Makalah Jaminan Kesehatan
Makalah Jaminan Kesehatan
PENDAHULUAN
berat dan perlu tindakan operasi, atau menderita penyakit kronis yang
memerlukan perawatan jangka panjang seperti penyakit jantung, kanker dan
lainnya. Kalau kondisi ini dibiarkan terus berjalan, tentu akan berdampak pada
derajat kesehatan masyarakat yang pada akhirnya bermuara kepada rendahnya
Indek Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat Bali.
Gambaran masyarakat Bali yang telah tercakup dengan Jaminan Kesehatan
(JK) tahun 2008 yang dicatat dalam Pedoman Penyelenggaraan JKBM (2010:2)
adalah sebagai berikut : 1). Kelompok masyarakat yang tercakup Jaminan
Kesehatan yaitu sejumlah 980.114 jiwa 27, 88 persen yang terdiri dari peserta
Askes PNS 332.708 jiwa, askes komersial 11. 274 jiwa, Jamkesmas 537.776 jiwa,
ASABRI 9.401 jiwa dan Jamsostek 88. 954 jiwa. 2). Kelompok masyarakat yang
belum tercakup Jaminan Kesehatan sejumlah 2.535.886 jiwa 72,12 persen.
Jadi sekitar 72,12 persen dari penduduk Bali belum memiliki Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan yang senantiasa akan bermasalah ketika mereka jatuh
sakit. Bahkan mereka yang sudah tercakup asuransipun masih ada kendala, karena
sebagian asuransi yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten, portabilitasnya
masih terbatas sampai tingkat pelayanan dasar atau tingkat rujukan lokal (RS
kabupaten setempat), sehingga akan tetap bermasalah ketika harus ketingkat
Provinsi atau pusat.
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat Bali dilaksanakan dengan
pencetusan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang dimulai
Tanggal 1 Januari 2010. Jaminan Kesehatan Bali Mandara ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit
Kabupaten
/Kota
1 Jembrana
2 Tabanan
3 Badung
4 Gianyar
5 Klungkung
6 Bangli
7 Karangasem
8 Buleleng
9 Denpasar
PROVINSI BALI
2008
Jumlah
(orang)
20400
28500
13700
28900
11700
13300
29500
46600
13100
205700
%
8
6.9
3.3
6.6
7
6.1
7.7
7.5
2.2
5.85
2009
2010
Jumlah
Jumlah
%
%
(orang)
(orang)
17600
6.8
21200 8.1
20800
4.9
29300 6.9
14000
3.3
17700 3.2
25500
5.8
31500 6.7
8800
5.2
12900 7.6
11400
5.2
13800 6.4
24700
6.4
31600 7.9
37700
5.9
45900 7.4
13300
2.2
17500 2.2
173800
4.88 221400 6.27
Berdasarkan data diatas, pada tahun 2010 persentase penduduk miskin paling
banyak adalah Kabupaten Jembrana sebesar 8 persen, dan persentase penduduk
miskin yang paling terendah adalah Kota Denpasar. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa hampir semua Kabupaten di Bali tidak terlepas dari masalah
kemiskinan, begitu juga Kabupaten Badung sebagai kabupaten terkaya di Bali
belum mampu mengentaskan kemiskinan di daerahnya dengan jumlah penduduk
miskin 3,2 persen pada tahun 2010.
Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang mengandalkan sektor
pariwisata dalam pengembangan ekonomi wilayahnya. Berdasarkan data distribusi
PDRB Kabupaten Badung 2010 diketahui sektor pariwisata (sektor perdagangan,
hotel, dan restoran) merupakan penyumbang PDRB tertinggi di Kabupaten
Badung yaitu sebesar 37,92 persen. Perkembangan sektor pariwisata yang lebih
banyak berkembang di Wilayah Badung Selatan mengakibatkan munculnya
permasalahan ketimpangan pembangunan di Kabupaten Badung. Pembangunan
menjadi lebih terfokus di Wilayah Badung Selatan dibandingkan Wilayah Badung
Utara, sehingga pertumbuhan Wilayah Badung Selatan relatif lebih pesat
dibandingkan Wilayah Badung Utara. Fakta yang dapat memperlihatkan adanya
ketimpangan pembangunan antara Wilayah Badung Selatan dengan Wilayah
Badung Utara adalah jumlah rumah tangga miskin yang sebagian besar teredapat
di Wilayah Badung Utara.
Tabel 1.2
Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Badung
Tahun 2006-2008 (RTM)
Kecamatan
Tabel 1.3.
Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Abiansemal Tahun 2008
(RTM)
Desa/Kelurahan
Jumlah RT Miskin
Jumlah RT
termasuk dalam kelompok miskin adalah Desa Dauh Yeh Cani, Darmasaba,
Sibang Gede, Mambal, Bongkasa Pertiwi, Sibang Kaja, Mekar Bhuwana,
Blahkiuh, Sangeh, dan Bongkasa, sedangkan desa yang masuk dalam kelompok
sangat miskin adalah Desa Selat, Angantaka, Abiansemal, Punggul, Sedang,
Ayunan, Taman, dan Jagapati. Dengan melihat banyaknya jumlah rumah tangga
miskin yang terdapat di Kecamatan Abiansemal dapat dikatakan bahwa
pembangunan belum berjalan dengan baik. Pembangunan dikatakan berhasil
apabila kesejahteraan masyarakat meningkat. Kesehatan merupakan penentu
kesejahteraan sosial. Kesejahteraan bukan hanya diukur dari tingkat pendapatan ,
tetapi juga sehat jasmani dan rohani. Maka dari itu, pemerintah mencanangkan
program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang memprioritaskan
kepada masyarakat kurang mampu.
Kinerja program pelayanan kesehatan JKBM dalam kaitannya dengan
peningkatan derajat kesehatan sangat penting untuk diteliti sehingga diketahui
kelemahan-kelemahan maupun keunggulannya dalam peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan serta dari segi peningkatan derajat kesehatannya mengingat
72,12 persen dari penduduk Bali belum memiliki Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan. Demikian pula belum ada informasi mengenai perbedaan kinerja
program pelayanan kesehatan JKBM di desa miskin dengan desa sangat miskin
dalam kaitannya dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
10
mendapatkan
11
12