PENDAHULUAN
3. Untuk mengetahui kebutuhan yang diberikan pada ibu bersalin, nifas, dan pada bayi
baru lahir.
4. Untuk mengetahui asuhan yang diberikan pada ibu bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir.
1.3 Ruang Lingkup
Penelitian ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas,
neonatus, bayi baru lahir, dan anak pra sekolah diwilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Jatinegara Kaum, Jakarta Timur tahun 2015. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
status sampel (klien), melihat langsung, dan melakukan pengkajian. Metode yang
digunakan untuk menguraikan gambaran bagaimana asuhan kebidanan yang dilakukan
pada ibu bersalin, nifas, neonatus, bayi baru lahir, dan anak pra sekolah tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PERSALINAN
2.1.1 DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah &
Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
TUJUAN APN
Tujuan utama Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah mencegah terjadinya
komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu
dan menangani komplikasi, menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Pergeseran paradigma tersebut
antara lain:
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri.
Pada setiap pertolongan persalinan, dilakukan upaya preventif terhadap
perdarahan pascapersalinan, seperti misalnya manipulasi seminimal mungkin,
penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pasca
persalinan.
2. Episiotomi tidak merupakan tindakan rutin karena dengan perasat khusus,
penolong persalinan dapat mengatur ekspulsi kepala, bahu dan seluruh tubuh
bayi tanpa laserasi atau hanya terjadi robekan minimal pada perineum.
3. Retensio plasenta Penatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan
untuk
baru lahir adalah dengan membersihkan muka dan jalan napas, sesaat setelah
ekspulsi kepala. Kemudian Universitas Sumatera Utara dilakukan penghisapan
lendir secara benar, segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.
Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan mekanisme pernapasan berjalan
spontan dan normal serta dapat mencegah terjadinya hipotermia. Perubahan
paradigma menunggu terjadinya dan menangani komplikasi menjadi
pencegahan terjadinya komplikasi diakui dapat membawa perbaikan kesehatan
kaum ibu di Indonesia. (Depkes, 2004).
2.1.3
SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum
pasti
diketahui,namun
beberapa
teori
Persalinan Normal
2.1.5
FAKTOR PERSALINAN
2.1.5.1 PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal. Passage terdiri dari:
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae
Os illium
Os. Ischium
Os. Pubis
disebut outlet.
4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.
d. Bidang-bidang:
1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges.
2.1.5.2 POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar
(power) terdiri dari:
a.
His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja dengan
baik dan
f. Terasa sakit
g. Terkoordinasi
h. Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his:
a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga
ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,
maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat
(bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal yang harus
diperhatikan dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan jalan
sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 sampe 3 menit.
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu
timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan.
His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga
pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang
jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
1. Inertia Uteri
a. His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang
letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
2.1.5.4 PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan
atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti
sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi:
a.
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual.
b.
Pengalaman bayi sebelumnya.
c.
Kebiasaan adat.
d.
Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan.
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image.
c. Medikasi persalinan.
d. Nyeri persalinan dan kelahiran
2.1.5.5 PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.
2.1.6
KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
2.1.6.1 Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase:
1) Fase laten
Pembukaan
servik
berlangsung
lambat,
sampai
pembukaan
10
f.
parietal depan.
c) Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah
h.
ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul,
biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
i. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada
presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan
bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting
untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan
j.
12
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran
yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera
setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang.
Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi.
Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya,
rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya
kalau janin besar.
2.1.6.3 Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 530 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc.
2.1.6.4 Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga
kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas
uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
2.1.7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Pemeriksaan Hb
PERSIAPAN PERSALINAN
a. Ibu: Gurita 3 buah, Baju tidur 3 buah, Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan
pasta gigi.
b. Bayi: Popok dan gurita bayi 1-2 buah, Baju bayi, 1-2 buah, Diaper (popok
sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah, Selimut,topi dan kaos kaki bayi,
Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir.
c. Penolong: Memakai APD, terdiri dari:Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek.
d. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih,
kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
13
harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk
meletakkan peralatan yang diperlukan.
e. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi: Memastikan bahwa rungan
tersebut bersih, hangat (minimal 25C, pencahayaan cukup dan bebas dari
tiupan angin.
f. Alat: Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup), 2 klem Kelly atau 2
klem kocher, Gunting tali pusat, Benang tali pusat, Kateter nelaton, Gunting
episiotomy, Alat pemecah selaput ketuban, 2 psang sarung tangan dtt, Kasa atau
kain kecil, Gulungan kapas basah, Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali
pakai, Kateter penghisap de lee (penghisap lender), 4 kain bersih, 3 handuk
atau kain untuk mengeringkan bayi.
g. Bahan: Partograf, Termometer, Pita pengukur, Feteskop / dopler, Jam tangan
detik, Stetoskop, Tensi meter, Sarung tangan bersih
h. Obat-Obatan
Ibu: 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml, 20 ml Lidokain
1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin, 3 botol RL, 2
Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C ).
Bayi: Salep mata tetrasiklin, Vit K 1 mg, HB0.
2.2 NIFAS
2.2.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu selama 6-8 minggu (Saifuddin et
al, 2002). Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
melahirkan.
Asuhan selama periode nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis
baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkannya. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50%
kematian ibu pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Di samping itu, masa
tersebut juga merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, karena dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi
baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Winkjosastro et al, 2002).
2.2.2
evaluasi dan penilaian. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama. Tujuan asuhan masa nifas normal, yaitu:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,
4.
5.
6.
7.
8.
2.2.3
pemerintah
untuk
15
sesuai kebutuhan ibu, yaitu melalui kemitraan (partnership) dengan ibu. Selain itu,
dengan cara:
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
2. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
5. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
2.2.4
2.2.5
adanya
16
17
Lokia
Waktu
Warna
Ciri-ciri
Terdiri dari sel desidua,
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Sanguilenta
3-7 hari
Putih bercampur
merah
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/
kecoklatan
Alba
>14 hari
Putih
BUKAN LOKIA
18
Dalam
beberapa
hari
kemudian,
perubahan
involusi
19
2.2.7
Tinggi Fundus
Uteri
Setinggi pusat
Pertengahan pusat
dan simpisis
Berat Uterus
Diameter
Uterus
1000 gram
12,5 cm
500 gram
7,5 cm
14 hari (minggu 2)
Tidak teraba
350 gram
5 cm
6 minggu
Normal
60 gram
2,5 cm
20
Tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celcius. Sesudah partus
dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal, namun tidak
akan melebihi 38 derajat celcius. Sesudah dua jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat
celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
2. Nadi
Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus, dan dapat terjadi
Bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh tidak pana. Mungkin ada
pendarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada penderita pada masa nifas
umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh. Pernafasan akan
sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula.
3. Tekanan darah
TD adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80
mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan
dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post
partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum. Namun
demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
4. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit.
Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa
post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
5. Perubahan Berat Badan
a. Kehilangan 5 sampai 6 kg pada waktu melahirkan
b. Kehilangan 3 sampai 5 kg selama minggu pertama masa nifas.
21
Pigmentasi
ini
berupa
kloasma
gravidarum
pada
pipi,
gravidarum).
Setelah
persalinan,
hormonal
berkurang
dan
22
23
Melahirkan adalah suatu hal yang sangat mewarnai perasaan ibu. Ia dapat
merasakan
kali menyusui).
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
Zat makanan
Wanita menyusui
Kalori
Protein
Calsium
Ferrum
Vit A
Thamin
Riboflavin
Niacin
Vit C
terakhir
3000 kalori
20 gram
0,6 gram
5 mg
1000 iu
0,2 mg
0,2 mg
2 mg
30 mg
24
B. Kebutuhan Ambulasi
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai. Aktifitas
tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus,
kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu
mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu
dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan
secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat.
Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi
Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian
duduk dan berangsur-angsur untuk berdiri dan jalan.
untuk berkemih sambil membuka kran air, jika tetap belum bisa
melakukan juga maka dapat dilakukan kateterisasi.
Defekasi
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan
luka episiotomy.
Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya dilakukan
diberikan obat ransangan per oral atau per rektal, jika masih belum bisa
dilakukan klisma untuk merangsang buang air besar sehingga tidak
mengalami sembelit dan menyebabkan jahitan terbuka.
D. Kebersihan Diri atau Personal Hygiene
26
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begtu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu-satu dua jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
G. Latihan Senam Nifas
Pengertian senam nifas adalah Senam nifas adalah senam yang dilakukan
sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri
dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan
keadaan ibu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam nifas adalah:
1) Diskusikan pentingnya pengembalian otot perut dan panggul karena dapat
perut dan pirenium terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan.
4) Memperlancar pengeluaran lochea.
5) Membantu mengurangi rasa sakiit pada otot-otot setelah melahirkan.
6) Merelaksasikan
persalinan.
7) Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli,
trombosia dan lain-lain.
2.2.10 Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan Post Partum
27
Grandemultipara.
Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari
pasca persalinan.
Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan.
28
Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 pasca persalinan.
kemungkinan adanya:
a) Tertinggalnya plasenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang
kurang baik.
b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak
karena kontraksi uterus dengan cepat.
c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih
lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah
kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus
setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.
Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik,
peritonitis, syok septik (Rustam Mochtar, 2002).
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu
kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut subinvolusi (rustam Mochtar, 2002).
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,
endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2005). Pada pemeriksaan
bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya,
fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula
perdarahan (Prawirohardjo, 2005). Pengobatan di lakukan dengan memberikan
injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per oral. Bila ada
sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotika sebagai pelindung infeksi
(Prawirohardjo, 2005).
29
Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri
tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.
30
Istirahat baring
Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok,
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk
dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).
Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran
(Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes
RI, 2005).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
31
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat (M. Sholeh Khosim, 2007).
Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal:
a) Berat badan : 2500 4000 gram
b) Panjang badan : 48 52 cm
c) Lingkar kepala : 33 35 cm
d) Lingkar dada : 30 38 cm
e) Masa kehamilan : 37 42 minggu
f) Denyut jantung : 180x/mnt, turun 120x/mnt
g) Respirasi : 80x/mnt, turun 40x/mnt
h) Kulit kemerahan licin
i) Kuku agak panjang dan lemas
j) Genitalia
o Wanita : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o Laki-laki : Testis sudah turun
k) Refleks hisap dan menelan, refleks moro, graft refleks sudah baik
l) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
m) Suhu : 36,5 37 C (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
2.3.2
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa steril.
32
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.
2) Memotong dan Merawat Tali Pusat
a) Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting
steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan
dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan
alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor.
b) Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa talipusat telah diklem
dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan, membungkus ujung
potongan tali pusat adalah kerja tambahan.
3) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
a) Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4) Memberi Vitamin K
a) Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan.
2
34
ibu penuh).
35
36
2.3.4
1.
2.
Tanda-tanda vital
3.
Berat badan
4.
5.
Pakaian
6.
Kesatuan
dan
terhadap sekeliling.
2.
Keaktifan
kelainan
yang
perlu
dilakukan
Simetri
37
4.
Kepala
atas
yang
menyebabkan
kepala
Muka wajah
6.
Mata
7.
Mulut
8.
9.
Punggung
Adakah
benjolan
punggung
dengan
atau
tumor
lakukan
atau
yang
tulang
kurang
sempurna.
10. Bahu, tangan, sendi, tungkai
Dalam
keadaan
kemerahan.
normal
Kadang-kadang
kulit
berwarna
didapatkan
kulit
harus
dipikirkan
kemungkinan
adanya kelainan.
12. Kelancaran
menghisap
pencernaan
13. Tinja dan kemih
Diharapkan
Waspada
bila
membesar,
terjadi
tanpa
perut
keluarnya
yang
tinja
tiba-tiba
disertai
38
2.3.5
2.3.6
39
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.
Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak
adanya refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan
otak.
2. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan
menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk
menghisap.
3. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan
pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang
memadai.
4. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5. Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam
telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama
dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak
kaki).
6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi
akan terangsang untuk berjalan.
7. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah
itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8. Refleks Tarik
40
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang
lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan
(Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda-tanda berikut:
Sesak nafas
Malas minum
Kurang aktif
Sulit minum
Perut kembung
Periode Apnea
Merintih
Perdarahan
41
Sangat kuning
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N SELAMA BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI
BARU LAHIR DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS KELURAHAN JATINEGARA
KAUM
42
: 08 Desember 2015
No.RM : 04/RB-JK/XII/2015
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Pasien
Nama istri : Ny.Nurbaiti
Umur
: 22 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Kp.Tanah Koja RT 03/05
B. Anamnesa
1. Keluhan utama waktu datang : mulas-mulas sejak tgl 7 Desember 2015 jam
22.00 WIB
2. Riwayat menstruasi : HPHT = 05 Maret 2015, TP = 12 Desember 2015
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Tahun 2011, laki-laki, normal, penolong bidan, BB/PB 3.300 gr/50 cm,
keadaan sehat, tidak ada komplikasi, TT 2x, BPS, ASI selama 6 bulan, KB
4.
5.
6.
7.
suntik 3 bulan.
Hamil ini tahun 2015.
Riwayat sekarang G2P1A0
Tidak ada riwayat penyakit sistemik, keturunan dan penyakit lalu
Riwayat psikologi/sosial/sikap terhadap kehamilan ini baik
Riwayat sosial yang mempengaruhi kesehatan dalam keadaaan normal
TD : 120/80 mmHg
: Compos Mentis
N : 80x/menit
S : 36,5 C
Pemeriksaan Fisik :
43
R : 21x/menit
a. Kepala
kloasma negatif
b. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening
c. Dada
: mamae normal dan simetris, puting susu menonjol, tidak ada
nyeri tekan dan tidak teraba massa
d. Perut
: pembesaran sesuai masa kehamilan
e. Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises
Palpasi Abdomen :
Leopold 1
Leopold 2
Leopold 4
His
Uro-Genital
:
1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang
dilakukan bahwa keadaan ibu dan janin baik, pembukaan lengkap 10 cm.
2) Memberitahu ibu cara melakukan relaksasi saat mulas dengan cara
menarik nafas panjang dari hidung dan menghembuskannya, dan
44
: klien mengatakan mulasnya sudah semakin sering dan ada keinginan untuk
BAB yang semakin kuat
: Keadaan umum
: Baik
TD : 120/80 mmHg
Kesadaran
Kesadaran
: Stabil
Rr: 24x/menit
: 37C
His
DJJ
: 138x/menit
VT
(pecah spontan, jumlah 150 cc, berwarna bening), presentasi kepala penurunan
hodge IV, dominator UUK depan , molase negatif.
A
Tanda gejala kala II : dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, vulva
membuka, perineum menonjol, ketuban jernih
45
:
1) Memberitahu ibu dan keluarga pembukaan sudah lengkap dan ibu akan
segera melahirkan ( ibu dan keluarga mengerti ).
2) Menyiapkan partus set dan obat-obatan. ( alat partus telah dipersiapkan )
3) Menyiapkan diri untuk menolong persalinan dan memeriksa kelengkapan
alat. (APD telah digunakan dan alat telah diperiksa)
4) Memberikan alternatif kepada ibu untuk memilih posisi yang nyaman ( ibu
memilih posisi setengah duduk )
5) Mempersilahkan ibu untuk memilih pendamping persalinan ( ibu memilih
suami ) dan memberi semangat demi kelahiran bayinya.
6) Membimbing ibu untuk meneran saat ada his, menganjurkan ibu untuk
istirahat dan minum bila tidak ada his, memberikan motivasi dan pujian
pada saat ibu menurun ( ibu sangat kooperatif )
7) Memimpin dan membantu ibu bersalin sesuai dengan langkah-langkah
APN
8) Pukul 00.45 WIB : bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-lai, segera
menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot aktif
9) Segera mengeringkan bayi, kemudian IMD selama 1 jam dan mencegahan
hipotermi
: klien bahagia karena bayinya sudah lahir walaupun masih terasa mulas pada
perut ibu.
: keadaan umum
Kesadaran
: baik
: Compos Mentis
TFU
: Sepusat
Perdarahan
: 100 cc
Adanya tanda pelepasan plasenta : tali pusat memanjang, semburan darah dan
uterus globuler
A
:
1) Memberikan ibu hasil pemerikasaan dan plasenta akan dilahirkan
46
: KU
: Baik
TD
: 110/90 mmHg
Kesadaran
: compos mentis
: 37C
Emosional
: stabil
: 82x/menit
Rr : 20x/menit
kontraksi
: Baik
Perdarahan
TFU
: 350 cc
:
1) Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa terdapat robekan jalan
lahir dan melakukan informed concent karena akan dilakukan penjahitan
agar tidak terjadi perdarahan akibat robekan jalan lahir ( ibu bersedia
dijahit )
2) Mendekatkan heacting set dan menjadi asistennya.
3) Mendesinfeksi partus set dan heacting set dengan merendam di dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
4) Membersihkan, merapihkan dan mengganti pakaian ibu serta memakaikan
pembalut demi kenyamanan ibu
5) Melakukan pengawasan 2 jam post partum dengan memantau TTV,
kontraksi uterus, perdarahan dan kandung kemih
6) Mengajarkkan pada ibu dan suami cara masase fundus uteri
7) Memberikan dukungan ibu untuk memberikan ASI
8) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi,
melakukan mobilisasi dini, menjaga kebersihan diri dan genetalia
47
Riwayat Kebidanan
b. Riwayat kehamilan
Jumlah anak hidup : 2 orang
Aterm
: 2 orang
Preterm
:Abortus
:c. Riwayat persalinan
Tempat melahirkan : RB Puskesmas Kelurahan Jatinegara Kaum
Ditolong oleh
: Bidan
IBU :
Jenis persalinan
Komplikasi/ kelinan dalam persalinan
Placenta
48
Ukuran
: (17x16x2) cm
Berat
: 500gr
Kelainan
: tidak ada
kala I 0 ml
kala II 100 ml
kala IV 350ml
BB
: 2900 gr
PB
: 45 cm
Nilai Apgar
: 7,8,9
Cacat bawaan : -
Komplikasi K. I
Komplikasi K.II : -
:-
1)
Riwayat postpartum
Status emosional
: stabil
Pola tidur
Pola nutrisi
Emilinasi
: baik
BAB : - x/hari
BAK : 3x/hari
:-
O:
1. Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan Emosiona
: Stabil
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
b. Nadi
: 80 x/mnt
c. Pernafasan
: 24 x/mnt
d. Suhu
: 36,5C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
b. Mamae : Puting susu menonjol, terdapat ASI, konsistensi ASI banyak, tidak ada
benjolan, hiperpigmentasi pada aeorola
c. Abdomen : TFU : 2 jari dibawah pusat, Kontraksi baik, Kandung kemih (-)
d. Genetalia : 1. Terdapat 1 Jahitan
2. Tidak ada oedem pada vulva
3. Tidak ada oedem dan tidak ada hematoma pada Perineum
4. Lochea berwarna merah (Rubra), 50 cc, Bau (-)
5. Tidak ada robekan, tidak ada Hemoroid pada Anus
e. Ekstremitas Bawah : Tidak ada varices ,Tidak ada odema, Tidak ada kemerahan pada
betis, Tidak ada tanda human.
4. Pemeriksaan Penunjang :
Hemoglobin
Golongan darah
Hematokrit
Rhesus
Lain-lain
: 11 gr/dl
:O
: 39%
: (+)
:-
50
51
: 14 Desember 2015
I.
Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. Nurbaiti
Usia
: 22 th
Agama
: Islam
Pendidika : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Kp.Tanah Koja RT 03/05
Data Subjektif
1. Alasan Kunjungan
Nama Suami
Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
beraktifitas sepenuhnya
3. Riwayat Persalinan : Ibu mengatakan melahirkan anak ke dua secara spontan pada
tanggal 8 Desember 2014 pukul 00.45 WIB. Dibantu oleh bidan di Puskesmas
Kelurahan Jati Negara Kaum. Berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2900
gram, dengan panjang 45 cm.
4. Riwayat Nifas
: Ibu mengatakan pola eliminasi yaitu BAB 1-2 x/ hari, BAK :
4-6x/ hari dengan tidak ada keluhan
- Ibu mengatakan pola tidur cukup 5-8 jam/hari
- Ibu mengatakan makan 3x sehari
- Ibu mengatakan ASI sudah keluar, bayi menyusu dengan kuat setiap 3-4 jam
sekali/hari
II.
Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran Umum : Compos Mentis
3. Keadaan Emosioanl : Stabil
52
kelenjar Tiroid
h. Dada
: Mamae simetris, ASI (+), hiper pigmentasi areola mamae, tidak
teraba benjolan.
i. Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi, tampak linea nigra, linea
gravidarum (+), TFU 3 jari di bawah pusat.
j. Ekstremitas atas dan bawah : simetris, warna kuku tidak pucat, tidak teraba
oedema, tidak ad avarices, reflek patella (+)
k. Genetalia : Vulva tampak bersih, pengeluaran lochea sanguelenta, luka jahitan
masih basah, tidak ada oedema, tidak ada varices.
III.
IV.
Analisa
Ny. Nurbaiti umur 22 tahun P2A0 6 hari post partum
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil emeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu pada saat ini dalam
keadaan baik. Ibu mengerti atas hasil pemeriksaan yang diberikan.
2. Memeriksa TFU dan memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik. TFU
teraba 3 jari dibawah pusat.
3. Melakukan konseling tentang tanda-tanda bahaya masa nifas seperti uterus teraba
lembek / tidak berkontraksi, sakit kepala berat, rasa sakit/panas waktu BAB,
pengelihatan kabur, pengeluaran pervaginam berbau busuk, dan ibu demam dimana
suhu > 38C. Ibu mengerti dan akan melapor ke tenaga kesehatan jika ditemukan
tanda bahaya tersebut.
4. Melakukan konseling tentang perawatan luka jahitan pada perineum, yaitu
menganjurkan ibu untuk membilas dari arah depan ke belakang / dari atas ke bawah,
membersihkan dengan air hangat, kemudian mengeringkannya, mengganti pembalut
minimal 3x dalam sehari atau jika ibu sudah meras tidak nyaman. Ibu berjanji akan
menjaga personal hygiene ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI setiap 3-4 jam sekali kepada bayinya. Ibu
bersedia atas anjuran yang diberikan.
53
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan. Ibu bersedia memberikan ASI selama 6 bulan tanpa memberikan makanan
tambahan.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidur yang cukup, yaitu tidur siang 2 jam dan
tidur malam 8 jam, serta menjelaskan kepada ibu tentang mungkin terganggunya pola
tidur karena adanya bayi, jadi ibu bisa ikut tidur apabila bayi sedang tidur agar
stamina dan kesehatan ibu terjaga. Ibu mengerti dan akan banyak istirahat agar tidak
merasa kelelahan.
8. Melakukan konseling perawatan bayi sehari-hari terutama cara mencegah bayi
hipotermi yaitu dengan tetap menjaga kehangatan. Ibu mengerti dan akan selalu
menjaga bayi tetap hangat.
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan nifas 6 hari yang akan datang. Ibu
bersedia datang.
10. Melakukan pendokumentasian. Sudah dilakukan dan dicatat.
3.3 SOAP BBL
I.
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Pasien
Nama istri : Ny. Nurbaiti
Umur
: 22 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Kp.Tanah Koja RT 03/05
B. Identitas Bayi
Nama
Umur
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Nama Suami
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: bayi Ny.Nurbaiti
: 1 jam
: Laki-laki
: Puskesmas Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, Selasa, 08
Desember 2015
II.
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan emosional
: Stabil
2. TTV
:
N : 145x/menit
S : 36,8 C
R : 45x/menit
54
3. Hasil pengukuran :
BB : 2.900 gr
LK : 34 cm
4. Warna kulit kemerahan
Bayi menangis kuat
Bayi bergerak aktif
PB : 45 cm
LD : 33 cm
Lingkar Lengan : 11 cm
APGAR Skor
a. Menit ke-1: 7
b. Menit ke-5: 8
c. Menit ke-10: 9
Skor
Menit Ke-1 Menit Ke-5 Menit Ke-10
Frekuensi Jantung
2
2
2
Usaha Nafas
1
2
2
Tonus Otot
1
1
2
Refleks
1
1
1
Warna Kulit
2
2
2
Jumlah
7
8
9
Tanda
5.
a) Kepala
Pemeriksaan
fisik :
ubun datar
b) Mata
: simetris, tidak ada secret sklera tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis, mata tidak strabismus, tidak ada katarak kongenital, refleks
labirin +, Refleks glabella +
c) Telinga
: simetris, daun telinga sudah terbentuk, tidak ada secret
d) Hidung
: simetris, ada sekat hidung, tidak ada pernapasan cuping
hidung
e) Mulut
55
k) Punggung & anus : tulang vertebra normal, tidak ada spinabipida dan
meningokel, ada lubang anus, meconium +
l) Tidak ada tanda lahir dan refleks moro +
III.
IV.
ANALISA
Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, usia 1 jam
PENATALAKSANAAN
1) Memberitahu dan keluarga bahwa hasil pemerikasaan bayinya baik. Ibu dan
keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering dan menaruhnya di atas infant
warmer. Tindakan sudah dilakukan bayi tidak hipotermi dan suhunya normal
3) Melakukan IMD selama 1 jam dan menyelimuti bayi dengan kain agar tetap
hangat. Bayi telah diletakkan di dada ibu dan dipakaikan selimut dan topi bayi.
4) Melakukan informed concent pada ibu untuk pemberian salep mata
clorophenicol 10 % untuk mencegah infeksi mata bayi dan suntikan vit. k 0,5
cc pada 1/3 paha luar secara IM. ibu setuju dan tindakan telah dilakukan.
5) Memberikan identitas bayi dan melakukan pengecapan kaki bayi. Identitas
bayi dalam peneng telah dipasangkan di kaki kiri bayi dan pengecapan kedua
kaki telah dilakukan.
6) Menjaga kehangatan dengan memakaikan baju dan membedongnya. Bayi
sudah dipakaikan baju, sarung tangan-kaki, dibedong, dan topi bayi.
7) Melakukan rawat gabung.
8) Merapikan alat yang sudah digunakan. Alat sudah dirapikan.
9) Melakukan pendokumentasian
56
Nama Ayah
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
S:
Ibu mengatakan bayi sudah mulai menyusu, bayi sudah BAK.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik, menangis kuat, gerakan aktif
2. Tanda-tanda Vital
a. Nadi
:
130x/menit
b. Pernafasan
:
58x/menit
c. Suhu
:
37,1oC
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kulit : kemerahan, verniks caseosa sedikit, lanugo ada.
2. Kepala : tidak ada caput suksedaneum, tidak ada cephal hematoma.
3. Rambut : hitam, bersih.
4. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada strabismus.
5. Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, bernafas spontan.
6. Telinga : bentuk normal, simetris.
7. Mulut : tidak ada sianosis, mukosa mulut basah, reflek isap ada.
8. Leher : tidak ada kaku kuduk, tidak ada vernik caseosa.
9. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan kombinasi dada dan perut.
10. Abdomen : simetris, keadaan tali pusat baik, kering dan bersih (talpus terbungkus
kasa), tidak ada perdarahan tali pusat.
11. Genetalia : tidak ada kelainan, terdapat 2 testis dalam skrotum, penis berlubang
diujungnya.
12. Anus : tidak ada kelainan, anus berlubang.
13. Ekstremitas : simetris, tidak ada polidaktil ataupun sindikatili.
14. Palpasi
a. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
b. Dada : tidak ada benjolan abnormal
c. Abdomen : tidak ada benjolan, tidak kembung
d. Ekstremitas : tidak ada oedem baik kedua tangan atau kaki
15. Auskultasi
a. Dada
: tidak ada bunyi rochi, maupun wheezing
b. Abdomen : tidak terdapat bising usus
16. Perkusi
a. Abdomen : tidak kembung
17. Refleks
a. Morro : (+), saat dikejutkan, kedua tangan dan kaki memperlihatkan gerakan
seperti merangkul.
b. Rooting : (+), saat diberi rangsangan di pipi, langsung menoleh ke arah
rangsangan.
57
c. Sucking : (+), bayi terlihat dapat menghisap ASI dari putting ibu.
d. Swallowing: (+), bayi terlihat istirahat sejenak saat menyusu untuk menelan ASI.
e. Grasfing : (+), saat telapak tangan disentuh, bayi menggenggam dengan cepat.
f. Babinsky : (+), mengekstensikan jari-jari kaki ketika telapak kaki diusap.
18. Antropometri
1. BB
: 2900 gr
2. PB
: 45 cm
3. Lingkar kepala
: 34 cm
4. Lingkar dada
: 33 cm
5. Lingkar lengan
: 11 cm
19. Eliminasi
1. BAK/Miksi
:1X
2. BAB/Defekasi : 1 X, sesaat setelah lahir.
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
1.
Hari/Tanggal
Data Perkembangan
Rabu / 9 Desember S
2015
58
O
:
KU : baik
TTV :
Nadi
: 138x/menit
Suhu
: 36,6oC
Pernafasan : 42x/menit
SD
:0
Eliminasi :
A
:
P
:
2.
kamis
10
BAK : 1 x
BAB : 3x, mekonium
ASI : bayi sudah menyusu ASI
Desember 2015
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Setelah dilakukan pengkajian serta memberikan asuhan kebidanan pada Ny. Nurbaiti
P2A0 DI RB Puskesmas Kelurahan Jatinegara Kaum pada tanggal 8 Desember 2015:
Dengan keluhan mules-mules sejak 07 Desember 2015 pukul 22.00 WIB, ibu
datang bersama dengan suami dan keluarga dan ditemani persalinan bersama dengan suami,
ini sangat membantu untuk mengurangi kecemasan pada ibu terhadap proses persalinan yang
akan dihadapinya. Ibu bersalin pada usia kehamilan 39 minggu 2 hari, bayi lahir dengan
spontan dengan presentasi kepala dan dilakukan dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan
berlangsung tanpa adanya komplikasi. Dengan Catatan waktu : kala I 2 jam 35 menit, kala II
59
12 menit, kala III 32 menit. Sesuai dengan teori menurut Prawiroharjo (2006) bahwa kala I
pembukaan lengkap berlangsung 2 jam (deselerasi), kala II pada multi tidak lebih dari 30
menit dan kala III berlangsung sekitar 30 menit, dan kala IV dilakukan pemantauan 2 jam
pertama postpartum. Pada kala IV dilakukan observasi selama 2 jam pertama, yaitu setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Yang dinilai tekanan darah,
nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan darah yang keluar. Dua jam pertama
setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Petugas atau bidan harus
tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi. Dari hasil pemeriksaan terhadap
Ny. Nurbaiti terdapat laserasi perineum derajat 1, kontraksi uterus baik, tanda tanda vital
dalam batas normal, IMD dilakukan dengan baik dan sehat.
Pada Ny. Nurbaiti P2A0 pada 6 jam postpartum di dapat tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 kali/menit, pernafasan 24 kali/menit dan suhu 36,5 0C. Pada 6 jam postpartum
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, ASI (+), dengan pengeluaran lochea berwarna
merah (rubra), kontraksi baik, dan kandung kemih dalam keadaan kosong. Diagnosa: P2A0
postpartum 6 jam dengan keadaan umum baik. Ibu dan bayi dipulangkan pada 10 Desember
2015 dalam keadaan baik dan sehat. Pada tanggal 14 Desember ibu berkunjung untuk
melakukan pemeriksaan nifas 6 hari, didapatkan keadaan umum ibu baik, TTV: TD : 110/80
mmHg, N : 80x/menit, S: 36,7C, Rr : 20x/menit, TFU 3 jari di bawah pusat, pengeluaran
lochea sanguelenta, ASI (+). Diagnosa: P2A0 postpartum 6 hari dengan keadaan umum baik.
Setelah kelompok melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. Nurbaiti, didapatkan
BBL dalam keadaan umum baik, Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, dengan
berat badan 2900 gram, PB 45 cm, lingkar kepala: 34 cm, lingkar dada: 33 cm, lingkar
lengan: 11 cm, jenis kelamin laki-laki, Apgar Skor 7/8/9, tidak terdapat kelainan atau
mengalami komplikasi, nadi, pernafasan, suhu dalam batas normal, keadaan tali pusat bersih
dan kering, bayi dalam keadaan terjaga kehangatannya.
60
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas
pemeriksaan dan tindakan terhadap Ny. Nurbaiti dan By. Ny. Nurbaiti telah dilaksanakan
dengan baik, baik asuhan persalinan normal/ APN dan asuhan nifas dan BBL, diantaranya
membina hubungan baik antara bidan dengan klien/keluarga selama proses persalinan,
masa nifas dan melaksanakan auhan sayang ibu, dan menerapkan pencegahan infeksi, dan
ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan. Tidak ada komplikasi atau
kelainan dengan yaitu tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda yang
abnormal. Ny. Nurbaiti telah mengetahui dan mempraktikan informasi yang telah
diberikan oleh petugas kesehatan.
5.2 SARAN
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswi diharapkan agar lebih giat membaca atau mencari wawasan
yang luas tentang ilmu kebidanan serta selalu berlatih baik secara mandiri maupun
dengan
bimbingan
khususnya
latihan
asuhan persalinan
normal,
post
partum normal,dan bayi baru lahir sehingga mahasiswi dapat lebih baik
dalam memberikan asuhan dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
5.2.2. Bagi Pasien
61
62