Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar Belakang
Tanah oxiso menduduki urutan kelima di bumi, tanah golongan ini berasal dari
bahasa Prancis, oxisol yang berarti Oksida. Semua tanah yang memiliki horison
oksida tergolong oxisol. Oxisol menurut sistem klasifikasi tanah 1949 meliputi tanah
lateritik, lastosol, dan laterit air tanah. Golongan tanah oxisol tersebar di daerah
tropika dan paling luas di Afrika dan di Amerika Selatan. Tanah yang termasuk ordo
Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit.
Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK)
rendah, yaitu kurang dari 16 m/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi
atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batasbatas horison yang tidak jelas. Tanah oxisol termasuk kelompok tanah merah, bahan
induknya bersifat masam hingga ultra basa. Ketersediaan unsur P dan K di tanah
Oxisol sangat rendah, sebagai akibat dari pelapukan lanjut, dan terikat menjadi
bentuk yang tidak tersedia untuk tanaman, yaitu Fe-P, Al-P, FeAl-P.
Oxisol adalah salah satu tanah bereaksi masam yang mengandung banyak sekali
mineral P sekunder, seperti Al-P, Fe-P, dan oksida hidroksida Fe/ Al karena tanah ini
telah mengalami pelapukan lanjut. Tanah oxisols sebagian besar terdapat pada daerah
dengan ketinggian 400 sampai 1200 m dpl dengan bentuk wilayah berbukit sampai
bergunung dan pada umumnya berlereng curam. pH tanah Oxisol termasuk rendah
sehingga muatan positif mendominasi muatan koloid tanah. Muatan positif berperan
dalam adsorpsi dan pertukaran anion pada patahan mineral. Pemupukan yang berat
pada Oxisol menjadi masalah utama dalam mengelola tanah ini untuk produksi
tanaman pangan. Pelepasan P (desorpsi P) dari P yang terjerap terjadi melalui
pelarutan mineral P dan mineralisasi P-organik. Kandungan bahan organik Oxisol
sangat rendah dan menjadi masalah yang memicu terjadinya sorpsi P yang lebih
besar. Oleh karena itu penambahan bahan organik pada pengelolaan Oxisol perlu
dilakukan.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
pemanfaatan
tanah
oxisol
secara
optimal,
khususnya
untuk
kuat menyemat P dan persentase Al tertukarkan tinggi. Oleh karena itu, tanah ini
memerlukan pemupukan dan sering pula membutuhkan gamping dan beberapa unsir
lain seperti Zn dan S.
G. Perbaikan
Dalam pengelolaan tanah Oxisol adalah halus memperhatikan sejauh mana
faktor-faktor tersebut mempengaruhi tanah tersebut. Untuk tanah Oxisol di lokasi
proses pedogenesisnya adanya proses desilikasi sebagai akibat kondisi iklim Tuntang
ini, seperti yang telah dipaparkan di atas terlihat bahwa dengan kemiringan 2 % dan
tingkatan erosi ringan, namun proses desilikasi yang berpengaruh besar yng berakibat
pencucian mineral-mineral khususnya silika dan pembentukan plinthite sehingga
unsur hara alami yang ada secara berangsur- angsur ikut tercuci. Untuk itu dalam
pengelolaannya untuk perkebunan atau tegalan yaitu :
1. Agar erosi tetap dalam kategori ringan adalah permukaan tanah tertutup oleh
penutup tanah, seperti apa yang ada di lokasi Tuntang vegetasi yang sudah ada
seperti jati, mahoni, kelapa, dan durian sudah cukup baik untuk menjaga kondisi
permukaan tanah.
2. Sedangkan untuk perkebunan dan tegalan, dikarenakan kandungan unsur hara
alami pada umumnya tanah Oxisol adalah rendah maka perlu diperhatikan
pemasukan unsur hara dari luar.
Hal itu sangat penting untuk peningkatan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Secara umum pengelolaan tanah di Tuntang sudah cukup baik hanya perlu
peningkatan vegetasi yang ada semisal jika untuk perkebunan yang intensif adalah
dengan tanaman tebu, nenas, pisang dan kopi. Dan juga penanaman tanaman keras
seperti jati dan mahoni bisa dikatakan tepat sebab tanaman seperti itu mempunyai
sistem perakaran yang baik dalam serta mempunyai siklus BO yang baik.
Keterbatasan air pada lahan kering juga mengakibatkan usaha tani tidak dapat
dilakukan sepanjang tahun.Ditinjau dari segi luasannya, potensi lahan kering
tergolong
tinggi
dan
masih
perlu
mendapat
perhatian
yang
lebih
bagi
pengembangannya, namun apabila ditinjau dari sifat/ karakteristik lahan kerin seperti
diuraikan tersebut di atas, sangat menjadi kendala dalam pengembangannya. Reaksi
jenis tanah ini adalah masam, kandungan Al yang tinggi, unsur hara rendah, sehingga
diperlukan pengapuran dan pemupukan serta pengelolaan yang baik agar tanah dapat
menjadi produktif dan tidak rusak. Oxisol meliputi sekitar 8% dari daratan dunia.
Adapun di Indonesia, banyak dijumpai di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Oksisol mempunyai agregrat tanah yang stabil, dan tanah sangat tahan terhadap erosi.
Pengapuran, pemupukan, irigasi, dan upaya pengelolaan lainya telah membuat
beberapa oxisol termasuk tanah yang sangat produktif.
Tugas : Ringkasan
Genesis Tanah Oxisol
Oleh :
Nama
: Amin Mbusango
Stambuk
: D1B1 13043
Kelas
:A
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo
2016