TINJAUAN PUSTAKA
150
250
500
1000
2000
4000
0.29
0.10
0.05
0.04
0.07
0.09
Kayu
0.15
0.11
0.10
0.07
0.06
0.07
Gelas
0.18
0.06
0.04
0.03
0.02
0.02
0.13
0.74
2.35
2.53
2.03
1.73
0.01
0.01
0.02
0.02
0.02
0.03
0.03
0.03
0.03
0.04
0.05
0.07
0.58
0.64
0.71
0.63
0.47
0.40
yang memiliki tekanan dan sebagai medium pemindah gelombang bunyi. Medium ini
dapat berupa udara, gas dan benda padat.
Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam sebuah kepuusannya (No. Kep 48
/MENLH/11/1996 ; tentang baku tingkat kebisingan) mengistilahkan Kebisingan
adalah bunyi yag tidak diinginkan dari usaha/kegiatan manusia dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan . Tingkat kebisingan dari beberapa sumber dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tingkat kebisingan rata-rata diukur pada beberapa jarak.
Sumber Kebisingan
Detik arloji
Halaman tenang
Kantor
Pembicaraan normal, 1m
Mobil di lalu lintas kota, 7m
Industri
Ruang teletype surat kabar
Motor tempel 10 HP, 17m
Jet lepas landas, 1100m
Motor sport, 10m
Mesin potong rumput, 3m
Sirine, 50 HP, 30m
Roket ruang angkasa
Sumber : (Hemond Jr, Conrad J, 1983)
2.2.1
Tingkat Kebisingan, dB
20
30
60
32
70
80
80
88
90
94
105
138
175
Pengaruh Kebisingan
Kebisingan yang cukup tinggi, di atas 70 dB dapat menyebabkan
permanen.
Tingkat
kebisingan
yang
cukup
tinggi
untuk
Tingkat Bunyi
(dB)
90
92
95
97
100
102
105
110
115
kebisingan
merupakan
tindakan
penurunan/pengurangan
dikeluarkan
dan
persoalan
pengendalian
kebisingan
bersifat
multi
2.3. Frekuensi
Harga dari sebuah objek yang bergerak balik dan terus (back and forth)
dapat digunakan sebagai definisi dari frekuensinya, oleh karena itu frekuensi adalah
jumlah dari getaran-getaran yang terjadi dalam sebuah satuan waktu. Frekuensi juga
adalah jumlah dari waktu sebuah perulangan gelombang sempurna dengan waktu,
atau juga jumlah siklus yang terjadi dalam sebuah satuan waktu. Pada waktu lampau
satuan dari ukuran sebuah frekuensi didefinisikan sebagai banyaknya siklus perdetik
(cps). Sekarang, frekuensi ditentukan dalam satuan yang disebut Hertz (Hz). Satu
Hertz sama dengan satu siklus perdetik. Frekuensi yang dapat didengar oleh manusia
berkisar 20 sampai 20.000 Hz. Perbandingan terbalik dari frekuensi adalah waktu
untuk sebuah siklus getaran yang sempurna yang diukur dalam perbandingan dari
waktu seperdetik, dan dikenal sebagai periode. Karena itu sebuah frekuensi dari
20 Hz akan memiliki sebuah Periode 0,05 detik, dan dapat kita tulis dalam persamaan
berikut:
f=
1
(Hz)
T
(2.1)
adalah seperti sebuah massa yang digantungkan pada ujung pegas. Ketika massa
ditekan dari posisi diamnya, massa cenderung kepada gerak osilasi dengan sebuah
periodik atau gerak berulang hingga energi dari pegas mencapai sebuah kondisi yang
stabil. Beberapa batasan frekuensi yang dapat dihasilkan dari beberapa sumber dapat
dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Batasan dari frekuensi.
1
f
(s)
(2.2)
sebuah
gelombang transversal yang tercipta ketika partikel bergerak pindah tegak lurus ke
arah dari gerak gelombang seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
.G.T 0
M
(2.3)
dimana:
c
= Rasio dari panas spesifik pada tekanan konstan kepada panas spesifik pada
volume konstan
= Temperatur 0K
kepada dua bentuk persamaan, tergantung pada pemilihan sistem pengukuran, yaitu
U.K (English) atau Metrik. Untuk Sistem U.K persamaan kecepatan gelombang
bunyinya adalah:
c = 49.03
T0
(2.3.a)
dimana:
c
T0
(2.3.b)
dimana:
c
dimensi dan properties material tersebut. kecepatan rambat gelombang pada media
padat dapat dinyatakan sebagai berikut:
c=
(m/s)
(2.4)
Dimana:
E
(2.5)
Intensitas bunyi adalah aliran energi yang dibawa gelombang suara dalam suatu
daerah per satuan luas, intensitas bunyi sangat penting difahami untuk mengetahui
radiasi total dari suatu sumber bunyi dan juga tekanannya.
Untuk sebuah gelombang datar yang semakin menyebar (Plane Progrssive
Wave) dapat kita ketahui intensitasnya dengan persamaan berikut:
I=
p 2 Joule ( J )
(
)
.c
m2s
(2.6)
Analogi intensitas bunyi antara satuan W/m2 dengan dB dapat kita lihat
seperti gambar 2.4.
p12
(dB)
p02
(2.7)
p1
(dB)
p0
(2.8)
atau :
SPL = 20 Log
Dimana:
P0
= tekanan refrensi sebagai tekanan bunyi yang mampu didengar pada sebuah
frekuensi 1000 Hz. Untuk sistim Internasional (SI) P o 10-12 W/m2 atau 10-16
W/cm2.
P1
= tekanan kerja
Selama daya bunyi (Sound Power Level)/PWL adalah sebuah ukuran total
radiasi energi suara dari sebuah sumber dan SPL adalah tekanan pada sebuah jarak
radial x r dari sumber suara, hubungan antara dua parameter ini dapat dilihat menjadi
suatu persamaan berikut:
PWL
SPL
10
Log
xr2
(2.9)
PWL = SPL + 20 Log x r + 10 Log 2
(2.9.a)
Absorbed Energy
Z 1c1
1 R 1 2
1c1 Z 2
2
yang mana:
Z 2 2 c2
(2.10)
Incident Energy
Applied Force
Particle Velocity
(2.11)
(2.12)
Dalam mengukur koefisien serapan material salah satu metode standard yang
sering digunakan adalah metode tabung impedansi (resonator). Dengan metode ini,
koefisien serapan ditentukan langsung dari amplitudo tekanan dalam pola gelombang
tegak yang disusun di tabung. Tabung ini dapat digambarkan seperti gambar 2.5.
Keterangan :
B = Tabung utama
L = Troli untuk mengatur jarak
sumber bunyi
P = Probe tube
G = Pengukur jarak sumber
J = neck
K = Mikropon
0.76
1
c ' c 1
2r
f
(2.13)
= A sin (t kx)
= 2 /
(2.14)
= A sin (t + kx)
(2.15)
d=0
d 1 = A sin (t-kx)
d 2 = A sin (t+kx)
Gambar 2.6 Dua gelombang yang merambat dengan arah berlawanan
Jadi sebagai akibat perpindahan pada setiap titik seperti pada gambar 2.6,
besar d dapat diberikan dengan rumus:
d = d1 + d2
= A sin (t kx) + A sin (t + kx)
= A sin t cos kx A cos t sin kx + A sin t cos kx + A cos t sin kx
= (A sin t cos kx + A sin t cos kx) + (A cos t sin kx A cos t sin kx)
= A (1 + A) sin t cos kx + A (1 - A) cos t sin kx
(2.16)
Dapat terlihat bahwa masing masing nilai maksimum dan minimum adalah
A (1 + A) dan A (1 A) dan /4 terpisah, yang pertama menjadi 0, /2, 3 /2 dan
lain-lain. Sedangkan yang kedua menjadi /4, 3 /4, 5 /4, 7 /4 dan sebagainya
(Rochmah, 1992).
Jika nilai maksimum dan minimum dari amplitudo pada tabung adalah A1 dan
A2 maka:
A1 A(1 A)
A2
A(1 - A)
(2.17)
atau:
A Amplitudo
(A1 A2)
(A1 A2)
(2.18)
yang
menyimpangkan
pancaran
elektron
keatas/kebawah
dan
kekiri/kekanan.
Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan
oleh cathode dan ini menyebabkan Oscilloscope disebut secara lengkap dengan
Cathode Ray Oscilloscope atau CRO.
listrik dalam bentuk sinus, segitiga, dan segi empat yang menumbuk lapisan phospor
pada layar osciloscope.
Baseline pada gambar 2.7 adalah suatu teknik dalam mengillustrasikan batas
Pengukuran tegangan yang terjadi pada tabung impedance tube. Contoh aplikasi
terdapat pada Bab 3 sub Bab teknik pengambilan data.
Tetapi energi dapat ditunjukan sebagai berbanding langsung terhadap
amplitudo kuadran yaitu:
Energi A'
(A1 - A2)2
(A1 A2)2
(2.19)
(A1 - A2) 2
(A1 A2) 2
=
(A1 A2) 2 (A1 A2) 2
=
2A1xA2 2A1xA2
(A1 A2) 2
2 A1 2 A2
(A1 A2) 2
4 A1 x A2
(A1 A2) 2
(2.20)
Jika perbandingan maksimum dan minimum, A1/A2 diukur maka rumus yang
sesuai dapat dituliskan sebagai berikut:
( A1 / A2)
(1 A1 / A2) 2
4
A2
(1 A1 A2) 2
A1
4
A1 A12
A2
)
(1 2
A2 A2 2
A1
4
A2 2 xA1xA2 A12 xA2
(
)
A1 A1xA2
A2 2 xA1
4
(2 A1 / A2 A2/A1)
(2.21)
Bila suatu gelombang bunyi datang pada suatu permukaan batas yang
memisahkan dua daerah dengan laju gelombang berbeda, maka kemungkinan yang
terjadi adalah:
1. Dipantulkan semua.
2. Ditransmisikan semua.
3. Sebagian gelombang akan dipantulkan dan sebagian lagi akan ditransmisikan.
Pemantulan dan penyerapan bunyi pada suatu muka dataran dari dua media
akustik dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gelombang
datang
Gelombang
datang
1 c1
2 c2
Gelombang
diserap/ditransmis
ikan
Gelombang
pantul
Gelombang
pantul
Gambar 2.8 Pemantulan dan penyerapan bunyi pada suatu muka dataran dari dua
media akustik. (Doelle, Leslie L, 1993).
Misalkan dua media akustik dengan sifat impedansi 1 c 1 dan 2 c 2 , dimana
datang gelombang dari arah kiri merambat tegak terhadap antar muka. Jika 1 c 1 lebih
kecil dari 2 c 2 , kemudian energi dari gelombang datang tak dapat ditransmisikan
melewati dataran antar muka, setiap energi yang tersisa akan menjadi gelombang
pantul.
Pemantulan bunyi adalah fenomena dimana gelombang bunyi dibalikkan dari
suatu permukaan yang memisahkan dua media. Pemantulan bunyi ini juga mengikuti
kaidah pemantulan, dimana sudut datangnya bunyi selalu sama dengan sudut
pantulan bunyi.
Penyerapan gelombang bunyi sangat bervariasi dari setiap material,
kemampuan serap material sangat tegantung pada struktur dan massa jenis material
tersebut. Koefisien beberapa material dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Koefisien absorpsi dari material akustik.
calcite dan dolomite, jadi gypsum adalah mineral yang bahan utamanya terdiri dari
hydrated calcium sulfate. Gypsum akan menjadi lebih kuat apabila mengalami
penekanan. (Gypsum Association, 2007). Gypsum terbuat dari kalsium sulfat (CaSO 4
2 H 2 O). gypsum memiliki criteria antara lain untuk dibentuk memiliki kestabilan
kimia dan fisik yang tinggi, memiliki kemampuan untuk menyerap air dengan baik,
mudah untuk didapat.
Material gypsum tidak membahayakan bagi kesehatan manusia, sebagai
faktanya banyak pengobatan modern dengan gypsum sudah dimulai sejak dulu
dimana gypsum digunakan sebagai pengisi pencetakan gigi dalam bidang kedokteran.
Gypsum juga digunakan sebagai plafon dimana gypsum mempunyai kelendutan
paling minimal, fleksibel dan memiliki kemampuan konduktivitas suhu yang rendah.
Berdasarkan sifat diatas gypsum sebagai plafon dengan mudah dapat di modifikasi
sesuai dengan kebutuhan.
Papan gypsum adalah nama generik untuk keluarga produk lembaran yang
terdiri dari inti utama yang tidak terbakar dan dilapisi dengan kertas pada
permukaannya. Selain untuk plafon, gypsum biasa dipakai dinding partisi seperti skat
kamar dan lining wall (penutup tembok), hanya saja gypsum tidak biasa diaplikasikan
untuk eksterior, kolom dinding atau penahan beban. Rumus kimia gypsum adalah
CaSO42(H2O), berat molekul = 172,17 gm dan komposisinya seperti tabel 2.7.
Tabel 2.7 Komposisi kimia gypsum.
Nama Komposisi
Calcium
Hydrogen
Sulfur
Persentasi
23,28 %
2,34 %
18,62 %
Oxide
32,57 % CaO
20,93 % H 2 O
46,50 % SO 3
Oxygen
Total
55,76 %
100 %
100 %
150 Hz
250 Hz
500 Hz
Koef. Serap
0.29
0.10
Bunyi
Sumber : (Doelle, Leslie L, 1993)
0.05
1000
Hz
0.04
2000
Hz
0.07
4000
Hz
0.09
Karakteristik detail sifat fisik dan mekanis batang kelapa sawit dapat dilihat
pada tabel 2.11.
Tabel 2.11. Karakteristik detail sifat fisik dan mekanis batang kelapa sawit.
Bagian
Kerapatan
Jumlah serat Modulus patah
(g/cm3)
per cm2
(kg/cm2)
Kulit
0,53
67
217
Tengah
0,42
52
194
Inti
0,39
39
127
Sumber : (Guritno, Purboyo & Basuki Wirjo Sentono, 2000)
Modulus
elastisitas (kg/cm2)
15685
9473
780