Laporan
Praktikum
Kimia
Adam Kurnia P (XI IA 8/01)
M. Luthfi Firdaus (XI IA 8/15)
Yosua Priambodo (XI IA 8/23)
SMA Negeri 5 Surabaya
I.
Judul
Sistem Koloid dengan 2 cara yaitu:
a. Cara kondensasi
b. Cara dispersi
Sifat-sifat Koloid
II.
Tujuan
Mengetahui dan memahami cara pembuatan sol secara disperse dan cara
pembuatan sol secara kondensasi.
Mengetahui sifat-sifat koloid
III.
Landasan Teori
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam
medium pendispersi.Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.Sol
adalah sistem koloid yang fase tedispersinya berupa zat padat dan medium
pendispersinya berupa zat cair atau zat padat.Bila medium pendispersinya
berupa zat padat disebut sol padat.Sedangkan emulsi adalah sistem koloid yang
fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair
atau zat padat.Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan
emulsi padat.Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi
cair) membentuk campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air,
setelah dikocok akan diperoleh campuran yang segera memisah jika didiamkan.
Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu zat pengemulsi (emulgator) untuk
membentuk suatu campuran yang stabil.Contohnya : detergen yang digunakan
sebagai emulgator bagi emulsi minyak didalam air.
Dari pengertian di atas, tampak bahwa proses dialam ini banyak
berhubungan dengan system koloid. Tidak terkecuali di lingkungan tempat
tinggal kita.Sistem koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikelpartikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan
kondensasi. Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran
partikel suspense kasar menjadi berukuran partikel koloid, cara ini dinamakan
dispersi.
1.
Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan
sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel
berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi reaksi kimia, seperti reaksi
redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan pergantian
pelarut.
2.
Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan
bunga listrik (cara busur bredig).
a.
Cara Mekanik
Menurut cara ini butir butir kasar digerus dengan lumping atau
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium dispersi.
b.
c.
1.
Sifat-sifat Koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid.Hal ini disebabkan karena ukuran molekul
koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John
Tyndall(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat
itu disebut efek tyndall.Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika
suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri)
disinari dengan cahaya,maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar
kanan), cahaya akan dihamburkan. hal ituterjadi karena partikelpartikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar tersebut.Sebaliknya, pada larutan
sejati, partikel-partikelnya relatif kecilsehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2.
Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa
bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika
kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat
bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak.Gerakan tersebut dapat bersifat
acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat
seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi
zat cair atau gas, pergerakan partikel- partikel akan menghasilkan
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan
tersebut berlangsung dari segala arah.Oleh karena ukuran partikel
cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak
seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang
menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi
gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel
koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin
besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati
dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu.Semakin tinggi suhu
sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown
IV.
1. B
Belerang
Gula
Aquades
Agar-agar
Mortal/lumping
Gelas kimia
Pembakar spirtus
2. A
V.
Cara Kerja
1. A
1. B
VI.
Hasil Pengamatan
Percobaan
1. A.a
Kegiatan Pembuatan
Pembuatan sol secara
Pengamatan
Air dengan FeCl3berubah warna
kondensasi
FeCl3 Fe + 3 Cl
3+
Fe
+ 3H2O Fe(OH)3 + 3
+
H
1. A.b
1. A.c
1. B.a
1. B.b
2. A
Sifat-sifat koloid
1. Pembuatan Koloid
PERTANYAAN
1. Apa kegunaan gula dalam campuran belerang dan air?
Fungsi gula dalam pembuatan sol belerang adalah sebagai zat
yang membantu belerang membentuk koloid di dalam air karena
sifat gula yaitu akan membuat larutan di dalam air.
2. Apa perbedaan pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi
dan cara dispersi?
Pembuatan sol cara dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari
partikel kasar (suspensi). Pembuatan soldengan cara dispersi
meliputi cara mekanik, peptisasi, busur bredig, dan
ultrasonik. Pembuatan sol cara kondensasiadalah cara pembuatan
koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses
kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia, yaitu melalui reaksi
redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian
pelarut.
3. Apa yang dimaksud dengan :
a. Sol
:
Sistem koloid dari pertikel padat yang terdispersi dalam zat
cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
b. Emulsi
:
Sistem koloid dari zat cair ynag terdispersi dalam zat cair
disebut emulsi.Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis
zat cair itu tidak saling melarutkan.Emulsi dapat digolongkan
kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A)
dan emulsi air dalam minyak.
c. Peptisasi
:
Proses dispersi endapan menjadi sistem koloid dengan
penambah zat pemecah. Zat pemecah dapat berupa
elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun
pelarut tertentu.
2.
Sifat-sifat Koloid
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan efek tyndal?
Gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikelpartikel koloid.Hal ini disebabkan karena ukuran molekul
koloid yang cukup besar.
2. Adakah hubungan pembentukan delta di muara sungai dengan
peristiwa koagulasi? Jelaskan!
3. Jika campuran larutan Fe(OH)3 dengan As2S3 apakah terjadi
koagulasi? Dengan menuliskan rumus kimianya.
4. Untuk menjernihkan air umumnya menggunakan tawas. Mengapa
tawas digunakan untuk menjernihkan air? Tuliskan rumus kimianya!
VII
Kesimpulan
1. Pembuatan Koloid
Dari hasil praktikum di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
Terjadinya Efek Tyndall pada percobaan pembuatan sol dengan
kondensasi
Pembentukan sol belerang dibuat dengan cara dispersi dengan
mekanik.
Koloid dapat dibuat melalui cara kondensasi dan dispersi.
Cara kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel halus
menjadi lebih kasar melalui suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini
dapat dilakukan dengan cara hidrolisis. Sedangkan cara dispersi yaitu
dengan memecah partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus
atau partikel koloid.
2. Sifat-sifat Koloid
Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase
terdispersi dan medium pendispersi dimana partikel-partikel fase
terdispersi berukuran koloid tersebar merata (homogen) dalam
medium pendispersinya.
Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi
meliputi perbedaan jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid,
penyaringan dan kestabilan.
VIII
Dokumentasi