BAB II
SYARAT SYARAT TEKNIS
A.
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 2
Struktur Beton
2.1. Umum
2.1.1.
Uraian
1.
2.
3.
Tabel 1.1.
Kuat Tekan Karakteristik Beton Rencana
Elemen
Struktur
No.
1.
2.
3.
4.
5.
2.1.2.
Pile Cap
Lantai Kerja
Balok
Lantai
Atap
Kelas
K 350
K 175
K 300
K 300
K 300
Tegangan
Karakteristik
Uji Silinder ( fc )
29.05 Mpa
15.00 Mpa
24.90 Mpa
24.90 Mpa
24.90 Mpa
Tegangan
Karakteristik
Uji Kubus
(sk)
35.00 Mpa
17.50 Mpa
30.00 Mpa
30.00 Mpa
30.00 Mpa
Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Standar Rujukan dalam bagian berikut di bawah ini.
2.1.3.
Toleransi
1.
2.
Toleransi:
a.
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5
mm. b.
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15
mm.
c.
Panjang balok, plat dek, kolom dinding - 0 dan + 10 mm.
Toleransi Bentuk:
a.
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm.
b.
Kelurusan dan lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud)
untuk panjang s/d 3 m,12 mm.
c.
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m,15 mm.
3.
Toleransi Ketinggian:
a.
Puncak lantai kerja di bawah pondasi 10 mm.
b.
Puncak lantai kerja di bawah pelat injak 10 mm.
c.
Puncak kolom, tembuk kepala, balok melintang 10 mm.
4.
Toleransi untuk penutup/selimut beton
tulangan:
a.
Selimut beton sampai 3 cm 0 dan 5 mm.
b.
Selimut beton 3 cm - 5 cm -0 dan +10 mm.
Bab II - Syarat-syarat Teknis A. Pekerjaan
Struktur
II.A - 1
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
c.
2.1.4.
Standar Rujukan
1.
2.
3.
2.1.5.
2.2. Bahan
2.2.1.
Semen
1.
2.
2.2.2.
Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam,
asam, basa, gula atau organik.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Air akan diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO
T26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan
dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan
28 hari minimum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada
periode perawatan yang sama.
2.2.3.
19,00
12,70
3/8
9,50
No. 4
4,75
No. 8
2,36
No. 16
1,18
No. 50
0,30
No. 100
0,15
2.
2.2.4.
Sifat-sifat Agregat
1.
2.
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih,
keras, kuat, yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal
(boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan
pasir sungai.
Agregat harus bersih dari bahan organik seperti yang ditunjukkan
oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
yang diberikan dalam Tabel 1.3 bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai
dengan prosedur SNI (AASHTO) yang berhubungan.
Tabel 1.3.
Sifat-sifat Agregat
Sifat-sifat
Keausan Agregat
dengan Mesin Los
Angeles pada 500
putaran
Kekekalan bentuk batu
terhadap larutan natrium
sulfat atau magnesium
sulfat setelah 5 siklus
Gumpalan lempung dan
partikel yang mudah
pecah
Bahan yang lolos ayakan
SNI 03-2417-1991
Batas Maksimum
Yang Diizinkan Untuk
Agregat
Halus
Kasar
40 %
SNI 03-3407-1994
10 %
12 %
SK SNI M-01-199403
0,5 %
0,25 %
SK SNI M-01-1994-
3%
1%
Metode Pengujian
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
no. 200
03
Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam
Tabel 1.4.
2.3.2.
Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan
dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh
Direksi, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti
yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Tabel 1.4.
Batasan Proporsi Takaran Campuran
Mutu Beton
A
B
C
2.3.3.
2.
2.3.4.
Penyesuaian Campuran
1.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.
3.
4.
2.3.5.
Penakaran Agregat
1.
2.
3.
2.3.6.
Pencampuran
1.
2.
3.
4.
5.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
3.
beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk
menutup kebocaran.
Sebelum Pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau
selongsong)
harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada
saat
Pengecoran.
2.4.2.
Acuan
1.
2.
3.
4.
2.4.3.
Pengecoran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
9.
2.4.4.
Konsolidasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah Alat
2
3
4
5
6
Pembongkaran Acuan
1.
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal. dinding, kolom yang
tipis dan struktur sejenis lebih awal 12 jam setelah Pengecoran beton,
cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelagar atau
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.5.2.
2.
3.
4.
2.5.3.
2.
3.
2.5.4.
2.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani
atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos
dari aliran udara.
Bilamana
digunakan
acuan
kayu,
acuan
tersebut
harus
dipertahankan
basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya
sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh
diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton
dicor.
3.
4.
2.6.2.
2.
3.
Dalam hal ini 1 contoh adalah rata-rata dari dua specimen contoh yang
diambil dari beton yang sama dan dirawat dengan cara yang sama.
Jika produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji lapangan untuk
perhitungan deviasi standard, maka kuat rata-rata perlu fcr harus
ditetapkan berdasarkan tabel berikut :
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Tabel 1.8.
Kuat Tekan Rata-Rata
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.6.3.
2.
Frekuensi pengujian:
a.
Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor
setiap harinya haruslah dari satu contoh uji perhari, atau tidak
kurang dari
satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton atau tidak kurang dari satu
contoh uji untuk setiap 500 m2 luasan permukaan lantai atau dinding.
b.
Pada suatu pekerjaan Pengecoran, jika volume total adalah
sedemikian hingga frekuensi pengujian yang disyaratkan hanya akan
menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5 kali
untuk
suatu mutu beton, maka contoh uji harus diambil dari paling sedikit
5
adukan yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan
bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima.
c.
Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari
40 m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila bukti
terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh Direksi.
d.
Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari
dua contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang
sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang
ditetapkan untuk penentuan fc.
3.
Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan
mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari fc.
Tidak ada nilai uji kuat yang dihitung sebagai nilai rata-rata
dari
dua hasil uji contoh silinder mempunyai nilai fc melebihi dari 3.5
Mpa.
4.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
d.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
c.
d.
Jika kepastian nilai kuat tekan beton yang rendah telah diketahui dan
hasil perhitungan menunjukkan bahwa tahanan struktur dalam
memikul beban berkurang secara signifikan maka harus dilakukan uji
contoh beton uji yang diambil dari daerah yang dipermasalahkan
sesuai SNI 03-2492 -1991, Metoda pengambilan benda uji inti dan
SNI03-3403-1994, Metoda pengujian kuat tekan beton inti. Pada uji
contoh beton inti tersebut harus diambil paling sedikit tiga benda uji
untuk setiap uji kuat tekan yang mempunyai nilai 3.5 Mpa dibawah
nilai persyaratan fc.
Bila beton pada struktur berada dalam kondisi kering selama masa
layan, benda uji beton inti harus kering udara (temperatur 15C
hingga 25C, kelembaban relatif kurang dari 60%) selama 7 hari
sebelum pengujian, dan harus diuji pada kondisi kering.
Bila beton pada struktur berada pada keadaan sangat basah selama
masa layan,beton inti harus direndam dalam air sekurangkurangnya
40 jam dan harus diuji pada kondisi basah.
Beton pada daerah yang diwakili oleh uji beton ini harus dianggap
cukup secara struktur jika kuat tekan rata-rata dari tiga beton
inti
adalah minimal sama dengan 85 % fc, dan tidak ada satupun beton
inti yang kuat tekannya kurang dari 75% fc. Tambahan pengujian
beton inti yang diambil dari lokasi yang memperlihatkan
hasil kekuatan beton inti tidak beraturan diperbolehka
Pasal 4
Pasangan Batu Gunung
4.1. Umum
4.1.1.
Uraian
1.
2.
3.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
4.1.2.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Detail pelaksanaan untuk pasangan batu gunung yang tidak disertakan dalam
dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi setelah
peninjauan kembali rancangan awal atau revisi disain telah selesai dikerjakan.
4.1.3.
4.2. Bahan
4.2.1.
Batu Gunung
1.
Batu gunung harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak
dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu gunung
harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
2.
Batu gunung harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan
dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
3.
Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi, batu gunung harus
memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari
satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari
setengah kali
lebarnya.
4.2.2.
Adukan
Adukan haruslah
kebutuhan.
4.2.3.
adukan
semen
yang
memenuhi
Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung
penyaring untuk pekerjaan pasangan batu gunung harus memenuhi kebutuhan
yang disyaratkan.
Persiapan Pondasi
1.
2.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
3.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Penempatan Adukan
1.
Sebelum
pemasangan, batu gunung harus dibersihkan dan
dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup sehingga untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu gunung juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu gunung yang
bersebelahan dengan batu gunung yang akan dipasang.
2.
3.
4.3.4.
2.
3.
4.3.5.
3.
4.
5.
6.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
pada
batu.
tepi
pekerjaan
pasangan
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Adukan Dan Campuran
1.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1.2.
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
Persyaratan Bahan.
1.2.1.
2.
3.
Semen
harus
disimpan
dengan
teratur dan
rapi sesuai
urutan kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai
dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu
lama penyimpanannya.
4.
Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua)
bulan.
5.
Semen yang telah menggumpal tidak boleh
digunakan.
1.2.2.
6.
7.
8.
Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organik.
Pasir
Ayakan
10
5
2,5
1,2
0,6
0,3
mm
mm
mm
mm
mm
mm
% - Lewat Ayakan
(Berat Kering)
100
90 - 100
80 - 100
50 - 90
10 - 30
10 - 30
II.B-1
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
0,15
mm
2 - 10
II.B-2
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
1.2.3.
Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain
yang dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan Pasal 3.6
PBI
1971 dan Pasal 9 PUBI 1982.
1.3.
Persyaratan Pelaksanaan.
1.3.1.
1.3.2.
Jenis Adukan.
1.
Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4Psrr dan 1Pc :
5Psrr.
Adukan ini untuk pasangan batu bata serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan
tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.
2.
Psrr.
1.3.3.
Jenis Adukan.
Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan.
1.3.4.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pasal 2
Pekerjaan Pasangan Batu Bata
2.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pemasangan Dinding Batu Bata pada ruang-ruang yang disebutkan pada gambar.
2.2.
Persyaratan Bahan.
2.2.1.
Batu Bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik,
ukuran
10 x 10 x 20 cm atau mendapat persetujuan dari Manajer Konstruksi, dengan
pembakaran sempurna dan merata.
2.2.2.
2.
3.
Semen
harus
disimpan
dengan
teratur dan
rapi sesuai
urutan kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai
dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu
lama penyimpanannya.
4.
Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua)
bulan.
5.
Semen yang telah menggumpal tidak boleh
digunakan.
2.2.3.
6.
7.
8.
Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organik.
2.2.4.
Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain
yang dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan Pasal 3.6
PBI
1971 dan pasal 9 PUBI 1982.
2.2.5.
Celcon Blok.
Celcon terbuat dari bahan silica yang tidak dapat terbakar. Merupakan bahan
pelindung yang baik terhadap kebakaran.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.2.6.
2.3.
Warna
Abu-abu muda.
2.
Perekat
Semen Portland.
3.
Agregat
4.
Bahan tambahan
5.
Densitas
6.
Kebutuhan air
12 ltr/40 kg.
7.
Kekuatan tekan
8.
9.
Standar Industri
DIN 18555.
10.
Jumlah pemakaian
11.
Penyimpanan
2.3.2.
Sebelum Pemasangan.
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di
atas batu bata tersebut.
2.3.3.
Adukan Perekat/Spesi.
1.
:
2.3.4.
2.
3.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
2.3.5.
Pemasangan Dinding.
Pemasangan dinding dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
2.3.6.
Pelaksanaan Pemasangan.
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, lurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut
antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum dalam gambar
kerja.
2.3.7.
2.3.8.
2.3.9.
Siar-Siar.
Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.
2.3.10.
Plesteran.
Sebelum diplester, permukaan pasangan batu bata dan celcon blok
harus dibasahi dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
Tebal plesteran dinding batu bata 15 mm kedua
sisinya.
2.3.11.
Lubang Dinding.
Pembuatan lubang pada dinding pasangan batu bata untuk perancah sama
sekali tidak diperkenankan.
2.3.12.
2.3.14.
Pemeliharaan.
Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada
saat difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor
harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Manajer
Konstruksi. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pasal 3
Pekerjaan Finishing Lantai
3.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
3.2.
3.1.1.
3.1.2.
3.2.2.
Persyaratan Bahan.
1.
2.
3.
4.
Jenis
Ketebalan
Warna
Ukuran
:
:
:
:
5.
6.
Kwalitas
Merk
:
:
Keramik
6 mm
Ditentukan kemudian
30 x 30 cm dan atau 40 x 40 cm. Dan
atau sesuai gambar untuk lantai
Kelas I, heavy duty, single firing
MULIA/setara
Pemasangan
Pada saat pemasangan, keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
2.
3.
4.
Pola Pemasangan.
Pola pemasangan Keramik harus sesuai dengan gambar kerja/
shop drawing atau sesuai dengan petunjuk Manajer Konstruksi/
Konsultan Pengawas.
5.
Pemotongan.
Bila diperlukan pemotongan Keramik, maka harus terlebih dahulu
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi
yang
terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran
yang serupa dengan sebelum dipotong.
6.
Ketebalan Finish.
Pemasangan Keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus
tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan
kemiringan
seperti disyaratkan dalam gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah
25
2
% untuk setiap 2.00 m
7.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari
debu dan kotoran lainnya. Pembersihan segera dilaksanakan sebelum
menjadi keras/kering dengan lap basah.
8.
9.
10.
11.
Lantai Dasar.
Khusus untuk lantai dasar, maka berlaku persyaratan
pelaksanaan sebagai berikut :
a. Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass. Persyaratan
pelaksanaan pengurugan dan pemadatan tanah harus mengikuti
uraian pada Bab Pekerjaan Tanah.
b. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir, lapisan pasir ini harus padat
dan tidak berongga dan rata waterpass. Ketebalan lapisan pasir
10 cm atau sesuai dengan gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk. Pembuatan lapisan beton
tumbuk harus sesuai dengan persyaratan seperti tercantum dalam
Bab II Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur Pasal 3 Pekerjaan
Beton.
Adukan adalah 1Pc : 4Psr terkecuali untuk daerah basah, adukan
plesteran adalah untuk kedap air yaitu 1Pc : 2Psr. Dalam
pelaksanaan pakerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum
dalam gambar kerja. Permukaan jadi/finishing lantai harus
menunjukkan tepat pada peil finish ataupun kemiringan yang
disyaratkan.
13.
Lantai Tingkat.
Untuk lantai tingkat, di atas plat lantai beton langsung dihamparkan pasir
padat dan tidak berongga setebal 5 cm atau dapat juga dengan plastik
lembaran, sebelum pemasangan spesie/adukan ubin.
14.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pasal 4
Pekerjaan Plesteran
4.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
4.2.
4.1.1.
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
4.1.2.
4.1.3.
Plesteran biasa.
4.1.4.
Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah
dan untuk dinding batas dengan tetangga yang terlihat.
4.1.5.
Persyaratan Bahan.
4.2.1.
2.
3.
Semen
harus
disimpan
dengan
teratur
dan
rapi sesuai
urutan kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai
dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu
lama penyimpanannya.
4.
Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua) bulan.
5.
6.
7.
8.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
4.2.2.
Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organis.
4.2.3.
Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
4.3.
Persyaratan Pelaksanaan.
4.3.1.
Campuran Plesteran.
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Manajer
Konstruksi.
4.3.2.
Jenis Plesteran.
1.
Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak
dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1Pc :
2Psrr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang
tertanam didalam tanah hingga kepermukaan tanah dan atau lantai.
2.
Plesteran biasa adalah campuran 1Pc :
4Psrr.
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta
untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian
dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam
gambar kerja.
3.
2Psr.
4.
4.3.3.
a.
b.
c.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara
cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis dengan bahan/material
akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pakerjaan
peyelesaian dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran
dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering,
bersih dari retak, noda dan cacat lain superti yang disyaratkan tersebut diatas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Manajer
Konstruksi, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Manajer Konstruksi. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 5
Pekerjaan Rangka Aluminium
5.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pembuatan dan pemasangan Pintu dan
Jendela Aluminium Finished Goods pada seluruh bangunan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan berdasarkan spesifikasi yang ada.
5.2.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
5.3.
Pengendalian Pekerjaan.
5.3.1.
5.4.
2.
3.
dan
pintu
5.3.2.
5.3.3.
Aplikator harus menyerahkan 3 (tiga) set contoh semua bahan dan mock up
yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Manajer Konstruksi.
Deskripsi Sistem.
5.4.1.
Kriteria Perencanaan.
1.
Faktor Pengaman.
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan
kaca, memenuhi factor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum
tekanan angin yang disyaratkan.
2.
Modifikasi.
Dapat
dimungkinkan
tanpa merubah
profil atau
merubah
penampilan, kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap
memenuhi criteria perencanaan.
3.
4.
Tekanan Angin.
Tekanan angin rencana (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan,
bentuk dan ketinggian bangunan. Tekanan angin minimum yang harus
dipenuhi adalah sebesar 718 Pa dengan factor keamanan sebagai
berikut :
a.
b.
5.
Persyaratan Struktur.
a.
Defleksi.
AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
b.
5.5.
Beban Hidup.
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada
waktu perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan
disediakan
penguat
dan
angkur
dengan
kemampuan
menahan
beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi
kerusakan.
6.
Kebocoran Udara
ASTM E-283 = Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hr pada
setiap
m unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75
Pa.
7.
Kebocoran Air
ASTM E-331 = Tidak terlihat kebocoran air masuk kedalam interior
bangunan sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan
2
jumlah air minimum 3,4 L/m /min.
Material.
5.5.1.
Billet.
Billet yang digunakan dari billet utama (Primery) dengan standard A-6063 ST5 dengan komposisi material sebagai berikut :
1.
Mg
: 0,45 - 0,90 %
2.
Si
: 0,20 - 0,60 %
3.
Ti
: 0,10 % max
4.
Mn
: 0,10 % max
5.
Zn
: 0,10 % max
6.
Fe
: 0,35 % max
7.
Cu
: 0,10 % max
8.
Cr
: 0,10 % max
9.
Aluminium
: Sisanya
5.5.2.
Kaca.
1.
Type kaca
2.
Tebal kaca
3.
Produsen kaca
5.5.3.
5.5.4.
5.5.5.
5.5.6.
5.5.7.
5.5.8.
:
:
:
Clear Float
Sesuai gambar tender atau BQ
Asahimas
:
:
:
:
Polyurethane Foam
Tidak menyerap air
3
65 96 Kg/m
25% - 50% lebih besar dari celah yang
ada
Gasket.
1.
Bahan
2.
Sifat Material
:
:
EPDM
Tahan terhadap perubahan cuaca
:
:
:
EPDM
80-90 Durometer
Tidak menyerap air
Back up material.
1.
Bahan
2.
Sifat Material
3.
Kepadatan
4.
Ukuran
penampang
Single komponen
Silicone sealant
Screw.
Bahan
:
Stainless steel (SUS
304)
Joint Sealer.
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat
guna menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah
kebocoran air, suara dan kebocoran udara.
Bahan
: Buthyl Rubber
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
5.5.9.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
5.5.10. Roller.
Bahan
Holding Piece.
Bahan
Nylon
5.5.11.
5.6.
Produsen
5.6.2.
Type produk
Finished Goods
5.6.3.
Seri Profile
#
5.7.
5.8.
Pelapisan (Finishing)
5.7.2.
Tipe
Anodise Plus
5.7.3.
Tebal Anodise
18 Micron (Minimal)
5.7.4.
Warna Anodise
Ditentukan kemudian
Roller
Fungsinya sebagai roda sliding
Bahan : Nylon
2.
Guider.
Fungsinya :
a.
Untuk menjaga agar daun jendela/pintu saat meluncur tidak
keluar dari rel.
b.
3.
Wind Stopper.
Fungsinya untuk menutup celah pada bagian atas diantara
pertemuan daun jendela/pintu, sehingga serangga tidak bisa masuk.
4.
Crescent Stopper.
Fungsinya untuk mencegah agar daun jendela/pintu saat meluncur
tidak membentur frame jendela/pintu.
5.
6.
Crescent Lock.
Fungsinya sebagai pengunci daun jendela, sehingga tidak bisa
dibuka dari luar.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Friction Stay
Camlatch handle
:
:
5.10.
5.11.
5.12.
5.9.1.
5.9.2.
Detail sambungan.
5.9.3.
Detail pemasangan.
5.9.4.
5.9.5.
Kelengkapan ukuran-ukuran
dengan
komponen-
lain
yang
5.10.2.
Proses fabrikasi dan perakitan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh
dan dengan bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi.
5.10.3.
5.11.2.
5.11.3.
Setiap unit pintu dan jendela aluminium yang dikirim kelapangan harus sudah
diperiksa kwalitasnya oleh QC dan distempel stiker Customer Service.
5.12.2.
5.12.3.
5.12.4.
Semua unit pintu dan jendela aluminium yang sudah terpasang harus selalu
dalam keadaan terproteksi dengan plastik pelindung agar tidak tergores
maupun cacat dan kotor.
5.12.5.
Material yang sudah terpasang agar selalu dijaga dan dilindungi agar tetap
dalam kondisi baik sampai penyerahan ke Manajer Konstruksi.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pasal 6
Pekerjaan Kaca
6.1.
Lingkup Pekerjaan.
Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
6.2.
Persyaratan Bahan.
Kaca merupakan kaca dengan kwalitas baik, memenuhi SII dan dapat digunakan
produksi dalam negeri atau luar negeri. Kaca tidak bergelombang, tidak retak,
tidak kabur dan mempunyai bidang licin serta tidak memberi efek lensa.
6.2.1.
a.
:
Digunakan produk
SAINT-GOBAIN
2.
Tebal
3.
Daylight
a.
Reflection
b.
Tranmission
:
:
:
8%
90 %
4.
Solar Energy
Reflection
:
9 % c.
Transmission
5.
6.
6.2.2.
d.
e.
8 % b.
: 83 %
:
Absorption
Solar Fact
Shading Coef
:
:
Isolation
a.
U Value (ISO)
b.
U Value (ASHRAE)
1)
Winter
2)
Summer
Relative heat gain
:
:
:
:
:
:
0,86
0,98
2
5,8 W/m .K
2
6,4 W/m .K
2
5,8 W/m .K
2
666 W/m
Digunakan produk
SAINT-GOBAIN
2.
3.
Tebal
Daylight
:
:
a.
b.
:
:
8%
89 %
Solar Energy
a.
Reflection
b.
Absorption
c.
Transmission
:
:
:
:
7%
12 %
81 %
d.
e
:
:
0,84
0,96
4.
5.
6.
Reflection
Tranmission
Solar Fact
Shading Coef
Isolation
a.
U Value (ISO)
b.
Value (ASHRAE)
1)
Winter
2)
Summer
:
:
:
:
5,7 W/m .K
652 W/m
2
2
6,3 W/m .K
2
5,8 W/m .K
2
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
6.3.
Syarat-Syarat Pelaksanaan.
6.3.1.
6.3.2.
Assesoris.
Semua perlengkapan/kelengkapan pemasangan kaca harus dipasang
sesuai petunjuk pemasangan, misalnya :
1.
2.
6.3.3.
6.3.4.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pasal 8
Pekerjaan Pemasangan Gypsum Board
8.1.
Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pembuatan Shop Drawing pengadaan material Gypsum Board, pemasangan,
pengadaan alat-alat bantu dan aksesoris yang mendukung hingga pelaksanaan
berhasil dengan baik sesuai dengan rencana.
8.2.
Product Standard.
8.2.1.
Plaster board :
Knauf Plaster board 9 mm Standard board : ASTM C 1396
8.2.2.
2.
8.2.3.
Metal.
8.3.
2.
3.
4.
5.
6.
Persyaratan Bahan.
8.3.1.
Gypsum Fireshield.
1.
Appearance
2.
Weight
3.
4.
Edge profile
Option for tickness
:
:
5.
6.
Penggunaan :
System Structure
Fire Resistance Hours
Partition - single layer 15 mm Knauf 1 hours
Fireshield each side of a 50 mm (min) C
stud with Knauf mineral wool infill
Partition - double layers of 12 mm Knauf 2 hours
Fireshield each side of a 50 mm (min) C
stud
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
8.3.2.
8.3.3.
Gypsum Moistureshield.
1.
Appearance
2.
Weight
Thickness 12 mm : 10 kg/m .
2
Thickness 15 mm : 12 kg/m .
3.
Edge profile
Tapered edge
4.
12 mm and 15 mm.
5.
6.
7.
Strength
Gypsum Denseshield.
1.
Appearance
2.
Weight
3.
Edge profile
Tapered edge
4.
12 mm and 15 mm
5.
6.
Impact Resistance.
Distance to
impact (mm)
Impact
Energy
(N.m)
100
200
330
3
6
10
Denseshield Application
Dimensions
Board
Thickness
(mm)
Number
of Layer
12
15
12
1
1
2
Stud size
& Gauge
( mm)
75
Overall
Partitio
n Width
( mm )
99
105
123
Fire
Resistanc
e
(hrs)
Sound
Insulati
on
(dB)
0.5
1
2
37
44
46
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
8.4.
Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Partisi
Tipe 1
Plafond
Tipe 1
Plafond
Tipe 2
8.4.1.
Lokasi
Ruang Pembagi dalam unit
Areal umum :
Main Lobby
R Lobby Lift
R Serba guna
Dll
Kriteria Performa
Ketahanan api 30 menit
Pengurangan suara 37dB
Ketinggian maksimum 3310 mm (stud
50) atau 3890 mm (stud 75)
Ketahanan api 30 menit
Areal Lembab :
Kamar mandi
Dapur
Pelaksanaan.
Papan gypsum sesuai dengan standard ASTM C 1396.
Fixing, pekerjaan sambungan dan material untuk finishing serta
aksesoriesnya, sesuai dengan rekomendasi Knauf.
Pekerjaan papan gypsum disarankan boleh dipasang hanya setelah
bangunan telah tertutup/terlindung dari cuaca luar. Lindungi terhadap
kelembaban yang
ekstrim dilapangan, misalnya akibat genangan air yang terdapat
disekitar pemasangan papan gypsum.
Saat memotong papan gypsum usahakan jangan merusak kertas pelapisnya.
Pastikan papan gypsum terpasang pada rangka yang telah level satu
sama
lain secara akurat.
Saat memasang sekrup gypsum, jangan sampai merobek kertas
papan gypsum dan terbenam terlalu dalam.
Jangan gunakan papan yang telah rusak/robek kertasnya.
Saat mengaplikasikan sambungan papan gypsum, lakukanlah sesuai
dengan ketentuan untuk sambungan papan gypsum.
8.4.2.
8.4.3.
Kontrol Joint.
Pasang movement control joint pada partisi/ceiling disetiap 10 m panjangnya.
8.4.4.
8.4.5.
8.4.6.
Ceiling.
Urutan pekerjaan papan gypsum : pekerjaan ceiling kemudian
pekerjaan partisi.
Pemasangan papan gypsum : staggered (saling silang) dengan jarak overlap
600 mm.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
8.4.7.
8.4.8.
Rangka Ceiling.
1.
2.
: 1200 mm
3.
: 1200 mm
Partisi.
Pemilihan konstruksi partisi (tebal papan gypsum, tipe papan gypsum, ukuran
dan jarak stud) sesuai dengan performa partisi yang dibutuhkan.
Pemasangan papan gypsum : staggered terhadap sisi satu dengan sisi
lainnya.
8.4.9.
Rangka Partisi.
Gunakan jarak stud sesuai dengan tinggi maksimum partisi yang disyaratkan.
Pasang U channel pada bagian atas dan bawah partisi. Sekrupkan dengan
spasi 600 mm.
Usahakan ujung stud bagian atas tidak menempel rapat dengan U
channel.
Potong stud sepanjang 5 mm untuk memberikan jarak antara atau gap.
Jangan mensekrup/crimping stud dengan U channel bagian atas.
Pasang rangka tambahan yang mencukupi, jika terdapat bukaan (pintu atau
jendela) atau jika terdapat perletakan untuk penggantung atau instalasi listrik
(misalnya stekker, switcher).
8.4.10.
8.4.11.
Jointing
Compound
untuk
Sambungan Vertikal.
Pastikan posisi pertemuan papan gypsum tepat pada tengah stud. Untuk
partisi, sambungan papan gypsum dibuat saling silang (staggered) antara satu
sisi dengan sisi lainnya. Untuk aplikasi dengan 2 layer, pemasangan dibuat
staggered.
8.4.12.
Sambungan Horizontal.
Sambungan horizontal tidak direkomendasikan, kecuali tinggi partisi melebihi
panjang papan gypsum yang tersedia.
8.4.13.
Partisi :
a.
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
b.
Bagian tengah papan gypsum @ 300 mm.
c.
Jarak maksimum dari ujung/tepi papan : 50
mm
2.
Ceiling :
a.
Bagian tepi papan gypsum @ 150 mm.
b.
Bagian tengah papan gypsum @ 230 mm.
c.
Jarak maksimum dari ujung/tepi papan : 50
mm
8.4.14.
Pemasangan plafond :
1.
2.
3.
Pasal 9
Pekerjaan Pemasangan GRC Board
9.1.
Lingkup Pekerjaan.
Meliputi penggambaran Shop Drawing, pengadaan material GRC Board, pemasangan,
pengadaan alat-alat bantu dan aksesoris yang mendukung hingga pelaksanaan berhasil
dengan baik sesuai dengan rencana.
9.2.
Persyaratan Bahan.
Beberapa criteria Standarisasi yang dipakai GRC board adalah sebagai berikut
:
Hasil Test
Ruang Densiti
Satuan
3
g/cm
Kelenturan
Modul Elastisitas
t = 4 mm
t = 5 mm
t = 6 mm
Penyerapan Air
Kandungan Air
Perubahan Bentuk
Penghantar Panas
Ketahanan Air
Ketahanan Api
Kekuatan
External
1,7 0,1
Internal
1,2 0,1
Kg/cm
2
Kg/cm
> 200
4
12 16 x 10
> 160
4
56 x 10
Cm
Cm
Cm
%
%
%
0
Kcal/mh C
-
> 85
> 105
> 115
< 25
< 10
0,15
0,23
Lulus
Lulus
> 80
> 100
> 110
< 50
< 10
0,15
0,27
Lulus
Lulus
Keterangan
0
105 C hrs
Drying
JIS A5403
No. 3
Specimen
JIS A5403
Drop Ball
Test
JIS A5418
JIS A1412
JIS A5418
Notification No.
1828 by the
Japanese
Ministry of
Construction
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
9.3.
9.4.
Penumpukan GRC board pada lantai dasar perlu diberi bantalan papan
dengan jarak max. 600 mm.
9.3.2.
Pada ujung-ujung lembaran atas GRC board harus diberi beban tindih.
9.3.3.
Apabila GRC board akan disimpan dalam waktu cukup lama disarankan agar
ditumpuk dalam ruang tertutup, setiap tumpukan maximum 700 mm hingga
setinggi 2100 mm. Dan apabila harus disimpan harus disimpan diruang
terbuka perlu ditutup dengan plastik untuk menghindari kelembaban/air hujan
dan sinar matahari.
Syarat Pelaksanaan
9.4.1.
Kayu yang akan digunakan sebagai rangka harus sudah diseleksi untuk
menghindari penyusutan maupun rayap, diharuskan menggunakan kayu yang
telah dioven.
9.4.2.
9.4.3.
9.4.4.
9.4.5.
9.4.6.
9.4.7.
9.4.8.
Untuk GRC board yang lebih tebal dapat menggunakan sekrup, untuk
dudukan kepala sekrup GRC board perlu di over sang.
Pasal 11
Pekerjaan Perlengkapan Pintu (Alat Penggantung Dan Kunci)
11.1.
11.2.
Umum.
11.1.1.
11.1.2.
11.1.3.
11.1.4.
dahulu
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi :
Pengadaan material penggantung dan pengunci, pemasangan, pengadaan alat-alat
bantu dan aksesories yang mendukung hingga pelaksanaan berhasil dengan baik
sesuai rencana.
11.3.
Persyaratan Bahan.
Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan
atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari
Manajer Konstruksi
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Manajer Konstruksi. Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang lengkap
(anak kunci). Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan
pintu.
12.4.
Persyaratan Pelaksanaan.
12.4.1.
Shop Drawing.
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan dilapangan. Di dalam Shop Drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya
untuk setiap pintu dan jendela.
Shop Drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi sebelum dilaksanakan.
Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan
bovenlicht khususnya lockcase, handle dan blackplate harus rapi dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja dan atau
petunjuk Manajer Konstruksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
12.4.2.
Engsel.
Pemasangan :
Engsel atas
: + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah
: + 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Khusus pintu toilet/peturasan dan janitor, adalah + 32 cm (as) dari
permukaan bawah pintu.
Pasal 13
Pekerjaan Pengecatan
13.1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
13.1.1.
13.1.2.
13.1.3.
1.
2.
13.2.
Persyaratan Bahan.
13.2.1.
Cat Tembok.
1.
2.
13.2.2.
Ekterior
Interior
:
:
13.2.3.
Cat Politur.
Bahan dan kualitas utama produk Propan.
13.2.4.
Plamir.
Bahan dan kualitas utama, produk ICI Dulux atau Propan
13.2.5.
Keaslian Cat.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut diatas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
1.
2.
3.
4.
Segel kaleng.
Test BD.
Test laboratorium.
Hasil akhir pengecatan.
Contoh Pengecatan.
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
2
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm . Pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan
dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).
13.2.7.
13.2.8.
Cat Cadangan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajer Konstruksi, minimal 5
galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut
harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat yang ada di
dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Direksi untuk
perawatan.
13.3.
Persyaratan Pelaksanaan.
13.3.1.
Tebal Cat.
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum
sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata,
tidak bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tandatanda sapuan, roller maupun semprotan.
13.3.2.
Peralatan Pelindung.
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya, yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
13.3.3.
13.3.4.
Peralatan.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
13.3.5.
Cat Dasar.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Manajer Konstruksi.
13.3.8.
13.3.9.
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Manajer Konstruksi. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor dan
tidak
dapat
di-klaim
sebagai
pekerjaan
tambah.
13.3.10.
13.3.11.
Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau
noda lain, bekas- bekas cat yang terkelupas bagi permukaan
yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
2.
Pelaksanaan pekerjaan dengan
roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.
3.
Permukaan Interior.
a.
Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar
2
per liter 10 m .
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
b.
Lapisan kedua :
4.
Permukaan Exterior.
a.
Lapisan pertama :
b.
c.
13.3.12.
Lapisan Pertama :
Meni kayu warna merah 1 lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.
2.
Lapisan Kedua :
Dempul (Wood Filler) sampai lubang-lubang/pori-pori kayu
tertutup/terisi sempurna.
Tunggu hingga 7 (tujuh) hari, kemudian bidang yang di
plamir diampelas dengan ampelas besi halus hingga rata permukaan.
3.
13.3.13.
Lapisan Pertama :
Pemakaian Dempul kayu (Wood Filler) dilakukan pada seluruh
permukaan kayu yang akan di melamic agar semua pori-pori kayu
benar-benar tertutup, kemudian diampelas halus sampai permukaan
benar-benar rata dan halus.
2.
Lapisan Kedua :
Lapisan Woodstain (pewarna kayu) dicampur dengan tinner 1 :
2 atau 1 : 3.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 2
sampai
3 kali, dengan tenggang waktu sesuai dengan petunjuk
pabrik.
3.
Lapisan Ketiga :
Lapisan Sending Filler dicampur dengan Harderner, perbandingan
1 liter Sending Filler : 1 botol kecil Harderner atau sesuai dengan
petunjuk pabrik, kemudian dicampur tinner 1 : 2.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 1
kali.
4.
Lapisan Keempat :
Lapisan Melamik dicampur dengan harderner dan
tinner. Campuran seperti pada lapisan ketiga.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 2
sampai
3 kali, dengan tenggang waktu sesuai dengan petunjuk
pabrik.
13.3.14.
Lapisan pertama :
Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum
komponen bahan/material logam terpasang.
Cat primer jenis Quick Drying Primer Red
Lead.
Pelaksanaan
pekerjaan
dengan
kuas.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
2.
Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tunggu
selama
pelapisan
berikutnya.
minimum
jam
sebelum
pelaksanaan
3.
13.3.15.
C.
PEKERJAAN ELECTRICAL
Pasal 1
Electrical System
1.1. U m u m
1.1.1.
Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan, baik
dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, di mana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini. Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal di
bawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehinggai sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan disetujui
Direksi.
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang
memiliki Surat Izin Kerja dari instansi yang berwenang untuk setiap item
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan yang masih berlaku.
Kontraktor harus sudah mempunyai pengalaman kerja sejenis yang cukup untuk
setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
1.1.2.
nomor
Umum
1.
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur yang telah
memiliki surat izin (PAS) INSTALATUR golongan A dari PLN setempat, dan
memiliki SIKA (Surat Izin Kerja) instalasi listrik yang masih berlaku, serta
Anggota AKLI setempat.
2.
selain
II.C -
RKS
a.
Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan dan peletakan peralatan, perlengkapan dan
bahan yang disebutkan dalam gambar atau RKS ini, serta melaksanakan
pengujian sehingga sistem elektrikal secara keseluruhan dapat berjalan dengan
baik.
Lingkup pekerjaan tersebut terdiri atas
:
1.
Kabel tegangan menengah untuk panel-panel TM dan
transformator.
2.
Panel tegangan menengah lengkap dengan peralatan-peralatan
standard yang ditetapkan oleh PLN setempat.
3.
Kabel feeder untuk panel-panel penerangan dan panel-panel
tenaga.
4.
Panel-panel penerangan, panel-panel tenaga dan panel distribusi
utama
(MDP) secara lengkap, sesuai dengan gambar
rencana.
5.
System penerangan secara lengkap di luar ataupun di dalam
bangunan.
Termasuk didalamnya pengkawatan, titik nyala armature, saklar dan
seluruh stop kontak.
6.
Pengadaan dan pemasangan armature atau lampu-lampu sesuai
dengan gambar rencana.
7.
Pengadaan dan pemasangan socket out let dan tenaga sesuai
dengan rencana.
8.
Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan, baik sistem
pentanahan untuk panel-panel listrik maupun pentanahan untuk
peralatan-peralatan,
misalnya AC, pompa, genset, trafo dan lain
lain.
9.
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan bantu,
baik yang telah disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
II.C -
1.2.3.
10.
11.
2.
3.
Kabel
a.
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan jenis kabel
NYFGbY, NYY, NYM dengan tegangan kerja 0,6/1 KV. Kabel yang
b.
c.
4.
Pipa Pelindung/Konduit
a.
Untuk pelindung kabel yang tertanam dalam tembok digunakan
pipa conduit merk CLIPSAL dengan ukuran diameter dalam pipa
minimum
1,5 x diameter luar kabel atau sesuai dengan gambar.
b.
Harus dilengkapi dengan peralatan bantu yang sesuai dan
dipasang dengan cara yang benar.
c.
Penggantian merk harus dengan persetujuan Direksi.
5.
Lampu - lampu
a.
Lampu TL (Flourescent)
Stop Kontak
-
6.
7.
Grounding
a.
Kawat grounding menggunakan kawat telanjang (Bare Copper
Conductor).
b.
Besarnya kawat grounding minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
c.
Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa
galvanized minimal berdiameter 1 1/4, diujung pipa dipasang
copper rod
sepanjang 0,5 meter.
d.
Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
e.
Kedalaman grounding minimum 6 meter.
Kabel-Kabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
1.3.2.
Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987
pasal 701.
Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus
terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T,
Neutral dan grounding).
Kabel daya yang dipasang pada shaft/dinding bangunan harus
diletakkan diatas tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang
semuanya ditata
dan diklem dengan rapi.
Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali
pada kabel penerangan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih
harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm
minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir
setebal 15 cm. Lebar galian minimum adalah 40 cm atau disesuaikan
dengan jumlah kabel.
Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus
mempergunakan kabel support, minimum setiap jarak 50 cm.
Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanized dengan diameter minimum 2 kali penampang
kabel.
Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada
Cable Ladder.
Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding harus
dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2 kali
penampang kabel.
Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya di mana
tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m disetiap ujungnya.
Penyusunan konduit diatas cable ladder harus rapi dan tidak
saling menyilang.
Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop
merk Legrand atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih dahulu. Warna
isolasi harus sama dengan warna kabelnya.
1.
KWH Meter
1.
2.
1.3.4.
Umum
Sebelum
semua
peralatan
utama
dan
sistem
dipasang,
harus
diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang
setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik.
Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk
pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab
Kontraktor sendiri.
1.4.2.
2.
peralatan
harus
memenuhi
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan ke JUNG. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis.
10.
11.
12
13.
14.
Bahan/Peralatan
Terminal Block
MCCB, MCB dll
Pembuat Panel
Kabel
Conduit High Impact
Konduit
GIP Med. Class
Cable Mark
Lampu TLD & PLC
Fluorescent
Starter
Lamp Holder
Ballast low loss
Pembuat
Kotak Kontak
Kotak Kontak Industry/Isolating
Switch
Saklar
Metal Conduit
Cable Leadder/Tray
Merk/Pembuat
Phoenix Contact Legrand
ABB, MG, Siemens, GE
Otessa, Panelindo, Simetri, Unimakmur
Kabelindo, Kabelmetal, Supreme, Tranka
Ega, Clipsal
Clipsal
Bakrie, PPI
3 M, Legrand
Philips, Osram, GE
Philips, Osram, GE
Philips, Osram, GE
Philips, Osram, GE
Philips, Artolite, Interlite, Spectra.
JUNG
JUNG
JUNG
Clipsal
Three Star, Interack
SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GUDANG PERALATAN KANTOR SAR BALIKPAPAN
Pasal 2
Pekerjaan Sanitair
2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan
:
2.1.1.
Fixtures.
2.1.2.
Urinoir
2.1.3.
Fixtures.
2.1.4.
gambar.
peralatan
sanitary
bermerk
Koordinasi Kerja
Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti gambar, uraian dan persyaratan
pekerjaan, spesifikasi serta petunjuk Direksi.
Diperlukan koordinasi kerja
dengan disiplin
bersangkutan dengan pekerjaan pemasangan,
maupun posisi meletakkan peralatan di tempat.
2.3.2.
lain
baik
terutama
yang
jadwal pekerjaan
2.3.3.
Sambungan Ulir
Sambungan pipa dengan accessories unit sanitair pada umumnya
menggunakan sambungan ulir. Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu
dilapisi dengan Red Lead Cement dan memakai pintalan serat halus. Pada
tempat-tempat khusus digunakan sambungan flanged.
2.3.5.
Fires
Semua fires yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat ditengah
atau pada naad ubin keramik.
PADLULLAH
Direktur