NAMA PRAKTIKAN
: Hansel Loshaless
Khasri thamrin priatama
Nurul lathifah
KELOMPOK
: R5
TANGGAL PRAKTIKUM
: 7 Maret 2015
JUDUL PRAKTIKUM
: COMPACTION
ASISTEN
1306410686
1306369245
1306369200
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan
ASTM D 698 "Standard Test Methods forLaboratory Compaction Characteristics of
Soil UsingStandard
ASTM D 1557 "Standard Test Methods forLaboratory Compaction Characteristics
of Soil UsingModified Effort"
AASHTO T 99 "The Moisture-Density Relations of Soils Using a 2.5-kg (5.5-lb)
Rammer and a 305-mm (12-in) Drop"
SNI 03-2832-1992 "Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan kadar air optimum"
AASHTO T 180 "The Moisture-Density Relations of Soils Using a 4.54-kg (10-lb)
Rammer and 457-mm (18-in) Drop"
COMPACTION
Hydraulic extruder
Gelas ukur
Timbangan
Oven
Jangka sorong
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak minimal 5 kantong @ 2kg (lebih
baik digunakan 6 kantong)
Gambar 5.1 Peralatan praktikum compaction: a) Mould (lengkap); b) Hammer; c) Pelat besi/penggaris;
d) Jangka sorong
COMPACTION
D.
diperkecil dan kandungan udara dikeluarkan secara mekanis. Suatu pemadatan tanah
adalah juga merupakan usaha (energi) yang dilakukan pada massa tanah. Suatu
pemadatan (Compactive Effort = CE) yang dilakukan tersebut adalah fungsi dari
variabel-variabel berikut:
(5.1)
dengan:
CE = Compactive Effort (lb/ft2)
W = berat hammer (lb)
H = tinggi jatuh (inch)
L = jumlah layer
B = jumlah pukulan per-layer
V = volume tanah (ft3)
COMPACTION
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada tabel di bawah ini:
Table 5.1. Perbedaan Modified Proctor dan Standard Proctor pada uji pemadatan
Test Identification
AASHTO T99
AASHTO T180
ASTM D 698
ASTM D 1557
4"
6"
4"
6"
5.5
5.5
10
10
12
12
18
18
Jumlah Layer
25
56
25
56
C.E (lb/ft2)
12.375
12.375
56.25
56.25
No. 4 (3/4")
No. 4 (3/4")
No. 4 (3/4")
No. 4 (3/4")
Gambar 5.2. Perbedaan grafik pemadatan Modified Proctor dan Standard Proctor
COMPACTION
dengan :
W
= kadar air
wwater
wdry
wwet
dengan :
Vadd
WX
W0
COMPACTION
dengan :
wet
wwet
dry
wdry
(5.8)
dengan:
GS = nilai specific gravity
W = berat jenis air (gr/cm3)
W = kadar air (%)
Sr = derajat kejenuhan
COMPACTION
di mana :
II.
C.E.
PRAKTIKUM
a. Persiapan Praktikum
1. Siapkan 6 kantong sampel tanah masing-masing 2 kg, lolos saringan No. 4 ASTM.
2. Campur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah, nilai kadar air
awal dalam hal ini dianggap sama.
3. Ambil sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya, dan cari
nilai kadar air sampel tersebut.
4. Kembalikan sampel tanah ke kantongnya masing-masing.
5. Hitung kadar air pada keesokan harinya, lalu tambahkan air pada masing-masing
kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda.
6. Masukkan sampel tanah ke dalam kantong plastik dan diamkan selama 18-24 jam
(diperam) agar kadar airnya merata.
COMPACTION
b. Jalannya Praktikum
1. Memeriksa Siapkan mould, collar, dan base plate.
2. Timbang mould dan ukur dimensinya untuk mengetahui volume tanah hasil
pemadatan.
3. Masukkan sampel tanah ke dalam mould, perkirakan jumlahnya sedemikian rupa
sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3 tinggi mould (karena total
lapisan pemadatan sebanyak 3 lapis).
4. Tumbuk 25 kali pada setiap lapisan secara merata dengan hammer seberat 5.5 lb dan
tinggi jatuh 12 inch (Standard Proctor ASTM).
5. Pada lapisan ketiga, pasang collar dan tambahkan tanah hingga melebihi batas mould.
6. Setelah pemadatan lapis ketiga selesai, buka collar dan ratakan kelebihan tanah pada
mould dengan pelat pemotong.
7. Timbang berat tanah beserta mould.
8. Keluarkan sampel tanah dari mould dengan bantuan extruder.
9. Ambil sebagian dari bagian atas, tengah, bawah dari sampel tanah tersebut untuk
diperiksa kadar airnya, dengan demikian akan diperoleh kadar air rata-rata dari
sampel tanah setelah dipadatkan.
COMPACTION
III.
PENGOLAHAN DATA
Dalam praktikum ini, kadar air awal yang di dapatkan praktikan adalah 7.24%.
Menghitung penambahan volume air untuk compaction
Sampel 31%
Wo
: 7.24%
Wx
: 31%
: 2000 gr
Vadd =
Dalam rumus ini, nilai penambahan volume menggunakan nilai 100 dan bukan 1,
karena perhitungan menggunakan kadar air dalam bentuk persen. Nilai perhitungan
penambahan volume air secara keseluruhan:
Sampel
31%
443.12 ml
34 %
499.07 ml
37 %
555.02 ml
40 %
610.97 ml
43%
666.92 ml
46 %
722.86 ml
Diameter (mm)
101
101.15
101.3
101.25
100.9
101
101.35
101
101.5
Tinggi (mm)
116.15
116.45
116.9
116.9
116.75
116.7
116.1
115.8
115.65
COMPACTION
Dimensi mould:
Mould
ke
D mould (cm)
H mould (cm)
Volume (cm3)
1
2
3
10.115
10.105
10.128
11.65
11.68
11.58
1684
1718
1684
936.53
937.09
933.29
31%
34%
37%
40%
43%
46%
213.1
436.96
451.83
305.97
333.58
273.2
169.15
345.2
349.57
228.54
248.93
199.47
Wt Of Water (g)
43.95
91.76
102.26
77.43
84.65
73.73
Wt Of Can (g)
21.95
19.85
19.62
20.28
17.02
26.26
147.2
325.35
329.95
208.26
231.91
173.21
29.86
28.20
30.99
37.18
36.50
42.57
Sampel 31%
COMPACTION
10
Density Determination
Assumed Water Content
31%
Water Content
34%
37%
40%
43%
46%
0.2986 0.282
0.3099
0.3718
0.365
0.4257
3.116
3.236
2.970
3.390
3.418
3.120
Wt Of Mold (kg)
1.684
1.718
1.396
1.684
1.718
1.396
1.432
1.518
1.574
1.706
1.7
1.724
1.53
1.62
1.687
1.82
1.814
1.85
1.178
1.264
1.288
1.327
1.329
1.298
Kerapatan basah:
=
= 1.53 gr/cm3
Kerapatan kering:
= 1.178 gr/cm3
Kesalahan Relatif
Kesalahan relatif = |
Contoh Sampel 31 %
Kesalahan relatif
=|
|
COMPACTION
|
|
11
29.86
28.20
30.99
37.18
36.50
42.57
34
37
40
43
46
17.06
16.24
7.05
15.12
7.46
: 100%
water : 1 gr/cm3
Contoh = kadar air 29.86%
RUMUS ZAV =
29.86
28.20
30.99
37.18
36.50
42.57
1.47
1.51
1.45
1.33
1.34
1.24
COMPACTION
12
30
35
40
45
= 36.5 %
dry maksimum
= 1.329 gr/cm3
Ydry
ZAV
28.2
1.264
1.178
1.288
1.329
1.327
1.298
1.51
29.86
30.99
36.5
37.18
42.57
COMPACTION
1.47
1.45
1.34
1.33
1.24
13
1.5
1.4
1.3
Ydry
1.2
ZAV
1.1
1
25
30
35
40
45
1 feet = 0,3048 m
1m
Vol
= 3,281 feet
= 936.53 cm3 = 936,53 x 10-6 m3 = 0,03307 ft3
= 12470.49 lb/ft2
Mould
CE (lb/ft2)
12470.49
12463.03
12513.78
COMPACTION
14
IV.
ANALISIS
Analisis Percobaan
Percobaan Compaction ini dilakukan untuk mencari nilai kerapatan kering
(dry) maksimum pada kadar air optimum (Wopt) dari suatu sampel tanah yang
dipadatkan. Percobaan compaction dapat dilakukan dengan dua metode, yakni
Standard Proctor (AASHTO T99/ASTM D698) dan Modified Proctor (AASHTO
T180/ASTM D1557). Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan metode
Standard Proctor dengan spesifikasi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dalam persiapannya, praktikan melakukan persiapan dengan menyiapkan
tanah yang lolos saringan no.4 ASTM sebanyak 6 kantong dengan masing-masing
berat 2 kg. Untuk mempermudah praktikum, praktikan menganggap kadar air tanah di
tiap kanton pada awalnya adalah sama dan kemudian ditambahkan dengan air sesuai
dengan kadar air yang diinginkan, yaitu 31%, 34%, 37%, 40%, 43%, dan 46%.
Setelah menambahkan air pada tiap kantong. Tanah kemudian diaduk dengan
menggunakan tangan kosong lalu tanah kemudian dimasukkan ke masing-masing
plastik yang berbeda kemudian didiamkan selama 18-24 jam agar campuran tanah
dan air merata dan homogen.
Setelah didiamkan selama kurang lebih 18-24 jam, praktikan memulai
percobaan dengan menyiapkan mold (berat dan dimensi mold terlebih dahulu diukur
dan dicatat). Mold kemudian ditaruh di atas base plate dan pada dasar lantainya
diletakkan kertas sebagai alas agar tidak licin. Lalu pada bagian dalam mold diolesi
dengan vaseline agar tanah yang sudah ditumbuk di mold mudah dikeluarkan jika
mold sudah terisi penuh. Tiap kelompok menggunakan 2 kantong tanah dengan kadar
air yang berbeda untuk dimasukkan ke dalam mold dan ditumbuk menggunakan
standard proctor dengan ketinggian 12 inch sebanyak 25 kali. Penumbukkan pada
mold dilakukan secara merata pada tiap lapisan tanah.
COMPACTION
15
Untuk lapisan pertama, tinggi tanah yang diinginkan adalah 1/3 dari tinggi
mold. Setelah tanah dimasukkan dan ditumbuk, tinggi tanah diukur menggunakan
pelat besi untuk mengecek apakah sudah mencapai ketinggian yang diinginkan.
Setelah pemasukkan tanah pertama, praktikan tidak langsung menumbuk sebanyak 25
kali untuk mengantisipasi kelebihan tumbukan jika tinggi tanah masih kurang.
Apabila tinggi tanah berlebih, tanah dikorek dengan menggunakan sendok hingga
mencapai ketinggian yang diinginkan. Pada tiap penumbukkan, tanah akan tergeser
sendirinya ke pinggir mould, oleh karena itu praktikan memindahkan tanah pada
pinggir mould ke tengah-tengah mould dengan sendok maupun tangan kosong.
Proses yang sama dilakukan untuk ketinggian tanah 2/3 dari mold dan setinggi
permukaan mold.
Setelah tinggi tanah sudah setinggi permukaan mold, permukaan tanah
diratakan menggunakan pelat baja pemotong hingga permukannya sama rata dengan
permukaan mold. Setelah itu barulah mold dilepaskan dan ditimbang beratnya. Lalu
tanah di dalam mold dikeluarkan menggunakan hydraulic extruder. Setelah tanah
dikeluarkan, tanah dipecah menjadi 3 lapisan dan bagian tengah dari setiap lapisan
tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam can (berat can dan berat can+tanah
ditimbang dan dicatat). Setelah itu, can beserta tanah dimasukkan ke dalam oven
selama kurang lebih 24 jam. Setelah 24 jam, can beserta tanah dikeluarkan dan
ditimbang beratnya kembali. Ketiga bagian tanah dianggap memiliki kadar air yang
sama sehingga untuk menghitung kadar airnya hanya diperlukan satu can. Hasil dari
penghitungan kadar air tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai berat isi
kering.
COMPACTION
16
Analisis Hasil
Sampel tanah yang digunakan adalah sampel tanah yang telah lolos saringan
4. Sebelum dapat dilakukan percobaan, tanah dikeringkan dengan menggunakan
oven. Hal ini berbeda dengan standar. Seharusnya tanah yang digunakan adalah tanah
hasil kering udara. Tindakan tersebut dilakukan karena pertimbangan waktu yang
terbatas. Kadar air awal tanah yang di dapat adalah 7.24%. Menggunakan rumus
kadar air, didapat jumlah air yang harus ditambahkan pada saat melakukan persiapan
percobaan untuk setiap kadar air yang diinginkan yaitu
Vadd =
Sampel
31%
443.12 ml
34 %
499.07 ml
37 %
555.02 ml
40 %
610.97 ml
43%
666.92 ml
46 %
722.86 ml
Besar volume air yang ditambahkan untuk mendapatkan tanah dengan kadar
air yang diinginkan terlihat dari tabel di atas. Namun setelah dilakukan pemadatan
dan dihitung lagi menggunakan rumus kadar air, nilai kadar air yang didapat sebesar
29.86%, 28.2%, 30.99%, 37.18%, 36.50%, dan 42.57%.
Setelah mendapatkan nilai kadar air setelah pemadatan, pada percobaan ini
juga didapatkan nilai kerapatan kering pada masing-masing kadar air yang berbeda.
Untuk mengetahui nilai kerapatan kering, digunakan rumus berikut
COMPACTION
17
Sehingga didapatkan nilai kerapatan kering dari tanah sebesar 1.178 gr/cm3,
1.264 gr/cm3, 1.288 gr/cm3, 1.327 gr/cm3, 1.329 gr/cm3, dan 1.298 gr/cm3. Dari
data-data yang sudah dihitung tersebut, dapat terlihat bahwa kadar air setelah
pemadatan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh hilangnya air yang berada
pada rongga antar partikel tanah akibat proses pemadatan. Dimana saat proses
pemadatan tersebut ada kemungkinan besar bahwa air pada tanah di dalam mould
mengalami proses penguapan ke udara. Hal lain yang dapat menyebabkan kadar air
berkurang adalah terjadinya penguapan air ke udara saat penyimpanan tanah dalam 6
kantong plastik dimana di dalam kantok plastik tersebut masih terdapat ronggarongga udara.
R = 0.3591
25
30
35
40
45
Nilai kerapatan kering optimum yang didapatkan adalah sekitar 1.329 gr/cm3,
dan kadar air optimum yang didapat adalah 36.5%. Air dapat mempengaruhi sifat
kohesif butiran tanah, dimana semakin banyak kadar air yang ada di dalam tanah,
tanah akan semakin kohesif (lebih melekat). Tanah yang kering butiran tanahnya
tidak mengikat satu sama lain, sehingga nilai kohesifnya menjadi kecil dan
mengurangi kepadatan. Dari teori ini, kita dapat menyimpulkan bahwa seharusnya
jika kadar air dalam tanah diperbesar maka proses compaction akan menghasilkan
COMPACTION
18
nilai Ydry yang semakin besar sampai dengan kadar air optimumnya. Namun ada
penyimpangan yang tejadi pada kadar air 29.86% dimana pada kadar air tersebut nilai
Ydry nya lebih kecil dibandingkan Ydry pada kadar air 28.2%. Dari penyimpangan ini,
dapat disimpulkan bahwa praktikan melakukan kesalahan saat compaction . Misalnya
saja, praktikan melakukan compaction tidak secara tegak lurus permukaan tanah
(membentuk sudut). Compaction juga dilakukan secara tidak merata serta adanya
kesalahan saat memotong permukaan tanah yang berlebih dengan plat pemotong
dimana saat dilakukan pemotongan praktikan secara tidak langsung melakukan
penekanan terhadap tanah. Dimensi dari mould yang berbeda-beda juga dapat
mempengaruhi nilai Ydry yang didapat, dimana semakin besar luas permukaan mould
maka nilai Ydry yang didapatkan setelah compaction akan semakin kecil.
1.5
1.4
1.3
Ydry
1.2
R = 0.3591
1.1
ZAV
1
25
30
35
40
45
Nilai ZAV pada percobaan ini memotong grafik hubungan antara dry dengan
kadar air sampel. Nilai ZAV di atas di dapatkan dengan menggunakan rumus
ZAV =
Nilai ZAV yang memotong dry tersebut juga dapat terlihat pada tabel serta
grafik ZAV vs water content.
COMPACTION
19
Water Content
28.2
29.86
30.99
36.5
37.18
42.57
Padahal nilai yang seharusnya terjadi
dry
ZAV
1.264
1.51
1.178
1.47
1.288
1.45
1.329
1.34
1.327
1.33
1.298
1.24
adalah nilai ZAV > dry
Kejadian
CE (lb/ft2)
12470.49
12463.03
12513.78
COMPACTION
20
Analisi Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini dan dapat mempengaruhi
hasil yaitu :
Tidak ratanya proses pencampuran tanah dan air yang dilakukan dengan
pengadukan dengan tangan serta penyimpanan di dalam kantong plastik
selama 24 jam. Sehingga dapat menyebabkan perbedaan asumsi kadar air
dengan kadar air yang sesungguhnya.
V.
KESIMPULAN
1. Nilai kerapatan kering terbesar didapat pada kondisi kadar air optimum yaitu
sebesar 40.73% dan memiliki kerapatan kering sebesar 1.271 gr/cm3.
2. Pemadatan tanah selalu dilakukan pada proses pembangunan pondasi suatu
bangunan, jalan raya, dan struktur teknik sipil lainnya. Pemadatan dilakukan
dengan memperhatikan spesifikasi tanah yang ada di lokasi dan kondisi
lingkungan sekitar, dimana proses pemadatan menyesuaikan dengan faktor-faktor
diatas tersebut. Karena tanah yang kurang rapat memiliki ketahanan yang lebih
rendah.
COMPACTION
21
VI.
LAMPIRAN
Menimbang Mould
Hydraulic extruder
COMPACTION
22