Anda di halaman 1dari 32

Analisis Sperma

Rini Riyanti, dr., Sp.PK

Tujuan

Menilai status fertilitas seorang pria


Penampungan dan pemeriksaan harus
dilakukan di bawah suatu prosedur standar
agar mendapat hasil yang valid

Sperma/ Ejakulat/ Semen

Campuran dari spermatozoa yang terendam


dalam cairan testis, epididymis dan pada waktu
ejakulasi bercampur dengan hasil sekresi
kelenjar-kelenjar : prostat, vesika seminalis dan
bulbo uretralis

Penampungan dan Pengiriman Sampel

Pasien/ subyek dibekali dengan lembar instruksi


tertulis yang jelas tentang cara koleksi dan
transportasi sampel

Tidak berhubungan seks dalam 2-7 hari (sebaiknya 3-4 hari)


sebelum pemeriksaan

Sampel dikeluarkan di laboratorium secara masturbasi

Sanggama terputus tidak dianjurkan

Tidak boleh menggunakan kondom

Jika dikeluarkan di rumah harus sampai di Lab. Kurang dari


1 jam dan dibawa dalam saku agar tetap hangat

Untuk pemeriksaan awal , minimal 2x. Dengan


interval 7 hari 3 bulan.
Jika hasil kedua pemeriksaan sangat berbeda,
perlu pemeriksaan tambahan.
Jadi tidak boleh menentukan diagnosis hanya
dengan 1x pemeriksaan.

Sebaiknya sampel dikumpulkan di ruangan


khusus di lab. (Karena jika pada pemeriksaan I
didapatkan motilitas sperma sangat rendah/
gerak lurus ke depan < 25 %), maka smapel II
harus segera diperiksa segera setelah ejakulasi.
Tempat penampung adalah wadah/ botol gelas
yang bersih, bermulut lebar, dihangatkan untuk
mencegah resiko cold shock

Botol penampung diberi label nama, tanggal


dan waktu pengeluaran, serta lamanya
abstinensi.
Sampel harus dilindungi terhadap temperatur
yang ekstrim saat transportasi.
Sampel kemungkinan mengandung virus yang
berbahaya (HIV, Hepatitis, Herpes)

Pemeriksaan Makroskopis

Pemeriksaan awal : pengamatan fisik sampel

Pengamatan dilakukan pada suhu kamar :

Warna

Bau

Koagulasi dan Likuefaksi

Volume

Konsistensi

pH

Warna

Normal :putih keabuan/ putih mutiara


(mengandung spermatozoa)
Azoospermia/ Oligozoospermia : putih jernih/
bening
Kecoklatan : apabila terdapat sel darah merah
(hemoglobin)

Bau

Normal : Khas seperti bunga akasia

Infeksi : bau amis, busuk.

Koagulasi dan Likuefaksi

Setelah dikeluarkan, semen akan mengalami


proses koagulasi (terbentuk koagulum),
selanjutnya akan mencair (likuefaksi) menjadi
homogen dalam waktu 60 menit

Memanjang : Likuefaksi > 60 menit.

Likuefaksi tidak sempurna : serat-serat mukus

Setelah likuefaksi sempurna dikocok untuk


pemeriksaan selanjutnya.

Volume

Normal : > 2 ml

Konsistensi

=viskositas

Ada 3 cara :

Jarum 21G

menekan keluar sampel lewat jarum 21G

observasi bentuk yang keluar : berupa tetesan /


benang

abnormal : benang dgn panjang > 2 cm

Pipet Eliasson (Hagedorn Yensen)

semen dihisap sampai tanda 0,1 ml

pangkal ditutup dengan jari, dipegang tegak lurus,


tangan kiri memegang stopwatch

Bersamaan dgn jari dibuka, stopwatch dinyalakan

Hitung waktu jatuhnya tetesan pertama

Normal : 2 detik

Batang pengaduk gelas

celupkan batang pengaduk ke dalam semen

Angkat dan perhatikan tetesan/ benang


yang terjadi

normal : tidak lebih dari 2 cm

pH

Harus diperiksa dalam waktu 1 jam

Normal > 7,2 (WHO : 7,2-8,0)

pH > 8,0 curiga adanya infeksi

PH < 7,0 dengan azoospermia, kemungkinan


terjadi disgenesis dari vas deferens, vesika
seminalis atau epididymis

Pemeriksaan Mikroskopis

Terdiri dari pemeriksaan :

Perkiraan konsentrasi spermatozoa

Pemeriksaan motilitas spermatozoa

Sel-sel lain

Aglutinasi

Perkiraan Konsentrasi spermatozoa

Dilakukan dengan memperkirakan/ menghitung


jumlah rata-rata spermatozoa pada beberapa
lapang pandang (400X) dan hasilnya dikalikan
105.
Misal : jumlah rata-rata 40/LPB

Maka perkiraan konsentrasi 40 x 105

4.106 / ml

Syarat : jumlah spermatozoa per-LPB harus


homogen, tersebar merata

Dikerjakan setelah likuefaksi sempurna


dan dicampur dengan baik
Bila tetap tidak homogen : kemungkinan
likuefaksi abnormal,agregasi spermatozoa
dalam benang-benang mukus atau terjadi
aglutinasi

Cara :

Satu tetes semen diteteskan pada gelas obyek

Tutup dengan kaca penutup

Obyek glas dilewatkan diatas lampu spiritus

Dilihat di bawah mikroskop (400X)

Pemeriksaan Motilitas spermatozoa

Cara :

Satu tetes semen (10-15L) diteteskan dengan


mikropipet atau melalui jarum 21G pada gelas obyek

Tutup dengan kaca penutup (22x72mm)

Kedalaman 25-30 L

Inkubasi 1 menit

Dilihat di bawah mikroskop (400X)

Pada suhu kamar 18-24o C

Diluar suhu tesebut : perubahan motilitas

Penilaian : dilakukan pada bebrapa LPB (4-6)

Gerakan diklasifikasikan :
a. Gerak maju ke depan, cepat dan lurus
b. Gerak maju, lambat dan berkelok
c. tidak ada gerak maju ke depan, bergetar di tempat,
gerak melingkar
d. Tidak begerak sama sekali

Dinyatakan dalam prosentase masing-masing

Analisis Semen Manusia


Fertilitas seorang pria ditentukan oleh jumlah
dan kualitas spermanya.
Menurut WHO :
1. Normozoospermia
Jumlah sperma > 20 juta/mL
2. Oligozoospermia
Jumlah sperma < 20 juta/mL
3. Astenozoospermia
Motilitas sperma a < 25 % ; a+b < 50%

Motilitas sperma :

Kriteria a bergerak cepat dan lurus ke depan


Kriteria b bergerak lambat dan tidak lurus
Kriteria c bergerak ditempat
Kriteria d tidak bergerak
4. Teratozoospermia
Morfologi sperma normal < 30%
5. OligoAstenoTeratozoospermia Sindrom O A T
6. Azoospermia 0 sperma + plasma semen
7. Aspermia 0 sperma + 0 plasma semen

Sel-sel lain
Lekosit terdapat pada sebagian besar semen
manusia
Sebagian besar berupa Netrofil
Sel-sel lain yang tidak dikenali sebagai lekosit
masuk dalam sel-sel germinal imatur.

Aglutinasi
Keadaan dimana spermatozoa yang motil
terikat satu dengan yang lain
Adanya aglutinasi mengarahkan pada adanya
proses imunologis, perlu pemeriksaan lebih
lanjut
Rata : 5%

Pemeriksaan Mikroskopis lanjutan


Penghitungan jumlah spermatozoa
Pemeriksaan morfologi spermatozoa

Anda mungkin juga menyukai