SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan
Pekerjaan
Lokasi
TA
Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan :
a. Tenaga kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis
pekerjaan yang kan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu pelaksanaan, alat-alat pengangkut yang dipergunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
d.
Cara Pelaksanaan :
pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan
serta mengikuti petunjuk / Pengelola Teknis Proyek.
PASAL 2
GAMBAR-GAMBAR
Rencana Kerja dan Syarat-syarat dilampiri :
a. Gambar Denah, Tampak dan Potongan
b. Gambar Rencana
PASAL 3
PENGATURAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
- Perpres 70 tahun 2011 dengan lampiran-lampiran
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aaneming Van Openbare Werken (AV) 1941
- Keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI)
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 71)
- Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
- Peraturan Muatan Indonesia
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jadwal / Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan Bangunan.
Page 1
2.
3.
Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut datas berlaku dan mengikat
pula
Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah disyahkan oleh Pemberi
Tugas dan Pengelola Teknis Proyek :
a. Rencana Kerja dan Sayarat-syarat (RKS)
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing)
c. Surat Penawaran beserta lampiran-lampiran
d. Jadwal pelaksanaan (Time Schedulle ) yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
PASAL 4
PENEMAPATAN BANGUNAN DAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNA N
1.
2.
3.
Disesuaikan dengan Block Plan / Gambar Situasi yang ada (menurut petunjuk Pengawas /
pihak user / pihak proyek.
Penyedia jasa harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenal konsdisi
tanah / lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
Kelalaian dan ketidaktelitian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klain.
PASAL 5
PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
1.
2.
3.
4.
Penyedia Jasa dan Pengawas lapangan diharuskan meneliti Rencana Gambar Bestek dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan / pengurangan atau
perubahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing.
Bila terdapat perselisihan antara bestek dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat adalah Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Bila terdapat perbedaan antara Rencana Gambar Bestek yang satu dengan Rencana
Gambar Bestek yang lain, maka diambil Rencana Bestek yang ukuran skalanya lebih
besar.
Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga akan
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan
kepada Pengawas lapangan atau Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya
harus dilaksanakan.
PASAL 6
PERSIAPAN DILAPANGAN
1.
2.
Penyedia Jasa harus membuat bangsal kerja dan gudang penyimpanan barang-barang
yang dapat dikunci dan tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab oleh Penyedia Jasa.
PASAL 7
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
1.
2.
3.
Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Penyedia Jasa wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, waktu
pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal
penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, Pelaksana Penyedia Jasa :
Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Pengawas lapangan
dan Pemberi Tugas.
Page 2
4.
5.
6.
Rencana Kerja (Time Schedule) harus selesai dibuat Penyedia Jasa paling lambat 7 hari
setelah SPK diterima.
Penyedia Jasa harus memberikan salinan Time Schedule kepada Konsultan Pengawas,
Pemberi Tugas dan 1 (Satu) lembar dipasang di bangsal kerja.
Pengawas lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Jasa berdasarkan Time
Schedule yang ada dan Penyedia Jasa harus membuat grafik prestasi pekerjaan.
PASAL 8
KUASA PENYEDIA JASA DILAPANGAN
1.
2.
3.
4.
Di lapangan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menunjuk kuasa Penyedia Jasa atau biasa
disebut Pelaksana Lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa, berpendidikan minimum
Sarjana Muda Teknik atau STM Jurusan Bangunan.
Dengan adanya pelaksana, tidak berarti Penyedia Jasa lepas tanggung jawab sebagian
ataupun keseluruhan kewajibannya.
Bilamana kemudian hari menurut pendapat Pengelola Teknik Proyek pelaksana kurang
mampu atau tidak cukup memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia
Jasa secara tertulis untuk mengganti pelaksana.
Dalam waktu 7 (Tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa
sudah harus menunjuk pelaksana baru atau Penyedia Jasa sendiri (Penanggung jawab /
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksana.
PASAL 9
JAMINAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
1.
2.
Semua alat-alat pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa, sebelum
pekerjaan fisik di mulai dalam keadaan baik dan siap dipakai antara lain :
Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur jika diperlukan
Pompa air system pengeringan jika diperlukan.
Exscavator untuk galian tanah jaringan pipa Jika di perlukan
Dump truck untuk lansir bahan jika di perlukan
Pick up untuk lansir bahan jika di perlukan
PASAL 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1.
2.
3.
4.
Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulis
dalam Buku Harian oleh Direksi serta persetujuan Pemberi Tugas.
Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku apabila memang nyata ada perintah dari
Pemberi Tugas.
Buku harian merupakan perintah tertulis dari Pengawas lapangan dan Pemberi Kerja dan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Biaya pekerjaan tambah / kurang diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan
yang dimasukkan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan AV 41 artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungkan bersama dengana angsuran terakhir.
Page 3
5.
6.
Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuannya
akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi dan Pengelola Teknis bersama-sama dengan
Penyedia Jasa dengan persetujuan Pemberi Tugas.
Untuk pekerjaan tambah tidak dijadikan alasan penyebab keterlambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Pengawas lapangan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu
karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
PASAL 12
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan telah selesai akan
tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa diwajibkan meminta
persetujuan kepada Konsultan Pengawas. Apabila Pengawas lapangan telah menyetujui
bagian pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaan tersebut.
Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam tidak dipenuhi Konsultan
Pengawas, Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini kecuali bila Pengawas
lapangan minta perpanjangan waktu.
Bila Penyedia Jasa melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas lapangan berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
PASAL 14
BAHAN-BAHAN UMUM
1.
Semen Portland
a. Kualitas semen portland yang digunakan adalah yang disetujui Direksi dan telah
memenuhi syarat Standar Indonesia (N.I.8) atau memenuhi standar mutu dan cara Uji
Semen Portland (SII-0013-81). Semen yang digunakan hasil produk (Semen Padang)
dan tidak boleh memakai semen (PC) yang sudah mengeras (Sweping) khusus untuk
mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang sejenis dan memenuhi syarat
teknis.
b. Banyaknya semen yang dipergunakan disesuaikan dengan jumlah takaran yang
diperlukan pada setiap jenis pekerjaan. Pelaksana harus mencatat setiap penerimaan
dan pengeluaran semen dari gudan penyimpanan yang digunakan untuk tiap jenis
pekerjaan pada hari itu.
Page 4
c. Penyimpanan semen harus ditempatkan dalam gudang yang terlindung dari cuaca dan
bebas dari kelembaban udara, mempunyai lantai penyimpanan maksimal 30 cm diatas
tanah. Penumpukan dalam zak semen tidak boleh lebih dari 2 m tingginya.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971 setara
produksi Krakatau Steel dengan mutu sebagai berikut :
Diameter
Jenis Barang
Mutu
Tau (To. 2)
8, 10, 12, 16 mm
Polos
U.24
2.400 Kg/cm2
Keterangan :
Tau : tegangan leleh karakteristik
To.2 : tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0.20%
Kawat beton untuk pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimal 1 (Satu) mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak menempuh seng.
Besi dan kawat beton seperti dimaksud diatas harus bebas dari kotoran-kotoran, karat,
minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang mengurangi daya lekat terhadap beton.
Sambungan dan panjang kawat besi beton harus sesuai dengan PBI 1971 dan buku
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
2.
3.
4.
Air
Air yang dipakai untuk campuran beton, spesi / mortel, plesteran dan pasangan lainnya
harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic, garam dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak konstruksi. Air got tidak boleh dipakai, sebaiknya dipakai air
dari sumur, PAM atau disesuaikan dengan standar yang berlaku pada PBI-1971.
Page 5
5.
Kayu
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan-bahan, serta
pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu arsitektural yang terdiri dari :
a. Pekerjaan kayu kasar. Kayu untuk pekerjaan ini adalah kayu Kelas II atau setara
Marsawa.
b. Pekerjaan kayu halus, yakni pekerjaan daun pintu panel dan kusen pintu. Kayu untuk
pekerjaan tersebut diatas adalah kayu Kelas II atau setara Marsawa.
c. Lembaran kayu tripleks, spesifikasinya adalah :
1) Semua tripleks untuk plafond harus mempunyai permukaan yang rata, bebas dari
goresan, retak dan noda.
2) Tripleks harus memiliki kekuatan rekat yang tahan terhadap air dan cuaca, venir
muka dan belakang berkualitas sama, dari mutu IBB standar SII-0404 dan berasal
dari merek dagang yang dikenal baik,
3) Kayu lapis yang digunakan harus memiliki ketebalan sesuai dengan petunjuk
gambar kerja dan digunakan ditempat-tempat seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja.
4) Semua alat pengencang seperti paku sekrup, baut angkur dan lainnya harus dari
baja lapis galvanis / anti karat dalam ukuran sesuai dengan petunjuk gambar kerja
atau kebutuhan standar yang berlaku.
5) Semua lem dan perekat harus dari jenis kedap air, seperti setara dengan produk
neoprene based / synthetic resin based.
d. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
Persyaratan Bahan
a. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata kayu,
putih kayu dan tidak pecah dan retak.
b. Kayu untuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik, kelas awet dan kelas kuat
sesuai dengan PKKI dan jenis pekerjaan seperti tersebut dalam daftar kayu harus
bebas getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirannya dan
cacat yang parah
c. Sebelum pelaksanaan, material yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh
yang disetujui Konsultan Pengawas. Contoh bahan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan dan
pelaksanaan pekerjaan. Semua kayu, kayu lapis dan papan harus terjamin kualitas dan
kadar air yang disyaratkan.
Konstruksi kayu terlindung dari hujan, rangka-rangka dan bilah-bilah kadar airnya
18-20%.
Kayu untuk penyelesaian interior kadar airnya 18%
6.
Bahan-Bahan Lain
a. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan kegiatan, baik yang bersifat bahan
dasar maupun bahan yang telah jadi produksi harus terdiri dari bahan yang berkualitas
baik, tanpa cacat dan disetujui oleh Direksi.
b. Bahan-bahan additive boleh dipakai bila telah disetujui oleh Pengawas.
PASAL 15
Beton bertulang
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan beton adalah semua yang dinyatakan dalam gambar
rencana sebagai beton, seperti Lantai intake, fisik bak reservoier dan lain-lainnya.
Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Lima Puluh Kota
Page 6
Pelaksanaan
Seluruh pekerjaan konstruksi lantai dilaksanakan mutu beton mutu fc =14,5 MPa (K-175),
Slump (12 + 2) cm, besi atau baja tulangan U-24. Sebelum melakukan pekerjaan beton
Penyedia Jasa harus menyerahkan Mix Design sesuai karakteristik beton yang digunakan
kepada Direksi / Pengawas.
b. Seluruh pekerjaan konstruksi bak reservoier dilaksanakan mutu beton mutu fc =14,5 MPa
(K-225), Slump (12 + 2) cm, besi atau baja tulangan U-24. Sebelum melakukan pekerjaan
beton Penyedia Jasa harus menyerahkan Mix Design sesuai karakteristik beton yang
digunakan kepada Direksi / Pengawas.
c. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964
PBI NI-2 tahun 1071 terutama mengenai :
- Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II Bab 3
Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9)
- Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, BAgian II Bab 4-5-6
seluruh pasal).
- Syarat-syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV Bab 8 seluruh pasal)\
d. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak takaran yang
sama volumenya, sesuai dengan hasil perhitungan Mix Design. Banyaknya air untuk
campuran beton ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta
kekuatan yang dikehendaki.
e. Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.
f. Ukuran diameter besi yang digunakan untuk masing-masing pembesian dalam struktur
beton agar disesuaikan dengan gambar kerja dan tidak berkarat. Dan untuk ukuran harus
yang sesungguhnya dalam arti tidak banci.
g. Dan dalam pengikatan terhadap tulangan digunakan kawatd bendrat yang baik / tidak
karat, serta pengikatan agar berputar (ikatan ganda) / tidak satu sisi besi tulangan
diperiksa juga kekencangan dari pengikatan tersebut terutama pada sambungansambungan atau overlap besi.
h. Semua Pekerjaan Beton harus diaduk rata dengan alat pencampur beton (concrete mixer /
molen) dan untuk memadatkan campuran beton menggunakan alat penggetar.
i. Untuk mendapatkan ukuran dan bentuk beton yang sesuai dengan rencana maka
bekesting / cetakan beton harus kuat dan expose beton tidak terjadi keropos dihasil jadi
beton.
j. Untuk kendali mutu beton maka diadakan test Kuat Tekan beton yang dimana beton tidak
struktur atau struktur harus ditest kuat tekan beton atau diadakan test sample beton
dengan silinder ukuran diameter 15 cm dan panjang 30 cm untuk kuat tekan mengacu
pada permintaan struktur sesuai dengan RKS dan analisa biaya. Dengan hasil test yang
ada maka hasil laporan test untuk persyaratan pengambilan terjamin dan sebagai alat ukur
kualitas beton tersebut. Jumlah sample diambil 3 sample untuk masing-masing item
pekerjaan beton.
k. Semua semen yang dipergunakan harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 NI.8 atau C-150 type atau British Standard BS.12. Semen harus sampai
ditempat pekerjaan dalam kondisi baik, masih dalam kantongnya sli dari pabrik. Merk PC
dianjurkan produksi dalam negeri dalam hal ini semen yang digunakan adalah Semen
Padang Type I.
l. Sebelum pengecoran dimulai harus dipastikan bahwa bekisting betul-betul telah kuat dan
kaku, besi tulangan telah berada pada posisi yang benar sesuai dengan gambar kerja,
serta beton deking telah mencukupi sesuai kebutuhan.
m. Kayu bekisting digunakan kayu Bekisting Papan tebal 2 cm dengan tulang-tulang kayu
dengan ukuran minimal 4/6 cm yang cukup jumlah dan cukup kuat menahan beban beton
yang akan dicor.
a.
Page 7
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
1.
Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atua
bagian pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa
persetujuan dari Direksi / Pengawas.
Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diijinkan mengecor pada wkatu hujan turun,
kecuali jika Penyedia Jasa mengambil tindakan yang bias mencegah kerusakan beton dan
telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.
Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat penggetar.
Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan dilanjutkan sampai adukan
berikutnya.
Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk Direksi /
Pengawas. Beton yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah
cetakan dibongkar, permukaan beton diperiksa. Jika terdapat kemungkinan yang cacat,
harus segera diperbaiki, diplester dengan campuran sedemikian rupa hingga sesuai
dengan warna, tekstur dan rupanya dengan permukaan beton yang berdekatan. Hal ini
perlu diperhatikan, terutama untuk beton exposed.
Umumnya diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-dinding
yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan disamping lainnya, tujuh hari untuk dindingdinding pemikul, dan 21 hari untuk balok-balok dan plat atap.
Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan dan
disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini harus sesuai dengan P911971.
PASAL 16
PEKERJAAN CAT
Pengecatan
a. Pengecatan dengan waterprof.
Yang termasuk pekerjaan cat dengan waterprofing adalah pengecatan seluruh
permukaan acian bangunan reservoier dan / atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain
dalam kondisi kering.
Langkah kerja cat adalah :
Lapisan pertama : + 50% air
Lapisan kedua : + 25% air
Lapisan ketiga : + 25% air
Untuk dinding-dinding luar dan dalam bangunan digunakan cat Water proof / cat
kedap air atau ditentukan bersama dengan Direksi / Pengawas.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran.
b. Pengecatan besi
Semua bidang besi yang akan dicat harus didempul dan diamplas sampai halus,
kemudian dicat dengan cat minyak yang setara dengan cat property 3 x jaln sampai
rata, warna biru atau ditentukan waktu pelaksanaan bersama-sama dengan Direksi
/ Pengawas.
Pengecatan harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman dengan langkahlangkah sebagai berikut : satu kali jalan dengan cat dasar selanjutnya didompul
setelah betul-betul kering lalu diamplas sampai rata, kalau masih ada bagianbagian yang masih belum rata harus didompul lagi serta diamplas, pekerjaan cat
dapat dilaksanakan apabila pekerjaan pendahuluan ini betul-betul sempurna,
selanjutnya dicat warna 2 kali jalan sampai rata dengan merk setara property warna
biru.
Page 8
PEKERJAAN PENDAHULUAN
a) Pekerjaan pematokan jarak 50 meter
1) Pelaksana mematok jalur jaringan pipa bersama owner agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan gambar kerja
2) Pematokan dilaksanakan dengan jarak per 50 M dari titik nol sampai akhir
pekerjaan.
3) Patok digunakan kayu klas III uk. 4/6 panjang 70 Cm dan dibenamkan
dalam tanah sedalam 25 Cm
b) Pembersihan Lapangan dan jaringan
1) Pembersihan lapangan meliputi pembersihan rencana jalur jaringan pipa
yang akan dipasang.
2) Pembersihan yaitu mengumpulkan dan membuang sampah organik maupun
sampah non organik keluar lokasi pekerjaan.
3) Pemadatan meliputi, pemadatan sisa bekas galian pada area pekerjaan.
c) Pas. Papan pengenal kegiatan
Papan pengenal kegiatan / plank proyek berisikan informasi kegiatan yang
dilaksanakan, seperti Nama kegiatan, pekerjaan, Nilai kontrak, No. Kontrak,
kontraktor pelaksana, dan lain-lain yang dianggap perlu.
d) Biaya JMF ( Job Mix Formula ) Beton
a) Pekerjaan ini diperuntukan pengurusan job mix formula ( JMF ) untuk
beton berkarakteristik ( Beton K )
b) Pelaksana wajib pengambilan sampel bahan yang akan digunakan untuk
beton seperti kerikil, pasir dan semen porland type I yang bersumber dari
lokasi/ Quary terdekat dengan lokasi pekerjaan.
c) Sampel bahan tersebut selanjutnya dibawa dan di uji di laboraturium
khusus ( labor beton ) yang kompeten sehingga didapat formula yang
tepat dan akurat untuk perbandingan campuran bahan beton K nantinya.
II.
Page 9
III.
IV.
V.
No
PIPA ( Inci)
Dimensi Galian ( Cm )
Tinggi ( T )
Lebar ( L )
6 ''
90
45
90
35
4 ''
3 ''
85
30
2 ''
70
20
Pemasangan pipa
a) Pasangan pipa PVC dengan koneksi yang telah tersedia dan ditambah karet
Ruber Ring serta alat bantu pelicin.
b) Pemasangan pipa PVC yang terkoneksi dengan Gate valve disambung dengan
asesories yang tepat seperti flanget spigot, paking dan dikunci dengan bat mour
pada setiap lobangnya.
c) Pipa dipasang didasar galian dengan baik dan sempurna sehingga pada waktu
diberi tekanan tidak bergerak dengan bebas.
d) Pemasangan pipa GI pada kedua ujungnya menggunakan flanget yang di las
dengan baik dan rapi bagian luar dan dalamnya.
e) Pengelasan tidak diizinkan terputus untuk menghindari kebocoran.
f) Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Urungan tanah
a) Urugan tanah dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai
b) Urugan tanah dilaksanakan dari dasar galian sampai rata dengan permukaan
tanah dan diratakan dengan memakai alat bantu dengan menggunakan material
bekas galian yang tidak mengandung humus tanah dan kotoran yang bisa
merusak dan tidak dilaksanakan diwaktu hari hujan atau galian tergenang air.
c) Pemadatan urugan dilaksanakan lapis per lapis sampai permukaan yang
ditetapkan sesuai gambar kerja.
VI.
Page 10
II. KHUSUS
SPESIFIKASI TEKNIS PIPA, ACCESSORIES PIPA dan WATER METER
2.ACCESSORIES
GIP
1.1
Pipa GIP kelas Medium klas B, sesuai SNI 070039-1987 panjang pipa 6 meter / batang, type
sambungan : pipa GI tanpa ulir dengan flenge
les, pipa GI berulir dengan socket.
2.1
3.1
Pipa PVC, sesuai SNI 06-0084-2002, SNI 036419-2000; SNI 06-0084-87; SNI S-201990-03;
RSNI T-17-2004, AB-D/LW/TC/01/98, panjang
pipa 6 meter / batan, tidak termasuk socket atau
bell end.
Type sambungan : pipa Bell End dengan
rubbering, pipa Ts End dengan lem,
sedangkan
pipa
&
accessories
berulir
menggunakan seal tape (TBA).
3.PIPA PVC
3.2
4.ACCESSORIES
PIPA PVC
4.1
5.PIPA BAJA/
STEEL
5.1
Pipa Baja / Steel, sesuai SNI 0039-87; SNI 036405-2000; SNi 07-6398-2000 Type sambungan
dengan menggunakan flange las.
6.1
Page 11
6.2
8.1
8. Water meter
8.2
9.1
Harus
disebut
Merk/Pabrik
yang
yang digunakan
Barang
yang
didatangkan
harus
Harus
jelas
cara
pemasangan
dari
pemasangan
setelah
barang
Page 12
Harga
penawaran
harus
lenngkap
diberikan untuk :
Pipa,
har g a
sat uanRp
Accessor ies
p ipa
Har g a
sat uan Rp
suda h
m acam
paj ak
t er m asuk
yang
seg ala
ber lak u,
dan
r esik o
selam a
ya ng
ak an
t erj adi
pek er j aan
Har g a
bar ang
adalah
har g a
yang
dit awar k an
f r ank o,
dan
bar ang
Bar ang
pem asang an
dised iak an
at au
di
lok asi
( g udang
oleh
sesuai
yang
P enye di a
pet unj uk
Bar ang )
Peng g una
10.Penumpukan/Pengamanan
Barang
10.1
dan
t er t ut up
ag ar
unt uk
pe num puk an
Bar ang
t idak
pipa
boleh
Page 13
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.6
12.REFERENSI STANDART
12.1
12.2
12.3
12.4
12.5
Page 14
13.1
.
13.2
13.3
13.4
13.5
14.
TEKANAN
KERJA/
WORKING PRESSURE
14.1
14.2
14.3
14.4
14.5
Page 15
15.1
15.2
15.3
16.KELAS SAMBUNGAN
16.1
Page 16
16.2
63
75
90
110
140
160
200
250
315
110
17.1
17.2
17.3
Page 17
18.SLEEVE COUPLING
18.1
20.SAMBUNGAN SOLVENT
CEMENT
20.1
20.2
20.3
21.ADAPTOR
21.1
22.FITTING
22.1
22.2
22.3
22.4
22.5
22.6
Page 18
22.7
23.1
23.2
24.PENGUJIAN
HIDROSTATIS
TEKANAN 24.1
24.2
25.PENGUJIAN LAIN
25.1
26.UMUM
26.1
26.2
26.3
Page 19
Page 20
27.GATE VALVE
27.1
27.2
27.3
27.4
27.5
27.6
27.7
27.8
27.9
27.10
27.11
dengan
cara
penyemprotan
harus
dilakukan
dengan
pabrik.Ketebalan
minimum coating setelah kering 400
microns ( 16 mils).Material yang berkontak
dengan air harus dari jenis non toxic
sedangkan bahan yang dapat larut tidak
boleh digunakan.
Petunjuk operasi ( operasi manual ) harus
disediakan sebanyak 6 ( Enam ) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya
dan dalam bahasa inggris
Rekanan harus menyertakan sertifikat dari
pabrik yang menerangkan bahwa setiap
valve telah memenuhi persyaratan yang
diminta dalam spesifikasi ini
Page 21
27.12
27.KATUP UDARA
RELEASE VALVE )
AIR 27.1
27.2
27.3
27.4
27.5
27.6
27.7
27.8
27.9
27.10
27.11
27.12
27.13
Page 22
28.4
28.5
28.6
28.7
29.1
29.2
29.PLUG VALVE
29.3
29.4
29.5
30.1
30.2
Page 23
30.CHECK VALVE
30.3
30.4
30.5
30.6
30.7
30.8
31.1
sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta
( blank-flange ) yang dapat dibuka sewaktu-waktu
bila diperlukan.
Pada bagian luar check valve harus terdapat cap
( tercetak ) yang dapat menunjukkan merk, atau
dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya
diameter, tekanan kerja dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari % badan check
valve terbuat dari besi tuang.
Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene
Synthetic Rubber yang berkualitas baik.
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan
10 kg/cm
Check valve harus didesain sedemikian rupa
sehingga piringan, dudukan, dudukan cincin dan
bagian-bagian dalamlainnya yang mungkin perlu
untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah
dipindahkan
dan
mudah
diganti
tanpa
menggunakan peralatan khusus atau harus
memindahkan valve dari jalurnya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam
posisi horizontal atau vertical dengan aliran keatas
dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai
daerah aliran bersih ( a net- flow area ) tidak
kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung
flange.
Page 24
32.1
33.REFERENSI
33.1
Page 25
SIII 2527-90
ISO 7/1
ISO 1459
ISO 1461
ASTM A 283 F
ASTM A 570
AWWA C 200
AWWA C 203
AWWA C 205
AWWA C 208
JIS G 3101
JIS G 3452
JIS G 3457
JIS G 2311
JIS G 3451
JIS G 550
JIS G 5702
Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Lima Puluh Kota
Page 26
JIS G 3445
JIS G 3454
JIS K 6353
Irons Castings
Carbon Steel Tubes for
Machine
Structures
Purposes
Carbon Steel Pipes for
Pressure
Service Rubber Goods
Pipes for Water Works
34.1
34.2
34.3
34.4
34.5
34.6
34.7
34.8
34.9
Page 27
35.DIMENSI PIPA
35.1
Diameter Luar
( mm )
Ketebalan
Dinding
Minimum
( mm )
36.FITTING
36.1
36.2
36.3
36.4
36.5
100
114.3
4.5
150
168.3
5.0
200
219.1
5.8
250
273.0
6.6
300
323.8
6.9
350
400
355.6
6.0
406.4
6.0
Page 28
36.6
37.1
Primer
A.2.4 c
37.2
37.3
38.PEMASANGAN DIATAS
TANAH
38.1
Page 29
38.2
38.3
mikron
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai
dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure
Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan
diatas, Primer dan Olehin Primer, Class 2
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622,
Read Lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K
5623, Lead- Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1
atau sesuai dengan persetujuan Engineer.
39.2
39.3
39.4
40.LAPISAN ADUKAN SEMEN
( Cement Mortar Linning )
40.1
40.2
40.3
41.1
Page 30
sebagai berikut :
a. Sistem pelapisan dengan epoxy
i.
Satu lapisan liquid two part chemically
cured rust inhibitive epoxy primer
ii.
Satu lapisan atau lebih liquid two part
epoxy finish coat yang tidak mengandung
coal tar.
b.Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i.
Satu lapisan liquid two part chemically
cured not inhibitive epoxy primer
ii.
Dua lapisan dari two part coal tar epoxy
finish coat
41.2
41.3
41.4
41.5
42.1
42.2
42.3
42.4
43. U J U N G B E V E L
43.1
Cutback
Coating
80-350
400-700
100
150
Cutback
Tar Epoxy
( mm )
80
80
Lining
Morta
( mm )
31
31
Page 31
43.2
44.UJUNG FLANGE
45.INSPEKSI
44.1
44.2
45.1
45.2
45.3
45.4
45.5
45.6
45.7
46.1
Page 32
LAPISAN PELINDUNG
SAMBUNGAN
47.UMUM
47.1
47.2
47.3
48.SELUBUNG
ATAU
LEMBARAN
TAHAN
PANAS-SUSUT (HEAT
SHRINKABLE SLEEVE
OR SHEET)
48.1
48.2
48.3
48.4
Kekuatan Tarik:
-circumferential (Min,N/mm)
6760)
-axial ( Min.,N/mm)
6760)
Elongasi :
-circumferential (Min,N/mm)
:250 (MS K
Page 33
6760)
-axial ( Min.,N/mm)
: 500 JIS K 6760)
Identification hardness
-(Min.,Shore D)
:43 (JIS K
72150)
Dielectric Strenght
-(Min.,kV/mm)
:30 (JIS K
6911)
Volume Resistivity
-(Min.,Ohm-cm)
:1x10^14
(JIS K6911)
Shrinkage
-circumferential (Min.,N/mm)
:40
-circumferential (Min.,N/mm)
:8
48.6
49.1
49.2
50.PERLINDUNGAN
KOROSI
Page 34
PETROLATUM
(PETROLATUM
CORROSION
PROTECTION TAPE)
50.1
50.2
50.3
50.4
50.5
SAMBUNGAN FLEKSIBLE
DAN KOPLING
51.UMUM.
51.1
52.1
52.REFERENSI
53.SAMBUNGAN FLEKSIBEL
MEKANIKAL
53.1
Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk
menerima gaya atau kombinasi gaya-gaya yang
terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear
deflection, distorsi dan gaya-gaya lain pada jalur
pipa.
54.PERSYARATAN DIDESAIN
54.1
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara
dengan Closer Joint, Type CL-A yang diproduksi
Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Lima Puluh Kota
Page 35
54.2
Diameter
Nominal
(mm)
300 to400
500 to600
55.BAHAN-BAHAN
KONSTRUKSI
Panjang
Maksimu
m
Peletakan
(mm)
1600
1700
Minimum
Ekspansi
yang
diizinkan
(mm)
230
270
Minimum
Kontraksi
yang
diizinkan
(mm)
80
80
DAN
55.1
55.2
55.3
55.4
55.5
56. COATING
56.1
56.2
SLEEVE COUPLING
57.UMUM
57.1
Page 36
57.2
58.BAHAN-BAHAN
KONSTRUKSINYA
a.CENTER SLEEVE
DAN
58.1
58.2
Ductile Iron
ASTM A 536 :Garde 65-45-12
JIS G 5502
: Class 2 FCD 45
BS 2789
: Grade 420/12
harus
memenuhi
Panjang Minimum
Center Sleeve (mm)
89
102
127
b. GASKET
58.3
58.4
Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Lima Puluh Kota
Page 37
Carbon Steel
ASTM A :576 Grade
JIS G 3101 :Class 2
BS 6681
: Grade 13 A
DIN 17100 :FIST 36
59.1
59.2
59.3
59.4
SPECIAL SLEEVE
COUPLINGS
60. UMUM
60.1
60.2
Diameter Nominal
(mm)
Page 38
50
80
100
150
200
250
(I)
Min-Max
60.21.0
63.0+0.6
83.91.0
98.0+2,2
110.010.6
118.0+1.7
160.00.6
170+1.2
200.00.6
222.0+0.9
250.00.6
273.0+0.7
61.2
61.3
61.4
61.5
61.6
61.7
62.FLANGE INSULASI
62.1
62.2
62.3
Page 39
62.4
- - -
- o o o 0o o o- - - - - -
Page 40