ekonomi
manajerial,
tujuan
pokok
manajemen
adalah
Laba
t
t 1 1 i
VALUE =
Dimana:
TR = Total Revenue (total pendapatan)
TC = Total Cost (total biaya)
TR = P x Q.
Memaksimumkan persamaan seperti diatas mencakup beberapa faktor, yaitu
Penerimaan. Biaya, dan Tingkat diskonto tiap tahun pada masa yang akan datang.
Penerimaan total (TR) suatu perusahaan secara langsung ditentukan oleh
jumlah produk yang terjual dan harga jualnya. Berarti TR adalah harga pokok (P)
dikalikan dengan kuantitas (Q) atau TR= P x Q. Faktor2 yang mempengaruhinya
yaitu: pemilihan produk yang dirancang perusahaan, pengolahannya, dan
penjualannya; strategi periklanan yang digunakan; kebijakan harga yang
ditetapkan; bentuk perekonomian yang dihadapi; dan sifat persaingan yang ada
dipasar. Jadi penerimaan mempertimbangkan permintaan maupun penawaran.
Analisis biaya memerlukan penelaahan sistem-sistem produksi alternatif,
pilihan-pilihan teknologi, kemungkinan-kemungkinan input yang digunakan, dst.
Harga faktor-faktor produksi berperanan penting dalam penentuan biaya, dan oleh
karena itu masalah penawaran faktor-faktor produksi juga penting untuk
dipertimbangkan.
Adapula hubungan antara tingkat diskonto dengan product mix, asset fisik,
dan struktur keuangan suatu perusahaan. Faktor-faktor ini mempengaruhi biaya
dan tersedianya sumber daya keuangan bagi perusahaan tersebut, dan akhirnya
menentukan tingkat diskonto yang digunakan oleh para investor untuk
menetapkan nilai untuk perusahaan tersebut.
Untuk menentukan tindakan yang optimal, maka keputusan berkenaan
dengan pemasaran, produksi, dan keuangan harus seperti halnya dengan
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan SDM, distribusi produk, dll
digabungkan dalam suatu sistem yang terpadu dimana setiap tindakan akan
mempengaruhi seluruh bagian perusahaan tersebut. Untuk keputusan sehari-hari,
teknik optimisasi parsial yang lebih sederhana sering digunakan. Optimisasi
parsial menyarikan komplesitas dari proses pengambilan keputusan yang terpadu
itu dan hanya memusatkan kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas didalam
berbagai departemen dari perusahaan tersebut. Misalnya, departemen pemasran
seringkali diharuskan untuk menetapkan biaya periklanan minimum yang bisa
mencapai tujuan penjualan, sesuai dengan lini produk (produk line) perusahaan
dan kendala-kendala harga pasar. Sama juga halnya, departemen produksi
diharapkan untuk meminumkan biaya produksi dengan kualitas yang sama, hal ini
untuk mencapai keputusan yang optimal.
Proses pengambilan keputusan yang rumit, baik dalam masalah optimasi
terpadu ataupun parsial terjadi dalam dua tahap. Pertama, seseorang harus
menyajikan hubungan ekonomi tersebut dalam satu bentung yang bisa dianalisis,
ini berarti bahwa penyajian masalah tersebut dalam hubungan analitis. Kedua,
seseorang harus menerapkan berbagai teknik untuk menentukan penyelesaian
yamg optimal.
METODE PENYAJIAN HUBUNGAN EKONOMI
Hubungan-hubungan ekonomi seringkali disajikan dalam bentuk persamaan,
tabel, dan grafik. Mungkin cara yang paling mudah untuk mempelajari hubungan
ekonomi dan memahami optimasi ekonomi adalah dengan menelaah beberapa
bentuk hubungan fungsional yang berperan penting dalam model dasar penilaian.
Model Persamaan
menyajikan hubungan-hubungan ekonomi. Contoh nya pada tabel 2.1 tabel ini
menunjukan hubungan fungsional yang sama dengan persamaan TR = P x Q serta
gambar 2.1 yang menyajikan grafik berdasarkan pada persamaan tersebut.
Tabel 2.1
Hubungan Antara TR dengan Q :
TR = P x Q (dimana nilai P adalah konstan Rp 150,00)
Jumlah unit yang terjual
1
2
3
4
5
6
Gambar 2.1
Grafik Hubungan Antara TR dengan Q
Laba Total
Rp 0
Rp 19
Rp 52
Rp 93
Rp 136
Rp 175
Rp 210
Rp 217
Rp 208
Laba Marginal
Rp 19
Rp 33
Rp 41
Rp 43
Rp 39
Rp 35
Rp 7
Rp -9
Laba Rata-Rata
Rp 19
Rp 26
Rp 31
Rp 34
Rp 35
Rp 35
Rp 31
Rp 26
keputusan berperan penting, karena jika nilai marginal tersebut negatif, maka nilai
total akan menurun.
Data pada tabel 2.2 menjelaskan bahwa laba marginal pada output 1 sampai
output 7 adalah postif, dan aba total meningkat jika output meningkat pada
kisaran output tersebut. Namun karena pada output ke 8 pada laba marginal
menunjukan nilai yang negatif, maka laba akan menurun jika output dinaikan
mencapai tingkat tersebut. Hal ini terjadi karena memaksimasi fungsi aba atau
apa saja terjadi pada titik dimana hubungan marginal bergeser dari positif ke
negatif.
Grafik yang menunjukan hubungan antaar nliai total, marginal, dan rata-rata
Perhatikan bahwa kurva laba total naik dari titik asal menuju titik C. Oleh
karena, garis-garis yang digambarkan yang bersinggungan dengan kurva laba total
menjadi lebih curam jika titik singgung tersebut mendekati C, maka laba marginal
naik sampai titik singgung tersebut. Ini juga dilukiskan pada gambar (b) dimana
kurva laba marginal mengkat sampai pada tingkat output Q1, sama dengan titik C
pada kurva laba total. Pada titik C tersebut, slope kurva laba total adalah
maksimu. Oleh karena itu laba marginal adalah maksimum pada titik itu. Antara
titik C dan E laba total terus meningkat karena aba marginal masih tetap postif
walaupun sudah turun. Pada titik E kurva aba total berslope nol dan hal ini berarti
tidak terjadi kenaikan maupun penurunan laba. Oleh karena itu, laba marginal
pada titik E tersebut ( output Q3 pada gambar b) sama dengan nol dan laba total
menjadi maksimum. Setelah melampaui titik E kurva laba total berslope negatif
dan laba marginal menjadi negatif.
Selain hubungan nilai total rata-rata dan total marginal, hubungan antara
nilai marginal dengan rat-rata juga ditunjukan pada gambar (b). Pada tingkat
output yang rendah, dimana kurva laba marginal terletak diatas kurva laba ratarata, maka kurva laba rata-rata sedang menaik. Walaupun laba marginal mencapai
titik maksimum pada ouput Q1 dan kemudian turun, tetapi kurva laba rata-rata
terus meningkat sepanjang kurva laba marginal masih diatasnya. Pada tingkat
output Q2, laba marginal sama dengan laba rata-rata, dan pada saat itu laba ratarata mencapai nilai maksimumnya. Setelah melampaui otput Q2, kurva laba
marginal terletak di bawah kurva laba rata-rata, dan kurva laba rata-rata tersebut
mulai turun.
KALKULUS DEFERENSIAL
Walaupun tabel dan grafik bermanfaat untuk menjelaskan konsep hubungan
ekonomi, tetapi persamaan seringkali lebih cocok untuk digunakan dalam proses
pemecahan masalah. Salah satu alasannya adalah bahwa teknik analisis kalkulus
diferensial bisa digunakan untuk menemukan nilai maksimum dan minimum dari
suatu fungsi tujuan secara efisien melalui analisis marginal. Selain itu, konsep
kalkulus dasar mudah dikembangkan untuk masalah pengambilan keputusan
dimana pilihan-pilihan yang ada bagi pembuatan keputusan dibatasi oleh beberapa
kendala.
Konsep Turunan
Kita telah mendefenisikan nilai marginal sebagai perubahan nilai variabel
dependen yang disebabkan oleh perubahan satu unit suatu variabel independen.
Perhatikan fungsi Y=f(X). Dengan menggunakan(data) sebagai tanda perubahan,
kita bisa menunjukkan perubahan nilai variabel independen (X) dengan notasi X
dan perubahan variabel dependen (Y) dengan notasi Y.
Perbandingan Y/X menunjukkan suatu spesifikasi umum dari konsep
marginal : Marginal Y =
y
x
sepanjang interval-interval X yang semkain mengecil dan ditunjukkan oleh garisgaris penghubung lainnya, seperti yang menghubungkan titik B dan C dengan D.
Pada limitnya jika X mendekati nol, maka perbandingan Y/X samadengan
slope dari sebuah garis yang bersinggungan dengan kurva tersebut pada titik D.
Slope dari garis singgung ini didefinisikan sebagai turunan( dY/dX) fungsi
tersebut pada titik D; slope itu menunjukkan perubahan marginal Y yng
disebabkan oleh suatu perubahan X hyang sangat kecil pada titik tersebut.
Gambar 2.4
Turunan dari konstanta selalu nol, oleh karena itu jika Y = sebuah konstanta, maka
:
dy
=0
dx
Keadaan ini digambarkan pada gambar 2.5 untuk y=2. Oleh karena Y
didefinisikan sebagai konstanta, mala nilainya tidak berubah-ubah walaupun X
berubah, dan karena itu dY/dX pasti samadengan nol.
Gambar 2.5
B. Kaidah Pangkat
Turunan dari fungsi pangkat seperti Y = a X
b,
= b.a. X (b-1)
dy dU
=
dx dX
dV
dX
dy
dx = 4X 3X
+V
dU
dx
dV
dU
dy
=
dx
V.
dU
dV
U .
dX
dX
2
v
F. Kaidah Rantai
Turunan sebuah fungsi dari sebuah fungsi diperoleh dengan cara. Jika Y = f
(U), dimana U =g(X), maka :
dy dY
=
dx dU
dU
dX
= 2 2U
= 2 2(2X)
= 2 4X
Langkah 2
dU
dX
= 6X
Langkah 3
dy
dx =
dY
dU
dU
dX
= ( 2 4X) 6X
5
= 12X - 24 X
MEMAKSIMALKAN DAN MEMINIMALKAN FUNGSI
Jika suatu fungsi berada pada keadaan maksimum atau minimum, maka
slopenya atau nilai marginalnya pasti nol. Turunan suatu fungsi ditunjukkan oleh
slope atau nilai marginalnya pada suatu titik tertentu. Oleh karena itu, maksimisasi
atau minimisasi dari suatu fungsi terjadi jika turunannya sama dengan nol.
dengan nol, maka perusahaan tersebut akan rugi sebesar Rp10.000,00(biaya tetap
atau fixed cost adalah Rp10.000,00). Tetapi jika output menungkat, maka laba
juga akan meningkat. Titik impas atau break event point dicapai pada saat output
berjumlah 29 unit. Laba maksimum dicapai pada saat output sebesar 100 unit dan
setelah itu laba menurun.
d
dQ
= 400 4Q
= 0
= 400
= 100 unit
Oleh karena itu, jika Q=100, maka laba marginal sama dengan nol dan laba total
adalah maksimum.
Pembedaan Nilai Maksimum dengan Nilai Minimum
= M =b+2 cQ3 dQ 2
Turunan kedua dari fungsi laba total adalah turunan dari fungsi laba marginal:
d 2 dM
=
=2 c6 dQ
dQ 2 dQ
Jika turunan pertama menunjukkan slope fungsi laba total, maka turunan
kedua tersebut menunjukkan slope dari turunan pertama tersebut yakni slope dari
kurva laba marginal. Kita bisa menggunakan turunan kedua tersebut untuk
membedakan titik maksimum dan minimum. Jika turunan kedua dari sebuah
fungsi negative maka titik yang ditentukan adalah maksimum, demikian
sebaliknya.
Sebuah contoh dengan bilangan akan memperjelas konsep ini. Misalkan
fungsi laba total ditunjukkan oleh fungsi berikut:
2
3
Laba total ( =30002.400 Q+350 Q 8,333 Q
Laba marginal ditunjukkan oleh turunan pertama dari laba total tersebut:
Laba marginal (m
d
2
=2.400+700Q25 Q
dQ
Laba total akan maksimum atau minimum pada titik-titik di mana turunan
pertama tersebut(laba marginal) sama dengan nol, maka:
d
2
=2.400+ 700Q25 Q =0
dQ
Q + 0,02Q
, maka:
d
=31,51,2 Q0,06 Q2
dQ
Dengan memasukan nilai Q=15 pada persamaan tersebut, maka didapatkan nilai
Q yang baru sebesar -3, oleh karena itu Q=15 merupakan titik laba maksimum.
Untuk melihat hubungan MR dan MC dengan memaksimasi laba,
perhatikan persamaan umum laba
dTR
=41,52,2Q
dQ
; MC =
dTC
=10Q+0,06 Q2
dQ
Kaidah untuk menentukan turunan parisal adalah sama dengan kaidah dalam
turunan yang sederhana. Karena konsep turunan parsial menggunakan suatu
asumsi bahwa semua variabel, kecuali satu variabel dimana turunan tersebut
diturunkan, tidak berubah.
Seperti persamaan Y = 10 4X = 3XZ Z 2 . dalam fungsi ini ada dua
variabel independen, yaitu X dan, oleh karena itu 2 turunan parsial bisa dihitung.
Untuk menentukan turunan tersebut pada X, maka persamaan tersebut dapat di
tuliskan kembali sebagai :
Y = 10 4X + (3Z)X Z2
Karena Z dianggap konstan, maka turunan parsial Y pada X adalah :
y
=04+3 Z0
x
4+ 3 Z
Dalam menentukan turunan parsial Y dan Z, X dianggap konstan, maka kita bisa
tulis :
y
=3 X 2 Z
z
OPTIMASI TERKENDALA
TC=3 X +6 Y XY
Dimana output X merupakan hasil dari pabrik 1 dan Y merupakan hasil dari
pabrik 2. Manajer harus berusaha untuk menentukan kombinasi biaya terrendah
antara X dan Y dengan tunduk pada kendala bahwa produk total harus 20 unit.
Kendala
X +Y =20
1.200120 Y +3 Y +6 Y 20 Y +Y
TC=1.200140 Y +10 Y 2
Y =7
X + 7 = 20
X = 13
Oleh karena produksi output pabrik 1 adalah 13 unit dan pabrik 2 adalah 7 unit
adalah kombinasi biaya terrendah dalam menghasilkan 20 unit produksi dari
perusahaan tersebut. Maka TC adalah
13
TC=3
507+29491
710