Anda di halaman 1dari 1

PATOFISIOLOGI

Penggunaan amfetamine kronis dan dosis tinggi menimbulkan


perubahan toksik secara patofisiologi. Efek toksik penggunaan amfetamine kronis
dengan dosis tinggi terhadap:
a. Otak
Penggunaan amfetamine secara kronis dengan dosis tinggi akan menginduksi
perubahan toksik pada sistim monoaminergik pusat. Seiden dan kawankawan
melakukan penelitian pada kera dengan menyuntikkan sebanyak
8kali/hari (dosis 3-6,5 mg/kg) selama 3-6 bulan. Setelah 24 jam pemberian
dosis terakhir memperlihatkan kekosongan norepinefrin pada semua bagian
otak (pons, medula, otak tengah, hipothalamus dan korteks frontal). Setelah
3-6 bulan suntikan terakhir, norepinefrin masih tetap rendah di otak tengah
dan korteks frontal. Sedangkan pada hipothalamus dan pons kadar
norepinefrin sudah meningkat.
Kadar dopamin terdepresi hanya pada darah, bagian otak lain tidak
terpengaruh. Kondisi toksik amfetamine ini juga mempengaruhi sistim
serotoninergik, hal ini diperlihatkan dengan perubahan aktivitas triptophan
hidroksilase terutama pada penggunaan fenfluramin.
Rumbaugh melaporkan pada pemakaian amfetamine kronis dengan dosis
tinggi mempengaruhi vaskularisasi otak. Penelitian pada kera yang diberi
injeksi metamfetamin selama 1 tahun menunjukkan perubahan yang luas dari
arteriola kecill dan pembuluh kapiler. Selanjutnya dapat terjadi hilangnya sel
neuron dan berkembangnya sel-sel glia, satelit dan nekrohemorrhage pada
serebelum dan hipothalamus
b. Perifer
Efek yang menonjol adalah terhadap kerja jantung. Katekolamin
mempengaruhi sensitivitas miokardium pada stimulus ektopik, karena itu
akan menambah resiko dari aritmia jantung yang fatal.
Efek perifer yang lain adalah terhadap pengaruh suhu (thermo-regulation).
Amfetamine mempengaruhi pengaturan suhu secara sentral di otak oleh
peningkatan aktivitas hipothalamus anterior. Penyebab kematian yang besar
pada toksisitas amfetamine disebabkan oleh hiperpireksia.
Mekanisme toksisitas dari amfetamine terutama melalui aktivitas sistim saraf
simpatis melalui situmulasi susunan saraf pusat, pengeluaran ketekholamin
perifer, inhibisi re uptake katekholamine atau inhibisi dari monoamin
aksidase. Dosis toksik biasanya hanya sedikit diatas dosis biasa.
Amfetamine juga merupakan obat/zat yang sering disalahgunakan.

Anda mungkin juga menyukai