Anda di halaman 1dari 14

1

Jasa – Jasa Perbankan


1. Transfer
2. Inkaso
3. Bank garansi
4. Letter of Credit
5. Waliamanat
6. Kliring
2
Jasa – Jasa Perbankan
TRANSFER
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana
tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan
seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer.
Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar
cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain
mengkredit.
1. TRANSFER KELUAR
Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas
pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar. Media untuk melakukan
transfer ini adalah secara tertulis ataupun melalui kawat.
Pembatalan Transfer keluar :
Bila terjadi pembatalan transfer, haruslah diperhatikan bahwa pembatalan tersebut
hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si penerima
uang dan untuk itu bank pemberi amanat harus memberi perintah berupa “stop
payment” kepada cabang pembayaran. Pembayaran pembatalan ini baru dapat
dilakukan oleh bank pemberi amanat kepada nasabah pemberi amanat hanya
apabila telah diterima berita konfirmasi dari bank pembayar bahwa memang
transfer dimaksud belum dibayarkan.
2. TRANSFER MASUK
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank
pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary
bila ia memiliki rekening di bank pembayar.
Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat
telah dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.
3
Pembatalan Transfer Masuk :
Jika terjadi pembatalan, pertama – tama yang harus dilakukan adalah memeriksa
apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Bila ternyata belum,
akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada cabang
pemberi amanat melalui pemindahbukuan.
INKASO
Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga
berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang
telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.
1. WARKAT INKASO
a. Warkat inkaso tanpa lampiran
Yaitu warkat – warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen –
dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga
b. Warkat inkaso dengan lampiran
Yaitu warkat – warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen – dokumen
lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen – dokumen
penting.
2. JENIS INKASO
a. Inkaso Keluar
Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri
untuk menagih warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain di kota
lain.
b. Inkaso masuk
Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri.
Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari
nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.
4
BANK GARANSI
Bank garansi adalah salah satu jasa yang diberikan oleh bank berupa jaminan
pembayaran sejumlah tertentu uang yang akan diberikan kepada pihak yang menerima
jaminan, hanya apabila pihak yang dijamin melakukan cidera janji. Perjanjian bisa berupa
perjanjian jual – beli, sewa, kontrak – mengontrak, pemborongan, dan lain – lain. Pihak
yang dijamin biasanya adalah nasabah bank yang besangkutan, sedangkan jaminan
diberikan kepada pihak lain yang mengadakan suatu perjanjian dengan nasabah
Jenis dan Manfaat Bank Garansi
Beberapa jenis bank garansi yang ada antara lain:
1. Bank Garansi Pembelian
Bank garansi diberikan kepada supplier/pabrik sebagai jaminan pembayaran atas
pembelian barang oleh nasabah atau pihak yang dijamin oleh bank.
2. Bank Garansi Pita Cukai Tembakau
Bank garansi yang diberikan kantor bea cukai sebagai jaminan pembayaran pita
cukai tembakau atas rokok yang dijual oleh pabrik rokok, dalam hal ini pihak
yang dijamin adalah pabrik rokok.
3. Bank Garansi Penangguhan Bea Masuk
Bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai sebagai jaminan
pembayaran bea masuk atas barang yang dikeluarkan dari pelabuhan milik
nasabah.
4. Bank Garansi Tender (Bid Bond)
Bank garansi yang diberikan kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk
kepentingan kontraktor/leverensi yang akan mengikuti tender atas suatu proyek,
dalam hal ini pihak yang dijamin adalah kontraktor/leverensi tersebut. Salah satu
persyaratan kontraktor/leverensi dapat mengikuti tender adalah menyerahkan
bank garansi.
5
5. Bank Garansi Pelaksanaan (Perfomance Bond)
Bank garansi yang diberikan kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk
kepentingan kontraktor/leverensi guna menjamin pelaksanaan pekerjaan/proyek
oleh kontraktor/leverensi, dalam hal ini pihak yang dijamin adalah
kontraktor/leverensi.
6. Bank Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond)
Bank garansi yang diberikan kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk
kepentingan kontraktor/leverensi atas uang muka yang diterima oleh
kontraktor/leverensi, dalam hal ini pihak yang dijamin adalah
kontraktor/leverensi.
7. Bank Garansi Pemeliharaan (Retention Bond)
Bank garansi yang diberikan pemilik proyek (bouwheer) untuk kepentingan
kontraktor/leverensi guna menjamin pemeliharaan atas proyek yang telah
diselesaikan oleh kontraktor/leverensi.
Sedangkan manfaatnya antara lain:
1. penerimaan berupa biaya administrasi (provisi/komosi) yang merupakan fee based
income bagi bank
2. pengendapan dana storjam yang merupakan dana murah bagi bank
3. memberikan pelayanan kepada nasabahnya sehingga nasabah menjadi lebih loyal
kepada bank
6
LETTER of CREDIT
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa
penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan
jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian
yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas
yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran.
Jenis dan Manfaat Letter of Credit
Isi dari perjanjian LC mencakup banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan, cara
pembayaran dan lain – lain. Berdasarkan isi perjanjian tersebut, LC dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis:
1. Ruang Lingkup Transaksi
- LC Impor:adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi jual
beli barang/jasa melewati batas – batas Negara.
- LC Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN):adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi di
dalam wilayah suatu Negara.
2. Saat Penyelesaian
- Sight LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai dengan
dokumen tiba.
- Usance LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai wesel
yang diterbitkan jatuh tempo (tidak lebih lama dari 180 hari).
3. Pembatalan
- Revocable LC:adalah LC yang dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak oleh issuing bank setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
kepada pihak yang berhak menerima pembayaran (beneficiary). LC jenis
ini biasanya digunakan sebagai bekal awal sebelum negosiasi antara
importir dan eksportir mencapai kesepakatan final.
7
- Irrevocable LC:adalah LC yand tidak dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak oleh issuing bank setiap saat tanpa persetujuan beneficiary.
Apabila suatu LC tidak secara eksplisit menyatakan ‘revocable’ atau
‘irrevocable’, maka LC tersebut dianggap sebagai irrevocable LC.
4. Pengalihan Hak
- Transferable LC:adalah LC yang diberikan hak kepada beneficiary untuk
mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada
pihak lain. Pengalihan hak ini hanya dapat dilakukan satu kali.
- Untransferable LC:adalah LC yang tidak memberikan hak kepada
beneficiary untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan
pembayaran kepada pihak lain.
5. Pihak advising bank
- General/Negotiating/Non-Restricted LC:adalah LC yang tidak
menyebutkan dengan bank yang akan menjadi advising bank.
- Restricted/Straight LC:adalah LC yang menyebutkan dengan tegas bank
yang menjadi advising bank.
6. Cara Pembayaran kepada Beneficiary
- Standby LC:adalah surat pernyataan dari pihak bank yang menyatakan
bahwa apabila pihak yang dijamin (nasabah bank tersebut) cidera janji
maka pihak bank akan menerbitkan Sight LC untuk kepentingan yang
menerima jaminan yaitu beneficiary.
- Red-Clause LC:adalah LC yang memperkenankan penarikan sejumlah
tertentu uang muka oleh beneficiary. LC ini diterbitkan biasanya hanya
apabila issuing bank benar – benar percaya pada reputasi beneficiary.
- Clean LC:adalah LC yang pembayarannya kepada beneficiary dapat
dilakukan hanya atas dasar kwitansi/wesel/cek tanpa harus menyerahkan
dokumen pengiriman barang.
8
Manfaat yang dapat diharapkan oleh bank dengan memberikan fasilitas Letter of
Credit kepada nasabahnya antara lain adalah:
- Penerimaan biaya administrasi berupa provisi/komisi yang merupakan fee
based income bagi bank.
- Pengendapan dana setoran yang merupakan dana murah bagi bank.
- Pemberian pelayanan kepada nasabahnya sehingga nasabah menjadi lebih
loyal kepada bank.
9
WALIAMANAT
Waliamanat adalah pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Efek bersifat
uang. Bank Umum yang akan bertindak sebagai Wali Amanat wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepan untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat.
Manfaat dari Wali Amanat adalah:
1. Memenuhi salah satu persyaratan atas penerbitan obligasi.
2. Meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi yang diterbitkan.
3. Menambah kepercayaan investor atas bonafiditas emiten.
Persyaratan untuk menjadi Wali Amanat adalah:
1. Bertempat kedudukan di Indonesia.
2. Dalam dua tahun terakhir secara berturut – turut memperoleh laba/keuntungan.
3. Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik/akuntan Negara untuk dua
tahun berturut – turut dengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat untuk tahun
terakhir.
Berikut adalah beberapa tugas dari Wali Amanat:
1. Menganalisi kemampuan dan kredibilitas emiten apakah secara operasional
perusahaan (emiten) mempunyai kesanggupan menghasilkan dan membayar
obligasi beserta bunganya.
2. Menilai kekayaan emiten yang akan dijadikan jaminan Wali Amanat harus
mengetahui dengan pasti apakah nilai kekayaan emiten yang menjadi jaminan
setara atau memadai dibanding nilai obligasi yang diterbitkan.
3. Melakukan pengawasan terhadap kekayaan emiten. Apabila harta yang menjadi
jaminan tadi dialihkan pemanfaatan atau pemilikannya haruslah sepengetahuan
Wali Amanat.
10
KLIRING
Salah satu fungsi bank yang sangat vital terutama dalam mrmbantu transaksi
bisnis adalah penyediaan jasa – jasa yang disediakan bank umum antara lain:
1. KLIRING
Kliring adalah suatu cara penyelasaian utang – piutang antara bank – bank
peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat – surat berharga disuatu tempat
tertentu.
Warkat kliring antara lain: cek, bilyet, CD, Nota Debet dan Nota Kredit.
Warkat harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh, dan
telah jatuh tempo.
Kliring dibagi 2, yaitu:
1. Kliring Manual
2. Kliring Elektronik
Bank Peserta Kliring
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada
dalam wilayah tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank
Indonesia. Sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alas an.
Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring,
peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada penyelenggara kliring sepuluh hari
sebelumnya.
Alas an pengunduran diri:
- Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat memenuhi syarat – syarat ikut
kliring
- Masalah dalam kepenggurusan
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kantor bank umum agar dapat menjadi peserta
kliring yaitu:
1. suatu kantor bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah mendapat
persetujuan Bank Indonesia.
2. mempunyai izin usaha yang sah
11
3. keadaan administrasi dan keuangan memungkinkan.
4. simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan kelonggaran tarik kredit yang
diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang – kurangnya 20% dari
syarat modal disetor minimum bagi pendirian bank baru di wilayahnya.
5. menyetor jaminan kliring sebesar 50% rata – rata kewajiban 20 hari terakhir
dikurangi 40% rata – rata tagihan 20 hari terakhir.
6. bank peserta menunjuk minimal orang wakil tetap pada lembaga kliring.
Mekanisme Kliring
Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap yaitu:
a. Kliring Penyerahan
Kegiatan yang harus dilakukan:
1. Warkat dicap yang memuat sebutan “kliring” dan dicantumkan nomor
kode kelompok peserta.
2. Persetujuan penyelenggara dan peserta lain.
b. Kliring Retur
1. Setelah warkat dikembalikan kemudian dikelompokkan menurut peserta
dan dicatat dalam daftar kliring retur lengkap dengan nilai nominalnya.
2. Penyelenggara selanjutnya menyusun neraca gabungan peserta.
3. Mencari pinjaman dari bank lain atau call money.
Kliring Elektronik
adalah kliring lokal dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo
kliring yang didasarkan pada data keuangan elektronik disertai penyampaian warkat
(surat berharga.
Tujuan diselenggarakannya elektronik ini adalah:
1. meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan sistem pembayaran cepat, akurat,
andal, aman, dan lancar.
2. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keamanan pelaksanaan dan pengawasan
proses.
12
Mekanisme Kliring
a. Peserta, terdiri dari:
1. Peserta Langsung Aktif (PLA)
2. Peserta Langsung Pasif (PLP)
3. Peserta Tidak Langsung (PTL)
b. Fasilitas bagi Peserta, meliputi:
1. Informasi hasil kliring
2. Laporan hasil proses kliring
3. Rekaman data warkat yang diterima
4. Salinan warkat dan permintaan ulang atas laporan hasil proses kliring
5. Investigasi selisih
6. Pengujian kualitas MICR code line
c. Proses
1. Siklus kliring nominal besar
2. Siklus kliring ritel
d. Settlement
Dasar perhitungan dalam kliring elektronik di bawah Rp 100 juta adalah Data
Keuangan Elektronik (DKE). Perhitungan hasil kliring akan tercemin dalam
Bilyet saldo Kliring yang dapat bersaldo kredit (menang) atau debet (kalah). Hasil
ini dibukukan langsung ke rekening giro tiap bank di Bank Indonesia tanpa
melihat kecukupan dana (net settlement).
e. Biaya
Bank Indonesia mengenakan biaya kepada para peserta kliring.

Bank
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Bank (cara pengucapan: [Bang]) adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan
dipinjamkan.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10


November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidur rakyat banyak.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan.

Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan
perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang
di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini
bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter
supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti
menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank menghasilkan
untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.

sal Mula Perbankan

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan
tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat
oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika]] dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia,
Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai
dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai
meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin
penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain.
Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money
Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.
Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

Tujuan jasa perbankan

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai,
tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan
ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang
hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

Kegiatan perdagangan luar negeri yang meliputi trnsaksi ekspor dan impor barang
maupun jasadapat dilaksanakan dengan baik, apabila hubungan pembayarannya dapat
diselenggarakan dengan lancar dan terjamin bagi semua pihak. Adapun cara pembayaran
yang lazim dilakukan ialah dengan cara yang tidak langsung, artinya melalui jasa
perbankan.
Diantara beberapa cara pembayaran yang akan diuraikan diantaranya Letter of Credit
atau Surat Kredit Berdokumen dianggap sebagai suatu cara pembayaran paling ideal saat
ini. Oleh karena pelaksanaanya melibatkan kegiatan jasa perbankan yang masing-masing
berada di negara berlainan, maka dirasa sangat perlu adanya kesesuaian cara pembayarab
yang dilakukan oleh bank-bank itu dalam bentuk peraturan yang mengandung sifat
keseragaman baik dalam cara maupun mengenai pengertiannya.
Walaupun pada hakikatnya dalam mekanise pembayaran dengan L/C hanya terdapat 3
pihak utama yaitu pembeli, penjual, dan bank pembuka. Akan tetapi dalam
perkembangan bentuk dan jenisnya ternyata telah melibatkan lebih daripada itu.
Perlu diketahui, bahwa bentul L/C yang sekarang kita kenal adalah bentuk dimana bank
membuka kredit atas amanat dari pembeli.
Cara pembayaran dengan L/C tentu saja tidak lepas dari adanya syarat dan kondisi yang
ditetapkan oleh pihak yang bersangkutan. Salah satu dari persyaratan itu, ialah bahwa
pembayaran baru dapat dilaksanakan apabila kepadabank telah diserahkan dokumen-
dokumen yang secara formal telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam L/C itu.
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa penyerahan dokumen adalah sebagai suatu
syarat dilakukannya pembayaran. Namun demikian, tidak mustahil adakalanya terjadi
penyimpangan dokumen dari syarat dan kondisi yang telah ditetapkan.

BAB II
ISI

A. Pengertian Letter Of Credit


Yang dimaksud dengan letter of credit adalah letter of credit yang diterbitkan oleh bank
dengan segala macam sifat dan jenisnya. Dalam transaksi jual beli antara eksportir dan
importir, penggunaan L/C merupakan cara yang paling aman bagi eksportir maupun
importir, karena adanya kepastian bahwa pembayaran akandilakukan apabila syarat L/C
dipenuhi. Namun demikian cara pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding
dengan cara pembayaran yang lain.
Atas L/C yang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar negeri diberi hak
untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya atas nama importir.
Wesel ini beserta dokumen-dokumen pengapalan barangnya oleh eksportir disearahkan
kepadabank koresponden yang menjadi penerima L/C untuk dimbilalih.
Pembayaran yang dilakukan atas dasar L/C tersebut berarti bank koresponden membayar
lebih dahulu atas nama bank pembuka L/C sehingga tampaknya ada unsur kredit. Jangka
waktu antara pembayaran yang dilakukan bank penerima L/C dengan pembayaran yang
dilakukan oleh bank pembuka L/C dikenakan sekedar bunga. Karena pembayaran atas
dasar L/C ini dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang, maka L/C yang dibuka
sering disebut documentary letter of credit, yakni pembayaran L/C yang dijamin dengan
dokumen.

B. Fungsi Bank Sebagai Perantara Pembayaran Luar Negeri


Dalam aktifitas perdagangan internasional baik dari segi ekspor maupun impor ternyata
fungsi bank sangatlah penting, terutama fungsi sebagai perantara di bidang pelaksanaan
teknis pembayaran luar negeri.
Untuk menjalankan tugas perantara dalam transaksi perdagangan internasional yang
dimaksud, suatu bank tentu saja tidak akan dapat bekerja sendiri dan hal ini kiranya
tidaklah mungkin apabila bank yang bersangkutan memang menginginkan tugasnya
sebagai perantara harus berhasil baik. Untuk itu maka bank-bank tersebut harus
mengadakan hubungan koresponden dengan bank-bank di luar negeri terutama dengan
bank-bank prima yakni bank-bank yang dalam dunia perbankan dan perdagangan
internasional tidak diragukan lagi bonafiditasnya serta moral dan financial standingnya.
Oleh karena bank-bank di luar negeri tersebut seolah-olah merupakan agen dari bank
yang bersangkutan, maka hubungan dimaksud sering dikenal dengan sebutan Agency
Arrangement yang mengatur tentang caa-cara penyelesaian sehubungan dengan
kepentingan-kepentingan yang menyangkut kegiatanbank masing-masing.
Di sinilah kiranya letak fungsi penting dari pada bank sebagai perantara dalam
pembayaraan luar negeri, disamping untuk mempercepat dan mempermudah
pelaksanaannya, hubungan koresponden yang demikian berarti adanya pemakaian jasa-
jasa daribank luar negeri, juga dapat memberikan keuntungan kepada bank-bank yang
telah menunjuknya sebagai bank koresponden atas dasar prinsip resiprositas.
Dilihat dari sifatnya, suatu hubungan koresponden antara bank-bank di Indonesia dengan
bank-bank di luar negeri dapat dilakukan dengan 3 macam cara:
1. Depository Correspondent
Yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang
bersangkutan memelihara rekening pada bank luar negeri tersebut.
2. Non Depository Correspondent
Yaitu suat hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang disebut
pertama tidak memelihara rekening pada bank di luar negeri itu.
3. One Side Correspondent
Yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri tanpa pemeliharaan suatu
rekening.

C. Pihak-Pihak Dalam Letter Of Kredit


Dalam suatu mekanisme L/C terlibat secara langsung beberapa pihak ialah:
a. Pembeli atau disebut juga buyer, importer
b. Penjual atau disebut juga seller atau exporter
c. Bank pembuka atau disebut juga opening bank, issuing bank
d. Bank penerus atau disebut juga advising bank
e. Bank pembayar atau paying bank
f. Bank pengaksep atau accepting bank
g. Bank penegosiasi atau negotiating bank
h. Bank penjamin atau confirming bank
Dalam keadaan yang sederhana suatu L/C menyangkut 3 pihak utama, ialah pembeli,
penjual, dan bank pembuka.

D. Kewajiban dan Tanggung Jawab Dalam L/C


Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggung jawab bank sebagai
pihak yang berurusan dengan dokumen-dokumen, telah diatur secara lengkap yang garis
besarnya dapat dikemukan sebagai berikut:
1. Bank wajib memeriksa semua dokumen denganketelitian yang wajar untuk
memperoleh kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal telah sesuai dengan
L/C.
2. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat pernyataan
tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosisi dokumen, maka bank yang
memberi kuasa tersebut akan terikat untuk mereimburse.
3. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai dengan L/C
yang bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima atau menolaknya.
4. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau sarana tercepat
dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui dan minta penegasan
status dokumen tersebut.
5. Issuing bank akan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen-dokumen itu tidak
sesuai dengan syarat-syarat L/C.
6. Bila bank pengirim dokumenmenyatakan terdapat penyimpangan pada dokumen dan
memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau penegosiasian dengan syarat
atau berdasarkan indemnity telah dilakukannya.
7. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab mengenai:
? Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan menurut hukum
daripada tiap-tiap dokumen.
? Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau yang ditambahakan
padanya.
? Uraian, kwantitas, berat, kwalitas, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai atau adanya
barang-barang.
? Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan membayar utang,
pelaksanaan pekerjaan atau standing daripada si pengirim.
8. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab atas akibat-
akibat yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam pengiriman daripada berita-
berita, surat-surat atau dokumen-dokumen.
9. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab sebagai akibat yang timbul
karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar kekuasaanya.
10. Bila bank memperbunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan instruksi
applicant, maka hal tersebut adalah atas beban dan resiko applicant.

E. Bentuk Dan Jenis L/C


1. Revocable Letter Of Credit
Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih
dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut menunjukan bahwa suatu L/C yang
dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak
bank dan beneficiary.
Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena tidak
mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika diajukan, mengingat
pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena
itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang dipergunakan.
2. Irevocable Letter Of Credit
Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan semua pihak
baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan. Selama jangka waktu
berlakunya yang ditentukan dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar,
mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-
syarat dan kondisi yang ditetapkan didalamnya terpenuhi.
3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit
Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu
ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan. Namun
demikian dapat terjadi kredit standing daripada issuing bank tidak memuaskan bagi pihak
penjual, hal ini timbul apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa
mempunyai reputasi internasional sehingga pihak penjual memandang perlu untuk
meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini penjual akan mengajukan
permohonan agar dibuka suatu confirmed L/C.
4. Transferable Letter Of Credit
Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta kepada
bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap
bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu
seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih.
5. Back To Back Letter Of Credit
Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable
L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang perantara
atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara pembeli dan supplier tidak
dimungkinkan oleh peraturan-peraturan negara yang bersangkutan. Walaupun ada
persamaan demikian tetapi tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku
terhadap transferable L/C seluruhnya berlaku juga bagi back to back L/C.
6. Red Clause Letter Of Credit
Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut sesuatu hal
yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C
oleh bank yang dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas
dasar inilah maka red clause L/C termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory
credit.
7. Green Ink Clause Letter Of Credit
Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni juga
memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan barang-barang
dilakukan.
8. Revolving Letter Of Credit
Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli sering terjadi
serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu maupun jumlah. Adapun cara
pembayarannya dapat dilakukan dengan pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di
atas untuk masing-masing transaksi.
9. Stand By Letter Of Credit
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak beneficiary
atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk
melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi
pinjaman lain bank yang bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas
penyerahan selembar sight draft dan surat pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan
bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui,
membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.
F. Prosedur Transaksi Letter Of Credit
1. Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga terjadi
kesepakatan.
2. Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank (bank pembuka
L/C)
3. Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan kepada
bankpembayar bahwa L/C DN telah dibuka dan agar disampaikan kepada si penjual
barang.
4. Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa pembeli telah
membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera dikirim. Disini penjual barang
meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula.
5. Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan angkutan lainnya
untuk mengirimkan barang-barang ke tempat tujuan.
6. Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa barang
telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan certificate of receipts atau
konosemen yang harus diserahkan kepada bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan
setelah memeriksa kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh si
pembeli.
7. Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar dengan
menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai denga wesel yang
berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan penagihan pembayaran kepada bank
pembayar.
8. Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera menghubungi bank
pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan penerimaan dokumen
dilampiri dengan perhitungan-perhitungannya kepada pembeli.
9. Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C
10. Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut kepada bank
pembuka L/C.
11. Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan sekaligus
memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan demikian memberi ijin
kepada bank pembayar untuk melakukan pembayaran kepada si penjual. Kemudian
semua arsip disimpan.
12. Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan diskonto
atau perhitungan wesel.

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil penelaahan kata demi kata tersebut akhirnya kita sampai pada suatu
kesimpulan bahwa suatu hubungan pembyaran luarnegeri diperlukan dalam penyelesaian
lalu lintas bayar-membayar antara para pihak yang mengadakan usaha dimana mereka
masing-masing berada di negara berlainan. Suatu hubungan pembayaran luar negeri pada
hakekatnya diperlukan dalam penyelesaian transaksi-transaksi yang diadakan oleh para
pihak, yaitu dalam transaksi-transaksi perdagangan internasional yang meliputi transaksi
ekspor dan impor baik barang maupun jasa.
Oleh karena dilihat dari sudut resultatnya, suatu perdagangan luar negeri baru akan dapat
dilaksanakan dengan baik apabila hubungan pembayarannya dapat diselenggarakan
dengan baik pula, secara a contrario suatu hubungan pembayaran luar negeri baru ada
setelah adanya transaksi perdagangan dengan luar negeri.
Sudah barang tentu para pihak dalam transaksi perdagangan internasional itu
menginginkan agar transaksi yang mereka adakan dapat berjalan baik dan lancar tanpa
adanya hambata-hambatan apapun. Keinginan yang demikian itu akan tampak lebih jelas
dalam hal para pihak mengharapkan diperolehnya keuntungan yang maksimal daripada
hasil transaksinya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Terwujudnya keuntungan
yang maksimal bagi para pihak secara timbal balik merupakan salah satu tujuan utama
daripada transaksi yang mereka adakan sehingga hasil itu baru akan nyata apabila cara
pembayaran yang mereka tempuh cukup baik dan terjamin. Pada umumnya cara yang
baik dan terjamin dimaksud yang lajim ditempuh dalam perdagangan luar negeri adalah
cara pembayaran yang tidak langsung dalam arti melalui aktifitas perbankan.

• click link
• 11134 clicks

Untuk dapat merequest file lengkap yang dilampirkan pada setiap judul, anda harus
menjadi special member, klik Register untuk menjadi free member di Indoskripsi.

Semua Special Member dapat mendownload data yang ada di download area.
NB: Ada kemungkinan data yang diposting di website ini belum ada filenya, karena
dikirim oleh member biasa dan masih menunggu konfirmasi dari member yang
bersangkutan. Untuk memastikan data ada atau tidak silahkan login di download area.
CARI CONTENT WEB :

FREE JOURNAL UNTUK MELENGKAPI REFERENSI KARYA ILMIAH

ANDA, FREE? KLIK DISINI

HOT DOWNLOAD MAKALAH, FULL PAPER? KLIK DISINI


PELUANG KERJA UNTUK FRESH GRADUATE, MAHASISWA TINGKAT

AKHIR, BARU LULUS KULIAH? KLIK DISINI


BUTUH BEASISWA STUDY, BEASISWA PENELITIAN, INFO BEASISWA

TERBARU? KLIK DISINI

INGIN KULIAH S2 JARAK JAUH? KLIK DISINI

Jika tertarik untuk memasang iklan di website ini, silahkan klik menu contact
Silahkan baca syarat dan ketentuannya

make money

Main Menu

• Home
• Profil
• Contact
• Donate
• Terms and Conditions
• Report Abuse

Data Menu

http://ambhen.wordpress.com/2010/02/01/macam-jasa-perbankan/

Anda mungkin juga menyukai