Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
PENDAHULUAN
1.1
saling terkait yaitu sebagai individu yang mempelajari teori telekomunikasi di bangku
kuliah dan sebagai calon penerus bangsa yang diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu
teori telekomunikasi yang diperoleh di bangku kuliah di dunia
kerja yang
sesungguhnya.
Kerja Praktek (KP) adalah mata kuliah dengan beban 2 (dua) SKS dan bersifat
wajib bagi seluruh mahasiswa program studi Teknik Elektro. Tujuan dari mata kuliah
ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat secara langsung perkembangan
teknologi di bidang telekomunikasi dan keterkaitannya dengan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah sehingga diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori sebagai modal
dasar untuk membahas persoalan-persoalan yang terdapat di dunia kerja.
Dengan adanya kerja praktek ini juga diharapkan wawasan mahasiswa terhadap
dunia kerja semakin bertambah, sehingga dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa
maupun perguruan tinggi untuk lebih mengembangkan ilmu yang didapat di kampus
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada akhirnya akan membawa
pada peningkatan kesejahteraan manusia.
Kerja praktek merupakan mata kuliah dengan beban akademis 2 SKS yang
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan yaitu telah lulus
mata kuliah sebanyak 110 SKS dan telah mengikuti seluruh praktikum, dan
mengajukannya ke perusahaan-perusahaan tertentu sesuai dengan pilihannya masingmasing. Mahasiswa yang telah melaksanakan kerja praktek diharapkan memiliki
pengetahuan teknis dasar tentang teknologi informasi yang sedang berkembang dan
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti PT. Telkomsel yang
merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang tentunya
juga memiliki teknologi telekomunikasi yang handal guna menjamin seluruh proses
produksi berjalan dengan efektif, efisien dan tepat guna.
Kerja Praktek yang diikuti di PT. Telkomsel Medan telah memberikan banyak
pengertian dasar dan umum mengenai Network Problem, baik itu komponen yang
digunakan, pemeliharaan yang rutin harus dilakukan, pengecekan sistem secara terpadu,
1
dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kerja praktek dilakukan pada divisi Information and
Communication Technology (ICT) Operation Regional Sumbagut, Departemen Network
Service Area (NSA) PT. Telkomsel Medan yaitu suatu divisi yang bertugas untuk
melakukan pemeliharaan yang rutin terhadap BSS, sehingga dapat dirasakan oleh end
user dari end to end.
Hasil KP akan dituangkan dalam Laporan Kerja Praktek sebagai syarat lulus
mata kuliah Kerja Praktek.
1.2
1.2.1
Umum
a. Memberikan penguatan pemahaman kepada mahasiswa mengenai ilmu teori
yang diperoleh di bangku kuliah dengan ilmu yang didapat selama kerja
praktek.
b. Meningkatkan
pengetahuan
mahasiswa
tentang
perangkat-perangkat
Khusus
a. Agar mahasiswa mempunyai pengalaman praktek sesuai dengan program
studinya masing-masing.
b. Mahasiswa mempunyai gambaran nyata tentang lingkungan kerjanya, mulai
dari tingkat bawah sampai dengan tingkat yang lebih tinggi.
c. Mahasiswa dapat mengisi liburan antar semester dengan sesuatu yang
berguna dan menunjang keahliannya.
d. Kehadiran mahasiswa peserta kerja praktek, diharapkan dapat memberikan
manfaat dan wawasan baru bagi dirinya serta tempat kerja praktek.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat waktu yang sangat terbatas dalam melaksanakan kerja praktek maka
Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Studi lapangan yaitu mengadakan studi di PT. Telkomsel, tepatnya di
Departemen Network Service Area (NSA).
2. Studi literatur yaitu mencari dan mempelajari konsep dari teori pendukung yang
diperoleh dari buku-buku serta bahan-bahan literature dan dari beberapa artikel
Internet sebagai bahan pertimbangan dalam melengkapi laporan akhir hasil kerja
praktek.
3. Diskusi berupa tanya jawab dan penjelasan dari staf PT. Telkomsel yang
berkompeten di Departemen Network Service Area (NSA) ini.
1.5
berada di Gedung Uniland Lt.6-9 Jalan Letjend M.T Haryono A-1 Medan dan telah
disetujui dan ditempatkan di Divisi Information and Communication Technology (ICT)
Operation Regional Sumbagut, Departemen Network Service Area (NSA) PT.
Telkomsel.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai isi laporan ini, secara singkat dapat
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang penulisan laporan kerja praktek
yaitu latar belakang masalah, tujuan kerja praktek, batasan masalah,
metode penulisan, lokasi pelaksanaan kerja praktek dan sistematika
penulisan.
BAB II :
BAB III :
BAB IV :
BAB V :
BAB VI :
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1
sebagai salah satu operator GSM (Global System for Mobile Communication) di
Indonesia, tidak lepas dari peranan PT. Telkom sebagai salah satu perusahaan
komunikasi terbesar di Indonesia. Dalam bulan Oktober 1993, PT. Telkom ditugaskan
oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) untuk membangun sebuah
pilot project sistem telekomunikasi.
Bergerak pada bidang komunikasi selular GSM di Batam dan Bintan. Penugasan
ini direalisasikan oleh PT. Telkomsel pada bulan Nopember 1993. Satu bulan kemudian,
tepatnya pada tanggal 31 Desember 1993, proyek GSM ini sekaligus sebagai tonggak
dimulainya era komunikasi selular pertama di Indonesia. Tidak lama dari masa
pengoperasian tersebut, wilayah pelayanannyapun berkembang ke Pekanbaru dan
Medan. Pada tanggal 28 Maret 1994, PT. Telkom resmi terdaftar sebagai anggota
organisasi operator GSM dunia yang bermarkas di Dublin, Irlandia. Langkah PT.
Telkom tidak berhenti sampai disitu saja, sasaran untuk menjadi operator GSM berskala
nasional adalah ujuan berikutnya, pada tanggal 24 Agustus 1994 izin prinsip sebagai
operator GSM berskala Nasional pun turun dari pemerintah.
Pada tanggal 1 Nopember 1994 PT.Telkom dan PT. Indosat menandatangani
pembentukan perusahaan patungan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perpaduan
inilah
yang
membidangi
lahirnya
secara
resmi
PT.
Telkomsel
Indonesia
(Telekomunikasi Indonesia) pada tanggal 26 Mei 1995 dengan kantor pusat di Jakarta.
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) adalah salah satu operator jasa
Telekomunikasi Selular yang beroperasi di Indonesia. Berdasarkan market share dan
revenue share, Telkomsel adalah Market Leader dengan basis custumer sebesar lebih
dari 105 juta pelanggan. Angka tersebut diperkirakan mewakili kurang lebih 52% dari
total market Indonesia. Telkomsel adalah operator telekomunikasi selular pertama di
Asia yang memperkenalkan layanan GSM pra-bayar dan 3G service. Telkomsel
memiliki jaringan terluas dibandingkan operator lain. Jaringan Telkomsel mampu
menjangkau 95% dari populasi Indonesia. Telkomsel mampu menjangkau seluruh
propinsi, kotamadya, kabupaten, dan kecamatan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara. Tahun ini, Telkomsel melakukan peningkatan broadband di Indonesia
5
bagian timur. Telkomsel berkomitmen untuk menghantarkan ICT kepada 100% populasi
Indonesia.
Telkomsel menyadari bahwa untuk dapat menjadi operator nasional yang
berkualitas, dibutuhkan kekuatan baik dari segi kapital,teknologi,sumber daya manusia,
maupun aspek lainnya. Saat ini, kepemilikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT
Telekomuikasi Indonesia dan 35% SingTel Mobile, yang dimiliki 100% oleh Singapore
Telecommunications,Ltd, dan selama tahun 2009 tidak ada perubahan signifikan terkait
kepemilikan dan bentuk badan hukum perusahaan Telkomsel.
2.2
2.3
heksagon
tersebut
melambangkan
jasa
HALO Fit
HALO Fit adalah solusi untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan
c. HALOhybrid
HALOhybrid biasanya didesain khusus agar pelanggan dapat menikmati
keuntungan dari fitur-fitur yang terdapat pada dua layanan sekaligus, prabayar dan
pascabayar.
d. HALOData
Fungsi operator seluler kini bukan saja sebagai peyedia layanan voice namun
juga sudah berkembang menjadi penyedia layanan data atau internet. Saat ini Telkomsel
belum memiliki produk yang dedikasi menyediakan layanan khusus bagi pelanggan
yang menginginkan akses ke layanan data.
Layanan data yang disediakan operator seluler melalui teknologi GPRS
(General Packet Radio Service) mulai dipandang sebagai salah satu solusi untuk
mengatasi kelangkaan infrastruktur Internet di Indonesia. Memanfaatkan ponsel sebagai
sebuah modem yang terhubung dengan komputer maupun komputer saku melalui infra
red kini sudah sering dilakukan orang di Indonesia. Ponsel (PDA) kini semakin banyak
di pasaran bahkan dengan harga yang relatif murah. Untuk Telkomsel sebagai operator
seluler perlu membuat suatu inovasi yang dapat memberikan kemudahan bagi
pelanggannya untuk mengakses layanan GPRS maupun layanan Data lainnya dengan
tanpa mengurangi kegiatan melakukan voice call.
Tujuan diberikannya layanan kartuHALO Data, antara lain:
1. Guna memenuhi kebutuhan untuk dapat melakukan akses WAP dan internet dari
mobile terminal (notebook, PDA, dll).
2. Sebagai SIM Card tambahan untuk digunakan pada terminal dengan
PCMCIA,Ponsel, dll untuk mengakses Internet melalui GPRS.
3. Dengan kartuHALO Data pengguna tidak perlu memindahkan SIM card dari
telepon selulernya saat hendak melakukan akses layanan data dengan
menggunakan terminal lain selain telepon selulernya.
kartuHALO
Data adalah
diperuntukan
bagi
Anda dapat mengirimkan pulsa ke nomor simPATI lainnya, sesuai kebutuhan dengan
cara hubungi *858# dan ikuti petunjuknya.
4. Video Call
Komunikasi semudah dan semurah voice call.
3. Kartu As
Berikut adalah tampilan kartuHalo yang diperlihatkan pada Gambar 2.4.
c. Penggunaan pulsa dalam masa aktif kurang dari minimum penggunaannya (Rp.
10 rb / 30 hr), maka sisa pulsa yang ada tidak akan dipotong, akan tetapi
pelanggan akan masuk pada masa isi ulang (grace periode). Selama masa isi
ulang pelanggan tidak dapat melakukan panggilan maupun SMS, tetapi hanya
dapat menerima panggilan.
d. Pengisian pulsa pada masa aktif tidak akan mengubah masa periode aktif.
Berapapun nilai pulsa yang diisikan, kartu As akan selalu aktif jika terus
digunakan.
e. Pengisian pulsa pada masa isi ulang akan menambah masa aktif selama 30 hari
kedepan dihitung sejak pulsa diisikan.
f. Sisa pulsa kartu As tidak pernah negatif atau minus.
Beberapa Nomor Khusus yang dapat digunakan oleh pelanggan kartu As, sbb :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
116 untuk menghubungi call center / layanan pelanggan, tidak dikenakan biaya.
888 untuk melakukan pengisian pulsa.
188 untuk mengetahui sisa kredit pulsa dengan panduan suara (IVR).
*888# untuk mengetahui sisa kredit pulsa, masa aktif dan total penggunaan
selama masa aktif.
*887# untuk mengetahui jumlah pemakaian terakhir.
*889# untuk mengetahui jumlah bonus yang masih ada.
4. TELKOMSELFlash
Berikut adalah tampilan kartuHalo yang diperlihatkan pada Gambar 2.5.
Fleksibel
Kita dapat menggunakan dan mendaftarkan kartu Telkomsel apa saja.
c. Kecepatan tinggi
Kita dapat menikmati pengalaman akses internet dengan kecepatan sampai 7,2
Mbps.
d.
2.5
BAB III
GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM)
Global System for Mobile atau GSM adalah generasi kedua dari standar sistem
selular yang tengah dikembangkan untuk mengatasi problem fragmentasi yang terjadi
pada standar pertama di negara Eropa. GSM adalah sistem standar selular pertama di
dunia yang menspesifikasikan digital modulation dan network level architectures and
service. Sebelum muncul standar GSM ini negara-negara di Eropa menggunakan
14
standar yang berbeda-beda, sehingga pada saat itu tidak memungkinkan seorang
pelanggan menggunakan single subscriber unit untuk menjangkau seluruh benua Eropa.
Pada awalnya sistem GSM ini dikembangkan untuk melayani sistem selular panEropa dan menjanjikan jangkauan network yang lebih luas seperti halnya penggunaan
ISDN. Pada perkembangaannya sistem GSM ini mengalami kemajuan pesat dan
menjadi standar yang paling populer di seluruh dunia untuk sistem selular. Bahkan
pertumbuhannya diprediksikan akan mencapai 20 sampai 50 juta pelanggan pada tahun
2000.
Penggunaan alokasi frekuensi 900 MHz oleh GSM ini diambil berdasarkan
rekomendasi GSM (GropMobile station special Mobile) cimitte yang merupakan salah
satu group kerja pada conference Europeene Postes des Telecommunication (CEPT).
Namun pada akhirnya untuk alasan marketing GSM berubah namanya menjadi yhe
Global Sistem for Mobile Communication, sedangkan standar teknisnya diambil dari
European Technical Standards Institute (ETSI).
GSM pertama kali diperkenalkan di Eropa pada tahun 1991 kemudian pada akhir
1993, beberapa negara non-Amerika seperti Amerika Selatan, Asia dan Australia mulai
mengadopsi GSM yang akhirnya menghasilkan standar baru yang mirip yaitu DCS
1800, yang mendukung Personal Communication Service (PCS) pada frekuensi 1,8
GHz sampai 2 GHz.
3.1. Jaringan GSM
GSM
memberikan
suatu
rekomendasi
bukan
suatu
persyaratan.
GSM
15
VLR akan mempunyai informasi yang diperlukan untuk setup panggilan tanpa harus
menginterogasi HLR setiap saat.
Authentication Center (AUC)
Unit yang disebut AUC ini menyediakan autentikasi dan enkripsi parameter untuk
memverifikasi identitas pengguna dan menjamin kerahasiaan dari setiap panggilan.
AUC melindungi operator jaringan dari tipe-tipe penggelapan atau kecurangan yang
berbeda yang telah ditemukan saat ini di dunia selular.
Equipment Identity Register (EIR)
EIR adalah basis data yang berisi informasi tentang identitas dari perlengkapan
mobile untuk mencegah panggilan dari pencurian, unauthorized, atau station
bergerak yang rusak. AUC dan EIR diimplementasikan sebagai node yang berdiri
sendiri atau kombinasi node AUC/EIR.
3.1.2. Base System Switching (BSS)
Seluruh fungsi dari radio dilakukan di BSS, dimana terdiri dari Base Station
Controller (BSC) dan Base Transceiver Stations (BTS).
Base Station Controller BSC)
BSC menyediakan seluruh fungsi pengawasan dan hubungan fisik antara MSC dan
BTS. BSC merupakan switch berkapasitas tinggi yang melakukan fungsi sebagai
handover, data konfigurasi cell, dan kontrol level daya Radio Frekuensi (RF) di
Base Transceiver Stations. Sejumlah BSC dapat dilayani oleh MSC.
Base Transceiver Stations (BTS)
BTS menangani antarmuka radio ke mobile station. BTS adalah perlengkapan radio
yang diperlukan untuk melayani setiap panggilan di masing-masing cell dalam suatu
jaringan.
3.1.3. Operasi dan Support Sistem
Operation
and
Maintenance
Center
(OMC)
tersambung
ke
seluruh
Fungsi yang penting dari OSS yaitu memberikan gambaran jaringan dan dukungan
aktivitas pemeliharaan dari operasi yang berbeda dan pemeliharaan organisasi.
3.1.4. Tambahan Elemen fungsional
Fungsional elemen lainnya diperlihatkan pada Gambar 3.1, yaitu:
Message Center (MXE)
MXE adalah node yang melakukan suara, fax, dan pesan data. Khususnya
menangani layanan pesan singkat, cell broadcast, voice mail, fax mail, email, dan
notifikasi.
Mobile Service Node (MSN)
MSN adalah node yang menangani layanan mobile Intelligent Network (IN).
Gateway Mobile Service Switching Center (GMSC)
Gateway adalah node yang digunakan untuk saling mengubungkan dua jaringan.
Gateway kadang diimplementasikan di dalam MSC. MSC kemudian mengacu ke
GMSC.
GSM Interworking Unit (GIWU)
GIWU terdiri dari hardware dan software yang menyediakan antarmuka ke berbagai
jaringan untuk komunikasi data. Melalui GIWU, pemakai dapat bergonta-ganti
antara percakapan dan data pada saat panggilan yang sama. Perlengkapan hardware
GIWU secara fisik terletak di MSC/VLR.
3.2. Area Jaringan GSM
Jaringan GSM dibuat berdasarkan area geografi. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.2.
18
19
Kilo menunjukkan 1000; singkatan kbps menyatakan 1000 bits per detik.
Megahertz (MHz)
1,000,000 Hertz (putaran per detik).
Millisecond (ms)
Seperseribu dari satu detik.
Watt(W)
Ukuran daya pemancar.
Spesifikasi untuk layanan sistem Personal Communication Services (PCS) yang
berlainan akan merubah jaringan PCS tersebut. Daftar di bawah mendeskripsikan
spesifikasi dan karakteristik GSM.
Frekuensi Band
Range Frekuensi yang dispesikasikan untuk GSM adalah 1,850 to 1,990 MHz
(Mobile station ke Base Station).
Duplex Distance
Duplex distance adalah 80 Mhz. Duplex distance ialah jarak antara frekuensi uplink
dan downlink. Satu kanal memiliki dua frekuensi, terpisah 80 MHz.
Channel Separation
Pemisahan antara frekuensi pembawa terdekat. Di GSM, ini adalah 200 KHz.
Modulation
Modulasi adalah proses mengirim sinyal dengan merubah karakterikstik dari
frekuensi pembawa. Hal ini dapat dilakukan pada GSM melalui Gaussian Minimum
Shift Keying (GMSK).
Transmission Rate
GSM adalah sistem digital dengan laju over-the-air 270 kbps.
Access Method
GSM memanfaatkan konsep Time Division Multiple Access (TDMA). TDMA
adalah teknik di mana beberapa panggilan berbeda memungkinkan berbagi
pembawa yang sama. Tiap panggilan ditandai slot waktu yang akurat.
Speech Coder
GSM menggunakan Linear Predictive Coding (LPC). Maksud dari LPC adalah
untuk mengurangi laju bit. LPC memberikan parameter untuk filter yang menirukan
21
vokal. Sinyal lewat melalui filter ini, meninggalkan di belakang sinyal sisa.
Percakapan dienkode pada 13 kbps.
3.4. Sistem Radio GSM
Sistem radio GSM dapat didiskripsikan sebagai berikut:
Menggunakan 2 band dengan lebar 25 MHz untuk masing-masing arah link data.
frekuensi 890-915 MHz band digunakan untuk uplink ke arah Base Station
sedangkan frekuensi 935-960 digunakan untuk alokasi frekuensi downlink ke arah
subscriber.
GSM menggunakan FDD dan kombinasi dari TDMA dan FDMA agar BTS dapat
menyediakan akses yang simultan kepada multiple user.
Setiap alokasi frekuensi tertentu atau ARFCN dipakai bersama-sama oleh 8 user
dengan menggunakan metode TDMA, masing-masing user menggunakan time slot
tertentu yang unik.
Data rate untuk masing-masing kanal radio tersebut adalah sebesar 270,833 Kbps
menggunakan binari BT=0,3 GMSK Modulation, dengan signaling bit duration
sebesar 3,692 S maka rate efektif yang diperoleh masing-masing user adalah
sebesar 33,854 Kbps.
Dengan maksimum overhead yang digunakan oleh GSM, maka data dari user
dikirimkan dengan rate maksimum 24,7 Kbps.
Setiap time slot yang dialokasikan untuk setiap user memiliki ekivalen 156,25
channel bits. Namun terdiri dari 8,25 bits untuk guard time, dan 6 untuk total start
dan stop bit untuk mencegah terjadinya overlap antara time slot.
22
Setiap time slot memiliki durasi 5576,92 S sedangkan sebuah singel TDMA frames
memilki durasi 4,615 ms, sehingga total kanal yang tersedia dengan bandwith 25
Mhz adalah sebesar 125. Jika masing-masing kanal radio memilki 8 time slot maka
terdapat total 1000 trafik yang dapat dilayani oleh GSM.
Secara praktek digunakan Guard Band sebesar 100 KHz pada upper dan lower
spektrum GSM, sehingga hanya tersedia 124 kanal.
Specifications
890-915 MHz
935-960 MHz
ARFCN Number
45 MHz
3 time Slot
270,833 kbps
Frame Periode
4,615 ms
576,9 Us
Bit Periode
3,692 uS
Modulation
0,3 GMSK
200 KHz
40 ms
13,4 kbps
Cell Broadcast
Variasi dari layanan SMS adalah fasilitas cell broadcast. Sebuah pesan dengan
maksimum 93 karakter dapat di pancarkan tersebar ke seluruh pelanggan mobile
pada area geografi tertentu.
Voice Mail
Layanan ini sebenarnya seperti mesin penjawab di dalam suatu jaringan, di mana
dapat dikontrol oleh pelanggan. Panggilan dapat diteruskan ke pelanggan voicemail-box dan pelanggan mengecheck pesan tersebut dengan menggunakan kode
keamanan pribadi.
Fax Mail
Dengan layanan ini, pelanggan dapat menerima pesan fax pada mesin fax lainnya.
Pesan tersebut tersimpan di service center di mana mereka dapat diperoleh oleh
pelanggan melalui kode keamanan pribadi yang diinginkan nomor fax.
24
Call Forwarding
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk meneruskan panggilan yang masuk ke
nomor lain jika mobile unit yang tidak dapat dicapai, jika sedang sibuk, tidak ada
balasan, atau jika fasilitas panggilan diteruskan digunakan pada saat keadaan tak
terkondisi.
Call Hold
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk menyela panggilan dan secara
berurutan membuat panggilan kembali. Layanan ini hanya dapat dipakai ke telepon
biasa.
Call Waiting
Layanan ini memungkinkan pelanggan untuk diberitahukan adanya panggilan
masuk ketika sedang terjadi percakapan. Pelanggan dapat menjawab, menolak, atau
menyisihkan panggilan yang datang tersebut. Call wating hanya dapat dipakai ke
seluruh layanan telekomunikasi GSM dengan menggunakan koneksi circuitswitched.
Multiparty Service
25
26
BAB IV
BASE TRANSCEIVER STATION
4.1
Pengertian BTS
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk
baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani
perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan
pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang
mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu
Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun
serat optik.
Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi
nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti
GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari Base Station Subsystem
(BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan
untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band
pass filter), dll. Antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam
arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki
transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi
yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS
dikendalikan oleh Base Station Kontrol (BSC). BSC ini dilaksanakan sebagai unit
diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS kompak. Para BSC menyediakan
operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS),
dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat
lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi
nirkabel.
4.2
Topologi BTS
BTS & handphone sama-sama disebut transceiver (kepanjangan BTS = Base
Transceiver Station) karena sifatnya yang sama-sama bisa mengirim informasi &
menerima informasi. Pada saat BTS mengirim informasi kepada handphone, saat itu
27
pula handphone juga bisa mengirim informasi kepada BTS secara bersama-sama
selayaknya saat pelanggan mengobrol via telepon, kedua pelanggan bisa berbicara
bersamaan. Dalam topologinya (yang diperlihatkan pada Gambar 4.1), BTS berfungsi
untuk menyediakan jaringan (interface) berupa sinyal radio gelembang elektromagnetik
untuk penggunanya dalam hal ini adalah handphone, modem, fax dll. Frekuensinya
mengikuti alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada operator masing-masing, ada
yang di band 450MHz, 800MHz, 900MHz, 1800 MHz maupun frekuensi diatas itu.
Komunikasi dari arah BTS ke pengguna disebut downlink, sedangkan jalur frekuensi
yang digunakan mengirim informasi dari pengguna ke BTS disebut uplink yang
diperlihatkan pada Gambar 4.2.
28
Ada penyebab dimana frekuensi downlink dibuat lebih tinggi daripada frekuensi uplink,
hal ini berhubungan dengan masalah daya yang harus disediakan oleh perangkat
pengguna dalam hal ini adalah baterai handphone. Dalam ilmu sains semakin tinggi
frekuensi maka gangguan (noise) akan semakin besar, sehingga diperlukan daya yang
lebih besar agar kualitasnya lebih terjamin. Kalau frekuensi uplink menggunakan
frekuensi yang tinggi maka konsekuensinya baterai handphone bisa lebih boros dan
cepat habis. Makin jauh jarak pengguna handphone ke BTS juga berpengaruh terhadap
kebutuhan daya Hubungan jarak adalah berbanding terbalik dengan kualitas sinyal,
makin dekat jarak makin bagus pula kualitasnya. Sebaliknya makin jauh jarak makin
berkurang kualitasnya. Efeknya apa? kalau kualitas sinyal handphone yang diterima
oleh BTS menurun maka BTS akan memerintahkan handphone untuk menaikkan daya
pancarnya, tentu saja pemakaian baterai akan cepat habis.
4.3
Komponen BTS
4.3.1 Tower
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat
atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk
menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi
dan informasi. Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan
informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di
bawahnya. Tower BTS memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk
hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman
bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya. Berikut ini adalah tower BTS yang
diperlihatkan pada Gambar 4.3.
29
30
ketiga
lebih
cenderung
untuk
dipakai
secara
personal.
Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan
melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu
pada spanner. Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis
ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet)
yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi
datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).
Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi / NOS =
Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang,
serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka penghematan biaya. Dari berbagai
fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya
tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu
keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan
ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti.
Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.
Tower BTS terendah (40 meter) memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat
dengan frekuensi 800 MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan
standar yang dikeluarkan WHO maksimal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5 (800
MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz). Sedangkan radiasi dari radio informatika/internet
(2,4 GHz) hanya sekitar 3 watt/m2 saja. Masih sangat jauh dari ambang batas WHO
9 watt/m2. Radiasi ini makin lemah apabila tower makin tinggi. Ratarata tower seluler yang dibangun di Indonesia memiliki ketinggian 70 meter. Dengan
demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu mengancam
keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan penerapan standar
material, dan konstruksinya yang benar, serta perawatan tiap tahunnya.
Komponen yang ada pada BTS :
Antena Sektoral
Antena didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai pelepas
energi
gelombang
elektromagnetik
diudara
dan
juga
bisa
sebagai
Antena adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik lalu meradiasikannya. Antena sektoral merupakan antena yang
memancarkan dan menerima sinyal sesuai dengan sudut pancar sektornya. Antena
yang digunakan adalah antena 3 sektor dengan kombinasi Distributed Control
System. Berikut adalah gambar atau tampilan dari antena sektoral yang diperlihatkan
pada Gambar 4.4.
32
Shelter
Shelter BTS adalah suatu tempat yang disitu terdapat perangkat-perangkat
telekomunikasi. Untuk letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari suatu Tower atau
Menara karena adanya ketergantungan sebuah fungsi diantara keduanya, yakni shelter
BTS dan Tower.
Komponen yang ada pada Shelter :
Pada suatu shelter terdapat RBS 3G dan RBS 2G, pada 1 RBS terdapat 6 TRU
dan 1 TRU terdapat 2 TRx. TRx adalah perangkat yang memancarkan dan menerima
sinyal komunikasi dari/ke perangkat mobile. TRx terdiri dari perangkat Transmitter dan
Receiver.
Transmisi
Perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik pada BTS.Menghubungkan
dari TRx ke BOIA adalah Prosesor BTS (bentuk sama dengan Base band,namun
memiliki port penghubung untuk maintenance).
Rectifier
33
Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari PLN
dikonversikan
ke
dalam
tegangan
searah
untuk
dikomsumsi
perangkat
34
36
Receiver Sensitivity
Power Supply
Battery back-up
Operating Temperature
Specifications
E-GSM 900, GSM 1800, GSM 1900
925-960, 1805-1880 ot 1930-1990 MHz
880-915, 1710-1785 or 1850-1910 MHz
1-6
1-3
1.5 Mbit/s (T1), 2 Mbit.s (E1)
1775 x 600 x 400 nm
194 kg (427 lbs)
28 W / 44.5 dBm (GSM 900)
22 W / 43.5 dBm (GSM 1800 / GSM
1900)
-110 dBm
200-250V AC, 50/60 Hz
-48 / -60V DC, +24V DC
Optional external
+5C - +40C (+41F - +104F)
37
Adapun tipe RBS yang dipakai oleh Telkomsel untuk melayani jaringan 3G
adalah RBS 6201 yang ditunjukkan pada gambar 4.10.
38
BAB V
PEMAHAMAN KERJA PRAKTEK
5.1
Umum
Salah satu kegiatan pada divisi Network Service Area (NSA) adalah untuk
melakukan pemeliharaan yang rutin terhadap BSS, sehingga dapat dirasakan oleh end
user dari end to end. Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada penanganan
operasional BSS yang ada pada RBS Naga Timbul, RBS Pantai Labuh, RBS Percut,
RBS Kotarih dan Node B Batang Kuis salah satunya yaitu dengan melakukan
troubleshooting.
5.2
digunakan untuk mengindikasikan bahwa suatu RBS mengalami gangguan atau tidak.
EAS juga berfungsi untuk memberikan informasi kepada OMC mengenai kerusakan
yang dialami RBS. Kerusakan itu antara lain mati listrik, antena sektor tidak bekerja,
39
perangkat yang dicuri sehingga transmisi tidak bekerja, dll. Berikut adalah jenis-jenis
alarm pada RBS ericsson.
1. Kondisi Eksternal Peta Kelas 1 (EC1)
Kondisi yang dilaporkan dalam kelas ini adalah kondisi yang mempengaruhi fungsi
MO. Kondisi eksternal, jenis-jenis alarm EC1 ditunjukkan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kondisi Eksternal Peta Kelas 1 (EC1)
Nomor
Nama Alarm
Definisi Alarm
Cara Penanganan
Alarm
SO CF
LMT (BTS
EC1:2
locally
Mode
SO CF
disconnected)
L/R SWI (BTS
mode remote.
tekan tombol Local / Remote
EC1:4
dalam local
SO CF
mode )
L/R TI (Local
oleh BSC.
The DXU masuk ke
ke mode remote.
Untuk informasi saja, bukan
EC1:5
menjadi
kerusakan.
remote saat
turun.
link hilang)
2. Kondisi eksternal Peta Kelas 2 (EC2)
Kondisi yang dilaporkan dalam kelas ini adalah kondisi yang tidak mempengaruhi
fungsi MO. Kondisi eksternal, jenis-jenis alarm EC2 ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kondisi Eksternal Peta Kelas 2 (EC2)
Nomor
Alarm
SO CF
Link O&M
EC2:6
terganggu
kasus berikut:
diperbaiki:
Cara Penanganan
link fisik.
kabel
lain.)
kemungkinan
pertama
jaringan lokal.
kalinya,
ada
Periksa
masalah
CF,
dan
link
hubungi
pemasok
dan
verifikasikan sambungan.
lain.
Periksa
kemungkinan
masalah
SO CF
Pintu RBS
jaringan lokal.
Kesalahan ini menunjukkan Jika alarm masih aktif ketika
EC2:9
(Pintu RBS
terbuka)
petunjuk
di
bawah
diperbaiki:
1. Periksa saklar pintu, dan
sesuaikan jika diperlukan.
SO CF
sumber daya
Ada
EC2:10
eksternal
gagal
kegagalan
unit
iklim
terputus.
Ada
juga
menjadi
harus off.
listrik,
rantai
termasuk
pasokan
kabel,
AC
yang
digunakan di site.
Catatan: Bahaya! Tegangan
Tinggi digunakan dalam
pengoperasian
peralatan
tidak
melalui
langsung
barang-barang
Instalasi
dibaca
RBS
sebelum
melakukan
tindakan
apapun.
SO CF
5. Ganti PSU.
ALNA/TMA Arus dipasok ke ALNA / Ikuti petunjuk di bawah ini
EC2:11
gagal
ditetapkan
ke RX terdeteksi rusak,
kesalahan AO RX I1B: 1
terhadap
pemasok.
dalam
IDB
spesifikasi
unit
yang
Bypass
ditetapkan.
TMA
mengharuskan
sedikitnya
diinstal
kemudian
TMAs
ALNAs
yang
CM.
10
Tunggu
detik,
hidupkan
kembali.
3. Periksa injector Bias, jika
ada.
4. Periksa feeder dan jumper.
42
SO CF
ALNA/TMA Arus
EC2:12
terdegradasi
yang
dipasok
ALNA
terhadap
TMA
spesifikasi
pemasok.
2. Matikan
unit
yang
CM.
sedikitnya
10
kemudian
Tunggu
detik,
hidupkan
kembali.
3. Periksa injector Bias, jika
ada.
4. Periksa feeder dan jumper.
5. Ganti ALNA / TMA.
bahwa Ikuti petunjuk di bawah ini
SO CF
Peralatan
Menunjukkan
EC2:13
bantu rusak
OMT
untuk
mengidentifikasi kesalahan
ARAE mana yang aktif.
Periksa definisi kesalahan
arae di IDB.
2. Periksa sambungan kabel
kesalahan ARAE.
3. Periksa koneksi peralatan
SO CF
Baterai
bantu.
Sebuah sekering rusak di Lihat dokumentasi BBS.
EC2:14
cadangan
sekering
luar RBS.
43
eksternal
rusak.
3. Internal kesalahan Peta Kelas 1A (I1A)
Kesalahan yang dilaporkan di kelas ini adalah kesalahan yang mempengaruhi fungsi
MO. Kerusakan HW adalah bagian dari sinyal MO. Jenis-jenis alarm I1A ditunjukkan
pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Kesalahan Peta Kelas 1A (I1A)
Nomor
Nama
Definisi Alarm
Cara Penanganan
Alarm
SO CF
Alarm
Atur
I1A:0
ulang,
pemulihan
Jika
otomatis
terjadi,
kesalahan
ini
selidiki
sering
penyebab
Disarankan
memeriksa
untuk
peralatan
SO CF
Reset,
transmisi.
Untuk informasi saja, bukan
I1A:1
power on
daya dimatikan.
suatu kesalahan.
SO CF
Reset,
I1A:2
switch
suatu kesalahan.
SO CF
Reset,
OMT .
SW tersebut
I1A:3
pengawas
tersebut
menggunakan
OMT
dan
laporan
permasalahan
untuk
Ericsson.
2. Jika kesalahan ini sering
terjadi, ganti RBS SW.
44
SO CF
Reset, SW
I1A:4
fault
SW rusak parah.
sampai
kesalahan
tersebut
diperbaiki:
1. Baca RBS log dan IDB
menggunakan
OMT
dan
laporan
permasalahan
untuk
Ericsson.
2. Jika kesalahan ini sering
SO CF
Reset,
I1A:5
RAM
terjadi
fault
error
di
RAM sampai
kesalahan
tersebut
diperbaiki:
1. Jika kesalahan ini sering
terjadi, ganti RBS SW.
SO CF
Reset,
I1A:6
perubahan
2. Ganti DXU .
Untuk informasi saja, bukan
suatu kesalahan.
fungsi
internal.
SO CF
I1A:7
fault
kesalahan
tersebut
masalah diperbaiki:
komunikasi di bus X.
dikeluarkan
lemari
berhenti
terhubung
dengan
direset.
bus
tidak
SO CF
Timing
4. Ganti TRU
VCO gagal, mungkin karena Ikuti petunjuk di bawah ini
I1A:8
VCO fault
kesalahan
tersebut
diperbaiki:
1. reset DXU .
SO CF
Timing
2. Ganti DXU .
kesalahan ini muncul ketika Ikuti petunjuk di bawah ini
I1A:9
bus fault
kesalahan
tersebut
lebih
TRXs
penerimaan.
lemari
terhubung
dengan
tidak
berhubungan
konektor.
3. Reset DXU .
4. Ganti DXU .
5. Ganti kabel bus lokal antara
DXU / ECU backplane dan
TRU backplane.
6. Ganti
DXU
ECU
backplane.
SO CF
Suhu
I1A:10
ruangan
melebihi
ditentukan.
kisaran
aman
dummies
yang
aman.
Masukkan
TRU
Alarm
kesalahan
tersebut
ini diperbaiki:
TRU
DRU
hilang.
/
DRU
3. Periksa
agar
lubang
SO CF
Tegangan
I1A:12
dan
RBS
akan
dimatikan.
kesalahan
tersebut
segera diperbaiki:
1. Periksa catu daya eksternal.
2. Periksa ACCU .
3. Periksa di IDB, nilai yang
ditetapkan
pemutusan
kembali
untuk
/
pemasangan
tegangan
untuk
baterai.
4. Periksa dalam dokumentasi
RBS bahwa jumlah PSU
yang terpasang cukup untuk
mempertahankan
tegangan
sistem
tingkat
yang
Bus fault
DXU
ini
tidak
5. Periksa PSU .
dapat Ikuti petunjuk di bawah ini
kesalahan
tersebut
diperbaiki:
1. Periksa apakah link kabel Y
antara DXU dan backplane /
Strus / DRUs terhubung
dengan benar.
2. Periksa kabel link eksternal
bus / Y (jika ada) terhubung
dengan benar, dan kabel dan
pin konektor masih utuh.
3. Periksa colokan terminasi
yang terpasang pada semua
konektor
47
bus
tidak
tersambung.
4. Reset DXU .
5. Ganti DXU .
6. Ganti kabel bus lokal antara
DXU / ECU backplane dan
TRU backplane.
7. Ganti
DXU
ECU
backplane.
8. Ganti backplane TRU.
4. Internal kesalahan Peta Kelas 2A (I2A)
Kesalahan yang dilaporkan di kelas ini adalah kesalahan yang tidak mempengaruhi
fungsi MO. Kerusakan HW adalah bagian dari sinyal MO. Jenis-jenis alarm I2A
ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Internal Kesalahan Peta Kelas 2A (I2A)
Nomor
Nama Alarm
Definisi Alarm
Alarm
SO CF
Reset, power on
I2A:1
SO CF
Reset, switch
power mati.
ECU sudah di-reset
bukan kesalahan
Hanya sebagai informasi,
bukan kesalahan
I2A:2
SO CF
Reset, pengawas
I2A:3
Cara Penanganan
ulang
dan
melakukan
hal
mereka
bersama-
sama
dengan
laporan
permasalahan
untuk
Ericsson.
4. Jika kesalahan ini sering
SO CF
I2A:4
Reset, SW fault
48
mereka
bersama-
sama
dengan
laporan
permasalahan
untuk
Ericsson.
4. Jika kesalahan ini sering
SO CF
Reset, RAM
I2A:5
fault
diperbaiki:
3. Jika kesalahan ini sering
terjadi, ganti RBS SW.
4. Ganti ECU.
SO CF
reset, perubahan
ECU
sudah
I2A:6
fungsi internal.
internal.
internal Sebuah amplifier RX di Ikuti petunjuk di bawah ini
SO CF
RX
I2A:7
amplifier fault
pemutus
sirkuit
pada IDM.
2. Reset DXU .
SO CF
I2A:8
batas.
bersama-sama
menunjuk
Rus:
CDU diperbaiki:
TRU
melampaui
batas-
batasnya
ditetapkan 2. Matikan
secara
akan
berkurang.
49
dan
hidupkan
VSWR
di
atas
juga
ditetapkan
dalam
dinonaktifkan.
IDB
dan
hidupkan
daya CDU/FU.
SO CF
Batas
I2A:9
terlampaui
CDU-F/CU
nilai
yang
diharapkan.
dan
kekuatan
untuk CDU-F/CU.
3. Atur ulang TRU.
4. Ganti CDU-F/CU .
gain
RX
5. Ganti TRU.
(dari Ikuti petunjuk di bawah ini
SO CF
RX
Total
I2A:7
maxgain/mingai
n violated
1. Konfirmasikan
dengan
TMAs
yang
terpasang.
Jika
tidak,
modifikasi
dan
pasang
nilai
yang
IDB baru.
2. Periksa
ditetapkan
TMA,
loss
untuk
kabel
gain
/
konfigurasi
non-
0 dB.
unit VCO sudah Nilai kontrol telah berada Ikuti petunjuk di bawah ini
I2A:7
tua.
SO CF
Komunikasi
I2A:14
dengan
hilang.
diperbaiki:
1. Reset DXU.
2. Ganti DXU.
Ada masalah komunikasi Ikuti petunjuk di bawah ini
CDU di bus CDU antara TRU sampai kesalahan tersebut
dan CDU, CU, DU atau diperbaiki:
FU.
untuk
CDU
CDU
terhubung
dengan benar.
3. Periksa
bahwa
diperlukan
CDUs
dalam
IDB
IDB
atau
koneksi
backplane.
5. Matikan dan pada CDU /
CU / DU / FU.
51
6. Reset DXU .
7. Ganti CDU / CU / DU /
SO CF
Pengawasan
FU.
Sebuah kabel Pfwd atau Hubungkan
I2A:15
daya
output/VSWR
putus/hilang.
SO CF
kelembaban
rusak.
Kelembaban di kabinet Periksa climate system.
I2A:17
dalam ruangan
diatas
tingkat
kembali
atau
yang
SO CF
Tegangan
diperbolehkan.
DC Tegangan DC di luar Ikuti petunjuk di bawah ini
I2A:18
keluar
dari jangkauan.
jangkauan
beroperasi terbatas.
diperbaiki:
1. Periksa
catu
daya
eksternal.
2. Periksa ACCU .
3. Periksa IDB nilai yang
ditetapkan
untuk
Pemutusan / pemasangan
kembali tegangan untuk
baterai.
4. Periksa
dalam
5. Periksa PSU .
menunjukkan Ikuti petunjuk di bawah ini
sistem
iklim kesalahan
dalam
mode lingkaran
SO CF
Power
I2A:19
standalone
dan Hal
komunikasi diperbaiki:
Kekuatan
dan
52
DXU
Fault berkedip.
2. Periksa kabel optik dan
hubungan mereka.
3. Jika RBS 2112: Tentukan
bus
EPC
sebagai
Not
dan
matikan
53
Karena masalah alarm yang rusak, maka user masuk ke bagian alarm dengan cara
mengklik kanan pada Alarm Inlets Define Alarm Inlets... Seperti pada Gambar
5.4.
57
5.3
Troubleshooting 3G
Pada subbab ini kami melakukan Troubleshooting 3G pada Node B Batang Kuis.
Troubleshooting dimaksudkan agar masalah pada Node B tersebut dapat diketahui dan
diselesaikan. OMC melaporkan bahwa terjadi gangguan pada Node B Batang Kuis yang
diindikasikan dengan alarm yang hidup. Pada Node B, software yang digunakan
berbeda dengan software yang digunakan pada RBS 2G. Software yang digunakan
adalah Cygwin seperti pada Gambar 4.1.
Setelah connect ke Node B Batang Kuis selanjutnya cek transmisi antara Node
B dengan RNC yang disebut dengan interface Iub. Ketikkan lst iub seperti pada
Gambar 4.12.
60
5.4
Kotarih.
61
62
Keterangan Tabel:
1. AC Voltage: Tegangan AC yang masuk kedalam rectifier
0 berarti pasokan listrik dari PLN terputus
2. Bus Voltage: Tegangan AC sudah disearahkan oleh rectifier menjadi tegangan DC
3. Load Current: Arus beban yang terdapat dalam perangkat
4. Battery Current: Arus yang masuk dan keluar dari Baterai
(+) berarti baterai sedang dicas / diisi
(-) berarti baterai sedang digunakan
5. Rectifier Current: Arus yang terdapat pada rectifier
6. Battery Tempt : Temperatur Baterai
7. N/A berarti RBS sudah mati total
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan mengenai kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
Troubleshooting merupakan
langkah
pencarian
sumber
masalah
secara
Masalah utama yang terdapat di BTS wilayah sumbagut adalah masalah power
karena seringnya terjadi pemadaman listrik oleh PLN.
6.2
Saran
Adapun saran mengenai kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
Sebaiknya setiap mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek ikut aktif pada
saat berada di lapangan, sehingga mahasiswa secara langsung dapat mengetahui
permasalahan yang ada di lapangan.
3.
Perlu adanya pembagian tugas yang jelas bagi mahasiswa kerja praktek, agar
setiap mahasiswa lebih mengerti dalam melaksanakan kerja praktek.
64
DAFTAR PUSTAKA
[1]
www.telkomsel.com
[2]
[3]
[4]
[5]
65