MAKALAH KEBIJAKAN
KESEHATAN REMAJA
OLEH
INDO ASSE TENGNGE
PROGRAM PASCASARJANA
STIA LAN MAKASSAR
TAHUN 2015
PENDAHULUAN
Kelompokremaja
di
Indonesia
memilikiproporsikuranglebih
1/5
remaja
ini
diikuti
oleh
perubahan
pemikiransebabakibatdarikongkritkeabstrak.Masaini
emosi
di
intelektual
penuhidengan
dan
paradox
yaituremajamenghadapisituasidimanamerekabukanlagiseoranganaknamunbelumjugade
wasa,
secarabiologismerekadapatmenjadiseorang
ayah
tuadalampemenuhankebutuhanhidupnya.
Masainijugamerupakanmasapencarianjatidiridenganmencoba-cobahalbaru,
termasukperilakuberesiko.Remajaseringtergodamelalui media massaseperti televise
atau film. Hal iniseringkalimembawabencana, karenamerekaberbuatnekadsepertidalam
film
tanpaberpikirtentangresiko.Merekamempunyai
rasa
Saatinitersediaberbagaisaranadanfasilitassehinggaremajamempunyaibanyakpeluangun
tukmajunamunsekaligusterhadangberbagirisikoolehterbukanyakesempatanuntukpenjela
jahanhal-halbarudalamhidupnya,
yang
dapatmempengaruhidanmembentukperilakunya.Pilihanremajaberupapenawaranpendidi
kan,
penambahanpengetahuanberdampingandenganberbagaigodaanperilakunegatifmisalny
aeksplorasiseksualdalambentukseksualaktifsertapenyalahgunaannarkotika,
psikotropikadanzatadiktiflainnya (Napza) dengansegalakonsekwensinya.
Remajasaatinimerupakan
Orang
dewasa
di
masadepan.
Komplikasimasalahkesehatanpadaremajadapatberdampakseumurhidupbahkankadangk
alaberpengaruhpadagenerasisesudahnya.Kesehatandankesejahteraanmerekaselainme
nentukankesehatankelompokremajasaatini,
jugamenentukankesehatankelompokpadamasahidupselanjutnyasertagenerasiberikutny
a.Pengalamanmasaanakmempengaruhimasaremaja,
danpengalamanmasaremajamenentukakehidupanmasadewasanya.
PENJELASAN MASALAH
PadadasarnyaFaktorrisiskodariperilaku
negative
yang
dilakukanremajaadabeberapahalyaitu :
1. Adanya
model
ataudukunganuntukmelakukanperilakuberesiko,
rasa
tertekansehinggamerasaperlumelakukanperilakuberesikountukmengatasidepresi
nya.
4. Adanyakesempatanuntukterlibatdalamperilakuberesikomisalnyamenjadianggotag
eng yang mengkonsumsinarkobaatauseringmelakukantawuran.
MasalahKesehatanRemaja
Dibandingkandengankesehatanpadagolonganumurlain,
masalahkesehatanpadaremajalebihkompleksdilihatdari
jenismasalah
yang
factor
yang
mempengaruhi,
dihadapidanakibatlanjutsertapenangannya.
Masalahkesehatnremaja,
selainmasalhfisik,
sebagianbesaradalahmasalahpsikososial.Beberapamasalah
yang
menonjolpadaremaja :
a. GangguanGizi
GangguangizipadaremajaadalahmasalahkekuranganEnergiKalori(KEK)
yang
34,2
pelajarlaki-
lakipernahmenconanapzadankebanyakandarimerekamenggunakanalatsuntiksec
arabergantian.
Yang
lebihmemprihatinkanyaitu,
tahun
Sedangkanduatahunsebelumnyaproporsitrtinggiadalahkelompokumur
(29,8).
30-39
tahun,
halinimenunjukkanadanyakecenderunganpeningkataninfeksikekelompokusialebi
hmuda.
d. KehamilanRemaja, KehamilanTidakDiinginkandanAbortus
WHO memperkirakan di Asia Tenggara 4,2jutaabortussetiaptahunnyadimana
750.000 sampai 1,5 jutaterjadi di Indonesia. Disampingitu target MDGs
tidakdapattercapaiyaitumengurangiangkakematianIbudanBayi,
halinidisebabkankarenabanyaknyakehamilanberesikobaik
diinginkanmaupuntidakdiinginkan.
e. Kecelakaan
Sifatremaja
yang
yang
menyukaitantangandanpetualanganseringdiekspresikandalambentukkegiatan
yang berbahaya.Kejadiankecelakaanpadaremajacukupsignifikanmenurut SKRT
Polapenyebabkematianutamapadakelompokusia 10-24 tahunadalahkecelakaan.
PenyebabMasalah
Padadasarnyamasalahkesehatanremaja di Indonesia disebabkanoleh :
1. Kurangnyapengetahuan,
keterampilan,
sikapdanperilakuremajaterhadapkesehatannya
2. Kurangnyakepedulian
orang
tua,
masyarakatsertapemerintahterhadapkesehatanremaja
3. Belumoptimalnyapelayanankesehatanremaja.
Tantangandalampemebrianpelayanankesehatanremaja :
1. Tantangan yang berasaldariremajaitusendiri
Remajaseringtidakmenyadarikebutuhannyaakankesehatansehinggamerekae
ngganuntukmengunjungifasilitaskesehatn.
2. Tantangan yang berasaldari orang tuadanmasyarakat
Sebagian
orang
tuaengganmemberikanpemahamantentanghaltertentumisalnyamasalahseksk
arenamerekamenganggaphalitutabu,
ataumerekakurangpengetahuannyatentangmasalahkesehatan.
3. Tantangan dari pihakpemberipelayanan
Tidakmemahamipentingnyapelayanandanragumemberikanpelayanankarenak
urangnyadukunganhukum.
4. Tantangandaripemerintah
Anggapanpemerintahbahwakesehatanremajakurangprioritaskarenabukan
masalah
yang
belumadawadahuntukjaringankemitraankesehatanremaja.
BelumadaUndang-UndangatauPeraturansebelumnya
secarakhususmembahastentangkesehatanremaja
mendesak,
yang
ALTERNATIF KEBIJAKAN
Mengingat kompleksnya masalah remaja, strategi intervensi bagi kesehatan
remaja perlu dilakukan. Alternatif interfensi yang dilaukan berdasarkan masalah yang
ada yaitu :
1. Pencegahan Masalah Gizi
- Pesan dasar gizi seimbang untuk remaja, penyadaran diberikan dalam
-
Konseling gizi untuk remaja secara umum yang dilakukan oleh tenaga
terlatihdan dapat diberikan di lokasi sekolah, institusi kesehatan atau tempat
HIV/AIDS.
Penegakan Hak azasi ODHA.
Perlindungan bagi pemberi layanan, remaja dan masyarakat pada umumnya
antara lain dengan penerapan kewaspadaan universal (universal precaution)
dan pemberian perlindungan atau kempanye penggunaan kondom bagi
remaja seksual aktif. Kegiatan ini memerlukan dukungan peraturan resmi dari
pihak berwenang.
3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Napza
- Upaya penegakan hukum.
- Intensifikasai KIE melalui mas media dan di semua tempat umum, sekolah,
tempat kerja
4. Pencegahan dan penanggulangan Kehamilan Remaja
- Informasi dan pendidikan berkelanjutan tentang akibat dan kerugian Seks
-
tidak berhasil.
Upaya hukum dan politis untuk back-up tindakan Menstrual Regulation bagi
remaja
remaja
merupakan
bentuk
dalam
yang
meningkatkan
diinginkan
dari
dapat
memenuhi
dengan layak)
Memperlakukan kader remaja (pendidik dan konselor sebaya) sebagai
pertner.
teman sebayanya.
Mencari masukan, usulan dan ide dari remaja untuk perbaikan program
kesehatan remaja dan untuk inisiasi program inovatif, dengan cara
mengadakan pertemuan berkala dengan kader kesehatan remaja,
forum diskusi , lokakarya, atau seminar dan sejenisnya, tentang
tua
dan
masyarakat
dalam
Promosi tentang :
- Kedekatan fisik dan emosional, hubungan saling percaya antara
-
generasi penerusnya.
- Lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang remaja.
Penyadaran besaran masalah kesehatan remaja
dan
urgensi
remaja.
Pentingya pemberian layanan kesehatan berkualitas.
Memfasilitasi partisipasi masyarakat untuk upaya
peningkatan
pada
dalam
Meskipun pada saat ini sudah ada kemitraan antar sektor dalam kegiatan
keseharian upaya kesehatan remaja, namun guna meningkatkan
efektifitas dan efisiensi perlu revitalisasi atau fasilitasi pembentukan suatu
forum/jaringan kemitraan atau sejenisnya. Pada dasarnya kemitraan ini
merupakan
jaringan
kerjasama,
dan
bentuk
organisasinya
amat
sektor
dalam
perencanaan,
pelaksanaan
dan
dalam
kedudukan
yang
setara,
masing-masing
pihak
masing.
Semua upaya dilaksanakan berkelanjutan, terus menerus.
Output I :
Sosialisai baik kepada pemegang keputusan, kalangan pers ataupun
masyarakat mengenai Undang Undang No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, termasuk hak untuk mendapatkan informasi
yang lengkap dan benar sesuai dengan tingkat kecerdasan dan
usianya. Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan pemenuhan hak
anak. Anak dalam undang undang ini di kategorikan dalam
kelompok umur 0 -18 tahun dengan demikian remaja termasuk di
dalamnya.
Rekapitulasi
data
remaja
sebagai
bahan
informasi
kepada
masalah
kesehatan
remaja
hasil
survei,
identifikasi
dalam
media,
antara
lain
remaja.
Sensitisasi kepada pemegang keputusan dan pilitisi disemua tingkat
administrasi tentang tumbuh kembang dan kesehatan remaja,
pada
aspek
perundangan,
didahului
oleh
review
perundangan.
Contoh :
Peraturan atau perundangan tentang :
Diijinkannya remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah
pelayanan
pemerintah
secara
kasuistik
dengan
berdasarkan
indikasi
spesifk
yang
ditetapkan
sebelumnya.
Pelarangan pemanfaatan anak/remaja dalam iklan kontroversial
kesehatan.
Penegakan hukum
Khususnya bagi pengedar Napza, pengedar pornografi, pelaku
Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) dan penegakan
perundangan/peraturan tentang penyelenggaraan toko obat
dan pharmasi/Apotik.
Menumbuhkan kesadaran remaja, pemegang keputusan dan
orang tua tentang perundangan yang berlaku serta tentang hak
mendapatkan pendidikan dan pelayanan sosial dan kesehatan
bagi remaja.
Output III :
sektor lain.
Pelatihan petugas agar mampu memberikan pelayanan kesehatan
pada remaja termasuk konseling dan mampu memberikan PKHS
pada remaja.
Pelatihan fasilitator berasal dari berbagai sektor , institusi, organisasi
dan lembaga.
Pelatihan calon pendidik dan konselor sebaya.
Pelatihan PKHS kepada remaja oleh tenaga terlatih.
D. Peningkatan Penyediaan dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
yang berkualitas kepada remaja
Output :
Peningkatan peran Pemda, khususnya dalam pengadaan sarana dan
prasarana PKPR.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Kiat Pelaksanaan :
Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja
Catatan :
Kegiatan :
pemerintah daerah.
Menggalang Kemitraan.
Kemitraan amat diperlukan dalam memberikan pelayayan bagi remaja,
baik dalam kegiatan promosi keberadaan PKPR, maupun dalam
pelayanan
kesehatan
remaja
yang
berkualitas.
remaja masa kini perlu dipersiapkan untuk menjadi suber daya manusia yang amat
berkualitas agar dapat membawa nasib bangsa ke arah yang lebih baik.
Masalah Kesehatan yang dihadapi remaja berkaitan dengan masalah
psikososial, berhubungan erat dengan lingkungan sosial, perilaku orang tua dan
masyarakat, dan peraturan perundangan . Oleh karena itu penanganan mesalah
remaja memerlukan kerjasama multisektoral dan multidimensional, dengan intervensi
pada aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta perlu dilaksanakan secara
komprehensif.
Dukungan dari orang tua, masyarakat dan pemegang keputusan di pemerintah untuk
menciptakan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang dan meminimalkan faktor
resiko agar remajadapat mencapai masa dewasa dengan selamat, sehat dan menjadi
orang dewasa yang berkualitas.