Komunikasi Verbal
&
Komunikasi Non Verbal
Di Bekukan Oleh:
KELOMPOK IV (EMPAT)
Zainuddin Jusuf
Wulantris Sutarno
Indah Pekerti
Ramadan Rk, Baso
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Komunikasi Verbal dan
Komunikasi Non Verbal tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
Komunikasi Bisnis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalaah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, dan pada intinya
untuk memeperbaiki kekurangan-kekurangan yang dibahas dalam makalah ini, sehingga
dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulis........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Verbal.....................................................................................2
2.2 Pengertian Komunikasi Non Verbal.............................................................................3
2.3 Perbedaan Antara Komunikasi Verbal Dan Non Verbal...............................................5
2.4 Fungsi Komunikasi Non Verbal Terhadap Komunikasi Verbal...................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang
tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky.
Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis
yang dibawa dari lahir.
Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh
Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima
dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
2) Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam
berbahasa. Dari segi bahasa, kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap
sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem (suku kata) sendiri adalah bagian
terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih
kecil lagi.
2.2 Pengertian Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk
non verbal (tanpa kata-kata). Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi
non verbal ikut terpakai. Karena komunikasi non verbal bersifat tetap dan selalu ada.
Komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena
spontan.
Ciri-ciri Komunikasi non verbal yaitu;
1. Bahasa tubuh,
2. Tanda (sign),
3. Tindakan/perbuatan (action) atau
4. Objek (object).
1) Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik
tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan ekspresi.
3
2) Tanda
Dalam komunikasi non verbal tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera,
rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara, dan lain-lain.
3) Tindakan/perbuatan
Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat
menghantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu
keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu
mengandung makna tersendiri.
4) Objek
Objek sebagai bentuk komunikasi non verbal juga tidak mengganti kata, tetapi
dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori dan, rumah, perabot rumah,
harta benda, kendaraan, hadiah dan lain-lain.
Hal menarik dari komunikasi non verbal ialah studi Albert Mahrabian (1971) yang
menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari
bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan
bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan
perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal. Oleh
sebab itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non verbal dalam
berkomunikasi memiliki fungsi untuk
a. Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata.
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna
Oleh sebab itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non verbal
dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a. Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetitionb).
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
c. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.
2.3 Perbedaan Antara Komunikasi Verbal Dan Non Verbal
4
Secara sekilas telah diuraikan pada bagian awal tulisan ini, bahwa antara
komunikasi verbal dan non verbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna.
Namun, keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan.
Gagasan ini dicetuskan oleh Malandro dan Barker seperti yang dikutip dalam buku
Komunikasi Antar Budaya yang di tulisan oleh Dra. Ilya Sunarwinadi, M.A.
a. Terstruktur X Non Struktur
Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan
tata bahasa. sedangkan komunikasi non verbal terjadi secara tidak disadari, tanpa uruturutan kejadian yang dapat diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku non
verbal yang sama, dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan.
b. Linguistik X Non Linguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari asal usul, struktur, sejarah, variasi
regional dan ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan kata lain, linguistik mempelajari macammacam segi bahasa verbal, yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur
pemberian maknanya. Sebaliknya, pada komunikasi non verbal, karena tidak adanya
struktur khusus, maka sulit untuk memberi makna pada lambang, walaupun kita ada usaha
untuk memberikan arti khusus pada ekspresi-ekspresi wajah seseorang. Karena setiap
ekspresi wajah seseorang, berbeda-beda orang menilainya.
c. Terputus-Putus X Sinambung
komunikasi verbal didasarkan pada unit-unit yang terputus-putus. Misalnya; pada
saat kita berbicara, kita berpisah dengan orang yang
komunikasi kita terhenti (terputus). Sementara komunikasi non verbal dianggap bersifat
berkesinambung karena bisa (berkelanjutan atau terus-menerus). Maksudnya selama tubuh,
wajah dan kehadiran kita masih dapat dipersepsikan oleh orang lain atau diri kita sendiri,
berarti komunikasi non verbal dapat berkelanjutan atau terus-menerus kita gunakan.
d. Dipelajari X Alami
komunikasi verbal adalah sesuatu yang harus di pelajari. Misalnya seorang siswa
SD menghafal huruf abjad A s/d
komunikasi non verbal Jarang sekali kita melihat individu yang diajarkan cara untuk
5
berkomunikasi secara non verbal. Bahkan ada yang berpendapat bahwa manusia lahir
dengan naluri-naluri dasar non verbal, seperi menangis dan tertawa.
e. Pemrosesan Otak Sebelah Kiri X Pemrosesan Otak Sebelah Kanan
Pendekatan neurofisiologik melihat perbedaan dalam pemrosesan verbal dan non
verbal pada diri manusia. Pendekatan ini menjelaskan bagaimana komunikasi verbal
memerlukan analisis dan penalaran, sehingga diproses bagian otak sebelah kiri contohnya
seperti guru bertanya pada muridnya 2x3+6-1:3x10=.... pasti dalam pertanyaan ini
muridnya masih menganalisis jawaban apa yang akan di berikan kepada gurunya.
Sedangkan kebanyakan komunikasi non verbal di proses bagian otak sebelah
kanan, karena tidak memerlukan analisis dan penalaran, karena mereka sudah pernah
mengalaminya, seperti tertawa, menangis, dan lain-lain. Dengan adanya perbedaan ini,
maka kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan berbeda pula.
Selain itu, komunikasi non verbal juga memberi penekanan kepada pesan verbal,
seperti mengacungkan kepalan tangan.
Dan akhirnya fungsi komunikasi non verbal adalah pelengkap pesan verbal dengan
mengubah pesan verbal, seperti tersenyum untuk menunjukkan rasa bahagia kita.
Pemikiran yang sama juga diungkapkan oleh Samovar (Ilya Sunarwinadi,
Komunikasi Antar Budaya), bahwa dalam suatu peristiwa komunikasi, perilaku non verbal
digunakan secara bersama-sama dengan Bahasa verbal:
a. Perilaku non verbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal. Misalnya
menyatakan terima kasih dengan tersenyum.
b. Perilaku non verbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal.
Misalnya menyatakan arah tempat dengan menjelaskan "saya pergi ke kerumah
dia untuk menggambil buku saya yang ketiggalan kemarin", kemudian mengulang
pesan yang sama dengan menunjuk arahnya.
c. Tindak komunikasi non verbal melengkapi pernyataan verbal.
Misalnya mengatakan maaf pada teman karena tidak dapat meminjamkan uang;
dan agar lebih percaya, pernyataan itu ditambah lagi dengan ekspresi muka
sungguh-sungguh atau memperlihatkan saku atau dompet yang kosong.
d. Perilaku non verbal sebagai pengganti dari komunikasi verbal.
Misalnya menyatakan rasa haru tidak dengan kata-kata, melainkan dengan mata
yang berlinang-linang atau berkaca-kaca.
Keduanya. komunikasi verbal dan non verbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah,
satu sama lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efektif.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penyusun dapat sedikit memberi saran kepada para
pembaca, khusus mahasiswa bila kita berkomunikasi hendaklah berkomunikasi yang baik,
baik itu di lingkungan kamus ataupun di luar lingkungan kampus. Untuk berkomunikasi
yang baik hendaklah kita harus mengetahui dan memahami komunikasi, baik itu
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
DAFTAR PUSTAKA
Kanisius
T. Wood, Julia. 2009. Communication in Our Lives. Boston; Wadsworth Cengage
Learning