PENDAHULUAN
yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan. Kemantapan dinamis berarti aturan dalam
ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap, tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap
perubahan (terutama dalam kosakata danistilah). Ciri kecendikiawan terlihat dalam penataan
penggunaan bahasa secara teratur, logis, dan masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan
terikat pada aturan-aturan bahasa yang berlaku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar
tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa ilmiah. Standar tersebut
meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia baku. Tata bahasa Indonesia
yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku.
Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan
aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan
bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Sesuai dengan ragam bahasanya, aturan-aturan ini mengikat penggunaan bahasa dalam karya
tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi (tugas akhir
dalam pendidikan tinggi); laporan penelitian; makalah seminar; artikel ilmiah; makalah; dan
laporan eksekutif. Pembahasan karya tulis ilmiah dalam tulisan ini akan difokuskan pada
artikel ilmiah. Pemilihan ini dilakukan dengan dasar pemikiran artikel ilmiah yang dimuat
dalam jurnal/ majalah ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang sudah
dipublikasikan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan kaidah penulisan huruf dan tanda baca
dalam karangan ilmiah.
1.4 Metode
Analisis kaidah penulisan huruf dan tanda baca dalam karangan ilmiah pada tulisan ini
dilakukan dengan analisis pustaka. Sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan bahasa ilmiah,
digunakan kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh
Pusat Bahasa Indonesia, yaitu Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika dan kode etik yang lazim ditumbuhbudayakan dalam penulisan karya ilmiah
harus diikuti. Hak cipta dan paten dari segi hukum harus diikuti dan difahami dengan baik.
Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara baik. Kode etik adalah normanorma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat dan citivitas akademik perlu
diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan,
perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun
informan.
Tanda baca titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda seru (!), persen (%), dan
Tidak Baku
Sampel dipilih secara acak .
Jumlahnya sekitar 10 %
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan adalah :
Baku
Sampel dipilih secara acak.
Jumlahnya sekitar 10%.
Tidak ada spasi (jarak) antara kata di dalam kurung dengan tanda kurungdan tanda kutip.
Tidak Baku
Kelima kelompok sepadan .
Kesalahan ( error ) dapat diabaikan.
Baku
Kelima kelompok sepadan.
Kesalahan (error) dapat diabaikan.
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil(<), tambah (+), kurang (-), kali (x),
dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.
Tidak Baku
P=0,01
S:T=Y
A>B
C<G
A+B=C
Bentuk Baku
P = 0,01
S:T=Y
A>B
C<G
A+B=C
Jika dalam penulisan persamaan dengan menggunakan wordprocessor seperti Microsoft
Office, maka persamaan-persamaan diketik dengan equation editor yang secara otomatis
sudah memberikan jarak yang cukup untuk tanda sama dengan, lebih kecil, lebih besar,
tambah, kurang, kali dan bagi. Konsistensi dalam penggunaan simbol sangat penting
dipertahankan dalam penulisan.Bila symbol ditulis dengan huruf miring maka penjelasan
dalam teksnya juga harus ditulis dengan huruf miring.Berikut ini diberikan contoh hasil
persamaan yang ditulis dengan equation editor dalam Microsoft Office.
A+ B = C
x = a2 + c
D > 4 b2 4abc
2. Penulisan Kata
Penulisan kata dapat dikelompokkan atas kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata
gabungan, kata depan, partikel, dan kata ganti.
3. Kata Dasar
4. Kata Turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan imbuhan baik
itu awalan, sisipan, dan akhiran.Kata dasar tersebut telah dirangkai dengan imbuhan-imbuhan
itu.Dari contoh-contoh ini diharapkan dapat mengingat kembali aturan- turan yang berlaku
dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
berkembang biak
melipatgandakan
memberitahukan
berwisata
belajar
beri tahukan
merindukan
pascasarjana
dasawarsa
dwiwarna
5. Kata Ulang
Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubung. Contoh: pura-pura, matamata, hura-hura, mondar-mandir, sayur-mayur, undang undang, kupu-kupu, lauk-pauk.
6. Kata Depan
Kata depan, di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Ibu pergi ke Bandung
Paman datang dari Bali
Kakak tiba di Singapura
7. Kata Ganti
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata-kata yang mengikutinya. ku, mu
dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bukuku dan bukumu tertinggal di meja perpustakaan. Apa pun yang kaumiliki tidak
dapat dipinjam.
8. Partikel
Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Marilah kita berangkat ke kampus.
Siapkah yang menang dalam pertandingan nanti?
Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali untuk kata-kata
yang telah dianggap terpadu benar seperti meskipun, adapun, kendatipun, maupun,
sungguhpun, andaipun, biarpun, bagaimanapun, dan kalaupun.
Contoh: Dia pun mengetahui sindikat tersebut.
Mobil-mobil besar pun diijinkan melewati jalan ini.
9. Penulisan Judul
Penulisan judul yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah sangat penting
untuk diuraikan di sini. Dengan demikian keseragaman dalam tulisan karya ilmiah yang
diatur dengan panduan ini dapat diperoleh. Judul Bagian dan Sampul Depan Laporan Judul
Bagian ditulis dengan gaya penulisan semua huruf kapital. Bila terdiri atas beberapa baris,
maka baris pertama paling panjang dan baris berikutnya lebih pendek serta ditulis dengan
gaya di tengah-tengah.
Contoh:
PENGEMBANGAN MESIN PENDINGIN HEMAT ENERGI
STUDI TEKNO EKONOMI DALAM PERANCANGAN MESIN
Judul Bab
Judul bab ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali partikelatau kata
depan.
Contoh:
Bab III
Prosedur Optimasi dan Formulasi
Bab I
Pendahuluan
Bab IV
Pengujian dan Analisis
Judul Subbab
Judul bab juga ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali partikel atau kata
depan.
Contoh:
Subbab pada Bab II
2.2 Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
2.3 Prinsip Dasar
Subbab pada Bab III
3.3 Metode Optimasi dan Parameter Studi
3.4 Penurunan Formulasi dan Pemrograman
10. Penyingkatan Kata
Tulis penuh semua singkatan seperti: dan lain lain, dan sebagainya, dan seterusnya
(bukan ditulis dengan cara ini: dll., dsb., dst.). Penyingkatan suatu istilah dapat diberlakukan,
bila memang istilah tersebut panjang dan terlalu sering muncul dalam teks.Untuk
penyingkatan ini, kepanjangan istilah tersebut harus dimuculkan pertama kali ketika istilah
tersebut pertama kalinya disebutkan dalam teks.
10
(b) huruf pertama pada kata pertama pada petikan langsung atau kalimat langsung,
(c) huruf pertama kata atau ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama kitab
Misalnya :
Mahaputera Yamin; Sultan Hasanudin; Haji Agus Salim; Imam Syafi'i; Nabi
Muhammad.
Namun, kalau tidak diikuti nama diri, huruf kapital itu tidak digunakan. Misalnya,
Tahun ini ia pergi naik haji.
Beliau baru dinobatkan jadi sultan.
Banyak orang mengaku nabi pada awal abad ke-21 ini.
(e) huruf pertama unsur nama jabatan dan nama pangkat yang diikuti nama diri, atau yang
digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Budiono.
11
Namun, kalau tidak diikuti nama diri, nama jabatan, nama orang, nama instansi atau nama
tempat, huruf kapital itu tidak dipakai. Misalnya :
Siapa gubernur yang baru dilantik itu.
Beberapa orang jenderal hadir di situ.
Kemarin Letnan Jenderal Ahmad dilantik menjadi jenderal.
Namun, kalau nama orang itu digunakan sebagai nama benda, nama jenis, dan nama ukuran,
maka huruf kapital tidak digunakan. Contohnya :
mesin diesel
10 volt
5 ampere
(g) huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa. Contohnya :
bangsa Indonesia
suku Batak
12
bahasa Inggris
Namun, kalau nama bangsa, nama suku bangsa dan nama bahasa itu digunakan sebagai bentuk
dasar sebuah kata turunan, huruf kapital itu tidak digunakan. Contohnya :
mengindonesiakan kata asing
agak kejawa-jawaan
wanita yang kebelanda-belandaan
(h) huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa
sejarah. Contohnya :
tahun Hijriah
bulan Agustus
hari Jumat
hari Natal
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Asia Tenggara
- Bukit Barisan
- Gorontalo
- Danau Limboto
- Gunung Salak
- Selat Sunda
- Teluk Jakarta
- Kali Brantas
yang
bukan
merupakan
nama
diri,
huruf
berlayar ke teluk
13
mandi di kali
menyeberangi selat
menuju arah utara
Pada nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis, huruf kapital juga tidak digunakan.
Contohnya :
- garam inggris
- gulajawa
- salak bali
- dodol garut
- sate madura
- pisang ambon
(j) huruf pertama unsur-unsur nama negara, nama lembaga pemerintahan, dan nama
dokumen resmi; kecuali kata seperti, dan, atau, ataupun kepada. Contoh :
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departeman Pendidikan Nasional
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57, Tahun 1972
(k) huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga
14
(1) huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan;
kecuali kata di, ke, dan, yang untuk; yang tidak terletak pada posisi awal. Contohnya :
Bukunya berjudul Membongkar Gurita Cikeas
Dia agen surat kabar Media Indonesia
Bacalah majalah Tempo minggu lalu
(m) huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Contohnya :
Dr. doktor
M.A. master of art
Prof. profesor
Tn. tuan
Sdr. saudara
(n) huruf pertama kata perkerabatan seperti bapak, ibu, kakak, saudara, dan adik yang dipakai
sebagai kata ganti, kata sapaan, atau kata sebutan (pengacuan). Contoh :
"Kapan Bapak berangkat ?" tanya Hasan
Adik bertanya, "Itu apa, Bu ?"
"Silakan duduk, Kak " kata Adi
15
Namun, bila kata perkerabatan dipakai sebagai istilah perkerabatan, huruf kapital tidak
digunakan.
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita
Semua kakak dan adik saya sudah menikah
(a) menuliskan nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh :
Bukunya berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang
Setiap pagi dia membaca koran Kompas
Majalah Bahasa dan Sastra terbitan Pusat Bahasa
(b)
menuliskan istilah ilmiah, dan kata atau ungkapan asing yang ejaannya belum
disesuaikan. Contoh :
16
(d) menuliskan kata atau huruf yang dianggap penting dalam sebuah teks. Contoh :
2.4
Dalam bahasa tulis, tanda baca ini sangat penting karena dengan adanya tanda baca itu
kita akan terbantu untuk dapat memahami suatu tulisan. Dalam sistem ejaan dikenal adanya
tanda baca titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda
17
petik ("......"), tanda hubung (-), tanda pisah (), tanda kurung ([......]), tanda garis miring (/),
dan tanda penyingkat ('). Bagaimana menggunakan tanda baca itu, dijelaskan di bawah.
2.4.1
(a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ayahku mantan anggota DPR.
KPK menahan Anggodo Widjoyo kemarin.
Partai koalisi mulai retak.
(b) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya :
pukul 3.15.10 (pukul 3 lewat 15 menit 20 detik)
(c) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
Misalnya :
5.35.20 jam (5 jam, 35 menit, 20 detik)
0.25.30 jam (25 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
(d) Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya :
Penduduk di desa itu ada 25.325 orang
18
(e) Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
(f) Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul berita, judul karangan, judul tabel, dan
sebagainya.
Misalnya :
Tabrakan Beruntun di Jalan Tol
Habis Gelap Terbitlah Terang
Masalah Kawin Siri-di Indonesia
(g) Tanda titik tidak digunakan di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat; dan (2)
2.4.2
19
Misalnya :
Yang hadir anggota fraksi Golkar, fraksi PDIP, fraksi PKS, dan fraksi Demokrasi
Yang salah jawaban nomor 8, 9, 12, 13, dan 15
(b) digunakan untuk memisahkan bagian kalimat setara yang satu dari bagian kalimat setara
(c) digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila anak kalimat itu
Catatan :
Kalau anak kalimat berada di belakang induk kalimat, maka tanda koma itu tidak
digunakan.
Misalnya :
Dia tidak jadi datang karena sakit
Saya tentu datang kalau diundang
20
(d) digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar-kalimat yang terdapat pada
awal kalimat sepertijadi, oleh karena itu, akan tetapi, maka dan sebagainya.
Misalnya
Jadi, utangmu semua menjadi 10 juta rupiah
Oleh karena itu, kita harus selalu waspada
Akan tetapi, saya masih akan mencoba lagi tahun depan
(e) digunakan di belakang kata seruan seperti oh, nah, aduh, ya, alangkah, dan kasihan di
(f) digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya :
Kata ibu, "Saya senang sekali."
"Saya gembira sekali", kata bapak, "karena terpilih jadi anggota DPR."
(g) digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
21
(h) digunakan di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya :
12,5 Cm
Rp 1.255,25
(i) digunakan untuk mengapit keterangan tambahan (aposisi) yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya :
Ruhut Sitompul, anggota pansus dari partai Demokrat, sering membuat ulah
Sukarno, presiden pertama RI, dimakamkan di Blitar
Banyak anggota DPR, dari fraksi mana pun, disinyalir sering bolos dari sidang
(j) dapat digunakan untuk menghindari salah baca dan salah paham di belakang keterangan
22
(k) tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringnya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya :
"Saudara bekerja di mana?" tanya ayah
"Ayo kita serang !" teriaknya keras-keras
2.4.3
Tanda titik koma dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam semakin larut; pekerjaan belum selesai juga; aku jadi bingung
Ayah membaca koran di ruang tamu; ibu sibuk di dapur; adik mengerjakan PR; saya
sendiri asyik menonton televisi
Catatan :
Jika kita lihat contoh di atas, sebenarnya tanda titik koma itu bisa diganti dengan tanda koma.
2.4.4
(a)
pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari
Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati
Namun, bila rangkaian kata itu merupakan pelengkap (objek) yang mengakhiri pernyataan,
tanda titik dua itu tidak perlu digunakan.
23
: Abdul Aziz
Sekretaris
: Ny. Sarbini
Bendahara
: Ny. Waluyo
Tempat sidang
dst.
24
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Tanda baca titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda seru (!), persen (%), dan tanda tanya (?)
diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
2. Ejaan bahasa Indonesia menggunakan aksara Latin, yang terdiri dari 26 huruf. Setiap huruf
digunakan untuk melambangkan satu bunyi atau satu fonem, kecuali gabungan huruf kh, ng,
ny, dan sy yang juga digunakan untuk melambangkan satu bunyi, serta huruf e yang
digunakan untuk melambangkan dua buah bunyi. Sementara huruf qdan x hanya digunakan
pada kata serapan tertentu.
25
3. Dalam sistem ejaan dikenal adanya tanda baca titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:),
tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda petik ("......"), tanda hubung (-), tanda pisah (), tanda
kurung ([......]), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat (').
4.
Tanda baca mempunyai banyak jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai
fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan
komunikasi, berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan , dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar
bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Setiap tanda baca mempunyai
aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang
salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi.
3.5 Saran
Dalam menuliskan karangan ilmiah perlu memerhatikan kaidah penulisan karangan
ilmiah, terutama kaidah penulisan huruf dan tanda baca yang sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan.
26
27