Anda di halaman 1dari 34

EINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS

Freddy Permana Zen, M.Sc., D.Sc.


Laboratorium Fisika Teoretik, THEPI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

I. PENDAHULUAN
Fisika awal abad 20
Hukum Newton:
1. Inersia (Benda diam atau bergerak
dengan kecepatan konstan)
2. Dinamika
3. aksi = - reaksi
Berlaku untuk benda berukuran meter dan
kecepatan rendah, misalnya gerak mobil, orang
berlari.

Teori Gravitasi Newton


Massa,M1

Massa, M2

Jarak, r

M1 M 2
F G
2
r
G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2

Listrik dan Magnet


Muatan,q1

Muatan, q2
Jarak, r

Hukum Coulomb

q1 q2
F k 2
r
k = 8,99 x 109 Nm2/C2

Radiasi Benda Hitam

Kuanta energi cahaya

Ehf

hc

h: Konstanta Planck, h = 6,63 x 10-33 Js.

f : Frekuensi, f = c/.
: panjang gelombang

c : kecepatan cahaya, c = 3 x 108 m/s

Masalah :
Untuk benda kecil elektron, hukum Newton tidak
berlaku
Berlaku fisika kuantum
(kuliah minggu depan)

Untuk benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi


atau mendekati kecepatan cahaya, hukum Newton
tidak berlaku
Berlaku teori relativitas khusus (TRK)
Teori gravitasi Newton
Perihelion Mercurius terhadap matahari yang tidak
sesuai dengan teori gravitasi Newton.
Teori relativitas umum (TRU)

II. TEORI RELATIVITAS KHUSUS (TRK)


(1905)
Percobaan Michelson dan Morley (1887)
Kecepatan cahaya c konstan, tidak bergantung
pengamat yang mengukur dari kerangka acuan
inersia.
Karena informasi disampaikan melalui gelombang
elektromagnetik dengan kecepatan cahaya c,
maka segala pengukuran harus dibandingkan
dengan c, apalagi jika pengukuran bergerak
dengan kecepatan tinggi, mendekati kecepatan
cahaya.

Postulat relativitas

1. Kecepatan cahaya c tetap, tidak bergantung


kerangka acuan yang inersial.
2. Hukum fisika tidak berubah (invarian)
terhadap kerangka acuan inersia

II A. Relativitas waktu
(dilasi waktu, time dilation)
Roket bergerak dengan kecepatan v
Cermin B
Cahaya

Cermin A
t0

Pengamat di roket mengukur pantulan cahaya


dalam waktu t0

v
B

D
A

vt
t
Pengamat di bumi mengukur pantulan cahaya
dalam waktu t

Di roket : waktu yang diperlukan cahaya dari


A

2D
(0) t0
c

Di bumi : waktu yang diperlukan cahaya dari


A

2L
(1) t
L 12 c t
c
2
2
2
2
2
1
1
1

(2) L 2 vt D 2 vt 2 ct0

ct
1
2

Sehingga persamaan (0), (1) dan (2) :


t

t0
2

t0 t0

v
(dilasi waktu)
1
c
t : waktu relatif
t0 : waktu wajar ( proper time)
Faktor Lorentz :

1
v
1
c

Faktor Lorentz > 1, karena v < c,

v
1 1
c

Pengukuran waktu bersifat relatif, bergantung pengamat


pada kerangka acuan inersial yang mengukurnya

Waktu paruh muon


t0 : Muon diproduksi dan meluruh menjadi setengah
jumlah muon yang diproduksi = 2,2 x 10-6 s

Di laboratorium
Muon

t : Muon diproduksi di cosmic ray (di luar angkasa)


dan bergerak dengan kecepatan v = 0,9994 c,
sehingga v/c = 0,9994

1
v
1
c

1
1 0,9994

28,87

Sehingga

t t0 28,87 2,2 10 s 63,51 10 s


6

Jadi waktu paruh muon di cosmic ray menjadi


lebih panjang dibandingkan di laboratorium

Twin Paradox (Paradok saudara Kembar)


Ada dua orang saudara kembar berumur 20 tahun,
Ahmad dan Fikri. Ahmad pergi meninggalkan
bumi dengan menumpang pesawat enterprise
(kecepatan v = 0,96 c) selama 14 tahun (7 tahun
pergi dan 7 tahun pulang). Ketika kembali ke
bumi, Ahmad mendapati saudaranya Fikri jauh
lebih tua dari dirinya. Apa yang terjadi?

Ahmad
7 tahun
7 tahun
Fikri
Bumi

Fikri : kerangka acuan inersia, karena v = 0.


Ahmad : kerangka acuan tidak inersia, karena pada
saat pergi, pulang, dan sampai ke bumi, mengalami
percepatan.

Jadi yang berlaku relativitas khusus hanya Fikri. Ahmad


hanya dapat membaca pertambahan umurnya 14 tahun,
sehingga pada saat kembali kebumi berumur (20 + 14) =
34 tahun. Sedangkan Fikri mengalami dilasi waktu
t t0 ,

1
0,96 c
1

(4) (14 tahun)


56 tahun

Jadi umur Fikri (20 + 56) = 76 tahun


1971 : J. Hafele & R.E. Keating
v
v

t ~ 10-10 s

II B. Relativitas ruang
(kontraksi Lorentz, Lorentz contraction)
v

Bumi

Neptunus

L0

Orang di bumi :
Jarak bumi Neptunus = L0
Jika kecepatan v, waktu tempuh :

L0
t
v

L0 v t

Orang di roket :
Jarak bumi Neptunus = L
Waktu tempuh :

L
t0
v

L v t 0

Sehingga :

L0
v t
t

L
v t0
t0
L0 L atau: L
Newton : ruang relatif
waktu mutlak

v
1 L0 L0
c

Einstein: ruang relatif


waktu relatif

Massa :

M (v 0) M 0
M (v) M 0
Energi total = energi kinetik + energi diam M0c2

(Massa diam adalah masa pada V=0)

Reaksi Fisi Nuklir (Nuclear Fission)


Inti Uranium:
U

Rb

Cs 3 n

236
92

90
37

145
55

Uranium
diam

Rubidium Cessium

1
0

neutron

bergerak

M MU M Rb MCs M n 2,95 10

28

kg

Energi disintegrasi pada proses fisi


E M c 264,6 10
2

13

Untuk tiap 1 kg Uranium E = 1,68 x 106 MeV


ekivalen dengan daya listrik = 7, 48 x 106 kWh
(kilo Watt hour) dapat menyalakan lampu listrik
100 Watt selama 8500 tahun
Reaktor nuklir
Bom nuklir

Reaksi Fusi Nuklir (Nuclear Fussion)


Pembentukan molekul air H2O dari inti Hidrogen
dan inti Oksigen :
2 H 1O H 2O

Energi yang dilepaskan pada pembentukan 1 gram


air
2
E M c 16 kJ
- Terjadi reaksi fusi di matahari dan bintang-bintang
- Bom hidrogen

III. TEORI RELATIVITAS UMUM (TRU)


(1915)
Gaya gravitasi paling lemah
Misalnya, perbandingan gaya gravitasi dan gaya Coulomb
dari 2 buah proton
m2p
Fgrav G 2
2
F
G
m
p
36
36
r grav

10
atau
F

10
FCoulomb

grav
2
e2 FCoulomb k e
FCoulomb k 2
r
m p 1,67 1027 kg , e 1,6 1019 C

Berlaku diseluruh alam semesta, tidak dapat ditiadakan

Prinsip ekivalensi
F mInersial a
Fgrav

mgrav M
GM
G
mgrav 2
2
r
r

mgrav g

a
Daun
Bola

g
Bumi

Bola dan daun jatuh dengan percepatan yang sama a = g

mI mg

prinsip ekivalensi!!!

a
Cahaya melengkung

Prinsip ekivalensi mI = mgrav.

Mass bergerak (cahaya), bukan massa diam, mdiam= 0


= foton (cahaya)
Cahaya jatuh atau melengkung
atau ditarik oleh bumi

Bumi

Sudut defleksi
(deflection angle) =

Matahari

Bumi

Pada saat gerhana matahari di Afrika (1919), di amati


deflection angle = 1,75 menit
Cahaya melengkung disekitar benda bermassa atau cahaya
mengikuti lintasan lengkung
Disekitar benda bermassa terjadi
lengkungan ruang waktu

Mengukur foton (cahaya) jatuh


A: Sumber foton, frekuensi f

H = 50 m

B: Detektor foton, frekuensi f


Foton : E mI c 2 hf

E hf
mI 2 2
c
c

Hukum kekekalan energi:


A: Energi kinetik + energi potensial = h f
B: Energi kinetik + energi potensial
hf ' mgrav gH
hf ' mI gH
hf '
hf ' 2 gH
c
EnergiA EnergiB
hf '
hf hf ' 2 gH
c
f

f ' f
gh 9,8ms 50 m

5, 4 10
f'
f'
c
3 10 ms
2

Diukur oleh R.V. Pond C.A. Rebka (1960)

15

Perihelium planet Mercurius, planet paling dekat


matahari, sehingga mengalami lengkungan yang
paling besar dibandingkan bumi
Bumi
Perihelion = 43/abad
Matahari

=1,2 derajat /abad

Lubang Hitam (Black Hole)


Masa hidup sebuah bintang, dengan massa
tertentu, akhirnya menjadi black hole. Karena
rapat massa black hole sangat besar, maka
cahaya yang keluar akan ditarik kembali oleh
black hole (lengkungan ruang waktu disekitar
black hole tertutup).

Dipusat galaksi (supermassive black hole)


Cygnus XI

Awal alam semesta


Dimulai dari big bang yang kemudian menjadi
alam semesta yang kita tempati sekarang.
Kejadian pembentukan alam semesta selama 15
milyar tahun bertahap (fasa), tidak terjadi
sekaligus

Efek Kuantum pada Saat awal Pembentukan Alam Semesta dan Black Hole
x ~ 10-35 m
E ~ 1019 GeV

t ~ 10-43 sec

x, E dan t diperoleh dari tiga konstanta universal: konstanta Planck (h),


kecepatan cahaya (c) dan konstanta gravitasional (G) yang merupakan
ground tone of the universe.

IV. KESIMPULAN :

1. Dibahas teori relativitas khusus


Einstein (percepatan sistem = 0 atau
kerangka acuan inersial dan
kecepatan cahaya konstan).
2. Dibahas teori relativitas umum
Einstein untuk kerangka acuan yang
tidak inersial dan kecepatan cahaya
konstan.
3. Implikasi pada bom nuklir, awal
dan akhir alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai