Anda di halaman 1dari 106

MODUL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


SISTEM KARDIOVASKULER

Disusun Oleh:
AI Cahyati, Skep, Ners, Mkep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TASIKMALAYA
2014

UNI
T
1
A N ATO M I F I S I O L O G I S I S T E M K A D R I O VAS K U L E R

CAKUPAN MATERI

Pada unit 1 saudara akan mempelajari tentang anatomi fisiologi jantung. Pada unit
ini di bahas tentang bagian-bagian jantung, fungsinya-fungsi jantung dan
mekanisme kerja jantung

U R A I A N M ATE R I

A. Definisi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan.
Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut
Angioblast
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang
dewasa sekitar 250-350 gram. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak
di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara
dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
2

Gambar : Jantung pusat kardiovaskuler

Gambar : Sistem kardiovaskuler

B. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350 gram. Angioblast ini timbul dari :
3

a. Mesoderm : splanknikus & chorionic


b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung
mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap
katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur
endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung
primordial. Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang
menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba.
Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
C. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350 gram.
Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi
kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.

d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena


azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat.
Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan
jantung adalah:
a.Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak
turun kebawah
a. Bentuk rongga dada:

Perubahan bentuk tora yang menetap

(TBC)

menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan
membulat
b. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
c. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisi tubuh.
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan
serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini

terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
i.
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
ii.

lapisan luar mencakup kedua atria.


Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin

iii.

antrioventikuler sampai ke apeks jantung.


Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah

antara

serambi

dan

bilik( atrium dan ventrikel).


a) Dalam / Endokardium

Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat


yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali
aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Bagian- bagian dari jantung:
a.

Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan


pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh

atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.
Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas dengan
stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan
sebagian kecil ventrikel dekstra.

Tepi jantung( margo kordis) yaitu:


a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava
superior sampai ke apeks kordis
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara
vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Alur permukaan jantung:
a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula
sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara vena
cava inferior menuju apeks kordis.
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya
membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
a)
Vena cava superior
b)
Vena cava inferior
c)
Sinus koronarius
d)
Osteum atrioventrikuler dekstra
b.Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel
dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis. Dinding
ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri dar
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari
7

ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri


pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis
membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah
terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan
antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium
dekstra dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus
atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
D. Fisiologi Jantung
Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia
untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam
jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa.
Proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.
Pengaruh Ion Pada Jantung
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung
dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.

2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung


berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas
membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang
disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi
potensial yaitu:
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar
bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas membrane
terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat
masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi
berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama
sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak
mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.

Sistem Konduksi Jantung


Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam
dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium
dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi
posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.
Siklus Jantung
9

Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua
pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya
disebut siklus jantung.
Fungsi jantung sebagai pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Fungsi atrium sebagai pompa


Fungsi ventrikel sebagai pompa
Periode ejeksi
Diastole
Periode relaksasi isometric

Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung


1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang
mengalir ke jantung.
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf
otonom

Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah
jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:
1.
2.
3.
4.

Beban awal
Kontraktilitas
Beban akhir
Frekuensi jantung

Periode pekerjaan jantung yaitu:


1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat

10

Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1.
2.
3.
4.

Bunyi pertama: lup


Bunyi kedua : Dup
Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama

a) Anatomi sistem pembuluh darah


Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh.
Aliran darah dalam tubuh terdiri dari:
1.
2.
3.
4.

Aliran darah koroner


Aliran darah portal
Aliran darah pulmonal
Aliran darah sistemik
a) Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa

darah keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari
ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu:
a. Tunika Intima
b. Tunika Media
c. Tunika Eksterna
1. Aorta
Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian
ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks
pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma,
turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri dari 3 bagian :
a. Aorta Asenden
b. Arkus Aorta
c. Aorta desendes
Aorta asendes mempunyai cabang:
a) Aorta torakalis
b) Aorta Abdominalis
2. Arteri Kepala dan Leher
Disuplai oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi
menuju keatas leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas
kartilago tiroid membagi diri menjadi dua yaitu:
a. Arteri karotis eksterna
a) A. tiroid superior
11

b)
c)
d)
e)
f)

A. faringea asendes
A. lingualis
A. fasialis
A. aurikularis posterior
A. maskilaris

b. Arteri karotis interna:


a) A. oftalmika
b) A. komunikan posterior
c) A. coroidea
d) A. serebri anterior
e) A. serebri media
f) A. nasalis
3. Arteri vertebralis
Cabang bagian pertama subklavia berjalan naik melalui foramen prosesus
transversi masuk ke cranium melalui foramen mahnum berjalan ke atas lalu kedepan
medial medulla oblongata sampai di tepi bawah pons arteri ini bergabung dan
membentuk A. basilaris cabang-cabang cranial A. vertebralis.
4. Arteri basilaris
Dibentuk oleh penggabungan dua A. vertebralis berjalan naik dalam alur.
Pada permukaan anterior pons bercabang dua:
a. Arteri serebralis posterior
b. A. sirkumateriosus
Wajah menerima darah dari:
a. Arteri fasialis dan temporalis superficial
b. Arteri temporalis superficial
c. Arteri transversa fasialis
d. Arteri supraorbitalis dan supratoklearis
5. Arteri subklavia: terdiri dari dekstra yaitu cabang dari arteri anonima dan sinitra
cabang dari arkus aorta. Terdiri dari:
a. A. aksilaris
b. A. brakhialis
c. A.ulnaris
d. A.radialis
e. A. arkus Palmaris superfisialis
f. A. arkus Palmaris profundus
g. A. digitalis
6. Aorta torakalis
a. Rongga toraks terdiri dari:
a) A.intercostalis
12

b) A.perikardialis
c) A.bronkialis
d) A.esofagialis
e) A. mediastinalis
b. Dinding toraks terdiri dari:
a) Arteri prenikus superior
b) Arteri subkostalis
7. Aorta abdominalis : merupakan bagian dari aorta desendens.
8. Arteri Rongga perut
Terdiri dari:
a. Arteri seliaka
b. A. splinika
c. A. mesenterika superior
d. A. renalis
e. A. spermatika dan Ovarika
f. A. mesenterika Inferior
g. A. marginalis
9. Arteri dinding Abdomen
Arteri dinding abdomen muka dan belakan terdiri dari:
a. Prenikus inferior
b. Arteri subkostalis
c. Epigastrika superior
d. Arteri lumbalis
10. Rongga panggul
Terdiri dari:
a. Arteri iliaka interna
b. Arteri iliaka eksterna
b) Vena
Pembuluh darah vena adalah kebalikan dari arteri yang membawa darah dari
alat-alat tubuh kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena pulmonalis. Pembuluh
darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu:
1.
Vena ke jantung
Meliputi : Vena cava superior, inferior dan pulmonalis
2.
Vena yang bermuara pada vena cava superior : tepat dibelakang angulus
mandibularis yang menyatu dengan vena aurikularis posterior turun melintasi M.
sternokleidomastoideus tepat diatas clavikula menembus fasia servikalis
profunda dan mencurahkan isinya ke V. subclavia. Cabang- cabangnya:
a. Vena aurikularis posterior
b. Vena retromadibularis
13

c.
d.
e.
3.

Vena jugularis eksterna posterior


Vena supraskapularis
Vena jugularis anterior
Vena kulit kepala : vena troklearis dan vena supraorbitalis, vena temporalis

superfisialis, aurikularis posterior dan oksipitalis.


4. Vena wajah: fasialis, profunda fasialis, transversa fasialis.
5. Vena pterigoideus : Vena maksilaris, fasialis, lingualis, oftalmika.
6. Vena tonsil dan palatum
7. Vena punggung
8. Vena yang bermuara pada vena cava interior
9.
Anastomisis portal sistemik
10. Vena dinding pelvis
11. Vena anggota gerak atas dan,
12. Vena anggota gerak bawah
c) Kapiler
Pembuluh darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh
rambut. Kapiler terdiri dari:
1. Kapiler arteri
2. Kapiler vena
Fungsi kapiler:
1. Penghubung arteri dan vena
2. Tempat pertukaran darah dan cairan jaringan
3. Mengambil hasil dari kelenjar
4. Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus
5. Menyaring darah dalam ginjal
Sistem Pembuluhan Limfe
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan
dapat mengalir dari ruang interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat
mengangkut protein dan zat partikel besar, keluar ruang jaringan yang tidak
dikeluarkan dengan absorbs secara langsung kedalam kapiler darah. Sistem pembuluh
limfe terdiri dari:
1. Duktus limfatikus dekstra: Duktus limfatikus jugularis dekstra, subclavia, dan
bronkomediastinalis masing-masing mengalisrkan cairan limfa sisi kepala
dan leher.
2. Duktus limfatikus sinistra: Mulai terlihat dalam abdomen sebagai kantong limfe
yang memanjang.

14

3. Nodus limfatisi: Berbentuk lonjong seperti buah kacang dan terdapat di


sepanjang pembuluh limfe.
4. Kapiler limfa: sedikit cairan yang kembali ke sirkulasi melalui pembuluh limfe.

LIMPA

Gambar : organ limpa

Terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri bawah dan


pada iga ke -9, 10, dan 11, berdekatan dengan fundus abdomen dan
permukaannya menyentuh diafragma. Parenkim limpa terdiri dari:
1. Pulpa Putih
2. Pulpa Merah
d) Fisiologi Vaskuler
Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler
karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.
Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi:
1. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.
2. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika
darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler.

15

3. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan
bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial.
4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung.
Aliran Darah

Gambar: darah
dan peredarannya

Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua


ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:
1.
2.
3.
4.

Aliran darah dalam pembuluh darah


Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah rata-rata.
Gelombang nadi.
Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi gelombang nadi, irama

denyut nadi, amplitude dan ketajaman gelombang.


5. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.
Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tekanan Vena: biasanya sangat rendah


Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume
Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive
Kecepatan aliran darah vena
Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena
Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena

MIKROSIRKULASI
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan
dipengaruhi oleh kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat mengatur
16

jumlah dan kecepatan aliran darah. Ketiga rangkaian tersebut disebut dengan
mikrosirkulasi.
TEKANAN DARAH
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik
120 mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg.
Tekanan darah tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya
adalah keadaan kesehatan dan aktivitas.
Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat
vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis
dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang
berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan,
vasodilatasi, dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan
penurunan tekanan darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan
vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya renninangiotensin, vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium,
magnesium, hydrogen dan kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan
kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam
sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi
kimia plasma darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir
sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke dalam aliran darah.

Cairan limfatik
17

Konsentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan dari jaringan


perifer mendekati nilai rata-rata atau pekat.
Pembuluh limfatik berfungsi sebagai:
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah
2. Mengankut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari usus ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibody

KESIMPULAN

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari


jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh,
salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam
sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar
250-350 gram.

LATIHAN TES FORMATIF


18

1.

Jantung Memiliki 3 lapisan , apa lapisan paling luar pada jantung...


a.
Perikardium
b.
Endokardium
c.
Myokardium
d.
Intima
e.
Viseral

2.

Jantung memiliki beberapa pembuluh darah, Pembuluh darah apa yang


memperdarahi jantung adalah..
a.
Arteri Koroner
b.
Aorta
c.
Arteri pulmonalis
d.
Arteri Abdominalis
e.
Vena cava
Berapa Jumlah katup yang ada pada jantung...
a.
3 katup
b.
2 katup
c.
6 katup
d.
1 katup
e.
4 katup

3.

4.

Berapa ruang yang ada pada jantung adalah ...


a.
3 ruang
b.
2 ruang
c.
4 ruang
d.
1 ruang
e.
5 ruang

5.

Jantung memilki beberapa ruang . ruang paling dinamakan ....


a.
Atrium
b.
Ventrikel
c.
Polmonal
d.
Apeks
e.
Basis

KUNCI JAWABAN
19

1.
2.
3.
4.
5.

A
A
E
C
A

Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

DAFTAR PUSTAKA

Digiulio, Mary, 2007. Medical Surgical Nursing Demistified, The McGraw-hill


Companies
M.Black, Hawk, 2005. Medical Surgical Nursing : Clinikal Management For Positif
Outcome 7th Edition, volume 1, Elsevier Saunders St.Louis USA
Smeltser C.S, Bare G Brenda et all, 2008. Bruner & Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing, Volume 2, Eleventh Edition, Lippincott Williams & Wilkins
Philadhelpia

20

UNI
T
2
P E N G K A J I A N PAD A S I S T E M K A R D I O VAS K U L E R

CAKUPAN MATERI
Pada unit 2 saudara akan mempelajari tentang pengkajian sistem kardiovaskuler.
Pada unit ini di bahas tentang pemeriksaan jantung seperti anamnesa,
pemeriksaan fisik.

U R A I A N M ATE R I

PENGKAJIAN KARDIOVASKULER
Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan
ketrampilan mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini
dilaksanakan melalui interaksi perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran.
Tujuan melakukan pengkajian
1. Mengkaji fungsi kardiovaskuler
2. Mengenal secara dini adanya gangguan nyata maupun potensial
3. Mengidentifikasi penyebab gangguan
4. Merencanakan cara mengatasi permasalahan yang ada serta menghindari masalah
yang akan terjadi
Tekhnik pengkajian
Pengkajian dapat dilakukan minimal sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali
secara teratur, misal setiap jam pada pasien kritis. Tekhnik pengkajian meliputi :
1. Anamnesa
21

2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Wawancara :
1. Keluhan utama
Tanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sehingga ia perlu
pertolongan. Keluhan yang harus diperhatikan antara lain sesak napas, nyeri dada
menjalar ke arah lengan, cepat lelah, batuk lendir atau berdarah, pingsan,
berdebar-debar, dan lainnya sesuai dengan patologi penyakitnya.
2. Riwayat penyakit sekarang (RPS)
Tanyakan tentang perjalanan penyakit sejak keluhan hingga klien meminta
pertolongan. Misal :
a. tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan,
b. berapa kali keluhan terjadi,
c. bagaimana sifat keluhan,
d. kapan dan apa penyebab keluhan,
e. keadaan apa yang memperburuk dan memperingan keluhan,
f. bagaimana usaha untuk mengatasi keluhan sebelum meminta pertolongan,
g. berhasilkan tindakan tersebut
3. Riwayat penyakit terdahulu (RPD)
Tanyakan tentang penyakit yang pernah dialami sebelumnya :
a. tanyakan apakah klien pernah dirawat sebelumnya
b. dengan penyakit apa,
c. pernahkah mengalami sakit yang berat
4. Riwayat tambahan disesuaikan dengan patologi penyakitnya

22

a. riwayat keluarga
b. riwayat pekerjaan
c. riwayat geografi
d. riwayat alergi
e. kebiasaan sosial
f. kebiasaan merokok
Pemeriksaan fisik (umum)
(Chepalokaudal)
Keadaan Umum : KU baik/sedang/lemah
Kesadaran : Compos Mentis, Apatis, Stupor, Koma
Vital sign : TD: ____mmHg, RR: ___x/mnt, N: ____x/mnt, S: ___oC BB/TB :
Kepala :
Bentuk mesosepal ataukah ada kelainan, adakah jejas
Rambut ______________
Telinga _______________
Hidung _______________
Mata ________________
Mulut dan gigi : ________
Leher :
Kaji adanya pembesaran lnn, kaji adanya JVP (misal pembesaran lnn (-), peningkatan
JVP (-)
Thoraks :

23

Inspeksi : Lihat adanya jejas, lihat gerak dada dan pengembangan dada, adakah
kelainan, lihat adanya retraksi dada, sesuaikan dengan alasan masuk
Palpasi : Kaji pengembangan dada, rasakan adakah perbedaan antara dada kanan dan
kiri
Perkusi : Lakukan perkusi pada semua area paru
Auskultasi : Lakukan auskultasi pada semua area paru dan jantung
Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
Secara topografik jantung berada di bagian depan rongga mediastinum
Bagian dada yang ditempati oleh proyeksi jantung yang seperti terlukis di atas itu
dinamakan prekordium
ALAT YANG DIPERLUKAN : Double Lumen-Stetoskop dan Timer
Pertimbangan umum :
Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.
Tetap selalu menjaga privacy pasien
Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.
Inspeksi Jantung
Tanda-tanda yang diamati :
(1) bentuk prekordium
(2) Denyut pada apeks jantung
(3) Denyut nadi pada dada
(4) Denyut vena
Bentuk prekordium :
1. Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris
24

2. Prekordium yang cekung dapat terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau
atelektasis paru, scoliosis atau kifoskoliosis
3. Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran jantung, efusi
epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum
Denyut apeks jantung
1. Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus
terlihat di dalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea
midclavicularis sinistra
2. Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV
3. Sifat iktus :
Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang sifatnya
local. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas.
Iktus hanya terjadi selama systole. Oleh karena itu, untuk memeriksa iktus, kita
adakan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya
gelombang yang asalnya dari systole.
Denyutan nadi pada dada
1. Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan
pada aorta
2. Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan denyutan di ruang interkostal II
kanan, sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal II kiri menunjukkan
adanya dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden
Denyut vena
1. Vena yang tampak pada dada dan punggung tidak menunjukkan denyutan
2. Vena yang menunjukkan denyutan hanyalah vena jugularis interna dan eksterna
Palpasi jantung
Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan iktus cordis

25

2. Pemeriksaan getaran / thrill


3. Pemeriksaan gerakan trachea
Pemeriksaan iktus cordis
1. Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai kuat angkat
atau tidak
2. Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi dapat meraba iktus
3. Pada keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V, agak
ke medial (2 cm) dari linea midklavikularis kiri.
Pemeriksaan getaran/thrill
1. Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katub bawaan atau
penyakit jantung congenital.
2. Disini harus diperhatikan :
Lokalisasi dari getaran
Terjadinya getaran : saat systole atau diastole
Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut
melakukan pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir
lebih cepat.
Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising
jantung
Pemeriksaan gerakan trakhea
1. Pada pemeriksaan jantung, trachea harus juga diperhatikan karena anatomi trachea
berhubungan dengan arkus aorta
2. Pada aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea dan denyutan ini dapat
teraba
Perkusi jantung
1. Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung

26

a. Batas kiri jantung


b. Batas kanan jantung
2. Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi
pericardium dan aneurisma aorta
Batas kiri jantung
1. Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
2. Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai
batas jantung kiri
3. Normal
Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
Bawah : SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( tempat iktus)
Batas kanan jantung
1. Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.
2. Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding
depan thorak
3. Normal :
Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di
linea parasternalis kanan
Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan
Auskultasi jantung
1. Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua corong
yang dapat dipakai bergantian.
2. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan
suara dengan frekuensi tinggi (apeks)
3. Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah
27

Pada auskultasi diperhatikan 2 hal, yaitu :


1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi
pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole
BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis
pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole
BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I
2. Bising jantung / cardiac murmur
Bunyi jantung 1 (S1)
1. Daerah auskultasi untuk BJ I :
Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.
Pada ruang interkostal IV V kanan, pada tepi sternum : katub trikuspidalis
terdengar disini
Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang baik
pula untuk mendengar katub mitral.
2. Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
stenosis mitral
interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada
kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
3. Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
shock hebat
interval PR yang memanjang
decompensasi hebat.
Bunyi jantung 2 (S2)
28

1. Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :


hipertensi
arterisklerosis aorta yang sangat.
2. Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis
mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital
3. BJ I dan II akan melemah pada :
orang yang gemuk
emfisema paru-paru
perikarditis eksudatif
penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung
Bising jantung
1. Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah bising
terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk
menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan
terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka
bising itu adalah bising systole.
2. Tentukan lokasi bising yang terkeras.
3. Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu dijalarkan ke
semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang
keras akan dijalarkan lebih dulu.
4. Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising :
(1) Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini hanya dapat didengar
dalam waktu agak lama untuk menyakinkan apakah besar-benar merupakan suara
bising.
(2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera.

29

(3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai intensitas
diantara (2) dan (5).
(5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop tidak
diletakkan pada dinding dada.
(6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan stetoskop.
5. Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang
meniup, bising yang melagu
Pemeriksaan pembuluh darah perifer
1. Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa dilakukan adalah palpasi
nadi.
2. Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi dari a. radialis.
3. Pada palpasi nadi harus diperhatikan hal-hal di bawah ini :
Frekuensi nadi
Tegangan nadi
Irama nadi
Macam denyut nadi
Isi nadi
Bandingkan nadi a. radialis ka & ki
Keadaan dinding arteri
4. Pemeriksaan JVP, posisikan pasien 30o, kemudian hitung peninggian JVP,
normalnya 2,5 s.d. 5 cm

KESIMPULAN

30

Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan
ketrampilan mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini
dilaksanakan melalui interaksi perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran.
Sehingga setelah kita mengetahui dan memahami pemeriksaan pada pasien sistem
kardiovaskuler maka akan memudahkan kita dalam melakukan asuhan keperawatan

LATIHAN TES FORMATIF


1. Pada Anamnesa terdapat teknik pengkajian, sebutkan teknik teknik pengkajian ?
a. anamnesa
b. pemeriksaan fisik
c. pemeriksaan diagnostik
d. jawaban a dan b benar
e. benar semua
2. Pada saat melakukan pengkajian pada bagian leher apa yang dilihat ?
a. pembesaran jvp
b. pengecilan jvp
c. lebam
d. tanda tanda infeksi
e. semua benar
3. sebutkan fungsi dari pemeriksaan gerakan (thrill) ?
a. menunjukan kelainan pada katup
b. menunjukan pembesaran jantung
c. mengetahui adanya krepitasi
d. a dan b benar
e. semua benar
4. Pada pemeriksaan dengan cara perkusi pada jantung terdapat 2 batasan , sebutkan ?
a. batas kiri dan kanan
b batas atas dan bawah
c. batas atas dan kanan
d. inferior dan superior
e. a dan d benar
5. Pada pemeriksaan darah perifer apa yang dilakukan , sebutkan ?
a. palpasi
b. perksui
31

c. auskultasi
d. inspeksi
e. semua benar

KUNCI JAWABAN
1.
2.
3.
4.
5.

E
A
A
A
A

Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

DAFTAR PUSTAKA

Digiulio, Mary, 2007. Medical Surgical Nursing Demistified, The McGraw-hill


Companies
32

M.Black, Hawk, 2005. Medical Surgical Nursing : Clinikal Management For Positif
Outcome 7th Edition, volume 1, Elsevier Saunders St.Louis USA
Smeltser C.S, Bare G Brenda et all, 2008. Bruner & Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing, Volume 2, Eleventh Edition, Lippincott Williams & Wilkins
Philadhelpia

UNI
T
3
P E M E R I K S A A N D I A G N O S T I K PAD A
S I S T E M K A R D I O VAS K U L E R

CAKUPAN MATERI

Pada unit 3 saudara akan mempelajari tentang pemeriksaan diagnostik /


pemeriksaan penujang pada sistem kardiovaskuler . disini dibahas tentang
pemeriksaan-pemeriksaan yang menunjang yang dapat digunakan pada penyakit
sistem kardiovaskuler

U R A I A N M ATE R I

33

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA SISTEM KARDIOVASKULER


A. RONTGEN THORAX
Pemeriksaan radiologi merupakan upaya pengkajian klien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler dan respirasi. Adapun tujuan pemeriksaan toraks adalah
menilai adanya gangguan kelainan jantung misal pada kelainan letak jantung, menilai
adanya kelainan paru, menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak.
Macam-macam proyeksi rontgen thorak Anterior-posterior (AP) Pengambilan
foto paling sering dilakukan pada pasien gawat. Cara pengambilan pasien berbaring
dengan film diletakkan di punggung pasien dan kamera berada kira-kira 1,5 m
didepan pasien. Akan lebih baik jika pasien ditidurkan dalam posisi 45 derajat dan
pemotretan dilakukan saat inspirasi. Posterior-anterior (PA ) Pengambilan biasanya
dilakukan dibagian radiologi. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien.
Supine Pemeriksaan ini dilakukan apabila pasien tidak dapat duduk. Posisi lateral
Pengambilan foto lateral tergantung atas indikasi apakah lateral kiri atau lateralkanan.
Posisi ini biasanya di pakai pada pemeriksaan angoografi. Interpretasi dasar rontgen
thoraxYang penting dalam membaca rontgen thorax adalah densitas atau derajat
Tebalnya bayangan hitam pada film.

B. ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan
listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda -elektroda
yang dipasang pada permukaan tubuh.
Jenis-jenis monitoring EKG :
- EKG istirahat
Menbantu mengidentifikasi kelainan sistem konduksi, aritmia, hipertropi, pericarditis,
ischemi, lokasi dan luasnya infark, gambaran pace maker, dan efektifitas pemberian
terapi.
- EKG latihan-sress
Pasien mengayun stasionery baicycle arau berjalan pada treadmill sambil di monitor
EKG dan tekanan darahuntuk mengevaluasi respon jantung saat stress fisik.
- EKG continous ambulatory
Pasien dapat dipantau secara berkesinambungan, maka satu dari ke 12 lead dapat
dihubungkan kelayar osiloskop. Dua lead yang biasa dipakai untuk pemantauan
berkesinambungan adalah lead 2 dan V1. Irama jantung pasien dihubungkan ke
monitor melalui kabel elektroda atau melalui telemetri. Denagn telemetri , sinyal

34

EKG dihantarkan sebagai gelombang radio dari pemancar bertenaga batre yang
dikenakan pasien. Pasien dapat berjalan-jalan kertika sedang dipantau.
- Holter monitoring.
Salah satu lead EKG dapat dipantau dengan pita rekaman kecil dan direkam pada tape
recorder magnetik berkesinambungan 24 48 jam. Pasien dpat dipantau siang dan
malam untuk mendeteksi adanya disaritmi atau tanda ischemic miocard selam
melakukan aktifitas sehari-hari.
C. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium pada penyakit jantung dasn pembuluh darah adalah
pemeriksaan penunjang dalamm enegakkan diagnosa
- Darah rutin
Hampir selalu dilakukan pada setiap penderita penyakit jantung dan pembuluh darah ,
merupakn pemeriksaan yang penting dan sangat epektif. Pemeriksaan hemoglobin
danhematokrit darah merupakan tes utama untuk menedeteksi anemi yang dapat
menyertai atau menjadi salah satu penyebab penyakit jantung. Pemeriksaan Hb dan
Ht secara serial pada anak dengan kelainan jantung bawaan biru sangat penting . Bila
terlihat kadar Hb dab Ht yang tinggi merupakan petunjuk adanya penurunan darah ke
paru akibat stenosis pulmonal infundibuler yang progresif. Sediaan apus darah tepi
pada penderita kelainan jantung bawaan biru dengan polisitemia sekunder
memperlihatkan gambaran erutrosit yang mikrositk dan hipokrom akaibat defisiensi
zat besi.
- Enzim jantung.
Otot miocard yang mengalami kerusakan akan melepaskan beberapa enzim spesifik
sehingga kadrarnya dalam serum meningkat.dapat juga terjadi pada pasien setelah
operasi jantung, kardioversi, trauma jantung atau perikarditis.
- kreatinin fosfokinase ( CK )
pada MCI akut kosentrasi CK dalam serum meningkat dalam waktu 6 - 8 jam setelah
onset, mencapai puncaknya setelah 24 jam dan turun kembali ke normal dalam waktu
3 - 4hari. Pemeriksaan ini tidak spesifik unutk kerusakan otot jantung
- Isoenzim CK - MB
Ada tiga jenis isoenzim yaitu MM, BB, MB. Isoenzim BB umumnya terdapat di otak,
MM pada otot skeletal dan MB pada otot jantung.Isoenzim MB ditemukan pada usus,
lidah dan otot difragma tetapi jumalahnya kecil. Pemeriksaan CKMB dalam serum
merupakan tes yang paling spesifik pada nekrosis otot jantung.Peningkatan kosentrasi
enzim ini pastio menunjukan adanya infark miocard. CKMB mulai meningkat dalam
2 - 3 jam setelah onset infark, mencapai puncaknya 10 - 12 jam dan umumnya
kembali normal dalam
waktu 24 jam.

35

- Troponin T
Adalah protein miofibril dari serat otot lintang yang bersifat kardiosfesifik. Masa
pelepasan troponom T berlansung 30 - 90 jam dan setelah itu menurun.Dilaporkan
diagnosis troponim T lebih superior dibandingkan CKMB dan terjadinya positif palsu
sangat jarang peningkatan kadar troponim T dapat menjadi petanda kejadian koroner
akut pada penderita UAP. Serum glutamic oxaloacetik transminase ( SGOT ) Enzim
ini akan dilepas oleh sel otot miocard yang rusak atau mati. Kosentrasi dalam serum
meningkat 8 - 12 jam setelah onset mencapai puncaknya 18 -36 jam dan mulai turun
ke normal setelah 3 - 4 hari. Selain di otot jantung juga terdapat pada hati dan ototo
skeletal sehinga peningkatan kadar enzim merupakan indikator yang lemah dalam
menegakakan diagnosa infark miocard akaut. Gagal jantung dengan bendungan hati
atau hipoksi otot skeletal sering disertai peningkatan kadar SGOT.
- Lactic dehydrogenase ( LDH ).
LDH hampir tedapat di semua jaringan tubuh dan kadarrnya dalam serum meningkat
pada berbagai keadaan, pada infark miocard akut kosentrasi akan meningkat dalam
waktu 24 - 48 jam dan mencapai puncakanya 3 - 6 hari setelah onset dan kembali
normal setelah 8 - 14 hari. LDH mempunyai lima isoenzim LDH1 lebih spesifik
untuk kerusakan otot jantung. Alpha hydroxybutyric dehydrogenase. Alpa HBDH
sebenarnya bukan enzim yang spesifik untuk infark miocard. Isoenzim LDH1 dan
LDH2 akan bereaksi lebih besar dengan substrat alpha-hydroxy-butirate daripada
LDH4 dan LDH5 sehingga pemeriksaan aktifitas alpha HBDH akan dapat
membedakan antara LDH1 dan LDH2 dengan LDH3dan LDH4. Pada infark miocard
aktifitas alpha HBDH akan meningkat dan mencerminkan adanya aktifitas LDH yang
meningkat.
- C-reactive protein ( CRP )
Crp tidak ditemukan dalan darah orang normal. Sehingga tidak ada nialai normal,
CRP akan ditemukan pada penderita dengan demam reumatik akut dengan atau tanpa
gagal jantung. Pemerikasaan ini penting untuk mengikuti perjalanan aktifitas demam
reumatik. CRP ditemukan pada serum penderita dengan infark miokard transmural.
Anti streptosilin-O atau
- ASTO
Asto adalah antigen yang diproduksi oleh kuman streptokokus. Titer asto yang tinggi
lebih dari 333 Todd Akan ditemukan 4 -6 minggu setelah infeksi kuman streptokokus
beta hemolitikus, dan akan kembali normal setelah 4 bulan .pemeriksaan ini penting
pada penderita dengan demam reumatik akut untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
kuman. tes fungsi hati tes bilirubin sistim koagulasi kelainan jantung bawaan biru
yang berat dengan polisitemia sekunder umumnya memperlihatkan adanya tandatanda hiperviskositas serta penomena trombotik dan hemoragie. Penderita yang
mendapat obat anti koagulan caumarin atau warfarin harus dikontrol dengan PT,
sedangkan penderita dengan heparin dipantau dengan pemeriksaan actifated partial
thromboplastin time atau clotting time untuk menentukan status pengobatan anti
koagulasinya.
36

- kultur darah
kadar digitalis dalam darah.
D. KATERISASI JANTUNG
katerisasi jantung adalah prosedur diagnostik invasif dimana satu atau lebih kateter
dimasukan ke jantung dan pembuluh darah tertentu untuk mengukur tekanan dalam
berbagai ruang jantung dan untuk menentukan saturasi oksigen dalam darah. sejauh
ini kateterisasi jantung paling sering digunakan untuk mengkaji baik - tidaknya arteri
koroner dan untuk menentukan therapi yang diperlukan.
1. arteriografi koroner
pada arteriografi koroner, kateter dimasukan ke arteri brachial kanan atau kiri atau
arteri femoralis dan dilanjutkan ke aorta asenden dan diarahkan ke arteri koronaria
yang dituju dengan bantuan fluroskopi. arterigrafi koroner digunakan untuk
mengevaluasi derajat arteri sklerosis dan untuk menentukan cara penanganannya.
2. aortagrafi
pada aortagrafi, media kontras digunakan untuk mempelajari archus aorta dan
cabang-cabang besarnya. biasanya digunakan pendekatan translumbal atau retrograd
brahial atau femoral
3. katersasi jantung kanan
katerisasi jantung kanan dilakukan dengan memasuakn kateter dari vena antekubital
atau femoral ke atrium kanan, ventrikel kanan dan pembuluh darah paru. cara ini
dilakukan dibawah pemantauan fluroskopi.tekanan dalam atrium kiri diukur dan
dicatat, selanjutnya kateter didorong melalui katup trikuspid selanjutnya ke ventrikel
kanan dan akhirnya kateter dimasukan lebih dalam lagi ke arteri paru ( melalui katup
paru ) sampai ke kapiler dapat diambil sampel kemudian tekanan kapiler dapat
diukur. selanjutnya kateter ditarik. kateterisasi jantung kanan dianggap prosedur yang
relatif aman..
4. kateterisasi jantung kiri
biasangnya dilakukan dengan tehnik retrograd jantung kiri atau katerisasi transeptal
atrium kiri. pada tehnik retrogad, kateter dimasukan ke arteri brachialis kanan dan
didorong dibawah kontrol fluroskopi ke aorta asenden dan ke ventrikel kiri atau
keteter dimasukan secara perkutan melalui arteri femoralis. katerisasi jantung kiri
paling sering dilakukan untuk mengevaluasi fungsi otot ventrikel kiri, katup mitral
dan aorta atau patensi arteri coronaria komplikasi dari tindakan antara lain:
disaritmia, infark miokard, perforasi jantung dan pembuluh darah besar, embolik
sistemik dll.
F. TES ELEKTROFISIOLOGI
pemeriksaan EPS adalah pemeriksaan secara langsung dengan memanipulasi aktifitas
listrik jantung dengan menggunakan elektroda yang ditempatkan dalam rongga
37

jantung. EPS dapat memberikan informasi fungsi SA nodus, AV, dan konduksi
ventrikel dan membantu diagnosa sumber aritmia. pasien dengan riwayat gejala supra
ventrikuler atau VT dapat diperoleh diagnosa akurat dan pengobatan dengan tehnik
ini. kateter dimasukan dengan metode yang sama seperti katerisasi kanan dan
kiri.kateter ditempatkan pada bagian anatomi yang khusus dalam jantung untuk
mencatat aktifitas listrik jantung. komplikasi yang terjadi meliputi hematom,
pnemothorak, stroke, atau kematian mendadak.
G. PEMANTAUAN HEMODINAMIK
pemantauan hemodinamik meliputi penggunaan kateter invasif yang diletakkan
dalam sistem vaskuler pasien untuk memantau fungsi jantung, volume darah, dan
sirkulasi. pasien yang memerlukan pemantauan hemodinamik biasanya sakit kritis
dan berada dalam ruang perawatan intensif.
a. pemantauan tekanan vena cental (CVP)
CVP adalah tekanan didalam atrium kanan dan vena-vena besar di thorax. merupakan
gambaran tekanan pengisian ventrikel kanan dan menunjukan kemampuan sisi kanan
jantung dalam mengatur beban cairan. Cvp berperan sebagai pemandu pemberian
cairan pada pasien sakit serius and sebagai pengukur volume efektif darah yang
beredar. CVP adalah pengukuran yang bersifat dinamis atau selalu berubah. Setiap
perubahan cvp yang berhubungan status klinis pasien lebih ditujukan untuk
mengetahui kecukupan volume darah vena dan perubahan fungsi kardiovaskuler dan
bukan hanya sekali pengukuran cvp saja. cvp
mencerminkan fungsi ventrikel kanan CVP diukur berdasarkan tingginya kolom air
pada manometer. saat mengukur cvp, titik nol 0 monometer harus sejajar dengan titik
acuan standar disebut aksis flebostatik. bila posisinya telah ditentukan, tandailah
dengan tinta pada kulit dada. bila digunakan aksis flebostatik, cvp dapat diukur
dengan tepat dengan pasien dalam posisi terlentang dan kepala ditinggikan sampai 45
derajat. cvp normal adalah 4 -10 cm H2O. komplikasi paling sering pada pemantauan
cvp adalah Infeksi dan emboli udara.( gbr H 748 buku ajar kep med bedah) \
b. tekanan arteri pulmonal(PA)
katerisasi arteri pulmonalis (PA) merupakan alat pengkajian sangat berguna untuk
mengukur dan menghitung berbagai tekanan intra kardiak sisi kanan dan kiri secara
efektif. pasien dengan kateter arteri pulmonalis hanya dipantau diunit perawatan
kritis. ada banyak model kateter yang dipakai dengan berbagai jumlah lumina dan
jenis kemampuan pengukurannya. semua jenis mempunyai balon pada ujungnya
dengan arah tertentu, catheter kemudian dimasukan ke vena besar (vena subclavia
atau jugularis) lalu ke vena kava superior dan atrium kanan. Balon kemudian
dikembangkan dan kateter segera terbawa oleh aliran darah melalui katup trikuspid ke
ventrikel kanan melalui katup pulmonal dan kecabang arteri pulmonalis . ketika
kateter telah mencapai arteri pulmonalis kecil balon dikempeskan dan kateter di
fiksasi dengan jahitan. jika kateter PA posisinya benar maka berbagai parameter dapat
diukur termasuk CVPatau tekanan atrium kanan, tekanan diastolik dan sistolik PA,
tekanan rata-rata PA dan tekanan baji kapiler pulmonal. bila dipakai kateter
38

termodilusi, maka curah jantung, tahanan vaskuler sistemik, tahanan vaskuler


pulmonal dan saturasi oksigen dapat diukur dan hitung. tekanan sistolik dan diastolik
arteri pulmonalis dapat diperoleh melalui tranduser dan monitor tekanan darah.
tekanan arteri pulmonalis normal adalah 25/9 mmHg, dengan tekanan rata-rata 15
mmHg. ketika balon dikembangkan, kateter di baji, diarteri pulmonalis. tekanan yang
dihantarkan melalui kateter menunjukan tekanan akhir diastolik. Pada akhir diastolik,
ketika katup mitral terbuka, tekanan baji arteri pulmonalis sama dengan tekanan
dalam atrium kiri dan ventrikel kiri, kecuali pasien mengalami penyakit katup mitral
atau hipertensi paru. tekanan baji arteri paru adalah tekanan rata-rata dan normalnya
4,5 - 13mmHg. Komplikasi pemantuan arteri paru meliputi infeksi, ruptur arteri paru,
tromboemboli paru, infark paru, disritmia, dan emboli udara.
c. pemantauan tekanan arteri sistemik
pemantauan intra arteri digunakan untuk memperoleh tekanan darah langsung dan
berkesinambungan pada pasien yang menderita tekanan sangat tinggi atau hipotensi.
Kateter arteri juga sangat berguna untuk memperoleh gas darah arteri dan sampel
darah serial. pemantauan intra arteri biasanya dibatasi pada unit perawatan kritis. bila
tempat penusukan arteri telah ditentukan (radial, brachial, femoral atau dorsalis pedis)
maka sirkulasi kolateral ke area yang bersangkutan harus ditentukan sebelum kateter
dipasang. bila tidak terdapat sirkulasi kolateral dan arteri yang dikanulasi tersumbat
makadapat terjadi ishemia dan nekrosis di distal arteri yang dikanulasi. sirkulasi
kolateral dapat diketahui baik dengan tes allen untuk mengevaluasi arteri radialis dan
ulnaris atau menggunakan tes dopler ultrasound untuk setiap arteri. komplikasi :
obstruksi lokal, disertai iskemia distal, perdarahan eksternal, ekimosis masif, diseksi,
emboli udara, kehilangan darah, nyeri, spasme arteri, dan infeksi.
H. EKOKARDIOGRAFI
Ekokardiografi adalah tes ultrasound non invasif yang digunakan untuk memeriksa
ukuran, bentuk dan pergerakan struktur jantung. Cara ini menggunakan pemancaran
gelombang suara frekwensi tinggi ke jantung melalui dinding dada dan mencatat
sinyal yang kembali. Ultrasound dibangkiykan oleh tranduser yang dapat dipegang
dengan tangan dan diletakkan di bagian depan dada. Tranduser akan mengkap gema,
dan menjalarkannya ke mesin ekokardiografi untuk ditampilkan di layar osiloskop
dan direkam dalam pita video.
Ada 2 tipe yang umum digunakan :
1. M-Mode (motion mode)
Cara unidimensional yang pertama diperkenalkan' terdiri dari tranduser kristal
tunggal yang dapat mengirim dan menerima pulsa ultrasound yang dapat langsung
menuju ke jantung mencatat gerakan dari struktur jantung , mendeteksi ketebalan
jantung dan ukuran rongga-rongga jantung.
2. Two- Dimentional
Pandangan melintang jantung 2D yang memberikan daerah pandang yang lebih luas
untuk pemeriksaan anatomi dan strukturan jantung.Perkembangan terbaru echo
termasuk doppler dan pencitraan aliran warna,memungkinkan visualisasi dan
39

kecepatan aliran darah melalui jantung. Suatu echokardiografi dapat menunjukkan


apakah jantung mengalami dilatasi dinding atau septum mengalami penebalan atau
adanya effusi perikad.
I. ECHOKARDIOGRAFI STRESS
merupakan kombinasi dari tes tredmill dan gambaran ultrasound untuk mengevaluasi
ketidaknormalan segmen dinding dengan menggunakan sistim digital komputer untuk
membandingkan gambaran sebelum dan sesudah latihan, untuk pergerakan dinding
dan fungsi segmental bisa terlihat lebih jelas. test diagnostik ini untuk memberikan
gambaran informasi pada latihan stress test. untuk orang yang tidak mampu berjalan
pada tredmill dobutamin diberikan pada infus IV dan dosis ditingkatkan dalam
interval 5 menit selama echokardiogram dilakukan untuk mendeteksi gerakan dinding
yang tak normal setiap tahap. TEE digunakan untuk melihat bagian posterior dari
jantung yang lebih tepat daripada 2 D. Tee menggunakan modifikasi pemeriksaan
endoskopi yang fleksibel dengan tranduser ultrasound bagian ujungnya untuk
menggambarkan jantung dan pembuluh darah besar. TEE memberi informasi fungsi
ventrikel kiri dan gerakan dinding juga dapat dan mengevaluasi kerusakan katup
prostetik, endokarditis, jantung bawaan , diseksi aorta, disfungsi katup mitral,
anurisma aorta dan trombus pada atrium. resiko tee minimal komplikasi TEE
Perforasi esofagus, hemoragi, aritmia, dan hipoksemia
.

KESIMPULAN

Pemerikasan penunjang adalah pemeriksaan yang membantu dalam


mengambil keputusan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan . pemeriksaan
penunjang yang bisa digunakan pada sistem kardiovaskuler sebagai berikut :
a. rontgen thorax
b. elektrokardiografi (ekg)
c. pemeriksaan laboratorium.
d. katerisasi jantung
f. tes elektrofisiologi
g. pemantauan hemodinamik
h. ekokardiografi
i. echokardiografi stress

LATIHAN TES FORMATIF

40

1. sebutkan tujuan pemeriksaan Rontgen toraks ?


a. menilai adanya gangguan kelainan jantung
b. menilai adanya kelainan paru
c. menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak
d. jawaban a dan b benar
e. jawaban benar semua
2. sebutkan pemeriksaa Untuk menevaluasi respon jantung saat stress fisik ?
a. Ekg latihan Stress
b. Ekg istirahat
c. Ekg ambulator
d. Holter monitor
e. a dan d benar
3. Pada saat melakukan pemeriksaan dengan arteriograf koroner . ke pembuleh mana
kateter dimasukan ?
a. arteri femoralis
b. arteri brachialis
c. arteri pulmonalis
d. a dan c benar
e. a dan b benar
4. dinamakan apa pemeriksaan aktivitas listik jantung dengan memakai elektroda
yang di masukan pada rongga dada ?
a. Ekg
b. Pemeriksaan EPS
c. Pemeriksaan Echocardiografi
d. jawaban semua salah
e. jawaban semua benar
5. dinamakan apa Pemeriksaan dengan ultrasound untuk mengetahui ukuran, bentuk
dan pergerakan jantung ?
a. Echocardiografi
b. ekg
c. pemeriksaan EPS
d. Holter Monitor
e. Semua jawaban salah

KUNCI JAWABAN

41

1. E
2. A
3. E
4. B
5. A

Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

DAFTAR PUSTAKA

Digiulio, Mary, 2007. Medical Surgical Nursing Demistified, The McGraw-hill


Companies
M.Black, Hawk, 2005. Medical Surgical Nursing : Clinikal Management For Positif
Outcome 7th Edition, volume 1, Elsevier Saunders St.Louis USA
Smeltser C.S, Bare G Brenda et all, 2008. Bruner & Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing, Volume 2, Eleventh Edition, Lippincott Williams & Wilkins
Philadhelpia

UNI
T
4
42

A S U H A N K E P E R AWATAN PAD A PAS I E N D E N G A N A N E M I A

CAKUPAN MATERI
Pada unit 4 saudara akan mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Anemia. Pada unit ini di bahas tentang definisi Anemia, etiologi,
patoofisiologi, penanganan Anemia dan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, perencanaan dan evaluasi pada pasien dengan Anemia. Sebelum
saudara mempelajari unit ini sebaiknya pelajari kembali tentang anatomi dan
fisiologi system Kardiovaskuler.

U R A I A N M ATE R I
A.

PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb
dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells
volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah (Doenges,1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256).

B. ETIOLOGI
43

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit
kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Pecah pembuluh darah
Penyakit Kronik (menahun)
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Ulkus peptikum
Kanker atau polip di saluran pencernaan
Tumor ginjal atau kandung kemih
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
Berkurangnya pembentukan sel darah merah
Kekurangan zat besi
Kekurangan vitamin B12
Kekurangan asam folat
Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik
Meningkatnya penghancuran sel darah merah
Pembesaran limpa
Kerusakan mekanik pada sel darah merah
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
Kekurangan G6PD
Penyakit sel sabit
Penyakit hemoglobin C
Penyakit hemoglobin S-C
Penyakit hemoglobin E
Thalasemia

C.

KRITERIA ANEMIA

(Burton, 1990).
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin
atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat

44

dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan


laut.
Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun
1968.Dinyatakan sebagai anemia bila tedapat nilai dengan criteria sebagai berikut:
No Jenis kelamin/ usia
Kadar haemoglobin
1 laki-laki
Hb <13gr/dl
2 perempuan dewasa tidak hamil
Hb <12gr/dl
3 Perempuan
Hb <11gr/dl
4 Anak usia 6-14 tahun
Hb <12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun
Hb <11gr/dl
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya
dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut.
1. Hb <10gr/dl
2. Hematokrit <30%
3. Eritrosit <2,8juta
Pasien dalam kasus menderita anemia akibat defisiensi besi, padahal tingkat
kebutuhan besi (Fe) meningkat dalam masa pertumbuhan. Akibat kurangnya asupan
zat gizi berupa besi yang penting dalam proses hemopoiesis ini menimbulkan
konsekuensi berbagai gejala klinis yang dialami oleh pasien tersebut. Dalam laporan
ini, penulis membahas perbandingan berbagai jenis anemia, namun lebih fokus
difokuskan kepada anemia defisiensi besi.

D.

PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).

45

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada


kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
E.
a.

MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda umum anemia:
- pucat,
- takicardi,
- bsing sistolik anorganik,
- bising karotis,
- pembesaran jantung.
b.
Manifestasi khusus pada anemia:
a. Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam,
anemis, pucat, lelah, takikardi.
b. Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8
gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat,
46

kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering
berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat
pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan
terdengar bising sistolik yang fungsional.
c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.

Kadar Hb.

Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 3237%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity
meningkat.
2.

Indeks eritrosit

3.

jumlah leukosit dan trombosit

4.

hitung retikulosit

5.

sediaan apus darah

6.

pameriksaan sumsum tulang

7.

Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :

a. Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis


b.

Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan total naik,

urobilinuria.
c.

Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik

darah tepi ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.


(Petit, 1997)
G. KOMPLIKASI
a.
Cardiomegaly
b.
Congestive heart failure
c.
Gastritis
d.
Paralysis
e.
Paranoia
f.
Hallucination and delusion
g.
Infeksi genoturia
47

H.

PENCEGAHAN ANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan
makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:

1.

Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain
yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran

2.

berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.


Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan
buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti,
sereal dan pasta.
3.

Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.

4.

Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan

beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.


Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi
orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang
diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.
I.

PENANGGULANGAN ANEMIA
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat)
untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi,
teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat
makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.

48

4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi


bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin
yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan
pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi .
J.

PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:

Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi,
yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab
kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus

diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.


Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang
seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam

folat diobati dengan suplemen asam folat.


Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini.
Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini . Namun,
jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon
yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah

merah dan mengurangi kelelahan.


Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah
untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin memerlukan transplantasi
sumsum tulang jika sumsum tulang Anda berpenyakit dan tidak dapat membuat selsel darah sehat. Anda mungkin perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk
mengurangi sistem kekebalan tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum

tulang ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.


Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai penyakit
dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk transplantasi

sumsum tulang.
Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obatobatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang
menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah.

49

Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin
-

dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian
oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi
rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya menggunakan transfusi
darah, suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut
hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada
orang dewasa.

I.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2)

Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran
atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :
mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah
putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

3)

Integritas ego
50

Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya


penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4)

Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.

5)

Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak
pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat,
dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis,
misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).

6)

Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7)

Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
51

8)

Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9)

Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie
dan ekimosis (aplastik).

B.
1.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.


2.
Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
3.

(pengiriman) dan kebutuhan.


Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak

adekuat.
4.
Kecemasan berhubungandengan perubahan status kesehatan
C.
1)

Intervensi/Implementasi keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan.
Kriteria hasil : menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
INTERVENSI
Mandiri

Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar
kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan intervensi.

Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

52

Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk


kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
-

Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.


Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan
jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.


Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.

Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi
dengan thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
Kolaborasi

awasi hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed


produk darah sesuai indikasi.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap
terapi.

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.


Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

2)

Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen


(pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :

Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)


Menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan,
dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
INTERVENSI
Mandiri

Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

53

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.

Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.


Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa
jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising,


pertahankan tirah baring bila di indikasikan.
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru.

Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan
dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa
memaksakan diri).
Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki
tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.
3). Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak
adekuat.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
-

Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan

demam.
INTERVENSI
Mandiri

Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan
anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.
54

Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.


Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.

Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.


Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.

Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi
sekresi untuk mencegah pneumonia.

Tingkatkan masukkan cairan adekuat.


Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah
pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal

Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.


Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi
dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.

Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa
demam.
Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

Amati eritema/cairan luka.


Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila
granulosit tertekan.
Kolaborasi

Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi.


Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan
mempengaruhi pilihan pengobatan.

Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik.


Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau
untuk pengobatan proses infeksi local.
4)

Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan : Kecemasan berkurang


Kriteria hasil : Tampak rileks dan tidur / istirahat tidur
55

*Mandiri

Kaji tingkat kecemasan klien.


Rasional : Untuk mengetahui faktor predis-posisi yang menimbulkan kece-masan
sehingga memudahkan mengantisipasi rasa cemasnya.

Dorong klien dapat mengekspresikan pera-saannya.


Rasional dengan mengungkapkan perasaannya maka kecemasannya berkurang.

Beri informasi yang jelas proses penyakitnya.


Rasional : Memudahkan klien dalam memahami dan mengerti tentang proses
penyakitnya.

Beri dorongan spiritual


Rasional : Kesembuhan bukan hanya dipe-roleh dari pengobatan atau pera-watan
tetapi yang menentukan adalah Tuhan.
C.EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien

dengan

tujuan

yang

telah

ditetapkan,

dilakukan

dengan

cara

berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan


lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1)
2)
3)
4)
5)

Infeksi tidak terjadi.


Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Peningkatan perfusi jaringan.
Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.

KESIMPULAN

56

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih
rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb
dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells
volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit
kronik, keracunan obat, dan sebagainya
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel
darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Tanda-tanda umum anemia:
- pucat,
- takicardi,
- bsing sistolik anorganik,
- bising karotis,
- pembesaran jantung.

LATIHAN TES FORMATIF

1. Sebutkan penyebab-penyebab umum anemia ?


a. pendarahan
b. persalinan
c. kanker
d. tumor ginjal
e. semua jawaban benar
2. Kadar Hb Anemia pada laki-laki menurut who tahun 1968 adalah?
a. <13 gr/dl
b. <12 gr/dl
c. <15 gr/dl
d. <16 gr/dl
57

e. <!14 gr/dl
3. setelah terjadi pendarahan , lalu anemia maka apa yang akan terjadi ?
a. viskositas darah menurun
b. resitensi aliran darah
c. penurunan transport O2
d. Hipoksia dan pucat
e. semua jawaban benar
4. sebutkan tanda- tanda umum anemia ?
a. Pucat
b. Takikardi
c. cardiomegaly
d. bising karotis
e. semua jawaban benar
5. komplikasi yang dapat terjadi akibat anemia adalah ?
a. Cardiomegaly
b. chf
c. gastritis
d. lumpuh
e. semua jawaban benar

KUNCI JAWABAN
1. E
2. A
3. E
4. E
5. E

Umpan Balik
58

Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,


berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC


Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta :
EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

UNI
T
5
A S U H A N K E P E R AWATAN PAD A
PAS I E N D E N G A N H I P E R T E N S I

CAKUPAN MATERI

Pada unit 1 saudara akan mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan hipertensi. Pada unit ini di bahas tentang definisi hipertensi, etiologi,
patoofisiologi, penanganan hipertensi dan asuhan keperawatan mulai dari
59

pengkajian, perencanaan dan evaluasi pada pasien dengan hipertensi. Sebelum


saudara mempelajari unit ini sebaiknya pelajari kembali tentang anatomi dan
fisiologi system Kardiovaskuler.

U R A I A N M ATE R I

A. Pengertian
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh
Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.

Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai


faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi
yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor
yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok,
60

pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh. Hipertensi
dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung
koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang
dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent
killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit
jantung (cardiovascular)
B. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1)

Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,
sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol,
merokok, serta polisitemia.
2)

Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.

Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,


hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan,
dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat I dan derajat II.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi
Tekanan Darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi derajat I

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Sistolok

(mmHg)
< 120
120 139
140 159

(mmHg)
< 80
80 89
90 99
61

Hipertensi derajat II

160

100

B. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim
renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
C. Faktor resiko pada hipertensi
Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:
1) Usia
2) Ras/etnik
3) Jenis Kelamin
4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat seperti merokok dan kurangnya aktifitas fisik
5) Dislipidemia
6) Riwayat keluarga
7) Diabetes
D. Manifestasi Klinis
tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala, meskipun
tekanan darah mencapai level tinggi yang membahayakan kesehatan. Meskipun
beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin mengalami dull headaches,
pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul
62

sampai hipertensi mencapai tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam
nyawa.
Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sejat dan sebagian besar tidak
menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin timbul dari hipertensi
yaitu:
Sakit kepala
Perdarahan dari hidung
Pusing
Wajah kemerahan
Kelelahan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan EKG atau Sinar x untuk menggambarkan adanya gangguan
Hipertropi ventricular
2. Tes darah untuk mencari resiko jantung yang terkait.
- Kolesterol Tinggi sering dikaitkan dengan hipertensi
- Pemeriksaaan Keseimbangan elektrolit-sodium, potassium,klorida, CO2
- Monitor BUN dan Kreatinin terkait dengan fungsi ginjal, tanda kerusakan
organ
G. Penatalaksanaan
1. Mengurangi asupan kalori dan berolahraga untuk menurunkan berat badan.
2. Diet Rendah sodium
3. Medikasi :
- Diuretik menurunkan sirkulasi volume darah : Furosemide
- Beta-adrenergic blocker untuk memperlambab denyut jantung : propanadol
- Calcium channel blocker untuk membuat vasodilatasi periferal mengurangi
takikardia : Captropil
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
1. Pengkajian
o Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
63

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama


jantung, takipnea.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi
vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema,
glikosuria.
Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit
kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan
secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman
tangan.
Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung),sakitkepala.
Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori
pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

64

2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul


o Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral.
o Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu
yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil
dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
65

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.


Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur.
Intervensi :
o

Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter


:frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat
peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan
kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan
respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat
pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan
perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada
istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri.
(Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik
penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.
(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas
danmencegah kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak
nyaman.
Intervensi :
o
o
o
o
o

Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan


Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
Batasi aktivitas.
Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

66

Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,


posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari
konstipasi.

Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
o
o
o
o
o
o
o

Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.


Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
Amati adanya hipotensi mendadak.
Ukur masukan dan pengeluaran.
Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

KESIMPULAN

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau mengalami gejala, meskipun
tekanan darah mencapai level tinggi yang membahayakan kesehatan. Meskipun
beberapa orang dengan hipertensi tahap awal mungkin mengalami dull headaches,
pusing atau beberapa lagi mimisan, tanda dan gejala ini biasanya tidak muncul
sampai hipertensi mencapai tahap yang berat bahkan tingkat yang mengancam
nyawa.
Umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
67

Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport


Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.

LATIHAN TES FORMATIF

1. Seseorang dikatakan hipertensi bila setelah dilakukan cek Tekanan Darah 3x dan
hasilnya ..
a. sistol >140mmHg diastol >90mmHg
b. sistol >140mmHg diastol >80mmHg
c. sistol >130mmHg diastol >90mmHg
d. sistol >160mmHg diastol >100mmHg
e. semua jawaban salah
2. faktor resiko yang bisa menyebabkan hipertensi
a. usia
68

b. gaya hidup
c. diabetes
d. riwayat keluarga
e. semua jawaban benar
3. tanda dan gejala yang akan terjadi bila seseorang mengalami hipertensi adalah ?
a. pusing
b. pendarahan di telinga
c. sakit kepala
d. a dan c benar
e. semua jawaban benar
4.pemeriksaan penunjang pada pasien hipertensi adalah ?
a. EKG
b. sinar x
c. tes darah
d. b dan c benar
e. semua jawaban benar
5. penatalaksanaan pada pasien hipertensi adalah ? kecuali..
a.diet rendah sodium
b. olahraga
c. kurangi makanan berkalori
d. a dan c benar
e. semua jawaban benar

KUNCI JAWABAN

1. A
2. E
3. D
4. E
5. E

69

Umpan Balik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

DAFTAR PUSTAKA

Digiulio, Mary, 2007. Medical Surgical Nursing Demistified, The McGraw-hill


Companies
M.Black, Hawk, 2005. Medical Surgical Nursing : Clinikal Management For Positif
Outcome 7th Edition, volume 1, Elsevier Saunders St.Louis USA
Smeltser C.S, Bare G Brenda et all, 2008. Bruner & Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing, Volume 2, Eleventh Edition, Lippincott Williams & Wilkins
Philadhelpia

UNI
T
6

A S U H A N K E P E R AWATAN
PAD A PAS I E N C O R O N A R Y AR T E R Y D I S E A S E

70

CAKUPAN MATERI
Pada unit 4 ini akan dibahas masalah pada pasien dengan . Sebelum mempelajari
materi ini, perlu saudara ingat terlebih dahulu anatomi fisiologi sistem
kardiovaskuler.
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan hal tersebut diatas adalah
coronary artery disease. Pada unit ini saudara akan mempelajari apa itu coronary
artery disease, bagaimana terjadinya serta dampak yang dialami oleh pasien
akibat kejadian coronary artery disease. Selain itu akan di pelajari juga tentang
konsep asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan dan evaluasi
keperawatan.

URAIAN MATERI
A. PENGERTIAN
Coronary artery disease adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner,
arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung
tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri
dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama
sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).
B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling
tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan
merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktorfaktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung
koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung
ketimbang pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.
71

2.

Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat
operasi (bagi wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis
ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner

3.

apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam

segi diet keluarga.


4. Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula
darah, namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.
5. Merokok
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel)
pembuluh darah sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya
6.

terjadi sumbatan pembuluh darah.


Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap
dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya
arterosklerosis koroner (faktor koroner) yang merupakan penyebab penyakit

arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak
yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan
kecenderungan terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit
8.

jantung koroner.
Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin
serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit

jantung koroner.
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.
72

C. ANATOMI FISIOLOGI
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan
menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut
aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi
sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam
aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung
(infark miokardial).
D. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh
sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada
lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler,
diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering
aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah diajukan,tetapi
tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang mungkin, adalah
pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan lipid terus menerus.
Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan terhanyut dalam aliran
darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme
aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
E. GAMBARAN KLINIS
Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:

73

1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut
iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak
di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak
mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau
ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang
mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali
(suatu keadaan yang disebut silent ischemia).
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.
Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paruparu (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran
darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap
atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung
yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa
menyebabkan pusing dan pingsan.

1.

F. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang

2.

mencerminkan adanya nekrosis.


Enzym dan Isoenzym Pada Jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai

3.

puncak pada 36 jam.


Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi
jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.

74

4.

Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah

5.

serangan.
Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru

yang kronis atau akut.


6. Kolesterol atau Trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan
7.

terjadinya arteriosklerosis.
Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma

8.

ventrikiler.
Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau

kapasitas masing-masing ruang pada jantung.


9. Exercise Stress Test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu
stress/ aktivitas.
G. PENGOBATAN
Pengobatan penyakit jantung koroner tergantung jangkauan penyakit dan gejala
yang dialami pasien.
1.

Perubahan Gaya Hidup.


Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau buah-buahan,
penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan yang kaya lemak, khususnya
lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar kolesterol tinggi, yang merupakan
komponen utama kumpulan yang berkontribusi terhadap penyempitan arteri jantung.

5
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olah raga
membantu kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi yang kuat. Ini juga
membantu kita menurunkan berat badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena
mengakibatkan insiden hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi
lebih tinggi, semua yang dapat merusak arteri jantung.
2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.
Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung koroner lebih
tinggi. Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan baik melalui perubahan
gaya

hidup

dan/atau

obat-obatan

dapat

membantu

menstabilkan

progresi

atherosklerosis, dan menurunkan resiko komplikasi seperti serangan jantung.


3. Terapi Medis.

75

Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
a. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko
serangan jantung.
b.

Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).


Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.

c.

Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).


Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan
aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada.
Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau
semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.

d.

Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and


Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.

e.

Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,


Rosuvastatin).

6
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah),
yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau
lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
4. Intervensi Jantung Perkutan.
Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang
menyempit. Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang atau
pergelangan, balon diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit, dimana itu
kemudian dikembangkan untuk membuka penyempitan.

76

Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu menahan
arteri terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki selubung obat
(berlapis obat).
Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan jantung akut.
Untuk penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini dapat meringankan
gejala angina dengan sangat efektif. Umumnya, pasien dengan penyakit pembuluh
darah single atau double mendapat keuntungan dari metode ini. Dengan penyakit
pembuluh darah triple, atau keadaan fungsi jantung buruk, prosedur bedah dikenal
dengan Bedah Bypass Arteri Jantung sering merupakan alternatif yang baik atau
pilihan pengobatan yang lebih baik.
5.
a.

Operasi.

Bedah Bypass Arteri Jantung (CABG).


CABG melibatkan penanaman arteri atau vena lain dari dinding dada, lengan,
atau kaki untuk membangun rute baru untuk aliran darah langsung ke otot jantung. Ini
menyerupai membangun jalan tol parallel ke jalan yang kecil dan sempit.
Ini adalah operasi yang aman, dengan rata-rata resiko kematian sekitar 2%. Pasien
tanpa serangan jantung sebelumnya dan melakukan CABG sebagai prosedur elektif,
resiko dapat serendah 1 persen.
Operasi biasanya dilakukan melalui sayatan di tengah dada, ahli bedah memilih
untuk melakukan prosedur dengan jantung masih berdetk, menggunakan alat khusus
yang dapat menstabilkan porsi jantung yang dijahit.

b.

Operasi Robotik.
Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui program operasi
robotic. Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan operasi untuk dilakukan
menggunakan sayatan kecil keyhole di dinding dada.
Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri, dan resiko
infeksi Luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya satu atau dua
pembuluh darah.

c.

Revaskularisasi Transmiokardia.
Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk melakukan CABG,
prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga tersedia di NHCS.
77

Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang kecil pada
otot jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh darah baru, dan ini
membantu mengurangi angina.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan Istirahat.
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan dan
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2.

Sirkulasi.
Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan darah tinggi,
diabetes melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin
normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung
tambahan mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan
kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau
muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau
menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension,
odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit
mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

3. Eliminasi.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi.
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah
dan perubahan berat badan.
5.

Neuro Sensori.
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

6. Kenyamanan.
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin

78

menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan
sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut
mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis,
penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan
warna kulit serta tingkat kesadaran.
7. Respirasi.
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan
respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler.
Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
8.

Interaksi sosial.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.

9. Pengetahuan.
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.

2.

Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan dan
terpotongnya saraf akibat luka operasi.

3. Ansietas b.d rencana pembedahan yang kompleks.


4.

Risiko infeksi b.d adanya port de entry (luka operasi).

5.

Risiko kerusakan integritas kulit b.d luka operasi.

6.

Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.

D. RENCANA KEPERAWATAN
Dx 1

: Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien menunjukan perbaikan


perfusi dengan kriteria hasil: adanya nadi perifer / sama, warna kulit dan suhu normal,
peningkatan perilaku yang meningkatkan perfusi jaringan.

79

Intervensi
Rasional
Observasi warna kulit bagian yang Warna kulit khas terjadi pada saat sianosis,
sakit.

kulit dingin. Selama perubahan warna,


bagian yang sakit menjadi dingin kemudian

berdenyut dan sensasi kesemutan.


Catat penurunan nadi, perubahan Perubahan ini menunjukkan kemajuan atau
trafik

kulit(tak

berwarna, proses kronis.

mengkilat/tegang).
Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti
lesi, area gangren.

sampai melibatkan seluruh ujung jari dan


dapat

mengakibatkan

infeksi

atau

kerusakan/kehilangan jaringan serius.


Dorong nutrisi dan vitamin yang Keseimbangan diet yang baik meliputi
tepat.

protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk

Pantau

tanda-tanda

penyembuhan.
kecukupan Untuk mengetahui tanda-tanda dini dari

perfusi jaringan.
gangguan perfusi.
Dorong pasien melakukan latihan Untuk melancarkan sirkulasi.
jalan

atau

latihan

ekstremitas

bertahap.

Dx 2

: Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen

ke jaringan dan terpotongnya saraf akibat luka operasi.


Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang dengan
kriteria hasil pasien menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol, pasien tidak
tampak meringis, mendemonstrasikan teknik relaksasi.
Intervensi
Rasional
Monitor karakteristik nyeri melalui Masing-masing
pasien
respon

verbal

dan

mempunyai

hemodinamik respon yang berbeda terhadap nyeri,

(menangis, kesakitan, meringis, tidak perubahan

respon

verbal

dan
80

bisa

istirahat,

irama

pernafasan, hemodinamik dapat mendeteksi adanya

tekanan darah dan perubahan heat rate). perubahan kenyamanan.


Kaji adanya gambaran nyeri yang Nyeri merupakan perasaan subyektif
dialami

pasien

meliputi:

skala, yang dialami dan digambarkaan sendiri

tempatnya, intensitas, durasi, kualitas oleh pasien dan harus dibandingkan


dan penyebarannya.

dengan gejala penyakit lain sehingga

didapatkan data yang akurat.


Ciptakan lingkungan yang nyaman, Membantu mengurangi rangsangan dari
kurangi aktivitas, batasi pengunjung.

luar yang dapat menambah ketenangan


sehingga

pasien

dapat

beristirahat

dengan tenang dan daya kerja jantung


Ajarkan

teknik

relaksasi

tidak terlalu keras.


dengan Membantu mengurangi rasa nyeri yang

menarik nafas panjang.

dialami pasien secara psikologis dimana


dapat

mengalihkan

perhatian

pasien

sehingga tidak terfokus pada nyeri yang


Identifikasi

atau

tingkatkan

dialami.
posisi Bantal atau gulungan selimut berguna

nyaman menggunakan alat bantu bila untuk menurunkan tegangan otot atau
perlu.
meningkatkan kenyamanan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum Obat jenis narkotik dapat menyebabkan
dan sesudah pemberian obat narkotik.

Dx 3

depresi pernafasan dan hipotensi.

: Ansietas b.d rencana pembedahakan yang kompleks.

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kecemasan hilang atau berkurang


dengan kriteria hasil pasien dapat mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau faktor yang memengaruhinya, menyatakan cemas berkurang.
Intervensi
Rasional
Kaji dan pantau tanda ansietas yang Untuk mengetahui intensitas nyeri.
terjadi.
81

Jelaskan prosedur pembedahan secara Untuk mengurangi tingkat ansietas


sederhana

sesuai

pasien.
Diskusikan
pasien.
Dorong

tingkat

ketegangan

keluarga

dan

pemahaman
dan

harapan Untuk mendorong dan menambah

teman

semangat pasien.
untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dan

menganggap pasien seperi sebelumnya.


kerja tidak berubah.
Beritahu pasien program medis yang telah Mendorong pasien untuk mengontrol
dibuat untuk menurunkan atau membatasi tes

gejala,

untuk

meningkatkan

serangan akan dating dan meningkatkan kepercayaan pada program medis dan
stabilitas jantung.

mengintegrasikan kemampuan dalam

pemberian

persepsi diri.
sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu

tranquilizer, sesuai indikasi.

pasien rileks sampai secara fisik

Kolaborasi

mampu

untuk

membuat

strategi

koping adekuat.
Dx 4

: Risiko infeksi b.d adanya port de entry (luka operasi).

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi tanda-tanda infeksi,


dengan kriteria hasil tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolaesia, dan ttv dalam
batas normal.
Intervensi
Rasional
Kaji dan pantau tanda-tanda infeksi. Untuk mengetahui perkembangan infeksi.
Jelaskan hal-hal yang harus dihindari Untuk menghindari terjadinya infeksi lebih
agar luka tidak infeksi .
lanjut.
Rawat luka dengan teknik sepsis dan Mencegah kontaminasi.
asepsis.
Kolaborasi pemberian antibiotik.
Untuk mencegah infeksi.
Tunjukkan atau dorong teknik Efektif untuk menurunkan penyebaran
mencuci tangan yang baik dan benar. infeksi.
Dx 5

: Risiko kerusakan integritas kulit b.d luka operasi.

82

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas


kulit, dengan kriteri hasil : menunjukkan penyembuhan luka tepat waktu
Intervensi
Rasional
Lihat semua insisi. Evaluasi proses Penyembuhan mulai dengan segera, tetapi
penyembuhan. Kaji ulang harapan penyembuhan

lengkap

memerlukan

terhadap penyembuhan dengan pasien waktu.


Perhatikan atau laporkan pada dokter : Tanda atau gejala yang menandakan
insisi yang tidak sembuh; pembukaan kegagalan

penyembuhan

terjadinya

kembali insisi yang telah sembuh, komplikasi yang memerlukan evaluasi


adanya drainase, area lokal yang atau intervensi lanjut.
bengkak

dengan kemerahan,

rasa

nyeri meningkat dan panas pada


sentuhan.
Tingkatkan nutrisi dan masukkan Membantu
cairan adekuat.

untuk

mempertahankan

volume sirkulasi yang baik untuk perfusi


jaringan dan memenuhi kebutuhan energy
seluler

untuk

memudahkan

proses

regenerasi atau penyembuhan jaringan


Dx 6

: Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.


Setelah diberikan asuhan keperawaan diharapkan pasien menyaakan pemahaman
penyakinya, rencana pengobaan, tujuan pengobatan dan efek samping pengobatan.
Kriteria hasil : pasien menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat mampu
mengidentifikasi perubahan pola hidup yang perlu.

Tetapkan
darah

Intervensi
dan nyatakan

normal.

Jelaskan

tekanan Memberikan

Rasional
dasar untuk

pemahaman

tentang tentang peningkatan tekanan darah dan

hipertensi dan efek penyakitnya pada mengklarifikasi istilah medis yang sering di
pembuluh darah, ginjal dan mata gunakan. Pemahaman tentang penyakitnya

83

( pada organ tubuh lainnya ).

memungkinkan pasien untuk melanjutkan

pengobatan meskipun ketika masih sehat.


Bantu pasien dalam mengidentifikasi Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan
faktor-faktor resiko yang dapat di hubungan dalam menunjang timbulnya
ubah, misal : Obesitas, merokok, arteriosklorosis.
pola hidup monoton.
Atasi masalah dengan pasien untuk Faktor-faktor resiko dapat meningkatkan
mengidentifikasi

cara

di

mana proses penyakit atau memperburuk gejala.

perubahan gaya hidup yang tepat Dengan mengubah pola prilaku yang biasa
dapat

dibuat

untuk

mengurangi atau memberikan rasa aman dapat sangat

faktor-faktor di atas.

menyusahkan, dukungan, petunjuk dan


empati dapat meningkatkan keberhasilan

pasien dalam menyelesaikan masalah ini.


Anjurkan pasien untuk memantau Keterlibatan pasien dalam memantau
respon fisiologi sendiri terhadap toleransi aktivitasnya sendiri penting untuk
aktivitas,

laporkan

penurunan keamanan dan atau memodifikasi aktivitas

toleransi terhadap aktivitas.


E.

kehidupan sehari-hari.

EVALUASI
Evaluasi dari diagnosa diatas antara lain :

1.

Suplai darah arteri ke akstremitas meningkat (teraba hangat, warna kemerahan/tidak

2.
3.
4.

pucat).
Klien mengatakan nyerinya berkurang, pasien tampak rileks, skala nyeri 0.
Ansietas pasien berkurang.
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor,

fungsiolaesia, ttv dalam batas normal.


5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
6. Pasien sudah dapat memahami tentang penyakitnya.

84

LA
TI
HA
N
TE
S
FO
RM
ATI
F
1. seseorang beresiko mengalami penayakit CAD bila ...
a. Daiabetes
b. memiliki riwayat keluarga penyakit jantung
c. merokok
d. hipertensi
e. semua jawaban benar
2. seseorang dicurigai memiliki penyakit CAD bila timbul tanda dan gejala seperti ...
kecuali
a. Nyeri
b. sesak nafas
c. palpitasi
d. mudah lelah
e. susah bab dan bak
3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien CAD adalah
a. EKG
b. analisa gas darah
c. echocardiogram
d. jawaban semua benar
e. a dan c benar
4. pengobatan yang dapat dilakukan dan diberikan pada pasien CAD adalah ?
a. Perubahan gaya hidup
b. medikasi beta blocker
c. pemberian nitrat
85

d. b dan c benar
e. semua jawaban benar
5. operasi yang dapat dilakukan pada pasien CAD adalah
a. Bypas artery jantung
b. Revaskularisasi transmiokardia
c. operasi robotik
d. a dan b benar
e. semua jawaban benar

KUNCI JAWABAN

1. E
2. E
3. D
4. E
5. E

U
m
pa
n
Ba
lik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

86

DAFTAR PUSTAKA

Ignatavicius, Workman, 2006. Medical Surgical Nursing Critikal Thinking For


Collaburative Care, Fifth edition, volume 1, Elsevier Saunders St Louis USA
M.Black, Hawk, 2005. Medical Surgical Nursing : Clinikal Management For Positif
Outcome 7th Edition, volume 1, Elsevier Saunders St.Louis USA
Smeltser C.S, Bare G Brenda et all, 2008. Bruner & Suddarth textbook of Medical
Surgical Nursing, Volume 2, Eleventh Edition, Lippincott Williams & Wilkins
Philadhelpia

UNIT
7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
CONGESTIVE HEART FAILURE

C A K U PAN M ATE R I
Pada unit 7 saudara akan mempelajari tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Congestive Heart Failure. Sebelum mempelajari unit ini sebaiknya
saudara membaca kembali tentang anatomi fisologi kardiovaskuler.
Pada unit ini akan dibahas tetang konsep penyakit Congestive Heart Failure dan
konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Congestive Heart Failure. Unit
ini akan menjelaskan tentang definisi, penyebab, patofisiologi tanda dan gejala
serta asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

U R A I A N M ATE R I

87

A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF)/gagal jantung adalah keadaan patofisiologik
di mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan.
B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit
jantung congenital maupun didapat. Keadaan-keadaan yang menyebabkan gagal
jantung:
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot mencakup arteriosklerosis koroner, hipertensi aterial dan
penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
b. Arteriosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi
serabut otot jantung efek hipertropi miokard dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan mengakibatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan
yang tidak jelas, hipertropi otot jantung tidak dapat berfungsi secara normal dan
akhirnya terjadi gagal jantung,
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
88

serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.


e. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat
mencakup: gangguan aliran darah melalui jantung (misal: stenosis katup semiluner),
ketidakmampuan katup umum mengisi darah (misal perikarditas konstritif atau
stenosis katup Av)
f. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal: demam tindoksikosis denanemia)
meningkatnya curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik, juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
C. Manifestasi Klinik
a. Dispneu atau perasaan sulit bernafas
Ini disebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan akibat kongesti vaskuler paru-paru
yang mengurangi kelenturan paru-paru
b. Dispnoe pada saat berbaring
Disebabkan oleh redistribusi aliran darah dan bagian-bagian tubuh yang di bawah ke
arah sirkulasi sentral.
c. Dispnoe nocturnal paroksismal atau mendadak terbangun karena dispnoe, dipacu
oleh perkembangan edema paru-paru interstitial
d. Batuk non produktif terjadi sekunder dari kongesti paru-paru terutama pada posisi
berbaring.
e. Ronchi akibat transudasi cairan paru-paru
f. Demam ringan dan keringat yang berlebihan akibat dari vasokontriksi kulit
menghambat kemampuan tubuh untuk melepas panas.
89

g. Kulit pucat, vasokontriksi perifer akibatnya darah dialihkan dari organ-organ non
vital demi mempertahankan fungsi ke jantung, otak, dan lain-lain.
h. Sianosis akibat penurunan lebih lanjut dari curah jantung dan meningkatkan
kadar Hb terdeteksi.
i. Kelemahan dan keletihan akibat perfusi yang kurang dari otot-otot rangka
j. Bunyi gallop ventrikel atau S3 terdengar/terjadi selama diastolik awal dan
disebabkan oleh pengisian cepat pada ventrikel yang tidak luntur
k. Pada ECHO jantung membesar (cardiomegali)
D. Penatalaksanaan Medik
Tujuan dasar penatalaksanaan medik gagal jantung adalah sebagai berikut:
a. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b. Manfaatkan kekuatan dan ekstensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan
farmakologis.
c. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretic, diet
dan istirahat
Terapi farmakologis:
- Glikosida jantung dan digitalis
- Diuretik
- vasodilator
E. Komplikasi
- Syok kardiogenik
- Episode tramboemboli
- Efusi dan tamponade perikardium
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Riwayat Keperawatan
a. Aktivitas/istirahat

90

Gejala : keletihan/kelelahan terus-menerus sepanjang hari


Insomnia, nyeri dada dengan aktivitas
Dispnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga
Tanda : gelisah, perubahan status mental, misal: letargi
Tanda vital berubah pada aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, infark miokard baru/akut, episode gagal jantung kronik
sebelumnya, penyakit katup jantung, bedah jantung, endokaritis, SLE, anemia, syok
septik, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
Tanda : TD: mungkin rendah (gagal pemompaan); norma (GJK ringan atau kronis)
atau tinggi (kelebihan beban cairan/peningkatan TVS)
Tekanan nadi: mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup frekuensi
jantung: takikardia (gagal jantung kiri)
Irama jantung: disritmia
Bunyi jantung: S3 (gallop), S4 dapat terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah murmur
sistolik dan diastolik dapat menandakan adanya stenosis katup atau insufisiensi.
Warna: pucat, sianotik
Punggung kuku: pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat
Hepar: pembesaran/dapat teraba, refleks hepatojugularis
Bunyi nafas: kreker, ronchi
Edema: mungkin dependen, umum atau pitting, khususnya pada ekstremitas, DVJ
c. Integritas ego
Gejala : ansietas, khawatir, takut
Stress yang berhubungan dengan penyakit/keprihatinan finansial (pekerjaan/biaya
perawatan medis)
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misal: ansietas, marah, ketakutan, mudah
tersinggung.

91

d. Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih, urine berwarna gelap
Berkemih malam hari (rakturia)
Diare/konstipasi
e. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Penambahan berat badan signifikan
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak
Diet tinggi garam/makanan yang telah diproses, lemak, gula dan kafein penggunaan
diuretic.
Tanda : penambahan berat badan cepat
Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, tekanan, pitting)
f. Hygiene
Gejala : keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan diri
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan personal
g. Neurosensori
Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : letargi, kusut pikir, disorientasi
Perubahan perilaku, mudah tersinggung
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada, angina akut atau kronis
Nyeri abdomen kanan atas, sakit pada otot
Tanda : tidak tenang, gelisah
Fokus menyempit (menarik diri), perilaku melindungi diri
i. Pernafasan
92

Gejala : dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk, atau dengan beberapa bantal.
Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum
Riwayat penyakit paru kronis
Penggunaan penyakit paru kronis
Penggunaan bantuan pernafasan, misal: oksigen atau medikasi
Tanda : pernafasan: takipnea, nafas dangkal, pernafasan labored: penggunaan otot
aksesori pernafasan, hasal faring
Batuk: kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus-menerus dengan/tanpa
pembentukan sputum
Sputum: mungkin bersemu darah, merah mudah/berbuih (edema pulmonal)
Bunyi nafas: mungkin tidak terdengar, dengan krakles basilar dan mengi
Fungsi mental: mungkin menurun, letargi, kegelisahan
Warna kulit: pucat atau sianosis
j. Keamanan
Gejala : perubahan dalam fungsi mental
Kehilangan kekuatan/tonus otot
Kulit lecet
k. Interaksi sosial
Gejala : penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan
l. Pembelajaran/pengajaran
Gejala : menggunakan/lupa menggunakan otot-otot jantung, misal: penyekat saluran
kalsium
Tanda : bukti tentang ketidakberhasilan untuk meningkatkan
B. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian data fokus:
93

Sistem pernafasan
- Hidung simetris kiri dan kanan
- Tidak terdapat pernafasan cuping, tidak terdapat sekret pada hidung
- Pembesaran kelenjar leher tidak ada
- Dada: bentuk bulat, gerakan dada simetris kiri/kanan
- Bunyi nafas bronchovesikuler
Sistem kardiovaskuler
- Konjungtiva tidak anemis, bibir sianosis
- Arteri corotis teraba
- Vena jugularis setinggi clavikula
- Suara jantung tambahan: S3 dan S4
C. Test Diagnostik
a. EKG: hipertropi atrial atau ventricular, penyimpangan aksis, iskemia dan
kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia, kenaikan segmen ST/T persisten 6
minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukkan adanya aneurisma ventrikular.
b. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple): dapat menunjukkan dimensi
perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katup atau area penurunan
kontraktilitas ventrikular.
c. Scan jantung: (multigated acquisition (MUGA): tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan dinding
d. Kateterisasi jantung: tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri, dan stenosis katup atau
insufisiensi.
e. Roentgen dada: dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi/hipertrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan
peningkatan pulmonal.
f. Enzim hepar: meningkat dalam gagal/kongesti hepar
g. Elektrolit: mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan ginjal, terapi
94

diuretic
h. AGD: gagal ventrikel kiri ditandai dengan respiratorik ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan pCO2 (akhir)
i. BUN, kreatinin: peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal
j. HSD: mungkin menunjukkan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan
menandakan retensi air
k. Kecepatan sedimentasi (ESR): mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi
akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas miokardial ditandai
dengan:
- Takikardia, disritmia, perubahan gambaran pola EKG
- Hipotensi/hipertensi
- Bunyi jantung ekstra (S3, S4)
- Penurunan haluaran urine
- Nadi perifer tidak teraba
- Kulit dingin, kusam, diaforesis
- Ortopnea, krakles, JVD, perbesaran hepar, edema, nyeri dada
Tujuan: menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (distrimia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung
Intervensi:
a. Auskultasi nadi perifer
Rasional : biasanya terjadi takikardia
b. Catat bunyi jantung
Rasional : irama galkop umum S3 dan S4 dihasilkan sebagai aliran darah ke dalam
serambi yang distensi
c. Palpasi nadi perifer
95

Rasional : penurunan curah jantung dapat menunjukkan turunnya nadi radial,


popliteal, dorsalis pedis dan posubial
d. Pantau tekanan darah
Rasional : pada CHF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi dan hipotensi
tak dapat normal lagi
e. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional : pucat menunjukkan turunnya perfusi perifer, sianosis dapat terjadi sebagai
refraktori
f. Pantau haluaran urine
Rasional : ginjal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan
dan natrium
g. Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan tenang: menjelaskan manajemen
medik/keperawatan, membantu pasien menghindari stres
Rasional : stres emosi menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan tekanan darah,
dan meningkatkan frekuensi/kerja jantung
h. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : dengan pemberian obat dapat meningkatkan volume sekuncup,
memperbaiki kontraktilitas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen/kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama/immobilisasi ditandai
dengan:
- Kelemahan, kelelahan
- Perubahan tanda vital, adanya disritmia
- Dispnea, pucat, berkeringat
Tujuan: klien berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan
perawatan diri sendiri dengan kriteria
Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan menurunnya
kelemahan dan kelelahan dan tanda vital dalam batas normal selama aktivitas.

96

Intervensi:
a. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostarik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat
(vasodilatasi), perpindahan cairan (diuretik atau pengaruh fungsi jantung.
b. Carat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat disritmia. dispnea.
berkeringat, pucat.
Rasional : Penurunan atau ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume
sekuncup selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi
jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
c. Kaji prespirator/penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat
Rasional : Kelemahan adalah efek samping beberapa obat. Nyeri dan program penuh
stres juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan.
d. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas
Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada
kelebihan aktivitas.
e. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode
aktivitas dengan periode istirahat,
Rasional : Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stres
miokard/kebutuhan oksigen berlebihan.
f. Implementasikan program rehabilitasi jantung/aktivitas.
Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi
oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung di bawah stres, bila
disfungsi jantung tidak dapat membaik kembali.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus
(menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air
ditandai dengan:
- Ortopnea, bunyi jantung S3
- Oliguria, edema, DVJ, refleks hepatojugular positif
97

- Peningkatan berat badan, hipertensi


- Distres pernafasan, bunyi jantung abnormal
Tujuan: mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan
pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima,
berat badan stabil dan tidak ada edema.
Intervensi:
a. Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari di mana diuresis terjadi.
Rasional : Haluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal.
b. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
Rasional : Terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tibatiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema atau asites masih ada.
c. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi Fowler selama fase akut.
Rasional : Posisi telentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi
ADH sehingga meningkatkan diuresis.
d. Buat jadwal pemasukan cairan
Rasional : Melibatkan pasien dalam program terapi.
e. Timbang berat badan tiap hari
Rasional : Catat ada atau tidak hilangnya edema sebagai respons terhadap terapi
f. Kaji distensi leher dan pembuluh perifer. Lihat area tubuh dependen untuk edema
dengan atau tanpa pitting; catat adanya edema tubuh umum (anasarka).
Rasional : Retensi cairan berlebihan dapat dimanifestasikan oleh pembendungan vena
dan pembentukan edema. Edema perifer mulai pada kaki atau mata kaki. Edema
pitting adalah gambaran secara umum hanya setelah retensi.
g. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan dan/atau bunyi tambahan
Rasional : Kelebihan volume cairan sering menimbulkan kongesti paru
h. Pantau TD dan CVP
Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan volume cairan
dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.
i. Pemberian obat sesuai indikasi
98

Rasional : dengan pemberian obat yang benar akan membantu proses penyembuhan.
4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler-alveolus.
Tujuan: Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan
ditunjukkan oleh GDA/oksimetri dalam rentan normal dan bebas gejala distress
pernafasan
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi napas, catat krekels, mengi.
Rasional : menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan sekret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut.
b. Anjurkan pasien batuk efektif, napas dalam
Rasional : Membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen.
c. Dorong perubahan posisi sering.
Rasional : membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.
d. Pertahankan duduk di kursi/tirah baring dengan kepala tempat tidur tinggi 20-30
derajat, posisi semi Fowler. Sokong tangan dengan bantal.
Rasional : menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan dan meningkatkan inflamasi
paru maksimal
e. Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.
Rasional : Hipoksemia dapat menjadi berat selama edema paru. Perubahan
kompensasi biasanya ada pada GJK kronis.
f. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat
memperbaiki/menurunkan hipoksemia jaringan.
g. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : membantu proses penyembuhan .
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan
99

kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/


penyakit/gagal ditandai dengan:
- Pertanyaan
- Pernyataan masalah/kesalahan persepsi
- Terulangnya episode GJK yang dapat dicegah
Tujuan: mengidentifikasi hubungan terapi (program pengobatan) untuk menurunkan
episode berulang dan mencegah komplikasi
Intervensi:
1. Diskusikan fungsi jantung normal, meliputi informasi sehubungan dengan
perbedaan pasien dari fungsi normal. Jelaskan perbedaan antara serangan jantung dan
GJK
Rasional : pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan
pada program pengobatan
2. Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pemahaman program, obat dan pembatasan dapat meningkatkan kerjasama
untuk mengontrol gejala.
3. Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan, dan
istirahat di antara aktivitas.
Rasional : Aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi melemahkan jantung,
eksaserbasi kegagalan.
4. Diskusikan obat, tujuan dan efek samping. Berikan instruksi secara verbal dan
tertulis.
Rasional : Pemahaman kebutuhan terapeutik dan pentingnya upaya pelaporan efek
samping dapat mencegah terjadinya komplikasi obat.
5. Anjurkan makan diet pada pagi hari.
Rasional : Memberikan waktu adekuat untuk efek obat sebelum waktu tidur untuk
mencegah/membatasi menghentikan tidur.
6. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol faktor risiko dan faktor.
Rasional : Menambahkan pada kerangka pengetahuan dan memungkinkan pasien
100

untuk membuat keputusan berdasarkan informasi sehubungan dengan kontrol kondisi


dan mencegah berulang/komplikasi.
7. Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat, contoh edema,
demam, hemoptisis.
Rasional : Pemantauan sendiri meningkatkan tanggung jawab pasien dalam
pemeliharaan kesehatan dan mencegah komplikasi.
8. Berikan kesempatan pasien/orang terdekat untuk bertanya.
Rasional : Kondisi kronis dan berulang/menguatnya kondisi GJK sering melemahkan
kemampuan koping dan kapasitas dukungan pasien dan orang terdekat.
9. Tekankan pentingnya melaporkan tanda/gejala toksisitas digitalis.
Rasional : Pengenalan dini terjadinya komplikasi dan keterlibatan pemberi perawatan
dapat mencegah toksisitas/perawatan di rumah sakit.

RANGKUMAN

Congestive Heart Failure (CHF)/gagal jantung adalah keadaan patofisiologik


di mana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan.
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit
jantung congenital maupun didapat. Keadaan-keadaan yang menyebabkan gagal
jantung:
a. Kelainan otot jantung
b. Arteriosklerosis Koroner
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
e. Penyakit jantung lain

101

f. Faktor sistemik
a. Dispneu atau perasaan sulit bernafas
b. Dispnoe pada saat berbaring
c. Dispnoe nocturnal paroksismal atau mendadak terbangun karena dispnoe, dipacu
oleh
d. Batuk non produktif terjadi sekunder dari kongesti paru-paru terutama pada posisi
berbaring.
e. Ronchi akibat transudasi cairan paru-paru
f. Demam ringan dan keringat yang berlebihan akibat dari vasokontriksi kulit
menghambat

L ATI H A N T E S F O R M ATI F
102

1. Berikut ini adalah keadaan yang dapat menyebabkan gagal jantung :


a. kelainan otot jantung
b. Aterosklerosis pada arteri koroner
c. Hepertensi.
d. a dan c benar
e. semua jawaban benar
2.

Komplikasi yang dapat terjadi pada CHF : kecuali


a. syok kardiogenik
b.episod tromboemboli.
c. Temponade jantun.
d. efusi.
e. flail chest
3. apa saja yang diperiksa pada pengkajian sitem kardiovaskuler : kecuali
a. Konjungtiva
b. Arteri carotis
c. Vena jugularis
d. Suara jantung
e. Gaster
4. seseorang di curigai mengalami chf bila memilki tanda dan gejala ?
a. Sulit bernafas
b. Terdengar suara Ronchi paru
c. Kardiomegali
d. Terdengar bunyi gallop ventrikel
e. Semua jawaban benar
5.terapi farmakologi yang dapt diberikan pada pasien chf adalah ..
a. diueretik
103

b. vasodilator
c. glikosida jantung dan digitalis
d. a dan c benar
e. Semua jawaban benar

KUNCI JAWABAN

1. E
2. E
3. E
4. E
5. E

U
m
pa
n
Ba
lik
Setelah Anda menyesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban diatas,
berapakah nilai Anda ? Jika Anda memperoleh nilai 80 ke atas, maka Anda
mendapatkan nilai A. Selamat !

DAFTAR PUSTAKA

104

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media
Aesculapius. Jakarta..

105

106

Anda mungkin juga menyukai