Anda di halaman 1dari 15

Refrat

ANATOMI DAN FISIOLOGI HEPAR

Penyaji

Febbyansari Nucki, S.Ked


Herka Pratama Putra, S.Ked

54071001006
54071001032

Pembimbing
Dr. Yusni Puspita, SpAn, KAKV

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI


FK UNSRI - RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
2011

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbilalamin,

segala puji dan syukur penulis panjatkan atas

selesainya tugas refrat berjudul Anatomi dan Fisiologi Hepar. Terima kasih
terucap kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya yang tiada henti diberikan
dan salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir jaman.
Tugas Refrat ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan kegiatan kepaniteraan klinik senior di Departemen Anestesiologi
dan Reanimasi RSMH Palembang.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penyelesaian refrat ini, khususnya kepada dr. Yusni Puspita,
SpAn, KAKV sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan hingga
sampai selesainya tugas refrat ini.
Saran-saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan refrat ini agar dapat menjadi lebih baik.
Akhirnya, penulis berharap agar tugas refrat ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita semua serta menjadi rujukan untuk refrat selanjutnya, Amin.

Palembang, Mei 2011

Penulis

BAB I
Pendahuluan
Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh yang berbentuk baji yang
dibungkus oleh jaringan ikat (Glissons Capsule), beratnya 1500 gram (1200-1600
gram dan menerima darah 1500 ml permenit, serta mempunyai fungsi yang sangat
banyak. Hepar relative lebih besar pada masa bayi, yang membentuk seperdelapan
belas berat lahir. Organ ini dibungkus terletak pada kuadran kanan atas dan
menempati paling luas pada region hiperkondrium kanan kemudianmeluas ke
hipokondrium kiri dan region epigastrika. Hati memiliki permukaan superior yang
cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri.
Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan,
lambung, pancreas dan usus
Sel hepar merupakan suatu kolam reaktan kimia besar dengan laju
metabolism yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari suatu sistem
metabolism ke sistem yang lain, mengolah dan mensintesis berbagai zat yang
diangkut ke daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolism
lain. Karena semuanya itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis
mengenai reaksi metabolisme dalam hepar.
Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain dapat
memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi bakteri dan
benda asing yang masuk peredaran darah dari saluran pencernaan.

BAB II
ISI

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI


A. ANATOMI
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme
tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas
dilindungi iga-iga. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan
interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan
ke iga VIII kiri.
Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas
berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma. Permukaan bawah
tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura tranversus. Permukaannya
dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk-keluar hati. Fisura
longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah.
Selanjutnya hati dibagi menjadi dalam empat belahan (kanan, kiri, kaudata
dan kuadrata). Setiap belahan atau lobus terdiri atas lobulus. Lobulus ini
berbentuk polyhedral (segibanyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk
kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan
hati. Hati mempunyai dua jenis persediaan, yaitu yang datang melalui
arteri hepatica dan yang melalui vena porta.

Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris
dengan panjang beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 2 mm. Hati
manusia berisi 50.000 100.000 lobulus. Lobulus tersusun atas sel-sel hati
yang merupakan sel-sel besar dengan satu atau dengan dua inti dan
sitoplasma glanural yang halus.
Sel-sel hati diatur dalam lapisan-lapisan, satu sel yang tebal, disebut
lamina hepatica. Lamina ini tersusun tidak teratur untuk membentuk
dinding dengan sel hati yang menghubungkan lamina sekitarnya. Diantara
lamina terdapat ruang berisi vena-vena kecil dengan banyak anastomosis
diantaranya dan duktus empedu kecil yang disebut kanakuli. Kanakuli
biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa
yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan. Lobulus hati terbentuk
mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica dan
kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari lempeng
sel hepar yang memancar secara sentifugal dari vena sentralis seperti jeruji
roda. Disekitar tepi lobulus terdapat kanal portal, masing-masing berisi
satu cabang vena porta (vena interlobular), satu cabang arteri hepatica, dan
satu duktus empedu kecil. Ketiga struktur ini bersatu dan disebut triad
portal.

Peritoneum Hati

Hati seluruhnya diliputi kapsula fibrosa namun ada sebagian yang tidak
diliputi oleh peritoneum viscerale, yaitu pada suatu daerah pada facies
posterior yang melekat langsung pada diafragma, disebut nuda hepatic
(NA), syn bare area.
Peritoneum viscerale berasal dari mesohepaticum ventrale yang juga ikut
membentuk omentum minus dan ligamentum falciforme hepattis.
Omentum minus terbentang dari porta hepatic ke curvature minor
ventriculi dan awal pars superior duodeni. Ujung kanan omentum minus
membungkus bersama vena porta hepatic, arteria hepatica (propria) dan
duktus choledochus. Ligamentum falciforme hepatic terdiri dari dua
lapisan peritoneum dari umbilicus menghubungkan hepar dengan
diafragma dan dinding depan abdomen.
Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas yang mengandung ligamentum
teres hepatis (NA, syn. Round ligament of liver) yang merupakan sisa
vena umbilicalis yang telah menutup, dan meliputi beberapa vena kecil,
vena paraumbilicales yang mempunyai hubungan dengan system vena
porta hepatis. Ligamentum falciforme hepatis dan facies anterior hepar
meneruskan diri ke arah atas ke facies superior dan permukaan visceralis
membentuk

ligamentum

coronarium

hepatic

(NA).

ligamentum

coronarium sisi kiri ke ujung kiri membentuk ligamentum triangulare


sinistrum yang ujungnya berhubungan dengan diafragma sebagai fibrosa
hepatic (NA, syn-fibrous appendix of the liver).
Di sebelah kanan lapisan depan dan belakang ligamentum coronarium
memisahkan diri meninggalkan daerah yang kosong peritoneum (area
noda hepatic/bare area) untuk selanjutnya ke ujung kanan membentuk
ligamentum triangulare dextrum.

Hepar mempunyai dua facies (permukaan) yaitu ;


1. Facies diaphragmatika
2. Facies visceralis (inferior)

Facies diphragmatica hepatic


Permukaanya halus dan cembung sesuai dengan bentuk permukaan bawah
dari kubah diafragma, namun terpisah dari diafragma oleh adanya celah
recessus subphrenicus. Ke arah depan facies diafragmatica berhubungan
dengan iga-iga, precessus xipinoideus, dan dinding depan abdomen. Di
sebelah kanan melalui diafragma berhubungan dengan iga 7-11 (pada
linea medioaxillaris). Pada facies superior tedapat lekukan akibat
hubungan dengan jantung, disebut impression cardiaca hepatic. Facies
superior menghadap ke vertebra thoracalis 10-11, dan pada sebagian
besar tidak mempunyai peritoneum (bare area).

Facies visceralis hepatic


Permukaan ini menghadap ke bawah sedikit ke posterior dan kiri. Pada
facies visceralis terdapat bentuk huruf-H, dengan dua kaki kanan dan kiri.
Lekukan di sisi kiri terdiri dari fissura ligamenti teretis (NA) di depan dan
fissura ligamenti venosi (NA) di belakang, yang masing-masing berisi
ligamentum teres hepatis (sisa vena umbilicalis) dan ligamentum venosum
Arantii (sisa duktus venosus). Lekukan di sisi kanan diisi oleh vesica
fellea di depan dan vena cava inferior di belakang. Porta hepatis di tengah
melintang merupakan lekukan dalam di antara lobi caudatus dan
quadratus, arahnya transveralis, dengan panjang kurang lebih 5 cm, dan
merupakan tempat masuk-keluar alat : vena porta hepatis, arteria hepatica
propria/dextra et sinistra, plexus nervosus hepatis, ductus hepaticus, dan
saluran limfe.
Lobus kaudatus hepar dibatasi oleh porta hepatis di depan, fissure
ligamenti venosi di kiri dan vena cava inferior di kanan. Pada lobus
kaudatus hepar terdapat tonjolan yang memisahkan porta hepatis dengan
vena cava inferior, disebut processus caudatus. Lobus quadaratus di
belakang atas dibatasi oleh porta hepatic, di kanan oleh vesica fellea dan
di kiri oleh fissure ligamenti teretis hepatis.

B. FISIOLOGI
Hati memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menghasilkan Empedu
Empedu terdiri dari Garam empedu (Na+, K+, asam empedu), Pigmen
empedu yaitu bilirubin dan biliverdin, keduanya merupakan pemecahan
dari hemoglobin. Pigmen empedu menyebabkan empedu berwarna kuning

keemasan. Empedu memainkan peranan penting dan pencernaan dan


absorbsi lemak, hal tersebut karena adanya asam empedu. Asam empedu
membantu mengekulsikan partikel-partikel lemak yang besar dalam
makanan ke dalam bentuk partikel-partikel lemak dan membantu transpor
dan absorpsi produk akhir lemakyang dicerna menuju dan melalui
membran mukosa interstinal.
Empedu diskresikan dalam dua tahap oleh hati :
a. Bagian awal disekresikan oleh sel-sel hepatosit hati mengandung
sejumlah besar asam empedu, kolesterol, kemudian disekresikan ke
dalam kanakuli biliaris kecil yang letaknya diantara sel-sel hati di
dalam lempeng hepatica.
b. Kemudian empedu mengalir ke perifer menuju septa inter lobularis
tempat kanakuli mengkosongkan empedu ke dalam duktus biliaris
terminal dan mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis,
dari sini empedu langsung dikosongkan ke dalam duodenum melalui
duktus astikus ke dalam kantong kemih.
2. Metabolisme Tubuh
Karena dirangsang kerja suatu enzim, sel hati menghasilkan glikogen
(yaitu zat tepung hewani) dari konsentrasi glukosa yang diambil dari
makanan hidrat karbon. Zat ini disimpan sementara oleh sel hati dan
diubah kembali menjadi glukosa oleh kerja enzim bila diperlukan jaringan
tubuh. Karena fungsi ini, hati membantu supaya kadar gula yang normal
dalam darah, yaitu 80 sampai 100 mg glukosa setiap 100 cc darah, dapat
dipertahankan. Akan tetapi, fungsi ini dikendalikan ekresi dari pankreas,
yaitu insulin. Hati juga bisa mngubah asam amino menjadi glukosa.
a. Metabolisme Karbohidrat
- Glikogenesis
: pembentukan glukosa menjadi glikogen.
- Glikogenolisis
: pembentukan glikogen menjadi glukosa.
- Glukoneogenesis
: pembentukan glukosa bukan dari
karbohidrat, tetapi dari protein dan lemak.
b. Metabolisme Protein

Beberapa asama amino diubah menjadi glukosa. Asam amino yang


sudah tidak dibutuhkan menjadi urea dan asam urat yang dikeluarkan
dari dalam sel hati ke dalam darah dan disekresikan oleh ginjal.
c. Metabolime Lemak
Lemak diubah menjadi asama lemak dan gloserol selain itu asam
lemak dibawa menuju hati dalam darah porta dari usus dan diubah
menjdi jenis partikel-partikel yang dapat digunakan dalam proses
metabolik.
3. Pembentukan Ureum
Hati menerima asam amino yang diabsorpsi darah. Di dalam hati terjadi
deaminasi oleh sel; artinya, nitrogen dipisahkan dari bagian asam amino,
dan amonia diubah menjadi ureum. Ureum dapat dikeluarkan dari darah
oleh ginjal dan diekskresikan ke dalam urine.
4. Kerja atas Lemak
Hati menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir menjadi hasil akhir
asam karbonat dan air. Garam empedu yang dihasilkan hati adalah penting
untuk pencernaan dan aborpsi lemak. Kekurangan garam empedu
mengurangi absopsi lemak dan karena itu dapat berjalan tanpa perubahan
masuk feses seperti yang terjadi pada bebrapa gangguan pencernaan pada
anak-anak kecil, pada penyakit seliak, sariawan tropik, dan gangguan
tertentu pada pankreas.
5. Pertahanan Suhu Tubuh
Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ itu dan
banyaknya kegiatan metabolik yang berlangsung mengakibatkan darah
yang mengalir melalui organ itu naik suhunya.
6. Detoksifikasi
Hati memecah hormon steroid dan berbagai obat, hasil pemecahannya
diskresikan oleh ginjal. Beberapa obat tidur dan alkohol dapat
dimusnahkan sama sekali oleh hati; tetapi peracunan dengan dosis besar
obat bius dapat merusak sel hati. Demikian pula halnya dengan beberapa
bahan kimia yang digunakan dalam industri, seperti tetraklorida,
mengakibatkan kerusakan, maka diadakan pengawasan ketat atas pengaruh

preparat kimia dan obat bius yang dijual di pasaran, mengingat akibatnya
atas hati.

7. Membentuk dan Menghancurkan Sel-sel Darah Merah


Hati membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan
masa kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang
belakang. Karena hati merupakan suatu organ yang diperluas, sejumlah
besar darah dapat disimpan didalam pembuluh darah hati. Volume darah
normal hati, meliputi yang didalam vena hati dan yang didalam jaringan
hati adalah 450mL, atau hamper 10% dari total volume darah tubuh. Bila
tekanan tinggi didalam atrium kanan menyebabkan tekanan balik didalam
hati, hati meluas dan oleh karena itu 0,5-1L cadangan darah kadangkadang disimpan didalam vena ahepatika dan sinus hepatica.
Jadi, sebenarnya hati adalah suatu organ yang besar, dapat meluas, dan
organ venosa yang mampu bekerja sebagai suatu tempat penampungan
darah yang bermakna disaat volume darah berlebihan dan mampu
mensuplai darah ekstra disaat kekurangan volume darah.
Sekresi Hati

Semua sel hepar secara kontinu membentuk sejumlah kecil sekresi yang
dinamai empedu. Ini disekresikan ke dalam kanalikus bilifer yang kecil,
yang terletak diantara sel-sel hepar di dalam lempengan dan kemudian
empedu mengalir ke perifer menuju septa interlubuler di tempat mana
kanalikulus mengeluarkan isinya ke duktus biliaris terminanglis kemudian,
progressive terus ke duktus yang lebih besar dan akhirnya mencapai
duktus hepatica dan duktus koledokus, dari mana empedu dikosongkan
langsung kearah duodenum atau dibagi kearah kantung empedu.

BAB III
KESIMPULAN
Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi hepar sangat penting bagi
anestesiologist. Fungsi hepar dapat terganggu akibat anesthesia umum atau
regional. Identifikasi pada pasien yang memiliki resiko yang tinggi untuk
terjadinya disfungsi hati atau eksaserbasi dari penyakit hati terdahulu sangat
penting untuk memperkecil angka kesakitan dan angka kematian pada pasien.
Dengan demikian, suatu evaluasi preoperative yang teliti wajib dilakukan untuk
mendeteksi adanya penyakit hati terdahulu dan untuk mengidentifikasi faktorfaktor resiko penting terjadinya gangguan hati yang
anestesi.

dapat disebabkan oleh

DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S.A. RN. PhD. Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas
Patofisiolegi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta; 2003.
2. Sherlock,S. Anatomi dan Fungsi. In : Penyakit Hati dan Sistem Saluran
Empedu. Widya Medika. Jakarta.
3. Sheidel Edward, PhD. The Liver and Biliary Trac. In : Gastrointestinal
System. Elseviers Health Science. Philadelphia; 2002.
4. Kahle, W. Sismtem Pencernaan. In : Atlas Berwarna & Teks Anatomi
Manusia Alat-Alat Dalam. Hipokrates. Jakarta ;
5. Kasper L.D,MD. Liver and Biliary Trac Disease. In : HARRISONS
Principles of Internal Medicine. The McGraw-Hill Companies. United
States of America; 2001. Hal : 1707 1715.
6. Guyton C. Artur, M.D. Hati Sebagai Suatu Organ. In Fisiologi Kedokteran.
Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta ; 2007. Hal : 902 905.
7. Latief A, Said. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 2. Jakarta
; 2010.

Anda mungkin juga menyukai