Anda di halaman 1dari 9

BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat


Dinas Kehutanan daerah tingkat I Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan peraturan
daerah tingkat I Sumatera Barat No 3 tahun 1984 tentang pembentukan Organisasi dan Tata kerja
Dinas Kehutanan daerah tingkat I Sumatera Barat, seiring dengan diterbitkannya undang-undang
Nomor 22 dan 25 tahun 2000 dan ditindak lanjuti dengan peraturan daerah Provinsi Sumatera
Barat nomor 5 tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas kehutanan
Sumatera barat. Dinas Kehutanan sumatera barat berdasarkan peraturan daerah no.4 tahun 2008
merupakan institusi yang mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga dibidang
kehutanan dan tugas-tugas lain yang diberikan gubenur, urusan rumah tangga dibidang
kehutanan meliputi perumusan kebijakan penyusunan program kerja pengawasan dan
pengendalian, disamping sebagai tugas pelaksanaan urusan rumah tangga dibidang kehutanan
sumatera barat mempunyai fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis dibidang kehutanan
2. Memberi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas kabupaten dan kota dibidang
kehutanan
3. Pembinaan teknis dibidang kehutanan lintas kabupaten dan kota
4. Pembinaan unit pelaksanaan tugas daerah (UPTD)
5. Pelaksanaan tata usaha dinas.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967, mengamanatkan bahwa pengurusan hutan pada
hakekatnya adalah untuk mendapatkan manfaat hutan yang sebesar-besarnya secara serbaguna
dan lestari baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi kemakmuran masyarakat.
Pengurusan hutan tersebut dilaksanakan melalui berbagai bentuk kegiatan, yang mencakup:
1. Pengaturan pemolaan dan penataan kawasan hutan.
2. Pengaturan dan penyelenggaraan pengusahaan hutan.
3. Pengaturan terhadap perlindungan proses ekologi yang mendukung sistem. penyangga
kehidupan serta rehabilitasi hutan, tanah dan air.

4. Pengaturan terhadap usaha-usaha terselenggaranya dan terpeliharanya pengawetan


sumber daya alam dan lingkungan hidup.
5. Penyelenggaraan penyuluhan dan pendidikan di bidang kehutanan.
Agar usaha-usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan hutan tersebut secara
administratif dan teknis dapat terselenggara dengan baik maka diperlukan adanya wadah atau
sarana kelembagaan yang dapat menampung seluruh aktivitas kegiatan di bidang kehutanan,
pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang
menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk Direktorat Jenderal, yang
secara administratif dan teknis berada di bawah Departemen Pertanian. Melalui Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 168/Kpts-Org/4/1971 ditetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Jenderal Kehutanan, yang terdiri dari:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Kehutanan. Fungsinya adalah sebagai staf pembantu


administrasi untuk penyelenggaraan bimbingan, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
seluruh kegiatan dan pekerjaan Direktorat Jenderal.
2. Direktorat Perencanaan. Fungsinya adalah sebagai staf pembantu teknis untuk pembinaan
kegiatan pengumpulan dan penganalisis data, perencanaan program, pengukuhan, penataan
dan pemanfaatan, inventarisasi serta evaluasi program sub sektor kehutanan.
3. Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. Fungsinya adalah sebagai staf pembantu teknis untuk
pembinaan reboisasi dan penghijauan serta persuteraan alam.
4. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam. Fungsinya adalah sebagai pembantu teknis
untuk pembinaan cagar alam, suaka margasatwa, hutan suaka alam, taman wisata, taman
buru dan sebagainya.
5. Direktorat Eksploitasi dan Pengolahan. Fungsinya adalah sebagai staf pembantu teknis
untuk pembinaan dan pengembangan eksploitasi dan pengolahan hasil hutan.
6. Direktorat Pemasaran. Fungsinya adalah sebagai staf pembantu teknis untuk pembinaan dan
pengembangan pemasaran hasil hutan.
7. Lembaga Penelitian Hutan. Lembaga ini berfungsi sebagai pelaksana teknis penelitian hutan,
tata air, satwa liar, sutera alam, dan pencegahan serta pembasmian hama dan penyakit.
8. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Lembaga ini berfungsi sebagai pelaksana teknis penelitian
teknologi (fisik dan kimiawi), pemasaran dan sarana produksi (tenaga dan alat).

Sejalan dengan usaha pemantapan organisasi di lingkungan Departemen Pertanian dalam


rangka peningkatan pelaksanaan tugas pada PELITA II, maka pada tahun 1975 susunan
organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Kehutanan, mengalami perubahan pula. Dengan
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 190/Kpts/Org/5/1975, ditetapkan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Kehutanan, yang terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Bina Program Kehutanan
3. Direktorat Bina Produksi Kehutanan
4. Direktorat Bina Sarana Usaha Kehutanan
5. Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi
6. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam
Dalam struktur organisasi yang baru itu, Lembaga Penelitian Hutan yang semula adalah
unsur pelaksana Direktorat Jenderal Kehutanan, dimasukkan ke dalam Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (BPPP).Sedang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan,
hubungan masyarakat dan penyuluhan dimasukkan ke dalam Badan Pendidikan Latihan dan
Penyuluhan Pertanian (BPLPP).Sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan, organisasi harus
dapat menampung perkembangan tugas dan kegiatan yang terjadi. Oleh karena itu, untuk lebih
memantapkan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di sub sektor kehutanan
dalam PELITA III, dengan Surat Keputusan No. 453/Kpts/Org/6/1980, Menteri Pertanian
mengadakan pemantapan kembali Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Kehutanan,
Berdasarkan Keputusan tersebut Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Kehutanan ditetapkan
sebagai berikut:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Bina Program Kehutanan
3. Direktorat Bina Produksi Kehutanan
4. Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi
5. Direktorat Tertib Pengusahaan Hutan
6. Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian tersebut Direktorat Bina Sarana Usaha Kehutanan
diubah menjadi Direktorat Tertib Pengusahaan Hutan.Perubahan ini sesuai dengan

perkembangan keadaan pada waktu itu, yang menekankan perlunya usaha-usaha pemantapan
dalam bidang pengusahaan hutan.Disamping perangkat tingkat pusat yang berfungsi sebagai unsur
pembantu bidang administrasi dan teknis, terdapat pula unsur pelaksana teknis Direktorat Jenderal
Kehutanan yang terdiri dari:

1. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dibentuk berdasarkan SK. Menteri
Pertanian No. 429/Kpts/Org/7/1978, sebagai unit pelaksana teknis di bidang perlindungan
dan pengawetan alam.
2. Balai Planologi Kehutanan (BPK), dibentuk berdasarkan SK. Menteri Pertanian No.
430/Kpts/Org/7/1978, sebagai unit pelaksana teknis bimbingan dan pengamanan sumber
serta modal kehutanan.
Selain unsur-unsur tersebut, pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan dengan bidang kehutanan
ditangani juga oleh beberapa instansi kehutanan lainnya yang secara administratif berada di luar
Direktorat Jenderal Kehutanan, yaitu:
1. Balai Latihan Kehutanan, dan Sekolah Kehutanan Menengah Atas yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis dari Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian, yang khusus
menangani kegiatan pendidikan dan latihan kehutanan.
2. Balai Penelitian Hutan (BPH) dan Balai Penelitian Hasil Hutan (BPHH), merupakan Unit
Pelaksana Teknis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, yang khusus
menangani kegiatan penelitian hutan dan hasil hutan.
3. Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah
Tingkat I yang menangani urusan rumah tangga daerah di bidang kehutanan dan tugastugas perbantuan dari Direktorat Jenderal Kehutanan.

2.2 Visi dan Misi


Visi
1. Pengelolaan Hutan melalui sistim perlindungan.
2. Pengawetan dan pemanfaatan untuk menjamin berkembangnya kapasitas kebudayaan
masyarakat.
3. Terselenggaranya distribusi manfaat yang berkeadilan, efesiensi dan berkelanjutan.
4. Tahan terhadap perubahan eksternal melalui pendekatan partisipatif, terpadu, tranparan
dan dapat dipertanggung jawabkan.

Misi
1.

Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran hutan proporsional.

2.

Menoptimalkan aneka fungsi hutan dan ekosistem perairan seperti fungsi konservasi,
lindung dan produksi dengan tujuan mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan
ekonomi yang seimbang dan lestari

3.

Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai

4.

Mendorong

peran

serta

masyarakat

dalam

menjaga

kelestarian

hutan

dan

pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis nagari.


5.

Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

6.

Memantapkan koordinasi Propinsi dengan Kabupaten/Kota dalam pembangunan


kehutanan.

7.

2.3

Menciptakan perencanaan pembangunan kehutanan yang mantap dan berkelanjutan.

Arti Logo Departemen Kehutanan

Gambar 2.1 Logo Departemen Kehutanan


Departeman Kehutanan memiliki lambang yang berbentuk Bulatan di dalamnya terdapat
illustrasi dari bentuk gambar pohon dan aliran air, didalam lambang ini terdapat 4 warna unsur
utama yakni Hitam, Hijau, Biru dan Coklat. Lambang ini selain digunakan sebagai logo utama
instansi Departemen Kehutanan juga dikenakan sebagai tanda pengenal yang dipasang di lengan
baju sebelah kiri. Lambang ini mempunyai arti kiasan sebagai berikut:
1. Warna hitam dalam bentuk lingkaran pada pada bagian luar logo melambangkan
keabadian dan sebagai suatu kesatuan tekad yang mantap para rimbawan untuk menjaga
rimba agar tetap lestari secara konservasi.
2. Pohon hijau melambangkan hutan yang subur yang mempunyai berbagai fungsi dalam
upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

3. Pohon hitam melambangkan hutan yang produktif yang berfungsi sebagai sarana
pendukung pembangunan nasional.
4. Garis-garis lengkung biru melambangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air.
5. Warna dasar coklat melambangkan tanah yang subur berkat adanya usaha konservasi
tanah.
6. Keseluruhan lambang Departeman Kehutanan ini mencerminkan giat usaha para
rimbawan yang aktif membantu usaha pembangunan hutan dan kehutanan serta
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna mencapai masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.4

Tugas dan Fungsi Bagan Dinas Kehutanan Provinsi SUMBAR


a. Kepala Dinas
Membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas, menetapkan
kebijakan teknis dinas sesuai dengan kebijakan umum pemerintah daerah, merumuskan
dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan pemerintah daerah di
bidang kehutanan, menetapkan program kerja dan rencana pembangunan kehutanan
menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan program,
kesekretariatan, pemanfaatan hutan, planologi hutan, pengamanan perlindungan hutan
rehabilitas hutan dan lahan, menyelenggarakan koordinasi dengan kerjasama dengan
instansi pemerintah, swasta, lembaga terkait lainya untuk melancarkan strategis,
LAKIP, LKPJ dan LPPD dinas serta pelaksanaan tugas teknis.
b. Sekretariat
Tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu pelayanan administrasi dan
pelaksanaan

dibidang

program,

keuangan,

kepegawaian,

fungsi

sekretariat

penyelenggaraan koordinasi perencanan dan program dinas, pengkajian perencanaan


dan program kesekretariatan, pengelolaan urusan keuangan, pengkajian anggaran
belanja, pengendalian administrasi belanja, administrasi kepegawaian
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan koordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpad, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang
umum kepegawaian.

10

d. Sub Bagian Keuangan


Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan bidang
keuangan, penyusunan anggaran dan pelaksanaan koordinasi pengelolaan teknis
administrasi keuangan Dinas dan Keuangan UPTD.
e. Sub Bagian Program
Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan bidang
program, penyusunan bahan perencanaan dan program kerja dinas, penyusunan bahan
penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas, penyusunan bahan hasil
koordinasi perencanaan dan program dinas dan pengkoordinasian perencanaan dan
program dinas dan UPTD.
f. Bidang Pemanfaatan Hutan
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang perizinan usaha hutan , produksi hasil hutan dan penatausahan Hasil Hutan.
1. Seksi Perizinan Usaha Hutan
Penyusunan bahan kebijakan teknis perencanaan dan program perizinan usaha
hutan, pelayanan administrasi teknis pengembangan dan fasilitasi perizinan Usaha
Hutan
2. Seksi Produksi Hasil Hutan
Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan
pelaksanaan dibidang produksi hasil hutan, meliputi produksi hasil hutan kayu
dan hasil hutan bukan kayu penerimaan Negara berupa PSDH, DR dan
penggantian nilai tegakan, Alokasi dana bagi hasil sektor kehutanan.
3. Seksi Penatausahaan Hasil Hutan
Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang penatausahaan hasil hutan meliputi pengawasan dan
pengendalian penatausahaan hasil hutan skala provinsi.
g. Bidang Planologi Kehutanan
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang penggunaan kawasan hutan, inventerisasi dan perpetaan Hutan dan Rencana

11

Kawasa Hutan, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
1. Seksi penggunaan kawasan hutan
Pembinaan dan pelaksanaan dibidang penggunaan kawasan hutan, pelayanan
administrasi, teknis pengembangan dan fasilitas penggunaan kawasan hutan
2. Seksi Inventarisasi Dan Perpetaan Hutan
Pembinaan dan pelaksanaan dibidang inventarisasi dan perpetaan hutan,
pelayanan administrasi teknis dan pengembangan dan fasilitasi inventarisasi
perpetaan hutan
3. Seksi Rencana Kawasan Hutan
Melakukan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan dibidang rencana
kawasan hutan
h. Bidang Pengaman dan Perlindungan Hutan
Pelaksanaan dibidang penyidikan dan pengamanan hutan pengendalian kebakaran hutan
dan konservasi dan jasa lingkungan.
1. Seksi Penyidikan dan Pengamanan Hutan
Melaksanakan dibidang penyidikan dan pengamanan hutan
2. Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Melakukan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
3. Seksi Konservasi dan Jasa Lingkungan
Pelaksanaan dibidang konservasi dan jasa lingkungan
i. Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Pelaksanaan dibidang rehabilitasi, reklamasi hutan perhutanan sosial dan aneka guna
hutan
1. Seksi Reklamasi dan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
Pelaksanaan dan pemantauan dibidang reklamasi dan rehabilitasi hutan dan lahan
serta pengelolaan daerah Aliran Sungai.
2. Seksi Perhutanan Sosial
pelaksanaan dan pemantauan bidang perhutanan sosial
3. Seksi Aneka Guna Hutan

12

Pembinaan dan pelaksanaan dibidang aneka guna hutan.


j. Kelompok Jabatan Fungsional
Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan
2.5

Waktu dan Tempat Kerja Praktek


Kerja Praktek (KP) berlangsung selama 1(satu) bulan dimulai tanggal 27 Juli 2015 dan

berakhir tanggal 27 Agustus 2015.Kerja Praktek tersebut dilaksanakan di Dinas Kehutanan


Provinsi Sumatera Barat di Jalan Raden Saleh No. 8A Padang pada bagian bidang program.

Anda mungkin juga menyukai