Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan konsekuensi kehidupan yang sering menimbulkan masalah dan
jumlah akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
beragam aktivitasnya. Penigkatan jumlah penduduk berarti peningkatan jumlah timbulan
sampah, dan semakin beragam aktivitas berarti semakin beragam jenis sampah yang
dihasilkan. Karenanya, sampah harus mulai dipandang sebagai sumber daya. Ini berarti
kebiasaan membuang harus diubah menjadi mengolah, Salah satunya adalah Biogas.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7437-3301109038-bab1.pdf
Biogas merupakan salah satu cara mengolah sampah organik. Biogas merupakan salah
satu sumber energi terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan energi alternatif. Biogas
adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme dalam keadaan anaerob. Untuk menghasilkan biogas dibutuhkan reaktor
biogas (digester) yang merupakan suatu instalasi kedap udara sehingga proses
dekomposisi bahan organik dapat berjalan secara optimum. Di samping itu, digester
biogas dapat mengurai emisi gas metan (CH4) yang merupakan salah satu gas yang
menimbulkan efek gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan.
Untuk mengetahui proses terbentuknya biogas maka dalam bab ini akan dibahas
mengenai prinsip dasar biogas. Wahyuni,sri.Panduan praktis biogas
Bahan dasar biogas dapat berasal dari limbah pertanian, kotoran hewan dan manusia,
serta limbah organik lainnya (Abdulkareem, A.S. 2005). Penelitian pengembangan biogas
yang telah dilakukan sampai saat ini antara lain menggunakan kotoran sapi (Dewi, M.
Herlina, dkk. 2010), kotoran kuda (Widodo, T.W. dan Asari. 2009) dan kotoran hewan
lainnya (Nujahya. 2005). Sementara itu penelitian tentang bahan organik lain yang
berpotensi sebagai bahan baku biogas seperti masih terus dilakukan, salah satunya
menggunakan bahan baku sampah sayuran.
Sampah sayuran yang berasal dari pasar tradisional mendominasi penumpukan
sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) di beberapa kota besar di Indonesia. Data
survei menunjukkan bahwa 48% dari 204.128 kg sampah yang menumpuk setiap hari di
TPA Mojosongo Surakarta berupa sampah sayuran (Muktiani, A. Dkk. 2007). Sampah

sayuran mengandung bahan-bahan organik sehingga termasuk biomassa yang dapat


diubah menjadi biogas.https://core.ac.uk/download/files/379/11734943.pdf
Kotoran kuda dapat digunakan sebagai substrat untuk memproduksi biogas. Substart
dalam kotoran kuda mengandung bakteri pembentuk metan yang juga terdapat dalam
tubuh hewan seperti kerbau, sapi, rusa, domba kambing dan hewan lainnya. Kotoran kuda
mempunyai kandungan karbon dan nitrogen yang lebih tinggi daripada kandungan karbon
dan nitrogen pada kotoran sapi yang merupakan sumber energi bagi mikroorganisme.
Selain itu kotoran kuda memiliki prosentase kandungan sellulosa, hemiselullosa, fosfat
dan kalium yang lebih tinggi dibandingkan kandungan pada kotoran sapi, kecuali
kandungan lignin pada kotoran sapi lebih tinggi dibandingkan kandungan lignin pada
kotoran kuda.
Darmanto,ardyanto dkk.2012.Pengaruh Kondisi Temperatur Mesophilic (35oC) dan
Thermophilic (55oC) Anaerob Digester Kotoran Kuda Terhadap Produksi Biogas.
Dari paparan diatas maka peneliti tertarik untuk membuat sebuah alat Biogas yang
menggunakan kotoran kuda dan campuran sampah organik dengan judul penelitian
Pengaruh efektivitas kotoran kuda dicampurkan dengan sampah organik dalam
menghasilkan biogas.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana efektifitas biodigester kotoran kuda dan campuran sampah organik dalam
menghasilkan biogas
1.3 Tujuan
1. Mengetahui efektifitas biodigester kotoran kuda dan campuran sampah organik
dalam menghasilkan biogas
2. Mengetahui keunggulan dari penggunaan Biogas sebagai energi alternatif
dibanding bahan bakar yang berasal dari minyak bumi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Mengetahui pengaruh perbandingan campuran sampah organik dan kotoran kuda
1.4.2

terhadap kualitas biogas yang dihasilkan


Bagi Institusi
Menambah sumber bacaan perpustakaan Jurusan Kesehatan Lingkungan

1.4.3

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.


Bagi Masyarakat
Mengetahui cara alternatif dalam mengolah bahan bakar yang berasal dari minyak

1.4.4

bumi dan menambahkan pengetahuan dalam penanganan sampah organik


Lingkungan

Mengurangi tingkat pencemaran tanah oleh sampah organik dan kotoran


1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam rekayasa sanitasi lingkungan ini dibatasi hanya ingin
mengetahui efektifitas biodigester kotoran kuda dan campuran sampah organik dalam
menghasilkan biogas.

Anda mungkin juga menyukai