125070100111053
PD-A
Dari kuliah yang saya dapat pada hari Selasa, 15 September 2015 dengan bapak L.
Setyobodi tentang dorongan untuk berprestasi ialah bagaimana kita memotivasi diri kita
sendiri sesuai dengan motivasi masing- masing. Teori untuk membangun motivasi
entrepreneurship ada tiga, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan afiliasi, dan
kebutuhan daya. Dimana ketida teori tersebut berhubungan satu sama lain. Kita harus
berusaha menjadi yang terbaik dan mengatasi tantangan maupun hambatan suatu masalah
dengan menjaga atau memelihara usaha kita tetap menjadi terbaik setelah itu kita harus
mengontrol sesuatu yang terjadi pada orang lain dan merubah situasi tersebut.
Apabila kita ingin sukses kita harus berusaha. Bagaimana kalau kita sudah berusaha
tetapi tetap tidak berhasil? Oleh karena itu kitaharus memiliki knowledge, skill, dan
ability. Dari pengetahuan yang telah kita dapat tanpa di sertai skill dan abilities kita
hannya orang yang cuman memiliki teori tetapi kenyataan di lapangan kita tidak mampu.
Sebagai contoh apabila seorang dokter hannya mengetau teori mengobati pasien tanpa
pernah mencoba mengobati pastinya kesuksesan dalam menyembuhkan pasien sangatlah
minimal. Sehingga wawasan yang kita dapat harus diimbangi dengan kemampuan skill.
Lalu apa yang dimaksut dengan abilities? Menurut Chaplin ability (kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk
melakukan suatu perbuatan. Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan
kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek.
Setelah kita memiliki knowledge, skill dan ability tentunya masih ada hal terpenting
untuk mencapai kesuksesan, yaitu motivasi. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et
al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita
untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap
tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya;
hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan
penghormatan.
Terkadang seseorang dalam mencapai kesuksesan memiliki pola pikir yang berbedabeda. Dan beberapa orang takut untuk melakukan inovasi baru untuk keluar dari zona
nyamanya. Orang yang menginginkan kesuksesan tetapi mereka sendiri tidak percaya diri
akan kemampuannya dan takut akan kegagalan. Sehingga buku karangan Muhammad
Yunus tentang Banker to the poor menuliskan tentang kutu dan kotak korek api. Inti dari
kutu dan kotak korek api ialah bahwa kita untuk meraih kesuksesan jangan takut dengan
kotak korek api yang memghambat kita untuk memunculkan kemampuan kita
sebenarnya. Sebagai contoh kita ingin berjualan tetapi teman kita atau tetangga kita
berpendapat bahwa berjualan itu susah, banyak resiko sehingga orang-orang ini
merupakan kotak korek api yang memberi batas kemampuan kita. Sehingga kita takut
untuk berjualan. Oleh karena itu jangan pernah menyerah untuk meraih kesuksesan,
siapatahu bahwa kesuksesan didepan mata tetapi kita takut untuk mengambilnya.