Anda di halaman 1dari 15

KROMATOGRAFI

KERTAS

Kromatografi kertas merupakan suatu bentuk


sederhana dari partisi cair-cair. Serat-serat
selulosa hidrofilik dari kertas dapat mengikat
air; setelah berada di udara yang lembab,
kertas penyaring yang tampak kering
sebenarnya dapat mengandung persentase air
yang besar 20% atau lebih.
Kertas dianggap analog dengan suatu kolom
yang mengandung fasa diam yang berair.
Kemudian zat terlarut tersebut dipartisikan di
antara air ini dan pelarut organik bergerak
yang mudah bercampur dengan air.

Peralatan yang digunakan dalam kromatografi


kertas sangat sederhana. Hasil-hasil yang baik
dapat diperoleh dengan peralatan dan materimateri yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa
yang terpisahkan dapat dideteksi pada kertas dan
dapat segera diidentifikasikan.
Fasa diam dalam kromatografi kertas adalah zat
cair yaitu air yang teradsorbsi dalam serat
selulosa kertas
Fasa geraknya juga cair yang sering disebut
sebagai larutan pengembang

Selembar kertas Whatman atau kertas saring


biasa bertindak sebagai kolom. Kertas saring
pada beberapa kasus dijenuhkan dengan air di
mana air yang teradsorbsi pada selulosa kertas
merupakan fasa diam cair.
Bejana pengembang merupakan wadah
tertutup yang berisi larutan fasa gerak cair.
Proses pemisahan dilakukan dalam keadaan
tertutup agar ruang dalam bejana jenuh oleh
uap fasa gerak.

Cara kerja dalam kk


Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung
campuran yang akan dipisahkan diteteskan pada
daerah yang diberi tanda diatas sepotong kertas
saring, dimana ia akan meluas membentuk noda
yang bulat.
Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam
bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung,
dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup
dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak
(jangan sampai noda tercelup karena berarti
senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari
kertas).

Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas


oleh gaya kapiler dan menggerakkkan
komponen-komponen dari campuran cuplikan.
Perlu diperhatikan bahwa permukaaan dari
kertas jangan sampai terlalu basah dengan
pelarut, karena hal ini tak akan memisahkan
sama sekali atau daerah-daerah noda akan
menjadi kabur.

Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai


jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu
yang telah ditentukan, maka kertas diambil
dari bejana dan kedudukan dari permukaan
pelarut diberi tanda dan lembaran kertas
dibiarkan kering.
Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka
akan terlihat sebagai pita-pita atau noda-noda
yang terpisah, jika senyawa-senyawa tak
berwarna maka mereka harus dideteksi dengan
cara fisika dan kimia.

Cara yang biasa adalah menggunakan suatu


pereaksi yang memberikan sebuah warna
terhadap beberapa atau semua dari senyawasenyawa.
Sering juga menggunakan cara deteksi dengan
sinar ultra ungu. Bila daerah-daerah dari noda
yang terpisah telah dideteksi, maka identifikasi
tiap-tiap senyawa dapat dilakukan.

Untuk tujuan identifikasi, noda-noda sering


dikarakterisasikan berdasarkan nilai Rfnya. Nilai
Rf, adalah rasio jarak yang ditempuh oleh suatu
zat terlarut terhadap jarak yang dipindahkan oleh
garis depan pelarut selama waktu sama.
Nilai Rf yang identik untuk suatu senyawa yang
diketahui dan yang tidak diketahui dengan
menggunakan beberapa sistem pelarut yang
berbeda memberikan bukti yang kuat bahwa nilai
untuk kedua senyawa tersebut adalah identik,
terutama jika senyawa tersebut dijalankan secara
berdampingan di sepanjang pita kertas yang sama.

Bila akan melakukan pemisahan dengan


kromatografi kertas maka hal-hal seperti berikut
perlu mendapatkan perhatian :
1. Metoda (Penaikkan, Penurunan atan
Mendatar)
2. Macam dari kertas
3. pemilihan dan pembuatan pelarut (Fasa
bergerak)
4. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih
5. Pembuatan cuplikan
6. Waktu pengembangan
7. Metoda deteksi dan identifikasi

Dalam metoda penaikkan (ascending) kertas


dicelupkan hingga ujung dimana aliran mulai
bergerak terletak sedikit diatas permukaan dari
pelarut dan pelarut naik melalui serat-serat dari
kertas oleh gaya kapiler.
Di dalam metoda penurunan (descending)
ujung atas dari kertas dicelupkan dalam pelarut
dan mengalir, meskipun diawali oleh gaya
kapiler diteruskan oleh gravitasi.

Metoda mendatar (horisontal) sangat berbeda


dari kedua metoda diatas. Noda cuplikan
ditempatkan pada pusat dari kertas (biasanya
kertas saring berbentuk bulat ) dan fasa gerak
akan mengalir melaui sumbu dan berinteraksi
dengan sampel dipusat kertas. Aliran juga oleh
gaya kapiler, senyawa-senyawa dalam
campuran segera berkembang dengan pelarut.

Kadang-kadang semua komponen sampel


tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan
sistem pelarut manapun; beberapa komponen
terpisah lebih baik di dalam satu sistem, dan
beberapa dalam sistem yang lainnya.
Untuk pemisahan yang lebih selektif, maka
digunakan kromatografi 2 dimensi ( proses
pemisahan 2 kali)

Kromatograf kertas dua dimensi kemudian


dapat digunakan. Sampel terlihat di dekat satu
ujung dari lembaran kertas penyaring bujur
sangkar. Setelah perpindahan dari zat terlarut
sama dengan salah satu sisi dari kertas yang
yang menggunaka satu sistem pelarut, kertas
yang diputar dengan sudut 90, dan kemudian
sistem pelarut kedua membawa zat terlarut ke
bagian kertas yang tidak digunakan.

Pemisahan asam-asam amino dari ekstrak protein dapat dilakukan


dengan KK dua dimensi. Elusi pertama dengan pelarut (I)
butanol/asam asetat dan elusi kedua dengan pelarut (II)
fenol/kresol/air. Hasil pemisahan diperoleh sbb:

Nilai Rf Standar
Valin
Isoleusin
Arginin
Fenilalanin
Glisin
Glutamin
Histidin

Pelarut I
0,4
0,3
0,4
0,9
0,8
0
0,4

Pelarut II
0,2
0,2
0,8
0,4
0,8
0,3
0,4

Anda mungkin juga menyukai