Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu
bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu
bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatnya produktivitas kerja.
Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan kerja,
Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini menyangkut
kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para karyawan yang buruk akan mengakibatkan
kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program
kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena mereka
akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif.
Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua
program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan kerja
merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja , baik didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk
pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja (Sumamur,
1993:1).
Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya:
Faktor nasib dari para karyawan, Faktor lingkungan fisik pada karyawan, seperti mesin,
gedung, ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi
faktor-faktor produksi yang dikelola dalam perusahaan (Soeprihanto, 1996:47).
Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas.
Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar :
Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab
sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi
sejalan dengan
pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan
bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi (Sumamur, 1996:4).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti perlu mengidentifikasi beberapa
masalah diantaranya adalah :
1. Perusahaan perlu menyediakan ruangan yang luas untuk proses produksi serta penerangan
yang cukup di tempat kerja.
2. Adanya persaingan yang sangat ketat dengan perusahaan percetakan yang lain, maka dalam
hal ini perlu peningkatkan produktivitas kerja.
3. Kesehatan para karyawan yang buruk mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang
tinggi dan produksi yang rendah.
4. Penggunaan teknologi tinggi di perusahaan PT A menimbulkan kemungkinan bahaya yaitu
adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
C. Batasan Masalah.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara lain pendidikan dan latihan
ketrampilan, gizi atau nutrisi, kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi atau kemauan,
kesempatan kerja, kesempatan manajemen dan kebijaksanaan pemerintah (Soeprihanto,
1996:7). Oleh karena keterbatasan peneliti maka pada penelitian ini peneliti hanya membatasi
pada program kesehatan dan keselamatan kerja, serta yang diteliti adalah karyawan pada
bagian produksi, dan kesemua faktor produktivitas yang telah disebutkan tadi dianggap tetap.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat diajukan perumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan di perusahaan PT A?
2. Faktor apakah yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas karyawan di perusahaan PT
A?
E. Tujuan
Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja.
2. Untuk menganalisis faktor manakah yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan .
F. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman
tentang pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah
yang sama atau terkait dimasa yang akan dating.
c. Sebagai sumbangan pemikiran yang akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen
sumber daya manusia pada perusahaan dalam membantu mengidentifikasi bagaimana
keselamatan dan kesehatan kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan dalam bab ini dibagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang Latar belakang, Identifikasi masalah, Batasan masalah, Rumusan
masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Jadwal penelitian, dan Sistematika penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini akan diuraikan pengertian SDM dan fungsi operasional SDM, Pengertian program
kesehatan, Faktor-faktor yang mempengaruhi program kesehatan, Sumber-sumber yang
menyebabkan stress, Usaha-usaha mencegah dan mengendalikan stress, Usaha-usaha untuk
meningkatkan kesehatan kerja, Penyebab kecelakaan, Faktor-faktor yang mempengaruhi
Program kesehatan mental, Pengertian keselamatan kerja, Tujuan keselamatan kerja, Usaha
perlindungan keselamatan kerja, Pengertian produktivitas , SDM berdasarkan konsep syariah
dan penjabaran kerangka berfikir.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang waktu dan wilayah penelitian, metode penelitian, variabel-variabel,
operasional variabel, populasi dan sampel, data dan sumber data, dan teknik analisis data.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian dan Fungsi Operatif Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola,
mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk
tercapainya tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara professional agar terwujud
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi
perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat
berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi perusahaan
sangatlah bergantung pada
produktivitas tenaga kerja yang ada diperusahaan. beberapa definisi tentang manajemen sumber
daya manusia yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, 2000:2).
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk
membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat (Tulus, 1992:4).
Terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia (Mangkunegara, 2000:2) yaitu
sebagai berikut :
a. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari:
1) Perencanaan sumber daya manusia
2) Analisis Jabatan
3) Penarikan Pegawai
4) Penempatan Kerja
5) Orientasi Kerja
b. Pengembangan tenaga kerja mencakup:
1) Pendidikan dan Pelatihan
2) Pengembangan
3) Penilaian prestasi kerja
c. Pembelian balas jasa mencakup:
1) Balas jasa langsung terdiri dari:
a) gaji/upah
b) insentif
2) Balas jasa tak langsung terdiri dari:
a) Keuntungan

b) Pelayanan/Kesejahteraan
d. Integrasi mencakup:
1) Kebutuhan karyawan
2) Motivasi kerja
3) Kepuasan kerja
4) Disiplin Kerja
5) Partisipasi kerja
e. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup:
1) Komunikasi kerja
2) Kesehatan dan keselamatan kerja
3) Pengendalian konflik kerja
4) konseling kerja
f. Pemisahan tenaga kerja mencakup:
1) Pemberhentian karyawan
2. Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh
pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan
para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan
lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu
bekerja lebih lama.
Pengertian program kesehatan kerja:
Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik,
mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik (Mangkunegara,
2000:161).
Program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu
atau keseluruhan elemen-elemen (Ranupandojo dan Husnan, 2002:263) berikut ini :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima bekerja.
b. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci (key personal ) secara periodik.
c. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara periodik.
d. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup.
e. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah ketegangan.
f. Pemeriksaan sistematis dan periodic terhadap persyaratan-persyaratan sanitasi yang baik.
Selain melindungi karyawan dari kemungkinan terkena penyakit atau keracunan, usaha
menjaga kesehatan fisik juga perlu memperhatikan kemungkinan-kemungkinan karyawan
memperoleh ketegangan atau tekanan selama mereka bekerja. Stess yang diderita oleh
karyawan selama kerjanya, sumbernya bisa dikelompokkan menjadi empat sebab (Ranupandojo
dan Husnan, 2002:264 ) :
a. Yang bersifat kimia
b. Yang bersifat fisik
c. Yang bersifat biologis
d. Yang bersifat social.
Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja.
Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara, 2000:162) adalah
sebagai berikut:

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warnaruangan kerja, penerangan


yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah kebisingan.
b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.
Perusahaan memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih
sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi
organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi, dibawah ini dikemukakan
beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai
(Mangkunegara , 2000:163 ) yaitu :
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan
keamanannya.
2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
4) Pengaturan Udara
5) Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau
tidak enak).
6) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
b. Pengaturan Penerangan
1) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
2) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
c. Pemakaian Peralatan Kerja
1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
d. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
1) Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang usang atau rusak.
2) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berfikir dan
kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang
cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang
membawa resiko.
Pada dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja pada karyawan
dilakukan 2 cara (Soeprihanto, 1996:48) yaitu:
a. Usaha preventif atau mencegah
Preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat
sumber-sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat
mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para karyawan.
Langkah-langkah pencegahan itu dapat dibedakan, yaitu :
a) Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya)
b) Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)
c) Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya.
d) Pemakaian alat pelindung perorangan (eye protection, safety hat and cap, gas respirator,
dust respirator, dan lain-lain).
e) Petunjuk dan peringatan ditempat kerja.
f) Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Usaha represif atau kuratif


Kegiatan yang bersifat kuratif berarti mengatasi kejadian atau kecelakaan yang
disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja. Pada saat terjadi
kecelakaan atau kejadian lainnya sangat dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik
maupun mental para karyawan sebagai suatu kesatuan atau team kerja sama dalam rangka
mengatasi dan menghadapinya. Selain itu terutama persiapan alat atau sarana lainnya yang
secara langsung didukung oleh pimpinan organisasi perusahaan.
4. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan output
dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Pengukuran
produktivitas dilakukan dengan melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap karyawan
selama sebulan. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan
jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama.
Produktivitas kerja merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan hari harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas ( Bambang Tri, 1996:283) adalah:
a. Manusia
Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat
keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap,
minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin.
b. Modal
Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi, bahan baku.
c. Faktor metode (proses)
Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin,
perencanaan dan pengawasan produksi,mpemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang
memakai cara alternatif.
d. Faktor produksi
Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, spesialisasi produksi.
e. Faktor lingkungan organisasi
Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijaksanaan personalia, system manajemen, gaya
kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran perusahaan, iklim kerja, system intensif.
f. Faktor lingkungan negara
Meliputi struktur social politik, struktur industri, pengesahan, tujuan pengembangan jangka
panjang dan lain-lain.
g. Faktor lingkungan internasional
Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional, kebijakan
migrasi tenaga kerja.
h. Umpan balik
Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan kualitas produksi
berapa banyak uang yang harus dibayarkan untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja
dan modal) dimana masyarakat menawarkan pada perusahaan.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan, karena mempunyai manfaat,
baik secara makro maupun secara mikro. Secara makro peningkatan produktivitas bermanfaat
dalam pendapatan masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat yang
lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja termasuk jam kerja dan lainlain. Secara mikro bermanfaat bagi karyawan yaitu dapat meningkatkan gaji atau upah,
memperbaiki kondisi kerja, meningkatkan semangat kerja, menimbulkan rasa aman di tempat
kerja dan lain-lain. Oleh karenanya meningkatkan produktivitas karyawan merupakan suatu
keinginan perusahaan. Melalui para manajernya, perusahaan berusaha untuk memaksimalkan
potensi karyawan.

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu diantaranya adalah:
a. Noor Eva Koesumawati, tahun 2004 dari Universitas Widya Dharma Klaten dengan judul
Pengaruh jaminan kesehatan kerja dan jaminan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT Kusumatex Yogyakarta. Metode analisis data dengan regresi linier berganda
dan Analisis korelasi berganda, dan menyimpulkan ada pengaruh signifikan antara jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada perusahaan tekstil
PT Kusumatex Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya untuk jaminan kesehatan
dan keselamatan berpengaruh secara bersama-sama yaitu nilai F hitung > F tabel, yaitu 6,448 >
2,021.
b. Dewi Muthmainah, tahun 2004 dari Universitas Muhamadiyah Surakarta dengan judul
Pengaruh jaminan kesehatan dan kesejahteraan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
bagian produksi pada CV Agung Klaten. Metode analisis data dengan regresi berganda, Uji
signifikan dan Determinasi, dan menyimpulkan ada pengaruh secara bersama-sama jaminan
kesehatan dan kesejahteraan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dibagian produksi
pada CV Agung di Klaten, F hitung > F table yaitu 6,362 > 4,17. Serta secara individu jaminan
kesehatan dan jaminan kesejahteraan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada
CV Agung di Klaten, untuk variabel independent jaminan kesehatan kerja nilai t hitung > t tabel
yaitu 2,215 > 2,048 dan kesejahteraan kerja nilai t hitung > t tabel yaitu 2.104 > 2,048. Jadi
variabel independent yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas adalah jaminan kesehatan
kerja. Posisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mengambil judul Pengaruh Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada CV Sahabat di
Klaten, tempat penelitian yang dilakukan adalah diperusahaan percetakan dan penerbitan
sedangkan dua dari peneliti terdahulu dari perusahaan konveksi dan mebel. Dan metode
penelitian yang digunakan adalah validitas dan reliabelitas untuk mengukur kuisener, regresi
berganda, uji stastistik yaitu uji F dan uji t. dan menggunakan sampel 30 respoden dengan hasil
Variabel program keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan SPSS yang menyatakan
bahwa nilai F hitung 7,485 yaitu lebih besar dari nilai F tabel 4,. Variabel program keselamatan
kerja dan kesehatan kerja berpengaruh secara individual terhadap produktivitas kerja karyawan.
Nilai t hitung untuk program keselamatan kerja (X 1) 2,102 > t tabel 2,048. Nilai t hitung untuk
program kesehatan kerja (X2) 2,494 > t tabel 2,048. Dan variabel yang dominant kesehatan kerja
(X2).
C. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja
yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya (Nasution, 2003:39)
Berdasarkan pada pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut :
1. Ada pengaruh antara program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan di PT A.
2. Faktor yang lebih berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan di perusahaan PT A
adalah program kesehatan kerja.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, alat ukur penelitian ini
berupa kuesioner, Data yang diperoleh berupa jawaban dari karyawan terhadap pertanyaan atau
butir-butir yang diajukan. Butir-butir yang baik (J.Supranto, 2001:80) adalah sebagai berikut:
1. Butir-butir harus relevan atau terkait dengan apa yang diukur.
2 . Butir-butir harus ringkas.
3. Butir-butir tidak membingungkan.
4. Butir-butir yang bagus harus memuat satu pemikiran.
Setelah menentukan pertanyaan atau butir-butir langkah selanjutnya adalah pembentukan skala
akan memilih satu format jawaban untuk daftar pertanyaan. Di dalam penelitian ini peneliti
menggunakan format tipe linkert karena menurut J. Supranto dalam Lissita dan Green tipe likert
tercermin dalam keragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala berkisar
antara 1 sampai dengan 5, dari segi pandangan statistik, Skala dengan lima tingkatan (dari 1
sampai 5) lebih tinggi keandalannya dari skala dua tingkatan yaitu ya atau tidak. Selain itu tipe
pengukuran likert sangat popular dengan sejumlah keuntungan(Nasution, 2003:63) antara lain :
1 Mempunyai banyak kemudahan. Menyusun sejumlah pertanyaan mengenai sifat atau sikap
tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga mudah karena tiap jawaban diberi nilai berupa
angka yangmudah dijumlahkan.
2. Skala tipe likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia
berdasarkan intensitas sikap tertentu.
3. Selain itu skala likert ini sangat luwes atau fleksibel, lebih fleksibel daripada
teknik pengukuran lainnya.
Kategori dari penilaian skala likert ;
1. SS : 4
2. S : 3
3. KS : 2
4. TS : 1
Daftar pertanyaan terdiri dari :
1. 5 pertanyaan tentang program keselamatan kerja karyawan
2. 5 pertanyaan tentang program kesehatan kerja karyawan yang
3. 5 pertanyaan tentang produktivitas kerja.
C. Variabel-Variabel
1. Variabel Independent , yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah program keselamatan kerja dan
program kesehatan kerja ( X ).
2. Variabel Dependent, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah Produktivitas kerja ( Y ).

Anda mungkin juga menyukai