tiap-tiap bagian tubuh tanaman juga berbeda-beda, seperti pada biji-bijian 5-10%,
dan pada daun tanaman sekitar 50-95%. Air yang dibutuhkan oleh tanaman
diserap dari lingkungan melalui akar. Air tersebut kemudian dibawa oleh jaringan
xylem untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan tanaman. Kebutuhan air suatu
tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang diperlukan
untuk
rendah, sehingga kurang memadai untuk bercocok tanam pada musim kemarau
(Mulyadi cit. Kertonegoro, 1993).
Kemampuan menahan air yang rendah, akan meyebabkan kehilangan
unsur hara dari dalam tanah melalui pelindian akan semakin besar berjalan dengan
semakin tingginya curah hujan (Hakim et al. 1986). Tekstur tanah berpasir juga
akan menyebabkan banyak pupuk terlindi karena mempunyai laju infiltasi yang
cepat (Widjajaadi et al., 1987). Unsur utama yang sering hilang dari dalam tanah
melalui pelindian adalah N, K, Ca, dan Mg (Hakim et al., 1986). Secara fisik air
tanah (lengas tanah) dibagi menjadi air grafitasi, air kapiler dan air higroskopis.
Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan
mengalir secara bebas karena pengaruh gaya gravitasi. Jumlah air yang ditahan
oleh tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya
tekanan sekitar 1/3 atmosfer. Air kapiler adalah bagian air tanah yang ditahan oleh
tanah,
yang
terletak
diantara
kapasitas
lapang
dan
koefisien
beberapa hari setelah tanah mengalami pembasahan total atau keadaan jenuh
air. Pada kondisi ini tegangan air biasanya sekitar 1/3 atmosfer atau setara dengan
nilai pF 2,54. Titik layu dapat didefinisikan sebagai tingkat kelembaban tanah
dimana akar tanaman tidak lagi mampu menyerap air, dengan tegangan rata-rata
15 atmosfer atau setara dengan nilai pF 4,2. Beberapa sifat tanah yang penting
dalam hubungannya terhadap peranan air bagi pertumbuhan tanaman adalah
tekstur, porositas dan struktur.
d. Teknologi
Tata letak fisik, topografi dan teknologi berhubungan dengan berbagai macam
irigasi. Kebanyakan irigasi kecil atau sedang (termasuk pula lokasi irigasi
sederhana) terlalu mengandalkan teknologi tak permanen, seperti misalnya
bendungan sederhana (dibuat dari bambu, batang pohon) dan saluran berlapis
tanah. Tetapi beberapa diantaranya telah membuat bangunan beton permanen
dengan memakai tukang batu mereka sendiri, sedang ada pula yang lain, yang
menarik manfaat dari pembangunan oleh pemerintah. (Sumarni M., 2008)
e. Kelembagaan
Pemerintah indonesia mengambil peranan yang semakin aktif dalam memajukkan
pengembangan perkumpulan petani pemakai air (P3A), melalui berbagai cara
pendekatan. Program pengembangan P3A merupakan bagian dari upaya yang
lebih besar untuk meningkatkan kemampuan petani memikul tanggung jawab
pelaksanaan tugas-tugas irigasi. Analisa kemampuan organisasi lokal dalam
melaksanakana tugas-tugas pengairan tidak dapat dipisahkan dari segi-segi irigasi
lainnya termasuk segi ekologi, teknologi, dan tata letak fisik, ketersediaan air
relatif, tradisi dan pola kebudayaan asli, dsb. Irigasi kecil (desa) tidak begitu
banyak mengalami campur tangan pemerintah karena sebab-sebab yang sebagian
berkaitan dengan perbedaan ukuran irigasi, kemampuan organisasi kecil yang
lebih otonom ini sering lebih tinggi daripada dalam irigasi yang mencakup banyak
desa. Irigasi besar cenderung berkembang berlebihan, sering sangat tergantung
pada pengelolaan dan koordinasi yang dilakukan pemerintah, sering kurang
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikro, dan secara
berkala mengalami fase kekacauan organisasi dan kerusakan ekologi. Sebaliknya,
irigasi kecil yang menjalankan desentralisasi dan koordinasi longgar serta
memberikan otonom pada masyarakat petani pemakai air, sering lebih mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan atau kebutuhan ekologis dan organisator yang
berubah. (Sumarni M., 2008)
2. kebutuhan jumlah air tanaman bayam
Kebutuhan air untuk tanaman bayam harus diperhatikan. Tanaman bayam yang
masih muda (sampai minggu pertama setelah tanam) memerlukan air sebesar
kurang lebih 4 mm/tanaman atau 4 l/m2 dalam sehari. Menjelang dewasa tanaman
ini memerlukan air sekitar 8 mm atau 8 l/m2 setiap harinya. Pada musim hujan,
tanaman bayam masih dapat tumbuh dengan baik asalkan tanahnya tidak
tergenang. Oleh karena itu, drainase tanah harus diperhatikan meskipun tanaman
bayam tahan terhadap air hujan. Curah hujan antara 1000 2000 mm, dan
kelembaban di atas 60% (Rismunandar, 1967). Terdapat perbedaan dalam
konsumsi air untuk pertumbuhan tanaman bayam dengan berbedanya populasi
tanaman. Semakin banyak populasi tanaman hingga empat bibit per lubang tanam
semakin sedikit konsumsi air.
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/index.php?
bawaan=teknologi/isi_teknologi&id_menu=4&id_submenu=19&id=44