Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Pemuliaan tanaman bertujuan untuk memperbaiki susunan genetik tanaman. Hal


tersebut dilakukan untuk mendapatkan varietas tanaman yang memiliki
keunggulan dari sisi kualitas maupun kuantitas yang dibutuhkan oleh manusia.
Tanaman hibrida merupakan hasil dari kegiatan pemuliaan tanaman, tanaman
hibrida dihasilkan dari persilangan dua tetua yang memiliki keunggulan masingmasing, kemudian diturunkan kepada keturunannya.
Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum) mendapat perhatian untuk dilakukan
program pemuliaan tanaman. Sebagai salah satu komoditi hortikultura yang punya
pasar penting di Indonesia, kualitas dan kuantitas tanaman tomat harus
ditingkatkan.
B.

Tujuan

Untuk mengetahui proses hibridisasi.


Untuk mengetahui bagaimana suatu komoditi pertanian dilakukan kegiatan
pemuliaan tanaman.
Untuk mengetahui proses hibridisasi pada tanaman tomat.
C.

Manfaat

Mengetahui proses hibridisasi.


Mengetahui kegiatan pemuliaan tanaman pada komoditi pertanian.
Mengetahui proses hibridisasi pada tanaman tomat.
BAB II
PEMBAHASAN
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik
kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang
keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang,
serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya
petani

PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi


secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan
(Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.
A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir
dan pH antara 5 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat
persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan
tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui
stomata

yang

membuka

lebih

banyak,

tetapi

juga

akan

merangsang

mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman


2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacangkacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan
keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai,
terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama
dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta
diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk
barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm
untuk pembuangan air.

- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas
bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg / 1000 m2
dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas
bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER
NASA (dosis 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER
NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1
minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan,
diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke
lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari
sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25
30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag

- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat
dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran
media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2
tutup/tangki
C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan
tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup
per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang
telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian
dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hatihati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak
mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot
dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun ,
kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan
1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul
(Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau
(Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara
bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak
10-20 cm dari batang tomat

D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)


- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan
penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan
KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di
sekeliling tanaman pada jarak 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian
ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran
Urea dan KCl ( 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh 5 cm dan
sedalam 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea
dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan
diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika
terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) +
HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir
dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri
tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi
gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
E. FASE GENERATIF (30 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunastunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama /
tanaman

- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan
cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri
sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong
dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas
perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga
tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila
jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis
3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. Agar tidak mudah
hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan
dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan
kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan
pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang
jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - Bersifat
agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp.
Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat
dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani)
serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan
semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
(PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml
(1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala
kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 130 HST)


- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau
menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning,
pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah
terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap
petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang
akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan
bercelah.
BAB III
BAHAN DAN METODE
A. Alat dan Bahan
Pinset
Digunakan sebagai alat untuk melakukan emaskulasi.
Plastik
Digunakan untuk membungkus bunga yang telah diemaskulasi dan dipolinasi.
Tali
Digunakan untuk mengikat plastik pembungkus bunga.
Label
Digunakan untuk member tanda bagi bunga yang telah dipolinasi.
Alat tulis
Digunakan untuk mencatat perkembangan persilangan.
B.

Cara Kerja

Pengamatan bunga
Isolasi kuncup terpilih
Emaskulasi
Polinasi
Pembungkusan dan pelabelan
Pencatatan

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Ciri Tanaman Berdasarkan Perkembangbiakan Tanaman
Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan
jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunga
terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari
bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung
yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan
penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian
tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang (Wiryanta dalam Saragih,
2008).
B. Perkembangan Bunga Dari Kuncup Sampai Mekar dan Siap Disilangkan
Menurut Hartati (2000), tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur
18-25 hari setelah tanam. Umur berbunga pada setiap varietas tanaman tomat
berbeda-beda. Dalam perkembangannya proses pembungaan memiliki beberapa
tahapan, yaitu :
Induksi bunga
Tahap pertama dari proses pembungaan ketika meristem vegetatif deprogram
untuk mulai berubah menjadi sistem reproduktif. Peristiwa ini terjadi di dalam sel
dan dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan
protein yang dibutuhkan dalam diferensiasi dan pembelahan sel.
Inisiasi bunga
Tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai
dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Inisiasi dan
pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhannya yang juga dipengaruhi oleh
iklim.
Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis ( bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini
terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan
dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.

Anthesis
Tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan
dengan masaknya organ reproduksi. Ada kalanya organ reproduksi masak sebelum
anthesis atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis (Anonymous, 2009).
C.

Tujuan Dilakukan Persilangan

Beberapa tujuan dilakukan persilangan pada tanaman tomat adalah :


Mendapatkan varitas baru
Potensi hasil tinggi
Umur panen relatif pendek
Daya simpan lama
Toleran terhadap penyakit layu bakteri (Astarini, 2009)
D.

Cara Pemilihan Tetua

Pilih tomat yang memiliki warna berbeda, misalnya merah dan kuning. Jika galur
murni, variasi warna akan tampak pada F2. Selain variasi warna mungkin timbul
variasi karakter lain (Astarini, 2009)
E.

Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan Emaskulasi dan Polinasi

Emaskulasi
Dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat
penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebuh tinggi. Waktu yang baik
melakukan emaskulasi adalah setelah pukul 3 sore. Stadia bunga yang baik
diemaskulasi adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga
(Anonymous, 2009).
Polinasi
Waktu polinasi yang baik sekitar jam 6-9 pagi, karena pada saat itu kondisi
lingkungan mendukung. Kondisi putik dan serbuk sari masih baik. Jika, polinasi
dilakukan siang hari, putik mongering sehingga terjadi pembuahan, kalaupun
berbuah kualitasnya tidak maksimal (Anonymous, 2009).
F. Teknik Persilangan Tanaman Menyerbuk Sendiri/Silang
Menurut Astarini (2009), beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan persilangan pada tanaman tomat adalah sebagai berikut :
Tanam benih dalam baris

Segera setelah bunga mekar, emaskulasi stamen dari tetua betina. Stamen
menempel pada petal, jadi untuk mudahnya, cabut petalnya, lalu bungkus betina.
Calon tetua jantan juga harus ditutup, untuk mencegah kontaminasi polen lain.
Jika bunga jantan telah membuka sempurna, segera lakukan persilangan dengan
car mengusap anther ke stigma.
Tutup bunga yang baru diserbuki, beri label, catat pada buku.
Gambar 1. Bagian reproduksi bunga tomat
Gambar 2. Bunga tomat yang sudah diemaskulasi, dipolinasi dan dilabeli
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan tanaman
tomat, kegiatan awal adalah melakukan penanaman varietas Filipina.
Gambar 1. Penanaman
Setelah tanaman cukup umur perlu dilakukan pengamatan bunga untuk
menentukan bunga yang akan disilangkan. Penentuan juga harus dilakukan
terhadap bunga yang akan dijadikan tetua jantan dan tetua betina. Pada tetua
betina dilakukan emaskulasi (pembuangan benang sari untuk menghindari
penyerbukan sendiri.
Gambar 2. Emaskulasi
Emaskulasi dilakukan pada sore hari, dan esok pagi hari dilakukan polinasi.
Kegiatan polinasi dilakukan pagi hari agar serbuk sari dari tetua jantan matang.
Setelah polinasi dilakukan, bunga harus ditutup dengan plastic untuk menghindari
penyerbukan dari serbuk sari bunga lain. Setelah ditutup kemudian diberi label
dengan isi waktu polinasi, tetua jantan, dan tetua betina. Kegiatan selanjutnya
adalah pengamatan terhadap perkembangan bunga.
Gambar 3. Bunga yang telah disilangkan
Gambar 4. Bunga yang telah berkembang jadi buah
A.

Pembahasan

Pada kegiatan hibridisasi ini digunakan tanaman tomat. Varietas yang digunakan
adalah varietas Filipina. Persilangan yang dilakukan adalah silang dalam, artinya
persilangan dilakukan dalam satu spesies yang sama. Sehingga perbaikan yang
diharapkan tidak akan terjadi. Tujuan dari persilangan adalah mendapatkan

keturunan dengan sifat unggul yang dimiliki masing-masing tetua, tapi hal itu
tidak bisa dihasilkan dari praktik yang telah dilakukan di lapangan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya
berumah satu.
Tujuan dilakukan persilangan adalah sebagai berikut :
Mendapatkan varitas baru
Potensi hasil tinggi
Umur panen relatif pendek
Daya simpan lama
Toleran terhadap penyakit layu bakteri
Berdasrkan hasil persilangan yang telah dilakukan, tidak diperoleh perbaikan dari
varietas yang digunakan karena persilangan yang dilakukan adalah berasal dari
satu varietas yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditashortikultura.html Diakses pada tgl 27 Maret 2012
Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran. Tidak Diketahui
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada
Kondisi Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap
Pemberian Pupuk Phospat dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai