Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

2014

Nama

: Sri Astutik

NPM

:11184202180

Tugas Kuliah

: Kewirausahaan

Dosen

:Taufik, M. Pd

Jl. Sukapura 165

Telp (0335) 7607182

Laweyan - Sumberasih

KABUPATEN PROBOLINGGO

BERWIRAUSAHA MENJUAL KERUDUNG


Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan ke dunia untuk
beribadah kepada Allah SWT. Dan salah satu bentuk ibadah itu adalah
bekerja, bekerja untuk bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah
pekerjaan yang baik, yang halal.
Saya adalah anak kedua dari pasangan suami istri yang tinggal di
pedesaan pinggiran kota Probolinggo. Seperti kebanyakan tetangga yang
lain, bapak ibuku hanyalah seorang yang hanya berijazah SD, dan tentunya
sudah bisa ditebak pekerjaan apa yang mampu dikerjakan untuk menghidupi
keluarga kecil kami dan membiayai sekolah kakak dan adik saya.
Adik laki-laki saya satu-satunya sekarang masih duduk di kelas V SDN
Laweyan I , dan kakak perempuanku yang juga sat
u-satunya sudah menikah setelah lulus SMA, dan beruntung kakakku
mendapatkan jodoh seorang Guru yang tentunya bisa sedikit mengangkat
derajat keluarga. Saya anak kedua yang mendapatkan nasib lebih mujur
dari pada kakakku, saya bisa melanjutkan study saya ke salah satu
Perguruan Tinggi Swasta.
Sejak SD saya suka membaca buku cerita yang dapat saya pinjam dari
perpustakaan sekolah. Dengan membaca saya bisa menghibur diri,
membaca kisah yang membuat hati lebih kalem. Alasan mengapa saya suka
membaca buku cerita adalah karna saya suka menyendiri, tidak suka
suasana ramai. Saya mendapat keasyikan tersendiri dari membaca buku
cerita tersebut. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara itu, biasanya
memiliki jiwa pemberontak. Apa yang menurutnya benar dan sudah menjadi
kemauannya pasti akan diusahakan agar keinginannya terlaksana dan
terealisasikan. Namun bukan berarti selalu menuruti kemauan tanpa berpikir
panjang terlebih dahulu.
Sejak SMA saya yang berasal dari keluarga tidak mampu berkeinginan
untuk menjadi seorang guru, maka keinginan itu ketika ku masih duduk di
Bangku SMA kelas XI kumulai dengan menjadi seorang guru les Bahasa
Inggris kelas IV, V, dan kelas VI salah satu Sekolah Dasar di Desa tetangga
walau tidak ada gaji sepeserpun dari sekolah, namun saya ikhlas karna itu
salah satu keinginanku, saya bisa mengenal lebih dulu dunia Anak seusia SD
seperti apa karna kelak pun saya akan menjadi seorang ibu yang harus bisa
memahami jiwa anak-anaknya, bagaimana mengatasi masalah yang tepat
untuk anak seusia mereka.mengambil ilmu dari pekerjaan sebagai guru les
tersebut. Dan gembiranya saya, mereka selalu mengharap kehadiran saya
karna perasaan senang mereka terhadapku. Mereka menjadikanku media
mencurahkan perasaan, hingga ku merasakan menjadi sosok seorang kakak
yang dihargai dan dihormati. Tapi profesi itu tidak lama ku kecimpungi
dikarnakan saya yang harus focus dengan persiapan Ujian Nasional SMA.
Tahun 2011 saya lulus SMA dan melanjutkan study ke STKIP PGRI Pasuruan
dengan bantuan biaya dari kakak saya.
Bertepatan pada awal bulan Juni di tahun ajaran Baru 2011, saya
langsung direkom untuk menjadi Staff Tata Usaha di Sekolah Menengah Atas
yang tak lain adalah sekolahku sendiri sampai di tahun 2014 ini. Awal bekerja
sebagai Tata Usaha ini sangat menyenangkan, dan berkat dari pekerjaan ini
saya bisa mengenal Teknologi Komputer. Pada tahun 2012 ketika saya duduk
di bangku kuliah, saya memulai mencari tambahan pengalaman lain dengan
menerima tawaran dari seorang teman saya yang sudah lama menjadi tutor
ditempat itu dan ajakan dari teman yang tak lain ketua PKBM di Kecamatan
Wonomerto untuk menjadi seorang Tutor KF dan Teknisi KF KUM di PKBM
salah satu program pemerintah Probolinggo dalam mengentaskan kebuta
aksaraan yang masih tinggi di daerah Probolinggo, Kecamatan Wonomerto.
Untuk
menjadi Tutor seperti itu tentunya membutuhkan mental yang
kuat,membutuhkan keberanian karna letak tempat mengajarnya yang

terpencil jauh dari keramaian, jalanan yang sepi dan rawan terjadi banyak
kejahatan. Namun dari pekerjaan itu saya mendapat banyak manfaat dan
Alhamdulillah sampai di tahun 2014 ini, saya dipercaya untuk kembali
menjadi Tutor KF KUM yang akan dilaksanakan pada Bulan Juni 2014
mendatang.

Pada Tahun 2013 saya juga mendapat ajakan dari teman saya yang
juga menjadi Tutor KF namun di daerah kecamatan Sumberasih, namun saya
tolak dikarnakan waktu yang sudah full dari pagi sampai petang dengan
aktivitas menjadi seorang Staff TU dari pagi jam 07:00 WIB s/d jam 13:00
WIB berlanjut dengan aktifitas jadwal kuliah dan jadwal mengajar sore di
PKBM itu hingga sampai pada waktunya saya mengalami Drop dikarnakan
kurangnya waktu istirahat.
Pada awal tahun ajaran baru di tahun 2013 juga, saya kedatangan
seorang kepala yayasan yang sebelumnya saya sudah menolak untuk yang
ketiga kalinya dari putra-putra beliau untuk mengajar di Madrasah Aliyah
(MA) untuk mengisi Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi di kelas X, XI dan XII.
Pada waktu itu saya belum siap untuk mengajar karna saya menyadari
bahwa hanya sedikit ilmu yang saya punya apalagi saya pemula dan
langsung pegang guru mapel UN. Itu tantanga sekaligus beban buat saya
pribadi. Tapi karna mereka percayakan itu kepadaku akhirnya saya terima
tawaran itu walaupun itu bukan bidangku, tapi setidaknya saya punya sedikit
bekal dari bangku SMA saya yang memang jurusan IPS dan saya bisa lebih
serius memperdalam ilmu mapel tersebut. Perasaan takut untuk meminta ijin
kepada kepala sekolah sebab saya tau sebagi Staff TU saya berkewajiban
untuk tetap stand by setiap hari. Dengan berbekal sedikit keberanian penuh
langkah ragu saya mencoba ijin dan Alhamdulillah kepala sekolahku
mengerti bahwa saya sebagai mahasiswa harus terus berkembang meniti
karir langkah demi langkah. Saya mendapat ijin dua hari dari kepala sekolah
tempatku bekerja sebagai Staff Tata Usaha untuk mengajar dilembaga itu
dan berlanjut hingga sekarang.
Empat tahun sudah saya bekerja menjadi Staff Tata Usaha di Sekolah
Menengah Atas. Dan Tiga tahun sudah saya bekerja menjadi Tutor PKBM.
Serta satu tahun saya bekerja menjadi seorang guru. Rasa-rasanya saya
merasakan kebosanan, saya menginginkan hal yang baru. Selama ini saya
cukup mendapatkan pekerjaan yang lebih mapan dan terhormat, tapi saya
yang memiliki jiwa mudah tersentuh, saya teringat dengan pekerjaan
Bapakku sebagai seorang tukang bangunan yang mesti naik ke atas atap
bangunan di panas teriknya mentari, Bapak kok bisa ya berpuluh tahun
menikah dengan ibu saya dan mendapat penghasilan dengan berpanaspanas dibawah matahari, sedangkan saya enak duduk-duduk dikantor
berkipas. Dan keadaan ekonomi keluarga kami yang saya ingat dari kecil
sampai saya bisa kuliah ini tetap begini-begini saja tidak ada perubahan.
Saya memang menerima keadaan keluargaku, saya tidak pernah menuntut
apa-apa dari orang tua saya karna saya mengerti keadaan keluarga. Dan
saya berniat untuk merubah kehidupan keluarga kami mulai dari segi
ekonomi sampai dengan cara berfikir mereka..
Ketika ku duduk sendiri, terbersit dalam anganku pada sebuah kalimat
yang mengatakan Jika kau ingin cepat kaya maka bekerjalah sebagai
pedagang. Maka teringatlah saya ketika berada dalam pasar kulihat para
pedagang dipasar itu mengenakan banyak perhiasan ditubuhnya yang tidak
tanggung jumlah perhiasannya. Kuberfikir, kenapa bisa ya? Memangnya
untungnya tiap barang yang dijual kan tidak banyak? .

Keinginan menjadi seorang wirausahawan memang sudah ada dari


dulu, maka dari itulah saya memulai melatih mental saya dengan pekerjaan
kecil namun dapat menambah wawasan ilmu kepada saya.
Orang-orang bilang mereka mengagumi saya yang sudah mendapat
beberapa pekerjaan yang bagus. itu menurut mereka. Mereka tidak tau
bahwa beban fikiran itu lebih berat dari pada beban fisik.dan mengapa pula
guru itu disebut dengan pahlawan tanda jasa? mungkin karna gaji guru
yang tidak banyak. Hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hariku sebagai
perempuan yang senang berbelanja, belum bisa memiliki tabungan dari
ketiga profesi yang saya jalani itu, mungkin juga karna saya yang juga belum
bisa me-menej pemasukan keuanganku dengan baik hingga membuatku
membenarkan teori besar pemasukan besar pula pengeluaran, padahal
kalau kita bisa berpikir panjang lagi, tidak terlupa dan tidak terbuai dengan
itu, kita sudah bisa mempunyai tabungan yang banyak yang bisa kita ambil
ketika benar-benar butuh.

Menurut mereka yang bekerja sebagai petani, profesiku ini sudah enak,
terjamin, gaji tetap perbulan. Tapi beda pula menurutku yang sudah
menyelami dunia pendidikan ini, menurutku menjadi pedagang adalah
pekerjaan yang paling enak
Pada Awal tahun 2014, saya yang sdh menginjak umur 21 tahun,
sudah benar-benar bertekat untuk menjadi pembisnis.
Saya Ingin memiliki sebuah toko Pakaian muslimah yang besar nanti
ketika saya sudah menikah kelak. Karna selain untuk mengurangi kepenatan
ketika muncul rasa bosan karna tidak ada pekerjaan didalam rumah, saya
juga bisa membantu suami menambah penghasilan, atau untuk tabungan
masa depan, sebab kita tidak tidak pernah tau apa yang akan terjadi nanti.
Sebagai perempuan yang memiliki hati yang sensitive dan juga
sebagai anak yang sekaligus akan menjadi orang tua yang bertanggung
jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarga, hati saya tergerak untuk
melakukan pekerjaan itu. Saya ingin tahu bagaimana Rasanya menjadi
pedagang, bagaimana mencari uang untuk bertahan hidup di dunia ini
menghidupi diri sendiri atau bahkan dituntut untuk menghidupi anggota
keluarganya. Umumnya seorang anak hanya bisa meminta tanpa mengerti
apakah beliau memiliki yang diminta atau tidak.
Menurut mereka yang bekerja sebagai petani,alasannya:
1. Penampilan oke, berseragam
2. Terjamin
3. Gaji tetap perbulan
Tapi beda pula menurutku yang sudah menyelami dunia pendidikan,
menurutku menjadi pedagang adalah pekerjaan yang palin enak dikarnakan
alasan-alasan berikut:
1. Bisa bekerja kapanpun yang kita mau
2. Bekerja sesuka hati karna tidak ada tuntutan
3. Tidak ada perasaan tidak enak pada siapa-siapa karna barang milik
sendiri
4. Untung diambil sendiri, rugi juga ditanggung sendiri
5. Tidak ada campur tangan dari siapa-siapa yang mau mengganggu

Dari alasan-alasan diatas, saya mau mencoba melakukan profesi itu


karna sudah merasa penat dan bosan dengan tuntutan sebagai guru. Saya
mau memulai dengan berjualan kerudung yang sebelumnya sudah
berembuk dengan tunangan saya soal modal, untung/rugi, pengaturan
keuangannya, system penjualannya dan kebelakangnya bagaimana.
Akhirnya saya awali mencari info tempat kulakan kerudung mulai dari lewat
online, bertanya-tanya pada orang, sampai dengan berkeliling kota mencari
toko yang buka grosir. Akhirnya saya dapati tempat grosir itu, mulai
bertanya-tanya seputar kemauan berjualan krudung disele-sela kesibukan
kuliah dan jadwal mengajar, bertanya banyak hal termasuk cara memenej
keuangan, tempat kulakannya dan lain sebagainya. Akhirnya mulailah saya
berjualan kerudung tersebut dengan modal dari tunangan saya.
Awal berjualan memang bingung, mau menawarkan ke siapa,
bagaimana cara menawarinnya. Dan mulailah dengan menawari ke teman
terdekat, teman jauh, murid-murid saya sampai ke teman mengajar. Agak
canggung pertamanya tapi setelah beberapa lama mulai terbiasa. Saya bisa
lumayan puas dengan hasil yang saya dapat dan buat ku berfikir memang
beneran enak menjadi pedangang itu. Dari berjualan ke teman sekitar saya
mulai mencoba untuk berjualan berkeliling di desa tetangga. Sebagai pemula
susah
sekali
saya
mau
menawarkan
kepada
masyarakat
setempat,dikarnakan profesi asli saya yang sebagai pengajar.

Dihari minggu pagi saya mencoba berkeliling sendiri dengan


mengucapkan bismillah berniat mencari rizki yang halal, menggunakan
motor keliling kesana-kemari rasanya kaki tidak bisa mengerem motor untuk
berhenti menawarkan barang dagangan saya. Sepanjang perjalanan saya
yang masih berjiwa muda berfikir kemana-mana, ada perasaan malu,
canggung, merasa tidak diterima disana, ada rasa takut tidak ada yang
membeli barang daganganku, sembarang yang berkecamuk dalam fikiran
dan akhirnya saya kembali pulang dengan tangan hampa. Sampai dirumah
saya terasa shock dengan kejadian hari itu, istirahat dan termenung dalam
kamar, tak terasa air mata mengalir. Mungkin merasakan susahnya mencari
uang. Tapi saya belum berhenti disitu saja, saya berfikir mungkin karna ini
pertama kalinya, akhirnya keesokan saya mengajak sahabat saya untuk
menemaniku berjualan yang tentunya dengan bagi hasil. Tapi, hasilnya sama
saja, tidak mendapat penghasilan lagi hari itu, dukanya kita hanya
menghabiskan bensin, penawaran orang yang jauh dari harga kulakan.
Banyak cerita dari situ.
Sempat pada sekali waktu ketika saya sedang berhenti dipinggir jalan
dengan membawa barang dagangan, ketika saya memposisikan diri saya
sebagai seorang pedagang, saya melihat ada seorang pria pengendara
motor menyalip motor saya dengan pakaian berseragam dan bersepatu.
Pada saat itu hati dan otak saya langsung terbuka kembali dan secara
spontan aku berfikir enak ya jadi guru, sudah berseragam rapi,tidak seperti
saya, setidaknya dia punya gaji tetap tiap bulannya, tidak seperti saya yang
belum tentu barang dagangan saya laku terjual atau bahkan rugi. Sejak
saat itu rasa penatku berubah menjadi rasa bersyukur yang amat sangat.
Dan banyak faedah atau ilmu yang saya dapat tentang hidup ini, salah
satunya adalah bahwa LADANG TETANGGA MEMANG SELALU TERLIHAT
LEBIH HIJAU DARI PADA LADANG KITA. Jadi pandai-pandailah kita bersyukur.
Pesan-pesan saya pada saudara seiman, bila ingin sukses maka AWALI
DARI HAL YANG KECIL DAN MULAILAH DARI SEKARANG.
Itulah pengalaman saya ,berkeinginan mempunyai toko besar pakaian
muslimah yang di awali dengan berjualan kecil-kecilan. Masalah kelak

keinginan itu akan tercapai ataupun tidak itu masalah belakangan yang
penting kita berusaha terlebih dahulu melatih mental.

Anda mungkin juga menyukai