KELUARGA DENGAN
BALITA
OL E H KE LO MP OK IV :
IRMA FEBRIANI
ARINI BUDI ENDANG
ZAINUL
W E N D I J A M A LU D I N
BALITA
Balita
KONSEP DASAR
: umur 1 - 3 tahun
Preschool : umur 3 - 6 tahun
KARAKTERISTIK BATITA
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen
pasif
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar
dari masa usia pra-sekolah
Jumlah makanan yang mampu diterimanya
dalam sekali makan lebih kecil dari anak
yang usianya lebih besar.
bersekolah playgroup
Pada masa ini anak akan mencapai fase
gemar memprotes
Karakteristik anak pra-sekolah ini mencakup
perkembangan
fisik
dan
kemampuan
motorik serta emosional anak.
POSITIF
NEGATIF
- Memberikan
- Menggigit,
kepuasan/kesenanga
mengeluarkan air
n
liur
- Menghisap,
- Marah, menangis.
menelan,
memainkan bibir
- Makan kenyang,
tidur
FASE ANAL (1-3thn) - BAB/BAK dan senang - Anak akan
melakukannya
menahan dan
sendiri
mempermainkann
ya
- Egosentris : sosial
FASE PHALIC (36thn)
interaksi
- Mempertahankan
keinginanya.
Inisiati
f
vs
rasa
bersal
ah
Keluarga dengan
Childbearing/melahirkan
Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :
Banyaknya wanita yang bekerja
Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan
Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah
lazim
Meningkatnya biaya perawatan anak
Masalah yang sering terjadi :
Kesulitan dalam perawatan anak
Suami merasa diabaikan
Terdapat peningkatan perselisihan
Interupsi dalam jadwal yang terus menerus
Kehidupan sosial dan seksual terganggu
Keluarga dengan
Childbearing/melahirkan
Tugas perkembangan keluarga dengan tahap ini :
Membentuk keluarga muda yang bahagia
Penyesuaian tugas baru
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman
Mendidik anak berdasar agama
Masalah kesehatan pada keluarga dengan Childbearing :
Perawatan bayi yang baik
Imunisasi
KB
Penyakit infeksi
Masalah transisi pada orangtua
Sibling rivalry
Tempertantrum
Negativisme
Tumbuh kembang
TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA DENGAN BALITA
2. Keluarga dengan anak preschool :
Anak ke-I berumur 2,5 - 5 thn
Keluarga menjadi majemuk
Kesibukan orangtua meningkat
Kelompok bermain sangat membantu
dalam perkembangan anak
keluarga.
Pembagian tanggungjawab anggota keluarga.
Merencanakan kegiatan untuk stimulasi
tumbang anak
jatuh
Kesehatan psikososial : hubungan perkawinan
Persaingan adik-kakak
Masalah komunikasi keluarga
Masalah pengasuhan anak.
TINJAUAN KASUS
A. Data Umum
Nama kepala keluarga :
Bpk. H
Alamat
Komposisi keluarga
:
Status Imunisasi
No
Nama
Sex
Hubungan dengan
kepala keluarga
Ca
Umur
Pendidikan
BCG
Polio
DPT
Hepatiti
pa
k
Ibu H
Istri
35
SMA
An. R
Anak
An. P
Anak
2 bln
TINJAUAN KASUS
Tipe Keluarga
TINJAUAN KASUS
Status Sosial Ekonomi Keluarga
TINJAUAN KASUS
Aktivitas rekreasi keluarga
TINJAUAN KASUS
B. Riwayat dan Tahapan Perkembangan
TINJAUAN KASUS
2. Riwayat Keluarga Inti
Ibu H mengatakan bahwa dulu ibu H
dengan Bpk H adalah pilihan sendiri dan
disetujui oleh orang tua dan akhirnya
menikah
3. Riwayat Keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dan pihak suami atau
istri tidak mempunyai kebiasaan kawin
cerai, pemabuk ataupun berjudi.
TINJAUAN KASUS
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. H
adalah rumah dinas TNI dengan luas 15 x
10 m2. Rumah terdiri atas 1 lantai dengan
tipe permanent, lantai semen di lapisi
karpet, keadaan bersih. Ventilasi dan
pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki
kamar mandi dan jamban sendiri, keadaan
bersih sumber air dari PDAM air tidak
berasa, berbau dan dalam keadaan bersih.
TINJAUAN KASUS
2. Karakteristik Tetangga
Karna tinggal di perumahan dinas TNI tetangga ibu H merupakan
anggota TNI dan Pegawai Negri di lingkungan TNI. Kehidupan antar
tetangga dan warga sekitar terjalin baik dan saling mengunjungi.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk H pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah
ke Medan dan terakhir di Bukittinggi, karna penempatan dinas.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Bpk H tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk
bekerja. Ibu H mengatakan mengikuti kegiatan seperti arisan dan
olahraga Volly di lingkungan tempat tinggal.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bpk H tinggal secara mandiri tanpa orang tua, dan
menyewakan kamar untuk kosan. Menurut ibu H bayaran uang kos
menambah penghasilan keluarganya.
TINJAUAN KASUS
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan
yang dihadapi baik itu masalah keluarga maupun kantor, biasanya
Bpk H selalu membicarakan dengan ibu H.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Bpk H saling menghargai satu sama lain. Saling membantu,
serta saling mendukung. Bpk H dan Ibu H, mampu untuk merawat
diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari hari. Untuk An. R dan
An. P masih balita sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari
hari ataupun apabila sedang sakit dirawat oleh ibu H dan dibantu
oleh Bpk H. Apabila ada masalah ibu H diskusi dengan suami dan
meminta nasehat kepadanya.
TINJAUAN KASUS
3. Struktur Peran
Bpk H adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di
TNI di salah satu kesatuan di Bukit Tinggi. Bpk H bekerja dari
hari Senin Jumat dan pada hari libur membantu mengasuh
kedua anaknya di rumah.
Ibu H adalah seorang ibu RT dan merawat kedua anaknya yang
masih balita.
Dalam pelaksanaan peran masing masing tidak ada masalah.
4. Nilai atau norma budaya
Keluarga Bpk H menerapkan aturan aturan sesuai dengan ajaran
agama Islam dan mengharapkan ke dua anaknya nanti menjadi
anak yang taat dalam menjalankan agama. Dalam keluarga
diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.
TINJAUAN KASUS
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Semua Anggota keluarga Bpk H saling menyayangi satu sama lain. Dan
apabila ada yang sakit mereka saling membantu
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bpk H menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain.
Mereka membiasakan anak anak mareka bermain dengan temannya.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu. H mengatakan An, R sering demam dan batuk. Apabila demam
biasanya dikompres dan bila kondisi panas tidak turun maka Ibu H
menebus obat penurun panas yang diresepkan dokter.
Ibu mengatakan An R sudah diimunisasi lengkap pada waktu bayi. Ibu H
mengatakan An P belum lengkap imunisasinya. Imunisasi yang belum
adalah, hepatitis B3, campak, BCG. Ibu mengatakan An P pernah dibawa
ke klinik karna sedang demam, sehingga tidak jadi imunisasi dan hanya
diberi obat. Ibu mengakui sejak itu tidak jadi membawa anaknya lagi
untuk diimunisasi dengan alasan takut. Ibu H mengatakan belum
mengetahui secara jelas manfaat imunisasi.
TINJAUAN KASUS
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stress jangka pendek dan jangka panjang
Ibu H mengatakan ingin sekali sering berkumpul dengan keluarga di
pulau Jawa, hal itu di rasa agak sulit di wujudkan karena kondisi
pekerjaan / dinas bpk H yang tidak memungkinkan sering cuti lama.
2. Kemampuan keluarga
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama
suami. Keluarga bisanya mencoba mandiri dan menyelesaikan masalah
tanpa melibatkan keluarga di kampung halaman karna ibu H dan Bpk H
tidak mau membuat resah keluarga dengan keadaan mereka di rantau.
3. Strategi Koping
Ibu H mengatakan jika ada masalah selalau mendiskusikan dengan
Bpk H sehingga masukan satu sama lain dapat membantu
menyelesaikan masalahnya.
4. Strategi adaptasi fungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara cara keluarga
mengatasi masalah secara mal adaptif
TINJAUAN KASUS
G. Harapan Keluarga
Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran
perawat dan berharap sangat membantu keluarga mencegah
penyakit keluarga. Pengkajian yang berhubungan dengan anak
prasekolah:
1. Identitas anak
Nama : An. R
2. Riwayat kehamilan sampai kelahiran
Trimester I & II : ibu mengalami mual dan muntah, dari wawancara
ibu mengatakan selama kehamilan ibu jarang memakan nasi,
kalaupun ada dalam porsi sedikit itupun terkadang disertai mual
dan muntah.
3. Riwayat Kesehatan bayi sampai saat sekarang
Bayi R lahir dengan berat 3,8 Kg dan panjang 49 cm di rumah
dibantu dengan bidan. An. R mendapatkan imunisasi lengkap saat
bayi. Perkembangan An. R lebih cepat dan lincah disbanding
dengan An A.
TINJAUAN KASUS
4. Kebiasaan Saat ini
An. R bangun jam 7 pagi, biasanya bermain
bersama teman di rumah atau asrama tempat
Ayahnya bekerja, An. R mempunyai kebiasaan
susah untuk di suruh tidur siang.
5. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini
Untuk pertumbuhan An R setiap posyandu
mengalami kenaikan BB sesuai dengan
bertambahnya usia, untuk perkembangan dan
kemampuan yang dicapai An R sama dengan
anak se usianya bisa menggambar dan berhitung
1 15.
TINJAUAN KASUS
H. Pengkajian fokus anak prasekolah
1. Stimulasi yang diberikan oleh keluarga selama dirumah
Keluarga tidak memberikan stimulasi dan tidak menyediakan sarana
stimulasi untuk An. R, keluarga mengatakan pada saat sekolah nanti anak
akan mendapatkan stimulasi dan prasarana di sekolahnya nanti.
2. Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group
Ibu H mengatakan An. R tidak diikutkan kegiatan play group, karena ibu H
yang hanya ibu RT jadi ibu H merasa An. R cukup di rumah saja
3. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan
anak setiap hari
Karena ibu H yang hanya ibu RT jadi waktu ibu H ada 24 jam, kecuali
apabila ibu sedang mengikuti kegiatan di kantor suami, itupun hanya 2 3
dalam 1 bln. Untuk Bpk H biasanya hanya memliki waktu pada malam hari
sepulang kerja dan pada hari libur.
4. Siapakah orang orang yang setiap hari dengan anak
Orang yang terdekat dengan anak anak adalah ibu H yang seharian
berada di rumah, karena sekarang memiliki kosan, anak anak kos juga
menjadi orang orang yang dekat dengan An. R selain orang tua.
TINJAUAN KASUS
I. Data Tambahan
Nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, menu makanan nasi sayuran
seperti bayam, sop, sayur asam, lauk pauk seperti ikan, telor,tahu, tempe,
dan buah. Untuk An r dan An P ditambah dengan susu. Minuman yang
dikonsumsi teh manis, air putih. Cara pengolahan makanan dicuci dulu baru
dipotong. Porsi makanan setiap anggota keluarga sudah memenuhi makanan.
Eliminasi
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air kecil dan buang air besar.
Istrirahat tidur
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat tidur.
Aktivitas sehari hari
Bpk H bekerja dari pagi sampai sore, dan ibu H membereskan rumah dan
menjaga anak anak. An R bermain dirumah atau bersama anak anak
sesusianya diluar rumah.
Merokok
Bpk H mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Ibu H
mengatakan suaminya juga suka merokok dirumah.
TINJAUAN KASUS
1. Pemeriksaan Fisik
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan dan Scoring
4. Intervensi
5. Implementasi dan Evaluasi