Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini sangat pesat, dunia kini

memasuki era globalisasi dimana teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia. Manusia memerlukan teknologi hampir setiap aspek
kehidupannya untuk mempermudah dan memperlancar segala aktifitas. Keadaan ini tidak
hanya terjadi di negara maju, namun juga di negara berkembang salah satunya di Indonesia.
Peran perkembangan teknologi informasi di Indonesia telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap nilai tambah ekonomi. Efisiensi dalam berbagai bidang, khususnya dalam masalah
waktu, tenaga, biaya melalui kecepatan dan ketepatan informasi dapat ditingkatkan dengan
signifikan sekaligus berarti telah mampu mengifisiensikan penggunaan tempat atau ruangan.
Hutan salah satu potensi yang cukup besar nilainya. Selain itu hutan juga mempunyai
fungsi

yang

cukup

penting

bagi

kelestariannya.

Bertambahnya

jumlah

penduduk

mengakibatkan lonjakan kebutuhan lahan pertanian, permukiman, lapangan kerja baru, dan
menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan. Sementara kondisi lain menunjukan
kurang terbukanya sektor pekerjaan di luar sektor pertanian, luas lahan yang semakin sempit,
menyebabkan keadaan biofisik pedesaan mengalami pemerosotan kualitas lahan dan daya
dukung lingkungan bahkan sering terjadi lahan yang kritis. Sebagai wujud komitmen untuk
melaksanakan pengelolaan hutan secara lestari serta sebagai upaya untuk memperoleh
pengakuan internasional bagi produk-produk yang dihasilkan dari wilayah hutannya.
GIS berguna sebagai alat bantu (tools), data lebih padat karena dalam bentuk digital,
kemampuan analisa spasial lebih cepat dan tipe analisa dapat dikembangkan, pemakai
mendapatkan informasi yang

lebih akurat, cepat dan dapat memanipulasi sesuai dengan

spesifikasi yang dibutuhkan. Salah satu metodologi sederhana yang dapat membantu
penyusunan program pemetaan hutan menurut klasifikasi sebagai potensi hutan lindung
dengan menggunakan teknologi GIS (Geographycal Information System) atau Sistem Informasi
Geografi (SIG). GIS merupakan teknologi informasi spasial yang menghasilkan data digital
yang dapat memberikan informasi mengenai karakteristik dari suatu wilayah, serta

2
mengilustrasikan potensi kerusakan lahan yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam
penyusunan program pemetaan hutan menurut klasifikasi sebagai potensi hutan lindung,
sekaligus monitoring perkembangannya secara berkelanjutan. Keuntungan teknologi GIS
mempunyai kemampuan dalam menyediakan data atau informasi untuk menjawab pertanyaan
khusus berkenaan dengan keruangan (spasial). Beberapa kegunaan dari aplikasi teknologi GIS
(Geographycal Information System) dan penginderaan jauh (Remote Sensing) yang dapat
digunakan dalam mendukung pelaksanaan program pemetaan hutan menurut klasifikasi
sebagai potensi hutan provinsi sumatera barat.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi tersebut, maka tidaklah heran jika berbagai
perusahaan, instansi atau organisasi banyak yang menggunakan komputer sebagai alat bantu
yang mampu menyimpan dan mengelolah data dengan cepat, tepat dan akurat.
Hal inilah yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Sumatera Barat untuk meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat dan meningkatkan efisiensi kerja dari waktu kewaktu.
Departemen Kehutanan di Sumatera Barat memiliki institusi yang terkait dengan kehutanan
diataranya, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kehutanan Kab.50 Kota, Dinas
Kehutanan

Kab.Pasaman,

Dinas

Kehutanan

Kab.

Pasaman

Barat,

Disperhutbun

Kab.TanahDatar, Dishutbun Kab.Padang Pariaman, Dishutbun Kab.Agam, Dishutbun Kab.


Solok, Dinas Kehutanan Kab. Sijunjung, Dinas Kehutanan Kab. Dharmasraya, Dishutbun Kab.
Kep. Mentawai, Dishut ESDMK, Pesisir Selatan, oleh karena itulah Dinas Kehutanan Sumatera
Barat berperan penting dalam informasi kawasan hutan serta pemetaan kawasanhutan
berdasarkan fungsi hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi di Sumatera barat.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengambil judul
laporan

Kerja

Praktek

tentang

SISTEM

INFORMASI

GEOGRAFIS

UNTUK

PEMETAAN KAWASAN HUTAN SUMATERA BARAT DI DINAS KEHUTANAN


PROVINSI SUMATERA BARAT.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah bagaimana cara kerja

Sistem Informasi Geografis untuk digitasi Pemetaan Kawasan Hutan Sumatera Barat, di Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Barat?
1.3

Batasan Masalah
Agar permasalahan terfokus maka penulis membatasi masalah tersebut mengenai proses

Cara Kerja Sistem Informasi Geografis untuk digitasi Pemetaan Kawasan Hutan Sumatera
Barat, di Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat
1.4

Tujuan Kerja Praktek


Mempelajari Cara Kerja Sistem Informasi Geografis untuk digitasi Pemetaan Kawasan

Hutan Sumatera Barat Di Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat.


1.5

Manfaat Kerja Praktek


Berdasarkan tujuan kerja praktek yang telah dikemukakan, maka diharapkan ada manfaat

dalam kerja praktek ini yaitu, Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
dimiliki penulis sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai