Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Mahasiswa Teknik Elektro dibidang telekomunikasi memiliki dua peranan yang

saling terkait yaitu sebagai individu yang mempelajari teori telekomunikasi di bangku
kuliah dan sebagai calon penerus bangsa yang diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu
teori telekomunikasi yang diperoleh di bangku kuliah di dunia

kerja yang

sesungguhnya.
Kerja Praktek (KP) adalah mata kuliah dengan beban 2 (dua) SKS dan bersifat
wajib bagi seluruh mahasiswa program studi Teknik Elektro. Tujuan dari mata kuliah
ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung perkembangan
teknologi di bidang telekomunikasi dan keterkaitannya dengan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah sehingga diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori sebagai modal
dasar untuk membahas persoalan-persoalan yang terdapat di dunia kerja.
Dengan adanya kerja praktek ini juga diharapkan wawasan mahasiswa terhadap
dunia kerja semakin bertambah, sehingga dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa
maupun perguruan tinggi untuk lebih mengembangkan ilmu yang didapat di kampus
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada akhirnya akan membawa
pada peningkatan kesejahteraan manusia.
Kerja praktek merupakan mata kuliah dengan beban akademis 2 SKS yang
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan yaitu telah lulus
mata kuliah sebanyak 110 SKS dan telah mengikuti seluruh praktikum, dan
mengajukannya ke perusahaan-perusahaan tertentu sesuai dengan pilihannya masingmasing. Mahasiswa yang telah melaksanakan kerja praktek diharapkan memiliki
pengetahuan teknis dasar tentang teknologi informasi yang sedang berkembang dan
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti PT. Telkomsel yang
merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang tentunya
juga memiliki teknologi telekomunikasi yang handal guna menjamin seluruh proses
produksi berjalan dengan efektif, efisien dan tepat guna.
Kerja Praktek yang diikuti di PT. Telkomsel Medan telah memberikan banyak
pengertian dasar dan umum mengenai Network Problem, baik itu komponen yang
digunakan, pemeliharaan yang rutin harus dilakukan, pengecekan sistem secara terpadu,
1

dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kerja praktek dilakukan pada divisi Information and
Communication Technology (ICT) Operation Regional Sumbagut, Departemen Network
Service Area (NSA) PT. Telkomsel Medan yaitu suatu divisi yang bertugas untuk
melakukan pemeliharaan yang rutin terhadap BSS, sehingga dapat dirasakan oleh end
user dari end to end.
Hasil KP akan dituangkan dalam Laporan Kerja Praktek sebagai syarat lulus
mata kuliah Kerja Praktek.
1.2

Tujuan Kerja Praktek

1.2.1

Umum
a. Memberikan penguatan pemahaman kepada mahasiswa mengenai ilmu teori
yang diperoleh di bangku kuliah dengan ilmu yang didapat selama kerja
praktek.
b. Meningkatkan

pengetahuan

mahasiswa

tentang

perangkat-perangkat

telekomunikasi serta aplikasi dari teori-teori dalam ilmu telekomunikasi.


c. Mengenalkan mahasiswa pada lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya,
baik dalam segi teknis kerja, hubungan sosial, dan kerjasama tim.
1.2.2

Khusus
a. Agar mahasiswa mempunyai pengalaman praktek sesuai dengan program
studinya masing-masing.
b. Mahasiswa mempunyai gambaran nyata tentang lingkungan kerjanya, mulai
dari tingkat bawah sampai dengan tingkat yang lebih tinggi.
c. Mahasiswa dapat mengisi liburan antar semester dengan sesuatu yang
berguna dan menunjang keahliannya.
d. Kehadiran mahasiswa peserta kerja praktek, diharapkan dapat memberikan
manfaat dan wawasan baru bagi dirinya serta tempat kerja praktek.

1.3

Batasan Masalah
Mengingat waktu yang sangat terbatas dalam melaksanakan kerja praktek maka

pembahasan keseluruhan Management Network yang ada di PT.Telkomsel dibatasi


secara umum, dan hanya membahas tentang Operasional BSS di divisi Information and
Communication Technology (ICT) Operation Regional Sumbagut, departemen Network
Service Area (NSA) PT. Telkomsel Sumatera Regional I Medan.

Sehubungan dengan hal tersebut, hanya diuraikan beberapa topik permasalahan


yaitu :
1. Mengenai Layanan pada Jaringan GSM.
2.

Base Transceiver Station

3. Pemeliharaan Base Transceiver Station


1.4

Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Studi lapangan yaitu mengadakan studi di PT. Telkomsel, tepatnya di
Departemen Network Service Area (NSA).
2. Studi literatur yaitu mencari dan mempelajari konsep dari teori pendukung yang
diperoleh dari buku-buku serta bahan-bahan literature dan dari beberapa artikel
Internet sebagai bahan pertimbangan dalam melengkapi laporan akhir hasil kerja
praktek.
3. Diskusi berupa tanya jawab dan penjelasan dari staf PT. Telkomsel yang
berkompeten di Departemen Network Service Area (NSA) ini.

1.5

Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Telkomsel Sumatera Regional 1 yang

berada di Gedung Uniland Lt.6-9 Jalan Letjend M.T Haryono A-1 Medan dan telah
disetujui dan ditempatkan di Divisi Information and Communication Technology (ICT)
Operation Regional Sumbagut, Departemen Network Service Area (NSA) PT.
Telkomsel.
1.6

Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai isi laporan ini, secara singkat dapat

diuraikan sebagai berikut :


BAB I :

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang penulisan laporan kerja praktek
yaitu latar belakang masalah, tujuan kerja praktek, batasan masalah,
metode penulisan, lokasi pelaksanaan kerja praktek dan sistematika
penulisan.

BAB II :

TINJAUAN UMUM PT. TELKOMSEL


Berisikan uraian singkat tentang sejarah PT. Telkomsel, ruang lingkup
divisi-divisi, dan struktur organisasi.

BAB III :

GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICTION (GSM)


Menerangkan mengenai arsitektur jaringan GSM, operasi serta layananlayanan pada GSM.

BAB IV :

BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)


Menerangkan mengenai defenisi dari BTS, topologi BTS, serta
komponen yang terdapat pada BTS.

BAB V :

PEMAHAMAN KERJA PRAKTEK


Berisikan tentang kegiatan saat melakukan kerja praktek pada divisi
Network Service Area (NSA).

BAB VI :

KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1

Sejarah Singkat PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)


PT. Telkomsel didirikan pada tanggal 25 Mei 1995. Berdirinya Telkomsel

sebagai salah satu operator GSM (Global System for Mobile Communication) di
Indonesia, tidak lepas dari peranan PT. Telkom sebagai salah satu perusahaan
komunikasi terbesar di Indonesia. Dalam bulan Oktober 1993, PT. Telkom ditugaskan
oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) untuk membangun sebuah
pilot project sistem telekomunikasi.
Bergerak pada bidang komunikasi selular GSM di Batam dan Bintan. Penugasan
ini direalisasikan oleh PT. Telkomsel pada bulan Nopember 1993. Satu bulan kemudian,
tepatnya pada tanggal 31 Desember 1993, proyek GSM ini sekaligus sebagai tonggak
dimulainya era komunikasi selular pertama di Indonesia. Tidak lama dari masa
pengoperasian tersebut, wilayah pelayanannyapun berkembang ke Pekanbaru dan
Medan. Pada tanggal 28 Maret 1994, PT. Telkom resmi terdaftar sebagai anggota
organisasi operator GSM dunia yang bermarkas di Dublin, Irlandia. Langkah PT.
Telkom tidak berhenti sampai disitu saja, sasaran untuk menjadi operator GSM berskala
nasional adalah ujuan berikutnya, pada tanggal 24 Agustus 1994 izin prinsip sebagai
operator GSM berskala Nasional pun turun dari pemerintah.
Pada tanggal 1 Nopember 1994 PT.Telkom dan PT. Indosat menandatangani
pembentukan perusahaan patungan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perpaduan
inilah

yang

membidangi

lahirnya

secara

resmi

PT.

Telkomsel

Indonesia

(Telekomunikasi Indonesia) pada tanggal 26 Mei 1995 dengan kantor pusat di Jakarta.
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) adalah salah satu operator jasa
Telekomunikasi Selular yang beroperasi di Indonesia. Berdasarkan market share dan
revenue share, Telkomsel adalah Market Leader dengan basis custumer sebesar lebih
dari 105 juta pelanggan. Angka tersebut diperkirakan mewakili kurang lebih 52% dari
total market Indonesia. Telkomsel adalah operator telekomunikasi selular pertama di
Asia yang memperkenalkan layanan GSM pra-bayar dan 3G service. Telkomsel
memiliki jaringan terluas dibandingkan operator lain. Jaringan Telkomsel mampu
menjangkau 95% dari populasi Indonesia. Telkomsel mampu menjangkau seluruh
propinsi, kotamadya, kabupaten, dan kecamatan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara. Tahun ini, Telkomsel melakukan peningkatan broadband di Indonesia
5

bagian timur. Telkomsel berkomitmen untuk menghantarkan ICT kepada 100% populasi
Indonesia.
Telkomsel menyadari bahwa untuk dapat menjadi operator nasional yang
berkualitas, dibutuhkan kekuatan baik dari segi kapital,teknologi,sumber daya manusia,
maupun aspek lainnya. Saat ini, kepemilikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT
Telekomuikasi Indonesia dan 35% SingTel Mobile, yang dimiliki 100% oleh Singapore
Telecommunications,Ltd, dan selama tahun 2009 tidak ada perubahan signifikan terkait
kepemilikan dan bentuk badan hukum perusahaan Telkomsel.
2.2

Visi, Misi, dan Motto PT.Telkomsel


Seiring dengan kemajuan zaman yang disertai dengan kemajuan teknologi

terutama di bidang telekomunikasi, maka PT. Telkomsel memantapkan visi bisnisnya


untuk menyongsong perubahan-perubahan yang semakin cepat. Visi harus bisa
dikomunikasikan, dijabarkan kepada seluruh warga Telkomsel (karyawan) dan warga
usaha agar bisa diarahkan sesuai dengan visi perusahaan.
Visi PT. Telkomsel adalah:
Memberikan layanan gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak dengan
kualitas terbaik yang melampaui harapan pelanggan, serta menciptakan nilai bagi
semua pemangku kepentingan dan pembangunan ekonomi bangsa.
Deliver mobile lifestyle services and solution in excellent wjay that exceed
customer expectation, create value for all stakeholders and the economic development
of the nation .
Misi PT. Telkomsel adalah:
Menjadi penyedia gaya hidup dan solusi komunikaasi bergerak
terkemuka dan terbaik di regional.
Best and leading mobile lifestyle and solutions provider in the region .
Untuk menambah semangat kerja seluruh warga usahanya, PT. Telkomsel
mempunyai motto yang dipegang teguh oleh seluruh warga usahanya. Motto PT.
Telkomsel adalah:
So Close, So Real
(Begitu Dekat, Begitu Nyata)

2.3

Logo PT. Telkomsel


Logo PT. Telkomsel mempunyai arti yang luas dan mendalam serta didesain

secara sederhana. Logo PT. Telkomsel dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo PT. Telkomsel


Logo PT. Telkomsel dapat diartikan sebagai berikut :
a. Lingkaran elips horizontal
Lingkaran yang membelah

heksagon

tersebut

melambangkan

jasa

telekomunikasi domestik (PT. Telkomsel).


b. Lingkaran elips vertical
Melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional di Indonesia
(PT. Telkomsel) sebagai salah satu The Founding Father.
c. Heksagon Merah
Heksagon itu sendiri melambangkan selular sedangkan warna merah memiliki
makna bahwa Telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan dengan
segala kemungkinannya.
d. Heksagon Abu-Abu Kehitam-Hitaman
Heksagon tersebut melambangkan bahwa Telkomsel selalu siap mengayomi dan
terus memenuhi kebutuhan pelanggannya, sedangkan warna abu-abu adalah
warna logam yang berarti juga kesejukan,luwes dan fleksibel.
e. Pertemuan 2 Lingkaran Elips Berwarna Putih
Kedua lingkaran elips tersebut berpotongan di atas heksagon merah yang
membentuk huruf t yang merupakan huruf awal dari Telkomsel. Dan warna
putih mengandung warna kebersihan ,keterbukaan dan transparansi.
2.4

Jasa-Jasa PT. Telkomsel


Jasa-jasa yang ditawarkan oleh PT. Telkomsel antara lain:
1. kartuHALO
Berikut adalah tampilan kartuHalo yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tampilan kartuHALO


kartuHalo adalah kartu perdana yag dikeluarkan Telkomsel, dimana dalam
kartuHALO tertampung data pelanggan, fasilitas/jasa yang dapat dinikmati pelanggan
serta PIN (kode akses rahasia yang terdiri dari 4-8 angka yang hanya diketahui oleh
pemilik kartu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjaga).
Tampilan kartuHALO memiliki keunikan yang tidak terdapat pada sim card
lainnya. Dengan menampilkan gambar yang menonjolkan adat istiadat dari seluruh
propinsi di Indonesia Telkomsel ingin menyampaikan pesan melalui kartuHALO ini
bahwa Telkomsel adalah operator yang memiliki cakupan di seluruh tanah air dan
semangat jiwa nasionalisme.
kartuHALO terdiri dari:
a.

HALO Fit
HALO Fit adalah solusi untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan

pelanggan dalam berkomunikasi. Dengan beragam paket yang ditawarkan, didukung


oleh semua kenyamanan fasilitas dan layanan kartuHALO dan jaringan terluas dan
berkualitas Telkomsel.
b. HALO Keluarga
HALO Keluarga biasanya digunakan untuk anggota keluarga yang sering
berkomunkasi satu sama lain melalui telepon selular. Dengan layanan ini, pelanggan
dapat menikmati fasilitas bebas roaming nasional setiap menerima telepon dari anggota
paket HALO Keluarga yang terdaftar. Ditambah diskon airtime 20% untuk pembicaraan
antar anggota HALO Keluarga dan biaya abodemen yang lebih murah untuk
kartuHALO tambahan,komunikasi antar anggota jadi makin hemat lagi.
8

c. HALOhybrid
HALOhybrid biasanya didesain khusus agar pelanggan dapat menikmati
keuntungan dari fitur-fitur yang terdapat pada dua layanan sekaligus, prabayar dan
pascabayar.
d. HALOData
Fungsi operator seluler kini bukan saja sebagai peyedia layanan voice namun
juga sudah berkembang menjadi penyedia layanan data atau internet. Saat ini Telkomsel
belum memiliki produk yang dedikasi menyediakan layanan khusus bagi pelanggan
yang menginginkan akses ke layanan data.
Layanan data yang disediakan operator seluler melalui teknologi GPRS
(General Packet Radio Service) mulai dipandang sebagai salah satu solusi untuk
mengatasi kelangkaan infrastruktur Internet di Indonesia. Memanfaatkan ponsel sebagai
sebuah modem yang terhubung dengan komputer maupun komputer saku melalui infra
red kini sudah sering dilakukan orang di Indonesia. Ponsel (PDA) kini semakin banyak
di pasaran bahkan dengan harga yang relatif murah. Untuk Telkomsel sebagai operator
seluler perlu membuat suatu inovasi yang dapat memberikan kemudahan bagi
pelanggannya untuk mengakses layanan GPRS maupun layanan Data lainnya dengan
tanpa mengurangi kegiatan melakukan voice call.
Tujuan diberikannya layanan kartuHALO Data, antara lain:
1. Guna memenuhi kebutuhan untuk dapat melakukan akses WAP dan internet dari
mobile terminal (notebook, PDA, dll).
2. Sebagai SIM Card tambahan untuk digunakan pada terminal dengan
PCMCIA,Ponsel, dll untuk mengakses Internet melalui GPRS.
3. Dengan kartuHALO Data pengguna tidak perlu memindahkan SIM card dari
telepon selulernya saat hendak melakukan akses layanan data dengan
menggunakan terminal lain selain telepon selulernya.
kartuHALO

Data adalah

produk kartuHALO yang

diperuntukan

bagi

pelanggan yang membutuhkan akses layanan DATA melalui jaringan GSM/GPRS.


Spesifikasi kartuHALO Data adalah memiliki kemampuan akses ke layanan
data dengan tarif variable sesuai dengan pemakaian pelanggan. kartuHALO
Data memiliki MSISDN sendiri dan sebagai kartuHALO tambahan agar dapat
digunakan untuk mengakses layanan DATA.

kartuHALO Data dapat diperoleh di grapari terdekat, dengan persyaratan


sebagai berikut :
a. Pelanggan telah memiliki kartuHALO Regule, HALO Bebas Free Roaming atau
Free SMS.
b. Mengisi Formulir berlangganan dan membayar biaya registrasi sebesar Rp.
50.000 (Limapuluh ribu rupah)
c. Pelanggan hanya di ijinkan memiliki 1 (satu) buah kartu HALO Data.
2. simPATI
Berikut adalah tampilan kartuHalo yang diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Tampilan kartu simPATI


simPATI merupakan Kartu Prabayar (prepaid) yang dikeluarkan oleh Telkomsel.
simPATI dapat digunakan di seluruh Indonesia dengan tarif terjangkau, telepon hemat
ke sesama pelanggan Telkomsel maupun operator lain dan SMS hemat untuk mengirim
pesan di dalam mauapun ke luar negeri.
Fitur & Layanan
1. MMS & GPRS
Pelanggan dapat mengirim atau menerima pesan dalam bentuk teks, gambar, klip suara
ataupun kombinasi. Pastikan kita sudah mengaktifkan layanan ini atau ketik GPRS
SMS ke 6616.
2. Roaming Internasional
Layanan langsung aktif di lebih 200 negara, tetap bisa berkomunikasi saat berada di
luar negeri.
3. Transfer Pulsa
10

Anda dapat mengirimkan pulsa ke nomor simPATI lainnya, sesuai kebutuhan dengan
cara hubungi *858# dan ikuti petunjuknya.
4. Video Call
Komunikasi semudah dan semurah voice call.
3. Kartu As
Berikut adalah tampilan kartuHalo yang diperlihatkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Tampilan Kartu As


Kartu As merupakan Kartu Prabayar (prepaid) yang dikeluarkan oleh Telkomsel.
Kartu As dapat diisi ulang seperti halnya dengan kartu prabayar yang ada di Indonesia.
Kartu As dapat digunakan di seluruh Indonesia, tarif percakapan sangat kompetitif
karena mempunyai 2 tarif khusus, yaitu :
1. Tarif Murah (tarif flat kartu As ke pelanggan non Telkomsel)
2. Tarif Super Murah (tarif flat kartu As ke seluruh pelanggan Telkomsel)
Kartu As Gak Ada Matinya
Salah satu inovasi dari Kartu As adalah Gak Ada Matinya, artinya :
a. Periode aktif Perdana dimulai saat pelanggan mengaktifkan kartu As dan
langsung memiliki masa aktif selama 30 hari dan masa isi ulang selama 30 hari.
b. Masa aktif tidak tergantung pada besarnya nilai pulsa yang dimasukkan, akan
tetapi bergantung pada jumlah pemakaian. Cukup dengan menggunakan pulsa
senilai Rp. 10.000 per 30 hari, maka kartu As akan tetap aktif atau gak ada
matinya.
11

c. Penggunaan pulsa dalam masa aktif kurang dari minimum penggunaannya (Rp.
10 rb / 30 hr), maka sisa pulsa yang ada tidak akan dipotong, akan tetapi
pelanggan akan masuk pada masa isi ulang (grace periode). Selama masa isi
ulang pelanggan tidak dapat melakukan panggilan maupun SMS, tetapi hanya
dapat menerima panggilan.
d. Pengisian pulsa pada masa aktif tidak akan mengubah masa periode aktif.
Berapapun nilai pulsa yang diisikan, kartu As akan selalu aktif jika terus
digunakan.
e. Pengisian pulsa pada masa isi ulang akan menambah masa aktif selama 30 hari
kedepan dihitung sejak pulsa diisikan.
f. Sisa pulsa kartu As tidak pernah negatif atau minus.
Beberapa Nomor Khusus yang dapat digunakan oleh pelanggan kartu As, sbb :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

116 untuk menghubungi call center / layanan pelanggan, tidak dikenakan biaya.
888 untuk melakukan pengisian pulsa.
188 untuk mengetahui sisa kredit pulsa dengan panduan suara (IVR).
*888# untuk mengetahui sisa kredit pulsa, masa aktif dan total penggunaan
selama masa aktif.
*887# untuk mengetahui jumlah pemakaian terakhir.
*889# untuk mengetahui jumlah bonus yang masih ada.

4. TELKOMSELFlash
Berikut adalah tampilan kartuHalo yang diperlihatkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Tampilan TELKOMSELFlash


TELKOMSELFlash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang
disediakan oleh TELKOMSEL untuk seluruh pelanggannya (kartuHALO, simPATI, dan
kartu As). Layanan ini didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS
TELKOMSEL yang dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7,2 Mbps.
TELKOMSELFlash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan
koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat
dilakukan dimana saja dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL.
12

TELKOMSELFlash memberikan keuntungan-keuntungan kepada pelanggan,


yaitu:
a. Mudah dikontrol
Dengan pilihan paket Unlimited, kita dapat menggunakan internet sepuasnya
tanpa khawatir dengan batasan waktu dan kelebihan biaya akses. Bagi pengguna
kartu prabayar (simPATI atau kartu As), kita bisa lebih mudah mengontrol
penggunaan internet dan pengeluaran kita dengan memilih paket berbasis waktu
(Time Based).
b.

Fleksibel
Kita dapat menggunakan dan mendaftarkan kartu Telkomsel apa saja.

c. Kecepatan tinggi
Kita dapat menikmati pengalaman akses internet dengan kecepatan sampai 7,2
Mbps.
d.

Jangkauan Jaringan Yang Luas


Akses internet dimana saja dan kapan saja, dalam jangkauan jaringan 3G/HSDPA
Telkomsel.

2.5

NSA (Network Service Area)


NSA (Network Service Area) merupakan salah satu departemen yang ada dalam

naungan PT. Telkomsel. Departemen NSA di PT.Telkomsel Medan ini membawahi 2


Propinsi dalam wilayah regional Sumbagut, yaitu: Nangroe Aceh Darussalam dan
Sumatera Utara.
Fokus dari departemen NSA adalah melakukan pemeliharaan terhadap Base
Switching Syste (BSS), Transmisi, serta masalah-masalah yang terdapat pada jaringan
Telkomsel baik yang teknis maupun non-teknis.
Permasalahan jaringan saat ini yang masih terkendali adalah rendahnya
availability power dan transmisi, sehingga mempengaruhi performansi dari BSS tetapi
sudah memenuhi target yang ditentukan. Permasalahan yang paling sering muncul
adalah rusaknya modul pada BTS yang disebabkan oleh 2 kondisi yaitu bisa dari modul
itu sendiri dan bisa dari luar modul misalnya pengaruh suhu ataupun sambaran petir.
Permasalahan lainnya adalah terjadinya interferensi pada saluran transmisi akibat
terjadinya pembangunan tower baru dari operator yang berbeda. Kondisi ini menjadi
tugas rutin dari departemen Network Service Area (NSA) untuk mencapai performansi
yang baik antara end user dari end to end.
13

BAB III
GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM)
Global System for Mobile atau GSM adalah generasi kedua dari standar sistem
selular yang tengah dikembangkan untuk mengatasi problem fragmentasi yang terjadi
pada standar pertama di negara Eropa. GSM adalah sistem standar selular pertama di
dunia yang menspesifikasikan digital modulation dan network level architectures and
service. Sebelum muncul standar GSM ini negara-negara di Eropa menggunakan
14

standar yang berbeda-beda, sehingga pada saat itu tidak memungkinkan seorang
pelanggan menggunakan single subscriber unit untuk menjangkau seluruh benua Eropa.
Pada awalnya sistem GSM ini dikembangkan untuk melayani sistem selular panEropa dan menjanjikan jangkauan network yang lebih luas seperti halnya penggunaan
ISDN. Pada perkembangaannya sistem GSM ini mengalami kemajuan pesat dan
menjadi standar yang paling populer di seluruh dunia untuk sistem selular. Bahkan
pertumbuhannya diprediksikan akan mencapai 20 sampai 50 juta pelanggan pada tahun
2000.
Penggunaan alokasi frekuensi 900 MHz oleh GSM ini diambil berdasarkan
rekomendasi GSM (GropMobile station special Mobile) cimitte yang merupakan salah
satu group kerja pada conference Europeene Postes des Telecommunication (CEPT).
Namun pada akhirnya untuk alasan marketing GSM berubah namanya menjadi yhe
Global Sistem for Mobile Communication, sedangkan standar teknisnya diambil dari
European Technical Standards Institute (ETSI).
GSM pertama kali diperkenalkan di Eropa pada tahun 1991 kemudian pada akhir
1993, beberapa negara non-Amerika seperti Amerika Selatan, Asia dan Australia mulai
mengadopsi GSM yang akhirnya menghasilkan standar baru yang mirip yaitu DCS
1800, yang mendukung Personal Communication Service (PCS) pada frekuensi 1,8
GHz sampai 2 GHz.
3.1. Jaringan GSM
GSM

memberikan

suatu

rekomendasi

bukan

suatu

persyaratan.

GSM

menspesifikasikan fungsi-fungsi dan antarmuka yang diperlukan secara detail bukan


mengarah ke perangkat keras yang digunakan. Alasan tersebut didasari untuk
membatasi para desainer sekecil mungkin namun tetap saja memungkinkan para
operator untuk membeli perangkat dari penyedia yang berbeda. Jaringan GSM dibagi
menjadi tiga sistem utama : Switching System (SS), Base Station System (BSS), dan
Sistem Operasi dan Support (OSS). Elemen dasar jaringan GSM ditunjukkan pada
Gambar 3.1.

15

Gambar 3.1 Elemen-elemen Jaringan GSM


3.1.1. Sistem Switching
Sistem switching bertanggung jawab untuk melakukan proses panggilan dan
fungsi pelanggan. Sistem switching mencakupi fungsional unit sebagai berikut:
Home Location Register (HLR)
HLR merupakan suatu basis data yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur
abondemen. HLR mempertimbangkan basis data yang paling penting, dimana
menyimpan data secara permanen tentang pelanggan, termasuk layanan profile nya,
informasi lokasi, dan status aktivitas. Ketika perseorangan menjadi pelanggan dari
suatu operator PCS, maka dia telah terdaftar di HLR operator tersebut.
Mobile Services Switching Center (MSC)
MSC melakukan fungsi telepon switching dari suatu sistem. MSC mengontrol
panggilan ke dan dari telepon lainnya dan sistem data. Dan juga melakukan fungsi
sebagai toll ticketing, antarmuka jaringan, pensinyalan kanal umum, dan lainnya.
Visitor Location Register (VLR)
VLR adalah basis data yang berisi informasi sementara tentang pelanggan, dimana
diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang datang berkunjung. VLR
selalu terintegrasi dengan MSC. Ketika station bergerak menjelajahi ke dalam area
MSC yang baru, VLR tersambung ke MSC yang akan meminta data tentang stasion
bergerak tersebut dari HLR. Nantinya, jika stastion bergerak melakukan panggilan,
16

VLR akan mempunyai informasi yang diperlukan untuk setup panggilan tanpa harus
menginterogasi HLR setiap saat.
Authentication Center (AUC)
Unit yang disebut AUC ini menyediakan autentikasi dan enkripsi parameter untuk
memverifikasi identitas pengguna dan menjamin kerahasiaan dari setiap panggilan.
AUC melindungi operator jaringan dari tipe-tipe penggelapan atau kecurangan yang
berbeda yang telah ditemukan saat ini di dunia selular.
Equipment Identity Register (EIR)
EIR adalah basis data yang berisi informasi tentang identitas dari perlengkapan
mobile untuk mencegah panggilan dari pencurian, unauthorized, atau station
bergerak yang rusak. AUC dan EIR diimplementasikan sebagai node yang berdiri
sendiri atau kombinasi node AUC/EIR.
3.1.2. Base System Switching (BSS)
Seluruh fungsi dari radio dilakukan di BSS, dimana terdiri dari Base Station
Controller (BSC) dan Base Transceiver Stations (BTS).
Base Station Controller BSC)
BSC menyediakan seluruh fungsi pengawasan dan hubungan fisik antara MSC dan
BTS. BSC merupakan switch berkapasitas tinggi yang melakukan fungsi sebagai
handover, data konfigurasi cell, dan kontrol level daya Radio Frekuensi (RF) di
Base Transceiver Stations. Sejumlah BSC dapat dilayani oleh MSC.
Base Transceiver Stations (BTS)
BTS menangani antarmuka radio ke mobile station. BTS adalah perlengkapan radio
yang diperlukan untuk melayani setiap panggilan di masing-masing cell dalam suatu
jaringan.
3.1.3. Operasi dan Support Sistem
Operation

and

Maintenance

Center

(OMC)

tersambung

ke

seluruh

perlengkapan Sistem Switching dan ke BSC. Implementasi dari OMC disebut


Operation and Support System (OSS). OSS merupakan wujud fungsional dari
pemantauan jaringan operator dan pengontrolan sistem. Kegunaan dari OSS adalah
untuk menawarkan ke langganan biaya efektif support untuk sentralisasi, regional, dan
lokal operasional dan aktivitas pemeliharaan dimana diperlukan untuk jaringan GSM.
17

Fungsi yang penting dari OSS yaitu memberikan gambaran jaringan dan dukungan
aktivitas pemeliharaan dari operasi yang berbeda dan pemeliharaan organisasi.
3.1.4. Tambahan Elemen fungsional
Fungsional elemen lainnya diperlihatkan pada Gambar 3.1, yaitu:
Message Center (MXE)
MXE adalah node yang melakukan suara, fax, dan pesan data. Khususnya
menangani layanan pesan singkat, cell broadcast, voice mail, fax mail, email, dan
notifikasi.
Mobile Service Node (MSN)
MSN adalah node yang menangani layanan mobile Intelligent Network (IN).
Gateway Mobile Service Switching Center (GMSC)
Gateway adalah node yang digunakan untuk saling mengubungkan dua jaringan.
Gateway kadang diimplementasikan di dalam MSC. MSC kemudian mengacu ke
GMSC.
GSM Interworking Unit (GIWU)
GIWU terdiri dari hardware dan software yang menyediakan antarmuka ke berbagai
jaringan untuk komunikasi data. Melalui GIWU, pemakai dapat bergonta-ganti
antara percakapan dan data pada saat panggilan yang sama. Perlengkapan hardware
GIWU secara fisik terletak di MSC/VLR.
3.2. Area Jaringan GSM
Jaringan GSM dibuat berdasarkan area geografi. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.2.

18

Gambar 3.2 Area Jaringan GSM


Area tersebut termasuk cell, area lokasi (LA), area layanan MSC/VLR, dan Public
Land Mobile Network (PLMN).
Cell adalah area radio yang dapat diberikan oleh satu Base Transceiver Station.
Jaringan GSM mengidentifikasi masing-masing cell melalui nomor Cell Global Identify
(CGI) yang ditandai ke masing-masing cell. Lokasi area (LA) adalah group dari cellcell. LA merupakan area di mana pelanggan dipanggil. Masing-masing LA dilayani
oleh satu atau lebih base station pengontrol, hanya oleh satu MSC (Gambar 3.3).
Masing-masing LA ditandai nomor identitas area lokasi (LAI).

Gambar 3.3 Area Lokasi


Pelayanan area MSC/VLR mewakili bagian dari jaringan GSM yang tercakup
oleh satu MSC dan dapat pula dicapai, yang terdaftar di VLR dan MSC. Hal ini
ditunjukkan pada Gambar 3.4.

19

Gambar 3.4 Area Service MSC/VLR


Area Layanan PLMN adalah area yang dilayani oleh jaringan operator seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Area Jaringan PLMN


3.3. Spesifikasi GSM
Sebelum melihat ke spesifikasi GSM, adalah hal yang penting untuk mengerti
beberapa terms dasar berikut:
Bandwidth
Range dari batas kanal; lebih lebar bandwidth, lebih cepat data dapat dikirim.
Bits per Second (bps)
Pulsa tunggal dari data; delapan bit sama dengan satu byte.
Frekuensi
Banyaknya putaran per unit waktu. Frekuensi diukur dalam Hertz (Hz).
Kilo (k)
20

Kilo menunjukkan 1000; singkatan kbps menyatakan 1000 bits per detik.
Megahertz (MHz)
1,000,000 Hertz (putaran per detik).
Millisecond (ms)
Seperseribu dari satu detik.
Watt(W)
Ukuran daya pemancar.
Spesifikasi untuk layanan sistem Personal Communication Services (PCS) yang
berlainan akan merubah jaringan PCS tersebut. Daftar di bawah mendeskripsikan
spesifikasi dan karakteristik GSM.
Frekuensi Band
Range Frekuensi yang dispesikasikan untuk GSM adalah 1,850 to 1,990 MHz
(Mobile station ke Base Station).
Duplex Distance
Duplex distance adalah 80 Mhz. Duplex distance ialah jarak antara frekuensi uplink
dan downlink. Satu kanal memiliki dua frekuensi, terpisah 80 MHz.
Channel Separation
Pemisahan antara frekuensi pembawa terdekat. Di GSM, ini adalah 200 KHz.
Modulation
Modulasi adalah proses mengirim sinyal dengan merubah karakterikstik dari
frekuensi pembawa. Hal ini dapat dilakukan pada GSM melalui Gaussian Minimum
Shift Keying (GMSK).
Transmission Rate
GSM adalah sistem digital dengan laju over-the-air 270 kbps.
Access Method
GSM memanfaatkan konsep Time Division Multiple Access (TDMA). TDMA
adalah teknik di mana beberapa panggilan berbeda memungkinkan berbagi
pembawa yang sama. Tiap panggilan ditandai slot waktu yang akurat.
Speech Coder
GSM menggunakan Linear Predictive Coding (LPC). Maksud dari LPC adalah
untuk mengurangi laju bit. LPC memberikan parameter untuk filter yang menirukan
21

vokal. Sinyal lewat melalui filter ini, meninggalkan di belakang sinyal sisa.
Percakapan dienkode pada 13 kbps.
3.4. Sistem Radio GSM
Sistem radio GSM dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Menggunakan 2 band dengan lebar 25 MHz untuk masing-masing arah link data.
frekuensi 890-915 MHz band digunakan untuk uplink ke arah Base Station
sedangkan frekuensi 935-960 digunakan untuk alokasi frekuensi downlink ke arah
subscriber.

GSM menggunakan FDD dan kombinasi dari TDMA dan FDMA agar BTS dapat
menyediakan akses yang simultan kepada multiple user.

Kedua alokasi frekuensi tersebut masing-masing dibagi lagi kedalam beberapa


kanal frekuensi lagi dengan lebar masing 200 KHz yang biasa disebut sebagai
ARFCN (Absolute Radio Frekuensi Channel Numbers). ARFCN mensyaratkan
bahwa untuk masing arah frekuensi uplink dan downlink dipisahkan dengan lebar
frekuensi 45 MHz.

Setiap alokasi frekuensi tertentu atau ARFCN dipakai bersama-sama oleh 8 user
dengan menggunakan metode TDMA, masing-masing user menggunakan time slot
tertentu yang unik.

Data rate untuk masing-masing kanal radio tersebut adalah sebesar 270,833 Kbps
menggunakan binari BT=0,3 GMSK Modulation, dengan signaling bit duration
sebesar 3,692 S maka rate efektif yang diperoleh masing-masing user adalah
sebesar 33,854 Kbps.

Dengan maksimum overhead yang digunakan oleh GSM, maka data dari user
dikirimkan dengan rate maksimum 24,7 Kbps.

Setiap time slot yang dialokasikan untuk setiap user memiliki ekivalen 156,25
channel bits. Namun terdiri dari 8,25 bits untuk guard time, dan 6 untuk total start
dan stop bit untuk mencegah terjadinya overlap antara time slot.

22

Setiap time slot memiliki durasi 5576,92 S sedangkan sebuah singel TDMA frames
memilki durasi 4,615 ms, sehingga total kanal yang tersedia dengan bandwith 25
Mhz adalah sebesar 125. Jika masing-masing kanal radio memilki 8 time slot maka
terdapat total 1000 trafik yang dapat dilayani oleh GSM.

Secara praktek digunakan Guard Band sebesar 100 KHz pada upper dan lower
spektrum GSM, sehingga hanya tersedia 124 kanal.

Tabel 3.1 memperlihatkan spesifikasi parameter sistem radio GSM.


Tabel 3.1 Spesifikasi Parameter Sistem Radio GSM
Parameter GSM

Specifications

Reserve Channel Frequency

890-915 MHz

Forward Channel Frequency

935-960 MHz

ARFCN Number

0 to 124 dan 975 to 1023

Tx/Rx Freq Spacing

45 MHz

Tx/Rx Time Slot Spacing

3 time Slot

Modulation data rate

270,833 kbps

Frame Periode

4,615 ms

User per Frame

Time Slot periode

576,9 Us

Bit Periode

3,692 uS

Modulation

0,3 GMSK

ARFCN Channel Spacing

200 KHz

Interleaving (max delay)

40 ms

Voice Coder Bit Rate

13,4 kbps

3.5. Layanan Langganan GSM


Ada dua tipe dasar layanan yang ditawarkan GSM: telephony (juga mengacu
kepada teleservices) dan data (juga mengacu kepada bearer services). Layanan
telephony terutama merupakan layanan suara yang memenuhi kebutuhan kapasitas
untuk memancarkan sinyal data yang cocok antara dua akses point sebagai antarmuka
ke jaringan. Panggilan darurat dan telepon biasa, berikut pelayanan yang dapat
diberikan bagi pelanggan oleh GSM:

Dual-Tone-Multi Frekuensi (DTMF)


23

DTMF adalah gabungan nada pensinyalan yang terkadang digunakan untuk


mengontrol berbagai maksud melalui jaringan telepon, seperti remote control mesin
penjawab. GSM mendukung penuh teknologi DTMF.

Facsimile Group III


GSM mendukung CCITT Group 3 faksimili. Sebagai standar mesin fax yang di
desain untuk terhubung ke telepon menggunakan sinyal analog, pengubah khusus
fax disambungkan ke pertukaran dengan menggunakan sistem GSM. Ini
memungkinkan GSM tersambung fax untuk berkomunikasi dengan fax analog
lainnya di jaringan.

Short Message Services


Fasilitas yang tepat dari jaringan GSM adalah short message services. Sebuah pesan
terdiri dari maksimum 160 karakter alphanumeric dengan beberapa keuntungan.
Jika pelanggan unit mobile mematikan alatnya atau meninggalkan coverage area,
pesan akan disimpan dan mengirimkan kembali saat mobile unit telah kembali
menyala atau telah memasuki area yang tercakup dalam suatu jaringan. Fungsi ini
menjamin suatu pesan akan diterima.

Cell Broadcast
Variasi dari layanan SMS adalah fasilitas cell broadcast. Sebuah pesan dengan
maksimum 93 karakter dapat di pancarkan tersebar ke seluruh pelanggan mobile
pada area geografi tertentu.

Voice Mail
Layanan ini sebenarnya seperti mesin penjawab di dalam suatu jaringan, di mana
dapat dikontrol oleh pelanggan. Panggilan dapat diteruskan ke pelanggan voicemail-box dan pelanggan mengecheck pesan tersebut dengan menggunakan kode
keamanan pribadi.

Fax Mail
Dengan layanan ini, pelanggan dapat menerima pesan fax pada mesin fax lainnya.
Pesan tersebut tersimpan di service center di mana mereka dapat diperoleh oleh
pelanggan melalui kode keamanan pribadi yang diinginkan nomor fax.

24

3.6. Layanan Tambahan


GSM mendukung layanan-layanan tambahan secara luas dan juga mendukung
layanan telephony dan data. Sebagian daftar layanan tambahan GSM adalah sebagai
berikut:

Call Forwarding
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk meneruskan panggilan yang masuk ke
nomor lain jika mobile unit yang tidak dapat dicapai, jika sedang sibuk, tidak ada
balasan, atau jika fasilitas panggilan diteruskan digunakan pada saat keadaan tak
terkondisi.

Barring of Outgoing Calls


Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk mencegah seluruh panggilan keluar.

Barring of Incoming Calls


Berfungsi untuk mencegah panggilan masuk. Terdapat dua kondisi yaitu barring
seluruh panggilan masuk dan barring seluruh panggilan masuk bila termasuk
roaming.

Advice of Charge (AoC)


Layanan AoC memungkinkan pelanggan memperkirakan biaya panggilan. Terdapat
dua tipe informasi AoC yaitu, yang pertama memungkinkan pelanggan
memperkirakan tagihan biaya dan yang kedua dapat digunakan untuk pengisian.
AoC untuk panggilan berupa data sebagai basis menghitung waktu.

Call Hold
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk menyela panggilan dan secara
berurutan membuat panggilan kembali. Layanan ini hanya dapat dipakai ke telepon
biasa.

Call Waiting
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk diberitahukan adanya panggilan
masuk ketika sedang terjadi percakapan. Pelanggan dapat menjawab, menolak, atau
menyisihkan panggilan yang datang tersebut. Call wating hanya dapat dipakai ke
seluruh layanan telekomunikasi GSM dengan menggunakan koneksi circuitswitched.

Multiparty Service

25

Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan percakapan multyparty


percakapan yang simultan antara 3 dan 6 pelanggan lainnya. Layanan ini hanya
dapat dipakai untuk telepon biasa.

Calling Line Identification Presentation/Restriction


Layanan ini menyediakan called party dengan layanan ISDN secara terpadu.
Pembatasan layanan memungkinkan party yang memanggil untuk membatasi
presentasi.

Closed User Gorups (CUGs) CUGs


Pada umumnya sebanding dengan PBX, di mana merupakan group dari pelanggan
yang capable jika memanggil group mereka sendiri dan nomor-nomor tertentu.

26

BAB IV
BASE TRANSCEIVER STATION
4.1

Pengertian BTS
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk

baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani
perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan
pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang
mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu
Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun
serat optik.
Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi
nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti
GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari Base Station Subsystem
(BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan
untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band
pass filter), dll. Antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam
arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki
transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi
yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS
dikendalikan oleh Base Station Kontrol (BSC). BSC ini dilaksanakan sebagai unit
diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS kompak. Para BSC menyediakan
operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS),
dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat
lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi
nirkabel.
4.2

Topologi BTS
BTS & handphone sama-sama disebut transceiver (kepanjangan BTS = Base

Transceiver Station) karena sifatnya yang sama-sama bisa mengirim informasi &
menerima informasi. Pada saat BTS mengirim informasi kepada handphone, saat itu
27

pula handphone juga bisa mengirim informasi kepada BTS secara bersama-sama
selayaknya saat pelanggan mengobrol via telepon, kedua pelanggan bisa berbicara
bersamaan. Dalam topologinya (yang diperlihatkan pada Gambar 4.1), BTS berfungsi
untuk menyediakan jaringan (interface) berupa sinyal radio gelembang elektromagnetik
untuk penggunanya dalam hal ini adalah handphone, modem, fax dll. Frekuensinya
mengikuti alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada operator masing-masing, ada
yang di band 450MHz, 800MHz, 900MHz, 1800 MHz maupun frekuensi diatas itu.
Komunikasi dari arah BTS ke pengguna disebut downlink, sedangkan jalur frekuensi
yang digunakan mengirim informasi dari pengguna ke BTS disebut uplink yang
diperlihatkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Topologi BTS

Gambar 4.2 Downlink dan Uplink

28

Ada penyebab dimana frekuensi downlink dibuat lebih tinggi daripada frekuensi uplink,
hal ini berhubungan dengan masalah daya yang harus disediakan oleh perangkat
pengguna dalam hal ini adalah baterai handphone. Dalam ilmu sains semakin tinggi
frekuensi maka gangguan (noise) akan semakin besar, sehingga diperlukan daya yang
lebih besar agar kualitasnya lebih terjamin. Kalau frekuensi uplink menggunakan
frekuensi yang tinggi maka konsekuensinya baterai handphone bisa lebih boros dan
cepat habis. Makin jauh jarak pengguna handphone ke BTS juga berpengaruh terhadap
kebutuhan daya Hubungan jarak adalah berbanding terbalik dengan kualitas sinyal,
makin dekat jarak makin bagus pula kualitasnya. Sebaliknya makin jauh jarak makin
berkurang kualitasnya. Efeknya apa? kalau kualitas sinyal handphone yang diterima
oleh BTS menurun maka BTS akan memerintahkan handphone untuk menaikkan daya
pancarnya, tentu saja pemakaian baterai akan cepat habis.
4.3

Komponen BTS

4.3.1 Tower
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat
atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk
menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi
dan informasi. Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan
informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di
bawahnya. Tower BTS memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk
hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman
bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya. Berikut ini adalah tower BTS yang
diperlihatkan pada Gambar 4.3.

29

Gambar 4.3 Tower BTS


Tipe tower jenis ini pada umumnya 3 macam, yaitu :
Tower dengan 4 kaki, atau tower pipa besar (diameter pipa 30 cm keatas)
Tower dengan 4 kaki sangat jarang roboh, karena memiliki kekuatan tiang
pancang yang baik serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tipe ini mahal
biayanya (650 juta hingga 1 milyar rupiah), namun kuat dan mampu menampung
banyak antena dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan
bisnis komunikasi dan informatika yang bonafit. (Indosat, Telkom, Xl, dll).
Tower segitiga yang dikokohkan dengan tali pancang.
Tower Segitiga disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas.
Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di
bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60
meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun atas
beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang panjangnya 4 meter namun ada juga
yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya
makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak
patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena
ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di
tower bagian atas.

30

Pipa besi yang dikuatkan dengan tali pancang.


Tower jenis

ketiga

lebih

cenderung

untuk

dipakai

secara

personal.

Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan
melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu
pada spanner. Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis
ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet)
yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi
datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).
Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi / NOS =
Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang,
serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka penghematan biaya. Dari berbagai
fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya
tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu
keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan
ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti.
Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.
Tower BTS terendah (40 meter) memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat
dengan frekuensi 800 MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan
standar yang dikeluarkan WHO maksimal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5 (800
MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz). Sedangkan radiasi dari radio informatika/internet
(2,4 GHz) hanya sekitar 3 watt/m2 saja. Masih sangat jauh dari ambang batas WHO
9 watt/m2. Radiasi ini makin lemah apabila tower makin tinggi. Ratarata tower seluler yang dibangun di Indonesia memiliki ketinggian 70 meter. Dengan
demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu mengancam
keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan penerapan standar
material, dan konstruksinya yang benar, serta perawatan tiap tahunnya.
Komponen yang ada pada BTS :
Antena Sektoral
Antena didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai pelepas
energi

gelombang

elektromagnetik

diudara

dan

juga

bisa

sebagai

penerima/penangkap energi gelombang elektromagnetik diudara. Karena merupakan


perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus
mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya.
31

Antena adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik lalu meradiasikannya. Antena sektoral merupakan antena yang
memancarkan dan menerima sinyal sesuai dengan sudut pancar sektornya. Antena
yang digunakan adalah antena 3 sektor dengan kombinasi Distributed Control
System. Berikut adalah gambar atau tampilan dari antena sektoral yang diperlihatkan
pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Antena Sektoral


Antena Microwave
Microwave system adalah sebuah sistem pemancaran dan penerimaan
gelombang mikro yang berfrekuensi sangat tinggi. Microwave system digunakan
untuk komunikasi antar BTS atau BTS-BSC. Microwave System yang digunakan
merupakan sistem indoor. Namun antena microwave tetap terpasang menara.
Pada antena Microwave (MW) Radio, yang bentuknya seperti rebana genderang,
itu termasuk jenis high performance antenna. Biasanya ada 2 brand, yaitu Andrew
and RFS. Ciri khas dari antena high performance ini adalah bentuknya yang seperti
gendang, dan terdapat penutupnya, yang disebut radome. Fungsi radome antara lain
untuk melindungi komponen antena tersebut, dari perubahan cuaca sekitarnya.
Berikut adalah gambar atau tampilan dar antena microwave yang diperlihatkan pada
Gambar 4.5.

32

Gambar 4.5 Antena Sektoral


Penangkal Petir
Penangkal petir itu semacam rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi
petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya.
Lampu
Lampu adalah peralatan yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
Lampu digunakan untuk penerangan di sekitar lingkungan BTS.
4.1.2

Shelter
Shelter BTS adalah suatu tempat yang disitu terdapat perangkat-perangkat

telekomunikasi. Untuk letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari suatu Tower atau
Menara karena adanya ketergantungan sebuah fungsi diantara keduanya, yakni shelter
BTS dan Tower.
Komponen yang ada pada Shelter :
Pada suatu shelter terdapat RBS 3G dan RBS 2G, pada 1 RBS terdapat 6 TRU
dan 1 TRU terdapat 2 TRx. TRx adalah perangkat yang memancarkan dan menerima
sinyal komunikasi dari/ke perangkat mobile. TRx terdiri dari perangkat Transmitter dan
Receiver.
Transmisi
Perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik pada BTS.Menghubungkan
dari TRx ke BOIA adalah Prosesor BTS (bentuk sama dengan Base band,namun
memiliki port penghubung untuk maintenance).
Rectifier
33

Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari PLN
dikonversikan

ke

dalam

tegangan

searah

untuk

dikomsumsi

perangkat

lainnya. Terdapat 2 buah modul, tiap modulnya mensuplai 30 Ampere, Tegangan


yang digunakan di BTS adalah -48 Vdc.
AC ( Air Conditioner )
AC adalah suatu komponen/peralatan yang dipergunakan untuk mengatur suhu,
sirkulasi, kelembaban dan kebersihan udara di dalam ruangan.
PDB ( Power Distribution Board )
Berupa kotak berisi MCB / saklar-saklar power tiap-tiap perangkat.
Lampu
Untuk member penerangan di sekitar BTS.
Power Distribution Box
Untuk mendistribusikan / membagikan arus listrik ke berbagai komponen yang
digunakan pada BTS yang diperlihatkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Power Distribution Box


Grounding
Berfungsi untuk mengurangi atau menghindari bahaya yang disebabkan oleh
tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan tinggi yang diperlihatkan
pada Gambar 4.7.

34

Gambar 4.7 Grounding


4.3 Spesifikasi BTS
BTS yang digunakan PT.Telkomsel adalah RBS 2202 dan RBS 6201 dimana RBS
2202 dipakai pada jaringan GSM (2G) dan RBS 6201 pada jaringan UMTS (3G).
Berikut merupakan tampilan RBS 2202 yang ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 RBS 2202


Kabinet RBS 2202 berisi unit perangkat keras berikut. Jumlah unit perangkat
keras per kabinet ditunjukkan dalam tanda kurung.
Climate System (1)
35

Sistem iklim termasuk fans dan filter udara untuk pendinginan.


Combining and Distribution Unit (CDU) (1 - 3)
CDU merupakan antarmuka antara transceiver dan antena sistem.
Distribution Switch Unit (DXU) (0 - 1)
DXU adalah unit kontrol pusat untuk satu RBS dan mendukung antarmuka
transmisi.
Dalam konfigurasi multi-cabinet, di mana base station terdiri dari dua atau tiga
lemari, hanya salah satu lemari akan dilengkapi dengan sebuah DXU.
Energy Control Unit (ECU) (1)
ECU mengontrol dan mengawasi dan peralatan listrik dan peralatan suhu seperti
mengawasi suhu di dalam kabinet.
Internal Distribution Module (IDM) (1)
IDM menangani distribusi dan sekering tegangan sistem (+24 V DC).
Power Supply Unit (PSU) (0-4)
PSU mengkonversi suplai tegangan AC menjadi tegangan DC.
Transceiver Unit (TRU) (1-6)
TRU berisi peralatan untuk transmisi dan penerimaan pada satu radio operator,
Gambar 4.9 menunjukan bagian-bagian dari perangkat yang ada pada RBS outdoor.

36

Gambar 4.9 Kabinet RBS 2202


Spesifikasi dari RBS 2202 dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Spesifikasi RBS 2202
Parameter RBS 2201
Frequency Band:
Tx:
Rx:
Number of Transceivers:
Number of Sectors:
Transmission Interface:
Dimension ( HxWxD ):
Weight:
Power into Antenna Feeder

Receiver Sensitivity
Power Supply
Battery back-up
Operating Temperature

Specifications
E-GSM 900, GSM 1800, GSM 1900
925-960, 1805-1880 ot 1930-1990 MHz
880-915, 1710-1785 or 1850-1910 MHz
1-6
1-3
1.5 Mbit/s (T1), 2 Mbit.s (E1)
1775 x 600 x 400 nm
194 kg (427 lbs)
28 W / 44.5 dBm (GSM 900)
22 W / 43.5 dBm (GSM 1800 / GSM
1900)
-110 dBm
200-250V AC, 50/60 Hz
-48 / -60V DC, +24V DC
Optional external
+5C - +40C (+41F - +104F)

37

Adapun tipe RBS yang dipakai oleh Telkomsel untuk melayani jaringan 3G
adalah RBS 6201 yang ditunjukkan pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 RBS 6201


Sebagian besar komponen di dalam RBS 6201 tidak berbeda dengan RBS 2202
yang dipakai pada jaringan GSM. Namun, jumlah unitnya yang berubah. Spesifikasi
dari RBS 6201 dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Spesifikasi RBS 6201


Public Safety LTE Band 14 Operation
Rentang Frekuensi Penerima
788-798 MHz
Rentang Frekuensi Pengirim
758-768 MHz
Bandwidth Kanal
5 atau 10 MHz
Daya Output Pengirim
Sampai 60 W
Physical and Enviromental
Ukuran ( P x L x T )
23.6 x 19 x 56.5 in
600 x 483 x 1435 mm
Berat
474 lb (215 kg)
Daya
-48 VDC, +24 VDC, 100-250 VAC
Operating Requirements
Suhu: +5C sampai +50C
Relative Humidity: 5-85 %

38

BAB V
PEMAHAMAN KERJA PRAKTEK
5.1

Umum
Salah satu kegiatan pada divisi Network Service Area (NSA) adalah untuk

melakukan pemeliharaan yang rutin terhadap BSS, sehingga dapat dirasakan oleh end
user dari end to end. Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada penanganan
operasional BSS yang ada pada RBS Naga Timbul, RBS Pantai Labuh, RBS Percut,
RBS Kotarih dan Node B Batang Kuis salah satunya yaitu dengan melakukan
troubleshooting.
5.2

Instalasi External Alarm Status


External Alarm Status atau disingkat dengan EAS merupakan sebuah alarm yang

digunakan untuk mengindikasikan bahwa suatu RBS mengalami gangguan atau tidak.
EAS juga berfungsi untuk memberikan informasi kepada OMC mengenai kerusakan
yang dialami RBS. Kerusakan itu antara lain mati listrik, antena sektor tidak bekerja,

39

perangkat yang dicuri sehingga transmisi tidak bekerja, dll. Berikut adalah jenis-jenis
alarm pada RBS ericsson.
1. Kondisi Eksternal Peta Kelas 1 (EC1)
Kondisi yang dilaporkan dalam kelas ini adalah kondisi yang mempengaruhi fungsi
MO. Kondisi eksternal, jenis-jenis alarm EC1 ditunjukkan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kondisi Eksternal Peta Kelas 1 (EC1)
Nomor

Nama Alarm

Definisi Alarm

Cara Penanganan

Alarm
SO CF

LMT (BTS

DXU berada pada Local

tekan tombol Local / Remote

EC1:2

locally

Mode

untuk membawa DXU ke

SO CF

disconnected)
L/R SWI (BTS

DXU dalam local mode

mode remote.
tekan tombol Local / Remote

EC1:4

dalam local

dan tidak dapat dikontrol

untuk membawa DXU

SO CF

mode )
L/R TI (Local

oleh BSC.
The DXU masuk ke

ke mode remote.
Untuk informasi saja, bukan

EC1:5

menjadi

modus remote saat link

kerusakan.

remote saat

turun.

link hilang)
2. Kondisi eksternal Peta Kelas 2 (EC2)
Kondisi yang dilaporkan dalam kelas ini adalah kondisi yang tidak mempengaruhi
fungsi MO. Kondisi eksternal, jenis-jenis alarm EC2 ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kondisi Eksternal Peta Kelas 2 (EC2)
Nomor

Nama Alarm Definisi Alarm

Alarm
SO CF

Link O&M

Alarm ini dikirim dalam dua Ikuti petunjuk di bawah ini

EC2:6

terganggu

kasus berikut:

sampai kesalahan tersebut

1. Setelah link rusak sangat

diperbaiki:

lama, ketika RBS tidak

Cara Penanganan

1. Periksa sambungan kabel

memiliki kontak ke BSC

di RBS. Coba kabel lain.

selama 1 jam, dan RBS-

2. Periksa kabel, sambungan

restart dengan startCause

kabel dan port sepanjang

14 (ARLL), tapi masalah


40

link fisik.

masih terus berlanjut.

3. (Coba port lain, cobalah

2. 40 detik atau lebih setelah

kabel

lain.)

link CF didirikan untuk

kemungkinan

pertama

jaringan lokal.

kalinya,

ada

Periksa
masalah

gangguan pada link OML 4. Dalam hal koneksi remote,


untuk

CF,

dan

link

dilepaskan dan didirikan

hubungi

pemasok

dan

verifikasikan sambungan.

lagi, tapi masalah masih 5. Periksa sambungan kabel


terus berlanjut.

pada akhir BSC link. Coba


kabel

lain.

Periksa

kemungkinan

masalah

SO CF

Pintu RBS

jaringan lokal.
Kesalahan ini menunjukkan Jika alarm masih aktif ketika

EC2:9

(Pintu RBS

bahwa pintu terbuka. Ketika batas 5 menit telah berlalu,

terbuka)

pintu tertutup, alarm akan ikuti

petunjuk

di

bawah

berhenti dalam waktu 5 sampai kesalahan tersebut


menit.

diperbaiki:
1. Periksa saklar pintu, dan
sesuaikan jika diperlukan.

SO CF

sumber daya

Ada

EC2:10

eksternal

pasokan listrik AC atau DC, sampai kesalahan tersebut

gagal

atau kabel input AC ke PSU diperbaiki:


atau

kegagalan

2. Ganti saklar pintu.


dalam Ikuti petunjuk di bawah ini

unit

iklim

telah 1. Sebagai pedoman, periksa

terputus.
Ada

juga

indikator operasional PSU


bisa

menjadi

harus off.

kesalahan ACCU (atau salah 2. Periksa


strapping).

listrik,

rantai
termasuk

pasokan
kabel,

sekering eksternal, pemutus


sirkuit, dan sebagainya.
3. Periksa sistem daya untuk
setiap kabinet dalam IDB.
4. Periksa koneksi listrik AC
dan strappings di induk
kotak koneksi ACCU / AC,
41

jika ada, sesuai dengan


tegangan

AC

yang

digunakan di site.
Catatan: Bahaya! Tegangan
Tinggi digunakan dalam
pengoperasian

peralatan

ini. Kedua kontak langsung


dengan daya listrik dan
kontak

tidak

melalui

langsung

barang-barang

basah bisa berakibat fatal.


Manual
harus

Instalasi
dibaca

RBS
sebelum

melakukan

tindakan

apapun.
SO CF

5. Ganti PSU.
ALNA/TMA Arus dipasok ke ALNA / Ikuti petunjuk di bawah ini

EC2:11

gagal

TMA diawasi dan terdeteksi sampai kesalahan tersebut


berada di luar batas yang diperbaiki:
ditentukan.

1. Periksa Batas Arus yang

Jika semua ALNAs / TMAs

ditetapkan

ke RX terdeteksi rusak,

untuk setiap ALNA / TMA

kesalahan AO RX I1B: 1

terhadap

juga dikeluarkan dan RX

pemasok.

dinonaktifkan, kecuali TMA 2. Matikan

dalam

IDB

spesifikasi
unit

yang

Tipe = GSM / TDMA

memasok listrik ke ALNA /

Bypass

TMA, yaitu CDU atau

ditetapkan.

Konfigurasi Bypass TMA

TMA

mengharuskan

sedikitnya

diinstal

kemudian

TMAs

ALNAs

yang

mendukung fungsi Bypass.

CM.
10

Tunggu
detik,
hidupkan

kembali.
3. Periksa injector Bias, jika
ada.
4. Periksa feeder dan jumper.

42

SO CF

ALNA/TMA Arus

EC2:12

terdegradasi

yang

dipasok

5. Ganti ALNA / TMA.


ke Ikuti petunjuk di bawah ini

ALNA / TMA diawasi dan sampai kesalahan tersebut


terdeteksi berada di luar diperbaiki:
batas yang ditentukan.

1. Periksa batas arus yang


ditetapkan dalam IDB untuk
setiap

ALNA

terhadap

TMA

spesifikasi

pemasok.
2. Matikan

unit

yang

memasok listrik ke ALNA /


TMA, yaitu CDU atau
TMA

CM.

sedikitnya

10

kemudian

Tunggu
detik,
hidupkan

kembali.
3. Periksa injector Bias, jika
ada.
4. Periksa feeder dan jumper.
5. Ganti ALNA / TMA.
bahwa Ikuti petunjuk di bawah ini

SO CF

Peralatan

Menunjukkan

EC2:13

bantu rusak

kesalahan telah terjadi pada sampai kesalahan tersebut


peralatan bantu yang terkait diperbaiki:
dengan TX dan / atau RX 1. Gunakan
antena.

OMT

untuk

mengidentifikasi kesalahan
ARAE mana yang aktif.
Periksa definisi kesalahan
arae di IDB.
2. Periksa sambungan kabel
kesalahan ARAE.
3. Periksa koneksi peralatan

SO CF

Baterai

bantu.
Sebuah sekering rusak di Lihat dokumentasi BBS.

EC2:14

cadangan

DFU atau ICU di BBS, di

sekering

luar RBS.
43

eksternal
rusak.
3. Internal kesalahan Peta Kelas 1A (I1A)
Kesalahan yang dilaporkan di kelas ini adalah kesalahan yang mempengaruhi fungsi
MO. Kerusakan HW adalah bagian dari sinyal MO. Jenis-jenis alarm I1A ditunjukkan
pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Kesalahan Peta Kelas 1A (I1A)
Nomor

Nama

Definisi Alarm

Cara Penanganan

Alarm
SO CF

Alarm
Atur

Reset telah terjadi di DXU. Untuk informasi saja, bukan

I1A:0

ulang,

Reset disebabkan oleh loss suatu kesalahan.

pemulihan

yang terdeteksi pada CF-link

Jika

otomatis

selama lebih dari satu jam.

terjadi,

kesalahan

ini

selidiki

sering

penyebab

gangguan antara BSC dan


RBS.

Disarankan

memeriksa

untuk
peralatan

SO CF

Reset,

DXU telah pulih setelah

transmisi.
Untuk informasi saja, bukan

I1A:1

power on

daya dimatikan.

suatu kesalahan.

SO CF

Reset,

DXU sudah di-reset dengan

Untuk informasi saja, bukan

I1A:2

switch

tombol Reset DXU atau

suatu kesalahan.

SO CF

Reset,

OMT .
SW tersebut

I1A:3

pengawas

mengatur ulang timer secara sampai

seharusnya Ikuti petunjuk di bawah ini


kesalahan

tersebut

berkala. Jika SW terkunci diperbaiki:


dan tidak melakukan hal ini, 1. Baca log RBS dan IDB
pengawas me-reset DXU.

menggunakan

OMT

dan

kirim mereka bersama-sama


dengan

laporan

permasalahan

untuk

Ericsson.
2. Jika kesalahan ini sering
terjadi, ganti RBS SW.
44

SO CF

Reset, SW

DXU telah direset karena Ikuti petunjuk di bawah ini

I1A:4

fault

SW rusak parah.

sampai

kesalahan

tersebut

diperbaiki:
1. Baca RBS log dan IDB
menggunakan

OMT

dan

kirim mereka bersama-sama


dengan

laporan

permasalahan

untuk

Ericsson.
2. Jika kesalahan ini sering
SO CF

Reset,

terjadi, ganti RBS SW.


DXU telah direset setelah Ikuti petunjuk di bawah ini

I1A:5

RAM

terjadi

fault

memory parity check.

error

di

RAM sampai

kesalahan

tersebut

diperbaiki:
1. Jika kesalahan ini sering
terjadi, ganti RBS SW.

SO CF

Reset,

Reset telah terjadi di DXU.

I1A:6

perubahan

2. Ganti DXU .
Untuk informasi saja, bukan
suatu kesalahan.

fungsi
internal.
SO CF

I1A:7

fault

bus kesalahan ini muncul ketika Ikuti petunjuk di bawah ini


2 atau lebih TRXs telah sampai
melaporkan

kesalahan

tersebut

masalah diperbaiki:

komunikasi di bus X.

1. Periksa apakah kabel bus

Catatan: Alarm ini dapat

eksternal (jika ada) antara

dikeluarkan

lemari

berhenti

terhubung

dengan

sebentar-sebentar jika TRXC

benar, dan kabel dan pin

direset.

konektor masih utuh.


2. Periksa colokan terminasi
yang terpasang pada semua
konektor
tersambung.
3. Reset DXU .
45

bus

tidak

SO CF

Timing

4. Ganti TRU
VCO gagal, mungkin karena Ikuti petunjuk di bawah ini

I1A:8

VCO fault

masalah power supply atau sampai


kesalahan HW.

kesalahan

tersebut

diperbaiki:
1. reset DXU .

SO CF

Timing

2. Ganti DXU .
kesalahan ini muncul ketika Ikuti petunjuk di bawah ini

I1A:9

bus fault

timing bus driver di DXU sampai

kesalahan

tersebut

tersebut rusak atau jika dua diperbaiki:


atau

lebih

TRXs

telah 1. Periksa apakah kabel bus

melaporkan masalah waktu

eksternal (jika ada) antara

penerimaan.

lemari

terhubung

dengan

benar, dan kabel dan pin


konektor masih utuh.
2. Periksa colokan terminasi
yang terpasang pada semua
bus

tidak

berhubungan

konektor.
3. Reset DXU .
4. Ganti DXU .
5. Ganti kabel bus lokal antara
DXU / ECU backplane dan
TRU backplane.
6. Ganti

DXU

ECU

backplane.
SO CF

Suhu

7. Ganti backplane TRU.


Suhu dalam kabinet lebih Ikuti petunjuk di bawah ini

I1A:10

ruangan

dari kisaran yang aman yang sampai

melebihi

ditentukan.

kisaran

dihentikan pada saat suhu 1. Periksa

aman

kembali dalam kisaran yang

dummies

yang

aman.

Masukkan

TRU

Alarm

kesalahan

tersebut

ini diperbaiki:
TRU

DRU
hilang.
/

DRU

dummies di slot kosong di


TRU / DRU.
2. Melakukan uji sistem iklim.
46

3. Periksa

agar

lubang

masukan dan keluaran udara


bersih.
Tegangan DC telah turun di Ikuti petunjuk di bawah ini

SO CF

Tegangan

I1A:12

DC diluar bawah tingkat yang aman sampai


batas.

dan

RBS

akan

dimatikan.

kesalahan

tersebut

segera diperbaiki:
1. Periksa catu daya eksternal.
2. Periksa ACCU .
3. Periksa di IDB, nilai yang
ditetapkan
pemutusan
kembali

untuk
/

pemasangan

tegangan

untuk

baterai.
4. Periksa dalam dokumentasi
RBS bahwa jumlah PSU
yang terpasang cukup untuk
mempertahankan
tegangan

sistem

tingkat
yang

dibutuhkan pada beban RBS


saat ini.
SO CF
I1A:14

Bus fault

DXU

ini

tidak

5. Periksa PSU .
dapat Ikuti petunjuk di bawah ini

mengirim data pada bus / Y sampai


link lokal.

kesalahan

tersebut

diperbaiki:
1. Periksa apakah link kabel Y
antara DXU dan backplane /
Strus / DRUs terhubung
dengan benar.
2. Periksa kabel link eksternal
bus / Y (jika ada) terhubung
dengan benar, dan kabel dan
pin konektor masih utuh.
3. Periksa colokan terminasi
yang terpasang pada semua
konektor
47

bus

tidak

tersambung.
4. Reset DXU .
5. Ganti DXU .
6. Ganti kabel bus lokal antara
DXU / ECU backplane dan
TRU backplane.
7. Ganti

DXU

ECU

backplane.
8. Ganti backplane TRU.
4. Internal kesalahan Peta Kelas 2A (I2A)
Kesalahan yang dilaporkan di kelas ini adalah kesalahan yang tidak mempengaruhi
fungsi MO. Kerusakan HW adalah bagian dari sinyal MO. Jenis-jenis alarm I2A
ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Internal Kesalahan Peta Kelas 2A (I2A)
Nomor

Nama Alarm

Definisi Alarm

Alarm
SO CF

Reset, power on

ECU telah pulih setelah Hanya sebagai informasi,

I2A:1
SO CF

Reset, switch

power mati.
ECU sudah di-reset

bukan kesalahan
Hanya sebagai informasi,

dengan tombol Reset

bukan kesalahan

I2A:2
SO CF

Reset, pengawas

I2A:3

Cara Penanganan

ECU atau OMT .


SW tersebut seharusnya Ikuti petunjuk di bawah ini
mengatur

ulang

timer sampai kesalahan tersebut

secara berkala. Jika SW diperbaiki:


terkunci

dan

melakukan

hal

tidak 3. Baca log RBS dan IDB


ini,

pengawas me-reset ECU.

menggunakan OMT dan


kirim

mereka

bersama-

sama

dengan

laporan

permasalahan

untuk

Ericsson.
4. Jika kesalahan ini sering
SO CF
I2A:4

Reset, SW fault

terjadi, ganti RBS SW.


ECU telah direset karena Ikuti petunjuk di bawah ini
SW rusak parah.

sampai kesalahan tersebut


diperbaiki:

48

3. Baca RBS log dan IDB


menggunakan OMT dan
kirim

mereka

bersama-

sama

dengan

laporan

permasalahan

untuk

Ericsson.
4. Jika kesalahan ini sering
SO CF

Reset, RAM

terjadi, ganti RBS SW.


ECU telah direset setelah Ikuti petunjuk di bawah ini

I2A:5

fault

terjadi error di RAM sampai kesalahan tersebut


memory parity check.

diperbaiki:
3. Jika kesalahan ini sering
terjadi, ganti RBS SW.
4. Ganti ECU.

SO CF

reset, perubahan

ECU

sudah

di-reset Untuk informasi saja, bukan

I2A:6

fungsi internal.

setelah perubahan fungsi suatu kesalahan.

internal.
internal Sebuah amplifier RX di Ikuti petunjuk di bawah ini

SO CF

RX

I2A:7

amplifier fault

CDU (or DU) faulty.

sampai kesalahan tersebut


diperbaiki:
1. Matikan dan CDU / DU
dengan

pemutus

sirkuit

pada IDM.
2. Reset DXU .
SO CF

3. Ganti CDU / DU.


VSWR melebihi Jika kesalahan ini terjadi Ikuti petunjuk di bawah ini

I2A:8

batas.

bersama-sama
menunjuk

dengan sampai kesalahan tersebut

Rus:

CDU diperbaiki:

atau CU, VSWR pada Jika CDU atau CU:


output

TRU

telah 1. Periksa kabel TX antara

melampaui

batas-

batasnya

TRU dan CDU / CU.

ditetapkan 2. Matikan

dalam HW. Daya output


TRX

secara

akan

berkurang.
49

dan

daya CDU / CU.

otomatis 3. Atur ulang TRU.


Jika 4. Ganti CDU / CU.

hidupkan

VSWR

di

atas

4.0, 5. Ganti TRU.

kesalahan terkait AO TX Jika Antena:


I1B:

juga

akan 1. Periksa Batas VSWR yang

diterbitkan dan TX akan

ditetapkan

dalam

dinonaktifkan.

untuk setiap antena.

IDB

2. Periksa kabel TX antara


TRU dan CDU / CU.
3. Periksa kabel TX / feeder,
koneksi kabel dalam dan
di luar kabinet dan antena,
misalnya dengan tes SWR
sistem antena.
4. Matikan

dan

hidupkan

daya CDU/FU.
SO CF

Batas

I2A:9

terlampaui

5. Atur ulang TRU.


daya Daya TX diukur pada 1. Periksa kabel TX antara
masukan

CDU-F/CU

TRU dan CDU-F/CU.

berbeda terlalu banyak 2. Matikan


dari

nilai

yang

diharapkan.

dan

kekuatan

untuk CDU-F/CU.
3. Atur ulang TRU.
4. Ganti CDU-F/CU .

gain

RX

5. Ganti TRU.
(dari Ikuti petunjuk di bawah ini

SO CF

RX

Total

I2A:7

maxgain/mingai

antena ke TRU / DRU) sampai kesalahan tersebut

n violated

berada di luar kisaran diperbaiki:


yang disarankan.

1. Konfirmasikan

dengan

OMT bahwa IDB benar


mengenai

TMAs

yang

terpasang.

Jika

tidak,

modifikasi

dan

pasang

nilai

yang

IDB baru.
2. Periksa
ditetapkan
TMA,

loss

untuk
kabel

gain
/

pengumpan RX dan loss


50

HLout / kabel HLin (jika


ada) IDB.
Catatan: TMA Loss =-TMA
Gain
3. Reset DXU .
4. Untuk

konfigurasi

non-

TMA, atur nilai loss feeder


SO CF

0 dB.
unit VCO sudah Nilai kontrol telah berada Ikuti petunjuk di bawah ini

I2A:7

tua.

di luar jangkauan yang sampai kesalahan tersebut


ditetapkan.

SO CF

Komunikasi

I2A:14

dengan
hilang.

diperbaiki:

1. Reset DXU.
2. Ganti DXU.
Ada masalah komunikasi Ikuti petunjuk di bawah ini
CDU di bus CDU antara TRU sampai kesalahan tersebut
dan CDU, CU, DU atau diperbaiki:
FU.

1. Periksa di IDM bahwa


pemutus rangkaian atau
sekering

untuk

CDU

berada dalam posisi ON _


OK.
2. Periksa bahwa kabel suplai
DC

CDU

terhubung

dengan benar.
3. Periksa

bahwa

diperlukan

CDUs

dalam

IDB

sesuai dengan CDUs di


RBS. Jika tidak mengubah
konfigurasi

IDB

atau

perangkat keras RBS.


4. Periksa kabel bus CDU,
termasuk

koneksi

backplane.
5. Matikan dan pada CDU /
CU / DU / FU.
51

6. Reset DXU .
7. Ganti CDU / CU / DU /
SO CF

Pengawasan

FU.
Sebuah kabel Pfwd atau Hubungkan

I2A:15

daya

Prefl antara FU dan CU ganti kabel Pfwd atau Prefl.

output/VSWR

atau antara CDU-F dan

putus/hilang.

lain CDU-F terputus atau

SO CF

kelembaban

rusak.
Kelembaban di kabinet Periksa climate system.

I2A:17

dalam ruangan

diatas

tingkat

kembali

atau

yang

SO CF

Tegangan

diperbolehkan.
DC Tegangan DC di luar Ikuti petunjuk di bawah ini

I2A:18

keluar

dari jangkauan.

jangkauan

Waktu sampai kesalahan tersebut

beroperasi terbatas.

diperbaiki:
1. Periksa

catu

daya

eksternal.
2. Periksa ACCU .
3. Periksa IDB nilai yang
ditetapkan

untuk

Pemutusan / pemasangan
kembali tegangan untuk
baterai.
4. Periksa

dalam

dokumentasi RBS, jumlah


yang terpasang PSU beban
RBS saat ini.
ini

5. Periksa PSU .
menunjukkan Ikuti petunjuk di bawah ini

sistem

iklim kesalahan

dalam sampai kesalahan tersebut

dalam

mode lingkaran

SO CF

Power

I2A:19

standalone

dan Hal

komunikasi diperbaiki:

optik atau dalam bus 1. Untuk mengidentifikasi di


EPC.

Kekuatan

dan

mana komunikasi rusak,

sistem iklim dapat terus

periksa dari RUS pada

beroperasi, tetapi mereka

loop / EPC bus optik harus

tidak dapat dikendalikan

indikator Fault Bus EPC

52

atau diawasi dari ECU /

pada atau jika indikator

DXU

Fault berkedip.
2. Periksa kabel optik dan
hubungan mereka.
3. Jika RBS 2112: Tentukan
bus

EPC

sebagai

Not

Present dengan OMT.


4. Jika RBS 2250: Tentukan
FCU sebagai Not Present
dengan OMT.
5. Aktifkan

dan

matikan

semua RUS pada optik


loop / bus EPC.
6. Reset ECU.
7. Reset DXU .
Software yang digunakan untuk meng-install EAS adalah Operational &
Maintenance Terminal (OMT) dan cara pengerjaannya dengan menggunakan laptop
yang terlihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Menjalankan OMT

53

Setelah masuk ke dalam OMT, sambungkan laptop dengan RBS dengan


menggunakan kabel LAN dan tekan tombol connect pada OMT untuk masuk kedalam
sistem RBS seperti dalam Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Connect ke RBS


Setelah connect ke RBS maka OMT akan mengetahui jenis RBS yang digunakan.
Setelah itu masuk ke dalam Installation Data Base (IDB) dengan mengklik tombol read
IDB seperti pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Masuk ke Data Base RBS 2202


54

Karena masalah alarm yang rusak, maka user masuk ke bagian alarm dengan cara
mengklik kanan pada Alarm Inlets Define Alarm Inlets... Seperti pada Gambar
5.4.

Gambar 5.4 Masuk ke Alarm Inlets


Setelah masuk ke Alarm Inlets maka didapat beberapa informasi yang terhubung
ke alarm. Di sini Alarm diset ulang dengan mengubah option menjadi Not Used dan
pada Inlet Usage pilih option External Alarm seperti pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5 Define Alarm Inlets


Setelah klik External Alarm akan muncul Option baru External Alarm pada
bagian bawah yang berisi pilihan Type, ID, Severity, dan Comment. Sebagai contoh
jenis kerusakan mati listrik, maka atur pada alarm Type = Breaking, ID = 0, dan
55

Severity = 1, Comment = MAINS_FAIL. Disini Type menyatakan status dari RBS, ID


menyatakan ID dari RBS tersebut dan Severity menyatakan tingkat kerusakan dari RBS.
Comment tidak begitu berpengaruh dalam instalasi ini. Dengan kata lain comment bisa
diisi sesuka hati. Setelah itu klik OK seperti pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6 Set Define Alarm Inlets


Setelah itu klik kanan lagi pada Alarm Inlets dan pilih Monitor seperti pada
Gambar 5.7.

Gambar 5.7 Monitoring


Setelah itu akan muncul Alarm Inlets Monitor Setup. Disana terdapat pilihan
ARAE Alarm Status dan External Alarm Status. Pilih External Alarm Status dan klik
Start Monitor seperti pada gambar 5.8.
56

Gambar 5.8 Alarm Inlets Monitor Setup


Pada tahap ini, bisa diuji dengan mencoba mematikan listrik yang masuk ke
RBS. Maka akan nampak hasilnya pada Gambar 5.9.

Gambar 5.9 Hasil Akhir Pembuatan EAS

57

5.3

Troubleshooting 3G
Pada subbab ini kami melakukan Troubleshooting 3G pada Node B Batang Kuis.

Troubleshooting dimaksudkan agar masalah pada Node B tersebut dapat diketahui dan
diselesaikan. OMC melaporkan bahwa terjadi gangguan pada Node B Batang Kuis yang
diindikasikan dengan alarm yang hidup. Pada Node B, software yang digunakan
berbeda dengan software yang digunakan pada RBS 2G. Software yang digunakan
adalah Cygwin seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 5.10 Tampilan Cygwin


Untuk connect ke Node B Batang Kuis ketikkan lt all seperti pada Gambar
4.11.

Gambar 5.11 Connect ke Node B Batang Kuis


58

Setelah connect ke Node B Batang Kuis selanjutnya cek transmisi antara Node
B dengan RNC yang disebut dengan interface Iub. Ketikkan lst iub seperti pada
Gambar 4.12.

Gambar 5.12 Cek Transmisi


Dari gambar terlihat bahwa status dari Node B adalah ENABLED yang
menandakan Node B bekerja. Setelah itu cek Vlan yang digunakan oleh Node B dengan
mengetikkan get.vid seperti pada Gambar 4.13.

Gambar 5.13 Cek Vlan


Dari gambar terlihat Vlan yang digunakan adalah jenis 418 dan 1218. Setelah itu
cek aktivitas antena pada Node B dengan mengetikkan hget radio seperti pada Gambar
5.14.

Gambar 5.14 Cek Aktifitas Antena Node B


59

Dari gambar dapat dilihat jika me-refresh tampilan dengan mengetikkan


perintah yang sama maka hasil yang ditampilkan atau aktifitas yang ditampilkan tetap
sama yaitu 3, 3, 4 dimana angka itu menunjukkan jumlah timeslot yang digunakan
pada antena sektoral. Ini merupakan kondisi yang salah dan bisa disebabkan oleh
berbedanya software yang digunakan pada Node B dengan software yang digunakan
pada RNC. Aktifitas yang baik pada Node B digambarkan pada Gambar 5.15.

Gambar 5.15 Aktifitas Node B yang benar

60

5.4

Penggantian Baterai pada RBS outdoor 900 +24 volt


Gambar 5.16 menunjukkan RBS outdoor 900 +24 volt yang berada di BTS

Kotarih.

Gambar 5.16 RBS outdoor 24volt


Langkah-langkah:
1.
2.
3.
4.
5.

Off-kan switch antara baterai dan RBS


Lepaskan connector baterai dengan kabel power
Baterai yang akan digunakan adalah baterai tubular +12volt 100Ah
RBS tersebut menggunakan tegangan +24volt
Karena baterai yang akan diinstall memiliki tegangan 12volt maka baterai harus
diserikan yaitu 2 baterai menjadi 1 bank sehingga didapat tegangan sebesar 24volt

sesuai dengan yang dibutuhkan RBS.


6. Baterai yang muat di slot penyimpanan baterai hanya 5 buah.
7. Tetapi yang dimasukkan hanya 4 karena baterai karena baterai hanya dapat
diserikan menjadi 2 bank.
8. Kemudian cek tegangan baterai dengan menggunakan multitester dengan mengon-kan switch antara baterai dengan perangkat BTS. Jika tegangan yang didapat
diatas 24volt maka baterai tersebut berfungsi dengan baik.
Baterai yang digunakan adalah baterai Tubular +12volt 100Ah seperti yang terlihat
pada Gambar 5.17.

61

Gambar 5.17 Baterai Tubular 12volt 100Ah


5.4

Pengecekan data log rectifier


Data log Rectifier yang dicek adalah rectifier pada RBS 1800 MHz di BTS

Kotarih yang ditampilan pada Gambar 5.18.

Gambar 5.18 Rectifier -48 volt


Rectifier diatas merupakan rectifier -48volt. Menggunakan baterai tubular
12volt 100Ah sebanyak 8 buah yang dikelompokkan menjadi 2 bank. Arus maksimal
pada sebuah rectifier adalah sebesar 33 A, karena terdapat 3 rectifier maka arus
maksimal yang bisa mengalir di rectifier adalah 99 A. Jika arus yang mengalir lebih dari
99 A maka rectifier tersebut akan mati.

62

Tabel 3.2 Data Log Panen Sibiru - RBS6201 DCS

Keterangan Tabel:
1. AC Voltage: Tegangan AC yang masuk kedalam rectifier
0 berarti pasokan listrik dari PLN terputus
2. Bus Voltage: Tegangan AC sudah disearahkan oleh rectifier menjadi tegangan DC
3. Load Current: Arus beban yang terdapat dalam perangkat
4. Battery Current: Arus yang masuk dan keluar dari Baterai
(+) berarti baterai sedang dicas / diisi
(-) berarti baterai sedang digunakan
5. Rectifier Current: Arus yang terdapat pada rectifier
6. Battery Tempt : Temperatur Baterai
7. N/A berarti RBS sudah mati total

63

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan mengenai kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1.

Operational & Maintenance Terminal merupakan suatu tools yang digunakan


untuk melakukan instalasi ulang External Alarm Status agar informasi yang
dikirimkan ke OMC dapat berjalan dengan baik.

2.

Troubleshooting merupakan

langkah

pencarian

sumber

masalah

secara

sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Troubleshooting


kadang-kadang merupakan proses penghilangan masalah, dan juga proses
penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah. Perangkat yang
digunakan dalam troubleshooting ini antara lain laptop, handphone, kabel LAN,
dan software yang bersangkutan.
3.

Masalah utama yang terdapat di BTS wilayah sumbagut adalah masalah power
karena seringnya terjadi pemadaman listrik oleh PLN.

6.2

Saran
Adapun saran mengenai kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1.

Kepada mahasiswa yang ingin melaksanakan kerja praktek, diharapkan


mempunyai bekal pengetahuan yang cukup mengenai kondisi lapangan dan halhal yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan selama kerja praktek.
Hal itu agar memudahkan para mahasiswa untuk memahami dan mengambil
manfaat dari apa yang akan dijumpainya selama kerja praktek.

2.

Sebaiknya setiap mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek ikut aktif pada
saat berada di lapangan, sehingga mahasiswa secara langsung dapat mengetahui
permasalahan yang ada di lapangan.

3.

Perlu adanya pembagian tugas yang jelas bagi mahasiswa kerja praktek, agar
setiap mahasiswa lebih mengerti dalam melaksanakan kerja praktek.

64

DAFTAR PUSTAKA
[1]

www.telkomsel.com

[2]

http: // id.wikipedia.org / wiki / GSM

[3]

http:// Global System for Mobile Communication _The works of Hilman


Asmarahadi

[4]

Wiley; Radio network planning and optimization for UMTS.

[5]

Huawei Technologies, W-Handover and call drop optimization guide.

65

Anda mungkin juga menyukai