Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual
dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal memiliki peran besar saat ini dalam
menunjang pembangunan perekonomian suatu negara karena pasar modal
mempunyai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan
mempunyai fungsi ekonomi karena pasar modal mempunyai fungsi sarana alokasi yang
produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman (investor) ke peminjam
(perusahaan publik). Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang
mempunyai kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan
memperoleh imbalan (return) sedangkan perusahaan publik dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk kepentingan investasi. Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi
keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Setiap
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta wajib menyampaikan laporan
keuangan yang sudah diaudit oleh kantor akuntan publik yang telah terdaftar dalam
BAPEPAM.
Informasi akuntansi berupa laporan keuangan merupakan sumber utama yang
banyak memberikan manfaat bagi para pemakai (investor) untuk menilai suatu
perusahaan. Laporan keuangan lazimnya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi,
perubahan modal dan laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Menurut
FASB (Financial Accounting Standards Board) yang disadur oleh Suwarjono
( 1989 : 39 ) tujuan dari pelaporan keuangan adalah :

1
1. Memberi informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi
investor dan kreditor untuk dasar pengembilan keputusan investasi dan
kredit.
2. Memberi informasi posisi keuangan perusahan dengan menunjukkan sumber-
sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal kekayaan tersebut (siapa
pihak yang memiliki hak atas kekayaan tersebut).
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi
perusahaan dalam menghasilkan laba (Earning Power)
4. Memberi informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Memberi informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pembiayaan perusahaan.
6. Memberi informasi yang dapat membantu para pemakai dalam meramalkan
aliran kas masuk perusahaan.

Laporan keuangan merupakan media yang dapat memberi informasi


seperti perkembangan penjualan, penambahan investasi, dan informasi keuangan
termasuk risiko yang dihadapi perusahaan. Penelitian mengenai kandungan
informasi dari kinerja akuntansi telah banyak dilakukan di Indonesia. Askam Tuasikal
Tuasikal (2002:365) yang mencoba menjelaskan penggunaan informasi akuntansi
untuk memprediksi return saham. Variabel-variabel yang digunakan Askam
Tuasikal dipilih variabel yang berhubungan langsung dengan Informasi
akuntansi berupa rasio keuangan. Sebelum laporan keuangan dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembuatan keputusan maka laporan tersebut di analisis lebih
lanjut.
Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang
dihasilkan akan dapat bermanfaat untuk memprediksi harga atau return saham di
pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan dimasa depan adalah

2
melakukan rasio keuangan. Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas belum
dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis
laporan keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis rasio
keuangan( Asakam Tuasikal, 2002:366). Ada beberapa analisis rasio keuangan
yang dapat pergunakan antara lain :
1. Likuiditas yang mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam mempersiapkan diri untuk melunasi kewajiban jangka pendek.
2. Laverage, yang mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang.
3. Aktivitas, yang mencerminkan kemampuan perusahaan atau untuk
mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan didalam mengerjakan
sumber-sumber dananya.
4. Profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan
sebagaimana ditunjukan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan
dan mvestasi.

Askam Tuasikal (2002:367) menyatakan untuk menguji kemampuan


prediksi informasi akuntansi dalam memprediksi return saham dapat
menggunakan rasio keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan, karena
informasi yang tercermin dalam laporan keuangan kita dapat menilai kinerja
perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Informasi akuntansi dalam bentuk rasio
keuangan dikatakan mempunyai kandungan informasi, jika informasi akuntansi
dalam bentuk rasio keuangan memiliki kemampuan prediksi ketika diasosiasi
dengan return. Mendeteksi manfaat informasi akuntansi dalam prediksi return
saham yang dihubungkan dengan karakteristik industri itu dapat memberi acuan bagi
investor dalam pembuatan keputusan bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap

3
perubahan return saham perasahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia, karena
dengan rasio keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan kita dapat menilai kinerja
perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Adapun sampel dalam penelitian adalah 6
perusahaan Food and Beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

B. Pokok Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan pokok masalah penelitian ini adalah:
Bagaimana pengaaruh rasio keuangan perusahaan terhadap return saham pada
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secar
serempak (simultan ) maupun parsial.

C. Tujuan Penelitian
1. Peneiitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh rasio keuangan perusahaan (Current ratio, Total debt to
equity ratio, Laverage ratio, Total assets turnover, Return on
Investment (RO1) terhadap return saham pada perusahaan.
2. Untuk mengetahui manakah diantara variabel rasio keuangan tersebut
yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap return saham pada
perusahaan
D. Kegunaan Peneiitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Kasanah Ilmu Pengetahuan
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan
yang lebih luas kepada mahasiswa dalam memahami teori-teori yang telah
diperoleh di bangku kuliah dan membaca sumber-sumber yang dapat membantu
sehingga dapat menganalisa, mempelajari serta dapat memberi solusi dari pokok

4
permasalahan yang dihadapi. Serta diharapkan dapat menambah daftar
pustaka di lingkungan akademis sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
2. Bagi penyelesaian operasional dan perumusan
kebijakan. Penelitian ini disusun dengan harapan agar dapat
memberikan sumbangan pikiran dan gambaran mengenai pengaruh rasio
keuangan perusahaan terhadap return saham perusahaan.

E. Sistematika Penyajian

Skripsi ini akan disajikan dalam 5 (lima) bab, setiap bab akan dibagi lagi
menjadi beberapa sub bab yang memiliki ikatan satu sama lain, secara
sistematis akan disajikan dengan susunan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan
Bab ini didalamnya diuraikan mengenai latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, dan sistematika penyajian.

Bab II : Kajian Kepustakaan


Bab ini berisikan uraian mengenai landasan teori yang
menunjang dalam pelaksanaan penelitian dan pembahasan
mengenai hasil penelitian terdahulu.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini akan membahas megenai metode penelitian yang
dipergunakan dalam pemecahan masalah, meliputi
penjelasan mengenai lokasi penelitian, identifikasi
variabel, definisi operasional, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data dan teknik analisis.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan

5
Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan
tempat penelitian dilaksanakan dan pembahasan hasil
penelitian.
Bab V : Simpulan dan Saran
Bab terakhir dari skripsi ini akan menguraikan mengenai
simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan telah diuraikan
pada bab sebelumnya dan saran yang berhubungan dengan
pokok permasalahan dalam laporan ini.

BAB II

6
KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Landasan Teori


2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Efek yang
dimaksud dalam definisi ini adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Pengertian pasar modal menurut Bambang Riyanto (1994:219) adalah pasar
dalam pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling
berhadapan tetapi yang berkepentingan saling mengisi yaitu calon pemodal di
disatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah dan jangka panjang
dilain pihak atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian bertemunya
penawaran dan permintaan dalam jangka menengah atau jangka panjang ).
Sedangkan menurut Marzuki Usman, dkk (1997:11), pasar modal (Capital Market}
didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (securitas) jangka
panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik
yang diterbitkan oleh pemerintah (public authoriteie) maupun oleh perusahaan
swasta (private sectors).
Pengertian pasar modal dalam Keppres No. 52 tahun 1976 tentang pasar modal
Bab 1 Pasal 1 dimana disebutkan, pasar modal adalah bursa efek. Jadi pasar modal
adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk
perdagangan uang dan efek. Menurut R. Agus Sartono (1998:27) bursa efek
adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk
mempertemukan penjual efek (pihak yang defisit dana) dengan pembeli efek (pihak

7
yang surplus dana) secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.
Menurut Suad Husnan (1996:3), pasar modal merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan pemerintah, public authoritie maupun perusahaan swasta.

Menurut Jogianto (1998:13), dalam perdagangan efek terbagi dalam empat


macam pasar yaitu:
1. Pasar perdana (primary market) adalah pasar perdagangan untuk menjual
surat berharga yang baru dikeluarkan dan dapat berupa penawaran perdana ke publik
(Initial Public Offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan
sudah go publik (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasoned new issues).
Harga saham perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis
fundamental perusahaan yang bersangkutan.
2. Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar perdagangan untuk surat
Berharga yang sudah beredar diperdagangan. Harga saham di pasar sekunder ditentukan
oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.
3. Pasar ketiga (third market) adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat
pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli
dan penjual pada saat pasar kedua tutup.
4. Pasar keempat (fourth market) adalah pasar modal yang dilakukan antara
institusi berkapasitas besar untuk menghindari komosi untuk broker.

2.1.2 Fungsi Pasar Modal


Menurut Bambang Riyanto (1994:219) fungsi pasar modal adalah untuk
mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai
surples tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai
deficit tabungan (saving defisit unit). Fungsi bursa efek menurut R. Agus Sartono
(1998:27) adalah :

8
1. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan
kepada masyarakat
2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme pasar
3. Membantu pembelanjaan (pemenuhan dana) dunia usaha melalui
penghimpunan dana masyarakat.
4. Memperluas proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-
saham perusahaan.
Fungsi pasar modal menurut Sri Handaru, dkk (1996:11) adalah:
1. Bagi Pemerintah (sektor pembangunan), pasar modal merupakan wahana
untuk memobilisasi dana masyarakat (dalam negeri maupun luar negeri),
dimana dana tersebut tidak memiliki efek inflatior (meskipun tergolong
sebagai dana murah). Kehadiran pasar modal juga selaras dengan asas
demokrasi, yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan
memeratakan hasil-hasil pembangunan. Melalui pasar modal dana masyarakat
akan dialokasikan ke sektor yang paling produktif dan efisien, sehingga akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Bagi Perusahaan (emiten), pasar modal merupakan alternatif untuk
memperoleh dana segar yaitu dengan go publik. Alternatif ini dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan (menghindarkan
perusahaan dari debt to equity ratio yang tinggi) dan meningkatkan nilai
perusahaan. Karena dana yang diperoleh dari pasar modal merupakan dana murah
(meskipun memiliki opportunity cost), maka biaya modal perusahaan dapat
ditekan dan kemungkinan untuk melakukan ekspansi sangat besar.
3. Bagi investor, pasar modal merupakan salah satu alat penyaluran dan
investasi, selain deposito berjangka dan tabungan. Kehadiran pasar modal akan
memperbanyak pilihan investasi yang sesuai dengan keinginan investor.

9
2.1.3. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.

Maksud penawaran umum di sini adalah menawarkan efeknya kepada masyarakat

melalu penawaran umum/pasar perdana. Efek yang telah dijual kepada investor

(pemodal)dipasar perdana dapat diperjualbelikan antar pemodal di lantai bursa

(pasar sekunder).

Lembaga penunjang dalam kegiatan di pasar modal terdiri dari:

1. Biro Administrasi Efek (BAE), yaitu lembaga yang menyediakan

jasa/pelayanan kepada emiten dalam bentuk catatan , pemindahan kepemilikan

efek-efek emiten tertentu, dan menyampaikan laporan tahunan kepada

emiten tentang posisi efek-efek yang ditanganinya.

2. Kustodian (tempat penitipan harta), yaitu lembaga yang memberikan

jasa penitipan efek dan harta lainnya yang berkaitan dengan efek serta

jasa lain menerima bunga, deviden dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi

efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

3. Wali Amanat (Trustee), dimana peranannya diperlukan dalam emisi obligasi

dan dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi.

Selain lembaga penunjang, di pasar modal juga terdapat profesi penunjang

10
pasar modal yaitu: akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan

penilai. Profesi penunjang tersebut dibutuhkan untuk membantu emiten dalam

kegiatan di pasar modal sesuai dengan keahlian profesinya masing-masing. Profesi

penunjang lainnya adalah perusahaan efek, yang terdiri dari :

1. Penjamin Emisi (underwriter), yaitu pihak yang membuat kontrak dengan

emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan

atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak dijual (Pasal 1

angka 17 UU RI Nomor 8 tahun 1995).

2. Perantara Pedagang Efek (Pialang, Broker), yaitu pihak yang melakukan

kegiatan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain (Pasal 1

angka 18 UU RI Nomor 8 tahun 1995).

3. Manajer Investasi, adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio

efek untuk para nasabah atau mengelola portopolio investasi kolektif untuk

sekelompok nasabah, termasuk mengelola dana dari reksa dana.

2.1.4. Jenis Sekuritas di Pasar Modal

Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudono (1998:35) ada beberapa

jenis seguritas dipasar modal yaitu:

1. Saham adalah tanda bukti kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan

modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas deviden dan lain-lain

menurut besar kecilnya modal disetor.

2. Rights adalah hak yang diberikan pada semua pemegang saham untuk

11
membeli saham perusahaan dengan harga yang telah ditentukan (dibawah

pasar.

3. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang

ditentukan.

4. Obligasi adalah surat pengakuan hutang atas pinjaman uang oleh emiten dari

masyarakat untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun dengan

imbalan bunga yang jumlah serta pembayarannya telah ditentukan.

5. Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan

uang kepada pengelola reksadana untuk digunakan sebagai modal

berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.


2.1.5. Saham, Harga Saham dan Return Saham

1. Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan

seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika perusahaan hanya

mengeluarkan satu jenis saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa

(common stock). Jenis saham lainnya yang dapat diterbitkan oleh perusahaan

adalah saham preferen (preferred stock). Saham preferen mempunyai hak-hak

prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak istimewa yang menyertai saham

preferan biasanya terdiri dari klaim terlebih dahulu atas deviden. Pemegang

saham memiliki hak untuk memperoleh dividen yang tetap (fixed rate) setiap

tahunnya. Jika perusahaan pada suatu tahun tidak mampu membagikan

deviden, hak dividen pemegang saham preferen akan diakumulasikan.

12
Pemegang saham preferen akan mendapat pembayaran dari sisa asset

perusahaan lebih dahulu sebelum pemegang saham biasa, pemegang saham

preferen tidak memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan

tidak. ikut serta dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan. Berinvestasi

saham dapat memperoleh keuntungan, tapi juga harus sanggup menaggung

resiko tertentu. Keuntungan yang diperoleh pemegang saham dapat berupa

capital gain atau harga jual yang lebih tinggi dari harga beli saham (selisih

positif ) dan juga berupa dividen (laba perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham ). Sedangkan resiko bagi para pemegang saham adalah:

a. Turunnya harga saham pada saat akan menjual kembali.

b. Bila perusahaan rugi kemungkinan tidak ada pembagian deviden.

c. Apabila perusahaan dinyatakan bangkrut, para pemegang saham

mendapat klaim paling akhir, setelah utang-utang perusahaan

tersebut terbayar semua.

2. Harga Saham

Menurut Johar Arifrn, dkk (1999:168-169), terdapat beberapa

pengertian dari harga saham, sebagai berikut :

a. Harga nominal. yaitu harga yang diberikan dan tertulis pada suatu saham

atau obligasi

b. Harga emisi atau harga perdana, yaitu harga pada waktu suatu efek

13
pertama kali dikeluarkan, yaitu di pasar perdana, biasanya di atas nilai

nominal

c. Harga dasar yaitu harga suatu saham yang dijadikan dasar untuk

menghitung indeks. Harga dasar akan disesuaikan apabila terjadi

penambahan jumlah saham yang beredar.

d. Harga Pasar. yaitu harga jual beli yang sedang berlaku di pasar atau harga

suatu efek yang terjadi di bursa efek.

Menurut Zaki Baridwan (1996:404) penjualan saham dengan harga di atas

atau bawah nilai nominal disebut dengan agio dan disagio saham. Agio saham

merupakan kelebihan harga diatas nilai nominalnya sedangkan disagio saham

merupakan kekurangan harga di bawah nilai nominal saham.

Sedangkan menurut Weston dan Brigham (1994:245) agio saham

merupakan kelebihan dana yang diterima diatas nilai pari pada saat perusahaan

menjual saham baru. Nilai pari adalah angka sembarangan yang semula menunjukan

jumlah minimum dari uang yang diserahkan oleh pemegang saham.

3. Return saham

Menurut Jogiyanto (1998:85) return merupakan hasil yang diperoleh dari

hasil investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau retun

ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa

mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting

14
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return

historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expectedd

return) dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi (expeted hukum) adalah

return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda

dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya

belum terjadi.

Sedangkan menurut Husnan (1994:36) dibedakan menjadi dua yaitu

income dalam bentuk dividen dan capital gains yang merupakan kelebihan

harga beli.

2.1.6. Laporan Keuangan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (1996:17) adalah "Laporan

keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan

ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang

bersangkutan.” Munawir S (1997: 05) menyatakan laporan keuangan sebagai “ Dua

daftar yang disusun oleh akuntan pada suatu akhir periode untuk suatu perusahaan.,

kedua daftar tersebut adalah laporan laba-rugi dan neraca.

Tujuan pelaporan keuangan menurut FASB yang tertuang dalam SFAC


no. 1 secara ringkas adalah: pertama, menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi investor dan kreditor (sekarang maupun potensial) dan pengguna
lainnya dalam pembuatan keputusan kredit dan lainnya secara rasional.
Kedua, menyajikan informasi untuk membantu investor dan kreditor
(sekarang maupun potensian) dan lainnya dalam mengevaluasi jumlah, saat,

15
dan ketidakpastian penerimaan kas di masa akan datang yang berasal dari
dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan atau
pelunasan surat berharga atau pinjaman (loan). Ketiga, menyediakan
informasi mengenai sumber-sumber ekonomi suatu entitas, klaim terhadap
sumber ekonomi (kewajiban perusahaan untuk mentranfer sumber ekonomik
kepada pihak lain yang berhak dan pemilik ekuitas.

Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan

manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum

dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Salah satu bentuk

pemrosesan informasi akuntansi adalah dalam bentuk rasio keuangan. Didasarkan

pada asumsi bahwa informasi akuntansi dalam bentuk rasio keuangan

bermanfaat bagi investor.

2.1.7. Pengertian Rasio Keuangan

Analisi rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi manajer

untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang financial

sehingga analisis ini berguna untuk menetukan strategi financila yang akan

datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi.

Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan

antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan

menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan dan

16
memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya

keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan

kinerja suatu perusahaan, terutama jika angka rasio tersebut dibandingkan

dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Digunakannya

analisis rasio memungkinkan untuk menetukan tingkat liquiditas, leverage,

aktivitas dan profitabilitas suatu perusahaan.

2.1.8.Macam-macam Rasio Finansial

Menurut Bambang Riyanto (1997:330) apabila dilihat dari sumbernya data

masa rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam tiga

golongan, yaitu :
1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)

Rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya

current ratio, acid test ratio, current assets to total assets ratio dan

current liabilities to total assets ratio.

2) Rasio-rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratio)

Rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement

misalnya gross profit margin, net operating margin dan operating ratio.

3) Rasio-rasio antar laporan (Inter-statement Ratio)

Rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data

lainnya berasal dari income statement, misalnya assets turnover,

inventory turnover dan receivables turnover.

17
Rasio keuangan yang dikelompokan dalam rasio liquiditas, rasio

leverage, aktivitas dan rasio prqfitabilitas akan digunakan dalam

pembahasan berikutnya .

1. Ratio Liquiditas

a) Pengertian ratio liquiditas

Menurut Bambang Riyanto (1997:25): "Liquiditas berhubungan

dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi".

Pengertian ini menyimpulkan bahwa pengertian liquiditas adalah

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangan

yang segera harus dipenuhi atau segera jatuh tempo tepat pada

waktunya tanpa mengganggu kelangsungan hidup perusahaan.

Jadi alat-alat pembayaran berupa elemen-elemen aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar

dari perusahaan bersangkutan. Kekuatan membayar itu jika dihubungkan

dengan kewajiban yang segera harus dipenuhi oleh perusahaan maka akan

didapatkan kemampuan membayar dari perusahaan tersebut.

b) Cara Menghitung Ratio liquiditas

Menurut Bambang Riyanto (1997:332) rasio liquiditas dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

Current =

18
Kas + Efek
x 100 %
. Cash Ratio = Hutang Lancar

Kas + Efek + Piutang


x 100 %
. Quick Ratio = Hutang Lancar

2. Ratio Leverage

a. Pengertian Ratio leverage

Bambang Riyanto (1997:331) menyatakan bahwa:

'Ratio leverage adalah rasio- rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan

hutang.’

b. Cara Menghitung ratio Leverage

Cara menghitung ratio leverage

Menurut Bambang Riyanto (1997:333) ratio leverage dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

1. Total Debt to Equity Ratio

Hutang lancar + hutang kangka Panjang


x 100 %
= Jumlah Modal Sendiri

2. Total Debt to Total Capital Assets

19
Hutang lancar + hutang kangka Panjang
x 100 %
= Jumlah aktiva

3. Long Term Debt to Equity Ratio

utang jangka Panjang


x 100 %
= M0dal sendiri

4. Time Interst Earned Ratio

EBIT
= x 100 %
Bunga Hu tan g Jangka Panjang

3. Ratio Aktivitas

a. Pengertian ratio aktivitas

Menurut Bambang Riyanto (1997:331) mengungkapkan ratio aktivitas

adalah. "Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar

efektivitas perusahaan dalam mengadakan sumber-sumber dananya."

b. Cara menghitung ratio aktivitas

Menurut Bambang Riyanto (1997:334) rasio aktivitas dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Penjualan Netto
. Total Assets Turnover = x 100 %
Jumlah Aktiva

2. Receivable Turnover = Penjualan Kredit


x 100 %
Piu tan g rata − rata

20
Penjualan Netto
3. Working Capital Turnover = x 100 %
Aktiva lancar − Hu tan g lancar

4. Ratio profitabilitas

a. Pengertian ratio profitabilitas


Menurut bambang Riyanto (1997:331) menyatakan bahwa ratio profitabilitas

adalah: "Rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir data sejumlah kebijakan dan

keputusan-keputusan”

b. Cara Menghitung ratio profitabilitas

Menurut Bambang Riyanto (1997:335) ratio profitabilitas dapat dihitung

Dengan rumus :

Gross prof it margin

Penjualan Netto - HPP


= Penjualan Netto

Operating Profit Margin

Penjualan - HPP - biaya administra si umum & penjualan


= Penjualan Netto

. Operating Ratio

HPP + biaya administra si umum & penjualan


= Penjualan Netto

21
Net Profit Margin =

Keuntungan netto sesudah pajak


= Penjualan Netto

5. Earning power of total Investement

EBIT
= Jumlah Aktiva

6. Net Earning Power Ratio/Return On Investement

Keuntungan netto sesudah pajak


= Jumlah Aktiva

7. Rate of return for the owners

Keuntungan netto sesudah pajak


= Jumlah mod al sendiri

2.2 . Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Nyoman Hendradewi Setiasa dalam skripsi yang berjudul pengaruh ratio

likuiditas, leverage dan aktivitas terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan

industri semen yang go publik di Bursa Efek Jakarta ada pun pokok masalahnya

adalah apakah current ratio, total debt to total capital assets, total to debt to

22
equity ratio, total assets turnover dan inventory turn over berpengaruh nyata

terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan industri semen yang go publik di PT

Bursa Jakarta dan variable manakah dari current ratio, total debt to total capital assets,

total to debt to equity ratio, total assets turnover dan inventory turnover yang

mempunyai pengaruh paling besar terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan

industri semen yang go publik di PT Bursa Efek Jakarta.

Adapaun hasil analisisnya menyatakan bahwa current ratio, total debt to

capital assets, total to debt to equity ratio, total assets turnover dan

Inventory turn over secara bersama-sama berpengaruh nyata atau signifikan

terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan industri semen yang go publik di

Bursa Efek Jakarta selama tahun 1994 sampai dengan tahun 1999 dengan

kontribusi sebesar 90,55%. Hasil pengujian secara parsial terbukti bahwa total

asset turn over berpengaruh dominan terhadap rentabilitas ekonomis pada

perusahaan industri semen yang go publik di PT Bursa Efek Jakarta selama tahun

1994 sampai dengan tahun 1999 dengan kontribusi sebesar 77,63%. Berdasarkan

pengujian diatas dapat diuraikan persamaanya dengan penelitian yang dilakukan

dengan menggunakan model analisis yang sama yaitu analisis regresi linier

obyek penelitian adalah perusahaan industri.

Penelitian ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Askam Tuasikal dengan judul Manfaat informasi Akuntansi Dalam Memprediksi

saham (Studi terhadap perusahaan pemanufakturan dan non

23
pemanufakturan). Hasil dari analisis ini menunjukan bahwa informasi

akuntansi bentuk rasio keuangan memiliki kemampuan prediksi yang perusahaan

pemanufakturan dan nonpemanufakturan dalam return saham untuk periode dua

tahun kedepan.

BA B III

HIPOTESIS DAN METODE PENEL1TIAN

3.1.HIPOTESIS
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan maka berikut ini
diajukan beberapa hipotesis alternative berikut :
H1. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh rasio keuangan perusahaan (Current ratio, Total debt to
equity ratio, Laverage ratio, Total assets turnover, Return on
Investment (RO1) terhadap return saham pada perusahaan.
H2. Return on investement (ROI) mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap
return saham pada perusahaan Food and Beverage.

3.2. METODE PENELITIAN.

24
3.2.1. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan go publik yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia, dengan obyek penelitian ini adalah data perusahaan yang

terdaftar pada Indonesian Capital Market Directory pada tahun 2006 sampai

tahun 2009, di mana pemilihan sample dilakukan secara purposive, dimana

perusahaan yang dipilih adalah perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan

per 31 Desember empat tahun terakhir. Data yang digunakan berupa data nes cross-

sectional.

3.2.2. Identifikasi Variabel

Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel terikat (Y) adalah

variabel yang tergantung pada variabel lainnya. Dalam penelitian ini sebagai

variabel terikat adalah return saham.

2. Variabel Bebas (X) adalah

variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Adapun variabel bebas

dalam penelitian ini adalah:

X1 = Current ratio

X2 = Total debt to equity ratio

X3 = Laverage ratio

X4 = Total asset turn over

X5 = Return on investement

25
3.2.3. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat

didefinisikan secara operasional untuk menghindari kesalahan dalam

mengartikan dan memahami variable-variabel tersebut. Adapun definisi secara

operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

2. Return Saham adalah selisih harga saham tahun

berjalan dengan harga periode sebelumnya. Menurat Jogiyanto (1998:109)

return saham dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rn = (Pit – Pit-1)/Pit-1
Keterangan :

Rit = adalah return saham i pada tahun t

Pit = harga saham i pada tahun t

Pit-1= adalah harga saham i pada tahun t-1

3. Rasio Likuiditas yaitu kemampuan untuk membayar

hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar dimana ratio yang

digunakan adalah Current ratio (X1) yang dihitung dengan membagi aktiva

lancar dengan hutang lancar pada perusahaan food and beverage yang go publik

di Bursa Efek Indonesia.

4. Ratio Leverage yaitu ratio yang digunakan untuk

mengukur aktiva perusahaan yang dibiayai dengan hutang dimana ratio yang

digunakan adalah

26
Total debt to equity ratio (X2) yang dihitung dengan membagi total hutang

dengan modal sendiri, Leverage ratio (X3) yang diukur dengan

menggunakan total hutang dibagi dengan aktiva pada perusahaan food and

beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

4. Ratio Aktivitas yaitu kemampuan yang tertanam dalam aktiva dimana ratio

digunakan adalah Total assets turnover (X4) yang dihitung dengan dibagi penjualan

netto dibagi dengan jumlah aktiva pada perusahaan food and beverage yang go publik

di Bursa Efek Indonesia

5. Rasio Profitabilitas yaitu mengukur efektivitas manajemen secara

keseluruhan sebagaimana ditunjukan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan

dan investasi. Ratio yang digunakan adalah Return on investment (ROI) (X5) yang

dihitung dengan membagi keuntungan netto sesudah pajak dengan jumlah aktiva pada

perusahaan food and beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

3.3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini dilihat dari sumbernya merupakan data

sekunder dan dilihat dari sifatnya merupakan data kuantitatif

1. Data Sekunder. Dikumpulkan melalui pihak lain, baik

yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Sumber data sekunder dapat

dikelompokkan menjadi sumber data internal yang berasal dari dalam

perusahaan, dan sumber data eksternal organisasi, yang didapat dari luar

27
perusahaan, kelebihan data sekunder umumnya lebih cepat diperoleh dan

lebih murah dibandingkan data primer. Data sekunder adalah data primer yang

telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau

pihak lain misalnya dalam bentuk – bentuk table atau diagram-diagram.

2. Data kuantitatif merupakan data-data yang dinyatakan

dalam bentuk jumlah atau angka dengan satuan ukur yang dapat dihitung secara

matematis. Data kuantitatif dalam laporan ini adalah laporan keuangan (Neraca,laba-

rugi, arus kas, ) perusahaan yang terdaftar dalam Indonesian Capital Directory

3.2.5. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah

dimana pemilihan sample dilakukan secara purposive dari seluruh perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kualifikasi untuk perusahaan yang dipilih

adalah perusahaan food and beverage, laporan keuangan harus mempunyai tahun buku

yang berakhir per 31 Desember, emiten yang telah menyertakan laporan keuangan

selama empat tahun berturut-turut, yaitu tahun 2006 sampai tahun 2009 dan

Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia

3.2.6. Metode Pengumpulan Data

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan

28
mempergunakan bahan-bahan tertulis sebagai dokumen dan bentuk lainnya seperti

buku-buku, majalah dan sejenis. Adapun data-data yang dikumpulkan melalui

metode ini meliputi : data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang go

public dan brief history yang diterbitkan oleh Indonesian CapitalMarket Directory

3.2.7. Model Analisis

Untuk menjawab pokok permasalahan dalam penelitian ini digunakanmetode

analisis Regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara serempak maupun

parsial. Adapun persamaan dari regresi linier berganda ini dirumuskan sebagai berikut

: Y = b0 + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5+ e1


Dimana :
Y = return saham

X1 = current ratio

X2 = total debt to equity ratio

X3 = leverage ratio

X4 = total assets turnover

X5 = Return on Investement (ROI)

b0 = konstanta

b, b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien regresi

e1 = Variabel pengganggu

29
3.2.8. Teknik Analisis

1. F-Test

Untuk menguji hipotesis yang pertama yang menyatakan apakah semua

variable bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat ,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Merumuskan Hipotesis

H0 : X1 = X3 = X4 = X5 = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat)

H1 : X1≠ X3 ≠ X4 ≠X5 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat)

• Menentukan level significant (α) = 5% dan df = (k-1)

(n-k), untuk menentukan nilai F tabel.

• Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho

• Menetukan F hitung dengan F tabel

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima

Analisis regresi berganda ini dikerjakan dengan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions) untuk mempercepat pengolahan data dan

ketepatan hasil yang dikehendaki dalam hasil pengolahan data. Sebelum data diolah

dilakukan uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi :

30
1. Uji Multiklonearitas , yang bertujuan unutk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (Imam Ghozali, 2002: 57).

2. Uji Autokorelasi, yang bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (Imam Ghozali, 2002:61).

3. Uji Heteroskedasitas, yang bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2002:69).

4. Uji Normalitas dalam penelitian ini tidak dilakukan karena dengan

mengacu pada central limit theoren , jumlah sample cukup besar (N>30)

dianggap data berdistribusi normal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1996.Himpunan Peraturan Pasar Modal. Jakarta : Sinar Grafika

Tuasikal, Askam. 2002. Manfaat Informasi Akuntansi Dalam memprediksi


Return saham (studi terhadap perusahaan pemanufakturan dan non
pemanufakturan ). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

31
Riyanto,Bambang. 1994. Dasar-Dasar pembelanjaan perusahaan. edisi Ketiga.
Yogyakarta: Yayasan Penerbit Yogyakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. 2002. Buku Penuntun Penulisan Usulan


Penelitian. Tugas Akhir Studi dan Mekanisme Pengujian. Denpasar : FE UNUD
Ghozali,Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariat. Edisi II, Badan Penerbit
Universitas Diponogoro

Wirayoga,Indarta.2003. Skripsi Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return


saham Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.

Jogiyanto,HM. 1998. Teori Fortopolio dan Analisis Investasi. Edisi I. BPFE:


Yogyakarta

Munawir, S. 1997. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty

Sartono, Agus. 1998. Manajemen keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi III.
Yogyakarta : BPFE

Yuliati, Sri Handaru,dkk. 1996. Manajemen Fortopolio dan analisi Investasi,


cetakan Pertama. Yogyakarta

Baridwan, Zaki. 1996. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE

32
33

Anda mungkin juga menyukai