Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN


BIDANG KONVERSI ENERGI

Oleh :

1
2
3
4
5

ARFIDIAN RAHMAN, ST., MT.


ASMARA YANTO, ST.
Dr. Ir. M. YAHYA, MSc.
Drs. SYAFRUL HADI, ST.
SULAEMAN, ST.

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
PADANG, 2009

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Praktikum dimulai pada jam 08.30 WIB.
2. Praktikan yang datang terlambat setelah modul praktikum berlangsung kurang
atau sama dengan 10 menit tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademik, maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
Keterlambatan kurang atau sama dengan 2 kali, nilainya dikurangi sebesar
20% dari nilai akhir modul yang diikuti.
Keterlambatan lebih dari dua kali, nilainya dikurangi sebesar 40% dari
nilai akhir modul yang diikuti.
3. Praktikan yang datang terlambat setelah modul praktikum berlangsung lebih
dari 10 menit tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik, maka tidak dapat mengikuti praktikum dengan arti nilai akhir
modul sama dengan nol.
4. Praktikan yang datang terlambat setelah modul praktikum berlangsung lebih
dari 10 menit atau tidak dapat mengikuti modul praktikum tersebut sama
sekali dengan alasan yang dibenarkan secara akademik, boleh menyisip pada
kelompok lain untuk modul yang sama dengan ketentuan bahwa nilainya akan
dikurangi 20% dan hanya boleh untuk satu modul praktikum.
5. Praktikan tidak dibenarkan memakai alas kaki yang beratribut kata sandal.
6. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak dibolehkan merokok.
7. Tas dan barang-barang yang tidak diperlukan selama praktikum berlangsung
harus disimpan ditempat penyimpanan barang.
8. Praktikan harus menjaga keamanan dan ketenangan selama berada didalam
ruangan praktikum (laboratorium).
9. Selama mengikuti praktikum, praktikan tidak dibenarkan meninggalkan
ruangan praktikum (laboratorium) tanpa seizin instruktur/asisten.
10. Instruktur/asisten praktikum berhak membatalkan praktikum bagi kelompok
yang tidak siap mengikuti modul praktikum secara teori maupun praktek
dengan arti kata nilai akhir modul setiap anggota kelompok tersebut sama
dengan nol.
11. Setiap pemakain alat oleh praktikan harus seizin instruktur/asisten.
12. Setelah selesai praktikum, ruangan dan alat-alat yang digunakan harus
dibersihkan dan dirapikan kembali.
13. Kehilangan atau kerusakan alat adalah tanggung jawab kelompok yang
mengunakannnya.
14. Sebelum meninggalkan ruangan praktikum (laboratorium), praktikan harus
menyerahkan data pengujian kepada instruktur/asisten adan laporan kondisi
alat yang digunakan.
Padang, Juli 2009
Tim Penyusun

DEMONSTRASI TEOREMA BERNOULLY


1.

Tujuan

Untuk memahami prinsip dasar aliran fluida dalam pipa divergen dan
konvergen dengan menerapkan persamaan bernoully.

Untuk mengukur laju aliran, kapasitas aliran fluida dan beda tekanan
yang terbaca pada manometer H2O.

2.

Teori Dasar

Persamana Bernoully
Berdasarkan aliran didalam sebuah pipa dengan dua penampang yang
berbeda, dan menerapkan hukum konservasi energi, Persamaan Bernoully
dapat ditulis dengan:
2

P1 V1
P V

Z1 2 2 Z 2 ............................................. Pers. 2.1


2g

2g

Dimana
Z1= Z2; dan P= h
Dalam praktek ini, kita ingin membuktikan bahwa didalam sebuah pipa
dengan dua buah penampang satu dan dua yang berbeda, energi antara
kedua penampang adalah konstan. Jumlah dari ketiga bagian sebelumnya
adalah konstan, sehingga teorema bernoulli dapat ditunjukakan dengan pers.
2.2
H

P V2

2g

............................................. Pers. 2.2

Dimana:
V2
= tinggi kinetik
2g
P

= h = tinggi piezometrik. Ketinggian ini merupakan tinggi dari sebuah


tabung air yang berhubungan dengan tekanan dari daerah gravitasi.

Grafik teorema bernaully

Gambar 2.1
Pada dasar teori ini, tampak bahwa fluida ideal, tetapi dalam prakteknya
adalah grazing satu dengan yang lainnya. Dalam proses ini, kecepatan dari
partikel berkurang dan energi dari sistem ditransformasikan menjadi panas.
Kita menggambarkan bahwa H merupakan kehilangan tekanan antara dua
penampang, sehingga :
P g Q H

............................................. Pers. 2.3

Dimana, dalam pengoperasian:


H

P
gQ

............................................. Pers.2.4

Dan P adalah rerugi potensial.


Sehingga persamaan bernoulli menjadi
2

P1 V1
P V

Z1 2 2 Z 2 H
2g

2g

............................................. Pers. 2.5

Tabung pitot
Operasi dengan tabung pitot adalah:
Pertama kali, kita tempatkan penghalang yang tetap kedalam fluida yang
bergerak seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2
Garis P berakhir pada titik impak (P), jika kita membuat sebuah orifis
dalam titik P ini dan kita menghubungkannya dengan sebuah tabung
manometrik. Kita mengukur tekanan total (Gambar 2.3).

Kita juga bisa mengetahui kecepatan masuk kedalam pipa dengan


persamaan :
2

P1 V1
P V

2 2

2g 1
2g

............................................. Pers.2.6

Dimana:
V1 = V (kecepatan partikel), V2 = 0
V 2 P2 P1

h
2g

V 2 g h

Gambar 2.3
3. Prosedur Pengujian

................................. Pers. 2.7

1. Buka Katup pada pompa (CV) dan katup setelah tabung manometer
(CCV) kemudian hidupkan pompa. Biarkan sesaat sampai aliran
bersirkulasi.
2. Tutup katup CCV dan buka katup gelembung udara (PV) agar aliran
fluida naik mengisi penuh seluruh tabung manometer dan
gelembung udara terbuang melalui katup PV.
3. Setelah seluruh tabung manometer tidak ada lagi gelembung udara,
maka tutup katup CV dan buka katup CCV perlahan lahan sampai
aliran turun hingga mencapai ketinggian sama (70 80 mm) dibantu
dengan pompa PV untuk mempercepat level ketinggian tersebut.
4. Setelah manometer stabil (70 atau 80 mm), pengujian dapat
dilakukan berdasarkan variasi debit aliran (liter/detik) dengan cara
membuka katup CCV kemudian diukur fluida keluar dengan
menggunakan gelas ukur (volume fluida = 1 liter) dan stopwatch
untuk menghitung waktu alir fluida (detik).
5. Tunggu sesaat sampai manometer stabil dan ukur tekanan di
masingmasing manometer dengan menggerakkan kawat pada
tabung pitot sesuai dengan titik yang akan diukur (h1 sampai h6 dan
hTp).
6. Untuk pengujian selanjutnya ubah katub CCV (berdasarkan bukaan
katub) dan lakukan prosedur 5.

Gambar 2.4 Instalasi Pengujian

4. Tugas setelah Pratikum


1. Hitunglah kecepatan (v) aliran pada tiap titik pengukuran (16)
berdasarkan variasi debit aliran fluida yang diuji ?
2. Kenapa luas Penampang A1, A2, A3, A4 berbeda pada titik pengukuran
yang sama ?
3. Apa perbedaan fenomena yang terjadi antara aliran konvergen dan
divergen.

5. Tabel Pengujian

No

hm (m)

Vn (m/s)

Q1 = l/s
An (m2)
EK (m)

ES

ET = hm

Vn (m/s)

Q2 = l/s
An (m2)
EK (m)

ES

ET = hm

Vn (m/s)

Q3 = l/s
An (m2)
EK (m)

ES

ET = hm

Vn (m/s)

Q4 = l/s
An (m2)
EK (m)

ES

ET = hm

1
2
3
4
5
6

No

hm (m)

1
2
3
4
5
6

No

hm (m)

1
2
3
4
5
6

No

hm (m)

1
2
3
4
5
6

No

A1

Q1
v1

A2

Q2
v2

A3

Q3
v3

A4

Q4
v4

1
2
3
4
5
6

PENGUJIAN FAKTOR GESEKAN DAN KOEFISIEN


TAHANAN FLUIDA DALAM SISTEM PERPIPAAN
L Tujuan Pengujian
Mengukur harga faktor gesekan dalam permukaan pipa dan koefisien
tahanan fluida dalam peralatan perpipaan
II. Pendahuluan
Fluida dapat mengalir karena adanya perbedaan tekanan antara hilir dan
hulu. Beda tekanan mi dapat dirubah menjadi kecepatan maupun
ketinggian/elevasi, sehingga berlaku hukum Bernoulli. Karena air mempunyai
viskositas maka sewaktu melalui pipa akan terjadi gesekan yang merugikan
sehingga akan menghambat Laju alirannya. Laju allran akan mempengaruhi
jumlah air yang lewat atau kapasitas a Kerugian selain pada sepanjang
permukaan pipa-pipa lurus juga terjadi pada komponen-komponen perpipaan.
Ada beberapa parameter yang dipergunakan untuk mengetahui harga
faktor gesekan dan koefisien tahanan da penelitian ini, yaitu:
A. Untuk pengujian faktor gesekan
1. Kerugian tinggi tekan (hf)
2. Diameter pipa (d)
3. Panjang pipa (L)
4. Kapasitas aliran (Q)
B. Untuk pengujian koefismen tahanan
1. Kerugian minor (hm)
2. Diameter pipa (d)
3. Kapasitas aliran (Q)

III. Prosedur Pengujian


1. Isi bak penampung air sampai beberapa sentimeter di atas pipa isap.
2. Buka semua katup-katup pengatur pada instalasi pengujian

3. Hidupkan Motor
4.

Buka katup pengatur pada pipa yang akan diuji/diukur lossesnya dan
katup-katup pengatur lainnya di tutup

5. Buka katup titik-titik pengujian pada komponen perpipaan yang akan diuji
dan baca volume air pada meteran air dalam interval waktu tertentu
6. Catat dan ukur tinggi tekan air didalam tabung manometer U untuk debit
yang berdeda-beda
7. Ukur suhu air untuk mengetahui viskositas air
8 Ulangi pengujian diatas untuk mengukur losses pada pipa uji yang lain dan
peralatan-peralatan pemipaan
9. Gunakan Stop Watch untuk mengukur waktu
10. Gunakan kunci Pas (14-15) untuk membuka dan memasang kedudukan
slang manometer U

Gambar Instalasi Pengujian


!V. Metode Perhitungan
5.1 Faktor gesekan dalam pipa
Faktor gesekan dapat dihitung dengan rumus Darcy-Weisbach bila beberapa
pengukuran telah didapat, persamaannya seperti berikut:
hf f .

L V2
.
D 2g

Dan persamaan 5.1 didapat:

..............................................

(5.1)

f hf .

D 2g
.
L V2

..............................................

(5.2)

Dimana:
hf = mayor losses (m)
f = Faktor gesekan pipa(m)
L = panjang pipa (m)
V = Kecepatan Fluida (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
Dalam pengujian akan didapat harga kerugian mayor losses (hf ) dan
kecepatan rata-rata fluida, sedangkan diameter dan panjang pipa bisa diukur
sebelum pengujian dilaksanakan, dengan dapat diukurnya hf, maka harga f
dapat dicari.
Menurut buku-buku yang ada pada daftar pustaka bahwa harga f berfariasi
menurut jenis material dan kekasaran pipanya ().
5.2 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah merupakan perbandingan antara gaya inersia dan
harga viskositas.
Re

V .D.

..............................................

(5.3)

Dimana:
Re = Bilangan Reynolds
V = Kecepatan allran rata-rata fluida
D = Diameter dalam pipa
= Masa jenis fliuida
= Kekentalam dinamaik fluida

(m/s)

(m)
(Kg/m3)
(Kg/m.s)

5.3 Koefisien Tahanan pada Peralatan Pemipaan


Koefisien tahanan dapat ditentukan dan adanya sambungan sambungan,
belokan, katup-katup dan lain-lain. Koefisien tahanan k dapat dicari dengan
persamaan :

hm k .

V2
2g

..............................................

(5.4)

Dalam Pengujian ini akan di dapatkan harga kerugian minor h m dan kecepatan
rata-rata fluida. Seperti halnya harga f, dengan dapat ukurnya harga hm maka
harga k dapat dicari. Menurut buku-buku yang ada di daftar pustaka harga k
juga bervariasi sesual dengan jenis peralatan pemipaan yang dialalui fluida.
5.4 Mengukur Debit
Debit yang mengalir pada pipa dapat diukur melalui water flow meter
(meteran air) yang terpasang pada instalasi dalam interval waktu tertentu.
Debit dican dengan rumus:
Q

..............................................

(5.5)

Dimana:
(m3/s)

Q = Debit Aliran
v = Volume fluida yang mengalir dalam pipa (m3)
t = inteval waktu pembacaan

(s)

Setelah debit fluida dapat di ukur, maka kecepatan aliran air rata-rata di dalam
pipa dapat dihitung dengan rumus:
V

Q
4Q

A .D 2

..............................................

(5.6)

Dimana:
V = Keceparatan fluida

(mis)

Q = Debit a/iran

(m3/s)

D = Diameter da/am pipa

(m)

5.5 Menentukan kekasaran Permukaan Pipa Bagian Dalam


Kekasaran permukaan pipa bagian dalam dapat dicari setelah bilangan
Reynolds dan faktor gesekan diketahui, cara mencarinya dengan memakai
diagram Moody. Setelah didapatkan kekasaran relatif, maka kekasaran permukaan

bisa dihitung dengan mengalikan kekasaran permukaan relatif dengan diameter


pipa bagian dalam.

Anda mungkin juga menyukai