Anda di halaman 1dari 11

Tumbuh Kembang Bayi Baru Lahir

Harristi Friasari Adiati


102013029
Kelompok C9
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: harristi.like@yahoo.com
Skenario
Seorang bayi perempuan dilahirkan secara spontan di Puskesmas dari seorang Ibu dengan
dibantu oleh dokter umum. Beberapa saat setelah dilahirkan, dokter memeriksa bayi tersebut.
Pendahuluan

Anamnesis
Pada setiap anamnesis selalu ditanyakan identitas pasien terlebih dahulu. Identitas pasien
meliputi nama, tanggal lahir, umur, suku, agama, alamat, pendidikan dan pekerjaan. Setelah
itu dapat ditanyakan pada pasien apa keluhan utama dia datang. Dalam melakukan
pemeriksaan terhadap seorang anak, kita tidak dapat melakukan anamnesis secara langsung
pada anak tersebut apabila anak masih dibawah umur atau sulit dimintai keterangan. Oleh
karena itu kita perlu melakukan anamnesis (alloanamnesis) terhadap ibunya atau oranglain
yang mengerti kondisi dan keadaan anak seperti apa. Hal-hal berikut perlu ditanyakan pada
saat anamnesis:
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat perjalanan penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat pasien dalam kandungan ibu
f. Riwayat kelahiran (Perlu ditanyakan teliti: Tanggal dan tempat kelahiran, siapa yang
menolong, cara kelahiran, adanya kehamilan ganda, keadaan setelah lahir, BB dan PB
padawaktu lahir
g. Riwayat makanan (apakah diberikan ASI?)
h. Riwayat imunisasi
i. Riwayat tumbuh kembang
j. Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik
1

Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter terhadap bayi sama dengan orang dewasa. Yaitu
keadaan umum, tanda-tanda vital, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan
auskultasi biasanya didahulukan supaya tidak mengganggu pemeriksaan akibat palpasi.
Selain itu dilakukan pengukuran tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar
dada (antropometri). Pengukuran panjang badan dilakukan untuk menilai tumbuh kembang
anak dan sebaiknya dilakukan secara berkala. Biasanya pada anak yang kurang dari 3 tahun
dilakukan dengan posisi berbaring. Untuk pengukuran lingkar kepala dilakukan tepat di alis
menggunakan meteran. Sedangkan lingkar dada diukur melewati kedua puting susu (BBL2tahun). LKBBL: 34-37 cm. LD: 2 cm lebih pendek.1
Antropometri
Pada bayi baru lahir perlu dilakukan antropometri seperti berat badan, dimana berat badan
yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila ditemukan berat badan kurang dari
2500 gram, maka dapat ikatakan bagyi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan
tetapi, apabila ditemukan bayi dengan berat baan lahir lebih dari 3500 gram, maka bayi
dimasukkan dalam kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri yang lainnya adalah
pengukuran panjang badan secara normal dimana bayi baru lahir memiliki panjang 45-50 cm,
pengukuran lingkar kepala normalnya 33-35 cm. Pengukuran lingkar dada normalnya 30-33
cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka bayi
mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka
bayi tersebut mengalami mikrosefalus.1
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Bayi
Pemeriksaan tanda-tanda vital pada bayi meliputi nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu.
Frekuensi nadi dihitung saat bayi dalam posisi berbaring. Tekanan darah pada bayi diperiksa
menggunakan sfignomanometer dengan manset yang berukuran khusus. Lebar 3 cm dan
panjang 5 cm.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sistemik Pada Bayi
Tabel Hasil Pemeriksaan yang Diharapkan
Berat badan

: 2500 4000 gr
2

b.
c.
d.
e.
f.

Panjang badan
Lingkar kepala
Lingkar dada
Bunyi jantung
Pernafasan dada

: 48 52 cn
: 33 5 cm
: 30 38 cm
: 120 160 x/menit
: 40 60x/menit

Pertumbuhan pada Bayi Baru Lahir


Pertumbuhan Normal pada Bayi
Pertumbuhan pada bayi dilihat dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan/panjang
badan, lingkar kepala, dan organ tubuh.1
Berat Badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan
dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami
penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali
berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan
setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga
kali lipat berat badan lahir.1
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi
yang baik adalah berkisar antara:4
a.
b.
c.
d.

700-1000 gram/bulan pada triwulan I


500-1000 gram/bulan pada triwulan II
350-450 gram/bulan pada triwulan III
250-350 gram/bulan pada triwulan IV

Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting, keistimewaan
adalah nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada
masa bayi muda kemudian melambat dan menjadi pesat lagi (growth spurt) pada masa
remaja.5
Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2-5 cm
setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar
1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi
badan waktu lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm,
3

sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. Pada masa prasekolah, khususnya
di akhir usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata dua kali lipat dari tinggi badan waktu lahir
dan mengalami penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan
mengalami penambahan setiap tahunnya. Setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah ratarata 5 cm, kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi rata-rata tiga kali lipat dari
tinggi badan waktu lahir.3
Tinggi badan rata-rata waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak
dapat diperkirakan, sebagai berikut:4
a.
b.
c.
d.
e.

1 tahun 1,5 x TB lahir


4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)4

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi
badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya,
adalah sebagai berikut:4
TB Anak Perempuan=

TB Anak Lakilaki=

(TB ayah13 cm ) +TBibu


8,5 cm
2

( TBibu +13 cm ) +TB Ayah


8,5 cm
2

(13 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan antara orang dewasa laki-laki dan
perempuan di Inggris, dan 8,5 cm adalah nilai absolut tentang tinggi badan).
Sehingga didapat suatu rentangan antara angka terendah dan tinggi. Apabila seorang
anak dapat mencapai tinggi antara dua angka ini, maka secara medis tidak perlu ada
tindakan/intervensi.4
Sedangkan kalau dilihat proporsi antara kepala, badan serta anggota gerak maka akan
tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut:4

Pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran
panjang kepala hampir sama dengan panjang badan di tambah tungkai bawah.

Anggota gerak sangat pendek.


Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada
masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai

titik tengah tinggi badannya adalah setinggi umbilikus.


Pada dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil,
sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.
4

Gambar 1. Proporsi Tubuh dari Janin Sampai Dewasa5

Lingkaran Kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir
pertumbuhan otak. Laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama bayi, dari 35 cm saat lahir
menjadi 43 cm pada 6 bulan. Laju tumbuh kemudian berkurang, hanya 46,5 cm pada usia 1
tahun dan 49 cm pada usia 2 tahun. Selanjutnya berkurang menjadi drastis hanya bertambah 1
cm sampai usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm sampai usia remaja/dewasa. Oleh
karena itu manfaat pengukuran lingkaran kepala hanya terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali
bila diperlukan seperti pada kasus hydrocephalus.5
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian sebaliknya.
Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester ketiga kehamilan sampai 5-6 bulan
pertama setelah lahir. Pada masa ini terjadi pembelahan sel-sel otak yang pesat, setelah itu
pembelahan melambat dan terjadi pembesaran sel-sel otak saja. Sehingga pada waktu lahir
berat otak bayi berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak
orang dewasa.4
Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan, setiap gangguan pada masa itu
akan mengakibatkan gangguan pada jumlah sel otak dan mielinisasi yang tak bisa dikejar
pada masa pertumbuhan berikutnya.4

APGAR Score
Nilai APGAR atau APGAR Score adalah pemeriksaan pertama yang dilakukan segera
setelah janin dilahirkan. Tujuan pemeriksaan adalah penilaian perbaikan status neurologis
5

neonatus dan proses adaptasi pada kehidupan di luar rahim. Penilaian dilakukan satu menit
dan lima menit setelah kelahiran bayi (dengan mengacuhkan pemotongan tali pusat dan
plasenta).2
Tabel 1. Evaluasi Janin Saat Lahir APGAR Score2

Denyut jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Respon kateter di

0
Tidak ada
Tidak ada
Kaku
Tidak ada respon

Score
1
Lambat (< 100)
Lambat, tak teratur
Sedikit fleksi
Tampak kesakitan

lubang hidung*
Warna kulit

Biru atau pucat

(grimace)
Badan merah muda, Merah

Tanda Klinis

ekstremitas biru

2
>100
Baik, menangis
Gerak aktif
Batuk atau bersin
muda

seluruhnya

*diuji setelah orofaring bersih (clear)

Working Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa
pasien atau bayi baru lahir tersebut sehat dan normal.
Different Diagnosis
-

Etiologi
Pertumbuhan adalah
Perkembangan adalah

Epidemiologi

Patofisiologi
6

Penatalaksanaan11
A Medika Mentosa
Imunisasi
Imunisasi Dasar
Imunisasi bagi anak bermanfaat untuk menurunkan morbiditas, mortalitas, dan cacat
serta bila mungkin didapatkan eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah. Imunitas dibagi
menjadi dua hal, yaitu pasif dan aktif. Pasif ialah bila tubuh anak tidak bekerja membentuk
kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja, sedangkan aktif ialah bila tubuh anak ikut
mendukung terbentuknya kekebalan. Baik pasif maupun aktif dapat berlangsung alami,
biasanya bawaan (congenital) atau didapat (acquired).6
Imunitas Pasif Bawaan6
Terdapat pada bayi baru lahir (neonatus) sampai bayi berumur 5 bulan. Neonatus
mendapatkannya dari ibu saat dalam kandungan, yaitu berupa antibodi yang melalui jalan
darah menembus plasenta. Antibodi itu berupa globulin gamma yang mengandung kekebalan
seperti yang dimiliki oleh ibu. Namun antibodi itu lama-kelamaan akan hilang dari tubuh
bayi. Dengan demikian, sampai dengan umur 5 bulan bayi dapat terhindar dari beberapa
penyakit infeksi seperti difteri, campak, dan lain-lain.
Kekebalan terhadap difteri dapat dibuktikan dengan Uji Schick, yaitu dengan
menyuntikkan toksin difteri intrakutan. Bila bayi masih mempunyai antibodi maka hasil
reaksi akan negatif. Pada trimester I dari sejumlah bayi yang diperiksa, hanya terdapat 6,2%
saja yang menunjukkan hasil uji Schick positif dan selanjutnya lama-kelamaan meningkat
sampai 79,6% pada trimester III.
Terhadap campak dapat dikatakan bayi masih mempunyai kekebalan pasif bawaan
sampai umur 7 bulan. Kekebalan seperti ini sebenarnya juga ada terhadap tetanus, pertusis,
kokus, dan tifus abdominalis, namun sedikit sekali sehingga bayi tidak dapat terhindar
sepenuhnya dari infeksi-infeksi tersebut.
Imunitas pasif didapat (passive acquired immunity) 6
Antibodi didapatkan oleh anak dari luar dan hanya berlangsung sebentar, yaitu 2-3
minggu karena antibodi seperti ini akan dikeluarkan lagi dari tubuh anak. Bahan zat anti
demikian dapat berupa globulin gamma murni yang didapat dari darah orang yang pernah
mendapat penyakit misalnya campak. Sebenarnya tidak hanya globulin gamma murni yang
dapat digunakan, tetapi darah atau serumnya dapat dipakau juga untuk disuntikkan

(intramuskular), tapi tentunya dalam hal ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih banyak.
Contoh lainnya ialah pemberian serum anti tetanus (ATS Anti Tetanus Serum).
Imunisasi Polio6
Yang dipakai adalah: vaksin Salk (killed, suntikan) dan vaksin Sabin (attenuated,
oral). Vaksin Salk mengandung 3 tipe. Disuntikkan subkutan, yang pertama umur 3 bulan,
yang kedua 4 minggu kemudian, dan yang ketiga 6-7 bulan sesudah yang kedua. Efek
sampung tidak ada. Walaupun sudah ada vaksin oral Sabin, sekarang ini di beberapa negara di
Eropa masih dipakai vaksin Salk dicampur dengan vaksin DPT dan campak (quinto).
Manfaat Salk dan Sabin sebenarnya sama, namun untuk negara yang sedang
berkembang, vaksin Sabin lebih menguntungkan karena lebih murah (tanpa suntikan), mudah
didistribusikan dan mudah diberikan kepada anak.
Imunisasi dasar terhadap poliomyelitis dimulai pada usia 3 bulan, diberikan 3 kali
dengan selang 8 minggu (2 bulan), masing-masing 2 tetes, kemudian diperkuat 2 kali yaitu 1
tahun setelah imunisasi dasar selesai dan pada saat usia masuk sekolah dasar (6-7 tahun).
Selanjutnya pemberian keenam hanya dianjurkan bila didapatkan resiko kontak dengan virus
polio ganas.
Imunisasi Kombinasi6
Imunisasi kombinasi atau campuran dapat dilaksanakan tanpa mengurangi manfaat
tiap macam vaksin di dalamnya. Sekarang lazim dipakai vaksin tripel DPT, yaitu vaksin
terhadap difteria, pertusis, dan tetanus yang digabung dalam satu semprit. Imunisasi dasar
diberikan sebanyak 3 kali dimulai pada usia 3 bulan dengan dosis masing-masing 0,5 ml
dengan selang 4 minggu (1 bulan), kemudian diperkuat dengan imunisasi keempat yang
diberikan 1 tahun setelah imunisasi ketiga. Ulangan imunisasi berikutnya dilakukan pada usia
5 tahun (usia masuk sekolah dasar). Selanjutnya ulangan imunisasi dilakukan setiap 5 tahun
dengan menggunakan Difteria dan Tetanus (DT).
Campak (measles, morbili)6
Pennyakit ini disebabkan oleh virus Morbili yang sangat menular. Komplikasi berat
akibat campak umumnya terjadi pada masyarakat golongan sosial-ekonomi rendah, yang
tidak mampu memanfaatkan pelayanan rumah sakit. Ada hubungan erat antara campak
dengan kwashiorkor, marasmus, dan xeroftalmia. Hampir tiap anak yang telah melalui usia 1
tahun pernah menderita penyakit ini. Kematian yang diakibatkan berkisar antara 3-5%, tetapi
kadang-kadang dalam keadaan epidemi dapat mencapai 10-15%. Efektivitas vaksin dapat
dilihat dari angka konversi serum, yaitu kira-kira 85% pada usia 8-12 bulan lebih dari 90%
pada usia 12-15 bulan dan 100% pada usia di atas 15 bulan. Daya perlindungan pada waktu
8

terjadi wabah adalah 95,5% pada anak yang diimunisasi pada usia 12 bulan dan 74,5% pada
anak yang diimunisasi kurang dari 11 bulan. Di Indonesia vaksinasi campak dianjurkan agar
diberikan pada usia 9-12 bulan, cukup 1 dosis 0,5 ml secara subkutan. Bila anak baru datang
pada usia di atas 12 bulan dan ia belum pernah menderita campak, maka sebaiknya segera
diberikan vaksinasi.
Tuberkulosis6
Di Indonesia penyakit ini merupakan penyakit utama anak yang kelima. Secara
berturut-turut penyakit utama anak di Indonesia adalah: 1. Infeksi saluran napas, 2. Penyakit
saluran pencernaan, 3. Malnutrisi energi protein, 4. Defisiensi vitamin A, 5. Tuberkulosis.
Salah satu cara untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas tuberkulosis yakni dengan
vaksinasi. Bacillus Calmette Guerin (BCG) adalah kuman tuberkulosis yang sejak tahun 1920
selama 13 tahun dibiakkan sampai 230 kali oleh Calmette dan Guerin, sehingga
menghasilkan basil yang attenuated.
Imunisasi dilakukan dengan menyuntikkan vaksin BCG secara intrakutan di insertion
deltoideus lengan kanan dengan dosis 0,05 ml untuk bayi di bawah usia 1 tahun dan 0,1 ml
untuk anak usia 1 tahun atau lebih.
Imunisasi ulangan dilakukan pada 5-7 tahun (usia masuk Sekolah Dasar) dan usia 1215 tahun (usia tamat Sekolah Dasar) dengan dosis masing-masing 0,1 ml, bila uji tuberkulin
yang dilakukan sebelumnya memberikan hasil negatif.
Vaksinasi BCG yang berhasil akan menunjukkan konversi uji tuberkulin, yaitu dari
negatif sebelum BCG menjadi positif setelah BCG.
Di negara maju BCG diberikan kepada mereka yang berisiko tinggi kontak dengan
penderita tuberkulosis dan uji tuberkulinnya masih negatif, misalnya para dokter, mahasiswa,
perawat, dan sebagainya. Di negara yang sedang berkembang, BCG diberikan tidak hanya
sebatas pada mereka yang disebut di atas, tetapi juga pada bayi dan anak kecil. Di Indonesia
dulu BCG diberikan secara rutin pada neonatus, tetapi dianjurkan untuk diberikan pada bayi
usia 2 bulan.
Efek samping vaksinasi BCG antara lain:
1. Pada tempat penyuntikkan terjadi ulkus yang lama sembuh. Hal ini terutama terjadi bila
suntukan tidak tepat intrakutan, melainkan subkkutan.
2. Pembengkakan kelenjar regional, yang lama-kelamaan dapat pecah dan kemudian
terbentuk fistel dan ulkus.
3. Infeksi sekunder dari ulkus.
Khasiat BCG paling sedikit berlangsung 3 tahun. Hal ini dapat diketahui dengan konversi
uji tuberkulin dari positif menjadi negatif. Namun beberapa peneliti berpendapat bahwa

walaupun uji tuberkulin menjadi negatif, kekebalan masih tetap ada. Beberapa peneliti lain
menyatakan lamanya kekebalan sesudah mendapat BCG tersebut adalah 9 tahun.
WHO menganjurkan untuk melakukan vaksinasi BCG langsung tanpa melakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu, terutama di negara yang sedang berkembang dengan resiko tinggi
mendapat infeksi tuberkulosis.
Dalam mass campaign cara ini sangat menguntungkan karena orang tidak perlu
datang 2-3 kali untuk pembacaan uji tuberkulin sebelum mendapat BCG, sehingga dengan
demikian lebih banyak jumlah orang yang bisa mendapat BCG. Dulu cara langsung ini
ditakuti dapat menimbulkan fenomena Koch, yaitu bila seseorang pernah terinfeksi kuman
tuberkulosis dan kemudian mendapat BCG, maka proses tuberkulosis akan cepat mengalami
penyebaran yang luas. Hal ini kemudian terbukti tidak benar dan pada penelitian ternyata
hanya ditemukan reaksi lokal yang melebihi normal dalam jumlah yang sedikit sekali (1,4%).
Di Indonesia BCG langsung sekarang sudah menjadi kebiasaan.

B Non Medika Mentosa


Gizi yang cukup

Prognosis

Edukasi

Daftar Pustaka
1. Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kedokteran. Jakarta:
Salemba Medika; 2008.h. 69.
2. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current diagnosis & treatment:
pediatrics. 19th Edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.; 2009. p.1.
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1.
Jakarta: Sagung Seto; 2008.
4. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995
5. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1.
Jakarta: Sagung Seto; 2008.

10

6. Hassan R, Alatas H, editor. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI; 2003. h.2-4,8,11-14,7,21.
7.

11

Anda mungkin juga menyukai