Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Manusia selalu melakukan berbagai cara dan upaya untuk memenuhi hasrat kebutuhannya.
Banyak kegiatan yang dialkukan untuk mendukung kegiatan pemenuhan kebutuhan ini. Dana
untuk saling melengkapi kebutuhan, manusia membuat sebuah kelompok-kelmpok agar
mempermudah pemenuhhan kebutuhannya. Dan Negara selaku organisasi yang cukup besar
melakukan berbagai kebijakan untuk pemenuhan kebutuhannya.
Di Indoneisa sendiri setelah reformasi 1998 terdapat perubahan struktur organisasi yang
cukup besar dalam tata kelola Negara dan tata Negara itu sendiri. Terdapat perbedaan besar
antara sebelum dan sesudah reformasi. Ketika sebelum reformasi terjadi sentralisasi
kebijakan dan pembangunan. Dan setelah reformasi terjadi banyak desakan agar daerah
memiliki otonomi daerah untuk membangun daerahnya.
Dalam

rangka

penyelenggaraan

pemerintah

daerah,

pemerintah

pada

hakekatnya

mengemban tiga fungsi utama yaitu : 1) Alokasi meliputi, antara lain alokasi sumbersumber ekonomi dalam bentuk barang dan pelayanan masyarakat; 2) Distribusi yang
meliputi pendapatan, kekayaan masyarakat dan pemerataan pembangunan.3) Stabilitas
meliputi : pertahanan keamanan, ekonomi dan moneter. Fungsi distribusi dan stabilisasi
pada umumnya lebih efektif dilaksanakan oleh pemerintah pusat, sedang fungsi alokasi
lebih efektif dilakasanakan oleh pemerintah daerah, karena daerah pada umumnya lebih
mengetahui kebutuhan dan standar masyarakat (Caroline, 2012).
Untuk fungsi stabilitas biasanya lebih diarahkan oleh pemerintahan daerah pada
pembangunan fasilitas umum kepada masyarakat. Dewasa ini, di Indonesia banyak kepalakepala pemerintahan didaerah membangun berbagai fasilitas umum dengan kualitas yang
cukup baik. Bagi masyarakat hal ini menjadi suatu kemajuan yang cukup dalam mendapatkan
servis dari Negara. Namun dibalik hal itu ada sebagian yang menerima dan ada yang juga
yang kurang untuk menerima fasilitas yang diberikan pemerintah daerah.
Salah satu fasilitas yang diberikan oleh pemerintah daerah adalah terminal. Terminal sebagai
prasarana transportasi jalan dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat keperluan
menaikkan dan menurunkan orang atau barang, tempat beristirahat bagi awak bus dan
kenderaan sebelum memulai lagi perjalanan, serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kenderaan umum, yang merupakan wujud simpul jaringan transportasi (UU No. 14 Tahun

1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Terminal harus dapat bekerja secara efektif
dan efisien agar bisa mendukung mobilitas penduduk, ketertiban lalu lintas. Selain itu
terminal juga menghasilkan Pendapat Asli Daerah ( PAD) dari sektor distribusi.
Pembangunan terminal sebagai wujud otonomi daerah sangat dibutuhkan demi menjaga
kelancaran stabilitas di daerah. Maka dengan berbagai pentingnya fungsi terminal Pemerintah
Daerah DKI Jakarta mulai untuk merevitalisasi terminal lama atau membangun terminal baru.
Salah satu yang terkena kebijakan daerah yang terkena adaalah terminal bus Pulogadung.
Kebijakan yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta adalah memindahkan Bus Antar Kota
Antar Provinsi (AKAP) dari terminal bus Pulogadung ke Terminal Bus Bantar Gebang.
Kebijakan ini seharusnya aktif dari bulan Maret 2015 tetapi sampai hari ini ada berbagai
macam Perusahaan Otobus (PO) AKAP yang masih membuka loket dan tetap mencari
penumpang di terminal Pulogadung.

Anda mungkin juga menyukai