PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan.Visi terebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi resiko dan ketidakpastian. Tahapan pengembangan usaha dari mulai ide
hingga mengembangkan usaha dapat diterapkan dengan berbagai cara yaitu Ide dan konsep
usaha, Start-up bisnis, Business coaching/mentoring, Profiting, Systemizing, Expanding
Bussines.
Menjadi seorang wirausaha memang belum menjadi pilihan banyak orang, apalagi bagi orang
yang biasa bekerja kantoran.. Namun dalam kehidupan nyata, justru banyak orang memulai
kesuksesannya dari berwirausaha. Biasanya sesorang dihadapkan pada pilihan ini karna beberapa
pertimbangan. Mungkin pekerjaan di kantor sudah tidak menarik lagi atau ingin
mengembangkan diri sesuai potensi. Bisa juga meningkatkan pemasukan sesuai dengan
keinginan sendiri. Memulai wirausaha, seseorang bebas menetukan usaha dan waktunya sendiri.
Dengan kemauan, pengetahuan, dan tekad, pilihan hidup menjadi wirausaha menguntungkan.
Seseorang wirausahaan adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, oganisasi, dan
pengawasan. Orang tersebut harus memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan usaha
dan membuaat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha tersebut. Ia juga mengelola
sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan.
Banyak peluang usaha yang bisa diraih, apakah itu wirausaha yang bermula dari hanya sekedar
hobby atau memang dari awal berminat menekuninya. Apa pun jenisnya, menjadi wirausahawan
harus memiliki kamauan, modal dan fasilitas, serta taktik dan strategi bisnis. Untuk itu tulisan ini
mencoba membuka pemikiran yang lebih luas sekaligus memotivasi pembaca dengan
mengungkap pilihan usaha yang sesuai dengan minat dan kemampuan setiap orang.
BAB II
PEMBAHASAN
persaingan dan finansial) serta peluang yang bisa ditawarkan. Menurut Zimmerer ada beberapa
cara ide, dapat menghasilkan peluang antara lain:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode yang lebih baik
untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhan.
2. Ide dapat mendorong menghasilkan produk dan jasa yang kompetitif maupun baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifikasi
cara melakukan pekerjaan.
Dengan demikian sumber peluang potensial yang dapat digali melalui ide adalah menciptakan
produk baru yang berbeda; mengamati celah peluang; menganalisis produk-produk dan proses
secara mendalam serta memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Sumber-Sumber Ide Bisnis
Terdapat jutaan pengusaha di dunia dan mereka membuktikan bahwa terdapat banyak sumber ide
bisnis yang berpotensi. Beberapa sumber yang berguna akan dijabarkan di bawah ini :
1.
Hobi/Minat
Hobi adalah aktivitas favorit di waktu luang atau pekejaan. Banyak orang, dalam melakukan
hobi atau minat, berhasil mendirikan bisnis. Sebagai contoh, jika Anda menyukai bermain
dengan komputer, memasak, musik, perjalanan, olahraga, atau pertunjukkan, Anda dapat
mengembangkannya menjadi sebuah bisnis. Misalnya, jika Anda menikmati perjalanan,
pertunjukkan dan/atau memberikan pelayan, Anda bisa memasuki bidang pariwisata, dimana ini
merupakan salah satu industri terbesar di dunia.
2.
Lebih dari separuh ide bisnis yang sukses berasal dari pengalaman bekerja di kantor/ tempat
kerja. Sebagai contoh, seorang mekanik yang mempunyai pengalaman bekerja di bengkel besar
yang akhirnya membuka bisnis reparasi mobil atau bisnis berjualan mobil bekas. Jadi,
latarbelakang pengusaha memainkan peranan penting dalam keputusan untuk memasuki bisnis
selain jenis usaha bisnis yang akan mereka ciptakan. Ketrampilan dan pengalaman Anda
merupakan sumber yang paling penting, tidak hanya untuk menghasilkan ide tetapi juga untuk
mendapat keuntungan.
3.
Media Massa
Media massa merupakan sumber informasi, ide bahkan peluang yang besar. Surat kabar, majalah,
televisi, dan internet, adalah contoh dari media massa. Misalnya, jika Anda benar-benar
memperhatikan, di iklan komersial pada surat kabar atau majalah Anda mungkin terdapat
informasi mengenai bisnis yang dijual. Satu cara untuk menjadi pengusaha adalah untuk
merespon tawaran seperti itu.
Artikel yang terdapat di media cetak atau internet, atau film dokumenter di TV banyak
malaporkan perubahan dalam gaya hidup atau kebutuhan konsumen. Misalnya, Anda mungkin
pernah membaca atau mendengar bahwa sekarang banyak orang yang tertarik pada makanan
kesehatan atau kebugaran fisik.
4.
Pameran
Jalan lain untuk menemukan ide dari suatu bisnis adalah dengan menghadiri pameran
perdagangan. Pameran ini biasanya diiklankan di radio atau disurat kabar. Dengan menghadiri
pameran secara teratur, Anda tidak hanya menemukan produk dan jasa baru, tetapi Anda juga
bisa bertemu dengan para penjual, pabrik, pedagang grosir, dan distributor. Mereka merupakan
sumber ide dan informasi bisnis yang bagus dan membantu kita untuk memulai suatu bisnis.
5.
Survei
Inti dari suatu ide bisnis baru seharusnya adalah pelanggan. Kebutuhan dan keinginan dari
pelanggan, alasan pemilihan produk atau jasa oleh pelanggan, dapat kita pastikan melalui suatu
survey. Survei dapat kita lakukan secara formal atau tidak formal melalui percakapan dengan
orang-orang dengan menggunakan kuisioner, wawancara atau melalui observasi.
Anda juga bisa memulainya dengan berbicara kepada keluarga dan teman-teman untuk mencari
tahu apa yang dibutuhkan atau yang diinginkan yang belum tersedia. Kemudian Anda bisa
melanjutkan dan berbicara dengan orang yang merupakan bagian dari rantai distributor, seperti
pabrik, pedagang, distributor, agent grosir atau penjual bretail. Sangat berguna jika anda
mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu untuk dicantumkan pada kuisioner atau digunakan
dalam wawancara. Dengan kontak yang dekat dengan pelanggan, anggota jaringan memiliki
pengertian dari apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dapat dijual. Anda harus banyak
bertanya kepada banyak pelanggan, baik pelanggan tetap atau pelanggan tidak tetap. Semakin
banyak informasi yang Anda dapatkan akan semakin baik.
6.
Keluhan
Keluahan dan kekecewaan dari pelanggan telah banyak menghasilkan produk dan jasa baru.
Bilamana pemakai atau pelanggan mengeluh tentang produk atau jasa, Anda mempunyai potensi
untuk menghasilkan ide bisnis. Ide bisa berupa mendirikan perusahaan tandingan yang
menghasilkan produk atau jasa yang lebih baik, atau membuat produk atau jasa yang bisa dijual
ke perusahaan tersebut atau perusahaan lain.
2.2. START-UP BUSINESS
Wikipedia, Start-up adalah perusahaan yang masih mencari bentuk binis ( keuntungan )
yang mampu diperbesar terus menerus. Definisi yang lebih konkrit dijelaskan oleh David
McClure yang disetujui oleh 1.500 masyarakat Quira bahwa , start-up adalah perusahaan yang
belum menemukan : target konsumen, produk & cara menjualnya.
Tidak ada lembaga atau sebuah perusahaan bisa disebut sebagai startup atau bukan, tapi ada
pendapat yang bisa dijadikan landasan identifikasinya. Rama Mamuaya, Founder DailySocial.net
merangkumnya lewat Tekno Jurnal menjadi 3 Variabel :
1.
2.
3.
Jika dikorelasikan dengan definisi yang dijabarkan oleh David McClure, maka perusahaan tidak
lagi disebut startup jika telah :
1.
2.
3.
identik dengan perusahaan kecil yang memiliki ide inovatif dan lekat dengan istilah entrepreneur.
Salah satu pakar dalam bidang kewirausahaan, Steve G. Blank mendefinisikan startup sebagai
sebuah organisasi temporer yang dibentuk dengan tujuan untuk mencari model bisnis.
Risiko Yang Dihadapi Oleh Start-Up
Salah satu hal yang tidak dapat dilepaskan oleh start-up adalah risiko. Hal ini disebabkan
oleh inovasi yang ingin dilahirkan oleh start-up, yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Ketiadaan
pengalaman yang dapat digunakan sebagai acuan tersebut akan menimbulkan risiko selama
operasional start-up, mulai dari penciptaan ide hingga ketika pengguna telah membeli atau
menggunakan
produk
start-up
tersebut.
Dalam
sebuah
artikelnya,
Milstein
(2014)
Definisi Coaching
Jaques dan Clement (1994 : 195) menyatakan definisi coaching adalah sebagai berikut:
Coaching adalah percakapan terstruktur yang menggunakan informasi tentang kinerja yang
nyata antara seorang atasan dengan seorang individu (atau tim) yang menghasilkan kinerja yang
lebih tinggi Merujuk pada definisi tersebut, bentuk dari coaching adalah percakapan dan
membantu orang yang dibimbing untuk meningkatkan kinerjanya. Coaching juga dapat
dilakukan dimanapun apakah di kantor atau di lapangan, formal ataupun tidak formal.
Menurut Jaques, coaching terhadap karyawan / bawahan harus merupakan bagian dari aktivitas
harian seorang atasan. Coaching bisa dalam bentuk berbagi pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan karyawan.
Tujuan coaching adalah sebagai berikut :
1. Membantu karyawan untuk memahami peluang penuh dalam jabatannya yaitu jangkauan tipe
penugasan yang tersedia bagi karyawan sesuai dengan jabatannya dan memberikan gambaran
mengenai manfaat apa saja yang dapat dia ambil dari peluang penugasan tersebut.
2. Membantu karyawan dalam belajar pengetahuan baru misalnya metode, teknologi dan
prosedur.
3. Membawa nilai karyawan lebih sejalan dengan nilai dan filosofi perusahaan.
4. Membantu karyawan mengembangkan kebijaksanaannya, misalnya dengan pengalaman yang
dimiliki oleh atasannya dia mampu menyelesaikan masalah yang serupa.
5. Membantu karyawan memperbaiki perilaku-perilaku yang yang tidak sesuai dengan
jabatannya.
Coaching tidak akan mengubah kepribadian yang bukan merupakan bagian dari akuntabilitas
atasan. Jika ada masalah yang berkaitan dengan perilaku karyawan perilaku-perilaku yang
tidak dapat diterima untuk jabatan karyawan atasan harus menyampaikannya kepada karyawan
dan menjelaskan apa konsekuensi dari perilaku tersebut. Dalam hal ini seorang atasan juga harus
menawarkan bantuan kepada karyawan untuk memperbaiki perilakunya.
Dalam melaksanakan coaching, seorang atasan harus cermat untuk menghindari pengambil
alihan pekerjaan karyawan. Atasan dapat saja menunjukkan teknik atau prosedur pelaksanaan
suatu penugasan, tapi karyawan harus tetap yang berakuntabilitas melaksanakan pekerjaan
tersebut. Coaching juga menunjukkan bahwa atasan peduli dengan kinerja karyawan meskipun
pelaksanaannya bisa memakan waktu. Peran coaching sangat penting dalam membentuk rasa
percaya diri, loyalitas dan semangat kerja tim yang dimiliki karyawan.
Jenis-jenis Coaching
Para supervisor biasanya mengerjakan tiga jenis coaching : coaching untuk sukses,
coaching untuk perbaikan kinerja dan mengelola berbagai masalah kinerja. Coaching untuk
sukses biasanya dikerjakan secara proaktif dilakukan sebelum orang menangani suatu situasi
ataupun tugas, atau ketika mereka baru pertama kali melakukannya. Coaching untuk perbaikan
kinerja dan mengelola berbagai masalah kinerja dilakukan sebagai reaksi untuk memperbaiki
masalah-masalah yang berhubungan dengan kinerja. Berikut ini adalah definisi dari setiap jenis
coaching:
1. Coaching untuk sukses - Coaching yang diberikan kepada orang agar sukses menangani suatu
situasi baru atau situasi yang menantang. Misalnya:
a) Mendapatkan tanggung jawab baru, seperti menyiapkan perkiraan biaya, dan jadwal
kerja.
b) Mempelajari keterampilan, tugas, dan fungsi pekerjaan yang baru, seperti menggunakan
peralatan atau program komputer baru.
c) Bekerja dengan rekan kerja, kelompok kerja atau pemasok yang baru.
d) Menangani situasi yang baru atau sulit, seperti melakukan presentasi atau memimpin
pertemuan yang sulit.
2. Coaching untuk perbaikan kinerja - Coaching yang diberikan kepada orang untuk
memperbaiki kinerja atau kebiasaan kerjanya yang tidak efektif. Misalnya:
a) Pekerjaan yang selalu tidak selesai, selalu datang terlambat, terlalu banyak mengobrol
atau menggunakan Internet untuk keperluan di luar pekerjaan.
b) Tidak efektif dalam melakukan rapat, tidak sabar dan bekerja lama dengan rekan kerja
lainnya.
c) Selalu melewati batas waktu yang telah ditetapkan, tidak mencapai target penjualan atau
selalu melebihi perkiraan biaya yang telah direncanakan.
d) terlalu banyak melakukan kesalahan.
3. Coaching untuk mengelola berbagai masalah kinerja - ditujukan untuk menangani masalah
kinerja, kebiasaan kerja, atau kelalaian yang serius. Misalnya:
a) Terus menerus tidak mencapai sasaran penjualan atau produksi.
b) Berulangkali datang terlambat atau tidak datang dengan alasan sakit, melanggar peraturan
yang penting.
c) Mengancam atau melakukan pelecehan terhadap rekan kerja.
Proses Coaching
Supervisor yang efektif akan terus menerus mencari kebutuhan untuk membimbing
mereka mengamati apa yang terjadi di dalam kelompok kerja, sehingga mereka tahu kapan harus
turun tangan untuk memberikan coaching untuk sukses kepada orang-orang yang sedang
menangani tugas yang menantang atau orang - orang yang sedang berada di tahapan awal dalam
menjalankan suatu tanggung jawab yang baru. Supervisor juga harus memperhatikan sasaransasaran yang harus dicapai oleh kelompok kerja dan organisasi serta mengidentifikasi
pengetahuan dan keterampilan - keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran-sasaran
ini. Selain itu, supervisor juga perlu memperhatikan perubahan organisasi yang akan
menimbulkan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan baru bagi anggota timnya.
Dengan demikian supervisor tersebut akan mampu menentukan bagaimana caranya memberikan
coaching. Terkadang diperlukan diskusi formal yang terencana dengan baik, misalnya ketika
seseorang butuh untuk mempelajari suatu pekerjaan baru atau menghadapi situasi yang
kompleks. Di lain saat, mungkin coaching yang diberikan hanya bersifat operasional sehari-hari,
atau berupa umpan balik untuk meningkatkan kinerja atau mengarahkan seseorang agar lebih
efektif.
Supervisor yang baik juga memberikan dukungan tanpa mengambil alih tanggung jawab untuk
bertindak. Dukungan yang diberikan bisa dalam berbagai bentuk, dari menyediakan waktu dan
kesempatan untuk menggunakan keterampilan-keterampilan baru sampai dengan membantu
mengatasi hambatan untuk kesuksesan.
Dapat disimpulkan Business coaching atau yang dapat disebut juga dengan Mentoring
adalah suatu program pembimbingan bisnis dimana seolah-olah sedang magang di bisnisnya
sendiri dan secara bertahap belajar menerapkan langkah-langkah bisnis di bawah bimbingan
bisnisnya agar ia mampu mencapai sasaran bisnis yang ia tetapkan
2.4. PROFITING
Setelah volume penjualan anda cukup besar atau kapasitas yang anda tawarkan sudah
maksimum, barulah fokus menaikkan keuntungan usaha. Ada 3 hal yang mampu menaikkan
keuntungan usaha dari customer:
1.Menaikkan angka repeat order; Repeat order adalah segala upaya yang dilakukan untuk
membuat pelanggan semakin sering berbelanja ke tempat kita.
2.Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan; Menaikkan rata-rata pembelian adalah upaya
agar pelanggan yang tadinya belanja sebesar Rp 100.000,- tiap kunjungan, meningkat menjadi
Rp 200.000,- tiap kunjungan, bahkan lebih.
3.Menaikkan margin. Menaikan margin adalah upaya menaikkan nilai dan harga jual, serta
menekan biaya produksi dengan cara menaikan produktifitas dan menekan pengeluaran.
2.5. SYSTEMIZING
Setelah keuntungan melimpah, kini saatnya menyempurnakan sistem. Sebenarnya sistem
tersebut mungkin sudah dirintis sedikit demi sedikit sejak mulai usaha, hanya saja di tahap
systemizing, kita akan fokus pada pembenahan sistem. Tujuan dari sistem adalah membuat bisnis
tetap berjalan tanpa anda dan siap dikembangkan.
Jika profit anda besar, anda tidak perlu pusing untuk membuat sistem sendiri. Cukup
membayar konsultan untuk membuat sistem di perusahaan Anda. Yang terpenting lagi, inilah
10
saatnya Anda mencari GM/direktur yang jauh lebih pandai dan berpengalaman dari Anda.
Dengan adanya Systemizing diharapkan mampu membangun system yang efektif dan efisien
2.6. EXPANDING
Ekspansi bisnis atau sering disebut juga dengan perluasan perusahaan adalah aktivitas
memperbesar atau memperluas usaha yang ditandai dengan penciptaan pasar baru, perluasan
fasilitas, perekrutan pegawai, peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha, baik
dibidang usaha sejenis seperti membuka cabang ataupun diversifikasi kebidang yang lain. Hal ini
diperlukan sebuah perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif serta untuk
meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
Salah satu contohnya adalah pabrik Indomie. Pabrik Indomie selama ini hanya memproduksi mie
untuk kebutuhan nasional. Karena pasar ASEAN masih terbuka lebar, maka pabrik Indomie
tersebut melakukan ekspansi usahanya ke negara-negara ASEAN dengan membuka pabrik
Indomie baru guna memenuhi kebutuhan dari negara yang bersangkutan.
pandangan dan pertimbangan ketika mengembangkan pangsa pasar yang strategis yaitu :
1. apa sektor pasar yang tersedia ,di mana ekspansi mungkin terjadi?
a) Produk apa yang akan di tawarkan sebagai pengganti. *Apakah orang akan berhenti
menggunakan produk yg sudah ada, dan beralih ke produk yang baru.`
11
c) Apa saja tekanan persaingan (misalnya, kekuatan pesaing, investasi yang dibutuhkan
untuk membangun dan mempertahankan pangsa pasar)?
d) Bagaimana pesaing cenderung bereaksi terhadap usaha ventura? (Pasif atau agresif?)
e) Sebagai hasilnya, apakah kemungkinan besar laba atas investasi?
3. Apa saja keunggulan kompetitif usaha dalam sektor tertentu?
a) Seberapa efektif penawaran tersebut diposisikan di sektor itu.
b) Apa keunggulan bersaing di masing-masing sektor dalam kaitannya dengan biaya,
pengetahuan pasar, hubungan, dan faktor-faktor struktural?
c) Bagaimana bisa keunggulan kompetitif dipertahankan di dalam sektor?
Mengembangkan produk baru
Beberapa keputusan penting meliputi pengembangan produk adalah :
1.Market positioning (posisi pasar)
a) Masalah apa yang akan di pecahkan dengan pengembangan produk baru.?
b) Mengapa dengan produk baru masalah bisa di pecahkan dengan lebih baik di bandingkan
dengan produk yang sudah ada?
c) Bagaimana produk baru akan diposisikan di pasar dan terhadap pangsa pasar pesaing
yang mana?.
d) Bagaimana produk baru akan dijual dengan harga relatif terhadap pesaing?.
2.Branding (merek)
a) Akankah produk diberi merek baru, jika demikian, apakah akan menggunakan merek
sendiri atau mengacu pada merek perusahaan korporasi?
b) Apakah akan memperpanjang dan meneruskan penggunaan merek yang ada, ataukah
membuat identitas merek baru?
12
3.Communication
a) Bagaimana pelanggan mengetahui tentang produk baru and sekaligus bagaimana cara
mempromosikannya?
b) Sistem promosi komunikasi seperti apa yang akan digunakan, apakah dengan
memberikan pelatihan pengetahuan tentang produk kepada pelanggan, dan apakah kita
perlu rekomendasi dari pakar yang faham akan produk baru itu?
4.Distribusi
a) Bagaimana pelanggan mendapatkan produk?.
b) Siapa yang akan terlibat dalam proses distribusi ?
c) Dukungan apa yang akan diperlukan dari distributor dan mitra lainnya untuk
mempromosikan produk baru?
5.Financial and operational forecasting
a) Antisipasi terhadap permintaan produk?
b) Jumlah pendapatan yang diharapkan, lamanya periode dan berdasarkan asumsi ramalan
seperti apa?
c) Apa resiko jika terjadi kesalahan?
6.Technical research and development
a) Apa tantangan teknis dengan hadirnya produk baru?
b) Bagaimana pengembangannya sesuai dengan kompetensi dan keterampilan dasar saat
ini?
7.Production and operations
a) Bagaimana produk akan di produksi (atau bagaimana produk di pasarkan)?
b) Bagaimana produksi bisa sesuai dengan kompetensi yang ada?
13
c) Apakah kapasitas produksi yang ada memadai ataukah harus di adakan ketentuan
kapasitas baru ?
d) Apakah ada implikasi terhadap sistim logistik (misalnya dalam hal penyimpanan)? `
8.Supply issues
a) Faktor-faktor apa saja yang terlibat dalam memproduksi dan memasarkan produk baru?
b) Apakah di dasarkan pada komponen yang
komponen baru dari pemasok yang ada, ataukah mencari pemasok baru, jika demikian
bagaimana cara mengindetifikasi dan cara pengaturannya?
9.Resource implications
a) Apakah usaha saat ini memiliki sumber daya keuangan untuk mendanai strategi seperti
ekspansi ?
b) Apakah akan menciptakan masalah terhadap cash-flow ?.
c) Apakah usaha memiliki kapasitas atau sumber daya manusia yang memadai ?
d) Apakah sumber daya penjualan cukup untuk membuka dan melayani sektor pasar baru ?
14
15
dan
16
Merger atau Penggabungan Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi
satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain
akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas
yang dimilikinya. Jenis-jenis Merger:
a) Merger Vertikal Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat
operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan
peternakan ayam.
b) Merger Horisontal Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi
yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c) Merger Konglomerasi Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang digabungkan.
Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis.
Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator
telepon seluler nirkabel.
2.Akuisisi.
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor.
Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk
akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan
lain-lain.
3.Hostile Take Over
Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa adalah suatu tindakan akuisisi yang
dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham
perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar.
Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk
diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
4.Leverage Buy Out Leverage
17
Leverage Buy Out Leverage adalah teknik penguasaan perusahaan dengan metode pinjaman atau
utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu
perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.
Motif dilakukan ekpansi adalah motif ekonomi dan motif psychologis Mengenai kedua motif
tersebut diuraikan sebagai berikut :
1.Motif Ekonomi
Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar atau
menstabilisir laba yang diperoleh. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya permintaan
terhadap produk atau jasa yang diprodusi oleh suatu perusahaan. Makin luasnya pasar bagi
produksinya untuk mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luasnya pasar bagi
produknya. Makin besarnya jumlah produksi yang dapat dijual, berarti semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, sehingga dengan demikian setiap
pimpinan perusahaan mempunyai harapan dan keinginan untuk dapat selalu mengembangkan
dan meluaskan perusahaanya.
2.Motif Psychologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada personal ambition dari pemilik atau pimpinan perusahaan
untuk memperoleh kekuasaan yang lebih besar.
Dengan demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan usaha baik dalam
meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya guna sebagi motif yang
meningkatkan nilai ekonomi maupun personal ambition dari pimpinan perusahaan untuk
mencapai tujuan.
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha dengan menerapkan strategi strategi usaha
,memperhatikan aspek aspek , dan faktor yang diperlukan dalam mengembangkan usaha
adalah hasil akhir dari semua proses tahapan usaha . Sehingga jika kita tidak mengembangkan
usaha dengan baik dan bijak maka usaha kita akan mengalami kebangkrutan . Sebaliknya jika
mengembangkan usaha dengan baik maka kita bisa menjadi pengusaha yang berhasil dan sukses.
19
Adapun tahapan yang mampu dilakukan oleh seorang pengusaha dalam mengembangkan
usahanya yaitu dengan :
1.
Menerapkan dan menciptakan suatu Ide dan konsep usaha dalam berbisnis.
2.
3.
4.
5.
Mengembangkan Systemizing yang mampu berdampak baik bagi usaha yang dijalankan
6.
Dan yang terakhir yang dapat dilaksanakan adalah expanding bussines, yang bertujuan
untuk mengembangkan dan memberi eksistensi terhadap suatu usaha yang kita jalankan dengan
didukung pula beberapa tahapan di atas. Apabila kita sudah dan dapat menjalankan usaha dengan
tahapan-tahapan di atas, tentu saja dalam melakukan expanding bussines dapat berjalan dengan
tepat dan sesuai dengan tujuan karena tahap terakhir inilah yang akan berdampak besar bagi
kemajuan usaha yang kita jalani. Jika expanding bussines mampu dijalankan oleh seorang
pengusaha, maka dapat dikatakan bahwa kita sudah sukses dalam menjalan kegiatan
berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Gede Sandiasa, S.Sos, M.Si. 2009. Buku Ajar Kewirausahaan. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Panji Sakti
Kadek Rai Suwena. Pentingnya Penilaian Potensi Diri Wirausaha Sebagai Pondasi Untuk
Mensukseskan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora. Vol.
4, No. 2, Oktober 2015
Andy Saputra. Peran Inkubator Bisnis Dalam Mengembangkan Digital Starup Lokal Di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 4, No. 1, 2015
L.Kd. Budi Martini. Strategy Ekspansi. Buku Kewirausahaan. Bab 21
20
Eko Nugroho, Basri Hasanuddin, dan Nurdin Brasit. Pengaruh Coaching Terhadap Motivasi
Kerja dan Kinerja Individual
http://www.artikelist.com/2015/02/7-konsep-dan-ide-kreatif-bisnis-ala-artikelist.html
http://www.coachingindonesia.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=54&Itemid=18
http://hot.yukbisnis.com/tangga-bisnis/
https://pemberontak86.wordpress.com/2014/05/02/pendanaan-dan-perluasan-bisnis-financingand-expanding-the-bussines/
https://roniyuzirman.wordpress.com/2005/11/27/lima-cara-meningkatkan-omset-dankeuntungan-bisnis-anda/
http://www.coachingindonesia.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=54&Itemid=18
21