SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama
: Heni Susilowati
NIM
: 4101403571
Program Studi
: Pendidikan Matematika
Jurusan
: Matematika
ABSTRAK
ii
PENGESAHAN
SKRIPSI
Panitia Ujian,
Ketua,
Sekretaris,
Pembimbing Utama
Penguji Utama
Pembimbing Pendamping
Anggota Penguji I
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, dengan limpahan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Pengaruh Keterampilan Berproses
Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan
Segitiga Pada Siswa SMP N 15 Semarang, ini sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Semarang.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu dengan rendah hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang,
2. Drs. Kasmadi Imam S., M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang,
3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang,
4. Prof. Dr. YL Sukestiyarno, Dosen pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi,
5. Drs.Wardono, M. Si, Dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi,
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai harganya
selama belajar dan menuntut ilmu di Jurusan Matematika,
7. Endang Triningsih, S.Pd. MM, Kepala SMP N 15 Semarang yang telah
memberikan ijin penelitian,
vi
Penulis
vii
MOTTO
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kuperuntukkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa tiada
henti-hentinya.
Adeku angga dan ningrum tersayang.
Kakaq yang selalu memberikan semangat, terima kasih atas semuanya.
Sahabat-sahabatku (Kaozal, Decy, Jajo, Puji & Cah Trio R).
Teman-teman seperjuangan Pendidikan matematika 2003.
Tanggal
Materi bimbingan
: Heni Susilowati
: 4101403571
: Pend. Matematika
: Prof. Dr. YL Sukestiyarno
: Drs. Wardono, M.Si
Hasil Bimbingan
Ttd
Pembimbing
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
ABSTRAK .........................................................................................................
ii
C. Penegasan Istilah...............................................................................
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah besar yang dihadapi oleh dunia pendidikan pada saat ini adalah
adanya krisis paradigma yang berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara
tujuan yang ingin dicapai dan paradigma yang dipergunakan (Sumadi, 2005).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan matematika di Indonesia, namun sampai saat ini belum
memperoleh hasil yang optimal. Fenomena ini dapat dilihat dari indikator
hasil belajar, antara lain dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau Nilai Ujian
Akhir Nasional (NUAN) matematika siswa yang masih rendah.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa berbagai pendekatan, gagasan
atau inovasi dalam dunia pendidikan matematika yang sampai saat ini
diterapkan secara luas ternyata belum dapat memberikan perubahan positif
yang berarti, baik dalam proses pembelajaran matematika di sekolah maupun
dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika pada umumnya. Kesadaran
tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan
kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai
upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah
dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya
meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada intinya pendidikan bertujuan
menurut
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
adalah
keterampilan
pembelajaran dapat diikuti atau diamati. Saat kerjasama dengan orang lain,
mendengarkan dengan aktif, berani bertanya, mau menyampaikan pendapat
dalam memecahkan
masalah
merupakan salah satu ciri kecakapan hidup. Proses menuju ke arah kecakapan
hidup tersebut perlu suatu latihan serta membutuhkan suatu proses yang
disebut dengan keterampilan berproses.
Keterampilan berproses merupakan aspek yang sangat penting dalam
belajar matematika. Rendahnya keterampilan berproses akan mempengaruhi
hasil belajar siswa di sekolah, khususnya mengenai pemecahan masalah.
Dengan
menggunakan
menemukan
dan
keterampilan
mengembangkan
berproses,
sendiri
siswa
fakta
dan
akan
mampu
konsep
serta
perkembangan
secara
cermat
dan
tepat
maupun
dalam
adalah
pembelajaran
metode
dengan
ekspositori.
metode
Keterampilan
ekspositori
siswa
selama
belum memuaskan
karena
pendapat.
Dan
dalam
pembelajarannya
kurang
sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak
rutin. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi
atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip atau simpulan.
Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan
SMP/MTs yang harus dikuasai siswa kelas VII SMP salah satunya adalah
tentang geometri dan pengukuran. Materi yang mendukung dalam penguasaan
geometri dan pengukuran salah satunya adalah pokok bahasan segitiga. Alasan
pemilihan materi segitiga dalam penelitian ini adalah karena geometri
merupakan materi yang abstrak dan memerlukan kemampuan pemecahan
masalah dan nantinya siswa juga diharapkan dapat mengembangkan
keterampilan berproses secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran pokok bahasan segitiga diperlukan keterampilan berproses
dalam memecahkan masalah. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik,
siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan proses memecahkan
masalah.
Keterampilan-keterampilan
tersebut
antara
lain
mengajukan
PENGARUH
KETERAMPILAN
BERPROSES
MODEL
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh keterampilan berproses model pembelajaran
problem solving pada pokok bahasan segitiga terhadap hasil belajar siswa
SMP N 15 Semarang?
2. Apakah pembelajaran matematika pokok bahasan segitiga dengan model
pembelajaran problem solving dapat mencapai ketuntasan belajar
(keterampilan berproses dan hasil belajar)?
C. Penegasan Istilah
Penegasan Istilah dimaksudkan untuk memperoleh pengertian yang
sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi
yang berbeda dari pembaca. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Keterampilan Berproses
Saat kerja sama dengan orang lain, mendengarkan dengan aktif,
berani bertanya, mau menyampaikan pendapat/menjawab pertanyaan dan
kreatif dalam memecahkan masalah merupakan salah satu ciri kecakapan
hidup. Proses menuju kearah kecakapan hidup tersebut perlu suatu latihan
serta membutuhkan suatu proses yang disebut keterampilan berproses.
Keterampilan berproses adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah
laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi sacara mulus dan sesuai
dengan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja
melainkan pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.
Keterampilan berproses akan menjadi ciri kekhasan suatu rancangan
strategi pembelajaran dari mulai rancangan awal strategi diterapkan,
proses, akibat/dampak yang dihasilkan, hingga menutup strategi tersebut.
2. Model Problem Solving
Problem solving atau disebut juga pemecahan masalah adalah
cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan persoalan untuk
dipecahkan oleh siswa dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Suatu soal matematika akan menjadi masalah bagi siswa, jika siswa
tersebut :
a. memiliki pengetahuan/materi prasyarat untuk menyelesaikan soalnya;
b. diperkirakan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan soal
tersebut;
c. belum mempunyai algoritma atau prosedur untuk menyelesaikannya;
d. punya keinginan untuk menyelesaikannya.
3. Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
ke arah positif. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
penilaian
konsep
(siswa
mampu
mendefinisikan
aspek
konsep,
(siswa
mampu
memahami
masalah,
memilih
strategi
pengalaman
langsung
dalam
pelaksanaan
pembelajaran.
(2) Memberikan bekal mahasiswa sebagai calon guru matematika
untuk siap melaksanakan tugas di lapangan sesuai kebutuhan di
lapangan.
10
BAB II
BAB III
BAB IV
11
BAB V
12
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Menurut Sardiman (2006:20) ada beberapa definisi tentang belajar,
antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience.
b. Harold Spears memberikan batasan : Learning is to observe, to read,
to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
c. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result
of practice.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian
kegiatan
misalnya
dengan
membaca,
mengamati,
13
14
telah
mengikuti
suatu
proses
pembelajaran
dengan
15
masalah.
Aspek pemecahan masalah
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang
telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal.
Penilaian terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
disarankan
memecahkan
mencakup
masalah,
kemampuan
yaitu
yang
memahami
terlibat
masalah,
dalam
proses
merencanakan
16
17
18
19
20
21
matematika
tidak
semata-mata
hanya
menanamkan
22
b. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk
memilih berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya,
sehingga didapatkan golongan sejenis dari objek peristiwa yang
dimaksud.
c. Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan
dasar untuk segala yang kita kerjakan. Mengkomunikasikan dapat
diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan
prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
d. Mengukur
Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan
mengukur merupakan hal yang sangat penting dalam membina
observasi kuantitatif, mengklasifikasikan, dan membandingkan segala
sesuatu di sekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan
efektif kepada yang lain. Mengukur dapat diartikan sebagai
membandingkan yang diukur dengan satuan ukur tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
e. Memprediksi
Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau
membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu
mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecanderungan
23
24
Unsur-Unsur Segitiga
Unsur
Nama Unsur
Sisi
Sudut
A, B, dan C
Alas
AB
Tinggi
CD
Segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus dan
membentuk tiga sudut.
25
1. Jenis-Jenis Segitiga
a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya
1) Segitiga sama kaki
C
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang
sama panjang. Gambar di atas menunjukkan bahwa sisi AB = AC.
2) Segitiga sama sisi
B
A
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang. Gambar di atas menunjukkan bahwa AB = BC = AC dan
A = B = C.
3) Segitiga sembarang
C
26
27
E
Q
A
28
C
Q
D
P
d. Sudut-Sudut Segitiga
1) Jumlah besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 1800.
C
+ + = 1800
29
1) Keliling Segitiga
K = AB + BC + AC
2) Luas Segitiga
1
L = x AB xAC
2
1
= x alas x tnggi
2
teman
kelompoknya.
Setelah
selesai,
setiap
kelompok
30
D. Kerangka Berpikir
keputusan
melalui
proses
yaitu
memahami
masalah,
31
suatu kesulitan yang dihadapi, dapat belajar menganalisis suatu masalah dari
berbagai aspek dan dapat mendidik siswa percaya diri.
Pokok bahasan segitiga merupakan salah satu aspek dalam geometri.
Geometri merupakan materi yang dianggap siswa masih abstrak dan
memerlukan kemampuan pemecahan masalah, serta dapat membantu siswa
memperoleh pengetahuannya melalui siswa lain dalam diskusi kelompok
sehingga nantinya siswa juga diharapkan dapat mengembangkan keterampilan
berproses secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
materi segitiga diperlukan keterampilan berproses dalam memecahkan
masalah.
Hasil proses belajar dapat diamati, maka perubahan keterampilan siswa
selama melaksanakan proses pembelajaran juga dapat diamati dan dinilai
tingkat perkembangnnya dalam suatu indikator dan taraf keterampilan
berproses. Kegiatan tersebut diberi nama variabel keterampilan berproses.
Keterampilan berproses siswa dapat dilihat dengan mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan atau menanggapi, menyampaikan ide atau pendapat,
mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya. Selanjutnya
setelah proses pembelajaran berakhir maka akan dapat diukur hasil belajar
dengan suatu indikator kemampuan kognitif. Pengukuran ini diberi nama
variabel hasil belajar. Apabila ketermpilan berproses seseorang menunjukkan
adanya perkembangan, maka akan dapat memberikan kontribusi yang baik,
yaitu peningkatan hasil belajar. Dengan demikian ada pengaruh yang positif
32
Kemampuan memecahkan
masalah matematika
33
C. Hipotesis
34
BAB III
METODE PENELITIAN
35
3. Variabel penelitian
36
1. Lembar Observasi/pengamatan
Lembar pengamatan dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang keterampilan berproses siswa kelas VII G SMP
Negeri 15 Semarang pembelajaran matematika dengan model problem
solving.
2. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa
pada pokok bahasan segitiga setelah proses pembelajaran.
C. Instrumen Penelitian
37
(2)
(3)
(4)
(5)
38
(7)
(8)
(9)
39
mengukur,
menghitung,
menafsirkan,
40
dengan para ahli yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing.
Instrumen yang telah disetujui oleh para ahli diujicobakan pada sampel
lain dalam populasi yang sama.
Indikator-indikator variabel keterampilan berproses akan diuji
validitas isinya
1. Validitas Soal
Untuk mengetahui validitas isian digunakan rumus korelasi
product moment, yaitu :
41
rxy =
N XY X Y
{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
keterangan:
rxy
= koefisien korelasi
= Skor butir
= Skor total
(Arikunto, 2002:72)
Setelah diperoleh harga rxy, kemudian dikonsultasikan dengan r
kritik product moment dengan taraf signifikan = 5% , jika rxy > rtabel
maka soal dikatakan valid, dan sebaliknya.
2. Reliabilitas Soal
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan alat
evaluasi dalam mengukur.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes
soal berbentuk uraian adalah dengan rumus Alpha.
n
i )
r11 =
(1
n 1
t2
2
keterangan:
r11
42
2
t
i2 =
( X) 2
t2 =
( Y ) 2
n
perhitungan
tingkat
kesukaran
soal
adalah
dengan
menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada
dibawah batas lulus untuk tiap butir soal (Arifin, 1991:135-136).
Kriteria yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah butir-butir
soal yang berdistribusi normal, artinya tes tersebut mencakup semua
tingkat kesukaran baik itu mudah, sedang, maupun sukar.
Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal bentuk
uraian adalah sebagai berikut.
43
TK =
Dalam penelitian ini tes dikatakan gagal jika tingkat kebenaran dalam
menjawab kurang dari 50%.
Untuk menginterpretasikan nilai tingkat kesukaran dapat digunakan
tolok ukur sebagai berikut,
a. Jika jumlah testi yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.
b. Jika jumlah testi yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk
sedang.
c. Jika jumlah testi yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.
(Arifin, 1991:135)
4. Daya Beda Soal
Daya pembeda soal diperlukan untuk mengetahui seberapa akurat
soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang
tidak pandai. Soal dianggap baik apabila siswa yang menjawab benar pada
kelompok siswa pandai lebih banyak dari siswa yang menjawab benar
pada kelompok siswa kurang pandai.
Daya pembeda untuk soal uraian digunakan rumus uji t :
t=
MH ML
x +x
2
1
2
2
n1 (n1 1)
keterangan :
t
= Uji t
MH
44
ML
2
1
2
2
n1
tabel
E. Analisis Data
1
45
(Oi Ei )2
i =1
Ei
: harga Chi-Kuadrat
Oi
Ei
(Sudjana, 2002:273)
vi. Simpulan jika H0 diterima maka data berdistribusi normal.
b. Analisis Regresi
( Y )( X ) ( X )( X Y )
a=
n X ( X )
i
2
i
b=
i i
2
i
n X i Yi ( X i )( Yi )
n X i2 ( X i )
(Sudjana, 2002:315)
Dimana : X = variabel bebas
)
Y = variabel terikat
46
JK
KT
Variasi
Total
Regresi (a)
( Y )
Regresi (b)
Residu
n-2
Kekeliruan
n-k
( Y )
/n
JK (TC)
JK (E)
2
s reg
S2reg =JK (b a)
JKreg = JK (b a)
)
JK res = Yi Yi
/n
2
S res
=
2
=
sTC
s e2 =
)
Yi Yi
2
s res
n2
JK (TC )
k 2
JK ( E )
nk
2
sTC
s e2
(Sudjana, 2002:331).
vi. Simpulan H0 ditolak artinya signifikan atau model adalah linier.
47
rxy =
n( XY ) ( X )( Y )
[n( X
) ( X ) ][n( Y ) ( Y ) ]
2
(Sugiyono, 2005:250)
Dengan :
rxy
: koefisien korelasi
: jumlah subyek
: variabel bebas
: variabel terikat
48
r2 =
b{n XY ( X )( Y )}
n Y 2 ( Y )
r2 = koefisien determinasi
b = koefisien arah regresi
(Sudjana, 2002:370).
2
i. Rumusan hipotesis
Hipotesis statistik yang digunakan untuk variabel hasil belajar adalah
H0 : rata-rata hasil belajar siswa = 68
H1 : rata-rata hasil belajar siswa 68
Hipotesis statistik yang digunakan untuk variabel keterampilan
berproses adalah
H0 : rataan nilai keterampilan berproses siswa = 70
H1 : rataan nilai keterampilan berproses siswa 70
ii. Statistik yang digunakan adalah uji-t.
iii. Menentukan = 5 %.
iv. Kriteria pengujian H0 diterima jika t
v. Rumus statistik yang digunakan
X 0
t=
s
n
(Sudjana, 2002:227)
1
(1 , n 1)
2
1
(1 , n 1)
2
49
Keterangan :
t
= simpangan baku
Uji coba instrumen diberikan kepada siswa kelas VII di luar sampel,
yaitu kelas VII F akan tetapi masih termasuk dalam populasi. Nama siswa dan
kode responden uji coba dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 133.
1. Tes Hasil Belajar Matematika
a. Validitas Soal
Setelah tes pokok bahasan Segitiga kepada 44 siswa kelas VII
F, dengan taraf signifikansi 5 % didapat r tabel sebesar 0,297. Dari hasil
perhitungan ternyata dari 14 item soal ada 3 item soal yang tidak valid,
yaitu soal nomor 1, 4, 5. Soal tidak valid dikarenakan r
hitung
< rtabel.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian pengaruh keterampilan berproses model pembelajaran
Problem Solving, dilaksanakan pada saat proses pembelajaran sesuai dengan
jadwal pelajaran kelas VII G SMP N 15 Semarang semester genap tahun
pelajaran 2006/2007 yaitu pada tanggal 7, 9, 14, dan 16 Mei 2006. Sebelum
kegiatan penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu menentukan materi dan
menyusun
rencana
pembelajaran,
dan
lembar
observasi/pengamatan
52
53
Model
1
(Constant)
KET_PROS
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-21.585
9.793
1.289
.137
Standardi
zed
Coefficien
ts
Beta
.823
t
-2.204
9.396
Sig.
.033
.000
H1 : 0,
pada
54
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
2206.243
1049.643
3255.886
df
1
42
43
Mean Square
2206.243
24.992
F
88.280
Sig.
.000a
Dari tabel di atas diperoleh Anova output SPSS versi 10.0 dengan
nilai Sig=0,000=0% lebih kecil dari 5%, maka Ho ditolak yang
mempunyai arti bahwa antara keterampilan berproses dan hasil belajar
mempunyai hubungan yang linier. Karena mempunyai hubungan linier
maka dikatakan antara keterampilan berproses dan hasil belajar
mempunyai hubungan yang berarti.
Untuk melihat besar pengaruh atau kontribusi keterampilan
berproses (X) terhadap hasil belajar (Y) dapat dibaca dari nilai R Square.
Dari tabel 3 model summary dapat dilihat nilai R square yang diperoleh
dari hasil olahan SPSS versi 10.0 dari lampiran 35 halaman 142.
Tabel 3. Kontribusi Keterampilan Berproses Terhadap Hasil Belajar
Model Summary
Model
1
55
Nilai
R square
menunjukkan
besarnya kontribusi X
yaitu
56
KET_PROS
t
1.379
df
Mean
Sig. (2-tailed) Difference
43
.175
1.155
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-.534
2.844
t tabel
dengan t tabel
57
t
1.646
HSL_BLJR
df
Sig. (2-tailed)
43
.107
Mean
Difference
2.16
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-.49
4.80
t tabel
dengan t tabel
58
dalam
menghadapi
problem
atau
masalah
baru.
Dalam
pembelajaran ini, siswa terlibat secara aktif. Bentuk pelibatan siswa yaitu
kerja sama antar teman untuk dapat memecahkan soal-soal pemecahan
masalah, siswa dibimbing untuk bisa menemukan solusi pemecahan masalah
sendiri.
Dari hasil perhitungan diperoleh harga R = 0,823 (R 0), ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Setelah diuji keberartiannya, ternyata koefisien korelasi berarti. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan
berproses dengan hasil belajar.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh persamaan estimator regresi
^
59
Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
60
kegiatan
penutup
pembelajaran
Problem
Solving,
guru
61
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Adanya pengaruh yang positif antara keterampilan berproses dengan
model pembelajaran Problem Solving terhadap hasil belajar ditunjukkan
^
B.
Saran
Sesuai
dengan
hasil
penelitian,
maka
diharapkan
dapat
63
64
DAFTAR PUSTAKA
65