PEMBIMBING
dr. Yuli Trisetiyono, Sp.OG
Oleh :
Fickry Ardiansyah
G1A009008
JURUSAN KEDOKTERAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2012
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS BLOK ECCE III
STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
PERSALINAN NORMAL
(INPARTU KALA 1)
Disusun oleh :
Fickry Ardiansyah
G1A009008
Pembimbing,
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. Nani
Umur
: 25 tahun
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Pemeriksaan
Ruang Pemeriksaan
Ruang
bersalin
RSUD
Margono
Soekarjo
Purwokerto
B. Subyektif
Tanggal pemeriksaan
: 14 Desember 2012
Jam pemeriksaan
: 11.00 WIB
1. Keluhan Utama
: rujukan dari bidan karena terdapat tanda-tanda
persalinan disertai denyut jantung ibu yang tidak teratur
2. Keluhan Tambahan :
Kenceng-kenceng sejak pukul 01.00 WIB
Keluar cairan dari vagina (seperti kencing yang tidak bisa ditahan)
pukul 09.00 WIB
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Onset : tanggal 14 Desember 2012
b. Kronologis :
Pasien bernama Ny. Nani usia 25 tahun, datang ke IGD RSUD
Margono Soekarjo tanggal 14 Desember 2012 pukul 09.00 WIB
karena rujukan dari bidan. Pasien dirujuk karena terdapat tanda-tanda
persalinan disertai dengan denyut jantung pasien yang tidak teratur.
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien.
Pasien mengaku sudah merasa kencang-kencang sejak tanggal 14
Desember 2012 pukul 01.00 WIB dan dibawa ke bidan. Pasien tidak
mendapat intervensi maupun obat apapun dari bidan. Pada pukul
09.00 WIB pasien dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo karena denyut
jantung pasien yang tidak teratur. Sesampai di RS pasien
: 14 Desember 2012
: 11.00 WIB
: sedang
: compos mentis
: 68 kg
4. TB
5. Vital Sign
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. RR
d. Suhu
6. Status Generalis
a. Kepala dan leher
1) Mata
: 155 cm
:
: 120/60 mmHg
: 60x/menit
: 20x/menit
: 36,8o Celsius
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
c. Cor
Inspeksi : susah dinilai karena pasien kesakitan
Palpasi
Perkusi
: Cembung gravid
Auskultasi
Perkusi
: Pekak janin
Palpasi
: TFU 34 cm
j. Status Vegetatif
BAB
(+)
BAK
(+)
Flatus
(+)
7. Status Obstetrik
a. Leopold I
(bokong)
b. Leopold II
kanan)
c.
d.
e.
f.
g.
Leopold III
Leopold IV
DJJ
His
VT
kekerasan uterus yang dapat dicapai. Pada saat kontraksi tercapai efefktif,
maka jari pemeriksa tidak akan mampu menekan uterus. Kemudian saat
kontraksi menghilang juga dicatat. Sekuens ini akan terus berulang dan
dievaluasi frekwensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.
3. Vital sign maternal
4. Pemeriksaan vaginal berikutnya
5. Intake oral
6. Infus RL
7. Amniotomi
8. Pemeriksaan fungsi kandung kemih
Secara umum, manajemen penanganan persalinan kala I adalah sebagai
berikut :
1. Pendampingan oleh keluarga
2. Perhatikan asupan nutrisi untuk persiapan kala II
3. Dianjurkan jalan-jalan dan menjaga kebersihan diri (mandi) apabila
ketuban belum pecah
4. Ajarkan baring miring kiri
5. Kala I fase laten (pembukaan <4 cm) umumnya selama 8 jam; kala I fase
aktif (pembukaan 4-10 cm) umumnya terjadi pembukaan 1 cm/ jam (6
jam).
I.
PENDAHULUAN
tersebut.
Kala I (kala pembukaan), secara klinis dapat dikatakan partus dimulai
apabila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah
(bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis
servikalis mulai membuka atau mendatar. Proses membukanya serviks sebagai
akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif
Kala II (kala pengeluaran janin), pada kala II ini his menjadi lebih kuat
dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya kepala janin
sudah masuk di ruang panggul, maka saat muncul his dirasakan tekanan pada
otot-otot dasar panggul, yaitu secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Pada kala ini ibu juga merasa adanya tekanan pada rectum, hendak buang air
besar, perineum mulai menonjol dan melebar, serta labia mulai membuka dan
tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
Kala III (kala pengeluaran plasenta), terdiri dari 2 fase, yaitu fase
pelepasan plasenta dan fase pengeluaran plasenta. Setelah anak lahir, his berhenti
sebentar, tetapi timbul kembali setelah beberapa menit. His ini dinamakan his
pelepasan plasenta yang berfungsi untuk melepaskan plasenta, sehingga terletak
pada segmen bwah rahim atau bagian atas vagina. Pada masa ini, uterus akan
teraba sebagai tumor yang keras, segmen atas melebar karena mengandung
plasenta, dan fundus uteri teraba sedikit dibawah pusar.
Kala IV (kala pengawasan), merupakan kala pengawasan selama 2 jam
setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum. Ada hal-hal pokok penting yang harus
diperhatikan pada kala IV, yaitu kontraksi uterus harus baik, tidak ada perdarahan
pervaginam atau dari alat genital lain, plasenta dan selaput ketuban harus harus
sudah lahir lengkap, kandung kencing harus kosong, luka-luka di perineum harus
dirawat dan tidak ada hemtoma, resume keadaan umum bayi dan resume keadaan
umum ibu.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 280 hari atau 9
bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester satu (12 minggu pertama),
trimester dua (minggu ke 13 -27) dan trimester tiga(minggu ke 28- 40).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir . sedangkan kelahiran adalah proses dimana
janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Oleh sebab itu
persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. Diagnosis kehamilan
1. Anamnesis
Keluhan-keluhan secara umum yang ditemukan pada anamnesis
kehamilan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Amenore
b. Mual dan muntah (morning sickness), yang disebabkan oleh
adanya perubahan aktivitas hormon yang menurunkan peristaltik
usus dan tertumpahnya asam lambung keujung atas lambung.
Penurunan peristaltik usus ini juga akan memperlambat proses
pencernaan dan mengakibatkan sembelit.
c. Rasa mudah lelah, yang dipicu oleh peningkattan kebutuhan aliran
darah yang kurang dibanding dengan ketersediaan darah. Volume
darah ibu hamil meningkat sampai 30-50%, dan frekuensi denyut
jantung meningkat hingga 20%. Selain itu, uterus yang telah
membesar akan mendesak sekat rongga dada (diafragma) dan
mengganggu ekspansi paru, sehingga wanita hamil tampak
terengah-engah,
dan
keadaan
ini
akan
diperberat
oleh
auskultasi
Dapat
c. Chadwik sign,
Multipara
Perut
Tegang
Pusat
Menonjol
Dapat datar
Rahim
Tegang
Agak lunak
Payudara
Tegang, tegak
Menggantung,
agak lunak,
terdapat striae
Labia
Bersatu
Agak terbuka
Himen
Koyak beberapa
tempat
Karankula himenalis
Vagina
Sempit
Lebar, rugae berkurang
dengan rugae utuh
Serviks
Licin, lunak,
tertutup
PembukaanMendatar lalu
membuka
3. Pemeriksaan penunjang
- Uji hormonal kehamilan
Uji ini didasarkan pada terbentuknya homon hCG ( human
Chorionic Gonadotropin ) oleh sinsisiotrofoblas. Hormon ini
Antige
n
TT1
TT2
Interval
(selang waktu
minimal)
Pada kunjungan ANC
pertama
4 minggu setelah TT1
Lama
perlindungan
-
%
perlindungan
-
3 tahun *
80
TT3
TT4
TT5
5 tahun
10 tahun
25 tahun /
seumur hidup
95
99
99
atau
prostaglandin
yang
diberikan
secara
perdarahan.
Setelah
plasenta
lahir
perhatikan
apakah
Pengeluaran plasenta dalam waktu 5-10 menit setelah bayi lahir. Dapat
terjadi kegagalan pengeluaran plasenta selama 30 menit atau lebih
yang disebabkan oleh retensio plasenta, perlu dilakukan pengeluaran
secara manual. Bila perdarahan hebat tidak terjadi dapat diberikan
sedasi dengan kombinasi morfin dan benzodiazepin atau dengan
anestesi regional jika untuk mengatasi nyeri persalinan. Dalam
keadaan darurat dapat dilakukan tanpa analgetik.
Setelah plasenta dilahirkan lakukan pemeriksaan jalan lahir apakah ada
laserasi atau hematom. Laserasi derajat satu, yaitu robekan dari
mukosa vagina dan kulit perineum tanpa mengenai fascia dan otot.
Laserasi derajat dua, robekan terjadi sampai kulit perineum tetapi tidak
sampai ke sfingter ani. Laserasi derajat tiga robekan mulai dari
mukosa, kulit dan perineum sampai sfingter ani. Laserasi derajat empat
sampai mengenai mukosa sfingter ani, robekan pada uretra mungkin
dapat terjadi pada derajat empat dan menyebabkan perdarahan hebat.
Pasien dengan laserasi berat setelah dikoreksi harus dilakukan
pemeriksaan pelvis ulang dalam beberapa jam untuk mengetahui
adanya hematom atau tidak. Pasien dengan episiotomi atau laserasi
harus diperiksa dahulu secara manual dan inspeksi perineum sebelum
dipulangkan. Beritahu pasien tentang kemungkinan terjadinya infeksi
atau rusaknya jahitan episiotomi.
4. Kala IV persalinan
Mengamati adakah perdarahan sekurang-sekurangnya 1 jam post
partum.Yang harus diperhatikan saat kala IV ini adalah :
- Kontraksi uterus
- Tidak ada perdarahan pervaginaatau dari alat genital lainnya
- Plasenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap
- Kandung kemih harus kosong
- Luka luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada
hematoma
- Bayi dalam keadaan baik
- Ibu dalam keadaan baik (tanda vital normal, tidak ada keluhan sakit
kepala dan lain lain)
E. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Jika digunakan dengan
perlu
serta
memastikan
kesejahteraan
ibu
dan
bayi
lamanya<20.
fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10,
lamanya<20.
2. Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
- bila infus oksitosin dimulai
- bila persalinan dimulai
3. Masuk untuk induksi persalinan :
- Pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
- Induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian
-
prostaglandin)
Bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.
III.
KESIMPULAN
1. G1P0A0, usia 25 tahun, usia kehamilan 38 minggu. Janin tunggal hidup intra
uteri. Presentasi kepala, punggung kanan, sudah masuk PAP. Inpartu kala I
fase aktif pada tanggal 14 Desember 2012 jam 11.00 WIB
2. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin.
3. Kala satu persalinan adalah periode waktu dimulainya persalinan sampai
dilatasi maksimal serviks. Fase ini dibagi menjadi fase laten dan fase aktif.
Fase aktif dibagi lagi menjadi akselerasi, dilatasi maksimal dan deselerasi
4. Manajemen Kala I meliputi pendampingan oleh keluarga, asupan nutrisi
untuk persiapan kala II, anjuran untuk jalan-jalan dan menjaga kebersihan
diri (mandi) apabila ketuban belum pecah, mengajarkan baring miring kiri.
Kala I fase laten (pembukaan <4 cm) umumnya selama 8 jam; kala I fase
aktif (pembukaan 4-10 cm) umumnya terjadi pembukaan 1 cm/ jam (6 jam).
DAFTAR PUSTAKA
Dan Keluarga