Disusun Oleh:
AI Cahyati, Skep, Ners, Mkep
UNI
T
1
A N ATO M I F I S I O L O G I S I S T E M K A D R I O VAS K U L E R
CAKUPAN MATERI
Pada unit 1 saudara akan mempelajari tentang anatomi fisiologi jantung. Pada unit
ini di bahas tentang bagian-bagian jantung, fungsinya-fungsi jantung dan
mekanisme kerja jantung
U R A I A N M ATE R I
A. Definisi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan.
Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut
Angioblast
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang
dewasa sekitar 250-350 gram. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak
di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara
dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
2
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350 gram.
Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi
kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
(TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan
membulat
b. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
c. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisi tubuh.
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan
serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
i.
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
ii.
iii.
antara
serambi
dan
atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.
Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas dengan
stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan
sebagian kecil ventrikel dekstra.
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua
pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya
disebut siklus jantung.
Fungsi jantung sebagai pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah
jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:
1.
2.
3.
4.
Beban awal
Kontraktilitas
Beban akhir
Frekuensi jantung
10
Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1.
2.
3.
4.
darah keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari
ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu:
a. Tunika Intima
b. Tunika Media
c. Tunika Eksterna
1. Aorta
Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian
ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks
pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma,
turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri dari 3 bagian :
a. Aorta Asenden
b. Arkus Aorta
c. Aorta desendes
Aorta asendes mempunyai cabang:
a) Aorta torakalis
b) Aorta Abdominalis
2. Arteri Kepala dan Leher
Disuplai oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi
menuju keatas leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas
kartilago tiroid membagi diri menjadi dua yaitu:
a. Arteri karotis eksterna
a) A. tiroid superior
11
b)
c)
d)
e)
f)
A. faringea asendes
A. lingualis
A. fasialis
A. aurikularis posterior
A. maskilaris
b) A.perikardialis
c) A.bronkialis
d) A.esofagialis
e) A. mediastinalis
b. Dinding toraks terdiri dari:
a) Arteri prenikus superior
b) Arteri subkostalis
7. Aorta abdominalis : merupakan bagian dari aorta desendens.
8. Arteri Rongga perut
Terdiri dari:
a. Arteri seliaka
b. A. splinika
c. A. mesenterika superior
d. A. renalis
e. A. spermatika dan Ovarika
f. A. mesenterika Inferior
g. A. marginalis
9. Arteri dinding Abdomen
Arteri dinding abdomen muka dan belakan terdiri dari:
a. Prenikus inferior
b. Arteri subkostalis
c. Epigastrika superior
d. Arteri lumbalis
10. Rongga panggul
Terdiri dari:
a. Arteri iliaka interna
b. Arteri iliaka eksterna
b) Vena
Pembuluh darah vena adalah kebalikan dari arteri yang membawa darah dari
alat-alat tubuh kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena pulmonalis. Pembuluh
darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu:
1.
Vena ke jantung
Meliputi : Vena cava superior, inferior dan pulmonalis
2.
Vena yang bermuara pada vena cava superior : tepat dibelakang angulus
mandibularis yang menyatu dengan vena aurikularis posterior turun melintasi M.
sternokleidomastoideus tepat diatas clavikula menembus fasia servikalis
profunda dan mencurahkan isinya ke V. subclavia. Cabang- cabangnya:
a. Vena aurikularis posterior
b. Vena retromadibularis
13
c.
d.
e.
3.
14
LIMPA
15
3. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan
bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial.
4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung.
Aliran Darah
Gambar: darah
dan peredarannya
MIKROSIRKULASI
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan
dipengaruhi oleh kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat mengatur
16
jumlah dan kecepatan aliran darah. Ketiga rangkaian tersebut disebut dengan
mikrosirkulasi.
TEKANAN DARAH
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik
120 mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg.
Tekanan darah tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya
adalah keadaan kesehatan dan aktivitas.
Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat
vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis
dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang
berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan,
vasodilatasi, dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan
penurunan tekanan darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan
vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya renninangiotensin, vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium,
magnesium, hydrogen dan kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan
kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam
sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi
kimia plasma darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir
sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke dalam aliran darah.
Cairan limfatik
17
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
KUNCI JAWABAN
19
1.
2.
3.
4.
5.
A
A
E
C
A
Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !
DAFTAR PUSTAKA
20
UNI
T
2
P E N G K A J I A N PAD A S I S T E M K A R D I O VAS K U L E R
CAKUPAN MATERI
Pada unit 2 saudara akan mempelajari tentang pengkajian sistem kardiovaskuler.
Pada unit ini di bahas tentang pemeriksaan jantung seperti anamnesa,
pemeriksaan fisik.
U R A I A N M ATE R I
PENGKAJIAN KARDIOVASKULER
Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan
ketrampilan mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini
dilaksanakan melalui interaksi perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran.
Tujuan melakukan pengkajian
1. Mengkaji fungsi kardiovaskuler
2. Mengenal secara dini adanya gangguan nyata maupun potensial
3. Mengidentifikasi penyebab gangguan
4. Merencanakan cara mengatasi permasalahan yang ada serta menghindari masalah
yang akan terjadi
Tekhnik pengkajian
Pengkajian dapat dilakukan minimal sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali
secara teratur, misal setiap jam pada pasien kritis. Tekhnik pengkajian meliputi :
1. Anamnesa
21
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Wawancara :
1. Keluhan utama
Tanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sehingga ia perlu
pertolongan. Keluhan yang harus diperhatikan antara lain sesak napas, nyeri dada
menjalar ke arah lengan, cepat lelah, batuk lendir atau berdarah, pingsan,
berdebar-debar, dan lainnya sesuai dengan patologi penyakitnya.
2. Riwayat penyakit sekarang (RPS)
Tanyakan tentang perjalanan penyakit sejak keluhan hingga klien meminta
pertolongan. Misal :
a. tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan,
b. berapa kali keluhan terjadi,
c. bagaimana sifat keluhan,
d. kapan dan apa penyebab keluhan,
e. keadaan apa yang memperburuk dan memperingan keluhan,
f. bagaimana usaha untuk mengatasi keluhan sebelum meminta pertolongan,
g. berhasilkan tindakan tersebut
3. Riwayat penyakit terdahulu (RPD)
Tanyakan tentang penyakit yang pernah dialami sebelumnya :
a. tanyakan apakah klien pernah dirawat sebelumnya
b. dengan penyakit apa,
c. pernahkah mengalami sakit yang berat
4. Riwayat tambahan disesuaikan dengan patologi penyakitnya
22
a. riwayat keluarga
b. riwayat pekerjaan
c. riwayat geografi
d. riwayat alergi
e. kebiasaan sosial
f. kebiasaan merokok
Pemeriksaan fisik (umum)
(Chepalokaudal)
Keadaan Umum : KU baik/sedang/lemah
Kesadaran : Compos Mentis, Apatis, Stupor, Koma
Vital sign : TD: ____mmHg, RR: ___x/mnt, N: ____x/mnt, S: ___oC BB/TB :
Kepala :
Bentuk mesosepal ataukah ada kelainan, adakah jejas
Rambut ______________
Telinga _______________
Hidung _______________
Mata ________________
Mulut dan gigi : ________
Leher :
Kaji adanya pembesaran lnn, kaji adanya JVP (misal pembesaran lnn (-), peningkatan
JVP (-)
Thoraks :
23
Inspeksi : Lihat adanya jejas, lihat gerak dada dan pengembangan dada, adakah
kelainan, lihat adanya retraksi dada, sesuaikan dengan alasan masuk
Palpasi : Kaji pengembangan dada, rasakan adakah perbedaan antara dada kanan dan
kiri
Perkusi : Lakukan perkusi pada semua area paru
Auskultasi : Lakukan auskultasi pada semua area paru dan jantung
Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Secara topografik jantung berada di bagian depan rongga mediastinum
Bagian dada yang ditempati oleh proyeksi jantung yang seperti terlukis di atas itu
dinamakan prekordium
ALAT YANG DIPERLUKAN : Double Lumen-Stetoskop dan Timer
Pertimbangan umum :
Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.
Tetap selalu menjaga privacy pasien
Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.
Inspeksi Jantung
Tanda-tanda yang diamati :
(1) bentuk prekordium
(2) Denyut pada apeks jantung
(3) Denyut nadi pada dada
(4) Denyut vena
Bentuk prekordium :
1. Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris
24
2. Prekordium yang cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau
atelektasis paru, scoliosis atau kifoskoliosis
3. Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran jantung, efusi
epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum
Denyut apeks jantung
1. Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus
terlihat di dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea
midclavicularis sinistra
2. Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV
3. Sifat iktus :
Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang sifatnya
local. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas.
Iktus hanya terjadi selama systole. Oleh karena itu, untuk memeriksa iktus, kita
adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya
gelombang yang asalnya dari systole.
Denyutan nadi pada dada
1. Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan
pada aorta
2. Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan denyutan di ruang interkostal II
kanan, sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal II kiri menunjukkan
adanya dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden
Denyut vena
1. Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denyutan
2. Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan eksterna
Palpasi jantung
Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan iktus cordis
25
26
29
(3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai intensitas
diantara (2) dan (5).
(5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop tidak
diletakkan pada dinding dada.
(6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan stetoskop.
5. Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang
meniup, bising yang melagu
Pemeriksaan pembuluh darah perifer
1. Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa dilakukan adalah palpasi
nadi.
2. Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi dari a. radialis.
3. Pada palpasi nadi harus diperhatikan hal-hal di bawah ini :
Frekuensi nadi
Tegangan nadi
Irama nadi
Macam denyut nadi
Isi nadi
Bandingkan nadi a. radialis ka & ki
Keadaan dinding arteri
4. Pemeriksaan JVP, posisikan pasien 30o, kemudian hitung peninggian JVP,
normalnya 2,5 s.d. 5 cm
KESIMPULAN
30
Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan
ketrampilan mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini
dilaksanakan melalui interaksi perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran.
Sehingga setelah kita mengetahui dan memahami pemeriksaan pada pasien sistem
kardiovaskuler maka akan memudahkan kita dalam melakukan asuhan keperawatan
c. auskultasi
d. inspeksi
e. semua benar
KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.
E
A
A
A
A
Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !
DAFTAR PUSTAKA
M.Black, Hawk, 2005. Medical Surgical Nursing : Clinikal Management For Positif
Outcome 7th Edition, volume 1, Elsevier Saunders St.Louis USA
Smeltser C.S, Bare G Brenda et all, 2008. Bruner & Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing, Volume 2, Eleventh Edition, Lippincott Williams & Wilkins
Philadhelpia
UNI
T
3
P E M E R I K S A A N D I A G N O S T I K PAD A
S I S T E M K A R D I O VAS K U L E R
CAKUPAN MATERI
U R A I A N M ATE R I
33
B. ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan
listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda -elektroda
yang dipasang pada permukaan tubuh.
Jenis-jenis monitoring EKG :
- EKG istirahat
Menbantu mengidentifikasi kelainan sistem konduksi, aritmia, hipertropi, pericarditis,
ischemi, lokasi dan luasnya infark, gambaran pace maker, dan efektifitas pemberian
terapi.
- EKG latihan-sress
Pasien mengayun stasionery baicycle arau berjalan pada treadmill sambil di monitor
EKG dan tekanan darahuntuk mengevaluasi respon jantung saat stress fisik.
- EKG continous ambulatory
Pasien dapat dipantau secara berkesinambungan, maka satu dari ke 12 lead dapat
dihubungkan kelayar osiloskop. Dua lead yang biasa dipakai untuk pemantauan
berkesinambungan adalah lead 2 dan V1. Irama jantung pasien dihubungkan ke
monitor melalui kabel elektroda atau melalui telemetri. Denagn telemetri , sinyal
34
EKG dihantarkan sebagai gelombang radio dari pemancar bertenaga batre yang
dikenakan pasien. Pasien dapat berjalan-jalan kertika sedang dipantau.
- Holter monitoring.
Salah satu lead EKG dapat dipantau dengan pita rekaman kecil dan direkam pada tape
recorder magnetik berkesinambungan 24 48 jam. Pasien dpat dipantau siang dan
malam untuk mendeteksi adanya disaritmi atau tanda ischemic miocard selam
melakukan aktifitas sehari-hari.
C. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium pada penyakit jantung dasn pembuluh darah adalah
pemeriksaan penunjang dalamm enegakkan diagnosa
- Darah rutin
Hampir selalu dilakukan pada setiap penderita penyakit jantung dan pembuluh darah ,
merupakn pemeriksaan yang penting dan sangat epektif. Pemeriksaan hemoglobin
danhematokrit darah merupakan tes utama untuk menedeteksi anemi yang dapat
menyertai atau menjadi salah satu penyebab penyakit jantung. Pemeriksaan Hb dan
Ht secara serial pada anak dengan kelainan jantung bawaan biru sangat penting . Bila
terlihat kadar Hb dab Ht yang tinggi merupakan petunjuk adanya penurunan darah ke
paru akibat stenosis pulmonal infundibuler yang progresif. Sediaan apus darah tepi
pada penderita kelainan jantung bawaan biru dengan polisitemia sekunder
memperlihatkan gambaran erutrosit yang mikrositk dan hipokrom akaibat defisiensi
zat besi.
- Enzim jantung.
Otot miocard yang mengalami kerusakan akan melepaskan beberapa enzim spesifik
sehingga kadrarnya dalam serum meningkat.dapat juga terjadi pada pasien setelah
operasi jantung, kardioversi, trauma jantung atau perikarditis.
- kreatinin fosfokinase ( CK )
pada MCI akut kosentrasi CK dalam serum meningkat dalam waktu 6 - 8 jam setelah
onset, mencapai puncaknya setelah 24 jam dan turun kembali ke normal dalam waktu
3 - 4hari. Pemeriksaan ini tidak spesifik unutk kerusakan otot jantung
- Isoenzim CK - MB
Ada tiga jenis isoenzim yaitu MM, BB, MB. Isoenzim BB umumnya terdapat di otak,
MM pada otot skeletal dan MB pada otot jantung.Isoenzim MB ditemukan pada usus,
lidah dan otot difragma tetapi jumalahnya kecil. Pemeriksaan CKMB dalam serum
merupakan tes yang paling spesifik pada nekrosis otot jantung.Peningkatan kosentrasi
enzim ini pastio menunjukan adanya infark miocard. CKMB mulai meningkat dalam
2 - 3 jam setelah onset infark, mencapai puncaknya 10 - 12 jam dan umumnya
kembali normal dalam
waktu 24 jam.
35
- Troponin T
Adalah protein miofibril dari serat otot lintang yang bersifat kardiosfesifik. Masa
pelepasan troponom T berlansung 30 - 90 jam dan setelah itu menurun.Dilaporkan
diagnosis troponim T lebih superior dibandingkan CKMB dan terjadinya positif palsu
sangat jarang peningkatan kadar troponim T dapat menjadi petanda kejadian koroner
akut pada penderita UAP. Serum glutamic oxaloacetik transminase ( SGOT ) Enzim
ini akan dilepas oleh sel otot miocard yang rusak atau mati. Kosentrasi dalam serum
meningkat 8 - 12 jam setelah onset mencapai puncaknya 18 -36 jam dan mulai turun
ke normal setelah 3 - 4 hari. Selain di otot jantung juga terdapat pada hati dan ototo
skeletal sehinga peningkatan kadar enzim merupakan indikator yang lemah dalam
menegakakan diagnosa infark miocard akaut. Gagal jantung dengan bendungan hati
atau hipoksi otot skeletal sering disertai peningkatan kadar SGOT.
- Lactic dehydrogenase ( LDH ).
LDH hampir tedapat di semua jaringan tubuh dan kadarrnya dalam serum meningkat
pada berbagai keadaan, pada infark miocard akut kosentrasi akan meningkat dalam
waktu 24 - 48 jam dan mencapai puncakanya 3 - 6 hari setelah onset dan kembali
normal setelah 8 - 14 hari. LDH mempunyai lima isoenzim LDH1 lebih spesifik
untuk kerusakan otot jantung. Alpha hydroxybutyric dehydrogenase. Alpa HBDH
sebenarnya bukan enzim yang spesifik untuk infark miocard. Isoenzim LDH1 dan
LDH2 akan bereaksi lebih besar dengan substrat alpha-hydroxy-butirate daripada
LDH4 dan LDH5 sehingga pemeriksaan aktifitas alpha HBDH akan dapat
membedakan antara LDH1 dan LDH2 dengan LDH3dan LDH4. Pada infark miocard
aktifitas alpha HBDH akan meningkat dan mencerminkan adanya aktifitas LDH yang
meningkat.
- C-reactive protein ( CRP )
Crp tidak ditemukan dalan darah orang normal. Sehingga tidak ada nialai normal,
CRP akan ditemukan pada penderita dengan demam reumatik akut dengan atau tanpa
gagal jantung. Pemerikasaan ini penting untuk mengikuti perjalanan aktifitas demam
reumatik. CRP ditemukan pada serum penderita dengan infark miokard transmural.
Anti streptosilin-O atau
- ASTO
Asto adalah antigen yang diproduksi oleh kuman streptokokus. Titer asto yang tinggi
lebih dari 333 Todd Akan ditemukan 4 -6 minggu setelah infeksi kuman streptokokus
beta hemolitikus, dan akan kembali normal setelah 4 bulan .pemeriksaan ini penting
pada penderita dengan demam reumatik akut untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
kuman. tes fungsi hati tes bilirubin sistim koagulasi kelainan jantung bawaan biru
yang berat dengan polisitemia sekunder umumnya memperlihatkan adanya tandatanda hiperviskositas serta penomena trombotik dan hemoragie. Penderita yang
mendapat obat anti koagulan caumarin atau warfarin harus dikontrol dengan PT,
sedangkan penderita dengan heparin dipantau dengan pemeriksaan actifated partial
thromboplastin time atau clotting time untuk menentukan status pengobatan anti
koagulasinya.
36
- kultur darah
kadar digitalis dalam darah.
D. KATERISASI JANTUNG
katerisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif dimana satu atau lebih kateter
dimasukan ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk mengukur tekanan dalam
berbagai ruang jantung dan untuk menentukan saturasi oksigen dalam darah. sejauh
ini kateterisasi jantung paling sering digunakan untuk mengkaji baik - tidaknya arteri
koroner dan untuk menentukan therapi yang diperlukan.
1. arteriografi koroner
pada arteriografi koroner, kateter dimasukan ke arteri brachial kanan atau kiri atau
arteri femoralis dan dilanjutkan ke aorta asenden dan diarahkan ke arteri koronaria
yang dituju dengan bantuan fluroskopi. arterigrafi koroner digunakan untuk
mengevaluasi derajat arteri sklerosis dan untuk menentukan cara penanganannya.
2. aortagrafi
pada aortagrafi, media kontras digunakan untuk mempelajari archus aorta dan
cabang-cabang besarnya. biasanya digunakan pendekatan translumbal atau retrograd
brahial atau femoral
3. katersasi jantung kanan
katerisasi jantung kanan dilakukan dengan memasuakn kateter dari vena antekubital
atau femoral ke atrium kanan, ventrikel kanan dan pembuluh darah paru. cara ini
dilakukan dibawah pemantauan fluroskopi.tekanan dalam atrium kiri diukur dan
dicatat, selanjutnya kateter didorong melalui katup trikuspid selanjutnya ke ventrikel
kanan dan akhirnya kateter dimasukan lebih dalam lagi ke arteri paru ( melalui katup
paru ) sampai ke kapiler dapat diambil sampel kemudian tekanan kapiler dapat
diukur. selanjutnya kateter ditarik. kateterisasi jantung kanan dianggap prosedur yang
relatif aman..
4. kateterisasi jantung kiri
biasangnya dilakukan dengan tehnik retrograd jantung kiri atau katerisasi transeptal
atrium kiri. pada tehnik retrogad, kateter dimasukan ke arteri brachialis kanan dan
didorong dibawah kontrol fluroskopi ke aorta asenden dan ke ventrikel kiri atau
keteter dimasukan secara perkutan melalui arteri femoralis. katerisasi jantung kiri
paling sering dilakukan untuk mengevaluasi fungsi otot ventrikel kiri, katup mitral
dan aorta atau patensi arteri coronaria komplikasi dari tindakan antara lain:
disaritmia, infark miokard, perforasi jantung dan pembuluh darah besar, embolik
sistemik dll.
F. TES ELEKTROFISIOLOGI
pemeriksaan EPS adalah pemeriksaan secara langsung dengan memanipulasi aktifitas
listrik jantung dengan menggunakan elektroda yang ditempatkan dalam rongga
37
jantung. EPS dapat memberikan informasi fungsi SA nodus, AV, dan konduksi
ventrikel dan membantu diagnosa sumber aritmia. pasien dengan riwayat gejala supra
ventrikuler atau VT dapat diperoleh diagnosa akurat dan pengobatan dengan tehnik
ini. kateter dimasukan dengan metode yang sama seperti katerisasi kanan dan
kiri.kateter ditempatkan pada bagian anatomi yang khusus dalam jantung untuk
mencatat aktifitas listrik jantung. komplikasi yang terjadi meliputi hematom,
pnemothorak, stroke, atau kematian mendadak.
G. PEMANTAUAN HEMODINAMIK
pemantauan hemodinamik meliputi penggunaan kateter invasif yang diletakkan
dalam sistem vaskuler pasien untuk memantau fungsi jantung, volume darah, dan
sirkulasi. pasien yang memerlukan pemantauan hemodinamik biasanya sakit kritis
dan berada dalam ruang perawatan intensif.
a. pemantauan tekanan vena cental (CVP)
CVP adalah tekanan didalam atrium kanan dan vena-vena besar di thorax. merupakan
gambaran tekanan pengisian ventrikel kanan dan menunjukan kemampuan sisi kanan
jantung dalam mengatur beban cairan. Cvp berperan sebagai pemandu pemberian
cairan pada pasien sakit serius and sebagai pengukur volume efektif darah yang
beredar. CVP adalah pengukuran yang bersifat dinamis atau selalu berubah. Setiap
perubahan cvp yang berhubungan status klinis pasien lebih ditujukan untuk
mengetahui kecukupan volume darah vena dan perubahan fungsi kardiovaskuler dan
bukan hanya sekali pengukuran cvp saja. cvp
mencerminkan fungsi ventrikel kanan CVP diukur berdasarkan tingginya kolom air
pada manometer. saat mengukur cvp, titik nol 0 monometer harus sejajar dengan titik
acuan standar disebut aksis flebostatik. bila posisinya telah ditentukan, tandailah
dengan tinta pada kulit dada. bila digunakan aksis flebostatik, cvp dapat diukur
dengan tepat dengan pasien dalam posisi terlentang dan kepala ditinggikan sampai 45
derajat. cvp normal adalah 4 -10 cm H2O. komplikasi paling sering pada pemantauan
cvp adalah Infeksi dan emboli udara.( gbr H 748 buku ajar kep med bedah) \
b. tekanan arteri pulmonal(PA)
katerisasi arteri pulmonalis (PA) merupakan alat pengkajian sangat berguna untuk
mengukur dan menghitung berbagai tekanan intra kardiak sisi kanan dan kiri secara
efektif. pasien dengan kateter arteri pulmonalis hanya dipantau diunit perawatan
kritis. ada banyak model kateter yang dipakai dengan berbagai jumlah lumina dan
jenis kemampuan pengukurannya. semua jenis mempunyai balon pada ujungnya
dengan arah tertentu, catheter kemudian dimasukan ke vena besar (vena subclavia
atau jugularis) lalu ke vena kava superior dan atrium kanan. Balon kemudian
dikembangkan dan kateter segera terbawa oleh aliran darah melalui katup trikuspid ke
ventrikel kanan melalui katup pulmonal dan kecabang arteri pulmonalis . ketika
kateter telah mencapai arteri pulmonalis kecil balon dikempeskan dan kateter di
fiksasi dengan jahitan. jika kateter PA posisinya benar maka berbagai parameter dapat
diukur termasuk CVPatau tekanan atrium kanan, tekanan diastolik dan sistolik PA,
tekanan rata-rata PA dan tekanan baji kapiler pulmonal. bila dipakai kateter
38
KESIMPULAN
40
KUNCI JAWABAN
41
1. E
2. A
3. E
4. B
5. A
Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !
DAFTAR PUSTAKA
UNI
T
4
42
CAKUPAN MATERI
Pada unit 4 saudara akan mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Anemia. Pada unit ini di bahas tentang definisi Anemia, etiologi,
patoofisiologi, penanganan Anemia dan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, perencanaan dan evaluasi pada pasien dengan Anemia. Sebelum
saudara mempelajari unit ini sebaiknya pelajari kembali tentang anatomi dan
fisiologi system Kardiovaskuler.
U R A I A N M ATE R I
A.
PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb
dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells
volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah (Doenges,1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256).
B. ETIOLOGI
43
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit
kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Pecah pembuluh darah
Penyakit Kronik (menahun)
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Ulkus peptikum
Kanker atau polip di saluran pencernaan
Tumor ginjal atau kandung kemih
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
Berkurangnya pembentukan sel darah merah
Kekurangan zat besi
Kekurangan vitamin B12
Kekurangan asam folat
Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik
Meningkatnya penghancuran sel darah merah
Pembesaran limpa
Kerusakan mekanik pada sel darah merah
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
Kekurangan G6PD
Penyakit sel sabit
Penyakit hemoglobin C
Penyakit hemoglobin S-C
Penyakit hemoglobin E
Thalasemia
C.
KRITERIA ANEMIA
(Burton, 1990).
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin
atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat
44
D.
PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
45
payah jantung
E.
a.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda umum anemia:
- pucat,
- takicardi,
- bsing sistolik anorganik,
- bising karotis,
- pembesaran jantung.
b.
Manifestasi khusus pada anemia:
a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam,
anemis, pucat, lelah, takikardi.
b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8
gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat,
46
kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering
berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat
pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan
terdengar bising sistolik yang fungsional.
c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Kadar Hb.
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 3237%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity
meningkat.
2.
Indeks eritrosit
3.
4.
hitung retikulosit
5.
6.
7.
urobilinuria.
c.
H.
PENCEGAHAN ANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan
makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
1.
Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain
yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran
2.
Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4.
PENANGGULANGAN ANEMIA
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat)
untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi,
teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat
makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
48
PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:
Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi,
yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab
kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus
sumsum tulang.
Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obatobatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang
menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.
49
Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin
-
dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi
rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya menggunakan transfusi
darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut
hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada
orang dewasa.
I.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2)
Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran
atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :
mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah
putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3)
Integritas ego
50
Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5)
Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak
pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat,
dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis,
misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6)
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
51
8)
Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9)
Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie
dan ekimosis (aplastik).
B.
1.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
adekuat.
4.
Kecemasan berhubungandengan perubahan status kesehatan
C.
1)
Intervensi/Implementasi keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan.
Kriteria hasil : menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
INTERVENSI
Mandiri
Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar
kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan intervensi.
52
Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi
dengan thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
Kolaborasi
2)
53
Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.
Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan
dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa
memaksakan diri).
Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki
tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.
3). Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak
adekuat.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
-
demam.
INTERVENSI
Mandiri
Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan
anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.
54
Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi
sekresi untuk mencegah pneumonia.
Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa
demam.
Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
*Mandiri
dengan
tujuan
yang
telah
ditetapkan,
dilakukan
dengan
cara
KESIMPULAN
56
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb
dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells
volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit
kronik, keracunan obat, dan sebagainya
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel
darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Tanda-tanda umum anemia:
- pucat,
- takicardi,
- bsing sistolik anorganik,
- bising karotis,
- pembesaran jantung.
e. <!14 gr/dl
3. setelah terjadi pendarahan , lalu anemia maka apa yang akan terjadi ?
a. viskositas darah menurun
b. resitensi aliran darah
c. penurunan transport O2
d. Hipoksia dan pucat
e. semua jawaban benar
4. sebutkan tanda- tanda umum anemia ?
a. Pucat
b. Takikardi
c. cardiomegaly
d. bising karotis
e. semua jawaban benar
5. komplikasi yang dapat terjadi akibat anemia adalah ?
a. Cardiomegaly
b. chf
c. gastritis
d. lumpuh
e. semua jawaban benar
KUNCI JAWABAN
1. E
2. A
3. E
4. E
5. E
Umpan Balik
58
DAFTAR PUSTAKA
UNI
T
5
A S U H A N K E P E R AWATAN PAD A
PAS I E N D E N G A N H I P E R T E N S I
CAKUPAN MATERI
Pada unit 1 saudara akan mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipertensi. Pada unit ini di bahas tentang definisi hipertensi, etiologi,
patoofisiologi, penanganan hipertensi dan asuhan keperawatan mulai dari
59
U R A I A N M ATE R I
A. Pengertian
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh
Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.
pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh. Hipertensi
dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung
koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang
dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent
killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit
jantung (cardiovascular)
B. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1)
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,
sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol,
merokok, serta polisitemia.
2)
(mmHg)
< 120
120 139
140 159
(mmHg)
< 80
80 89
90 99
61
Hipertensi derajat II
160
100
B. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim
renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
C. Faktor resiko pada hipertensi
Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:
1) Usia
2) Ras/etnik
3) Jenis Kelamin
4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat seperti merokok dan kurangnya aktifitas fisik
5) Dislipidemia
6) Riwayat keluarga
7) Diabetes
D. Manifestasi Klinis
tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala, meskipun
tekanan darah mencapai level tinggi yang membahayakan kesehatan. Meskipun
beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin mengalami dull headaches,
pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul
62
sampai hipertensi mencapai tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam
nyawa.
Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sejat dan sebagian besar tidak
menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin timbul dari hipertensi
yaitu:
Sakit kepala
Perdarahan dari hidung
Pusing
Wajah kemerahan
Kelelahan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan EKG atau Sinar x untuk menggambarkan adanya gangguan
Hipertropi ventricular
2. Tes darah untuk mencari resiko jantung yang terkait.
- Kolesterol Tinggi sering dikaitkan dengan hipertensi
- Pemeriksaaan Keseimbangan elektrolit-sodium, potassium,klorida, CO2
- Monitor BUN dan Kreatinin terkait dengan fungsi ginjal, tanda kerusakan
organ
G. Penatalaksanaan
1. Mengurangi asupan kalori dan berolahraga untuk menurunkan berat badan.
2. Diet Rendah sodium
3. Medikasi :
- Diuretik menurunkan sirkulasi volume darah : Furosemide
- Beta-adrenergic blocker untuk memperlambab denyut jantung : propanadol
- Calcium channel blocker untuk membuat vasodilatasi periferal mengurangi
takikardia : Captropil
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
1. Pengkajian
o Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
63
64
3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu
yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil
dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
65
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak
nyaman.
Intervensi :
o
o
o
o
o
66
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
o
o
o
o
o
o
o
KESIMPULAN
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala, meskipun
tekanan darah mencapai level tinggi yang membahayakan kesehatan. Meskipun
beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin mengalami dull headaches,
pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul
sampai hipertensi mencapai tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam
nyawa.
Umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
67
1. Seseorang dikatakan hipertensi bila setelah dilakukan cek Tekanan Darah 3x dan
hasilnya ..
a. sistol >140mmHg diastol >90mmHg
b. sistol >140mmHg diastol >80mmHg
c. sistol >130mmHg diastol >90mmHg
d. sistol >160mmHg diastol >100mmHg
e. semua jawaban salah
2. faktor resiko yang bisa menyebabkan hipertensi
a. usia
68
b. gaya hidup
c. diabetes
d. riwayat keluarga
e. semua jawaban benar
3. tanda dan gejala yang akan terjadi bila seseorang mengalami hipertensi adalah ?
a. pusing
b. pendarahan di telinga
c. sakit kepala
d. a dan c benar
e. semua jawaban benar
4.pemeriksaan penunjang pada pasien hipertensi adalah ?
a. EKG
b. sinar x
c. tes darah
d. b dan c benar
e. semua jawaban benar
5. penatalaksanaan pada pasien hipertensi adalah ? kecuali..
a.diet rendah sodium
b. olahraga
c. kurangi makanan berkalori
d. a dan c benar
e. semua jawaban benar
KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. D
4. E
5. E
69
Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !
DAFTAR PUSTAKA
UNI
T
6
A S U H A N K E P E R AWATAN
PAD A PAS I E N C O R O N A R Y AR T E R Y D I S E A S E
70
CAKUPAN MATERI
Pada unit 4 ini akan dibahas masalah pada pasien dengan . Sebelum mempelajari
materi ini, perlu saudara ingat terlebih dahulu anatomi fisiologi sistem
kardiovaskuler.
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan hal tersebut diatas adalah
coronary artery disease. Pada unit ini saudara akan mempelajari apa itu coronary
artery disease, bagaimana terjadinya serta dampak yang dialami oleh pasien
akibat kejadian coronary artery disease. Selain itu akan di pelajari juga tentang
konsep asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan dan evaluasi
keperawatan.
URAIAN MATERI
A. PENGERTIAN
Coronary artery disease adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner,
arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung
tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri
dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama
sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).
B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling
tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan
merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktorfaktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung
koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung
ketimbang pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.
71
2.
Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat
operasi (bagi wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis
ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner
3.
apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam
arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan
kecenderungan terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit
8.
jantung koroner.
Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin
serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit
jantung koroner.
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.
72
C. ANATOMI FISIOLOGI
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan
menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut
aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi
sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam
aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung
(infark miokardial).
D. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh
sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada
lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering
aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi
tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah
pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus.
Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran
darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme
aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
E. GAMBARAN KLINIS
Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:
73
1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut
iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak
di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak
mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau
ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang
mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali
(suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.
Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paruparu (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran
darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap
atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung
yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa
menyebabkan pusing dan pingsan.
1.
F. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang
2.
3.
74
4.
Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah
5.
serangan.
Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru
terjadinya arteriosklerosis.
Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
8.
ventrikiler.
Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau
5
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olah raga
membantu kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi yang kuat. Ini juga
membantu kita menurunkan berat badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena
mengakibatkan insiden hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi
lebih tinggi, semua yang dapat merusak arteri jantung.
2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.
Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung koroner lebih
tinggi. Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan baik melalui perubahan
gaya
hidup
dan/atau
obat-obatan
dapat
membantu
menstabilkan
progresi
75
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
a. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko
serangan jantung.
b.
c.
d.
e.
6
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah),
yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau
lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
4. Intervensi Jantung Perkutan.
Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang
menyempit. Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang atau
pergelangan, balon diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit, dimana itu
kemudian dikembangkan untuk membuka penyempitan.
76
Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu menahan
arteri terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki selubung obat
(berlapis obat).
Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan jantung akut.
Untuk penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini dapat meringankan
gejala angina dengan sangat efektif. Umumnya, pasien dengan penyakit pembuluh
darah single atau double mendapat keuntungan dari metode ini. Dengan penyakit
pembuluh darah triple, atau keadaan fungsi jantung buruk, prosedur bedah dikenal
dengan Bedah Bypass Arteri Jantung sering merupakan alternatif yang baik atau
pilihan pengobatan yang lebih baik.
5.
a.
Operasi.
b.
Operasi Robotik.
Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui program operasi
robotic. Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan operasi untuk dilakukan
menggunakan sayatan kecil keyhole di dinding dada.
Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri, dan resiko
infeksi Luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya satu atau dua
pembuluh darah.
c.
Revaskularisasi Transmiokardia.
Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk melakukan CABG,
prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga tersedia di NHCS.
77
Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang kecil pada
otot jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh darah baru, dan ini
membantu mengurangi angina.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan Istirahat.
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan dan
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2.
Sirkulasi.
Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan darah tinggi,
diabetes melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin
normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung
tambahan mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan
kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau
muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau
menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension,
odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit
mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3. Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi.
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah
dan perubahan berat badan.
5.
Neuro Sensori.
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
6. Kenyamanan.
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin
78
menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan
sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut
mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis,
penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan
warna kulit serta tingkat kesadaran.
7. Respirasi.
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler.
Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
8.
Interaksi sosial.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
9. Pengetahuan.
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan dan
terpotongnya saraf akibat luka operasi.
5.
6.
D. RENCANA KEPERAWATAN
Dx 1
79
Intervensi
Rasional
Observasi warna kulit bagian yang Warna kulit khas terjadi pada saat sianosis,
sakit.
kulit(tak
mengkilat/tegang).
Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti
lesi, area gangren.
mengakibatkan
infeksi
atau
Pantau
tanda-tanda
penyembuhan.
kecukupan Untuk mengetahui tanda-tanda dini dari
perfusi jaringan.
gangguan perfusi.
Dorong pasien melakukan latihan Untuk melancarkan sirkulasi.
jalan
atau
latihan
ekstremitas
bertahap.
Dx 2
verbal
dan
mempunyai
respon
verbal
dan
80
bisa
istirahat,
irama
pasien
meliputi:
pasien
dapat
beristirahat
teknik
relaksasi
mengalihkan
perhatian
pasien
atau
tingkatkan
dialami.
posisi Bantal atau gulungan selimut berguna
nyaman menggunakan alat bantu bila untuk menurunkan tegangan otot atau
perlu.
meningkatkan kenyamanan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum Obat jenis narkotik dapat menyebabkan
dan sesudah pemberian obat narkotik.
Dx 3
sesuai
pasien.
Diskusikan
pasien.
Dorong
tingkat
ketegangan
keluarga
dan
pemahaman
dan
teman
semangat pasien.
untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dan
gejala,
untuk
meningkatkan
serangan akan dating dan meningkatkan kepercayaan pada program medis dan
stabilitas jantung.
pemberian
persepsi diri.
sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu
Kolaborasi
mampu
untuk
membuat
strategi
koping adekuat.
Dx 4
82
lengkap
memerlukan
penyembuhan
terjadinya
dengan kemerahan,
rasa
untuk
mempertahankan
untuk
memudahkan
proses
Tetapkan
darah
Intervensi
dan nyatakan
normal.
Jelaskan
tekanan Memberikan
Rasional
dasar untuk
pemahaman
hipertensi dan efek penyakitnya pada mengklarifikasi istilah medis yang sering di
pembuluh darah, ginjal dan mata gunakan. Pemahaman tentang penyakitnya
83
cara
di
perubahan gaya hidup yang tepat Dengan mengubah pola prilaku yang biasa
dapat
dibuat
untuk
faktor-faktor di atas.
laporkan
kehidupan sehari-hari.
EVALUASI
Evaluasi dari diagnosa diatas antara lain :
1.
2.
3.
4.
pucat).
Klien mengatakan nyerinya berkurang, pasien tampak rileks, skala nyeri 0.
Ansietas pasien berkurang.
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor,
84
LA
TI
HA
N
TE
S
FO
RM
ATI
F
1. seseorang beresiko mengalami penayakit CAD bila ...
a. Daiabetes
b. memiliki riwayat keluarga penyakit jantung
c. merokok
d. hipertensi
e. semua jawaban benar
2. seseorang dicurigai memiliki penyakit CAD bila timbul tanda dan gejala seperti ...
kecuali
a. Nyeri
b. sesak nafas
c. palpitasi
d. mudah lelah
e. susah bab dan bak
3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien CAD adalah
a. EKG
b. analisa gas darah
c. echocardiogram
d. jawaban semua benar
e. a dan c benar
4. pengobatan yang dapat dilakukan dan diberikan pada pasien CAD adalah ?
a. Perubahan gaya hidup
b. medikasi beta blocker
c. pemberian nitrat
85
d. b dan c benar
e. semua jawaban benar
5. operasi yang dapat dilakukan pada pasien CAD adalah
a. Bypas artery jantung
b. Revaskularisasi transmiokardia
c. operasi robotik
d. a dan b benar
e. semua jawaban benar
KUNCI JAWABAN
1. E
2. E
3. D
4. E
5. E
U
m
pa
n
Ba
lik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !
86
DAFTAR PUSTAKA
UNIT
7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
CONGESTIVE HEART FAILURE
C A K U PAN M ATE R I
Pada unit 7 saudara akan mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Congestive Heart Failure. Sebelum mempelajari unit ini sebaiknya
saudara membaca kembali tentang anatomi fisologi kardiovaskuler.
Pada unit ini akan dibahas tetang konsep penyakit Congestive Heart Failure dan
konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Congestive Heart Failure. Unit
ini akan menjelaskan tentang definisi, penyebab, patofisiologi tanda dan gejala
serta asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
U R A I A N M ATE R I
87
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF)/gagal jantung adalah keadaan patofisiologik
di mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan.
B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit
jantung congenital maupun didapat. Keadaan-keadaan yang menyebabkan gagal
jantung:
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot mencakup arteriosklerosis koroner, hipertensi aterial dan
penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
b. Arteriosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi
serabut otot jantung efek hipertropi miokard dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan mengakibatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan
yang tidak jelas, hipertropi otot jantung tidak dapat berfungsi secara normal dan
akhirnya terjadi gagal jantung,
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
88
g. Kulit pucat, vasokontriksi perifer akibatnya darah dialihkan dari organ-organ non
vital demi mempertahankan fungsi ke jantung, otak, dan lain-lain.
h. Sianosis akibat penurunan lebih lanjut dari curah jantung dan meningkatkan
kadar Hb terdeteksi.
i. Kelemahan dan keletihan akibat perfusi yang kurang dari otot-otot rangka
j. Bunyi gallop ventrikel atau S3 terdengar/terjadi selama diastolik awal dan
disebabkan oleh pengisian cepat pada ventrikel yang tidak luntur
k. Pada ECHO jantung membesar (cardiomegali)
D. Penatalaksanaan Medik
Tujuan dasar penatalaksanaan medik gagal jantung adalah sebagai berikut:
a. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b. Manfaatkan kekuatan dan ekstensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan
farmakologis.
c. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretic, diet
dan istirahat
Terapi farmakologis:
- Glikosida jantung dan digitalis
- Diuretik
- vasodilator
E. Komplikasi
- Syok kardiogenik
- Episode tramboemboli
- Efusi dan tamponade perikardium
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Riwayat Keperawatan
a. Aktivitas/istirahat
90
91
d. Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih, urine berwarna gelap
Berkemih malam hari (rakturia)
Diare/konstipasi
e. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Penambahan berat badan signifikan
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak
Diet tinggi garam/makanan yang telah diproses, lemak, gula dan kafein penggunaan
diuretic.
Tanda : penambahan berat badan cepat
Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
f. Hygiene
Gejala : keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
g. Neurosensori
Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : letargi, kusut pikir, disorientasi
Perubahan perilaku, mudah tersinggung
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada, angina akut atau kronis
Nyeri abdomen kanan atas, sakit pada otot
Tanda : tidak tenang, gelisah
Fokus menyempit (menarik diri), perilaku melindungi diri
i. Pernafasan
92
Gejala : dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk, atau dengan beberapa bantal.
Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum
Riwayat penyakit paru kronis
Penggunaan penyakit paru kronis
Penggunaan bantuan pernafasan, misal: oksigen atau medikasi
Tanda : pernafasan: takipnea, nafas dangkal, pernafasan labored: penggunaan otot
aksesori pernafasan, hasal faring
Batuk: kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus-menerus dengan/tanpa
pembentukan sputum
Sputum: mungkin bersemu darah, merah mudah/berbuih (edema pulmonal)
Bunyi nafas: mungkin tidak terdengar, dengan krakles basilar dan mengi
Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan
Warna kulit: pucat atau sianosis
j. Keamanan
Gejala : perubahan dalam fungsi mental
Kehilangan kekuatan/tonus otot
Kulit lecet
k. Interaksi sosial
Gejala : penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan
l. Pembelajaran/pengajaran
Gejala : menggunakan/lupa menggunakan otot-otot jantung, misal: penyekat saluran
kalsium
Tanda : bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan
B. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian data fokus:
93
Sistem pernafasan
- Hidung simetris kiri dan kanan
- Tidak terdapat pernafasan cuping, tidak terdapat sekret pada hidung
- Pembesaran kelenjar leher tidak ada
- Dada: bentuk bulat, gerakan dada simetris kiri/kanan
- Bunyi nafas bronchovesikuler
Sistem kardiovaskuler
- Konjungtiva tidak anemis, bibir sianosis
- Arteri corotis teraba
- Vena jugularis setinggi clavikula
- Suara jantung tambahan: S3 dan S4
C. Test Diagnostik
a. EKG: hipertropi atrial atau ventricular, penyimpangan aksis, iskemia dan
kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia, kenaikan segmen ST/T persisten 6
minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya aneurisma ventrikular.
b. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple): dapat menunjukkan dimensi
perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katup atau area penurunan
kontraktilitas ventrikular.
c. Scan jantung: (multigated acquisition (MUGA): tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan dinding
d. Kateterisasi jantung: tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri, dan stenosis katup atau
insufisiensi.
e. Roentgen dada: dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi/hipertrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan
peningkatan pulmonal.
f. Enzim hepar: meningkat dalam gagal/kongesti hepar
g. Elektrolit: mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan ginjal, terapi
94
diuretic
h. AGD: gagal ventrikel kiri ditandai dengan respiratorik ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan pCO2 (akhir)
i. BUN, kreatinin: peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal
j. HSD: mungkin menunjukkan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan
menandakan retensi air
k. Kecepatan sedimentasi (ESR): mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi
akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas miokardial ditandai
dengan:
- Takikardia, disritmia, perubahan gambaran pola EKG
- Hipotensi/hipertensi
- Bunyi jantung ekstra (S3, S4)
- Penurunan haluaran urine
- Nadi perifer tidak teraba
- Kulit dingin, kusam, diaforesis
- Ortopnea, krakles, JVD, perbesaran hepar, edema, nyeri dada
Tujuan: menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (distrimia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung
Intervensi:
a. Auskultasi nadi perifer
Rasional : biasanya terjadi takikardia
b. Catat bunyi jantung
Rasional : irama galkop umum S3 dan S4 dihasilkan sebagai aliran darah ke dalam
serambi yang distensi
c. Palpasi nadi perifer
95
96
Intervensi:
a. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostarik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat
(vasodilatasi), perpindahan cairan (diuretik atau pengaruh fungsi jantung.
b. Carat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat disritmia. dispnea.
berkeringat, pucat.
Rasional : Penurunan atau ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume
sekuncup selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi
jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
c. Kaji prespirator/penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat
Rasional : Kelemahan adalah efek samping beberapa obat. Nyeri dan program penuh
stres juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan.
d. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas
Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada
kelebihan aktivitas.
e. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode
aktivitas dengan periode istirahat,
Rasional : Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stres
miokard/kebutuhan oksigen berlebihan.
f. Implementasikan program rehabilitasi jantung/aktivitas.
Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi
oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung di bawah stres, bila
disfungsi jantung tidak dapat membaik kembali.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus
(menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air
ditandai dengan:
- Ortopnea, bunyi jantung S3
- Oliguria, edema, DVJ, refleks hepatojugular positif
97
Rasional : dengan pemberian obat yang benar akan membantu proses penyembuhan.
4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler-alveolus.
Tujuan: Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan
ditunjukkan oleh GDA/oksimetri dalam rentan normal dan bebas gejala distress
pernafasan
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi napas, catat krekels, mengi.
Rasional : menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan sekret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut.
b. Anjurkan pasien batuk efektif, napas dalam
Rasional : Membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen.
c. Dorong perubahan posisi sering.
Rasional : membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.
d. Pertahankan duduk di kursi/tirah baring dengan kepala tempat tidur tinggi 20-30
derajat, posisi semi Fowler. Sokong tangan dengan bantal.
Rasional : menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan dan meningkatkan inflamasi
paru maksimal
e. Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.
Rasional : Hipoksemia dapat menjadi berat selama edema paru. Perubahan
kompensasi biasanya ada pada GJK kronis.
f. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat
memperbaiki/menurunkan hipoksemia jaringan.
g. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : membantu proses penyembuhan .
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan
99
RANGKUMAN
101
f. Faktor sistemik
a. Dispneu atau perasaan sulit bernafas
b. Dispnoe pada saat berbaring
c. Dispnoe nocturnal paroksismal atau mendadak terbangun karena dispnoe, dipacu
oleh
d. Batuk non produktif terjadi sekunder dari kongesti paru-paru terutama pada posisi
berbaring.
e. Ronchi akibat transudasi cairan paru-paru
f. Demam ringan dan keringat yang berlebihan akibat dari vasokontriksi kulit
menghambat
L ATI H A N T E S F O R M ATI F
102
b. vasodilator
c. glikosida jantung dan digitalis
d. a dan c benar
e. Semua jawaban benar
KUNCI JAWABAN
1. E
2. E
3. E
4. E
5. E
U
m
pa
n
Ba
lik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !
DAFTAR PUSTAKA
104
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media
Aesculapius. Jakarta..
105
106