Anda di halaman 1dari 16

Danita Dwi Maryana 1102011070

Memahami anatomi hepar


Makroskopis hepar
Hepar merupakan organ/ kelenjar terbesar. Hepar berbentuk seperti pyramid dengan dasar menunjuk ke kanan
dan puncak menunjuk ke kiri. Terdapat 2 permukaan yaitu facies diaphragmatica yang menunjuk ke
diaphragma dan facies visceralis yang menunjuk ke alat dalam perut. Letak hepar normalnya tidak melawati
arcus costae. Menyilang arcus costarum dextra pada sela iga 8 dan 9, margo inferior menyilang di tengah.
Bagian facies visceralis seperti bangunan huruf H terdapat dua sulcus dalam bidang sagital yaitu :
1.

2.

Fossa sagitalis dextra :


Disebelah ventrocaudal : vesica fellea, alurnya : fossa vesica fellea.
Sebalah dorsocranial : vena cava inferior, alurnya sulcus vena cavae.
Fossa sagitalis sinistra :
Ligamentum teres hepatis, alurnya disebut fissura ligamenti teretis.
Ligamentum venosum, alurnya disebut fissura ligamenti venosi.
Pada facies diaphragmatica, batas antara lobus sinistra dan dextra ialah tempat perlekatan lig.falciforme. Pada
facies visceral batas antra kedua lobus ialah fossa sagitalis sinistra dan lobus dexter dibagi oleh fossa sagitalis
dextra menjadi kanan dan kiri. Bagian kiri dibagai oleh porta hepatis dalam lobus caudatus terletak
dorsocranial dan lobus quadratus ventrocaudal.
Di hepar terdapat ligamentum teres hepatis dan ligamentum venosum. Ligamentum venosum yaitu ductus
venosum yang mengalami obliterasi, berjalan di bagian fossa sagitalis sinistra. Ligamentum teres hepatis yaitu
vena umbilicalis dextra yang mengalami obliterasi, berjalan dari umbilicus ke ramus sisnter venae portae.
Perdarahan ;
Aorta abdominalis

truncus coeliacus

A.hepatica communis

A.cystica
V mesentrica superior dan v lienalis

V.porta hepatis

A.hepatica propria

Ramus dextra

ramus

sinistra

Ramus dextra
Ramus sinistra

Normal akan bermuara ke hepar dan selanjutnya ke V.cava inferior


Bila jalan terhambat, maka akan terjadi hubungan anatar sistem portal dengan sistemic :
1/3 bawah oesophagus :
v.gastrica sinistra
v.oesophagica
v.azygos
v.cava inferior
Pertengahan atas anaus :
v.rectalis superior
v.rectalis media dan inferior v.mesentrica inferior
V.paraumbilicalis menghubungkan V.portae sinistra dengan V.superficialis dinding abdomen. Berjalan dalam
lig.falciforme hepatis dengan lig.teres hepatis.
V.colica ascendens, descendens, duodenum, pancreas dan hepar beranastomosis dengan V.renalis, V.lumbalis,
dan V.phrenica.
Persyarafan :
Nervus vagus sinistra menembus di depan esophagus , mengikuti a.gastrica khusus menginversi hepar.
Nervus vagus dextra menembus diaphragm adi belakang esophagus menuju ke pangkal truncus coeliacus dan
plexus coeliacus untuk menginversi usus halus, usus besar, gaster, lien, pancreas dan hepar.

Mata dan Kulit Kuning

Page 1

Danita Dwi Maryana 1102011070

Sofwan, A. 2013. Tractus Digestivus. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.


Mikroskopis hepar
Hati disusun oleh beberapa lobus dan lobulus. Unsur struktural utama ada hepatocyte. Lobulus hati (lobulus
klasik) memebentuk masa poligonal prisma jaringan hari. Pada babi lobulus dipisahkan satu sama lain oleh
jaringan ikat. Pada manusia lobulus dapat dikenali dengan adanya daerah yang dipisahkan oleh jaringan

Mata dan Kulit Kuning

Page 2

Danita Dwi Maryana 1102011070


penyambung dan pembuluh, daerah ini disebut celah portal yang terdapat pada susdut poligonal merupakan
segitiga portal/ segitiga kiernan. Di segitiga kiernan terdapat arteriol (cabang arteri hepatica), ductus hepaticus,
venula (cabang vena porta).
Celah antara lemepng hepatosit yaitu sinusoid hati. Sinusoid hati di sisinya ada sel endotel ysng tidak
kontinue. Sel endotel dipisahkan dari hepatosit yang berdekatan oleh celah subendotel disebut celah disse.
Sinusoid juga mengandung sel fagosit yaitu sel kupffer.

Di anatra dua sel hati disebut canaliculi biliaris dan menuju ke perifeer lobulus dijumpai ductus biliaris intra
lobular saluran Herring dengan dinding dibatasi sel hati dan saluran epitel selapis kubis.

Memahami fisiologi hepar


Fungsi hati :
Memproses secara metabolis karbohidrat, protein, dan lemak dan zat-zat ini diserap dari saluran cerna
Mendetofsikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain.
Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk
mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol darah.
Menyimpan kolagen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.
Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama ginjal.
Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin
Hati tidak melakukan aktivitas fagosit yang dilakukan oleh hepatosit tetapi dilakukan oleh sel kupffer.
Aliran darah hati :
Hati menerima dari dua sumber yaitu darah arteri dari arteri hepatica dan vena yang dari saluran cerna. Arteri
hepatica menyalurkan oksigen dan metabolit darah untuk diproses dihati. Darah vena masuk ke hati dari saluran
cerna melalui sistem porta hati, membawa produk yang diserap dari saluran cerna ke hati untuk diproses,
disimpan, atau didetoksifikasi sebelum produk-produk ini ke sirkulasi darah. Di dalam hati, vena porta
bercabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk memungkinkan pertukaran anatar darah dan hepatosit
sebelum darah mengalir ke vena hepatica lalu ke vena cava inferior.
Sherwood, Laurale. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGC

Sintesis di hepar

Mata dan Kulit Kuning

Page 3

Danita Dwi Maryana 1102011070

Metabolisme

karbohidrat

Glukosa

darah

dalam

masuk

lewat vena porta

hepatica

kemudian masuk

ke

Selanjutnya

glukosa

menjadi glikogen

(glikogenesis).

sel

hati.
diubah

Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa
(glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme
maupun anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis.
Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen. Makanan yang banyak mengandung KH akan
merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah dan mempercepat
masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada
di dalam sel, oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau jaringan lain.
Glikogenesis
Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal menjadi Glu-6-P (Posforilasi):
Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel. Glu-6-P dapat langsung digunakan untuk sumber energi atau
disimpan dalam bentuk glikogen. Jika konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa melimpah
sedangkan pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang, maka glukosa akan diubah menjadi glikogen
(glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin. Pembentukan glikogen dapat terjadi di semua sel tubuh
terutama di hati dan otot (5-8 % dari seluruh sel). Selain itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A
kemudian diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan di dalam hati dan jaringan adiposa (lemak) terutama
di peritoneum.
Glikolisis
Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi anaerob (glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah menjadi:

Mata dan Kulit Kuning

Page 4

Danita Dwi Maryana 1102011070


1. Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada saat tubuh kekurangan oksigen,
misalnya pada saat latihan atau bekerja terlalu keras. Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH
yang akan mempengaruhi daya hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi (hanya terjadi pada bakteri, jamur dan
tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus Krebs dan transport electron menjadi ATP.
Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1

sama lain sehingga mereka dimasukkan ke dalam 1 nama = METABOLIC POOL


Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen,

mekanisme ini disebut GLIKOGENESIS


Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen

menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd glukosa disebut GLIKOGENOLISIS


Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh
Selanjutnya hati mengubah glukosa melalui HEKSOSA MONOPHOSPHAT SHUNT

dan terbentuklah PENTOSA


Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan:
1. Menghasilkan energi
2. Biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP
3. Membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam
siklus krebs).

Metabolisme Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting dalam proses fisiologis adalah:

Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol.

Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi, kemudian di dalam sel mukosa asam
lemak dan gliserol mengalami resintesis (bergabung lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami
reesterifikasi menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi
kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein. Selubung protein
berfungsi mencegah antarmolekul lemak bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu
sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari pinositosis) kemudian
diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi
darah (vena subclavia). Kilomikron di dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi
menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol. FFA dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam
jaringan lemak (adipose tissue) atau jaringan perifer.
Kilomikron yang telah kehilangan asam lemak dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan
tetap berada di dalam sirkulasi disebut chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan akhirnya menuju ke hati yang
selanjutnya didegradasi di dalam lisosom. Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta
hepatica.
Metabolisme FFA

Mata dan Kulit Kuning

Page 5

Danita Dwi Maryana 1102011070


FFA dibawa ke hati dan jaringan lemak dalam bentuk kilomikron atau dari hati ke jaringan dalam bentuk VLDL.
FFA juga disintesis di depot lemak tempat dimana akan disimpan. FFA di plasma berikatan dengan albumin.
Suplai FFA ke jaringan diatur oleh 2 lipase yaitu lipase endotel yang terdapat pada permukaan endotel kapiler
yang berperan menghidrolisis TG di KM atau VLDL menjadi FFA dan gliserol.
Biosintesis Kolesterol di Hati
Kolesterol dapat disintesis di hati dari asetat yang diregualsi oleh enzim HMG CoA reduktase. Enzim HMG
CoA reduktase berperan mengubah -OH--methylglutaril Co-A menjadi asam mevalonat. Kolesterol bersifat
menghambat HMG Co-A reduktase sehingga jika kolesterol dalam makanan meningkat, maka sintesis kolesterol
di hati menurun dan sebaliknya. Kolesterol plasma menurun oleh hormon tiroid yang menigkatkan reseptor LDL
dan oleh estrogen yang menurunkan LDL dan menigkatkan HDL. Plasma kolesterol meningkat karena absorpsi
empedu dan DM yang tidak terkontrol.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf
Fungsi hati sbg metabolisme lemak

Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis
asam lemak
a)
b)
c)
d)

Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :


Senyawa 4 karbon KETON BODIES
Senyawa 2 karbon ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
Pembentukan cholesterol
Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol
Serum Cholesterol standar pemeriksaan metabolisme lipid

Metabolisme protein
Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa. Asam amino yang tidak dibutuhkan diubah menjadi urea dan
asam urat, yang dikeluarkan dari dalam sel hati ke dalam darah untuk diekskresi oleh ginjal.
Mekanisme transminasi
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi jenis asam amino lain. Proses transaminasi
didahului oleh perubahan asam amino menjadi bentuk asam keto, secara skematik digambarkan sebagai berikut:
Alanin + -ketoglutarat piruvat + glutamat
Transaminasi terjadi pada berbagai jaringan. Selain itu, transaminasi juga terjadi di dalam sirkulasi darah akibat
adanya kerusakan pada jaringan karena proses patologik, sebagai contoh SGOT (serum glutamic-oxaloacetic
transaminase) yang meningkat akibat infark miokard (kerusakan otot jantung karena adanya sumbatan
pembuluh darah yang mensuplai kebutuhan otot jantung).
Fungsi hati sbg metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino


Dg proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino
Dg proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen
Hati merupakan satu-satunyaorgan yg membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama

bagi produksi urea.


Urea merupakan end product metabolisme protein
- globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang
globulin HANYA dibentuk di dalam hati

Mata dan Kulit Kuning

Page 6

Danita Dwi Maryana 1102011070


albumin mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000
Fungsi hati sehubungan sintesis protein plasma,mencakup :
a)

Faktor pembekuan darah

Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah
Misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X
b) Protein plasma untuk mengangkut hormon tiroid,steroid,dan kolesterol dalam darah
Sekresi di hepar
Fungsi hati untuk sekresi
Sel-sel hepatosit sekresi empedu kanalikulus biiaris duktus biliaris duktus biliaris communis
duodenum.

Empedu akan disekresikan saat ingesti makanan. Empedu akan disimpan dan dipekatkan di
kandung empedu. Setelah disekresikan ke duodenum,garam empedu di reabsorbsi dan di daur ulang

melalui v.porta hepatika ke hati melalui siklus enterohepatik


Sekresi empedu dapat di stimulasi oleh mekanisme kimiawi(garam empedu),sekretin dan
mekanisme saraf (N X)

Metabolisme bilirubin
FISIOLOGI PEMBENTUKAN BILIRUBIN
1.

Produksi :
Sebagian besar

bilirubin

terbentuk

sebagai

akibat

degradasi

hemoglobin

pada

sistem

retikuloendotelial.Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatos lebih tinggi daripada bayi yang
lebih tua.Satu gr hemoglobin dapat menghasilkan 35mg bilirubin indirek.Bilirubin indirek yaitu
bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo, yang bersifat tidak larut dalam air tetapi
2.

larut dalam lemak.


Transportasi :
Bilirubin indirek kemudian dicta oleh albumin. Sel parenkim hepar mempunyai cara selektif dan efektif
mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit
sedangkan albumin tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat pada ligandin dan sebagian kecil pada

Mata dan Kulit Kuning

Page 7

Danita Dwi Maryana 1102011070


glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari
konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin
yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu.Dengan adanya sitosol hepar,
ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak.Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi
3.

ligandin dan memberi tempat pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.
Konjugasi :
Dalam sel hepar bilirubin kemudian dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronide walaupun ada
sebagian

kecil

dalam

bentuk

monoglukoronide.Glukoronide

transferase

merubah

bentuk

monoglukoronide menjadi diglukoronide.Ada 2 enzim yang terlibat dalam sntesis bilirubin


diglukoronide.Pertama-tama ahila uridin difosfat glukoronide transferase (UDPG) yang mengkatalisasi
pembentukan bilirubin monoglukoronide.Sntesis dan ekskresi diglukoronide terjadi di membran
kanlikulus.Isomer bilirubin yang dapat membentuk ikatan hidrogen seperti bilirubin natural IX dapat
diekskresi langsung ke dalam empedu tanpa konjugasi misalnya isomer yang terjadi sesudah terapi
4.

sinar.
Ekskresi :
Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi direk yang larut dalam air dan diekskresi dengan cepat ke
sistem empedu kemudian ke usus.Dalam usu bilirubin direk ini tidak diabsorbsi, sebagian kescil
bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan direabsorbsi.Siklus ini disebut siklus
enterohepatis.

Patogenesis ikterus
Ikterus terjadi karena hiperbilirubinemia yaitu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah sangat tinggi
yang disebabkan peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi atau peningkatan peningkatan bilirubin
terkonjugasi. Penyebab gangguan ikterus dapat timbul dari :
Over produksi
Peningkatan hemolisis darah menyebabkan peningkatan produksi bilirubin. Ikterus yang timbul sering
disebut ikterus hemolitik. Konjugasi dan transfer bilirubin berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin
tak terkonjugasi melampaui kemampuan sel hati. Pada keadaan ini peningkatan terjadi pada bikilubin
tak terkonjugasi dalam plasma. Peningkatan bilirubin tak terkonjugasi di plasma sebagai usaha tubuh
untuk mengurangi kadar bilirubin indirek ke dalam hati, begitu pula ekskresi bilirubin oleh sel hati
meningkat. Hal ini mengakibatkan pembentukan urobilinogen meningkat.
Penyebab ikterus hemolitik : hemoglobin abnormal (cickle sel anemia), kelainan eritrosit (sferositosis

herediter), inkompatabilitas transfusi.


Penurunan kecepatan penyerapan bilirubin oleh sel hati
Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi dilakukan dengan memisahkan dari albumin dan berikatan
dengan protein penerima. Pada keadaan ini kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam plasma meningkat
tetapi tidak terjadi peningkatan urobilinogen dalam urin. beberapa kelainan genetik seperti sindrom

Gilbert.
Gangguan ekskresi bilirubin ke dalam empedu (disfungsi intrahepatik atau obstruksi mekanik
ekstrahepatik)
Gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi oleh hepatosit akan menimbulkan masuknya kembali
bilirubin terkonjugasi ke sirkulasi sistemik. Obstruksi saluran bilier ekstrahepatik akan menimbulkan
hiperbilirubinemia terkonjugasi disertai bilirubinuria. Penyebab obstruksi : batu empedu, karsinoma

kaput pankreas, dll


Gangguan konjugasi bilirubin

Mata dan Kulit Kuning

Page 8

Danita Dwi Maryana 1102011070


Terjadi peningkatan bilirubin tak terkonjugasi. Hal ini disebabkan defisiensi enzim glukoronil
transferase. Karena enzim ini berkurang atau tidak ada menyebabkan bilirubin konjugasi tidak
terbentuk maka empedu menjadi tidak berwarna, tinja pucat, tidak terdapat urobilinogen pada urin.
Terjadi pada : sindrom Crigler Najjar I dan II.
Detoksifasi
Pada dasarnya sel-sel hati memiliki 2 cara utama untuk melakukan detoksifikasi yang dikenal dengan jalur
detoksifikasi Phase 1 dan 2
.Pada fase 1 Jalur detoksifikasi, disini zat kimia berbahaya dirubah menjadi tidak berbahaya dengan
bantuan enzim Cytochrome P-450. Selama proses ini, dihasilkan radikal bebas, yang bila berlebih akan merusak
sel-sel hati. Kecukupan antioksidan (vitamin C, E , betakarotin, dll) sangat diperlukan untuk mengurangi
kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin seperti riboflavin, niacin, dan mineral seperti magnesium, besi dan seng
dapat mendukung aktifitas sistem enzim pada fase ini. Sistem enzim P-450 dapat rusak karena banyaknya racun
yang masuk ke dalam tubuh.
Selanjutnya, pada fase 2 Jalur detoksifikasi, di sini zat kimia beracun ditambahkan substansi lain
seperti (cysteine, glycine atau molekul sulfur) untuk dirubah menjadi molekul yang tidak berbahaya sehingga
larut air dan dengan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan seperti cairan empedu atau urin. Asam
amino seperti taurine dan cysteine,glycine, glutamine, dan vitamin seperti choline dan inositol dibutuhkan bagi
efisiensi detoksifikasi. Gluthation sebagi antioksidan dan pelindung hati juga dibutuhkan untukmendukung
sistem enzim yang diperlukan dalam fase ini.
Jika jalur detoksifikasi fase 1 dan fase 2
menjadi terbebani, maka racun akan
menumpuk di dalam tubuh.
Memahami hepatitis A virus
Struktur dan siklus hidup hepatitis A virus
Famili : picornavirus.
Genus : hepatovirus
Virion : 27 nm, ikosahedral
Selubung : tidak ada
Genom : ssRNA
Ukuran genom : 7,5 kb
Stabilitas : stabil dalam panas dan asam.
Sifat-sifat umum virus hepatitis A :
Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121 oC selama 20 menit), dengan dididihkan dalam air selama 5 menit,
dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt), dengan panas kering (180 oC selama 1 jam), selama 3 hari
pada 37oC atau dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit).
Siklus hidup :

Mata dan Kulit Kuning

Page 9

Danita Dwi Maryana 1102011070

Epidemiologi hepatitis A
Wabah hepatitis tipe A sering terjadi dalam lingkungan sekitar yang dekat. Cara transmisi melalui fekal oral.
Spesimen tinja bersifat infeksius selama 2 minggu sebelum dan 2 minggu setelah gejala ikterus. Dalam
lingkungan yang padatdan sanitasi yang buruk. Penyakit ini paling seri ng bermanifestasi pada anak dan remaja
dengan angka tertinggi pada usia antara 5 dan 14 tahun. Ledakan epidemik hepatitis A yang mendadak biasanya
disebabkan oleh kontaminasi fekal pada suatu sumber air atau makanan. Contohnya, kasus konsumsi tiram
mentah atau kerang yang kurang di masak dengan benar dan berasal dari air yang tercemar. HAV tidak
ditularkan melalui penggunaan jarum suntik dan transfusi darah. Hepatitis virus A jarang terjadi melalui
trnasfusi darah karena stadium viremia infeksi terjadi selama fase prodormal dan mempunyai durasi yang
singkat, titer virus dalam darah rendah. Selain itu, transmisi melalui sekret nasofaring masih sedikit. Prevalensi
tertinggi berasal dari kelompok sosioekonomi rendah.
Patogenesis dan patofisiologi hepatitis A
Diawali dengan masuknya virus kedalam saluran pencernaan,kemudian masuk kealiran darah menuju hati(vena
porta) ,lalu menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hativirus mengalami replikasi yang menyebabkan
sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar dan menginvasi sel parenkim yang lain atau
masuk kedalam ductus biliarisyang akan dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan
merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang akan
menekan ductus biliaris sehinnga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin
ke usus. Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati
sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk) akan terus menumpuk dalam sel hati yang
akan menyebabkan reflux (aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning pada
jaringan kulit terutama pada sklera kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat partikel
bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubin
direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam produksi asam empedu (produksi sedikit)
sehingga proses pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama)
yang menyebabkan regangan pada lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis
mengakibatkan teraktifasi nya pusat muntahyang berada di medula oblongata yang menyebabkan timbulnya
gejala mual, muntah danmenurun nya nafsu makan.(Kumar,Cotran,Robbins.
Edisi7.Jakarta:EGC,2007)

Mata dan Kulit Kuning

Page 10

Buku Ajar Patologi.

Danita Dwi Maryana 1102011070


Manifestasi klinis hepatitis A
a.

Pada hepatitis A terjadi 4 fase yaitu :


Fase inkubasi atau preklinis
Fase ini terjadi berlangsung sekitar 10 s/d 50 hari, fase ini bersifat asimptomatik meskipun terjadi replikasi virus

b.

yang aktif. Pada fase ini terjadi transmisi atau penularan yang besar.
Fase prodromal atau pre-ikterik
Berlangsung selama beberapa hari s/d seminggu, fase ini simptomatik dengan gejala yang ditimbulkan yaitu

c.

kehilangan nafsu makan, pusing, nyeri perut, mual dan muntah, demam, diare, urin berwarna gelap,
Fase ikterik
Berlangsungnya jaundice karena bilirubin total melebihi 20-40 mg/l. Fase ikterik secara umum di mulai 10 hari
gejala awal. Demam seringkali timbul beberapa hari setelah jaundice. Viremia berakhir setelah timbul hepatitis,

d.

meskipun dalam feses masih bersifat infeksius selama 1-2 minggu. Manifestasi ekstrahepatik jarang terjadi.
Fase konvalesen
Fase ini merupakan fase penyembuhan. Relaps dapat terjadi pada 3-20% pasien pada 4-15 minggu setelah gejala
awal selesai. Hepatitis cholestatic dengan bilirubin yang tinggi dalam beberapa bulan juga sekali-sekali harus
diamati.
http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
Diagnosis dan Diagnosis Banding
ANAMNESIS
Sclera mata ikterik
Urin seperti air teh
Demam, mual, muntah
Ditempat tinggal menderita penyakit serupa
PEMERIKSAAN FISIK
Sclera mata ikterik
Nyeri hipokondrium kanan
Hepar teraba 3 cm dibawah arcus costae

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Virus marker
IgM anti-HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti-HAV yang positif
tanpa IgM anti-HAV mengindikasikan infeksi lampau.

Pemeriksaan fungsi hati, dilakukan melalui contoh darah.


Tabel 4-1. Hal-hal yang meliputi pemeriksaan fungsi hati

Pemeriksaan
Alkalin fosfatase

Untuk mengukur
Enzim yang dihasilkan di dalam hati,

Hasilnya menunjukkan
Penyumbatan saluran empedu,

tulang, plasenta; yang dilepaskan ke

cedera hepar, beberapa kanker.

hati bila terjadi cedera/aktivitas


normal tertentu, contohnya :
kehamilan, pertumbuhan tulang

Alanin Transaminase

Mata dan Kulit Kuning

Enzim yang dihasilkan oleh hati.

Luka pada hepatosit. Contohnya

Dilepaskan oleh hati bila hati terluka

: hepatitis

Page 11

Danita Dwi Maryana 1102011070

(ALT)/SGPT

(hepatosit).

Aspartat

Enzim yang dilepaskan ke dalam

Transaminase

darah bila hati, jantung, otot, otak

(AST)/SGOT

mengalami luka.

Luka di hati, jantung, otot, otak.

Obstruksi aliran empedu,

Bilirubin

Komponen dari cairan empedu yang

kerusakan hati, pemecahan sel

dihasilkan oleh hati.

darah merah yang berlebihan.


Kerusakan organ, keracunan
obat, penyalahgunaan alkohol,

Gamma glutamil
transpeptidase
(GGT)

Enzim yang dihasilkan oleh hati,

penyakit pankreas.

pankreas, ginjal. Dilepaskan ke


darah, jika jaringan-jaringan tesebut
mengalami luka.
Kerusakan hati jantung, paruparu atau otak, pemecahan sel

Laktat
Dehidrogenase
(LDH)

Nukleotidase

Albumin

Enzim yang dilepaskan ke dalam

darah merah yang berlebihan.

darah jika organ tersebut mengalami


luka.

Obstruksi saluran empedu,


gangguan aliran empedu.

Enzim yang hanya tedapat di hati.


Dilepaskan bila hati cedera.

Kerusakan hati.

Protein yang dihasilkan oleh hati dan


secara normal dilepaskan ke darah.

Hepatitis berat, kanker hati atau


kanker testis.

Protein yang dihasilkan oleh hati


janin dan testis.

Fetoprotein
Sirosis bilier primer, penyakit
autoimun. Contoh : hepatitis
Antibodi untuk melawan
mitokondria. Antibodi ini adalah

Antibodi

komponen sel sebelah dalam.

mitokondria

Mata dan Kulit Kuning

Page 12

menahun yang aktif.

Danita Dwi Maryana 1102011070

Waktu yang diperlukan untuk


pembekuan darah. Membutuhkan vit

Protombin Time

K yang dibuat oleh hati.

Pemeriksaan Faal Hati

Pemeriksaan
Alkalin fosfatase

Untuk mengukur
Enzim yang dihasilkan di dalam

Hasilnya menunjukkan
Penyumbatan saluran

hati, tulang, plasenta; yang

empedu, cedera hepar,

dilepaskan ke hati bila terjadi

beberapa kanker.

cedera/aktivitas normal tertentu,


contohnya : kehamilan,
pertumbuhan tulang

Alanin

Enzim yang dihasilkan oleh hati.

Luka pada hepatosit.

Transaminase

Dilepaskan oleh hati bila hati

Contohnya : hepatitis

(ALT)/SGPT

terluka (hepatosit).

Aspartat

Enzim yang dilepaskan ke dalam

Luka di hati, jantung, otot,

darah bila hati, jantung, otot, otak

otak.

Transaminase
(AST)/SGOT

Bilirubin

mengalami luka.

Komponen dari cairan empedu

Obstruksi aliran empedu,

yang dihasilkan oleh hati.

kerusakan hati, pemecahan sel


darah merah yang berlebihan.
Kerusakan organ, keracunan

Gamma glutamil
transpeptidase
(GGT)

Enzim yang dihasilkan oleh hati,

obat, penyalahgunaan alkohol,

pankreas, ginjal. Dilepaskan ke

penyakit pankreas.

darah, jika jaringan-jaringan


tesebut mengalami luka.
Kerusakan hati jantung, paru-

Laktat
Dehidrogenase
(LDH)

Enzim yang dilepaskan ke dalam

paru atau otak, pemecahan sel

darah jika organ tersebut

darah merah yang berlebihan.

mengalami luka.
Obstruksi saluran empedu,
gangguan aliran empedu.

Mata dan Kulit Kuning

Page 13

Danita Dwi Maryana 1102011070


Enzim yang hanya tedapat di hati.

Nukleotidase

Dilepaskan bila hati cedera.


Kerusakan hati.
Protein yang dihasilkan oleh hati

Albumin

dan secara normal dilepaskan ke


darah.

Hepatitis berat, kanker hati


atau kanker testis.

Protein yang dihasilkan oleh hati

Fetoprotein

janin dan testis.


Sirosis bilier primer, penyakit
autoimun. Contoh : hepatitis
Antibodi untuk melawan

Antibodi
mitokondria

menahun yang aktif.

mitokondria. Antibodi ini adalah


komponen sel sebelah dalam.

Waktu yang diperlukan untuk

Protombin Time

pembekuan darah. Membutuhkan


vit K yang dibuat oleh hati.

Nilai Normal
ALT . 7 - 55 unit per liter (U/L)
AST. 8 - 48 U/L
ALP. 45 - 115 U/L
Albumin. 3.5 - 5.0 gram per desiliter(g/dL)
Total Protein. 6.3 7.9 g/dL
Bilirubin. 0.1 1.0 mg/dL
GGT. 0 30 U/L
DIAGNOSIS BANDING
inveksi virus: mononukleus infeksiosa, sitomegalovirus, herpes simpleks, coxackie virus, toxoplsmosis, druginduced hepatitis; hepatitis aktif kronis; hepatitis alkoholik; kolesistitis akut; kolestasis; gagal jantung kanan
dengan kongesti hepar; kanker metastasis; dan penyakit genetik/metabolik (penyakit Wilson, defisiensi alfa-1antitripsin).
Tatalaksana
Pasien dirawat bila ada dehidrasi berat dengan kesulitan masukan per oral, kadar SGOT-SGPT > 10
kali nilai normal, perubahan prilaku atau penurunan kesadaran akibat ensefalopati hepatitis fulminan
dan prolong atau relapsing hepatitis.

Mata dan Kulit Kuning

Page 14

Danita Dwi Maryana 1102011070


Tidak ada terapi medikamentosa khusus karena pasien dapat sembuh sendiri (self limiting disease).
Pemeriksaan kadar SGOT-SGPT dan bilirubin terkonjugasi diulang pada minggu ke 2 untuk melihat
proses penyembuhan dan bulan ke 3 untuk melihat kemungkinan prolonged atau relapsing hepatitis.
Pembatasan aktivitas fisik selama kadar SGOT SGPT masih >3 kali batas atas nilai normal.
Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Namun, untuk

mempercepat proses

penyembuhan, diperlukan penatalaksanaan sebagai berikut:


1.

Istirahat

Bed rest pada fase akut, untuk kembali bekerja perlu waktu berangsur-angsur.
2.

Diet

Makanan disesuaikan dengan selera penderita

Diberikan sedikit-sedikit

Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik

3.

Medikamentosa (simtomatik)

Analgetik antipiretik, bila demam, sakit kepala atau pusing

Antiemesis, bila terjadi mual/muntah

Vitamin, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan

Komplikasi
Hepatitis fulminan dapat terjadi, dimana kenaikan kadar bilirubin serum progresif disertai dengan

kenaikan awal dalam aminotransferase yang disertai dengan turunnya ke nilai normal atau rendah.
Fungsi sintesis hati menurun dan protrombin timr menjadi memanjang, sering disertai pendarahan.
Albumin serum turun menimbulkan edema dan asites.
Ammonia biasanya naik dan sensorium menjadi berubah, memburuk dari mengantuk ke pingsan dan
kemudian koma. Pemburukan pada penyakit stadium akhir dan kematian dapat terjadi kurang dari 1
minggu.

Pencegahan
Menurut WHO, ada beberapa cara untuk mencegah penularan hepatitis A,antara lain

Hampir semua infeksi HAV menyebar dengan rute fekal-oral, maka pencegahan

dapat

dilakukan

dengan

hygiene perorangan yang baik, standar kualitas tinggi untuk persediaan air publik dan pembuangan limbah

saniter ,serta sanitasi lingkungan yang baik.


Dalam rumah tangga, kebersihan pribadi yang baik, termasuk tangansering dan mencuci setelah buang air besar
dan sebelum menyiapkanmakanan, merupakan tindakan penting untuk mengurangi risiko penularan dari
individu yang terinfeksi sebelum dan sesudah penyakit klinis.
Dalam bukunya, Wilson menambahkan pencegahan untuk hepatitis A, yaitu dengan cara pemberian vaksin atau

imunisasi. Ada dua jenis vaksin, yaitu :


Imunisasi pasif
Profilaksis untuk hepatitis A telah tersedia selama bertahun-tahun. Serum imun globulin (ISG), dibuat dari
plasma populasi umum, memberi 80-90% perlindungan jika diberikan sebelum atau selama periode inkubasi
penyakit. Dalam beberapa kasus, infeksi terjadi, namun tidak muncul gejala klinis dari hepatitis A.Saat ini, ISG
harus diberikan pada orang yang intensif kontak pasien hepatitis A dan orang yang diketahui telah makan
makanan mentah yang diola hatau ditangani oleh individu yang terinfeksi. Begitu muncul gejala klinis, tuan

Mata dan Kulit Kuning

Page 15

Danita Dwi Maryana 1102011070


rumah sudah memproduksi antibodi. Orang dari daerah endemisitas rendah yang melakukan perjalanan
ke daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi dapat menerima ISG sebelum keberangkatan dan pada interval 34 bulan asalkan potensial paparan berat terus berlanjut, tetapi imunisasi aktif adalah lebih baik.

Imunisasi aktif
Vaksin dilemahkan hidup telah dievaluasi tetapi telahmenunjukkan imunogenisitas dan belum
efektif bila diberikan secara oral. Penggunaan vaksin ini lebih baik daripada pasif profilaksis bagi mereka
yang berkepanjangan atau berulang terpapar hepatitis A.
Variabel
Sebelum Pemajanan (wisatawan ke daerah endemik)
< 3 bulan perjalanan
> 3 bulan perjalanan
Sesudah Pemajanan
Kontak rumah tangga dan intim
Perawatan harian atau perawatan pengawasan
Wabah sumber biasa
Kontak secara kebetulan

Dosis
Vaksin Ig : 0,02 mL/kg
Vaksin Ig: 0,006 mL /kg setiap 4-6 bulan
Ig : 0,02 ml/kg dalam 2 minggu
Ig : 0,02 ml/kg dalam 2 minggu
Ig : 0,02 ml/kg dalam 2 minggu
Tidak ada

Prognosis
Gejala hepatitis biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya, kebanyakan pasien dapat sembuh dalam waktu 3
sampai 6 bulan. Penyakit ini jarang berkembang ke arah komplikasi seperti hepatitis recurent atau gagal hati
atau hepatitis fulminant. Kematian pada hepatitis A jarang terjadi.

http://www.emedicinehealth.com/hepatitis_a/page12_em.htm

Mata dan Kulit Kuning

Page 16

Anda mungkin juga menyukai