg baru sama sekali. Item2 anggaran yg sudah tidak relevan dan tidak mendukung
pencapaian tujuan organisasi dapat dihilangkan dr struktur organisasi atau mungkin jg muncul item
baru
tertentu
Proses implementasi ZBB
1.Identifikasi unit2 keputusan (pusat petanggunjawaban/unit2 pembuatan keputusan)
2.Penetuan paket2 keputusan (ada 2 model paket keputusan: 1 ) Paket keputusan mutually
exclusive (paket2 keputusan yg memiliki fungsi yg sama), 2) Paket keputusan incremental
(menggambarkan tingkat usaha yg berbeda dlm melaksanakan aktivitas)
3.) Meranking dan mengevaluasi paket keputusan berdasarkan manfaat terhadap organsiasi

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Kelebihan ZBB
1.Dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara efisien
2.Fokus pd VFM
3.Memudahkan identifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
4.Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5.Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dlm proses penyusunan anggran
6.Merupakan cara yg sistemetik untuk mendorong organisasi selalu menguji alternatif aktivitas dan
pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran

Kelemahan ZBB
1.Prosesnya memakan waktu lama
2.Cenderung menekankan manfaat untuk jk. pendek
3.Implementasinya membutuhkan teknologi yg maju dan masalah perilkau dlm organisasi
4.Kesulitan dlm merangking dan mereviu paket keputusan
5.Munculnya kesan yg keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk anggaran

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Kesulitan pengetrapan PPBS dan ZBB di sektor publik


1.Keterbatas dlm menganalisa semua alternatif untuk melakukan aktivitasnya
2.Terbatasnya data untuk membandingkan semua alternatif terutama mengukur output
3.Ketidakpastian sumberdaya, pola kebutuhan dimasa depan, perubahan politik dan ekonomi
4.Pelaksanaan teknik akan menimbulkan beban pekerjaan yg berat
5.Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perenkingan program karena konflik kepentingan
6.Seringkali program tidak mungkin dilakukan perubahan secara cepat dan tepat
7.Hambatan birokrasi dan perlawanan politik untuk dilakukan perubahan
8.Pelaksanaan teknik sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik
9.Birokrasi beroperasi pd hal2 yg irasional

Hubungan Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran


Pemerintah Pusat dan Daerah
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN MENURUT UU NOMOR 32/2004

Perkembangan Perundang-undangan tentang Perencanaan dan Penganggaran


Pemerintah Daerah (lanjutan)
Alur Perencanaan Pembangunan Daerah menurut UU Nomor 25/2004

REFORMASI PENGANGGARAN

Unifikasi anggaran, yang mengkonsolidasi pengeluaran


rutin dan pengeluaran pembangunan;

Penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah


(medium term expediture framework/MTEF), yang
mempererat perencanaan dan penganggaran serta
meningkatkan derajat prediksi kemampuan anggaran
jangka menengah; dan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja dan untuk


tingkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan pemerintah.

HARGA PELAYANAN PUBLIK


(CHARGING FOR SERVICE)
Berapa harga pelayanan yg harus dibebankan ke publik?
Pemerintah harus menentukan berapa beban yang pantas dan wajar
Biasanya beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut (full cost
recovery)
Namun untuk menghitung biaya total mengalami kesulitan, karena:
1.Total cost tidak diketahui secara tepat
2.Sulit mengukur jumlah yg dikonsumsi (secara individu)
3.Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan publik untuk membayar
4.Tidak ada batasan biaya2 apa saja yg harus dibebankan

Biasanya pelayanan gratis kualitas pelayanannya kurang memuaskan disebabkan


insentif yg rendah

Marginal cost=harga (biaya) pelayanan


(marginal cost adalah biaya yg dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan)

PENGUKURAN KINERJA
Maksud pengukuran kinerja sektor publik
1. Dapat membantu memperbaiki kinerja pemerintah (fokus pd tujuan dan sasaran program unit kerja)
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumberdaya dan pembuatan keputusan
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan memperbaiki
komunikasi antar lembaga publik

Tujuan sistem pengukuran kinerja


1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and buttom up)
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur
perkembangan pencapaian strategi
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
memotivasi goal congruence
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif
yg rasional

PENGUKURAN KINERJA
Informasi yg digunakan dlm pengukuran kinerja
1. Finansial

diukur berdasarkan pd anggaran yg dibuat (Penilaian dilakukan dgn

menganalisis varians /selisih/perbedaan antara kinerja aktual dgn yg dianggarkan)

2. Non-finansial

Teknik pengukuran kinerja dgn Balanced Scorecard yg melibatkan

4 aspek:
a. Perspektif finansial (financial perspective)
b. Perspektif kepuasan pelanggan (customer perspective)
c. Perspektif efiisiensi proses internal (internal process efficiency)
d. Perspektif pemebelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective)
Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci atau biasa disebut sebagai
Key Success Factor, Key Result Factor
Variabel Kunci

Variabel yg mengindikasikan faktor2 yg menjadi sebab kesuksesan organisasi

PENGUKURAN KINERJA
Karakteristik Variabel Kunci (Key Succes Factors/KSF)
1. Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan/kegagalan organisasi
2. Sangat volatile dan dapat berubah dgn cepat
3. Perubahannya tidak dapat dipridiksi
4. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera
5. Variabel tsb.dapat diukur, baik secara lsg maupun ukuran antara (surrogate)
Co.: Ukuran antara tentang Kepuasan Masyarakat ukuran antaranya sbg variabel kunci
misalnya jumlah aduan, tuntutan dan demonstrasi
Penentuan Indikator Kinerja melalui pengukuran Kinerja dgn mengidentifikasi KSF
dapat berbentuk:
1. Faktor keberhasilan utama (critical succes factors/csf)
area yg mengidentifikasikan
kesuksesan kinerja orgnasisasi
2. Indikator kinerja kunci (key performance indicator)
sekumpulan indikator yg
dapat dianggap sbg ukuran kinerja kunci baik finasial/non finansial . Indikator ini dapat
digunaka pimpinan untuk mendeteksi dan capaian kinerja

PENGUKURAN KINERJA
Pertimbangan dalam penentuan indikator kinerja
1.
2.
3.
4.
5.

Biaya pelayanan (cost of service)


Penggunaan (utilization)
Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)
Cakupan pelayanan (coverage)
Kepuasan (satisfaction)

Pengertian ukuran kinerja dan indikator kinerja


Ukuran kinerja
penilaian kinerja secara langsung
Indikator kinerja
penilaian kinerja secar tidak langsung (yg merupakan indikasi2
kinerja)

Konsep Pengukuran
Kinerja
Biaya

Ekonomi

Efisiensi

Value for Money

Input

Proses

Output
Efektivita
s

Outcome

PENGUKURAN KINERJA
Contoh Variabel Kunci

Dinas/ Unit Kerja

Variabel Kunci

Rumah Sakit dan Hotel

Tingkat hunian kamar

Puskesmas

Jumlah pasien yg dilayani per hari

PLN

KWH yg terjual

Telkom

Jumlah pulsa yg terjual

PDAM

Jumlh debit air yg terjual

DLLAJ

Kapasitas tempat duduk angkutan umum

PU

Panjang jalan yg diperbaiki

Kepolisian

Jumlah kriminalitas yg tertangani


Jumlah kecelakaan lalu lintas

DPR/DPRD

Jumlah RDP yg dilakukan


Jumlah peraturan yg dibahas

Dispenda

Jumlah pendapatan yg terkumpul

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Apakah ada teori tentang akuntansi sektor publik?

1.
2.
3.

Suatu teori minimal hrs memenuhi 3 kriteria dasar:


The ability to explain;
The ability to predict;
The ability to control given fenomena.

Tujuan mempelajari teori akuntansi


1. Untuk memahami praktik akuntansi yg ada saat ini
2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dr praktik akuntansi yg saat ini
dilakukan
3. Memperbaiki akuntansi utk masa yad

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Klasifikasi suatu disiplin ilmu
1. Ilmu murni/abstrak (abstract sciences), Co.: matematika, ilmu logika,
metafisika
2. Ilmu deskriftif (general descriptive sciences), ilmu yg mendasarkan
pengetahuannya melalui observasi dan pendiskripsian suatu fenomena aktual,
Co.: ilmu kimia, biologi, sosiologi
3. Ilmu derevatif (special derivative sciences), turunan dr ilmu lain, Co.: ilmu
botani, zoologi, minerologi, etnologi
4. Ilimu sinoptis (synoptic sciences), turunan dr special derivative sciences yg
merupakan gabungan dr beberapa disiplin ilmu, Co.: auditing, geologi, geografi
5. Ilmu terapan (applied sciences), disiplin ilmu yg scr khusus terpisah dr disiplin
ilmu lain, namun bisa juga kombinasi dr berbagai prinsip yg diambil dr disiplin
ilmu lain yg disesuaikan dgn kebutuhan prkatis ilmu tsb.,Co.: ilmu akuntansi,
ilmu pemerintahan
Ilmu akuntansi sektor publik masuk disiplin ilmu yg mana?

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Ilmu akuntansi sektor publik masuk disiplin ilmu yg mana, apakah ilmu
akuntasi sektor publik memenuhi suatu body of knowledge, yg meliputi
konsep dasar ( philosophical foundation), postulet, teori, konsep, prinsip,
standar, dan praktik akuntansi?
Akuntasi sektor publik sendiri merupakan satu cabang dr ilmu akuntansi itu
sendiri, oleh krn itu pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat
tergantung pd perkembangan ilmu akuntansi.
Pengembangan akuntansi sektor publik dilakukan dlm rangka utk memperbaiki
praktik yg saat ini dilakukan, hal ini dlm rangka utk meningkatkan kualitas
lapkeu sektor publik (lapkeu yg mampu menyajikann informasi keuangan yg
relevan dan andal/reliable

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kendala

(contraints)

yg

dihadapi

akuntansi

sektor

publik

utk

menghasilkan lapkeu yg relevan dan andal


1. Obyektivitas (terkait benturan kepentingan antara kepentingan menajemen dan
stakeholders. Masalah obyektivitas dpt dijelaskan melalui teori kontrak antara
agen dan prinsipal).
2. Konsistensi (terkait penggunaan metode/teknik akuntansi yg sama utk
menghasilkan lapkeu organisasi selama beberapa periode wktu scr berturutturut. Tujuannya adalah agar lapkeu dapat diperbandingan kinerjanya dr tahun
ketahun).
3. Daya banding (lapkeu sektor publik hendaknya dpt diperbandingkan antar
periode waktu dan organisasi yg lain yg sejenis).

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kendala

(contraints)

yg

dihadapi

akuntansi

sektor

publik

utk

menghasilkan lapkeu yg relevan dan andal (lanjutan)


4. Tepat waktu (lapkeu hrs disajikan tepat waktu agar dpt digunakan sbg dasar
pengambilan

keputusan

eksospol

serta

utk

menghindari

tertundanya

pengambilan keputusan tsb.Permaslahan di lapangan semakin banyak


informasi yg dibutuhkan, semakin banyak pula waktu yg dibutuhkan untuk
menghasilkan berbagai informasi yg dibutuhkan tsb.)
5. Ekonomis dlm penyajian laporan (terkait biaya yg diperlukan dlm pengumpulan
informasi yg dibutuhkan, semakin banyak informasi yg diperlukan semakin
banyak pula biaya yg dibutuhkan dan hrs memenuhi persyaratan cost an
benefit)
6. Materialitas (penentuan materialitas terkait profesional judgement namun
pertimbangan tsb tdk dapat dilakukan menurut selera pribadi)

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Perlunya standar akuntansi sektor publik
Standar diperlukan dlm kaitan sbg pedoman/prinsip2 yg mengatur perlakuan
akuntansi dlm penyusunan lapkeu utk tujuan bagi para pengguna lapkeu,
sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yg digunakan utk
mengimplementasikan standar. Utk
ditetapkan,

sistem

akuntansi

memastikan diikuitinya prosedur yg telah

sektor

publik

hrs

dilengkapi

dgn

sistem

pengendalian intern atas penerimaan dan pengeleuaran dana publik


Pertimbangan dlm penetapan standar akuntansi
1. Standar memberikan pedoman ttg informasi yg hrs disajikan dlm laporan posisi
keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi
2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yg
memungkinkan pengujian scr hati2 dan independen saat menggunakan keahlian
dan integritasnya dlm mengaudit laporan suatu organisasi dan membuktikan
kewajarannnya

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Pertimbangan dlm penetapan standar akuntansi (lanjutan)
3. Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yg perlu disajikan yg
berkaitan dgn berbagai variabel yg patut dipertimbangkan dlm bidang
perpajakan, regulasi, perencanaan, ekonomi dan peningkatan efisiensi dan
tujuan sosial lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yg penting bagi seluruh pihak yg
berkepentingan dlm disiplin ilmu akuntansi

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Tujuan akuntansi keuangan di sektor publik
Menyajikan laporan keuangan bagi pengguna eksternal (menyangkut tujuan,
jenis, sistem, standar lapkeu sektor publik)
Penghitungan biaya pelayanan publik (menyangkut akuntansi biaya sektor publik
yg merupakan hybrid dr akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen sektor
publik)
Teknik akuntansi keuangan sektor publik
1. Akuntansi anggaran
2. Akuntansi komitmen
3. Akuntansi dana
4. Akuntansi kas
5. Akuntansi akrual

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi anggaran
Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yg banyak digunakan organisasi
sektor publik, yg mencatat dan menyajikan akun operasi dlm format yg sama dan
sejajar dgn anggarannya. Jumlah belanja yg dianggarkan dikreditkan terhadap
akun yg sesuai kemudian apabila belanja tsb. direalisasikan, maka akun tsb. di
debet kembali. Saldo yg ada dgn demikian menunjukkan jumlah anggaran yg
belum dibelanjakan.
Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan scr sistematik dan kontinyu jumlah
anggaran dgn realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah utk menekankan
peran anggaran dlm siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah teknik ini sangat komplek. Lebih mudah
dan komprehensif apabila akun2 yg ada menunjukkan pendapatan dan biaya yg riil
dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya yg dianggarkan.

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi komitmen
Sistem akuntansi yg mengakui transaksi dan mencatatnya pd saat order dikeluarkan.
Sistem akuntansi basis akrual mengakui biaya pd saat faktur diterima dan
mengakui pendapatan pd saat faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dpt
dipergunakan bersama-sama dgn akuntansi basis kas.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah utk mengendalikan anggaran. Agar manajer
dpt mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yg telah
digunakan berdrkan order yg telah dikeluarkan.
Kelemahan akuntansi komitmen ini adalah akun yg dicatat berdasarkan order yg
dikeluarkan. Pd hal scr legal tdk ada yg mengatur hrs patuh terhadap order yg
terjadi dan orderpun dpt dgn mudah dibatalkan sehingga menjadi sulit utk
mengakui biaya2 utk periode akuntansi ybs. yg hanya mendasarkan atas order yg
dikeluarkan.

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi dana (fund accounting)
Di sektor publik peran penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting.
Pd awalnya pengertian dana diartikan sbg dana kas (cash fund) . Tiap2 dana disimpan
pd laci ( cash drawer) yg terpisah, beberapa tagihan diambilkan dr laci2 yg ada.
Namun saat ini dana dimaknai sbg entitas anggaran dan entitas akuntansi yg
terpisah, termasuk sumber daya non-kas diperhitungkan didlmnya.
Perbandingan akuntansi dana versi sektor komersial dan sektor publik sbb.:

o
o
o
o
o

Sektor komersial: A = U+KB


Sektor publik
: yg terdiri dari:
Dana 1: A = U+SD
Dana 2: A = U+SD
Dana 3: A = U+SD
Dana n: A = U+SD
Aktiva Tetap & Utang Jk Panjang

Yg harus
dikonsolidasikan
menjadi satu kesatuan
entitas

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi dana (fund accounting)
Ada 2 jenis dana yg digunakan disektor publik:
1. Dana yg dapat dibelanjakan (expendable fund)

digunakan utk mencatat nilai

aktiva, utang, perubahan aktiva bersih dan saldo dana bersih yg dapat dibelanjakan
utk kegiatan yg bertujuan utk tdk mencari keuntungan (governmental funds)
2. Dana yg tdk dibelanjakan (nonexpendable fund)

digunaka utk mencatat

pendapatan, biaya, aktiva, utang dan modal utk kegiatan yg sifatnya mencari
keuntungan. Jenis dana ini digunakan disektor komersial/privat (proprietory funds/
full accrual).

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pd saat kas diterima, dan pengeluaran
dicatat pd saat kas dikeluarkan.
Keunggulan basis kas adalah dapat mencerminkan penegluaran yg actual, riil dan
obyektif, namun GAAP tdk menganjurkan pencatatan dgn dasar kas krn tdk
mencerminkan kinerja yg sesungguhnya.
Co.: Penerimaan pinjaman dicatat sbg pendapatan (revenue) dan bukan sbg utang
dan utk mengoreksinya tdk hanya menyangkut kas saja akan tetapi juga
menyangkut aktiva dan utang yg tibul sebelum terjadi transaksi kas. Akibatnya
terjadi saldo yg dicatat menjadi overstated, hal ini dapat menyebabkan pemberosan
anggaran (overspending).

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi akrual
Expense adalah sumber daya yg dikonsumsi selama periode akuntansi, Expenditure
adalah jumlah kas yg dikeluarkan/akan dikeluarkan selama periode akuntansi,
karena govermantel fund tdk memilki catatan modal dan utang (dicatat dalam
aktiva tetap dan utang jk panjang) maka expenditure yg diukur dan bukan expense.
Disektor komersial (proprietary fund), full accrual digunakan utk mencatat revenue
(earned) dan biaya (expense) pd saat terjadi (incurred) atau dgn kata lain biaya
dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.
Aplikasi basis akrual disektor publik pada dasarnya utk menentukan cost services
dan charging for services beda dgn di sektor komersial tujuan aplikasi basis
akrual utk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan
(proper matching cost againts revenue).
Perbedaan ini disebabkan:
Sektor komersial
lebih difokuskan utk memaksimalkan keuntungan (profit
oriented)
Sektor publik
orientasi difokuskan pd optimalisasi pelayanan publik
(public service oriented)

AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Perbedaan akuntansi akrual dan kas

Basis kas: penerimaan kas pengeluaran kas = perubahan kas

Basis

akrual:

pendapatan

(income)

biaya2

(expenses)

Laba/Rugi

(surplus/defisit)

Income: penerimaan kas selama satu periode akuntansi so awal piutang + so


akhir piutang

Expense: kas yg dibayarkan selama satu periode akuntansi so awal utang + so


akhir utang

Akuntansi basis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak


mendapatkan kas serta pengeluaran kas dan kewajiban pembayaran kas.
Dalam basis akrual pendapatan dan biaya diakui pd saat diperoleh (earned) atau
terjadi (incurred), tanpa memandang apakah kas sdh diterima/dikeluarkan

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Aspek (normatif) akuntansi menurut Langenderfer (1973) dalam Glynn (1993) sbb.:
1. Sifat informasi yg diberikan
2. Kpd siapa informasi tsb. diberikan
3. Tujuan informasi tsb. Diberikan

Tujuan dan fungsi lapkeu sektor publik


1. Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship)
2. Akuntabilitas dan Peloporan Retrospektif (accountabillity and retrospective
reporting)
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)
4. Kelangsungan organisasi (viability)
5. Hubungan Masyarakat (public relation)
6. Sumber Fakta dan gambaran (source of facts and figures)

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Dalam concepts statement GASB tentang objectives of financial reporting,
akuntanbilitas merupakan dasar dari pelaporan keuangan di pemerintahan hal ini
dapat dilihat statement GASB (par. 56) sbb.:

... accountability requires governments to answer to the citizenry to justify the raising
of public resources and the purposes for which they are used. Governmental
accountability is based on th belief that the citizenry has a right to know, a right to
receive openly declered facts that may lead to public debate by the citizens and
their elected representatives. Financial reporting plays a major role in fulfilling
govermants duty to be publicly accountable in a democratic society

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Tujuan lapkeu menurut SFAC No. 4 tentang tujuan lapkeu untuk organisasi niirlaba/
nonbisnis sbb.:

1. Lakpkeu organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yg bermanfaat


bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai
lainnya dalam pembuatan keputusan yg rasional mengenai alokasi sumber daya
organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya,
serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yg diberikan
organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberikan pelayanan
tsb.
3. Memberikan informasi yg bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya,
serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi
nonbisnis atas pelaksanaan tanggungjawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih
organisasi, serta pengaruh dr transaksi, peristiwa, kejadian ekonomi yg mengubah
sumber daya dan kepentingan sumber daya tsb.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organiasi memperoleh dan membelanjakan
kas dan sumber daya kas, utang dan pembayaran kembali utang dan faktor2 lain yg
mempengaruhi likwiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dlm memahami
informasi keuangan yg diberikan.

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Perbedaan dan Persamaan Lapkeu Sektor Pemerintahan dan Sektor Komersial
(menurut A.Likierman and A Taylor dlm Henley D et al., 1992 )

Lapkeu Sektor Pemerintahan

Lapkeu Sektor Komersial

Perbedaan
1. Fokus finansial dan politik
1. Fokus finansial
2. Kinerja diukur scr finansial dan non 2. Sebagian besar kinerja diukur scr
finansial
finansial
3. Akuntabilitas kpd
legislatif dan 3. Akuntabilitas kpd pemegang saham dan
masyarakat luas
kreditur
4. Fokus pd bagian organisasi
4. Fokus pd organisasi scr keseluruhan
5. Melihat masa depan scr detail
5. Tidak dapat melihat masa depan scr
6. Aturan
pelaporan
ditentukan
oleh
detail
Kemenkeu
6. Aturan pelaporan ditentukan oleh UU,
7. Lapkeu diperiksa oleh BPK
standar akuntansi, pasar modal, dan
8. Basis kas
praktek akuntansi.
7. Lapkeu
diperiksa
oleh
akuntan
independen
8. Basis akrual

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Perbedaan dan Persamaan Lapkeu Sektor Pemerintahan dan Sektor Komersial

Lapkeu Sektor Pemerintahan


Persamaan
1. Kedua-duanya berbasis pada sumber
dokumen
2. Berperan sebagai public relation

Lapkeu Sektor Komersial

AKUNTANSI PEMERINTAHAN RI
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN (PSAP)
PP No. 24 Tahun 2005 jo. PP No. 71 Tahun 2010

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Acuan:
PP No. 24 tahun 2005 jo PP No. 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:
Cakupan:
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
PSAP No. 03 tentang Laporan Arus Kas
PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP No. 05 tentang Akuntansi Persediaan
PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi
PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap
PSAP No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP No. 09 tentang Akuntansi Kewajiban
PSAP No. 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi , Operasi Yang Tidak Dilanjutkan
PSAP No. 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP N0. 12 tentang Laporan Operasional

KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Membahas:
1.
Tujuan kerangka konseptual
2.
Lingkungan akuntansi pemerintah
3.
Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna
4.
Entitas pelaporan
5.
Peranan dan tujuan pelaporan keuangan serta dasar hukum
6.
Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yg menentukan manfaat
informasi dlm laporan keuangan, prinsip2 serta kendala informasi
akuntansi
7.
Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur2 yg membentuk
laporan keuangan

TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL

Merumuskan konsep yg mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan


pemerintah pusat dan daerah dengan tujuan sebagai acuan bagi:
a. penyusun standar akuntansi pemerintahan dlm melaksanakan tugasnya
b. penyusun laporan keuangan dlm menanggulangi masalah akuntansi yg belum
diatur dlm standar
c. pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
d. para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yg disajikan
pada laporan keuangan yg disusun sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan

LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan


tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah:
Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yg diberikan:
- bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
- sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah;
- adanya pengaruh proses politik;
- hubungan antara pembayaran pajak dgn pelayanan pemerintah.
Ciri keuangan pemerintah yg penting bagi pengendalian:
- anggaran sbg pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan sbg alat
pengendalian;
- investasi dlm aset yg tidak langsung menghasilkan pendapatan;
- kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tijuan pengendalian.

PENGGUNA DAN KEBUTUHAN INFORMASI

Pengguna lapkeu pemerintah:


- Masyarakat, - para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan
lembaga pemeriksa, - pihak yg memberi/berperan dlm
proses donasi, investasi dan pinjaman, - pemerintah
Kebutuhan informasi
- lapkeu pemerintah tdk dirancang untuk memenuhi kebutuhan
spesifik masing2 kelompok namun perlu mendapat perhatian
informasi tentang pajak karena pajak masih merupakan
sumber utama pendapatan pemerintah

ENTITAS PELAPORAN

Meliputi:
Pemerintah pusat;
Pemerintah daerah;
Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya sesuai perUUan tdk termasuk perusahaan
negara/daerah

Pertimbangan dlm penetapan entitas pelaporan:


Syarat pengelolaan;
Pengendalian;

Penguasaan.

terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan


misi tertentu, wewenang dan bentuk
pertanggungjawaban

PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


o Peranan:

Menyediakan informasi yg relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi


yg dilakukan oleh entitas selama satu periode;
Membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan
anggaran yg telah ditetapkan;
Menilai kondisi keuangan;
Mengevaluasi efektifitas dan efisiensi entitas pelaporan;
Membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perUUan .

o Tujuan pelaporan keuangan:

Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk


mebiayai seluruh pengeluaran;
Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumberdaya
ekonomi dan alokasinya dgn anggran yg ditetapkan dan perUUan;
Menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi yg digunakan dlm kegiatan
entitas dan hasil2 yg dicapai;
Menyediakan informasi bagaimana entitas mendanai seluruh kegiatannya dan
mencukupi kebutuhan kasnya;
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas berkaitan dgn
sumber2 penerimaan jk pendek/panjang termasuk pungutan pajak dan pinjaman;
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas, apakah
mengalami kenaikan/penurunan, sbg akibat kegiatan yg dilakukan selama periode
pelaporan

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), yg meliputi:
1. Laporan

Realisasi

Anggaran/

LRA

(menyajikan

ikhtisar

sumber,

alokasi&pemakaian sumber daya ekonomi yg dikelola pem. pusat/daerah

yg

menggambarkan anggaran&realisasinya. Unsur yg dicakup: pendapatan, belanja


, transfer dan pembiayaan)
2. Laporan Perubahan SAL (menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan
Saldo

Anggaran

Lebih

menyajikan

secara

komparatif

dengan

periode

sebelumnya yg meliputi: Saldo Anggaran Lebih awal; Penggunaan Saldo


Anggaran Lebih; Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
Koreksi

Kesalahan

Anggaran Lebih Akhir.

Pembukuan tahun

Sebelumnya,dan Lain-lain;

Saldo

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Finansial, yg meliputi:
1. Neraca (menggambarkan posisi keuangan suatu entitas yg mencakup: aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tgl. tertentu yg dimiliki entitas)
2. Laporan Arus Kas/ LAK (menyajikan informasi kas sehubungan dgn aktifitas
operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non
anggaran yg menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo
akhir kas pem. pusat/daerah pada periode tertentu)
3. Laporan Operasional/LO (menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional
terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Finansial, yg meliputi: (lanjutan)
4. Laporan Perubahan Ekuitas/LPE (Laporan perubahan ekuitas menyajikan
informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. LPE menyajikan sekurang- kurangnya akun- akun sebagai
berikut:

Ekuitas awal;

Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;

Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain


berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: Koreksi kesalahan
mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya,
Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

Ekuitas akhir.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Catatan Atas Kaporan Keuangan (CaLK)
CaLK meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. CaLK juga mencakup
informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan
dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

DASAR HUKUM DAN ASUMSI DASAR


PELAPORAN KEUANGAN
Dasar Hukum:

UUD RI
UU di bidang keuangan negara
UU APBN
Peraturan perUUan yg mengatur ttg pemerintah daerah khususnya
keuangan daerah
Peraturan perUUan yg mengatur perimbangan keuangan pusat dan daerah
Ketentuan perUUan ttg pelaksanaan APBN/D
Peraturan perUUan lainnya yg mengatur ttg keuangan pusat dan daerah

Asumsi Dasar:
Asumsi kemandirian entitas
Asumsi kesinambungan entitas
Asumsi keterukuran dlm satuan uang

KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN


YG BERKUALITAS
1.
2.

3.
4.

Relevan informasi yg termuat didlmnya dapat


dihubungkan dgn maksud penggunanya
Andal lapkeu bebas dr pengertian yg menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan fakta secara jujur dan dapat
diverifikasi serta netral (tidak berpihak untuk kebutuhan
pihak tertentu)
Dapat dibandingkan dibandingkan dgn lapkeu periode
sebelumnya atau lapkeu entitas lainya
Dapat dipahami
informasi yg disajikan dlm lapkeu dapat
dipahami oleh pengguna

PRINSIP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN


PEMERINTAH

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Basis akuntansi
Prinsip nilai historis
Prinsip realisasi
Prinsip substansi mengungguli bentuk formal
Prinsip periodisitas
Prinsip konsistensi
Prinsip pengungkapan lengkap
Prinsip penyajian wajar

BASIS AKUNTANSI
(ACCOUNTING BASE)
Basis Kas
Basis Akrual

pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan


dlm laporan realisasi anggaran
pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dlm
neraca

Basis Kas
Arti: basis akuntansi yg mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pd saat kas/setara
kas diterima/dibayar
Dalam kaitan lap.realisasi anggaran:

pendapatan diakui pd saat kas diterima di Rek. Kas Umum Negara/Daerah/Entitas


pelaporan dan Entitas pelaporan tdk menggunakan istilah LABA

penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih/kurang untuk setiap periode tergantung
selisih antara penerimaan dan pengeluaran

pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar/asing dlm bentuk
barang/jasa disajikan pd laporan realisasi anggaran

BASIS AKUNTANSI (LANJUTAN)

Basis Akrual
Arti: basis akuntansi yg mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pd saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas/setara kas diterima/dibayar
Dalam kaitan neraca:
Aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pd saat terjadinya
transaksi/kondisi lingkungan yg berpengaruh pd keuangan pemerintah,
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima/dibayar
Entitas pelaporan yg menyajikan Laporan Kinerja Keuangan
menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dgn
menggunakan sepenuhnya basis akrual baik dalam pengakuan
pendapatan, belanja, pembiayaan maupun dalam pengakuan aset,
kewajiban dan ekuitas dana. Namun penyajian Laporan Realisasi
Anggaran tetap berdasarkan basis kas

NILAI HISTORIS
(HISTORICAL COST)
Aset
dicatat sebesar pengeluaran kas/setara kas yg
dibayar/sebesar nilai wajar imbalan (cinsideration) untuk
memperoleh aset tsb pd saat perolehannya
Kewajiban
dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yg
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
dimasa yad dlm pelaksanaan kegiatan pemerintah
Dalam hal tidak terdapat nilai historis dapat digunakan nilai
wajar aset/kewajiban

REALISASI
(REALIZATION)

Pendapatan yg telah diotorisasikan dalam APBN akan


digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam
periode tersebut

SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL


(SUBSTANCE OVER FORM)

Informasi/transaksi harus disajikan secara wajar untuk itu perlu


dicatat dan disajikan sesuai dgn substansi dan realisasi ekonomi,
dan bukan hanya aspek formalnya saja.
Apabila substansi informasi/peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dgn aspek formalnya,maka hal tersebut harus diungkapkan
secara jelas dlm Catatan atas Laporan Keuangan

PERIODISITAS
(PERIODICITY)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan


perlu dibagi menjadi periode2 pelaporan sehingga kinerja entitas
dapat diukur dan posisi sumber daya yg dimilikinya dapat
ditentukan.
Periode yg digunakan adalah tahunan
namun
bulanan,triwulanan dan semesteran juga dianjurkan

KONSISTENSI
(CONSISTENCY)
Penerapan metode akuntansi yg sama pada kejadian yg serupa
dari periode ke periode oleh entitas pelaporan.
Tidak berarti tidak boleh dilakukan perubahan metode akuntansi.
Metode dapat diubah dgn syarat metode yg baru tsb mampu
memberikan informasi yg lebih baik dibanding yg lama.
Pengaruh atas perubahan penerapan metode akuntansi harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

PENGUNGKAPAN LENGKAP
(FULL DISCLOSURE)
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informsi yg
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yg dibutuhkan oleh
pengguna dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face)
laporan keuangan/ catatan atas laporan keuangan

PENYAJIAN WAJAR
(FAIR PRESENTATION)

Laporan keuangan menyajikan dgn wajar Laporan Realisasi


Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


(PERNYATAAN NO. 01)
Tujuan Umum
untuk memenuhi kebutuhan para pengguna
(masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, donator,
investor, kreditor dan pemerintah)
Beberapa istilah dlm Laporan Keuangan:
APBN: rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yg disetujui DPR
APBD: rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yg disetujui DPRD
Apropriasi: anggaran yg disetujui DPR/D yg merupakan mandat kpd
presiden/gubernur/bupati/walikota untuk melakukan pengeluaran2 sesuai
tujuan yg telah ditetapkan
Arus Kas: arus masuk dan keluar kas/setara kas pada BUN/D
Aset: sumber daya ekonomi yg dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sbg
akibat dr peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dan atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah, masyarakat dan
dapat diukur dlm satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yg
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber2 daya
yg dipelihara krn alasan sejarah dan budaya

Lanjutan
Aset tak berwujud: aset non keuangan yg dapat diidentifikasi dan tdk mempunyai
wujud fisik serta dimiliki yg digunakan untuk menghasilkan brg/jasa/ digunakan
uktuk tujuan lain termasuk hak atas kekayaan intelektual
Aset tetap: aset berujud yg mempunyai masa manfaat >12 bulan yg digunakan
dlm kegiatan pemerintah/dimanfaatkan masyarakat umum
Belanja: semua pengeluaran dr Rekening Kas Umum Negara/Daerah yg
mengurangi ekuitas dana lancar dlm periode th anggaran ybs.yg tdk akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
Dana cadangan: dana yg disisihkan untuk menampung kebutuhan yg memerlukan
dana relatif besar yg tdk dapat dipenuhi dlm 1 th anggaran
Ekuitas dana: kekayaan bersih pemerintah yg merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah
Investasi: aset yg dimaksudkan utk memperoleh manfaat ekonomik misal: bunga,
deviden, royalty/manfaat sosial sehingga dpt meningkatkan kemampuan pemeri
ntah dlm pelayanan kpd masyarakat
Kas: uang tunai dan saldo simpanan di bank yg setiap saat dpt digunakan
membiayai kegiatan pemerintah
Setara Kas: investasi jk pendek yg sangat likuid yg siap dijabarkan menjadi kas
serta bebas dr risiko perubahan nilai yg signifikan
Kas negara: tempat penyimpanan uang negara yg ditentukan oleh menkeu selaku
BUN utk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat
Kas daerah: tempat penyimpanan uang daerah yg ditentukan oleh BUD utk
menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemda

Lanjutan
Kewajiban: utang yg timbul dr peristiwa masa lalu yg penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya pemerintah
Pembiayaan (financing): setiap penerimaan yg perlu dibayar kembali dan atau
pengeluaran yg akan diterima kembali baik pd th anggaran ybs maupun thn2
anggaran berikutnya yg dimaksudkan utk menutup defisit/memanfaatkan surplus
anggaran
Pendapatan: semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yg menambah
ekuitas dana lancar dlm periode th anggaran ybs. Yg menjadi hak pemerintah dan
tdk perlu dibayar kembali oleh pemerintah
Persediaan: aset lancar dlm bentuk brg/perlengakapan yg dimaksudkan utk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan brg2 yg dimaksudkan utk dijual/
diserahkan dlm rangka pelayanan kpd masyarakat
Piutang transfer: hak suatu entitas pelaporan utk menerima pembayaran dr entitas
pelaporan lain sbg akibat perUUan
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA): selisih lebih/kurang
antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/D selama periode pelaporan
Surplus/defisit: selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama periode
pelaporan
Tanggal pelaporan: tgl terakhir dr suatu periode pelaporan
Transfer: penerimaan/pengeluaran uang dr suatu entitas pelaporan dr/kpd entitas
pelaporan lain termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil
Utang transfer: kewajiban suatu entitas pelaporan utk melakukan pembayaran kpd
entitas lain sbg akiabt ketentuan perUUan

Pos2/akun2 minimal dlm neraca:


1. Aset Lancar:

Kas dan setara kas

Investasi jk pendek (deposito berjangka 3-12 bulan, surat berharga yg mudah


diperjualbelikan)

Piutang (pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi dan
piutang lainnya)

Persediaan (barang/perlengkapan yg dibeli dan disimpan utk digunakan)

Investasi jk pendek (deposito berjangka 3-12 bulan)


2. Aset Nonlancar:

Investasi jk panjang (investasi yg dimaksudkan utk dimiliki selama >12 bln yg


meliputi: Inv. Permanen penyertaan pemerintah pd persh negara/daerah,
lembaga keuangan negara, BUMN, badan internasional dan badan hukum lain bkn
milik negara; Inv Nonpermanen pembelian SUN, penanaman modal dlm proyek
pembangunan yg dpt dialihkan kpd pihak ketiga dan investasi nonpermanen
lainnya)

Aset tak berwujud

Dana cadangan
3. Aset tetap (aset berwujud yg mempunyai masa manfaat >12 bln yg digunakan
dlm kegiatan pemerintah/dimanfaatkan oleh masyarakat)
4. Kewajiban jk pendek (kewajiban diharapkan dibayar dlm waktu 12 bln setelah tgl.
pelaporan)
5. Kewajiban jk panjang (kwajiban diharapkan dibayar >12 bln setelah tgl.
pelaporan)
6. Ekuitas dana
Meliputi: ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan

Ekuitas dana (lanjutan):


Ekuitas dana lancar: selisih antara aset lancar dan kewajiban jk pendek
(SiLPA, cad. Piutang, cad. Persediaan dan dana yg hrs disediakan utk
pembayaran hutang jk pendek)
Ekuitas dana investasi: cerminan kekayaan pemerintah yg tertanam dlm
investasi jk panjang, aset tetap, dan aset lainnya dikurangi dgn kewajiban
jk panjang
Ekuitas dana cadangan: cerminan kekayaan pemerintah yg dicadangkan
utk tujuan tertentu sesuai peraturan perUUan

Pernyataan standar akuntansi pemerintahan hanya berlaku


untuk laporan keuangan dan tidak untuk informasi lain yg
disajikan dlm suatu laporan tahunan/dokumen lainnya
Setiap komponen laporan keuangan harus memuat:

Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya


Cakupan lapkeu (satu entitas/konsolidasian dr beberapa entitas)
Tgl. Pelaporan atau periode yg dicakup
Mata uang pelaporan
Ketepatan penyajian angka

PENGAKUAN & PENGUKURAN


Aset:
Pengakuan: - pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai/biaya yg dpt diukur dgn andal
- pd saat diterima/kepemilikannya dan/kepenguasaanya berpindah
Pengukuran:
Kas dicatat sebesar nilai nominal
Inv. jk. pendek dicatat sebesar nilai nominal
Piutang dicatat sebesar nilai nominal
Persediaan dicatat sebesar:
- biaya perolehan apabila dibeli
- biaya standar apabila diperoleh dgn memproduksi sendiri
- nilai wajar apabila diperoleh dgn cara lain (donasi/rampasan)
Inv. jk. panjang dicatat sebesar nilai biaya perolehan termasuk biaya tambahan
lainnya yg terjadi utk memperoleh kepemilikan yg sah atas investasi tsb.
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan bila tdk memungkinkn maka nilai aset
tetap didasarkan nilai wajar pd saat perolehan
Aset moneter dlm mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dlm mata uang
rupiah. Penjabaran mata uang asing dgn menggunakan kurs tengah bank
sentral pd tgl. neraca

Kewajiban jk. Pendek/panjang


Pengakuan : kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber
daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan utk menyelesaikan
kewajiban yg ada sekarang dan perubahan atas kewajiban tsb. mempunyai
nilai penyelesaian yg dpt diukur dgn andal
Pengukuran: - dicatat sebesar nilai nomi
- kewajiban dlm mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dlm
mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah
bank sentral pd tgl. neraca

AKUNTANSI ASET LANCAR


Kas dan Setara Kas
Pengakuan:
o Pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan
mempunyai nilai/biaya yg dpt diukur dgn andal
o Pd saat diterima/kepemilikannya dan/kepenguasaanya berpindah

Pengukuran:
o

Kas dicatat sebesar nilai nominal

Transaksi Penerimaan dan Pengeluaran Kas/Bank

Pada saat kas diterima di Kas Daerah oleh BUD

Pada saat keluar dari kas daerah melalui BUD

Kas dan Bank


Saat penerimaan kas
No.
Rek.

Uraian
Kas dan bank

Debet

Kredit

xxx

Pajak Daerah

xxx

Retribusi Daerah

xxx

DAU

xxx

Penerimaan Pinjaman
dan Obligasi
(Pembiayaan)

xxx

Saat pengeluaran kas


No.
Rek.

Uraian

Debet

Belanja Pegawai

xxx

Belanja Barang dan jasa

xxx

Belanja Perjalanan Dinas

xxx

Belanja Pemeliharaan

xxx

Belanja Modal tanah

xxx

Belanja Bagi Hasil Pajak kpd

xxx

Belanja Tidak tersangka

xxx

Penyertaan Modal (Pembiayaan)

xxx

Kas dan Bank

Kredit

xxx

AKUNTANSI ASET LANCAR (LANJUTAN)


Piutang
Pengakuan:
o Pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan
mempunyai nilai/biaya yg dpt diukur dgn andal
o Pd saat diterima/kepemilikannya dan/kepenguasaanya berpindah

Pengukuran:
o

Piutang dicatat sebesar nilai nominal

Jurnal Transaksi:

Piutang
Saat timbulnya piutang
No.
Rek.

Uraian

Debet

Piutang Retribusi

xxx

Piutang Dana Perimbangan

xxx

Piutang Fasum/Fasos

xxx

Piutang lain-lain

xxx

Piutang pajak

xxx

Ekuitas Dana Lancar (EDL)- Dana


Cadangan

Kredit

xxx

Saat pelunasan piutang


No.
Rek.

Uraian
Ekuitas Dana Lancar (EDL)- Cadangan Piutang

Debet

Kredit

xxx

Piutang Dana Perimbangan

xxx

Piutang Fasum/Fasos

xxx

Piutang lain-lain

xxx

Piutang pajak

xxx

Piutang Retribusi

xxx

AKUNTANSI PERSEDIAAN
PERNYATAAN NO. 05
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini bertujuan untuk mengatur perlakuan
akuntansi dan informasi lainnya yg dianggap perlu disajikan
dlm lap.keu.
Pernyataan standar ini ditrapkan dlm penyajian seluruh
persediaan dlm lap.keu utk tujuan umum, basis kas utk
pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan serta basis akrual utk pengakuan pos2 aset,
kewajiban dan ekuitas
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pem.
pusat/daerah kecuali perusahaan negara/daerah yg standar
akuntansinya diatur dlm SAK- IAI
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pem.
pusat/daerah meliputi: definisi, pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan

Uraian dari SAP No. 05


AKUNTANSI PERSEDIAAN

Pengertian/Kriteria/Pengakuan/Pengukuran Persediaan:

Merupakan aset berwujud


Meliputi:
o brg/perlengkapan(supplies) yg digunakan utk operasional, co: brg konsumsi, amunisi, bahan
pemeliharaan, suku cadang, persediaan utk tujuan strategis/berjaga-jaga (minyak, beras), pita
cukai dan leges;
o bahan/perlengkapan (supplies) yg digunakan utk proses produksi, co: bahan baku;
o brg dlm proses produksi yg dimaksudkan utk dijual/diserahkan kpd masyarakat, co: brg
setengah jadi;
o brg yg disimpan utk dijual/diserahkan kpd masyarakat, co: tanah/bangunan, hewan dan
tanaman

Persediaan rusak/usang tdk dilaporkan dlm neraca tetapi diungkapkan dlm Catatan
atas Lapkeu
Pengakuan:
o
o
o
o

diakui pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pem.


diakui pd saat diterima/hak kepemilikannya dan atau kepengawasannya berpindah
persediaan akhir dicatat berdasarkan hasil opname fisik
persediaan bhn baku dan perlengkapan yg dimiliki proyek swakelola dan dibebankan kesuatu
perkiraan aset konstruksi dlm pengerjaan tidak dimasukkan sbg Persediaan

Pengukuran:
o
o
o
o

biaya perolehan apabila diperoleh dgn pembelian


biaya standar apabila diperoleh dgn memproduksi sendiri
nilai wajar apabila diperoleh dgn cara lainnya, seperti donasi/rampasan
biaya perolehan meliputi: harga pembeliaan, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya
lainnya yg secara langsung dpt dibebanka pd perolehan persediaan (misal: pot. harga, rabat)
o nilai pembelian yg digunakan adalah biaya perolehan persediaan yg terakhir diperoleh
o brg persediaan yg memiliki nilai nominal yg dimaksudkan utk dijual (misal: cukai) dinilai dgn
biaya perolehan terakhir

AKUNTANSI ASET LANCAR (LANJUTAN)


Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.(paragraf 4 PSAP No.5)
Persediaan merupakan aset lancar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
o Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah;
o Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi;
o Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat;
o Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.
o Contoh Barang Persediaan menurut PP No. 71 tahun 2010

AKUNTANSI ASET LANCAR (LANJUTAN)


Persediaan
o

Contoh Barang Persediaan menurut PP No. 71 tahun 2010 (lanjutan):


Barang konsumsi;
Amunisi;
Bahan untuk pemeliharaan;
Suku cadang;
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
Pita cukai dan leges;
Bahan baku;
Barang dalam proses/setengah jadi;
Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti
cadangan energi (misal: minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan
(misal: beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan.

Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

AKUNTANSI ASET LANCAR (LANJUTAN)


Persediaan (lajutan)
Pengakuan:
o Pd saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan
mempunyai nilai/biaya yg dpt diukur dgn andal
o Pd saat diterima/kepemilikannya dan/kepenguasaanya berpindah
o Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil
inventarisasi fisik.

Pengukuran:
o

Persediaan dicatat sebesar:

- biaya perolehan apabila dibeli


- biaya standar apabila diperoleh dgn memproduksi sendiri
- nilai wajar apabila diperoleh dgn cara lain (donasi/rampasan)

AKUNTANSI ASET LANCAR (LANJUTAN)


Cara Pengukuran Persediaan

Biaya
perolehan

Harga pokok
produksi

Nilai wajar

Persediaan
diperoleh dengan
pembelian

Persediaan
diperoleh dengan
memproduksi

Persediaan
diperoleh dengan
cara lain, misalnya
donasi/rampasan

Harga pembelian+biaya
pengangkutan+biaya
penanganan- potongan
harga-rabat

Biaya langsung+biaya
tidak langsung

Nilai tukar aset secara


wajar

Persediaan (Jurnal Transaksi)


Saat penambahan persediaan
No.
Rek.

Uraian
Belanja Bahan Habis Pakai/Material

Debet

Kredit

xxx

Kas /Bank

xxx

Jurnal Korolari
No.
Rek.

Uraian
Persediaan Bahan Habis Pakai/Material
EDL- Cadangan Persediaan

Debet

Kredit

xxx
xxx

Persediaan (Metode Perpectual)


Saat pemakaian persediaan (pd akhir periode akuntansi)
No.
Rek.

Uraian
EDL- Cadangan Persediaan
Persediaan Bahan Habis Pakai/Material

Debet

Kredit

xxx
xxx

Nilai Persediaan pd akhir tahun berdasarkan hasil di opname fisik


(stok opname)

AKUNTANSI INVESTASI
PERNYATAAN NO. 06
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus ditrapkan dlm penyajian
seluruh investasi pem. Dlm lap.keu untuk tujuan umum dan
basis kas utk pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan serta basis akrual utk pengakuan pos2
aset, kewajiban dan ekuitas
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pem.
pusat/daerah dan lap.keu konsolidasian kecuali perusahaan
negara/daerah yg standar akuntansinya diatur dlm SAK- IAI
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi jk.
pendek/panjang meliputi: saat pengakuan, klasifikasi,
pengukuran dan metode penilaian investasi, serta
pengungkapan pd lap.keu.
Pernyataan standar ini tidak mengatur: investasi dlm persh
asosiasi, kerjasama operasi dan investasi dlm properti

Uraian dari SAP No. 06


AKUNTANSI INVESTASI

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Investasi
Alasan Pem. Investasi:
memanfaatkan surplus anggaran utk memperoleh pendapatan dlm jk panjang dan
memanfaatkan dana yg belum digunakan utk investasi jk pendek dlm rangka manajemen kas

Jenis Investasi:
Pembelian srt hutang jk pendek/panjang, instrumen ekuitas

Klasifikasi Investasi:
Investasi jk pendek (kel. Aset lancar: deposito max 12 bln, SUN, SBI) dan jk. panjang (kel. aset
nonlancar: - permanen: penyertaan modal pem. pd persh. negara, badan internasional, BUMN/D; Nonpermanen: pemb. obligasi/srt utang jk. panjang, penanaman modal dlm proyek pembangunan
yg dpt dialihkan pd fihak ketiga, dana yg disisihkan pem. utk dana revolving kpd masyarakat,
penyertaan modal utk penyehatan perekonomian)

Yang tidak termasuk dlm Inv. Jk. Pendek:


Pembelian srt berharga utk menambah kepemilikan modal saham pd badan usaha; pembeliaan
srt berharga yg dikeluarkan oleh lembaga dlm negeri/luar negeri utk menunjukkan partisipasi pem;
srt berharga yg tdk dimaksudkan utk dicairkan dlm memenuhi kebutuhan kas jk pendek

Jenis Inv. Jk. Panjang:


Permanen ( inv. jk. panjang yg dimaksudkan utk dimiliki secara berkelanjutan) dan Non
Permanen (inv. jk. panjang yg dimaksudkan utk dimiliki secara tdk berkelanjutan) Pengertian
berkelanjutan atau tdk berkelanjutan: inv. dimaksud utk dimiliki secara terus menerus tanpa ada
niat utk memperjualbelikan/menarik kembali atau ada niat utk memperjualbelikan/menarik kembali

Pengakuan:
Pengeluaran kas/aset dpt diakui sbg investasi apabila memenuhi salah satu kriteria:
- kemungkinan manfaat ekonomik dan sosial atau jasa potensial dimasa yad atas suatu investasi
tsb dpt diperoleh pem.
-Nilai perolehan/niali wajar investasi dpt diukur secara memadai (reliable)

Pengukuran:
Nilai pasar/wajar, biaya perolehan, nilai nominal (deposito)

Metode penilaian investasi:


Metode biaya (dicatat sebesar nilai perolehan); metode ekuitas (biaya perolehan+/_bag. laba/rugi
setelah tgl perolehan); metode nilai bersih yg dpt direalisasikan (kepemilikan yg akan
dilepas/dijual dlm waktu dekat)

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Arti

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi


seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat. (paragraf 2 PSAP No. 06).


Klasifikasi Investasi

Pada dasarnya investasi yang dilakukan oelh sektor pemerintahan dapat


diklasifikasikan menjadi:
o Investasi Jangka Pendek
Yaitu investasi yang dapat segera dicairkan dan

dimaksudkan untuk dimiliki

selama 12 (dua belas) bulan atau kurang, ditujukan untuk manajemen kas,
dan berisiko rendah atau bebas dari perubahan atau pengurangan harga
yang signifikan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi
Klasifikasi Investasi (lanjutan)
o Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;

Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya


pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;

Berisiko rendah.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka


pendek antara lain adalah:

o Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu


badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah
kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha;
o Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan
kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat
berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun
luar negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah; atau
o Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek

AKUNTANSI ASET NON LANCAR

Investasi

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek,


antara lain terdiri atas:

o Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
o Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).

AKUNTANSI ASET NON LANCAR

Investasi
o Investasi Jangka Panjang
Adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan
dan menurut sifat penanamannya dapat dibagi 2 (dua) yaitu permanen dan
non permanen.
Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimilki secara berkelanjutan. Contoh: penyertaan modal pemerintah pada
perusahaan

negara/

daerah,

penyertaan

pemerintah

pada

internasional dan badan hukum lainnya, investasi permanen lainnya.

badan

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi
o Investasi Jangka Panjang (lanjutan)
Sedang investasi non permanen adalah

investasi jangka panjang

yang

dimaksudkan untuk dimilki secara tidak berkelanjutan. Contoh: pinjaman yang


diberikan kepada perusahaan negara/ daerah atau pihak lainnya, pinjaman luar
negeri yang terus dipinjamkan, penanam modal dalam proyek pembangunan
yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, investasi non permanen lainnya.
Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus
menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.
Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang
berjangka waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak
dimiliki terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik
kembali.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Pengakuan

o Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :

Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat ekonomik lainnya atau jasa


potensial dimasa yang akan datang atas suatau investasi tersebut dapat
diperoleh pemerintah.

Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai.

o Dalam hal tertentu, suatu investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya
perolehannya, atau berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam
kasus yang demikian, penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Pengukuran

o Pengkuran Investasi Jangka Pendek


Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi
meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli,
jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu
sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai
berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi
tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito
jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Pengukuran

o Pengukuran Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal


pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi
itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi
tersebut.

Investasi jangka panjang nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka


panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai
sebesar nilai perolehannya.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka
nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau
nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Metode Penilaian Investasi

Penilaian investasi permanen pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:


1. Metode biaya.
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan
tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang
terkait.
2. Metode ekuitas.
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat investasi awal sebesar
biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Metode Penilaian Investasi

2. Metode ekuitas (lanjutan)


Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan
mengurangi nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga
diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset
tetap.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan
yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat/ non permanen.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi
Metode Penilaian Investasi (lanjutan)
Penggunaan ketiga metode di atas didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
o Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
o Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;
o Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
o Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Investasi

Gambar Metode Investasi Permanen

Ya

Kepem
ilikan<
20%

Tidak

Metode
Ekuitas

Tidak

Memili
ki
Pengar
uh
Signifi
kan

Metode Biaya

Ya

Investasi Jk. Panjang


Saat pengeluaran dana untuk investasi
No.
Rek.

Uraian
Penyertaan Modal

Debet

Kredit

xxx

Kas- Bank

xxx

Korolari Neraca
No.
Rek.

Uraian
Investasi dalam Saham
Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan
dalam Investasi Jk.Panjang

Debet

Kredit

xxx
xxx

Investasi Jk. Panjang


Saat penjualan investasi jk. panjang
No.
Rek.

Uraian
Kas- Bank

Debet

Kredit

xxx

Penerimaan Pembiayaan dari Investasi

xxx

Korolari Neraca
No.
Rek.

Uraian
Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam
Investasi Jk.Panjang
Investasi dalam Saham

Debet

Kredit

xxx
xxx

AKUNTANSI ASET TETAP


PERNYATAAN NO. 07
Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus ditrapkan oleh seluruh unit
pemerintah yg menyajikan keu untuk tujuan umum dan mengatur
ttg perlakuan, pengakuan, penilaian penyajian dan pengungkapan
yg diperlukan kecuali bila pernyataan standar akuntansi
pemerintahan lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yg
berbeda
Pernyataan standar ini tidak diterapkan untuk:
o Hutan dan sumber daya alam yg dpt diperbaharui (regenarative
natural resources)
o Kuasa pertambangan, ekplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas
alam dan sumber daya alam serupa yg tdk dpt diperbaharui ( nonregenarative natural resources)

Pernyataan ini berlaku untuk aset tetap yg digunakan untuk


mengembangkan/memelihara aktivitas/aset yg tercakup dalam
regenarative natural resources dan non- regenarative natural
resources dan dpt dipisahkan dr aktivitas/aset tsb

Uraian dari SAP No. 07


AKUNTANSI ASET TETAP

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Aset Tetap


Aset tetap meliputi:
Aset tetap yg dimiliki oleh entitas pelaporan termasuk aset tetap yg dimanfatkan oleh entitas lainnya dan hak atas
tanah
Yg tdk termasuk aset tetap aset yg dikuasai utk dikonsumsi dlm operasi pemerintah (misal: bahan dan
perlengkapan)

Klasifikasi Aset Tetap:


Tanah (tanah yg diperoleh dgn maksud dipakai dlm kegiatan operasional pem dan dlm kondisi siap dipakai);
Peralatan dan Mesin( meliputi mesin2 dan kendaraan bermotor, alat elektronik dan seluruh inventaris kantor yg
masa manfaatnya lebih dr 12 bln dan dlm kondisi siap pakai); Gedung dan Bangunan( gedung dan bangunan yg
diperoleh dgn maksud utk dipakai dlm kegiatan pem. dan siap dipakai); Jalan, Irigasi dan Jaringan (yg dimiliki dan
atau dikuasai pem.dan siap dipakai); Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi dlm Pengerjaan

Pengakuan:
Diakui sbg aset tetap, aset tsb hrs berwujud dan memenuhi kriteria: masa manfaat >12 bln; biaya perolehan dpt
diukur secara andal; tidak dimaksudkan utk dijual dlm operasi normal entitas; dan diperoleh/dibangun dgn maksud
utk digunakan

Pengukuran:
Biaya perolehan, nilai wajar saat perolehan
Biaya perolehan aset tetap yg dibangun dgn cara swakelola meliputi biaya langsung tenaga kerja, bahan baku,
biaya tdk langsung termasuk biaya perencanaan, pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan
semua biaya lainnya yg terjadi berkenaan pembangunan aset tetap tsb.

Pertukaran Aset (Exchanges of assets):


Suatu aset tetap dpt diperoleh melalui pertukaran/pertukaran sebagian aset tetap yg tdk serupa/aset lainnya. Nilai
aset diukur berdasarkan nilai wajar atas aset yg diperoleh yaitu dgn ekuivalen atas nilai aset yg dilepas setelah
disesuaikan dgn jumlah setiap kas/setara kas yg ditransfer/diserahkan

Aset Donasi
Dicatat sebesar nilai wajar pd saat perolehandan penyerahan aset tetap tsb. sangat andal apabila didukung dgn
bukti perpindahan kepemilikan, misal: akta hibah. Perolehan aset tetap donasi diakui sbg pendapatan pem. dan
belanja modal dgn jumlah yg sama dlm realisasi anggaran
Tidak termasuk perolehan aset donasi apabila penyerahan aset tetap tsb. Berkaitan dgn kewajiban kpd pem. Dan
aset tetap tsb. diperlakukan seperti perolehan aset tetap dgn pertukaran

Aset Bersejarah (Heritage Assets)


Tidak harus disajikan di Neraca namun aset tsb. harus diungkap dlm Catatan atas Lapkeu
Biaya utk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan sbg belanja saat terjadinya
pengeluaran tsb
Beberapa aset bersejarah memberikan potensi manfaat kpd pem. misal: museum digunakan untuk perkantoran
maka aset bersejarah tsb. diperlakukan sbg aset tetap

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Arti

Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Termasuk dalam aset tetap pemerintah:

Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor.

Hak atas tanah.

Aset yang dikuasai utuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah seperti bahan
(materials) dan perlengkapan (supplies) tidak termasuk dalam definisi aset tetap.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Pencatatan

Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan yaitu jumlah kas atau setara kas yang telah
dan yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang
masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset tetap pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.

Apabila

penilaian

aset

tetap

dengan

menggunakan

biaya

perolehan

tidak

memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
o

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan
semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Klasifikasi

1. Tanah
(Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dalam kondisi siap dipakai)
2. Peralatan dan mesin
(Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kedaraan bermotor, alat elektronik,
inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai)
3. Gedung dan bangunan
(Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai)
4. Jalan, irigasi, dan jaringan
(Merupakan aset infrastrukur (infrastructure assets) yang meliputi: Jalan, Irigasi,
Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan komunikasi yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dalam kondisi siap dipakai)

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Klasifikasi (lanjutan)

5. Aset tetap lainnya


(Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai)
6. Konstruksi dalam pengerjaan
(Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta aset tetap lainnya) yang sedang dalam
proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai
seluruhnya)

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Aset bersejarah (heritage assets)

Standar Akuntansi Pemerintahan tidak mengharuskan pemerintah untuk menyajikan


aset bersejarah di neraca, namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan

Beberapa karakteristik sebagai ciri khas suatu aset bersejarah:

1. Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh
dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar;
2. Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat
pelepasannya untuk dijual;
3. Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu berjalan
walaupun kondisi fisiknya semakin menurun;
4. Sulit untuk mengestimasi masa manfaatnya.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Aset bersejarah (heritage assets)

Biaya pemeliharaan aset bersejarah (bukan utk tujuan menghasilkan aliran kas
masuk)

Biaya perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankkan dalam laporan


operasional sebagai beban tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Beban tersebut
termasuk seluruh beban yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut
dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan
o

Aset bersejarah yang memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah


selain nilai sejarahnya (contoh: bangunan bersejarah digunakan untuk ruang
perkantoran)

Aset tsb. akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.

Akuntansi Aset Tetap


Saat pembelian Aktiva Tetap
No.
Rek.

Uraian

Debet

Belanja Modal Tanah

xxx

Belanja Modal Jalan dan Jaringan

xxx

Belanja Modal Bangunan Air

xxx

Belanja Modal Gedung

xxx

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

xxx

Kas - Bank

Kredit

xxx

Korolari Neraca
No.
Rek.

Uraian

Debet

Tanah

xxx

Jalan dan Jaringan

xxx

Bangunan Air

xxx

Gedung

xxx

Peralatan dan Mesin

xxx

Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan


dalam Aset Tetap

Kredit

xxx

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan


Barang Milik Negara Berupa Aset tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, yang dimaksud
dengan penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset.

Sedangkan menurut SAP dalam PP 71 Tahun 2010, penyusutan adalah alokasi yang
sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama
masa manfaat aset yang bersangkutan.

Aset tetap yang disusutkan adalah aset tetap yang berada dalam penguasaan Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam rangka
pengelolaan BMN

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Tujuan penyusutan aset tetap

1. Menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset dalam
laporan keuangan pemerintah pusat.
2. Mengetahui potensi BMN dengan memperkirakan sisa masa manfaat suatu BMN yang
masih dapat diharapkan dapat diperoleh dalam beberapa tahun ke depan.
3. Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis dalam menganggarkan
belanja pemeliharaan atau belanja modal untuk mengganti atau menambah aset tetap
yang sudah dimiliki.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Objek penyusutan aset tetap

Penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berupa gedung dan bangunan, peralatan dan
mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, dan aset tetap lainnya berupa aset tetap renovasi
dan alat musik modern.
Aset tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa Aset
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan aset idle disusutkan sebagaimana layaknya aset
tetap

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Penyusutan tidak dilakukan terhadap:

1. Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah dan telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusannya.
2. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada
Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Nilai Yang Dapat Disusutkan

1. Nilai yang dapat disusutkan pertama kali merupakan nilai buku yaitu nilai yang tercatat
dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai
dengan 31 Desember 2012.
2. Untuk aset tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang dapat
disusutkan merupakan nilai perolehan atau dalam hal nilai perolehan tidak diketahui,
digunakan nilai wajar yang merupakan nilai estimasi.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap

Sebagai akibat penambahan atau pengurangan kualitas dan/atau nilai aset tetap,
maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat
disusutkan, yaitu meliputi penambahan dan pengurangan yang memenuhi kriteria
sebagaimana diatur dalam SAP, misalnya terkait renovasi, restorasi, dan overhaul.

Sebagai akibat koreksi nilai aset tetap yang disebabkan oleh kesalahan dalam
pencantuman nilai yang diketahui di kemudian hari, maka dilakukan penyesuaian
terhadap Penyusutan Aset Tetap tersebut yang meliputi penyesuaian atas nilai yang
dapat disusutkan dan nilai akumulasi penyusutan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Metode Penyusutan

Menurut SAP yang diatur dalam PP 71 tahun 2010, metode penyusutan antara lain:
1. Metode garis lurus.
2. Metode saldo menurun ganda.
3. Metode unit produksi.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Metode Penyusutan

Metode garis lurus

Formula metode Garis Lurus tersebut diformulasikan sebagai berikut:


Nilai yang dapat disusutkan
Penyusutan per Periode =

Masa Manfaat

Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan dengan
mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama periode masa manfaatnya

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Jurnal Standar Penyusutan

Jika entitas pelaporan menggunakan basis akrual besarnya penyusutan untuk suatu
tahun akan dicatat dengan mendebit akun beban penyusutan dan mengkredit akun
akumulasi penyusutan.

Saldo akun beban penyusutan pada akhir tahun akan dilaporkan sebagai beban
operasional dalam Laporan Operasional (LO), sementara itu saldo akun akumulasi
penyusutan (yang menunjukkan besarnya penyusutan dari awal pemakaian aset tetap
tersebut sampai akhir tahun yang berjalan) dilaporkan di neraca sebagai pengurang
dari nilai perolehan aset tetap yang bersangkutan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penyusutan (lanjutan)

Jurnal Standar Penyusutan

Jurnal pembebanan penyusutan dengan menggunakan basis akrual dilakukan


sebagai berikut:

Dr. Beban penyusutan


Cr. Akumulasi penyusutan

xxxxx
xxxxx

Jurnal pembebanan penyusutan dengan menggunakan basis kas menuju akrual


dilakukan sebagai berikut:

Dr. Ekuitas Dana Investasi - Diinvestasikan dalam aset tetap


Cr. Akumulasi penyusutan

xxxxx
xxxxx

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap (Reteriment and Disposal)

o Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset
secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi
masa yang akan datang.
o Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi
dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
o Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Latihan Soal

1. Pada tanggal 6 Juni 2013, satuan kerja ABC membeli sebidang tanah seluas 2 ha
berikut bangunan tua yang ada di atasnya dengan harga Rp. 900 juta, yang
rencananya akan digunakan untuk membangun gedung kantor baru dengan 3 tingkat.
Biaya balik nama dan pajak pembelian tanah sehubungan dengan transaksi tersebut
sebesar Rp. 50 juta, biaya notaris Rp. 9 juta. Honorarium panitia pengadaan sebesar
Rp. 5 juta dan panitia pemeriksa barang sebesar Rp. 3 juta. Bangunan tua yang
berada di atas tanah tersebut ditaksir bernilai Rp. 70 juta, yang kemudian dirubuhkan
dengan menelan biaya pembongkaran sebesar Rp. 17 juta. Semua biaya2 tersebut
dibayar dengan menggunakan anggaran belanja modal.
Saudara diminta menentukan nilai aset tetap dan membuat jurnal bagi satker ABC
untuk membukukan transaksi tersebut?

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Latihan Soal

2. Pada tahun 2013, satker XYZ merencanakan untuk membangun gedung secara
swakelola. Anggaran yang tersedia sejumlah Rp. 2 milyar. Pada tanggal 23 Desember
2013 pembangunan fisisk gedung telah mencapai 90%, dan biaya yang telah
dibayarkan sejumlah Rp. 1,5 milyar. Pada tanggal 23 Februari 2014 gedung tersebut
telah selesai dibangun dan dinyatakan siap untuk digunakan (Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan telah terbit). Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan
pembangunan gedung tersebut sebesar Rp. 150 juta. Berdasarkan hasil perhitungan
ternyata dari pembangunan tersebut menyisakan material berupa semen, pasir dan
material lainnya yang dinlai sebesar Rp. 9 juta.
Saudara diminta menentuakan nialai aset tetap dan aset lain serta membuat jurnal
bagi satker XYZ untuk membukukan transaksi tersebut?

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Latihan Soal

3. Pada tanggal 20 Juni 2013, Satker Kementerian/Lembaga X melakukan pembelian


komputer sebanyak 10 unit. Nilai komputer tersebut adalah Rp. 70.juta, dan selain itu
terdapat biaya instalasi sebesar Rp. 1,1 juta. Selain itu dalam komponen belanja modal
terdapat honorarium panitia pelaksana kegiatan sebesar Rp. 2,4 juta, dan biaya
perjalanan dinas sebesar Rp. 0,5 juta. Pembelian tersebut dilakukan secara tunai.
Saudara diminta menentukan nilai aset tetap dan membuat jurnal bagi satker XYZ
untuk membukukan transaksi tersebut?
4.

Pada tanggal 20 April 2013, Satker ABC melakukan pembelian sebuah kompleks
gedung perkantoran dengan rincian: harga beli tanah Rp. 8 milyar, dan harga beli
gedung kantor Rp. 12 milyar, biaya notaris dan balik nama Rp. 60 juta, dan pajak Rp. 2
milyar. Pembelian tersebut dilakukan secara tunai melalui SPM/ Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D)-LS.
Saudara diminta menentukan nilai aset tetap dan membuat jurnal bagi satker XYZ
untuk membukukan transaksi tersebut?

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Aset Tetap

Latihan Soal

5. Per 1 Januari 2013, Satker X memilki aset tetap berupa:


No.

Jenis Aset Tetap

Th Perolehan

Nilai
Perolehan

Nilai Buku

1.

Peralatan dan mesin

Sebelum th 2012

2 milyar

1 milyar

2.

Bangunan dan Gedung

Sebelum th 2012
Setelah th 2012

10 milyar
15 milyar

5 milyar
1 milyar

3.

Kendaraan Bermotor

Sebelum th 2012
Setelah th 2012

5 milyar
5 milyar

3 milyar
500 juta

4.

Jaringan

Sebelum th 2012

8 milyar

6 milyar

5.

Jalan

Sebelum th 2012

15 milyar

13 milyar

Saudara diminta menentukan nilai masing2 aset tetap, nilai penyusutan dan
membuat jurnal bagi satker X untuk membukukan transaksi tersebut?

AKUNTANSI KONSTRUKSI DLM PENGERJAAN


PERNYATAAN NO. 08

Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus ditrapkan oleh
seluruh unit pemerintah yg melaksanakan
pembangunan aset tetap utk dipakai dlm
penyelenggaraan kegiatan pem. dan/masyarakat
dlm jk. waktu tertentu baik pembangunannya
dilakukan secara swakelola/pihak ketiga
Sifat aktifitas yg dilaksanakan utk konstruksi pd
umumnya berjk. panjang sehingga mulai dan
berakhirnya aktifitas jatuh pd periode akuntansi
yg berbeda

Uraian dari SAP No. 08


AKUNTANSI KONSTRUKSI
DLM PENGERJAAN

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Konstruksi Dlm Pengerjaan


Kons. Dalam Pengerjaan meliputi:

Tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yg proses
perolehannnya dan atau pembangunannya membutuhkan periode waktu tertentu dan belum selesai
Perolehan aset dpt dilakukan dgn swakelola atau pihak ketiga dgn kontrak konstruksi

Kontrak Konstruksi meliputi:

Kontrak utk perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan konstruksi dan value engineering serta
membongkar/merestorasi aset dan restorasi lingkungan

Pengakuan:

Diakui sbg aset berwujud yg memenuhi kriteria: - besar kemungkinan manfaat ekonomi masa yad berkaitan dgn aset
tsb. dipenuhi;- biaya perolehan dpt diukur secara andal;- aset tsb. masih dlm proses pengerjaan
Dipindahkan ke pos Aset Tetap apabila: konstruksi secara substansi selesai dikerjakan dan dapat memberikan
manfaat/jasa sesuai dgn tujuan perolehan

Pengukuran:

Konstruksi dlm pengerjaan dicatat dgn biaya perolehan

Konstruksi dibiayai dr pinjaman

Biaya pinjaman yg timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya
tsb. dpt diidentifikasi dan ditetapkan secara andal
Biaya pinjaman mencakup biaya bunga dan biaya lainnya yg timbul sehubungan dgn pinjaman yg digunakan utk
membiayai konstruksi
Jumlah biaya pinjaman yg dikapitalisasi tdk boleh lebih dr jumlah biaya bunga yg dibayarkan pd periode ybs.
Kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan sementara bukan krn force majeur maka biaya pinjaman yg
dibayarkan selama masa pemberhentian sementara pembangunan konstruksi dikapitalisasi dan sebaliknya jika
pemberhentian sementara krn kondisi force majeur, biaya pinjaman tdk dikapitalisasi tetapi dicatat sbg biaya bunga
pd periode ybs.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Pengertian

o KDP adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan atau proses
perolehannya belum selesai pada akhir periode akuntansi.
o Konstruksi dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses
perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu
tertentu dan sampai dengan tanggal pelaporan belum selesai pengerjaannya.
o Perolehan melalui kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu
periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan tersebut bisa kurang atau
lebih dari satu periode akuntansi.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Kontrak konstruksi mencakup:

1. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan


perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;
2. Kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;
3. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung pengawasan
konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering;
4. Kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset

Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset, konstruksi dari


setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah,apabila
semua syarat di bawah ini terpenuhi:
1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
2. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta
pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang
berhubungan dengan masing-masing aset tersebut;
3. Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan konstruksi aset


tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga
konstruksi aset tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut.

Konstruksi tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi


terpisah jika memenuhi prasyarat sebagai berikut:

o Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,


teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
o Harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga
kontrak semula.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Biaya Konstruksi

o Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) atau


melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.
o Biaya-biaya yang dapat dikapitalisasikan untuk KDP adalah sebagai berikut:
1. Nilai KDP yang dikerjakan secara swakelola meliputi:
o Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;
o Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan
o Biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi yang
bersangkutan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Biaya Konstruksi

1. Nilai KDP yang dikerjakan secara swakelola meliputi: (lanjutan)


o

Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kegiatan konstruksi antara lain
meliputi:
Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia;
Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan
konstruksi;
Biaya penyewaan sarana dan peralatan;
Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan
konstruksi.
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke kegiatan konstruksi pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tertentu meliputi:
Asuransi;
Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan
konstruksi tertentu;
Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan
seperti biaya inspeksi.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Biaya Konstruksi

2.Nilai KDP yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi


meliputi:
o Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat
penyelesaian pekerjaan;
o Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan
pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan;
o Pembayaran klaim pada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Perlakuan Akuntansi dari KDP yang dibiayai dari pinjaman

Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul selama masa
konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tersebut
dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.

Jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi tidak boleh melebihi jumlah biaya
bunga yang dibayarkan pada periode bersangkutan.

Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis aset yang diperoleh
dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode yang bersangkutan dialokasikan
ke masing-masing konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas total
pengeluaran biaya konstruksi.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Perlakuan Akuntansi dari KDP yang dibiayai dari pinjaman (lanjutan)

Apabila pembangunan konstruksi dihentikan sementara tidak disebabkan oleh hal-hal


yang bersifat force majeur maka biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa
pemberhentian sementara, pembangunan konstruksi dikapitalisasi. Sebaliknya jika
pemberhentian sementara karena kondisi force majeur, biaya pinjaman tidak
dikapitalisasi tetapi dicatat sebagai biaya bunga pada periode yang bersangkutan.

Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan yang penyelesaiannya


jatuh pada waktu yang berbeda-beda, maka jenis pekerjaan yang sudah selesai tidak
diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis
pekerjaan yang masih dalam proses pengerjaan

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Perlakuan Akuntansi dari KDP yang dibiayai dari pinjaman (lanjutan)

Biaya pinjaman yang dimaksud di atas adalah biaya bunga dan biaya lainnya yang timbul
dalam kaitan dengan pinjaman dana. Biaya pinjaman yang secara langsung dapat
diatribusikan dengan perolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying asset) harus
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.

Dalam keadaan tertentu sulit untuk mengidentifikasikan adanya hubungan langsung antara
pinjaman tertentu dengan perolehan suatu aset tertentu dan untuk menentukan bahwa
pinjaman tertentu tidak perlu ada apabila perolehan aset tertentu tidak terjadi. Kesulitan juga
dapat terjadi bila suatu entitas menggunakan beberapa jenis sumber pembiayaan dengan
tingkat bunga yang berbeda-beda. Dalam hal ini, sulit untuk menentukan jumlah biaya
pinjaman yang dapat secara langsung diatribusikan, sehingga diperlukan pertimbangan

profesional (professional judgement) untuk menentukan hal tersebut.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan KDP
Pengakuan
o Suatu benda berwujud diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan jika:
1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang
berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;
2. Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
3. Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
o Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang
bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
1. Konstruksi yang secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
2. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.

AKUNTANSI ASET NON LANCAR


Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan KDP
Pengukuran
o KDP dicatat dengan biaya perolehan.
Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP pada akhir periode
akuntansi yang berisi:
1. Rincian Kontrak KDP berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu
penyelesaiaanya;
2. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya;
3. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
4. Uang muka kerja yang diberikan;
5. Retensi.

KEWAJIBAN
PERNYATAAN NO. 09

Ruang Lingkup:
Pernyataan standar ini harus diterapkan oleh
seluruh unit pemerintahan yg menyajikan lapkeu
utk tujuan umum dan mengatur ttg perlakuan
akuntansinya, termasuk pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan yg diperlukan
Pernyataan standar ini mengatur kewajiban pem.
Jk.pendek maupun jk. panjang yg timbul dr
hutang dlm negeri/luar negeri
Pernyataan ini tidak mengatur:
o Akuntansi kewajiban diestimasi dan kontinjensi
o Akuntansi instrumen derevatif dan akifitas lindung nilai
o Transaksi dlm mata uang asing yg timbul diluar aktifitas
dr pinjaman dlm mata uang asing

Uraian dari SAP No. 09


KEWAJIBAN

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Kewajiban
Karakteristik

Pem. mempunyai kewajiban yg sampai saat ini dlm penyelesaian yg mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yad

Kewajiban muncul krn penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dr masyarakat, lembaga keuangan, entitas pem. lain, lembaga internasional,
perikatan dgn peg yg bekerja pd pem, kewajiban kpd masyarakat luas (kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dr wp,
alokasi/realokasi pendapatan keentitas lainnya, atau kewajiban dgn pemberi jasa lainnya)
Klasifikasi

Kewajiban jk. pendek: kewajiban yg diharapkan dibayar dlm waktu 12 bln setelah tgl pelaporan

Kewajiban jk. panjang: kewajiban yg diklasifikasi di luar jk. pendek


Pengakuan

Lapkeu utk tujuan umum harus menyajikan kewajiban yg diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekomomi akan
dilakukan/telah dilakukan utk menyelesaikan kewajiban yg ada saat ini dan perubahan atas kewajiban tsb. Mempunyai nilai penyelesaian yg dapat
diukur dgn andal

Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima dan atau pd saat kewajiban timbul:
o transaksi pertukaran (exchange transactions)
oTransaksi tanpa pertukaran (non- exchange transactions)
oKejadian yg berkaitan dgn pem. (government-related event)
kewajiban timbul
oKejadian yg diakui pem. (government- acknowledged event)
Pengukuran

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal mencerminkan kewajiban pem. pd saat pertama kali transaksi berlangsung seperti nilai yg
tertera dlm SUN

Hutang Pada Fihak Ketiga (PFK) pd saat pem. menerima hak atas brg, termasuk brg dlm perjalanan yg telah menjadi haknya, pem. hrs mengakui
kewajiban atas jumlah yg blum dibayarkan utk brg tsb.

Jumlah kewajiban kpd unit pemerintahan hrs dipisahkan dgn nonpemerintahan


Penyelesaian kewajiban sebelum jt

Utk sekuritas utang pem. yg diselesaikan sebelum jt krn adanya fitur utk ditarik oleh penerbit (call feature) dr sekuritas tsb/krn memenuhi
persyaratan utk penyeleaian oleh permintaan pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali dan nilai tercatat netonya hrs
diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag. dr pos kewajiban yg berkaitan
Tunggakan

Jumlah tunggakan atas pinjman pem. hrs disajikan dlm bentuk daftar umur (aging schedule) kreditur pd Catatan atas Lapkeu sbg bag
pengungkapan kewajiban

Bentuk/Klasifikasi/Pengakuan/Pengukuran Kewajiban (Lanjutan)

Restrukturisasi utang

Restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur hrs mencatat dampak restrukturisasi secara prospektif
sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tdk boleh mengubah nilai tercatat utang pd saat restruturisasi kecuali jika nilai
tercatat tsb melebihi jlh pembayran kas masa depan yg ditetapkan dgn persyratan baru. Informasi tsb hrs diunkapkan dlm
Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan pos terkait
Jika jml pembayaran kas masa depan sbgaimana dipersyaratkan dlm persyaratan utang termasuk pembayaran utk bunga
maupun pokok utang lebih rendah dr nilai yg tercatat, maka debitur hrs mengurangi nilai tercatat utang ke jumlah yg sama
dgn jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yg ditentukan dlm persyaratan baru. Hal tsb hrs diungkapkan dlm
Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan dr pos kewajiban yg berkaitan
Entitas tdk boleh mengubah niali yg tercatat utang sbg akibat dr restrukturisasi utang yg menyangkut pembayaran kasa
masa depan yg tdk dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tdk melebihi nilai tercatat utang
Entitas tdk boleh mengubah nilai tercatat utang sbg akibat dr restrukturisasi utang yg menyangkut pembayaran kas masa
depan yg tdk dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tdk melebihi nialai tercatata utang

Penghapusan Utang

Yaitu pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kpd debitur, baik sbgn/seluruhnya, sesuai perjanjian formal diantara
keduannya
Penyelesaian utang di bawah nilai yg tercatat dan dilakukan dgn pengeluaran kas, maka maka debitur hrs mengurangi nilai
tercatat utang ke jumlah yg sama dgn jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana yg ditentukan dlm persyaratan
baru. Hal tsb hrs diungkapkan dlm Catatan atas Lapkeu sbg bag pengungkapan dr pos kewajiban yg berkaitan

Biaya yg berhubungan dgn utang pem.

Biaya pinjaman (bunga, amortisasi diskonto/premium) yg secara langsung dpt diatribusikan dgn perolehan/produksi suatu
aset tertentu (qualifying asset) hrs dikapitalisasi sbg bag dr biaya perolehan aset tertentu tsb
Apabila suatu dana dr pinjaman yg tdk secara kusus digunakan utk perolehan aset maka biaya pinjaman yg hrs
dikapitalisasi ke aset tertentu hrs dihitung berdasarkan rata2 tertimbang (weighted average) atas akumulasi biaya seluruh
aset tertentu yg berkaitan selama periode pelaporan

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Pengertian Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena:

Penggunaan sumber pembiayaan yang berasal dari pinjaman (berasal dari


masyarakat, lembaga keuangan, pemerintah lain, atau lembaga internasional)

Perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada


masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, alokasi/realokasi
pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan pemberi jasa lain.

Pengadaan barang dan jasa dari pihak ketiga yang belum dibayar pemerintah pada
akhir tahun anggaran.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban pada dasarnya diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sebagai kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Kewajiban Jangka Pendek

Merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah
atau utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam tahun pelaporan berikutnya. Kewajiban jangka pendek lainnya. Misalnya bunga
pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
dan bagian lancar utang jangka panjang.

Kewajiban Jangka Panjang

Merupakan kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan. Jika pada akhir
periode akuntansi, pemerintah mempunyai utang jangka panjang, maka pemerintah harus
melakukan reklasifikasi kewajiban tersebut ke kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Klasifikasi Kewajiban
Kewajiban pada dasarnya diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu sebagai kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Kewajiban Jangka Pendek

Merupakan kewajiban yang diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah
atau utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam tahun pelaporan berikutnya. Kewajiban jangka pendek lainnya. Misalnya bunga
pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
dan bagian lancar utang jangka panjang.

Kewajiban Jangka Panjang

Merupakan kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan. Jika pada akhir
periode akuntansi, pemerintah mempunyai utang jangka panjang, maka pemerintah harus
melakukan reklasifikasi kewajiban tersebut ke kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Contoh:
Pada 1 Juni 2010, Pemerintah Kota XYZ mempunyai utang jangka panjang sebesar Rp
1.000.000.000 yang harus diangsur setiap tahun sebesar Rp. 100.000.000, Pemerintah
Kota XYZ pada akhir tahun 2010 harus melakukan reklasifikasi atas kewajiban tersebut
menjadi:
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp 100.000.000,
Kewajiban Jangka panjang sebesar Rp 900.000.000.

Restrukturisasi kewajiban
Dalam hal terjadi kesulitan likuiditas pemerintah dapat melakukan restrukturisasi atau
pendanaan kembali terhadap utang-utangnya yang akan jatuh tempo. Apabila hal ini terjadi,
entitas pelaporan dapat memasukkan kewajiban jatuh temponya dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan ke dalam klasifikasi kewajiban jangka panjang, jika:
Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut atas dasar
jangka panjang.
Maksud tersebut didukung
dengan adanya suatu perjanjian pendanaan kembali
(refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan
sebelum laporan keuangan disetujui.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Restrukturisasi kewajiban (lanjutan)

Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang sebagai akibat dari
restrukturisasi utang yang menyangkut pembayaran kas masa depan yang tidak
dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tidak melebihi
nilai tercatat utang.

Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan jumlah


perbedaan yang timbul sebagai akibat restrukturisasi kewajiban tersebut

Jika penyelesaian suatu utang yang nilai penyelesaiannya di bawah nilai


tercatatnya dilakukan dengan aset nonkas maka entitas sebagai debitur harus
melakukan penilaian kembali atas aset nonkas dahulu ke nilai wajarnya dan
kemudian menerapkan ketentuan pada resktrusturisasi paragraf sebelumnya,
serta mengungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian dari
pos kewajiban dan aset nonkas yang berhubungan.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Refinancing atau digulirkan (roll over)
Kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang hanya jika:

Pemberi pinjaman telah menyetujui untuk tidak meminta pelunasan sebagai konsekuensi
adanya pelanggaran, dan

Terdapat jaminan bahwa tidak akan terjadi pelanggaran berikutnya dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Sebagai contoh, Pemerintah Kota XYZ meminjam uang dari lembaga keuangan asing, sebesar
Rp 500.000.000.000 untuk program pembangunan waduk, dengan ketentuan bahwa
pinjaman ini tidak dapat digunakan untuk membiayai program lain. Kalau pinjaman ini tidak
dapat digunakan untuk program tersebut harus dikembalikan. Pinjaman ini telah ditarik pada
tahun 2008. Pinjaman ini akan dibayar secara angsuran selama 20 tahun mulai tahun 2013.
Sampai dengan tahun 2011 ternyata program tersebut macet, dan tidak dapat dilanjutkan.
Oleh karena pinjaman ini harus disajikan sebagai kewajiban jangka pendek.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Perubahan Valuta Asing

Utang pemerintah dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs tengah bank
sentral saat terjadinya transaksi.

Suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, misalnya rata-rata kurs
tengah bank sentral selama seminggu atau sebulan digunakan untuk seluruh transaksi pada
periode tersebut.

Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu
periode tidak dapat diandalkan.

Penyajian kewajiban pemerintah dlm bentuk valas

Pada setiap tanggal neraca pos utang pemerintah dalam mata uang asing dilaporkan ke
dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.

Selisih penjabaran pos utang pemerintah dalam mata uang asing antara tanggal transaksi
dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas periode berjalan.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyelesaian Kewajiban Sebelum Jatuh Tempo

Untuk sekuritas utang pemerintah yang diselesaikan sebelum jatuh tempo karena adanya
fitur untuk ditarik oleh penerbit dari sekuritas tersebut atau karena memenuhi persyaratan
untuk penyelesaian oleh permintaan pemegangnya maka perbedaan antara harga
perolehan kembali dan nilai tercatat netonya harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian dari pos kewajiban yang berkaitan.

Apabila harga perolehan kembali adalah sama dengan nilai tercatat (carrying value) maka
penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo dianggap sebagai penyelesaian utang secara
normal, yaitu dengan menyesuaikan jumlah kewajiban dan ekuitas dana yang berhubungan.

Apabila harga perolehan kembali tidak sama dengan nilai tercatat (carrying value) maka,
selain penyesuaian jumlah kewajiban dan ekuitas dana yang terkait, jumlah perbedaan yang
ada juga diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Tunggakan

Jumlah tunggakan atas pinjaman pemerintah harus disajikan dalam bentuk Daftar
Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian pengungkapan kewajiban.

Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun
pemerintah tidak mampu untuk membayar jumlah pokok dan/atau bunganya
sesuai jadwal

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penghapusan utang/kewajiban
Penghapusan utang adalah pembatalan secara sukarela tagihan oleh kreditur kepada debitur,
baik sebagian maupun seluruhnya, jumlah utang debitur dalam bentuk perjanjian formal
diantara keduanya. Atas penghapusan utang mungkin diselesaikan oleh debitur ke kreditur
melalui penyerahan aset kas maupun nonkas dengan nilai utang di bawah nilai tercatatnya.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Biaya- biaya yang berhubungan dengan utang/kewajiban pemerintah
Biaya-biaya yang berhubungan dengan utang pemerintah adalah biaya bunga dan biaya lainnya
yang timbul dalam kaitan dengan peminjaman dana. Biaya-biaya dimaksud meliputi:

Bunga dan provisi atas penggunaan dana pinjaman, baik pinjaman jangka pendek maupun
jangka panjang;

Commitment fee atas dana pinjaman yang belum ditarik;

Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan pinjaman,

Amortisasi kapitalisasi biaya yang terkait dengan perolehan pinjaman

seperti biaya konsultan, ahli hukum, dan sebagainya.

Perbedaan nilai tukar pada pinjaman dengan mata uang asing sejauh hal tersebut
diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Pengakuan kewajiban

Kewajiban pemerintah diakui jika besar kemungkinan pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan kewajiban
tersebut dapat diukur dengan andal.

Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dapat timbul dari:

Transaksi pertukaran (exchange transactions);

Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), dimana pemerintah belum


melaksanakan kewajibannya sampai akhir periode akuntansi;

Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events); dan

Kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Contoh:
Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan pertukaran sebagai berikut: Pada tanggal 10
Oktober 2012, Pemerintah Kota XYZ melakukan pengadaan personal computer (PC)
dengan PT ABC dengan nilai Rp 100.000.000. Pemerintah Kota XYZ dan PT RST sepakat
untuk pembayaran komputer tersebut dilakukan pada 1 Maret 2013.
Atas transaksi tersebut,

Pemerintah Kota XYZ pada tanggal 10 Oktober 2012 akan

mencatat dan melaporkan di neracanya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 100.000.000,


ketika komputer tersebut diterima.
Kewajiban pemerintah yang timbul bukan didasarkan adanya transaksi pertukaran
sebagai berikut: Pada saat pemerintah melaksanakan suatu kegiatan secara tidak sengaja
menyebabkan kerusakan pada kepemilikan pribadi maka kejadian tersebut menciptakan
kewajiban. Kewajiban tersebut dapat dilaporkan di neraca sepanjang hukum yang berlaku
memungkinkan bahwa pemerintah akan membayar kerusakan dan sepanjang jumlah
pembayarannya dapat diestimasi dengan andal.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Kejadian-kejadian tertentu dapat mengakibatkan timbulnya kewajiban
pemerintah.
Hal ini terjadi karena pemerintah memutuskan untuk bertanggung jawab terhadap suatu
kejadian bencana alam. Biaya-biaya tersebut dapat memenuhi definisi kewajiban jika
pemerintah secara formal mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan pemerintah,
baik biaya yang timbul dari transaksi dengan pertukaran atau tanpa pertukaran.
Contoh: dalam kasus bencana alam di DIY, bagi setiap keluarga yang rumahnya roboh akan
diberikan ganti rugi Rp 30 juta. Apabila sudah dicantumkan dalam peraturan (surat
ketetapan) yang sah, tetapi belum dibayar, pemerintah DIY dapat mengakui kewajiban dan
biaya untuk kondisi di atas jika memenuhi dua kriteria berikut:

DPR/DPRD telah menyetujui atau mengotorisasi sumber daya yang akan digunakan,

Transaksi dengan pertukaran timbul (misalnya saat kontraktor melakukan perbaikan) atau
jumlah transaksi tanpa pertukaran belum dibayar pada tanggal pelaporan (misalnya
pembayaran langsung ke korban bencana).

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Pengukuran kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang

rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs

tengah bank sentral pada tanggal neraca

Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama
kali transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang pemerintah.
Aliran ekonomi setelahnya, seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian dikarenakan
perubahan kurs valuta asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar,
diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyajian dan pengungkapan kewajiban

Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk
memberikan informasi yang lebih baik kepada pemakainya.

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam


Catatan atas Laporan Keuangan adalah:

Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan
berdasarkan pemberi pinjaman;

Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang
pemerintah dan jatuh temponya;

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyajian dan pengungkapan kewajiban

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam


Catatan atas Laporan Keuangan adalah: (lanjutan)

Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku;

Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo;

Perjanjian restrukturisasi utang meliputi:

Pengurangan pinjaman;

Modifikasi persyaratan utang;

Pengurangan tingkat bunga pinjaman;

Pengunduran jatuh tempo pinjaman;

Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan

Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.

AKUNTANSI KEWAJIBAN
Penyajian dan pengungkapan kewajiban

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam


Catatan atas Laporan Keuangan adalah: (lanjutan)

Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan
kreditur.

Biaya pinjaman:

Perlakuan biaya pinjaman;

Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan; dan

Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN


PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI DAN OPERASI YG TIDAK
DILANJUTKAN
PERNYATAAN NO. 10
Ruang Lingkup

Pernyataan standar ini harus diterapkan oleh seluruh entitas pelaporan dlm menyusun lapkeu yg menckup lapkeu semua entitas akuntansi, termasuk BLU, yg
berada di bawah pem. pusat/daerah

Koreksi kesalahan

Kesalahan timbul krn sifat kejadian

Kesalahan yg tdk berutang (yg terjadi dlm periode berjalan dan periode sebelumnya);
Kesalahan yg berutang dan sistematik (yg terjadi krn sifat alamiah/normal co.:ada penerimaan pajak dr wp yg memerlukan koreksi krn ada restitusi pajak)

Setiap kesalahan hrs segera dikoreksi


Koreksi kesalahan yg tdk berutang yg terjadi pd periode2 sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas maupun tidak, dilakukan pembetulan pd pos ybs dlm
periode berjalan
Akibat koreksi kesalahan hrs diungkap dlm Catatan atas Lapkeu
Kesalahan berutang dan sistematik tdk memerlukan koreksi, tapi dicacat pd saat kejadian

Perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan apabila penerapan penerapan kebijakan akuntansi berbeda yg diwajibkan oleh perUUan/standar akuntansi pem yg
berlaku/apabila diperkirakan bahwa perubahan tsb akan mengahsilkan informasi mengenai posis keuangan, kinerja keuangan/arus kas yg lebih relevan dan
lebih andal dlm penyajian lapkeu entitas
Perubahan akuntansi tidak mencakup:

Adopsi kebijakan akuntansi pd peristiwa/kejadian yg secara substansi berbeda dr peristiwa/kejadian sebelumnya


Adopsi kebijkan akuntansi baru utk kejadian/transaksi yg sebelumnya tdk ada/tdk material

Peristiwa luar biasa

Suatu kejadian/transaksi yg secara jelas berbeda dr aktifitas biasa (hanya peristiwa2 yg belum pernah/jarang terjadi sebelumnya)
Suatu kejadian yg sukar diantisipasi krn tdk tercermin dlm anggaran
Suatu kejadian yg berada di luar kendali/pengaruh entitas
Suatu peristiwa yg tidak menyerap porsi signifikan dr anggaran belanja tak tersangak/anggaran belanja lain tidak termasuk dalam peristiwa luar
biasa tapi sebaliknya apabila menyerap 50%/lebih sehingga diperlukan pergeseran mata anggaran belanja yg lain maka peristiwa tsb sbg peristiwa
luar biasa
Persyaratan peristiwa tergolong peristiwa luar biasa:

Tidak merupakan kegiatan normal dr entitas


Tidak diharapkan terjadi dan tdk diharapkan terjadi berutang
Berada di luar kendali/pengaruh entitas
Memiliki dampak yg signifikan terhadap realisasi anggran/posisi aset/kewajiban

Hakekat, jumlah dan pengaruh yg diakibatkan peristiwa luar biasa hrs diungkapkan secara terpisah dlm Catatan atas Lapkeu

KOREKSI KESALAHAN
Filosofi Lapkeu Yang Bebas Dari Kesalahan

Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan.

Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan tidak menyesatkan
maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul

o
o
o
o
o

karena:
keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran
kesalahan perhitungan aritmatik
kesalahan penerapan standar dan kebijakan akuntansi
kesalahan interpretasi fakta
kecurangan atau kelalaian.

Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih
laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan tersebut tidak
dapat diandalkan lagi.

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan

Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:

1. Kesalahan tidak berulang.


Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidakakan terjadi kembali,
dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
o

Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;

Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.

2. Kesalahan berulang dan sistemik.


Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal)
dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang.
Contoh: penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu
dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan-Tidak Berulang (terjadi tahun berjalan)
Menurut paragraf 11 PSAP No. 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun
yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode
yang berjalan
Contoh: (mempengaruhi kas)
Pada tanggal 15 Mei 2013, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp 713.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp 731.000.000,-. Pada waktu dilakukan kas opname,
ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku dan
setelah diteliti perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan tanggal 15 Mei
2013. Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2013 : Kelebihan pencatatan
pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18. 000.000, (Rp 731.000.000 - Rp
713.000.000) dilakukan koreksi dengan jurnal sebagai berikut:
SKPD
Dr R/K BUD/PPKD
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan (lanjutan)
Contoh:
BUD/PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000
Contoh: (tidak mempengaruhi kas)
Pada Tanggal 15 Mei 2013, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan nilai
Rp 731.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp 731.000.000 sebagai belanja barang. Pada waktu
menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal
15 Mei 2013, maka transaksi tersebut akan dikoreksi seperti berikut:
Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan sebagai berikut:
SKPD
Dr. Belanja Pegawai
Rp. 731.000.000
Cr. Belanja Barang
Rp. 731.000.000
BUD/PPKD
Tidak ada Jurnal

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan

Menurut paragraf 12 PSAP No. 10, menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas
apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan

Contoh:
Pada tanggal 20 April 2013, diterima setoran atas pendapatan Retribusi Parkir dengan STS
No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama STS tersebut
dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 31.000.000,-. Pada bulan Januari 2014
waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan perbedaan antara
saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000
Rp 13.000.000).
Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut pembetulan dilakukan dengan jurnal
koreksi sebagai berikut:
SKPD
Dr. Pendapatan retribusi
Rp. 18.000.000
Cr. R/K BUD/PPKD
Rp. 18.000.000
BU/PPKD
Dr. Pendapatan retribusi Rp. 18.000.000
Cr. Kas di kas daerah
Rp. 18.000.000

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Contoh:
Pada Tanggal 15 Mei 2013, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS dengan nilai
Rp. 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp. 531.000.000,-.
Pada bulan Januari 2014 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan
perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku
sebesar
Rp.18.000.000 (Rp. 531.000.000 Rp. 513.000.000).
Atas kesalahan tersebut belanja pegawai harus dikurangi sebesar Rp18.000.000
(Rp531.000.000-Rp513.000.000) dan dikoreksi dengan jurnal sebagai berikut:
SKPD
Dr. R/K BUD/PPKD
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000
BUD/PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah
Rp. 18.000.000
Cr. Belanja Pegawai
Rp. 18.000.000

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan

Menurut paragraf 13 PSAP No. 10, Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas serta mempengaruhi secara
material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset,
serta akun ekuitas dana yang terkait.

Contoh:
Pada Tanggal 20 Oktober 2013, dibayar belanja modal atas pengadaan 2 mobil dinas @ Rp
255.000.000,- pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar Rp 550.000.000,-. Pada
hari dan tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar
Rp 550.000.000,-. Pada Bulan Juni 2014 laporan keuangan Tahun Anggaran 2013 telah
diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa ada kesalahan
dalam penerbitan dan pembayaran SP2D-LS atas pengadaan mobil dinas pada tanggal
20 Oktober 2013 yang seharusnya berjumlah Rp 510.000.000 sehingga harus dilakukan
pengembalian belanja tersebut oleh pemasok sebesar Rp 40.000.000,-. Penagihan
kepada pemasok sudah berhasil dilakukan dan disetorkan pada tanggal 25 Juni 2014
sebesar Rp 40.000.000,- Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan
pendapatan yang diikuti penurunan aset. Transaksi tersebut akan dibukukan seperti
berikut:

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Contoh:
Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: (lanjutan)
SKPD
Jurnal tanggal 20 Oktober 2013
Dr. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Rp. 550.000.000
Cr. R/K BUD/PPKD
Rp. 550.000.000
Dan
Dr. Aset Tetap- Peralatan dan Mesin
Rp. 550.000.000
Cr. Ekuitas Dana Investasi- Diinvestasikandalam Aset Tetap Peralatan dan Mesin
Rp. 550.000.000

Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2014


Dr. Ekuitas Dana Investasi- Diinvestasikandalam Aset Tetap Peralatan dan Mesin
Rp. 40.000.000
Cr. Aset Tetap- Peralatan dan Mesin
Rp. 40.000.000

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Contoh:
Transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: (lanjutan)
BUD/PPKD
Jurnal tanggal 20 Oktober 2013
Dr. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp. 550.000.000
Cr. Kas di kas daerah
Rp. 550.000.000
Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2014
Dr. Kas di Kas Daerah
Rp. 40.000.000
Cr. Pendapatan Lain-lain
Rp. 40.000.000

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan

Menurut paragraf 15 PSAP No. 10, koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang
tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi
kas, apabila laporan keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan
pada akun ekuitas dana lancar.
Contoh:
Pada tanggal 9 Pebruari 2013, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan bukti
STS sejumlah Rp 8.575.000. dan salah dibukukan sebesar Rp 8.275.000. Kesalahan atas
pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2014 dimana laporan keuangan Tahun
Anggaran 2013 telah diterbitkan.
Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo Kas dan SiLPA
menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus ditambah. Transaksi
transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut:
SKPD
Jurnal tanggal 9 Februari 2013
Dr. R/K BUD/PPKD
Rp. 8.275.000
Cr. Lain-lain PAD- Pendapatan sewa
Rp. 8.275.000
Jurnal Koreksi
Tidak ada jurnal

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
Transaksi transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut: (lanjutan)
BUD/PPKD
Jurnal tanggal 9 Februari 2013
Dr. Kas di kas daerah
Rp. 8.275.000
Cr. Lain-lain PAD- Pendapatan sewa
Rp. 8.275.000
Jurnal Koreksi
Dr. Kas di kas daerah
Rp. 300.000
Cr. SiLPA/SiKPA
Rp. 300.000

KOREKSI KESALAHAN
Jenis Kesalahan

Akuntansi Untuk Koreksi Kesalahan-Berulang dan Sistemik


Paragraf 22 PSAP No. 10 menyatakan : kesalahan berulang dan sistemik seperti yang
dimaksud pada paragraf 9, tidak memerlukan koreksi,
melainkan dicatat pada saat
terjadi. (Paragraf 9 menjelaskan bahwa kesalahan yang berulang dan sistemik adalah
kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi
tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang)
Contoh:
Pada bulan Maret 20014, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar pajak untuk tahun
2013 sebesar Rp 50.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut wajib pajak telah membayar
pada bulan April 2014.
SKPD
Transaksi tersebut dijurnal:
Dr. R/K BUD/PPKD
Rp. 50.000.000
Cr. Pendapatan pajak
Rp. 50.000.000
BUD/PPKD
Transaksi tersebut dijurnal:
Dr. Kas di kas daerah
Rp. 50.000.000
Cr. Pendapatan pajak
Rp. 50.000.000

KOREKSI KESALAHAN
Pengungkapan Kesalahan

Pengungkapan koreksi kesalahan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya atau periode berjalan
yang bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas, maupun
pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian
tersebut.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Pentingnya Kebijakan Akuntansi

Dalam menyusun dan menyajian laporan keuangan perlu memperhatikan Peraturan


Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan,
pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta laporan keuangan.
Kebijakan tersebut akan berdampak pada keandalan laporan keuangan yang akan
dihasilkan, sehingga kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari waktu
ke waktu.
Dalam penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan sebelum menjelaskan pos-pos laporan keuangan agar
laporan keuangan dapat dipahami oleh para pengguna laporan keuangan
Paragraf 39 PSAP No. 10 menyatakan: suatu perubahan kebijakan akuntansi harus
dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih
relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Penting Kebijakan Akuntansi (lanjutan)
Contoh:
Pemerintah Provinsi XYZ membeli Komputer dan peralatannya pada bulan Desember 2011
senilai Rp 250.000.000. Pada tahun 2011 Pemerintah Provinsi XYZ menetapkan
kebijakan akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin
menggunakan metode garis lurus (straight line method). Estimasi masa manfaat
komputer tersebut 5 tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2014 Pemerintah
Provinsi XYZ memutuskan untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan
dan Mesin (termasuk komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi
metode penyusutan saldo menurun (double declining method)
Terhadap perubahan kebijakan akuntansi tersebut, disusun perhitungan penyusutan
sebagai berikut:

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Penting Kebijakan Akuntansi
Contoh: (lanjutan)
Perhitungan menurut metode garis lurus:

Tahun

Perhitungan

Nilai Disusutkan
(Rp.)

Nilai Buku (Rp.)

2011

250.000.000

2012

20 % X Rp 250.000.000

50.000.000

200.000.000

2013

20 % X Rp 250.000.000

50.000.000

150.000.000

2014

20 % X Rp 250.000.000

50.000.000

100.000.000

2015

20 % X Rp 250.000.000

50.000.000

50.000.000

2016

20 % X Rp 250.000.000

50.000.000

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Penting Kebijakan Akuntansi
Contoh: (lanjutan)
Perhitungan menurut menurut metode saldo menurun :
Tahun

Perhitungan

Nilai Disusutkan
(Rp.)

Nilai Buku (Rp.)

2013

250.000.000

2012

40 % X Rp 250.000.000

100.000.000

150.000.000

2013

40 % X Rp 150.000.000

60.000.000

90.000.000

2014

40 % X Rp 90.000.000

36.000.000

54.000.000

2015

40 % X Rp 54.000.000

21.600.000

32.400.000

2016

40 % X Rp 32.400.000

12.960.000

19.440.000

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Penting Kebijakan Akuntansi (lanjutan)
Contoh:
Pada akhir tahun 2014, akumulasi penyusutan komputer berdasarkan metode garis lurus
sebesar Rp 150.000.000, (penjumlahan penyusutan tahun 2012,2013,2014) sedang
berdasarkan metode saldo menurun sebesar Rp 196.000.000 (penjumlahan penyusutan
tahun 2012, 2013, 2014), sehingga terdapat selisih sebesar Rp 46.000.000,.
Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2014 terdapat perbedaan jumlah
akumulasi penyusutan sebesar Rp 46.000.000, sehingga nilai wajar aset tetap dengan
metode saldo menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut, sehingga harus dibuat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Dr. Ekuitas Dana Investasi- Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp. 46.000.000
Cr. Akumulasi Penyusutan-Peralatan dan Mesin

Rp.46.000.000

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Penting Kebijakan Akuntansi

Dalam menyusun dan menyajian laporan keuangan perlu memperhatikan Peraturan


Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan,
pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta laporan keuangan.
Kebijakan tersebut akan berdampak pada keandalan laporan keuangan yang akan
dihasilkan, sehingga kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari waktu
ke waktu.
Dalam penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan sebelum menjelaskan pos-pos laporan keuangan agar
laporan keuangan dapat dipahami oleh para pengguna laporan keuangan
Paragraf 39 PSAP No. 10 menyatakan: suatu perubahan kebijakan akuntansi harus
dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih
relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI


Pengertian, Pengaruh dan Pengungkapan

Perubahan Estimasi Akuntansi adalah revisi estimasi akuntansi karena perubahan kondisi
yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan
pengalaman dalam mengestimasi, atau perkembangan lain (Paragraf 4 PSAP No. 10)

Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan


Operasional pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan.
Sebagai contoh, perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO
tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut.
(Paragraf 44 PSAP No. 10).

Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan
dalam

CALK.

Apabila

tidak

memungkinkan,

harus

diungkapkan

mengungkapkan pengaruh perubahan itu. (Paragraf 45 PSAP No. 10).

alasan

tidak

OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN


Pengertian, dan Pengungkapan

Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka
suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut
dihentikan atau dengan kata lain operasi yang tidak dilanjutkan merupakan penghentian
suatu misi atau tupoksi tertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi,
program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa
mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain.

Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan misalnya hakikat operasi, kegiatan,
program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian,
pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan,
dampak sosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada
penghentian apabila ada harus diungkapkan pada CaLK (Paragraf 47 PSAP No. 10)

OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN


Pengertian, dan Pengungkapan (Lanjutan)

Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu
harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan.
Dengan demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan.

Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di
akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir
tahun Laporan Keuangan (Paragraf 49 PSAP No. 10).

Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian


bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.

OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN


Bukan merupakan penghentian operasi (menurut paragraf 50 PSAP No. 10)
Apabila:

Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Hal ini
dapat diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot,
pergantian kebutuhan lain.

Fungsi tersebut tetap ada.

Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan
seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain.

Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual sarana
operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


PERNYATAAN NO. 11
Ruang Lingkup:

Lapkeu utk tujuan umum dr unit pemerintahan yg ditetapkan sbg entitas pelaporan disajikan secara terkonsolidasi agar mencerminkan satu
kesatuan entitas
Lapkeu konsolidasian pd pem pusat sbg entitas pelaporan mencakup lapkeu semua entitas akuntansi, termasuk lapkeu BLU
Pernyataan standar ini tidak mengatur:

Lapkeu konsolidasi persh negara/daerah


Akuntansi utk investasi dlm persh asosiasi
Akuntansi utk investasi dlm usaha patungan (joint venture)
Laporan statsitik gabungan pem pusat dan pem daerah

Penyajian Lapkeu Konsolidasian

Terdiri dari Lap. Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan atas Lapkeu


Lapkeu konsolidasian disajikan utk periode yg sama dgn periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dgn
periode sebelumnya
Pem pusat menyampaikan lapkeu konsolidasian dr semua Kemneg/LPND kpd lembaga legislatif

Entitas pelaporan

Entitas tsb dibiayai APBN/D/ mendapat pemisahan dr anggaran


Entitas tsb dibentuk dgn perUU-an
Pimpinan entitas tsb adalah pejabat pem yg diangkat/pejabat negara yg ditunjuk/yg dipilih rakyat dan entitas tsb membuat pertanggungjawaban
baik langsung/tdk langsung kpd wakil rakyat sbg pihak yg menyetujui anggaran

Entitas Akuntansi

Pengguna anggaran/barang dan menyampaiakn lapkeu sehubungan dgn anggaran/brg yg dikelolanya yg ditujukan kpd entitas pelaporan
Perusahaan negara/daerah merupakan entitas akuntansi namun akuntansi dan penyajian laporannya tidak menggunakan SAP

BLU

Menyelenggarakan pelayanan umum, memungut dan menerima serta menbelanjakan dana masyarakat yg diterima berkaitan dgn pelayanan yg
diberikan, tetapi tdk dibentuk badab hukum sbgmna kekayaan negara yg dipisahkan

Prosedur Konsolidasian

Menggabungkan dan menjumlahkan pos yg diselnggarakan oleh entitas pelaporan dgn entitas pelaporan lainnya dgn/tanpa mengeliminasi pos
timbalbalik (reciprocal accout)
Lapkeu BLU digabungkan pd Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg membawahinya dgn ketentuan:

Lap Realisasi Anggran BLU digabungkan secara bruto kpd laporan realisasi anggaran Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg secara organisatoris
membawahinya
Necara BLU digabungkan kpd neraca Kemneg/LPND pem pusat/daerah yg secara organisatoris membawahinya

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Pengertian:

Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan


gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan, atau entitas akuntansi,
sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan


Perubahan SAL, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diuraikan di atas disajikan oleh entitas


pelaporan, dan menurut paragraf 8 PSAP No. 11 dikecualikan terhadap hal tersebut
adalah:

1. Laporan keuangan konsolidasian arus kas yang hanya disajikan oleh entitas yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum;
2. Laporan keuangan konsolidasian perubahan saldo anggaran lebih yang hanya disusun
dan disajikan oleh Pemerintah Pusat.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Penyajian Lapkeu Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama


dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah
komparatif dengan periode sebelumnya.

Pemerintah Pusat menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua


kementerian negara/lembaga kepada lembaga legislatif.

Pemerintah daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari semua


entitas akuntansi dibawahnya kepada lembaga legislatif.

Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal


accounts). Namun demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan,
maka hal tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Prosedur Konsolidasian

Prosedur konsolidasian dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan


menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan
entitas pelaporan lainnya, atau yang diselenggarakan oleh entitas akuntansi
dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun timbal balik.

Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan


laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisatoris berada di
bawahnya.

Dalam hal konsolidasi dilakukan tanpa mengeliminasi akun-akun yang timbalbalik, maka nama-nama akun yang timbal balik dan estimasi besaran jumlah
dalam akun yang timbal balik dicantumkan dalam CaLK.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

o
o
o
o

Entitas Pelaporan
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Suatu entitas pelaporan ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang
umumnya bercirikan:
Entitas tersebut dibiayai oleh APBN/APBD atau mendapat pemisahan kekayaan dari
anggaran;
Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan;
Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau pejabat negara
yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat; dan
Entitas tersebut menyampaikan pertanggungjawaban baik langsung maupun tidak
langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran.
Dari uraian di atas maka yang termasuk dalam entitas pelaporan meliputi:
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Daerah.
Kementerian negara/lembaga (K/L).
Bendahara Umum Negara (BUN).

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi (lanjutan)

Entitas Akuntansi
Entitas akuntansi adalah pengguna anggaran/pengguna barang sebagai entitas akuntansi
menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan
anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas pelaporan.
Dengan penetapan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku suatu entitas
akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian
program pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas pelaporan.
Suatu entitas akuntansi ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang
umumnya bercirikan:
Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu K/L yang mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran tersendiri, termasuk pengguna dana Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan (APP).
Bendahara Umum Daerah (BUD).
Kuasa pengguna anggaran di lingkungan Pemerintah Daerah bila mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan pengelolaan
kegiatannya dilakukan secara mandiri.
Dengan penetapan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku suatu entitas
akuntansi tertentu yang dianggap mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian
program pemerintah dapat ditetapkan sebagai entitas pelaporan.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Lapkeu BLU

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang


dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.CO. BLU:adalah rumah sakit, universitas negeri, atau otorita.
Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/ APBD), BLU/ BLUD
adalah entitas akuntansi, yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada
entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya.
Selaku satuan kerja pelayanan berupa Badan, walaupun bukan berbentuk
badan hukum yang mengelola kekayaan Negara yang dipisahkan, BLU/BLUD
adalah entitas pelaporan.
Konsolidasi
laporan
keuangan
BLU/BLUD
pada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah
yang
secara
organisatoris
membawahinya dilaksanakan setelah laporan keuangan BLU/BLUD disusun
menggunakan standar akuntansi yang sama dengan standar akuntansi yang
dipakai oleh organisasi yang membawahinya.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Gambar Prosedur Konsolidasi dan Penggabungan Laporan Keuangan

EP

LKK

LK
KONSOLIDASI

EP
EP

PENGGABUNGAN

EA

EP

PENGGABUNGAN

EA

Keterangan:
EA: Entitas Akuntansi
EP: Entitas Pelaporan
LK: Laporan Keuangan
LKK: Laporan Keuangan Konsolidasi

EA

EA

PENGGABUNGAN

EA

EA

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Laporan keuangan BLU digabungkan pada kementerian negara/lembaga teknis


pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. LRA BLU digabungkan secara bruto kepada LRA K/L teknis pemerintah
pusat/daerah yg secara organisatoris membawahinya.
2. Neraca BLU digabungkan kepada neraca K/L teknis pemerintah pusat/daerah
yang secara organisatoris membawahinya.

LAPORAN OPERASIONAL

Manfaat Informasi dalam Laporan Operasional

Laporan Operasional/LO menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional


keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan
dengan periode sebelumnya.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi pendapatanLO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas pemerintahan
Sehingga Laporan Operasional menyediakan informasi (paragraf 6 PSAP No. 12):
Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan;
Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan
penggunaan sumber daya ekonomi;
Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan
laporan secara komparatif;
Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas (bila
surplus operasional).

o
o
1.
2.

3.

4.

LAPORAN OPERASIONAL

Periode Laporan Operasional

o Menurut paragraf 9 PSAP No. 12, Laporan Operasional disajikan sekurangkurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan
suatu entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan dengan suatu
periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas harus mengungkapkan
informasi sebagai berikut:

Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;

Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dan catatancatatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

o Manfaat Laporan Operasional berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia


tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah
tidak dapat dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pelaporan untuk
menyajikan laporan keuangan tepat waktu.

LAPORAN OPERASIONAL

Struktur dan Isi Laporan Operasional

o
1.
2.
3.
4.

Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu,
diulang pada setiap halaman laporan, informasi berikut: (paragraf: 12 PSAP No. 12):
Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;
Cakupan entitas pelaporan;
Periode yang dicakup;
Mata uang pelaporan; dan Satuan angka yang digunakan

Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai berikut:(paragraf 13 PSAP No.


12):

1. Pendapatan-LO (dari kegiatan operasional)


Yaitu hak pemerintah yang diakui sebagai penambah ekuitas, dalam periode tahun anggaran
yg bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
2. Beban (dari kegiatan operasional)
Yaitu penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa dalam periode pelaporan,
menurunkan ekuitas, dan berupa pengeluaran/konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.

LAPORAN OPERASIONAL

Struktur dan Isi Laporan Operasional

Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai berikut:(paragraf 13 PSAP No.

12): Lanjutan
3. Surplus/Defisit dari operasional
Yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban dari kegiatan operasional dan selama
satu periode pelaporan.
4. Kegiatan non operasional
Yaitu kegiatan yang sifatnya tidak rutin, termasuk surplus/defisit dari penjualan aset non lancar
dan penyelesaian kewajiban jangka panjang.
5. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
Yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban dari kegiatan non operasional
sebelum pos luar biasa dan selama satu periode pelaporan.
6. Pos Luar Biasa
Yaitu pendapatan/beban yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering/rutin
terjadi, diluar kendali/pengaruh entitas yang bersangkutan dan sifat & jumlah diungkap
dalam CalK.

LAPORAN OPERASIONAL

Contoh Laporan Operasional


Lihat Laporan Operasional Pemda
Sesuai Lampiran II Permendagri No. 64 Tahun 2013
(PPKD Hal 46-47 dan SKPD Hal 77)

AKUNTANSI PENDAPATAN-LO

Pendapatan diakui pada saat timbul hak atas pendapatan (hak untuk menagih)
atau pada saat pendapatan direalisasi.
Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan (paragraf 23
PSAP No. 12). Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah pusat
dikelompokkan berdasarkan jenis pendapatan, yaitu pendapatan perpajakan,
pendapatan bukan pajak, dan pendapatan hibah.
Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah daerah
dikelompokkan menurut asal dan jenis pendapatan, yaitu pendapatan asli
daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah. Masingmasing pendapatan tersebut diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih
dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

AKUNTANSI PENDAPATAN-LO
Lanjutan.....

Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatanLO pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.

AKUNTANSI BEBAN-LO

Beban diakui pada saat timbul kewajiban, terjadinya konsumsi aset dan terjadinya penurunan
manfaat ekonomi/potensi jasa. Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau
konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah (paragraf 34 PSAP No. 12) .
Sedang yang dimaksud terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada
saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya
waktu (paragraf 35 PSAP No. 12). Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
adalah penyusutan atau amortisasi.

Menurut paragraf 37 PSAP No. 12, beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan: berdasarkan jenis beban.

Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban barang, beban bunga,
beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi,
beban transfer, dan beban lain-lain.

Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban
bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset
tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga.

AKUNTANSI BEBAN-LO

Lanjutan....

Menurut paragraf 39 PSAP No. 12, penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai
metode yang dapat dikelompokkan menjadi:

1. Metode garis lurus (straight line method).


2. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method).
3. Metode unit produksi (unit of production method).

Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada periode beban
dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya,

koreksi

atas

beban

dibukukan

dalam

pendapatan

mengakibatkan

Penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.

lain-lain.

Dalam

hal

TRANSAKSI DALAM VALAS

Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah
(paragraf 53 PSAP No. 12).

Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk
bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing
lainnya, maka (menurut paragraf 56 PSAP No. 12):

1. Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi.
2. Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Akuntansi entitas nirlaba diatur dalam PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan
Organsiasi Nirlaba

Pengertian org. Nirlaba

Suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di
dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba
meliputi DKM, Gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa
sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa
para petugas pemerintah. (Wikipedia:2014)

Suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka
lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Pahala
Nainggolan, 2005).

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Karakteristik org. nirlaba

Org. nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama dan paling
mendasar adalah cara memperoleh sumber daya yg dibutuhkan utk melakukan
berbagi aktivitas operasinya. Org. Nirlaba memperoleh sumber daya dr
sumbangan pr anggota dan para penyumbang lainnya yg tdk mengharapakan
imbalan apapun dr org. nirlaba tsb.
Namun org.nirlaba memiliki karakteristik sbb.:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam
entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah
terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Karakteristik org. Nirlaba

Namun org.nirlaba memiliki karakteristik sbb.: Lanjutan...


2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau
suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan
kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau
ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Perbedaan org./entitas nirlaba dan org./entitas profit


Perihal

Entitas Nirlaba

Entitas Laba

Tujuan

Tidak semata-mata mencari laba, misalnya Mencari Laba, guna meningkatkan kekayaan
untuk memberikan pelayanan pada masyarakat, pemegang saham,

Kepemilikan

Kepemilikan tidak jelas, sehingga tidak dapat


dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan Pemegang saham, proporsi kepemilikan jelas,
proporsi pembagian sumber daya entitas pada
saat likuiditas atau pembubaran entitas

Sumber
Pendanaan

Sumbangan dari donatur, dan sebagian kecil


dapat berasal dari aktivitas operasional, dan Keuntungan operasi, pinjaman, saham,
utang.

Pengukuran
Kinerja

Tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi, bisa dari


Pertimbangan ekonomi
pelayanan pada masyarakat, kesejahteraan
yang sangat penting,
sasaran organisasi dll,

memegang

Tindak
Lanjut Jika ada laba, tidak untuk dibagikan pada Laba
biasanya
dibagikan
atas Laba
pemilik,
pemilik/pemegang saham,
Penyebaran
Tanggung Jawab

Tidak mudah dilakukan, karena


komisaris bukan merupakan pemilik

dewan

peranan

untuk

Penyebaran tanggung jawab jelas, siapa yang


menjadi dewan komisaris yang kemudian
memilih direktur pelaksana.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Tujuan penyajian lapkeu entitas nirlaba dlm rangka pengguna menilai:

Jasa yg diberikan oleh org. nirlaba dan kemampuannya utk terus memberikan jasa tsb.

Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer

Secara rinci tujuan lapkeu termasuk CALK, adlh menyajikan informasi mengenai:

a) Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
b) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto
c) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya;
d) Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya;
e) Usaha jasa entitas nirlaba.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Komponen Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri atas:

1. Laporan posisi keuangan (neraca);


2. Laporan aktivitas;
3. Laporan arus kas, dan
4. Catatan atas laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan/neraca

Tujuan Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas,
serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada
waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para
penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA


o

Tujuan Laporan Posisi Keuangan (lanjutan)


Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Laporan posisi keuangan (neraca), termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara
aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan
liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen.
Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam
kelompok yang homogen, seperti:
a) Kas dan setara kas;
b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f)

Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Posisi Keuangan

o Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat


Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu:

Aset neto terikat secara permanen

Aset neto terikat permanen adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya
dipertahankan secara permanen. Namun demikian, organisasi nirlaba diizinkan
untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi
lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut. Contoh aset jenis ini adalah
dana abadi, warisan, maupun wakaf.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA


Aset neto terikat secara permanen (lanjutan)
Pembatasan permanen terhadap (1) aset, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan
untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aset yang
disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat
disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaanya dibatasi
secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan
permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang
menjadi dana abadi (endowment).
Aset neto terikat secara temporer
Aset neto terikat temporer adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya
dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya
keadaan tertentu. Pembatasan penggunaan ini bisa ditetapkan oleh donatur maupun oleh
organisasi nirlaba itu sendiri (misal: untuk melakukan ekspansi, atau untuk membeli aset
tertentu).
Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi
untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau
(4) pemerolehan aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset
neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan
waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Aset neto tidak terikat

Aset neto tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu berarti sumbangan
tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan tertentu. Pembatasan
tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal
dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Aktivitas

Tujuan Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi
dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksi
dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak
lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa dan menilai pelaksanaan tanggung
jawab dan kinerja manajer.
Laporan akivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas
tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Aktivitas

Perubahan Kelompok Aset Neto

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer
dan tidak terikat dalam suatu periode.
o

Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen atau
terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya
terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akuntasi.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Aktivitas

Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian (lanjutan)

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset
lain(atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak
menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam
suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba
dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi,
dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi,
berulan atau tidak berulang atau dengan cara lain.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Aktivitas

Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian (lanjutan)

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba
dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang
tidak digunakan lagi.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Aktivitas

Informasi pemberian jasa

Laporan aktivitas atau CaLK menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi
fungsional seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai
pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban
secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan
mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada
penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi
entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Aktivitas

o Informasi pemberian jasa (lanjutan)


Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya, aktivitas
pendukung meliputi :
a) Aktivitas manajemen dan umum;
b) Pencarian dana;
c) Pengembangan anggota.
Aktivitas manajemen dan umum meliputi :
a) Pengawasan;
b) Manajemen bisnis;
c) Pembukuan;
d) Penganggaran;
e) Pendanaan;
f) Aktivitas administratif lain;
g) Semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi :
a) Publikasi dan kampanye pencarian dana;
b) Pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapakan pembayaran kembali;
c) Pelaksanaan acara khusus pencarian dana;
d) Pembuaatan dan penyebaran manual, petunjuk dan bahan lain, dan aktivitas lain dalam rangka pencarian
dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain.
Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota,
hubungan dan aktivitas sejenis.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:
o

Aktivitas pendanaan:

a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang;
b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi
untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana
abadi (endowment);
c) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
o

Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: misalnya


sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

AKUNTANSI ENTITAS NIRLABA

Contoh Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Contoh laporan keuangan entitas nirlaba bisa dilihat dalam lampiran PSAK terkait
(PSAK No. 45)

Contoh Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Aktivitas

Anda mungkin juga menyukai