Gambar 2.1.
Gambar 2.2
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9
Gambar 2.10.
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 2.19
Gambar 2.20
Gambar 2.21
Gambar 3.1
Gambar 3.2.
Gambar 3.3
xvii
9
14
22
23
24
25
27
28
29
31
31
33
34
35
35
37
38
39
40
40
40
45
45
48
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Uji komposisi
a) Cetakan uji komposisi
b) Spesimen uji komposisi
Optical Emission Spektrometer....................
Mikroskop Optik..........................................
Alat Uji Kekerasan Brinell...........................
Histogram kekerasan.....................................
Struktur Mikro FC 250 dengan
menggunakan 100X perbesaran; (a) untuk
titik A (daerah TMA) non etsa, (b) untuk
titik A (daerah TMA) dengan etsa nital 3%
Struktur
Mikro
FC
250
dengan
menggunakan 100X perbesaran; (a) untuk
titik B (daerah tengah) non etsa, (b) untuk
titik B (daerah tengah) dengan etsa nital 3%
Struktur Mikro FC 250 dengan
menggunakan 100X perbesaran; (a) untuk
titik C (daerah TMB) non etsa, (b) untuk
titik C (daerah TMB) dengan etsa nital 3%
Struktur Mikro FC 250 penambahan B di
Tungku menggunakan 100X perbesaran;
(a) untuk titik A (daerah TMA) non etsa,
(b) untuk titik A (daerah TMA) dengan etsa
nital 3%..................
Struktur Mikro FC 250 penambahan B di
Tungku menggunakan 100X perbesaran; (a)
untuk titik B (daerah tengah) non etsa, (b)
untuk titik B (daerah tengah) dengan etsa
nital 3%.....................................................
Struktur Mikro FC 250 penambahan B di
Tungku menggunakan 100X perbesaran; (a)
untuk titik C (daerah TMB) non etsa, (b)
untuk titik C (daerah TMB) dengan etsa
nital 3%........................................................
xviii
48
49
50
52
54
55
55
56
56
57
57
Gambar 4.8.
Gambar 4.9.
Gambar 4.10
xix
58
58
59
xx