Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK :
Tujuan
Dasar Teori:
Macam-Macam Jaringan Pada Tubuh Manusia dan Fungsinya Masing-masing Sebagai
berikut...
1. Jaringan Epitel
Jaringan Epitel | Merupakan jaringan hewan yang tersusun atas sel sel yang
membentuk suatu lapisan bersinambung yang menutupi permukaan tubuh ataupun
melapisi ruang ruang di dalam tubuh. Umumnya terdapat membran dasar
nonseluler pada jaringan hewan ini yang merupakan alas lapisan sel sel epitel.
Membran ini dihasilkan dan tersusun atas benang protein halus yang terkandung
dalam matriks polisakarida.
Sel sel epitel pada kulit vertebrata umumnya saling tersambung dengan
penjuluran sitoplasma atau jembatan jembatan. Sel sel epitel tubuh melindung sel sel di
bawahnya terhadap luka luka mekanis, bahan bahan kimia, bakteri, dan terhadap
kekeringan. Lapisan pada jaringan epitel hewan dalam saluran pencernaan menyerap zat
makanan (nutrition) dan air untuk kebutuhan tubuh. Lapisan epitel hewan ini dan
berbagai lapisan epitel hewan lain, menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah zat zat.
Beberapa di antaranya dipergunakan limbah yang harus dibuang.
Karena seluruh tubuh ditutupi dengan sel dibuang. Karena seluruh tubuh ditutup dengan
sel epitel, semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk sampai pada reseptor
yang khas untuk rangsangan tersebut. Dengan demikian fungsi jaringan epitel hewan
adalah sebagai sekresi, perlindungan, absorpsi, dan rangsangan.
Sel sel epitel pada jaringan epitel hewan dapat berbentuk pipih, kubus atau batang, dapat
pula teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan (layer) serta dapat memiliki
rambut halus atau silium pada permukaannya. Berdasarkan sifat struktural tersebut
jaringan epitel dibagi dalam berbagai jenis seperti jaringan epitel pipih (skuama), epitel
kubus, epitel kolumnar.
2. Jaringan Otot
Jaringan otot berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot
yang tugasnya menggerakan berbagai bagian tubuh. Kemampuan menggerakkan berbagai
organ tubuh ini disebabkan kemampuan jaringan otot untuk berkontraksi.
3. Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Jaringan saraf
berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasi segala aktivitas tubuh. Sel
saraf terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang-cabang
inilah yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya
sehingga terbentuk jaringan saraf.
Ada tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf motorik, sel saraf sensorik, dan sel saraf
penghubung. Jaringan saraf terdapat di otak, sumsum tulang belakang, dan di urat
saraf.
4. Jaringan Darah
5. Jaringan Ikat
Jaringan Ikat Sesuai namanya, jaringan ikat berfungsi untuk mengikat jaringan
dan alat tubuh. Jaringan yang termineralisasi (Mengandung Mineral) disebut
tulang. Tulang sangat banyak jenisnya, baik bentuk maupun penyusunnya.
Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin,
tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis
terdapat di daun telinga, laring, dan epigloti
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang
rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis
(pertautan tulang kemalua)
Alat:
-Mikroskop Cahaya
Bahan:
-Preparat Jaringan ikat
-Preparat Jaringan epitel
-Tissue
Hasil Pengamatan:
A) Jaringan Epitel
PERBESARAN
GAMBAR
10 X 10
Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang
berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak tersusun sangat
rapat,ciri-cirinya:
Sitoplasma jernih
inti sel bulat terletak di tengah
bersifat semi permeable
sel sel tipis, terusun sangat rapat seperti ubin
bersifat licin (seperti pada pembuluh darah)
bagian tepi tidak beraturan, sedangkan bagian permukaan terdapat sedikit mozaik
letak :
Epitel ini terletak di pleura, alveolus paru-paru, kapsula bowman pada ginjal, lapisan
dalam pembuluh darah dan limfa, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, sel
ekskresi kecil dari kebanyakan kelenjar, ada juga pada pembuluh kulit luar dan dalam
perut (peritonium), glomerulus dan kapsula bowman pada ginjal, ruang jantung
(perikardium)
Fungsi :
a. Pelapis bagian dalam rongga dan saluran (endothelium)
b. Tempat difusi zat
c. Tempat infiltrasi zat
d. Tempat osmosis zat
e. Sebagai proteksi
f. Tempat sekresi zat
kelainan : Jika jaringan ini rusak, maka perlindungan pada epitelium nya akan rusak
karena Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus (Cairan lengket
dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa).
GAMBAR
10 X 10
Terdiri atas selapis sel yang berbentuk kubus misalnya. Jaringan epitel ini
terdapat pada permukaan dalam lensa mata, permukaan ovarium, saluran nefron
ginjal serta pada retina mata. Berfungsi dalam sekresi dan absorpsi.
ciri-ciri:
^Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus.
^Sitoplasmanya jernih atau berbutir-butir.
^Inti sel bulat besar di tengah.
^Seperti sarang lebah, kalau dilihat dari atas berbentuk segi lima / segi enam
Letak:
Terletak di kelenjar keringat dan kelenjar air liur, retina mata, permukaan ovary, dan
saluran nefron ginjal dan pafa kelenjar tiroid
Fungsi:
a. Lapisan pelindung atau proteksi
b. Tempat penyerapan zat (absorbsi)
c. Penghasil mucus (lendir) / sekresi
GAMBAR
10 X 10
GAMBAR
10 X 10
B)Jaringan Ikat
Tulang Keras
PERBESARAN
GAMBAR
10 X 10
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks,
matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama
garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
Tulang
dapat
dibagi
menjadi
2
macam
:
a.Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat. Contoh : tulang pipa.
b.Tulang spons, bila matriksnya berongga. Contoh : tulang pendek.Tulang keras (osteon)
adalah tulang yang bersifat kaku dan keras yang tersusun dari zat kapur dan fosfor.
Pembentukan tulang keras(Osteon) berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim).
Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang).
Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan
melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers Matriks akan
mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desma
dan kondral. Kondral meliputi perikondral dan enkondral. Tulang keras atau biasa juga
disebut dengan tulang sejati merupakan alat gerak pasif artinya alat gerak yang dapat
bergerak jika digerakkan oleh otot.Pembentukan Tulang Keras (Osteon), dapat
terbentuk tulang keras asal usulnya berasal dari Tulang Rawan (Kartilago) yang
memiliki rongga yang nantinya akan diisi oleh sel-sel pembentuk tulang atau osteoblas.
Osteoblas kemudian akan membentuk sel-sel tulang atau osteosit dimana satuan osteosit
akan melingkari pembuluh darah kemudian sistem saraf membentuk sistem havers
matriks yang mengandung zat kapur dan fosfor sehingga tulang menjadi keras dan
membentuk tulang keras (Osteon).
Kartilago Hyalin
PERBESARAN
GAMBAR
10 X 10
Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang
rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang
melekat
pada
tulang
dada
dan
pada
ujung
tulang
panjang.
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu
pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan
pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak
saat bernafas.
Dalam keadaan segar bersifat lentur, semitranparan, dan berwarna putih
kebiruan. Di permukaan terdapat perikondrium, suatu jaringan ikat yang pada
waktu muda mampu membentuk tulang rawan secara aposisi. Pada tulang rawan tidak
terdapat
pembuluh
darah,
tetapi
bila
ada,
suatu
pertanda
adanya
pengkapuran. Secara fisiologik kalsifikasi sering terjadi pada tulang rawan rusuk.
Bangun histologik
Perikondrium : membungkus permukaan tulang rawan, kecuali pada tulang
rawan persendian. Perikondrium terdiri dari dua lapis, yaitu (1) lapis luar terdiri
dari jaringan ikat longgar atau pada tidak teratur. (2) Lapis dalam pada fetus dan
hewan muda jelas terdapat kondroblast. Setelah dewasa (tua) tidak jelas lagi.
Kondrosit : Sel-sel tulang rawan ini menempati rongga yang disebut lakuna.
Kondrosit bebentuk bulat atau lonjong, dengan inti besar terletak di tengah.
Nukleolus jelas sedangkan inti sendiri tampak pucat. Dalam sitoplasma
terkandung lemak serta glikogen, itulah sebabnya pada sediaan rutian tampak
adanya rongga-rongga, karena kedua bahan tersebut larut pada proses pengerjaan
membuktikan adanya serabut kolagen, tulang rawan perlu terlebih dahulu dimaserasikan dalam
larutan NaCl 10%, atau larutan tripsin, baru dilakukan pewarnaan seperti biasa.
Matriks : Matriks tampak homogen, didalamnya mengandung kondromukoid, terdiri dari
dari glikosaminoglikan yang mengandung kondroitin.
Tulang rawan hialin terdapat pada permukaan persendia, tulang rawan rusuk,
trakhea, laring, bronkus dan sebagainya.
Kartilago Fibrosa
PERBESARAN
GAMBAR
10 X 10
Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan
ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar
ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi
utama untuk memberikan proteksi dan penyokong. Jenis kartilago (tulang rawan) ini
mempunyai serabut kolagen padat dengan hondrosit tersusun dalam deretan lakuna.
Matriks relatif sedikit, umumnya tidak dikelilingi oleh perikondrium. Tulang rawan
fibrosa terdapat pada miniskus, simfisis pubis, diskus intervetebralis, tempat pertautan
ligamen atau tendon pada tulang, pada hidung sebagian dari laring, trakea, bronki,
bronkioli, dan rangka embrionik. Diskus intervetebralis sebagian besar terdiri dari tulang
rawan fibrosa, pada bagian atas dan bawah berkelanjutan dengan tulang rawan persendian
spinalis. Mempunyai fungsi untuk melancarkan gerakan pada sendi, kelenturan dan
sebagai penyokong.