Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh
sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.
Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain. Ukuran dan bentuk dari dataran banjir
ini sangat tergantung dari sejarah perkembangan banji, tetapi umumnya berbentuk memanjang
(elongate). Endapan dataran banjir (floodplain) biasanya terbentuk selama proses penggenangan
(inundations).
Umumnya Endapan dataran banjir ini didominasi oleh endapan suspensi seperti lanau dan
lumpur, meskipun kadang-kadang muncul batupasir halus yang terendapkan oleh arus yang lebih
kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar
antara 1 dan 2 cm lapisan lanau-lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980).
Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung
sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme. Di Indonesia, dapat ditemukan
di Kecamatan kretek Kab. Bantul, yang merupakan dataran banjir dari Sungai Opak.
MEANDER
Meander, merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan.
Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume
airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari
penghalang dan mencari jalan yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum
terjadi pengendapan.
Pada bagian tengah, yang wilayahnya datar maka aliran airnya lambat, sehingga membentuk
meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian
sungai yang aliranya cepat, akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian tepi sungai yang lamban
alirannya, akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan
membentuk meander.
Meander terbentuk dari proses ini yang berlangsung secara . Di Indonesia kenampakan tombolo
dan tanjung dapat dijumpai di Pulau Bali.
Oxbow lake
Oxbow lake biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, sebab pengikisan dan pengendapan
terjadi secara terus-menerus. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk
oxbow lake, atau disebut juga sungai mati.
Sungai oxbow ini terletak pada DANAU SIPIN JAMBI
Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya
Air). Berdasarkan pengertian dari definisi tersebut maka DAS merupakan suatu wilayah daratan
atau lahan yang mempunyai komponen topografi, batuan, tanah, vegetasi, air, sungai, iklim,
hewan, manusia dan aktivitasnya yang berada pada, di bawah, dan di atas tanah.
DAS prioritas mulai ditetapkan pertama kali pada tahun 1984 berdasarkan Surat
Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19/1984, KH. 059/KPTS-II/1984 dan PU.124/KPTS/1984 Tahun 1984 tanggal 4 April
1984 tentang PENANGANAN KONSERVASI TANAH DALAM RANGKA PENGAMANAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI PRIORITAS. Dasar pertimbangan SKB tersebut adalah bahwa
upaya penyelamatan hutan tanah dan sumber-sumber air adalah tanggung jawab bersama baik
masyarakat pada umumnyamaupun instansi Pemerintah pada khususnya agar hutan, tanah dan
sumber-sumber air dapat diselamatkan secara terarah, terpadu, terorganisir dan saling
mendukung.Kegiatan konservasi tanah, baik yang berupa kegiatan pengendalian erosi banjir,
pengaturan pemanfaatan air, peningkatan daya guna, lahan produksi dan pendapatan petani,
peningkatan peran serta masyarakat harus terpadu dan mendukung serta mengamankan
pembangunan prasarana dan bangunan- bangunan pengairan. Selanjutnya dalam Lampiran I
SKB tersebut ditetapkan 22 DAS Prioritas di Indonesia.
1. DAS Brantas
2. DAS Sampean
3. DAS Solo (Bengawan Solo)
4. DAS Jratunseluna (Jragung-Tuntang-Serang-Lusi-Juana)
5. DAS Serayu-Luk Ulo (Kedu Selatan-Serayu)
6. DAS Pemali
7. DAS Ci Manuk
8. DAS Ci Tarum
berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya
lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya
terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat
tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul
dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular
adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar
(rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang
mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau
mengering.
Contorted
Pola pengaliran dimana arah alirannya berbalik / berbalik arah. Kontrol struktur
yang bekerja berupa pola lipatan yang tidak beraturan yang memungkinkan
terbentuknya suatu tikungan atau belokan pada lapisan sedimen yang ada.