Tugas Agama
Tugas Agama
2015
PENDAHULUAN
kesatuan
tindak,
sikap
dan
proses
mental
dengan
Dalam
masyarakat yang plural dari segi identitas agama, maka kerja sama, seperti
halnya konflik, menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Kerja sama
sehari-hari terjadi dalam bentuk interaksi yang sederhana dan rutin antar
anggota kedua kelompok. Kerja sama ini terjadi dalam bentuk kunjungan
antar tetangga, makan bersama, pesta bersama, mengizinkan anak-anak
untuk bermain, saling membantu antar tetangga dan lain-lain. Sementara
kerja sama
umat
beragama,
di
bidang
pelayanan,
pengaturan
dan
POKOK BAHASAN
1. Kerja sama dengan teman yang berbeda keyakinan, suku, Ras.
Kerja sama, atau kooperasi merujuk pada praktik seseorang atau
kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau
kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum, alih-alih
bekerja secara terpisah dalam persaingan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kerja sama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan
suatu bentuk proses sosial yang didalamnya terdapat persekutuan antara
orang per orang atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Kerja sama dapat juga terjadi karena orientasi individu terhadap
kelompoknya sendiri atau kelompok lain. Kerja sama akan timbul apabila
orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan
pada saat yang
kelompok-kelompok
mempertinggi
kesatuan
manusia
tindak,
sikap
dan
dan
juga
proses
berusaha
mental
untuk
dengan
Dalam
masyarakat yang plural dari segi identitas agama, maka kerja sama,
seperti halnya konflik, menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Kerja
sama sehari-hari terjadi dalam bentuk interaksi yang sederhana dan rutin
antar anggota kedua kelompok. Kerja sama ini terjadi dalam bentuk
semakin
sulit
dilakukan.
Oleh
karena
itu,
kerja
sama
pengertian,
kesetaraan
saling
pengamalan
menghormati,
ajaran
saling
agamanya
dan
menghargai
dalam
kerja
dalam
sama
harus memperhatikan
kembangkan
menghormati,
menerbitkan
saling
rumah
keharmonisan
percaya
ibadah.
diantara
Sesuai
saling
umat
dengan
pengertian,
saling
beragama,
bahkan
tingkatannya
Forum
antar umat
beragama
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun
peraturan Negara atau Pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban
antar umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan
masyarakat berbangsa dan bernegara.
2. Kerja sama antar umat beragama
Memahami dan mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan
masyarakat tidak selalu hanya dapat diharapkan dalam kalangan
masyarakat yang taat beragama saja. Agama dapat diaplikasikan dalam
masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang
bersifat universal. Kendatipun dapat dipahami bahwa agama yang hakiki
hanya dirujukkan kepada konsep anutan kepercayaan, tetapi dampak
sosial yang lahir dari pelaksanaan ajaran agama secara konsekwen dapat
dirasakan oleh manusia secara keseluruhan.
Demikian pula pada tataran yang lebih luas, yaitu kehidupan
antar bangsa,nilai-nilai ajaran agama menjadi sangat relevan untuk
dilaksanakan guna menyatukan umat manusia dalam suatu kesatuan
kebenaran dan keadilan.
Dominasi salah satu etnis atau negara merupakan pengingkatan
terhadap makna agama, sebab ia hanya setia pada nilai kebenaran dan
keadilan yang bersifat universal.
Universalisme pada agama dapat dibuktikan anatara lain dari
segi agama, dan sosiolog. Dari segi agama, ajaran menunjukkan
universalisme dengan doktrin monoteisme dan prinsip kesatuan alamnya.
Selain itu tiap manusia, tanpa perbedaan diminta untuk bersama-sama
menerima satu dogma yang sederhana dan dengan itu ia termasuk ke
dalam suatu masyarakat yang homogen hanya denga tindakan yang
sangat mudah ,yakni membaca alkitab atau al-quran .
kepada
kebenaran,
kebaikan,dan
keadilan
dengan
status
merupakan
penggolongan
individu
dalam
lapisan
sosial
yang
berdasarkan
dimensi
kekuasaan
b. Sikap Keberagamaan
Tiga macam sikap keberagamaan yaitu:
1. Eksklusivisme.
Sikap ini cenderung memutlakkan kebenaran pendapatnya
(dalam hal ini agamanya) sendiri, dengan meniadakan sama sekali
akan kebenaran di luar agamanya. Sikap seperti ini tentu saja tidak
menguntungkan
bagi
kerukunan
dan
kerja
sama
antarumat
beragama.
2. Inklusivisme.
Sikap ini cenderung untuk menginterpretasikan kembali teksteks keagamaan, sehingga interpretasi tersebut tidak hanya cocok
tetapi juga dapat diterima. Tegasnya, ia meyakini agamanya yang
paling benar, tetapi dalam waktu bersamaan ia mengakui agamaagama
juga
boleh
jadi
memiliki
kebenaran,
dan
ia
tidak
benar.
dipeluknya
Tegasnya,
adalah
sikap
benar
dan
kebenarannya masing-masing.
c. Tingkat Kepercayaan (Trust)
ini
memandang
agama
lainnya
agama
juga
yang
memiliki
lain
dalam hal
keberagamaan
itu
yang berkaitan
bisa
terwujud
dengan
berupa
agama.
dapat
Sikap
menerima
yang tetap
keberagamaan.
Oleh
sebab
itu
dalam
penelitian
ini
hubungan
diuraikan
sebelumnya
bahwa
karakteristik
berbeda
agama
itu
dapat
dipercaya.
Seseorang
yang
trust
karakteristik
individu
kepercayaan (Trust).
mempunyai
hubungan
dengan
tingkat
terhadap
radio
dan
televisi.
Bagi
mereka
yang
mempunyai
berbagai
keberadaan
kelompok
lain,
sehingga
sikap
ragu-ragu
untuk
meminjamkan
barang
berharga
Akses
Keberagamaan,
Informasi,
Dan
Trust
Status
Sosial
Terhadap
Kerja
Ekonomi,
sama
Sikap
Antarumat
Beragama.
Variabel inti dari penelitian ini adalah Kerja sama antarumat
beragama. Kerja sama antarumat beragama tersebut dipengaruhi
oleh
tingkat
akses
informasi,
keadaan
sosial
ekonomi,
sikap
berpengaruh
terhadap
kerja
sama
antarumat
perekonomiannya, cendrung
sulit
untuk
menciptakan
kerja
sama
diantara
mereka.
semacam
dialog,
seminar,
temu
karya,
untuk
berharap
dialog
antar-umat
beragama
dapat
memperkuat
Pada
dan
Konghucu
itu
Maftuh
menjelaskan,
kerukunan
umat
Menurut
dia,
kondisi
yang
demikian
menunjukkan
bahwa
tidak
boleh
berhenti,"
katanya.
Dalam
hal
ini,
Maftuh
secara
jujur,
berkolaborasi
dan bersinergi
untuk
pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan bahwa misi agama atau
dakwah
yang
kini
harus
digalakkan
adalah
misi
dengan
tujuan
relevan
dengan
perkembangan
pembangunan
bangsa
ini
era
Soeharto,
program
transmigrasi
di
Indonesia
tersebut
telah
berniat
dengan
untuk
pengusulan
mengurangi
kerjasama
konflik
antar
atau
agama.
Nahdlatul
Internasional,
Ulama,
memperkenalkan
yang
dipegang
ajaran
Islam
oleh
Sarjana
moderat,
yang
Islam
mana
Timor
dimaksudkan
Timur,
untuk
Selandia
Baru
mendiskusikan
dan
Papua
kemungkinan
Nugini,
yang
kerjasama
antar
mereka.
Keduanya
juga
banyak
berkiprah
pada
kegiatan
kolaboratif antar agama. Lebih awal dari dua lembaga tersebut adalah
Paramadina di Jakarta. Lembaga yang didirikan oleh Nurcholish Madjid
Dkk, pada tahun 1986.Lembaga ini merupakan ajang pertemuan bagi
berbagai kalangan agama untuk berdialog secara bebas dan terbuka,
namun tetap dalam syasana kekeluargaan dan persaudaraan. Lembaga ini
juga mendirikan SOSMA ( Sosial Paramadina ) yang menghususkan diri
pada kegiatan pelayanan dan aksi sosial. Ada banyak bentuk dialog dan
kerjasama, atau gabungan antara dialog dan kerjasama yang bisa
dilakukan oleh kalangan lintas agama. Kerjasama tersebut bisa di
bersama
adalah
pada
tingkatan
etis,
sosial,politis
dan
KESIMPULAN
berusaha untuk
mempertinggi
mental
memperhatikan
kesatuan
tindakan,
sikap
dan
proses
dengan
bahkan
dianjurkan
sepanjang
berada
dalam
ruang
lingkup
kebaikan. Dari sudut pandang itulah kita sebgai umat manusia yang
menganut agama yang berbeda dapat membentuk suatu kerjasama yang
baik dan tanpa harus bekerjasama dengan orang-orang yang se-iman saja
dan mengasingkan orang yang berbeda keyakinan karena hal itu sebuah
kesalahan yang besar juka kita mengucilkan mereka.