Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Iklim terhadap Sektor Pertanian

A. Pengertian
Iklim adalah suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu
tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30
tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang
terjadi di atmosfer bumi.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat sulit
dikendalikan. Dalam praktik iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah yang luas
dalam jangka waktu yang lama.Karena iklim berlaku tetap, maka penelitian tentang iklim
dilakukan dengan, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai engan
kebutuhan,kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca sering
seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya
hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi. Bagian
terbesar penduduk dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang bidang pertanian dan
pertanian juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB
dunia.
B. Pengaruh iklim terhadap sektor pertanian
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi
tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh
pada suatu daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian
sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau
perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang dapat
dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan kerentanan pangan. Perubahan
iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian dalam menjaga keberlansungan
produksi pangan. Tidak hanya menjadi perhatian pada forum internasional, perubahan iklim telah
menjadi isu strategis nasional berbagai negara dalam menghadapi fenomena tersebut. Seiring
dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim,

membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal
musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu
susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
Dampak perubahan iklim menjadi isu strategis karena persoalan ini dapat mengancam
kepentingan nasional suatu bangsa. Beberapa hasil penelitian yang mengindikasikan bahwa
perubahan iklim membawa pengaruh negatif terhadap produktivitas pertanian. Perubahan
temperatur secara global memicu terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan, hujan badai
ekstrem menyebabkan terjadinya banjir besar di beberapa lokasi di belahan Bumi.Perubahan
iklim juga memicu adanya perubahan cuaca secara ekstrem. Terjadinya pergeseran musim, akan
berpengaruh pada perencanaan aktivitas kegiatan pertanian, sehingga jadwal tanam akan
terganggu yang mengakibatkan menurunnya angka produksi dan bahkan kegagalan panen.
Kemudian munculnya sumber penyakit-penyakit baru pada tanaman, angin kencang dan badai
yang merusak tanaman. Produktivitas menurun Sementara musim kemarau yang terlalu
panjang dan banjir di musim hujan membuat produktivitas pertanian menurun. Serta naiknya
suhu permukaan bumi akan membuat pola hidup tanaman pertanian menjadi terganggu.
Beberapa hal tersebut merupakan beberapa contoh yang dapat dirasakan akibat dari perubahan
iklim dari sektor pertanian.
Perubahan iklim juga akan memacu berbagai pengaruh yang berbeda terhadap jenis hama
dan penyakit. Perubahan iklim akan mempengaruhi kecepatan perkembangan individu hama dan
penyakit, jumlah generasi hama, dan tingkat inokulum patogen, atau kepekaan tanaman inang
.
Menurut Wiyono3 pengaruh iklim terhadap perkembangan hama dan penyakit tanaman

dapat dikategorikan ke dalam tiga bentuk, yaitu :


eskalasi, di mana hama-penyakit yang dulunya penting menjadi makin merusak, atau tingkat

kerusakannya menjadi lebih besar


perubahan status
degradasi.
Patogen yang ditularkan melalui vektor perlu mendapat perhatian penting, kerusakan
tanaman akan menjadi berlipat ganda akibat patogen dan serangga vektornya (Ghini 2005,
Garrett et al. 2006).
Peningkatan suhu udara merangsang terjadinya ledakan serangga vektor. Oleh karenanya
penyebaran dan intensitas penyakit diduga akan meledak. Indonesia memiliki beberapa penyakit
penting yang ditularkan oleh vektor seperti virus kerdil pada padi, CVPD pada jeruk, dan yang

lainnya. Selain mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas vektor, peningkatan suhu juga
mendorong aktivitas patogen tertentu. Patogen yang memiliki adaptabilitas pada suhu yang
cukup luas akan mudah beradaptasi dengan peningkatan suhu udara.
Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pertanianSelain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari. Setiap tanaman pasti
memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi
tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yang disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan
tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman. Itu merupakan contoh global
pengaruh ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu
timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan
menurunnya produksi kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan
menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6
sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat dari
kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina
produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke dua.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang hidup di
daerah-daerah tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan
kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim
kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah
subtropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada
perbedaan suhu menurut ketinggian tempat.
Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan
dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada
ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang
dan malam sangat kontras dan keadaan seperti inilah yang dibutuhkan oleh tanaman strowbery.
Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu,
mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim
kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin

tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino La Nina dan Indian Ocean
Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan
berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah
penyakit, dan lain-lainnya

Anda mungkin juga menyukai