Anda di halaman 1dari 4

Semua yang kau lakukan is magic

Semua yang kau berikan is magic


Semua yang kau lakukan is magic
Semua yang kau berikan is magic
Bagiku kau yang terindah
Gue kayuh sepeda gue dengan semangat di pagi yang cerah ini. Ah Jakarta meskipun mentari bersinar
dengan cerahnya tapi selalu dan akan selalu tertutup oleh pekatnya kabut polusi yang ada. Yah padahal
kalau Jakarta tak ada kabut polusi setebal ini Jakarta cukup indah loh. Gue pernah naik ke suatu gedung
yang cukup tinggi dibilangan Sudirman-Thamrin dan biasanya disana ada Car Free Day lalu gue
memandang ke salah satu sudut kota Jakarta dimana mentari baru muncul ke angkasa. Semburat kuning
keemasan ala Matahari terpancar dengan kuat, terkadang terpotong oleh barisan awan ataupun gedung
yang makin menambah keeksotisan pemandangan di pagi itu. Ah gue kangen pada saat-saat seperti itu.
Mungkin setelah ini tak akan ada lagi yang namanya pemandangan seperti itu. Mobil-motor semakin
banyak, belum lagi berapa banyak jumlah industri yang ada di Jakarta. Dan gue jadi teringat janji-janji
gubernur yang belum lama ini dilantik karena menggantikan gubernur sebelumnya yang harus naik ke
tingkat yang lebih tinggi. Janji untuk mereformasi sistem angkutan umum yang ada di Jakarta namun tak
kunjung datang. Pertanyaannya adalah Gubernurnya yang tidak mampu atau para pemilik angkutan
umumnya yang tak mau? Ya sudahlah jawaban seperti itu tak aka nada gunanya. Sekarang apa yang bisa
kulakukan ya gue lakukan. Seperti hari ini misalnya ketika gue kerja. Ketika gue mengantar bunga ke
tempat yang jauh gue menggunakan angkutan umum atau kalo kepepet sih baru pake motor yang
disediakan toko tempatku bekerja. Sedangkan jikalau jaraknya cukup dekat gue cukup naik sepeda, ya
seperti saat ini, hari ini.
Oke. Kembali lagi ke radio FDD FM, radionya anak muda
Yak cuy hari ini kita mau wawancara Paramitha Rusady nih di Hotel tempat dia menginap hari ini..
Waaaah bro Paramitha? Artis papan tengah itu kan?
Artis papan atas kali.
Dulu kali artis papan atas sekarang mah jarang main film doi. Peace mbak mithaaaaaa..
Hahaha. Parah lo. Mbak mitha bukan gue yang ngomong ya.
Eh tapi nih ya. Dia tuh makin tua makin cantik tau bro. seriusan..
Wah nih radio, pagi-pagi udah gossip aja. Tapi bener sih. Paramitha Rusady, gue jadi inget dulu pas gue
kecil masih sering nonton tuh sinetron-sinetronnya dia. Sering main juga sama Barry Prima terus Primus.

Siapa lagi ya? Ah banyak deh. Dan emang dari dulu sampe sekarang nih yah itu orang ga pernah keliatan
tua sama sekali. Perawatan kah atau apa? Gatau gue juga bingung. Kalo perawatan sekarang kan doi
jarang lgue di dunia hiburan. Dananya darimana? Atau punya usaha? Ah terlalu banyak pertanyaan dalam
hidup gue selama ini. Tapi kalo kata Descartes kan Aku ada karena aku berfikir dan nanya termasuk
berfikir.
Sepeda gue masukkin ke parkiran hotel. Wah kece juga ini hotel ternyata punya parkiran sepeda sendiri.
Kece deh. Dengan langkah gontai gue melangkah ke dalam hotel. Menuju resepsionis tentunya.
Mbak saya mau ngasih bunga nih
Buat siapa?
Buat mbak. Dan si mbak-mbak resepsionis merah gitu mukanya. Ya ampun perempuan ya emang
kalo udah kena gombal dikit yang agak serius namun bercanda tuh langsung nge-blush gitu mukanya
ya ampun mas. Saya serius nih
Seriusan kok. Buat mbak terus dikasih ke orang yang ada namanya disini kata gue sambil nunjuk nama
orang dibunga yang gue bawa.
Itu namanya bukan buat saya mas kata mbaknya dengan sebal.
Gue ketawa dalam hati.
Sambil nunggu mbak-mbak resepsionis tadi ngambil tanda terima gue merhatiin sekitar gue. Wah orangorang yang ada disini lumayan seksi-seksi. Banyak yang hanya memakai tanktop ketat dengan celana
pendek ketat. Mungkin karena Jakarta panas kali ya? Oiya mbak-mbak resepsionis tadi juga lumayan
cakep sih. Dengan rambut diikat ke belakang terlihat leher jenjangnya. Belom lagi dadanya dibungkus
blazer opal dengan kemeja putih, duh itu dadanya lumayan semok dan terlihat sempit dibungkus oleh
blazernya. Scanning mataku berlanjut pada daerah bawah. Pantatnya tak terlihat besar namun rasanya pas
digenggaman tangan. Dibungkus dengan rok span pendek menambah aura keseksiannya. Wow sekali
pokoknya. Itulah alasan kenapa gue selalu senang ketika disuruh mengantar bunga ke daerah-daerah
seperti ini.
Mas tanda tangan disini bisa?
Bisa, lebih seneng sih tanda tangan dihati mbak.
Gombal mele mas. Gak capek?
Gue ketawa doang.
Oke. Ini mbak udah. Makasih ya mbak.

Gue berjalan gontai meninggalkan meja resepsionis. Ah banyak pemandangan indah yang sebenarnya
terlalu cepat untuk dilewatkan. Namun sayang gue harus meninggalkan tempat ini menuju ke tempat
lainnya untu mendapatkan sesuap nasi dan sedikit rezeki. Oke fiks ini gue lagi lebay.
Duaaarr lobby hotel meledak dengan suara yang besar. Gue melihat beberapa orang bergelimpangan
dengan berbagai macam luka. Dengan segera gue berlari dan berlindung pada meja yang masih terlihat
sangat kokoh. Gue ketakutan. Gue takut bom akan meledak kembali. Gue takut akan runtuhnya bangunan
ini. Dan gue ah banyak pikiran negatif yang ada dalam pikiran gue saat ini. Gue kalut.
Duaarrr. Lagi, meledak dengan suara yang cukup besar. Kali ini dengan kilatan cahaya warna biru yang
terang melayang cepat. Dan. Duaaarrrrr. Lagi terdengar suara sangat kencang. Kali ini dengan kursi yang
berhamburan menjadi serpihan-serpihan kecil, belum lagi langit-langit yang rontok catnya. Gue semakin
merasa ketakutan. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa terdenganr berkali-kali suara dentuman, bukankah
jikalau bom hanya bunyi sekali? Atau ada banyak bom di hotel ini. Haruskah gue mencoba untuk melihat
apa yang terjadi atau tetap bersembunyi dibawah meja? Dan gue menangis. Bagi seorang lelaki tangisan
itu suatu hal yang pantang. Tapi kali ini gue menangis, lelehan air mata begitu saja meluncur dengan
deras.
Tiba-tiba tercium bau Jeruk yang pekat bersamaan dengan itu tercium bau alkohol yang juga tercium
sangat taajam. Lagi suara ledakan muncul dengan berhamburannya debu-debu dan serpihan dari meja dan
bangku. Bersamaan dengan itu turun salju. Tunggu. Salju? Didalam ruangan? Bagaimana bisa. Ini sesuatu
hal yang sangat aneh. Ingin sekali kuberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi diluar sana.
Maksudnya di luar tempat gue bersembunyi. Tapi lagi-lagi takut. Tak terasa bahkan sampe gue gemetaran
hebat.
Bau jeruk yang ada makin pekat dan makin tercium mendekat. Terhilat sebuah kaki putih jenjang dengan
kaki yang telanjang tanpa sandal bahkan egrang. Dan dia terjatuh. Sebuah perempuan! Emmm maksutnya
seorang perempuan! Tergerai dengan rambut panjang. Wajahnya tertutup oleh rambut hitam dengan corak
putih akibat runtuhan cat tembok. Gue keluar hendak menolongnya. Tapi lagi-lagi terlalu takut. Ah
persetan sama rasa takut ini gue cowok. Gue harus nolongin cewek ini pokoknya. Dengan penguatan hati
dan tubuh dengan segera gue nolong dia.
Gue angkat itu cewek itu. Ini cewel leliatannya doang kurus tapi berat bener dah. Pembohongan publik
nih namanya.

Jangan.. Tolong Aku SeGera. Bawa Saja Tasku ini..


Plis mbak itu tas cewek ya kali cowok segagah gue bawa tas kayak gini.
Tapi mbak
Cepat pergi dan bawa..
Oke mbak oke
Dengan Gentle gue membawa tas perempuan berwarna hijau toska itu. Debu berterbangan akibat ledakan
ledakan tadi. Dengan cepat gue keluar gedung itu. Gue teringat sama sepeda kesayangan gue. Ah persetan
dengan itu. Pokonya cari tempat aman dulu terus gue bongkar isi tas ini.

Hhh.. hhhh hhh


Engap juga lari-larian seperti itu. Super sekali rasanya. Menjadi bagian dari peristiwa Bom terus larilarian seperti itu. Semoga gak ketauan sama kamera CCTV dah. Apa nanti ada wartawan ya yang
wawancarain gue. Atau malah polisi yang nyari-nyari gue dengan berbagai macam senjata lengkap. Ah
bodo lah. Sekarang gue hanya penasaran apa isi buku ini.
Gue buka resleting tas itu. Ada beberapa isi didalamnya. Yang pertama, peta. Sebuah peta Jakarta dengan
berbagai macam titik dengan berbagai warna. Entah apa maksutnya. Dibelakangnya ada tulisan temui
Leera.
Benda kedua, sebuah buku. Nampaknya buku usang yang tak berguna.

Anda mungkin juga menyukai