Penyaji
54071001006
54071001032
Pembimbing
Dr. Yusni Puspita, SpAn, KAKV
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbilalamin,
selesainya tugas refrat berjudul Anatomi dan Fisiologi Hepar. Terima kasih
terucap kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya yang tiada henti diberikan
dan salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir jaman.
Tugas Refrat ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan kegiatan kepaniteraan klinik senior di Departemen Anestesiologi
dan Reanimasi RSMH Palembang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penyelesaian refrat ini, khususnya kepada dr. Yusni Puspita,
SpAn, KAKV sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan hingga
sampai selesainya tugas refrat ini.
Saran-saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan refrat ini agar dapat menjadi lebih baik.
Akhirnya, penulis berharap agar tugas refrat ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua serta menjadi rujukan untuk refrat selanjutnya, Amin.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh yang berbentuk baji yang
dibungkus oleh jaringan ikat (Glissons Capsule), beratnya 1500 gram (1200-1600
gram dan menerima darah 1500 ml permenit, serta mempunyai fungsi yang sangat
banyak. Hepar relative lebih besar pada masa bayi, yang membentuk seperdelapan
belas berat lahir. Organ ini dibungkus terletak pada kuadran kanan atas dan
menempati paling luas pada region hiperkondrium kanan kemudianmeluas ke
hipokondrium kiri dan region epigastrika. Hati memiliki permukaan superior yang
cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri.
Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan,
lambung, pancreas dan usus
Sel hepar merupakan suatu kolam reaktan kimia besar dengan laju
metabolism yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari suatu sistem
metabolism ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang
diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolism
lain. Karena semuanya itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis
mengenai reaksi metabolisme dalam hepar.
Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain dapat
memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi bakteri dan
benda asing yang masuk peredaran darah dari saluran pencernaan.
BAB II
ISI
Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris
dengan panjang beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 2 mm. Hati
manusia berisi 50.000 100.000 lobulus. Lobulus tersusun atas sel-sel hati
yang merupakan sel-sel besar dengan satu atau dengan dua inti dan
sitoplasma glanural yang halus.
Sel-sel hati diatur dalam lapisan-lapisan, satu sel yang tebal, disebut
lamina hepatica. Lamina ini tersusun tidak teratur untuk membentuk
dinding dengan sel hati yang menghubungkan lamina sekitarnya. Diantara
lamina terdapat ruang berisi vena-vena kecil dengan banyak anastomosis
diantaranya dan duktus empedu kecil yang disebut kanakuli. Kanakuli
biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa
yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan. Lobulus hati terbentuk
mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica dan
kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari lempeng
sel hepar yang memancar secara sentifugal dari vena sentralis seperti jeruji
roda. Disekitar tepi lobulus terdapat kanal portal, masing-masing berisi
satu cabang vena porta (vena interlobular), satu cabang arteri hepatica, dan
satu duktus empedu kecil. Ketiga struktur ini bersatu dan disebut triad
portal.
Peritoneum Hati
Hati seluruhnya diliputi kapsula fibrosa namun ada sebagian yang tidak
diliputi oleh peritoneum viscerale, yaitu pada suatu daerah pada facies
posterior yang melekat langsung pada diafragma, disebut nuda hepatic
(NA), syn bare area.
Peritoneum viscerale berasal dari mesohepaticum ventrale yang juga ikut
membentuk omentum minus dan ligamentum falciforme hepattis.
Omentum minus terbentang dari porta hepatic ke curvature minor
ventriculi dan awal pars superior duodeni. Ujung kanan omentum minus
membungkus bersama vena porta hepatic, arteria hepatica (propria) dan
duktus choledochus. Ligamentum falciforme hepatic terdiri dari dua
lapisan peritoneum dari umbilicus menghubungkan hepar dengan
diafragma dan dinding depan abdomen.
Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas yang mengandung ligamentum
teres hepatis (NA, syn. Round ligament of liver) yang merupakan sisa
vena umbilicalis yang telah menutup, dan meliputi beberapa vena kecil,
vena paraumbilicales yang mempunyai hubungan dengan system vena
porta hepatis. Ligamentum falciforme hepatis dan facies anterior hepar
meneruskan diri ke arah atas ke facies superior dan permukaan visceralis
membentuk
ligamentum
coronarium
hepatic
(NA).
ligamentum
B. FISIOLOGI
Hati memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menghasilkan Empedu
Empedu terdiri dari Garam empedu (Na+, K+, asam empedu), Pigmen
empedu yaitu bilirubin dan biliverdin, keduanya merupakan pemecahan
dari hemoglobin. Pigmen empedu menyebabkan empedu berwarna kuning
preparat kimia dan obat bius yang dijual di pasaran, mengingat akibatnya
atas hati.
Semua sel hepar secara kontinu membentuk sejumlah kecil sekresi yang
dinamai empedu. Ini disekresikan ke dalam kanalikus bilifer yang kecil,
yang terletak diantara sel-sel hepar di dalam lempengan dan kemudian
empedu mengalir ke perifer menuju septa interlubuler di tempat mana
kanalikulus mengeluarkan isinya ke duktus biliaris terminanglis kemudian,
progressive terus ke duktus yang lebih besar dan akhirnya mencapai
duktus hepatica dan duktus koledokus, dari mana empedu dikosongkan
langsung kearah duodenum atau dibagi kearah kantung empedu.
BAB III
KESIMPULAN
Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi hepar sangat penting bagi
anestesiologist. Fungsi hepar dapat terganggu akibat anesthesia umum atau
regional. Identifikasi pada pasien yang memiliki resiko yang tinggi untuk
terjadinya disfungsi hati atau eksaserbasi dari penyakit hati terdahulu sangat
penting untuk memperkecil angka kesakitan dan angka kematian pada pasien.
Dengan demikian, suatu evaluasi preoperative yang teliti wajib dilakukan untuk
mendeteksi adanya penyakit hati terdahulu dan untuk mengidentifikasi faktorfaktor resiko penting terjadinya gangguan hati yang
anestesi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S.A. RN. PhD. Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas
Patofisiolegi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta; 2003.
2. Sherlock,S. Anatomi dan Fungsi. In : Penyakit Hati dan Sistem Saluran
Empedu. Widya Medika. Jakarta.
3. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal
System. Elseviers Health Science. Philadelphia; 2002.
4. Kahle, W. Sismtem Pencernaan. In : Atlas Berwarna & Teks Anatomi
Manusia Alat-Alat Dalam. Hipokrates. Jakarta ;
5. Kasper L.D,MD. Liver and Biliary Trac Disease. In : HARRISONS
Principles of Internal Medicine. The McGraw-Hill Companies. United
States of America; 2001. Hal : 1707 1715.
6. Guyton C. Artur, M.D. Hati Sebagai Suatu Organ. In Fisiologi Kedokteran.
Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta ; 2007. Hal : 902 905.
7. Latief A, Said. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 2. Jakarta
; 2010.