Modul 4 Pengolahan Sinyal Dengan OP AMP - 1: Av Vout
Modul 4 Pengolahan Sinyal Dengan OP AMP - 1: Av Vout
MODUL 4
Pengolahan Sinyal dengan OP AMP -1
PENGUAT TAK MEMBALIK
Op-amp dapat dipakai sebagai penguat tak membalik sebagaimana terlihat dalam Gambar
2.11. Dalam konfigurasi rangkaian ini umpan balik yang digunakan untuk mengatur
penguatan tetap diberikan pada masukan membalik, tapi Vin diberikan pada masukan tak
membalik. Tegangan keluaran akan sefasa dengan tegangan masukan untuk rangkaian ini.
Resistor-resistor RF dan Rin membentuk jaringan pembagi resistif untuk memberikan
tegangan umpan balik (VA) yang diperlukan pada masukan membalik. Tegangan -umpan
balik (VA) dibentuk pada Rin Karena tegangan pada masukan membalik cenderung
menyamai masukan tak membalik (sebagaimana dijelaskan dalam bumi seinu), maka untuk
praktisnya diambil.
Vi n = VA
Karena VA = Vin, penguatan tahapan dapat dinyatakan sebagai
Av =
Vout
Av
VA =
Rin
(Vout )
RF Rin
Bila persamaan diatas kita susun kembali sehingga tegangan ada pada satu sisi, hasilnya
adalah
VA
Rin
Vout
RF Rin
Dengan membalikkan persamaan dan menyederhanakarinya, kita dapatkan :
Rumus penguatan tahapan adalah
Av =
VA
Vout
35
Maka :
Av =
RF
1
Rin
1 Vin
Rin
Vout =
Kini tegangan keluaran rangkaian yang ditunjukkan dalam Gambar 2.11 dapat dicari
RF
100 k
1 Vin
1 0,2 Vpp
Rin
10 k
Vout =
Tabel tegangan DC dalam Gambar 2.11b menunjukkan beberapa tegangan masukan contoh
dikalikan dengan penguatan sebesar 11. Perhatika, masukan dan keluaran sefasa.
Gambar 2-11
Penguat tak membalik: (a) diagram skematik; (b) tabel tegangan DC
PENGIKUT TEGANGAN
Pengikut tegangan biasanya didefinisikan sebagai rangkaian dengan penguatan satu atau
kurang dengan keluaran mengikuti masukan. Di antara masukan dan keluaran terdapat
isolasi impedansi. Op-amp pada khususnya berguna sebagai pengikut tegangan, seperti
terlihat dalam Gambar 2.12.
Dengan pengikut tegangan tak membalik dasar (Gambar 2.12a), keluaran terhubung
langsung pada masukan membalik dengan tegangan masukan dikenakan pada masukan tak
36
membalik. Resistansi umpan balik sama dengan nol karena itu, sesuai penguatan tahapan
untuk tak membalik, atau penguat pengikut sama dengan 1.
A=
RF
0
1 =
1 =1
Rin
Rin
Dengan perkataan lain, bila diberikan umpan balik 100%, maka keluaran akan mengikuti
masukannya. Perhatikan bahwa tegangan masukan membalik selalu menyamai tegangan
masukan tak membalik jadi, selisih tegangan di antara kedua masukan kira-kira selalu nol.
Rangkaian ini memiliki impedansi masukan yang amat tinggi serta impedansi keluaran yang
amat rendah. Keuntungan ini menjadikannya amat ideal untuk menyangga atau mengisolasi
rangkaian.
Bila dalam pemakaian khusus diperlukan pengikut tegangan dengan fasa terbalik, rangkaian
dalam Gambar 2.12b dapat digunakan. Karena Rin sama dengan. RF, rumus penguatan
memberikan .
Av =
RF 10 k
1
Rin 10 k
Kelemahan rangkaian ini adalah amat berkurangnya impedansi masukan (karena Rin sama
dengan impedansi masukan). Resistor Rx pada masukan tak membalik digunakan untuk
memperkecil arus offset masukan, nilainya sama dengan Rin diparalel dengan RF, atau Rx =
Rin // RF
Gambar 2-12
Pengikut tegangan: (a) pengi.kut tegangan tak membalik (b) pengikut tegangan membalik.
37
F
V1 F V2 ... F V N
Vout = -
R
R2
RN
1
Suku RF/RN (VN) dalam rumus di atas menyatakan bahwa dalam rangkaian tersebut mungkin
terdapat lebih dari dua masukan. Bila semua resistor luar sama nilainya (RF = R, = R2 = ... =
RN), keluaran dengan mudah dapat dihitung sebagai penjumlahan aIjabar dari masingmasing tegangan masukan, atau
VOut = - (VI + V2 + - - - + VN)
Tabel tegangan masukan&eluaran menunjukkan hasil dari macam-macam tegangan
masukan. Ingatlah bahwa polaritas keluaran merupakan kebalikan dari polaritas hasil
penjumlahan aljabar.
Dalam rangkaian ini, bumi semu yang pernah dijelaskan sebelumnya merupakan titik
penjumlahan arus. Konsep titik penjumlahan dapat dipahami dengan menganalisis arus
dalam penguat penjumlab seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.14. Karena titik
penjumlaban adalah bumi semu, maka tegangan pada titik ini kurang lebih selalu sama
dengan tegangan masukan tak membalik
(= 0 V).
38
(a)
(b)
Gambar 2-13
Penguat penjumlah tegangan: (a) diagram skematik; (b) tabel tegangan masukan/keluaran.
Dengan kedua masukan positif, arus dari setiap resistor akan mengalir searah. Untuk kasus
dalam Gambar 2.14a, I1 = 0,1 mA dan I2 = 0,2 mA. Karena itu, kelu,aran harus menuju -3 V
supaya IF benilai 0,3 mA.
Bila sebuah Masukan positif dan sebuah lainnya negatif, seperti tampak dalam Gambar
2.14b, maka sebuah arus masukan (0,3 mA) akan menuju titik penjumlahan dan sebuah
lainnya (0,2 mA) akan keluar dari titik penjumlahan. Karena jumlah arus yang masuk harus
sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu, maka arus 0,1 mA harus keluar dari titik
penjumlahan melalui RF. Tegangan keluaran harus menuju +1 V untuk memberikan arus
yang dibutuhkan.
Bila kedua masukan negatif, seperti iampak dalam Gambar 2.14c, maka kedua arus
masukan menuju titik penjumlahan (0,1 mA dan 0,2 mA). Arus yang mengalir lewat RF harus
sama dengan penjumlahan kedua arus ini (0,3 mA). jadi, sekali lagi keluaran harus menuju
+3 V untuk mewujudkannya.
39
Gambar 2-14
Aliran arus pada penguat penjumlah membalik: (a) kedua
masukan positif, (b) masukan positif dan negatif, (c) kedua masukan negatif
40
100 k
100 k
(0,2 V)]
= -(1 V + 2V)
=3V
F
V1 F V2
(0,1 V )
(0,2 V ) =[(10)(0,1 V) + (10)
= -
R2
10 k
10 k
R1
RF
RF
dan AV2 = R1
R2
Gambar 2-15
Penguat penjumlah dengan penguatan.
41
pemakaian
penguat
penjumlah
mensyaratkan
suatu
masukan
yang
mempengaruhi keluaran lebih dari masukan lainnya. Untuk itu perlu diberikan penguatan
vang berlainan pada masingmasing masukan.
jadi, harus digunakan resistor-resistor masukan yang tidak sama besar, seperti diperlihatkan
Gambar 2.16. Rangkaian ini dikenal sebagai penguat penjumlah yang diskala.
Untuk rangkaian ini digunakan rumus keluaran yang sama sebagaimana penguat penjumlah
lainnya. Sebagai contoh:
Gambar 2-16
Penguat penjumlah yang diskala.
42
Gambar 2-17
Penguat selisih tegangan: (a) diagram skematik; (b) tabel tegangan masukan/keluaran.
Vout =
Rg
RF
V1
R1
R2 Rg
R1 RF
R1
V2
(10 10)
10 k
10 k
(2)
(4)
10 k
(10 10) k 10 k
10 20
( 4)
20 10
= -1 (+2) +
=2
43
Sebagaimana pembanding, polaritas tegangan kelfiaran akan positif bila tegangan pada
masukan membalik lebih negatif daripada tegangan pada masukan tak membalik (seperti
dibuktikan dalam rumus), dan sebaliknya.
Tabel tegangan masukan/keluaran dalam Gambar 2.17b memperlihatkan polaritas yang
tepat dan selisih aljabar tegangan keluaran untuk macam-macam tegangan masukan.
Penguat Selisih Tegangan dengan Penguatan
Bila perbandingan resistor-resistor diubah (seperti tampak pada Gambar 2.18), rangkaian
selisih tegangan mampu memberikan penguatan.
Rumus sebelumnya dapat dipakai untuk menghitung tegangan kehiaran. Namun, bila
perbandingan RF terhadap R, sama dengan perbandingan Rg terhadap R2, dan biasanya
memang demikian, maka tegangan keluaran dengan mudah dapat dihitung menurut rumus
RF
Vout =
RF
(V2 V1 )
R1
Biarpun penjelasan ini lebih ditekankan pada aspek pengurang aljabar, tapi di balik itu
penguat selisih tegangan ini memilild keuntungan, yakni kemampuannya dalam merasakan
adanya tegangan diferensial kecil yang tersembunyi dalam tegangan sinyal besar.
Sayangnya, impedansi masukannya amat rendah, sehingga mungldn pada rangkaian ini
perlu dit~mbahkan pengikut untuk menyangga atau mengisolasinya.
44
Kesimpulan :
Penguat tegangan merasakan apakah sebuah masukan lebih positif (lebih negatif)
terhadap masukkan lainnya, bergantung masukan mana yang digunakan sebagai acuan.
Keluaran pembanding sederhana akan 0 V bila tegangan antar masukannya 0 V, atau Vsat bila antara masukannya terdapat tegangan diferensial.
Polaritas keluaran pembanding akan berbalik fasa 180o terhadap polaritas masukan
membalik terkait dengan masukan tak membalik.
Umpan balik negatif (degeneratif) digunakan dalam modus lup tertutup untuk
meningkatkan stabilitas dan lebar-jalur op-amp.
Karena impedansi masukannya yang tinggi, maka untuk kebanyakan pemakaian arus
yang mengalir ke dalam atau ke luar terminal-terminal masukan op-amp dianggap tidakada.
Pada rangkaian penguat, arus yang melewati resistor. masukan membalik (Rin) sama
dengan arus yang melewati resistor umpan balik (RF).
Penguat penjumlah akan memiliki penguatan bila resistor umpan balik dipilih lebih besar
daripada resistor masukan.
Bumi semu pada masukan membalik merupakan titik penjumlahan arus untuk penguat
penjumlah.
Keluaran penguat selisih tegangan merupakan selisih tegangan di antara terminalterminal masukan. Selisih ini dapat berbentuk sebsib yang sebanding terinasuk pula
penguatannya, atau dapat juga selisih yang didapatkan setelah memberikan penguatan
yang berbeda untuk setiap masukan.