Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI,

diare diartikan sebagai

bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya, yaitu lebih dari 3 kali per
hari disertai perubahan konsistensi fesces (menjadi cair) dengan atau tanpa
disertai lendir dan darah1.
Diare akut pada anak adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari) pada bayi atau
anak yang sebelumnya sehat

2.

Ada juga yang memberi batasan diare akut pada

anak yaitu buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi
cair dan berlangsung kurang dari seminggu 3.
EPIDEMIOLOGI
Diare merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan dan
kematian pada anak di bawah usia 5 tahun di negara berkembang. Berdasarkan
World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 2 miliar kasus diare di seluruh
dunia setiap tahunnya dan sekitar 1.9 juta balita mengalami diare akut per tahun,
terbanyak dinegara berkembang. Berdasarkan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia, diare merupakan penyakit urutan utama yang menyebabkan anak di
rawat di rumah sakit. Diare dapat terjadi pada semua kelompok umur dengan
prevalensi tertinngi terdapat pada anak balita (1-4tahun) yaitu 16.7%. Cara
penularan diare umumnya melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
microorganisme atau kontak langsung dengan penderita atau barang-barang yang
terkontaminasi dengan fesces penderita atau secara tidak langsung melalui lalat 4.
ETIOLOGI
Etiologi diare dapat disebabkan oleh proses infeksi dan non-infeksi 5,6 :
1. Proses infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit
a. Infeksi bakteri : Vibrio cholera, escherichia coli, salmonella, shigella,
campylobacter jejuni dan aeromonas.
b. Infeksi virus : Rotavirus, Enterovirus ( Virus coxsackie dan
poliomyelitis), adenovirus dan astovirus.
2
2

c. Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, trichuris, oxyuris), Protozoa


(Entamoeba histolyca, Giardia lamblia, Trichomonas
hominis), Jamur (Candida Albicans).
Di negara berkembang kuman patogen yang sering menyebabkna diare
akut pada anak adalah Rotavirus, E.coli, Shigella dan Campylobacter jejuni.
2. Proses non-infeksi dapat disebabkan oleh1 :
a. Faktor malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (Intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa), Monosakarida (Intoleransi glukosa, fruktosa
dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang tersering adalah Intoleransi
laktosa
b. Malabsorbsi lemak dan protein
c. Faktor makanan : Keracunan makanan, alergi terhadap jenis makanan,
makanan basi
d. Infeksi non-gastrointestinal
e. Defisiensi imun
PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada anak,
yaitu1,6 :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
sehingga akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi-nya sehingga
timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan Motalitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebalinya jika peristaltik usu
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh lebih banyak dan dapat juga
menyebabkan diare.
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya


meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Pada
saat buang air besar, fesces bersifat cair dan dapat disertai lendir atau darah
dengan frekuensi >3kali per hari. Warna tinja makin lama berubah menjadi
kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya anak defekasidan tinja makin lama akan berbau asam
akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi oleh usus selama diare1. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau
sesudah diare yang disebabkan oleh peradangan lambung ataupun gangguan
keseimbangan asam-basa. Gejala lainnya seperti nyeri perut, lemas, peningkatan
peristaltik5.
Menurut World Health Organization (WHO) 1995, gejala klinis diare akut
dapat ditentukan melalui derajat dehidrasi, seperti8 :
Penilaian

Tanpa Dehidrasi

Dehidrasi Ringan- Sedang

Keadaan Umum

Baik , sadar

*Gelisah, rewel

Mata
Air mata
Mulut dan lidah

Normal
Ada
Basah
Minum biasa, tidak

Cekung
Tidak ada
Kering
*Haus, ingin banyak

haus

minum

Kembali cepat

*Kembali lambat

Rasa haus
Turgor kulit

Dehidrasi Berat
*Lesu, lunglai atau
tidak sadar
Sangat cekung
Tidak ada
Sangat kering
*Malas minum, atau
tidak bisa minum
*Kembali sangat

lambat
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
a. Identitas pasien
b. Keluhan Utama Pasien
c. Riwayat diare sekarang : Sudah berpa lama diare berlangsung, frekuensi
diare dalam 24 jam, keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir
atau darah tidak, air lebih banyak dari isi tidak)
d. Keluhan tambahan : Muntah (sejak kapan, frekuensi dalam 24 jam,
jumlah), Demam (Sejak kapan, naik turun tidak, meningkat pada waktu
apa saja), Buang air kecil terakhir, lancar atau tidak.
e. Apakah anak lemah, rewel, sering haus tidak.
f. Jumlah cairan yang masuk selama anak diare

g. Tindakan yang telah diambil ibu saat pasien diare (diberi cairan, ASI,
h.
i.
j.
k.

makanan, obat dan oralit)


Apakah ada yang menderita diare dirumah atau disekitarnya4.
Penggunaan antibiotik
Riwayat imunisasi : lengkap atau tidak
Riwayat makanan atau minuman sebelum anak mengalami diare : ASI,
susu formula, makan makanan yang tidak biasa4

2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda-tanda utama pada anak
yang mengalami diare, yaitu kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen.
Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubun cekung atau tidak, mata cekung
atau tidak, adanya air mata atau tidak, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir
dan lidah. Jangan lupa menimbang berat badan anak1. Perhatikan pula ada
tidaknya pernafasan cuping hidung, retraksi intercostal, akral dingin dan derajat
dehidrasinya2.
Pada kasus diare akut dehidrasi ringan-sedang biasanya pasien kehilangan
cairan 5-10% berat badan, ditandai dengan3 :
- Terdapat tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan
- Keadaan umum lemah, gelisah dan cengeng
- Ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata kurang, mukosa mulut

3.

dan bibir sedikit kering


- turgor kulit kembali sedikit lambat
- akral hangat.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fesces3
- Makroskopis : bau, warna, lendir, darah, konsistensi
- Mikroskopis : eritrosit, leukosit, bakteri, virus, parasit
- Kimia : Ph, elektrolit (Na, K, HCO3)
- Biakan dan Uji sensitivitas
b. Pemeriksaan darah3
Terdiri dari : pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah dan
elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai

kejang) kadar ureum dan kreatinin dalam darah


c. Pemeriksaan Urin : Urin rutin
KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat
menyebabkan berbagai komplikasi seperti4 :
a.
Dehidrasi
5

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Syok hipovolemik
Hipokalemi
Hipoglikemi
Intoleransi Laktosa sekunder
Kejang
Malnutrisi protein

PENATALAKSANAAN
1. Rehidrasi
Pada kasus diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang pengobatan awal
yaitu dengan pemberian cairan ataupun oralit kepada pasien sebanyak 75cc/kgBB
dalam 3 jam pertama, jika gagal secara oral dapat diberikan secara intravena. Bila
berat badan anak tidak diketahui dapat diberikan oralit sesuai dengan dibawah ini:
a. Umur <1 tahun jumlah oralit 300ml
b. Umur 1-5 tahun jumlah oralit 600 ml
c. Umur >5 tahun jumlah oralit 1200ml
d. Dewasa julah oralit 2400 ml
Tetapi jika anak masih mau minum lagi boleh diberikan lebih dan ASI
tetap diberikan5.
2. Zink
Zink merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zink
dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nutric Oxide Synthase), dimana
ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hiperekskresi
epitel usus. Zink juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami
kerusakan morfologi dan fungsi usus selama mengalami diare.
Pemberian zink selama ini terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, menurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja
serta menurunkan kekambuhan kejadian diare 3 bulan berikutnya 4.
Dosis pemberian zink :
- Umur < 6 bulan : tablet (10mg) per hari selama 10 hari
- Umur > 6 bulan : 1 tablet (20mg) per hari selama 10 hari
Zink diberikan dengan cara melarutkan tablet zink di dalam 1 sendok
makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan zink pada anak diare.
3.

Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak selama diare bertujuan untuk memberikan

gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkkurangnya berat badan anak. Sedangkan pada bayi atau anak yang

masih mengkonsumsi ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu
formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih
harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit
dan lebih sering(lebih kurang 6 kali sehari), makanan rendah serat dan diutamakan
mengkonsumsi buah-buahan. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
4. Antibiotik Selektif
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian
diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada
pasien diare yang disertai darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera,
amebiasis dan campylobacter.
5. Pemberian edukasi kepada orang tua pasien.
Ibu atau keluarga pasien lainnya yang dapat berhubungan langsung dengan
pebderita diare harus diberi edukasi ataupun nasihat mengenai :
a. Cara memberikan cairan oralit dan obat di rumah
b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan, bila :
- Diare lebih sering
- Muntah berulang kali
- Sangat haus
- Makan / minum sedikit
- Timbul demam
- Buang air besar disertai darah ataupun lendir
- Pasien tidak membaik dalam waktu 3 hari.
PROGNOSIS
Prognosis diare dapat ditentukan oleh derajat dehidrasi, sehingga
penatalaksanaannya sesuai dengan ketepatan cara pemberian rehidrasi. Pada kasus
diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang, apabila penatalaksanaan yang
diberikan tepat dan sesegara mungkin maka dapat mencegah penderita dari
komplikasi diare. Pada kasus diare akut ringan sedang prognosisnya adalah
bonam, karena derajat dehidrasinya masih tergolong ringan sedang dan saat
mendapatkan terapi pasien sudah tidak mengalami dehidrasi2.

Anda mungkin juga menyukai