Anda di halaman 1dari 110

PERTEMUAN 1

17-03-2014

PENGENALAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(SIG)
Definisi Sistem Informasi Geografis
Kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras
komputer, perangkat lunak, data geografi, dan
personil yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bergeoreferensi. (ESRI)

Pengertian Sistem Informasi dan Informasi Geografis


Sistem Informasi: suatu sistem yang dibuat oleh
manusia, terdiri dari komponen-komponen dalam
organisasi, untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
menyajikan informasi.
Informasi Geografis: informasi mengenai tempattempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan
mengenai posisi di mana suatu obyek terletak di
permukaan bumi, dan informasi mengenai keteranganketerangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi
yang posisinya diketahui
Pengertian Data dan Informasi
Data: fakta mengenai obyek, orang, dll yang dinyatakan
oleh nilai (angka, karakter, atau simbol-simbol lainnya)
Informasi: makna/pengertian yang dapat diambil dari
suatu data dengan menggunakan konversi-konversi yang
umum digunakan dalam representasinya

Jenis Data
Data spasial/geospasial: data hasil pengukuran, pencatatan dan
pencitraan terhadap suatu unsur keruangan yang berada di bawah, pada,
atau di atas permukaan bumi dengan posisi keberadaannya mengacu pada
sistem koordinat bumi (bergeoreferensi)
Data nonspasial/atribut: mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari
fenomena yang dimodelkannya.
Sejarah Pengembangan SIG

35000 tahun yang lalu di dinding Gua Lascaux, Perancis, para pemburu
Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang
dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut

Tahun 1700-an teknik survei modern untuk pemetaan topografis


diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis

Tahun 1900-an awal memperlihatkan pengembangan litografi foto di


mana peta dipisahkan menjadi beberapa layer

Tahun 1967 Roger Tomlison mengembangkan CGIS (Canadian GIS) yang


diterapkan oleh Departemen Energi, Pertambangan, dan Sumber Daya di
Ottawa, Ontario untuk menyimpan, menganalisis, dan mengolah data yang
dikumpulkan untuk inventarisasi tanah Kanada.

Sejarah Pengembangan SIG..next


Tahun 1970-an beberapa vendor seperti Integraph
mengeluarkan aplikasi pemetaan komersil. Kemudian vendor
lainnya seperti ESRI dan MapInfo berhasil membuat banyak
fitur SIG.
Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an
memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan
komputer pribadi.
Akhir abad 20 SIG mulai ditampilkan di internet
Keuntungan Menggunakan SIG
-penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format
baku
-revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
-data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis
dan direpresentasikan
-penghematan waktu dan biaya
-keputusan yang akan diambil menjadi lebih tepat sasaran

Pertanyaan-Pertanyaan yang Mampu Dijawab dengan SIG


What is at......? (Apa..? pertanyaan lokasional ; apa yang
terdapat pada lokasi tertentu)
Where is it.....? (Di mana..? pertanyaan kondisional ; lokasi
apa yang mendukung untuk kondisi/fenomena tertentu)
How has it changed........? (Apa yang berubah sejak..?
pertanyaan kecenderungan ; mengidentifikasi kecenderungan
atau peristiwa yang terjadi)
Which data are related ........? (Ada relasi apa di antara..?
pertanyaan hubungan ; menganalisis hubungan keruangan
antar objek dalam kenampakan geografis)
What if.......? (Bagaimana jika..? pertanyaan berbasiskan
model ; komputer dan monitor dalam kondisi optimal,
kecocokan lahan, resiko terhadap bencana, dll. berdasar
pada model)
Contoh Aplikasi SIG - Poverty map

- Nutrition map

PERTEMUAN 2

27-03-2014

P E T A
Pengertian Peta
Peta adalah suatu gambar dari unsur-unsur alam dan atau
buatan manusia,yang berada di atas maupun di bawah permukaan
bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala
tertentu.
Untuk mengubah bentuk bumi yang bulat (bidang lengkung) ke
bentuk bidang datar harus dilakukan proyeksi
Skala peta adalah angka perbandingan antara jarak dua titik
di atas peta dengan jarak tersebut dimuka bumi.
Keuntungan Menggunakan Peta
Pengguna dapat memahami hubungan spasial dengan lebih baik.
- dapat diperoleh informasi mengenai jarak, arah, dan luas area;
- dapat diperlihatkan pola; dan
- dapat dipahami relasi.

Fungsi Utama Peta


Orientasi atau navigasi: menunjukkan arah, jarak, dan lokasi
berbagai tempat di permukaan bumi
Perencanaan: untuk menentukan arah pembangunan
Monitoring: memonitor suatu keadaan. Misalnya, keberadaan
hutan, kondisi jalan
Pendidikan. Misalnya: atlas, peta dinding
Kodifikasi. Misalnya: pemberian kode wilayah administrasi menurut
aturan tertentu
Jenis Peta Menurut Skala
Peta skala besar: wilayah yang dipetakan relatif kecil dan data
yang disajikan lebih detil.
Peta skala kecil: wilayah yang dipetakan relatif luas.
Note:
Jika skala disajikan sebagai bilangan pecahan, peta skala besar
mempunyai skala relatif besar atau penyebutnya relatif kecil.

Skala Minimal Peta Wilayah


Nasional 1:1.000.000
Provinsi 1:250.000
Kabupaten 1:100.000
Kota 1: 50.000
Note:
Dalam hal wilayah yang dipetakan bentangan wilayahnya sempit,
dapat digunakan peta yang skalanya lebih besar
Jenis Peta Menurut Isinya
Peta umum (peta topografi): peta yang menggambarkan
keadaan umum daerah yang dipetakan. Contoh: atlas, peta
RBI (Rupa Bumi Indonesia)
Peta tematik: peta wilayah yang menyajikan data dan
informasi tematik.
Contoh: peta curah hujan, peta tata guna lahan, peta industri,
peta penduduk, peta kemiskinan, dsb.

Jenis Peta Menurut Bentuk Fisiknya


Peta analog: representasi fenomena geografis yang disimpan dalam
bentuk kertas atau media cetakan lain.
Contoh: Peta SP2010-WA, Peta SP2010-WB, Peta RBI
Peta digital: representasi fenomena geografis yang disimpan untuk
ditampilkan dan dianalisis oleh komputer.
Contoh: shapefile
Komponen Peta
Isi peta: menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan
disampaikan kepada pengguna peta
Judul peta: harus mencerminkan isi peta
Skala peta, untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan objek
yang dipetakan.
Simbol arah dicantumkan sebagai petunjuk arah atau orientasi
peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta.

Komponen Peta next.


Legenda, untuk memberikan keterangan tentang simbol-simbol
yang ada dalam peta. Simbol-simbol standar dapat dilihat pada
lampiran PP No. 10 Tahun 2000.
Inset dan Index peta
Inset peta merupakan peta yang diperbersar dari bagian
belahan bumi.
Index peta merupakan sistem tata letak peta , dimana
menunjukan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang
lain di sekitarnya.
Sumber/keterangan riwayat peta, meliputi penyusun peta,
percetakan, sistem proyeksi peta, tanggal/tahun pengambilan data,
tanggal pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang
memperkuat identitas penyusunan peta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Grid atau graticule, untuk memudahkan penunjukan letak sebuah
titik di peta atau untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari
sekian banyak lembar peta.

Simbol
Simbol adalah gambar atau tanda yang mempunyai makna/arti.
Simbol merupakan penyederhanan objek geografis karena untuk
menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tidak bisa digambarkan
seperti bentuk benda itu yang sebenarnya.
Menurut bentuknya, simbol dapat dikelompokkan menjadi: simbol
titik, simbol garis, dan simbol area/luasan
Numeric Scale (Skala Angka)
Numeric scale (skala angka atau skala pecahan) atau
Representative Fraction adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk
perbandingan.
Contoh: 1:100.000
Satu satuan panjang pada peta menggambarkan jarak
sesungguhnya di lapangan 100.000 kali satuan panjang
1 cm di peta menggambarkan jarak 100.000 cm = 1 km di
lapangan.

Graphic Scale (Skala Grafis)


Graphic scale (skala grafis atau skala batang),
dinyatakan dalam suatu garis lurus yang dibagi menjadi
beberapa bagian yang sama panjang dan pada garis tersebut
dicantumkan ukuran jarak sesungguhnya di lapangan dalam
satuan tertentu, misalnya meter, kilometer, mil, dsb.
Contoh: 0

3 Km

Mengubah Skala dari Skala Grafis ke Skala Angka


Misal, jarak 0 ke 1 = jarak 1 ke 2 = jarak 2 ke 3 = 2,5 cm
di peta menggambarkan jarak sesungguhnya 1 km di lapangan
2,5 cm : 1 km = 2,5 cm : 100.000 cm = 1 cm : 40.000 cm = 1 :
40.000.

Ellipsoid Referensi
Untuk mempermudah penghitungan, permukaan fisik bumi diganti
dengan permukan yang teratur dengan bentuk dan ukuran yang
mendekati bumi, disebut Ellipsoid Referensi.
Datum Geodetik
Datum geodetik adalah sejumlah parameter (misal: a, b, f) yang
digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran ellipsoid
referensi yang digunakan untuk pendefinisian koordinat geodetik,
serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang terhadap fisik
bumi.
b
a

a = jari-jari equator atau


setengah sumbu panjang

b = setengah sumbu pendek

f = (a-b)/a = penggepengan

Datum Geodetik Menurut Luas Area


Lokal, untuk daerah yang tidak terlalu luas. Contoh di
Indonesia: Datum Genoek, DGN 95 (Datum Geodetik
Nasional 1995).
Regional, untuk daerah yang relatif luas biasanya digunakan
bersama oleh negara yang berdekatan hingga negara yang
terletak dalam satu benua. Contoh: NAD (North-American
Datum) 1983, European Datum 1989.
Global, untuk seluruh permukaaan bumi, yaitu WGS (World
Geodetic System).
WGS direalisasikan dan dipantau oleh NIMA (National Imagery and
Mapping) Amerika Serikat.
Dimulai dengan WGS 60, WGS66, WGS 72, dan terakhir WGS 84.
WGS 84 adalah sistem yang saat ini digunakan oleh sistem satelit
navigasi GPS.

Proyeksi
Proyeksi peta merupakan suatu fungsi yang merelasikan
koordinat titik-titik yang terletak di atas permukaan suatu
kurva (ellipsoid, bola) ke koordinat titik-titik yang terletak
di atas bidang datar.
Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan: azimuthal
(zenithal), kerucut (conical), silinder (cylindrical).
Berdasarkan kedudukan sumbu simetris bidang proyeksi:
normal, miring, transversal (equatorial) .
Proyeksi Azimuthal (Zenithal)
Proyeksi yang
menggunakan bidang
datar sebagai proyeksinya.

Proyeksi Kerucut (Conical): Proyeksi yang menggunakan bidang


kerucut (didatarkan) sebagai proyeksinya.
Proyeksi Silinder (Cylindrical): Proyeksi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder (didatarkan)
Proyeksi Normal: Sumbu simetrinya berimpit dengan sumbu
bumi.
Proyeksi Miring (Oblique): Sumbu simetrinya membentuk
sudut dengan sumbu bumi.
Proyeksi Transversal (Equatorial): Sumbu simetrinya tegak
lurus pada sumbu bumi atau terletak pada bidang equator.

Peta Ideal
Equidistance, jarak-jarak di peta setelah diperhitungkan dengan
skalanya harus sama dengan jarak sebenarnya.
Equivalen, luas bidang yang digambar di peta setelah
diperhitungkan dengan skalanya harus sama dengan keadaan yang
sebenarnya.
Conform, sudut atau arah dan bentuk unsur yang digambar di peta
harus sama dengan sudut atau arah dan bentuk unsur di
permukaan bumi
Universal Transverse Mercator (UTM)
Metode proyeksi: silinder, transversal, konform.
Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 zone, setiap zone
dibatasi 2 meridian selebar 6 dan memiliki meridian tengah
sendiri, mulai dari 180BB sampai dengan 180BT.
Batas lintang dalam sistem koordinat ini 80LS sampai dengan
84LU, terdiri atas bagian-bagian selebar 8, mulai dari 80LS ke
utara dengan notasi C, D, E,,X (kecuali huruf I dan O).

Menghindari Koordinat Negatif Dalam Proyeksi UTM


Setiap meridian tengah dalam tiap zone diberi nilai 500.000
mT (meter timur).
Untuk nilai-nilai ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis
datum dan diberi nilai 0 mU (meter utara).
Untuk perhitungan ke arah selatan ekuator diberi nilai
10.000.000 mU.
Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang
menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang
bersangkutan merepresentasikan titik-titik.
Jenis sistem koordinat:
Sistem koordinat lokal
Sistem koordinat kartesian

Sistem koordinat global


Sistem koordinat geodetik

Sistem Koordinat Kartesian


Koordinat Kartesian 2 dimensi memiliki
pusat di O dan 2 sumbu koordinat yang
saling tegaklurus, yaitu x dan y.
Koordinat Kartesian 3 dimensi berpusat
di O dan memiliki sumbu x, y dan z.

Sistem Koordinat Geodetik


Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan suatu bentuk
ellipsoid tertentu dan tergantung juga pada ukuran, bentuk
dan orientasi tiga dimensi ellipsoid.
Posisi suatu titik pada sistem koordinat geodetik ditentukan
oleh lintang geodetik (latitude), bujur geodetik (longitude)
dan tinggi di atas permukaan ellipsoid

Sistem Koordinat Geodetik..next


Lintang geodetik (L) suatu titik adalah sudut lancip yang
dibentuk oleh normal ellipsoid yang melalui titik tersebut
dengan bidang ekuator (-900L+900).
Bujur geodetik (B) adalah sudut yang dibentuk antara meridian
lokal dengan meredian referensi Greenwich (00B1800E dan 1800WB00 ).
Tinggi suatu titik di atas ellipsoida dihitung sepanjang normal
ellipsoid yang melalui titik tersebut.

PERTEMUAN 3

03-04-2014

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


UNTUK PEMBUATAN PETA
Teknik Pengumpulan Data untuk Pembuatan Peta
1. Terrestrial surveys
2. Remote sensing (penginderaan jauh)
~ Photogrammetrical survey
~ Satellite data

3. GPS data
4. Keyboard entry
5. Digitizing or scanning analogue maps
6. Using existing boundary files

1. Terrestrial surveys
Pengumpulan data diperoleh langsung dari pengukuran lapangan
(terkait langsung dengan permukaan bumi)
Peralatan yang digunakan: theodolite, dirancang untuk pengukuran
sudut, yaitu sudut horizontal dan sudut vertikal di mana sudut
sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan
jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
2. Remote Sensing (Inderaja)
Pengukuran atau perolehan data/informasi pada obyek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain jauh di atas obyek
yang diindera
Sejarah Inderaja

Tahun 1862 Union Army mengambil foto dari balon udara untuk
menganalisa pertahanan Richmond.

Awal tahun 1900-an kamera lebih kecil sehingga pengambilan foto dapat
dilakukan dengan media layang-layang dan merpati.

Tahun 1909 Wilbur Wright, pertama kali mengambil foto dari pesawat
terbang.

Sejarah Inderaja..next

Tahun 1920-an di Kanada foto udara mulai digunakan untuk keperluan


pembuatan peta topografi dan sumber alam.

Tahun 1960-an mulai menggunakan satelit dan komputer.

Tahun 1972 AS meluncurkan satelit Earth ResourcesTechnollogy Satellite


(ERTS-1 = Landsat 1) untuk mengumpulkan data sumber alam.

Kelebihan Inderaja

Citra menggambarkan obyek dengan wujud dan letak yang mirip dengan
keadaan sebenarnya, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, dan
bersifat permanen.

Proses perekaman sangat cepat, dapat digunakan untuk memantau


perubahan yang cepat.

Satu-satunya cara untuk memetakan daerah bencana

Sistem Inderaja

Sumber tenaga: tenaga elektromagnetik dari matahari. Tenaga


elektromagnetik adalah paket elektrisitas dan magnetisme yang bergerak
dengan kecepatan sinar pada frekuensi, panjang gelombang, dan jumlah
tenaga tertentu.
Atmosfir, membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat
digunakan dalam penginderaan jauh.
Sensor, adalah alat yang dipasang pada wahana yang berfungsi sebagai
alat perekam atau pemantau obyek di permukaan bumi yang sedang
diteliti. Berdasarkan proses perekaman tenaga elektromagnetik yang
diterima, dibedakan atas:

Sensor fotografi: direkam pada lapisan emulsi film yang bila diproses akan
menghasilkan foto.
Sensor elektronik: direkam pada pita magnetik.

Hasil Teknologi Inderaja


Citra (foto dan nonfoto), merupakan gambaran suatu obyek dari pantulan
atau pancaran radiasi elektromagnetik obyek yang terekam oleh kamera
atau sensor lainnya.
Noncitra: grafik, diagram, dan numerik.

Inderaja

Resolusi dalam Inderaja


Resolusi Spasial: ukuran terkecil obyek yang dapat direkam oleh suatu
sistem sensor.
Resolusi Spektral: menunjukkan kerincian yang digunakan dalam
perekaman obyek.
Resolusi Temporal: frekuensi perekaman ulang atas daerah yang sama.
Resolusi Radiometrik: kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil
kekuatan sinyal.
Resolusi Spasial Citra
Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor,
berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi
yang semakin rinci.
Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi, sedang yang kurang baik
dikatakan resolusi kasar atau rendah.
Resolusi spasial dinyatakan dengan ukuran dalam meter di lapangan.
Pada citra digital, resolusi dinyatakan dalam meter per pixel.

Pengolahan Citra
Pengolahan citra adalah proses memperbaiki kualitas citra agar mudah
diinterpretasi oleh manusia atau komputer.
Pengolahan citra diantaranya adalah:
Pemberian koordinat citra (geocoding image)
Penajaman kontras warna (adjusting contrast)
Memperkecil ukuran file citra (compressing image)

Interpretasi Citra
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi obyek yang tergambar dalam citra, dan menilai arti pentingnya
obyek tersebut
Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam penginderaan jauh karena tanpa
mengenali obyek yang tergambar pada citra kita tidak dapat melakukan kegiatan
apa-apa terhadap citra tersebut
Pengenalan identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra merupakan bagian
pokok dari interpretasi citra.
Prinsip pengenalan identitas dan jenis obyek pada citra didasarkan pada
karakteristik obyek dengan memperhatikan 8 unsur interpretasi, yaitu rona atau
warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, letak atau situs, dan asosiasi
kenampakan obyek

Unsur Interpretasi Citra


Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra atau
tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah ujud
yang tampak oleh mata yang menunjukkan tingkat kegelapan dan
keragaman warna dari kombinasi saluran/band citra, yaitu warna dasar biru,
hijau, merah, dan kombinasi warna dasar seperti kuning, jingga, nila, ungu,
dan warna lainnya
Bentuk adalah variabel kualitatif yang menguraikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek, misal: persegi, membulat, memanjang, dan bentuk
lainnya. Bentuk juga menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.
Contoh: kenampakan pada citra pohon kelapa, sagu, nipah, enau berbentuk
bintang; bangunan perkantoran mempunyai bentuk beraturan seperti huruf
I, L, atau U; dan sebagainya.
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Misal: ukuran rumah hunian relatif lebih kecil dibandingkan gudang
dan pasar.
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering
dinyatakan dalam ujud kasar, halus, atau bercak-bercak. Misal: perairan
bertekstur halus, daratan bertekstur kasar.

Unsur Interpretasi Citra..next..


Pola merupakan ciri obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah
yang membentuk susunan keruangan. Pola permukiman pedesaan biasanya
tidak teratur tetapi ada hal yang dapat digunakan sebagai acuan seperti
permukiman memanjang sepanjang jalan atau sungai. Perumahan yang
dibangun oleh developer dikenali dengan polanya yang teratur.
Bayangan merupakan obyek yang tampak samar-samar atau tidak tampak
sama sekali (hitam), sesuai dengan bentuk obyeknya.
Situs merupakan hubungan antar obyek dalam satu lingkungan yang dapat
menunjukkan obyek di sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek
lain. Situs biasanya mencirikan suatu obyek secara tidak langsung.
Asosiasi merupakan unsur antar obyek yang keterkaitan sehingga
berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk suatu fungsi obyek
tertentu. Misal: sekolah merupakan asosiasi dari gedung sekolah dan
halaman/lapangan untuk olah raga; stasiun kereta api merupakan asosiasi
dari bangunan memanjang di tepi rel kereta api, tempat parkir kereta,
tower air, dan kemungkinan bangunan bengkel kereta api.

3. Global Positioning System (GPS)


Lengkapnya NAVSTAR GPS (Navigation Satellite and Ranging
Global Positioning System), yaitu sistem radio navigasi dan
penentuan posisi yang menggunakan satelit
Dirancang oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk
memberikan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu
dengan tingkat ketelitian yang tinggi

Sejarah GPS
1973 arsitektur GPS disetujui Dephan AS
1978 peluncuran satelit pertama
1994 mulai operasional
Note:
Selain Navstar GPS, ada Glonass (Global Navigation Satellite System)
milik Rusia yang satelit pertamanya diluncurkan tahun 1982

Sistem GPS
GPS dikelola dalam
suatu sistem GPS yang
terdiri dari dari 3
bagian utama, yaitu:
Bagian angkasa (satelit)
Bagian pengontrol,
Bagian pemakai

Prinsip Dasar Penentuan


Posisi dengan GPS
perpotongan ke
belakang dengan
pengukuran jarak
secara simultan ke
beberapa satelit GPS

Satelit GPS
Satelit GPS dianalogkan sebagai stasiun radio di angkasa yang dilengkapi
dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal-sinyal
gelombang. Sinyal-sinyal ini diterima oleh receiver GPS di permukaan bumi
dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, maupun waktu.
Banyaknya satelit 24, menempati 6 bidang orbit
Setiap orbit ditempati oleh 4 satelit dimana jarak antar satelit diatur
sedemikian rupa untuk memaksimalkan probabilitas kenampakan paling
tidak 4 satelit yang bergeometri baik dari setiap tempat di permukaan bumi
pada setiap saat.
Bagian Pengontrol
Adalah stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit yang berfungsi
untuk:
Memonitor dan mengontrol kelaikgunaan satelit-satelit GPS.
Menentukan orbit dari seluruh satelit GPS.

Stasiun kontrol tersebar di seluruh dunia, yaitu di Pulau Ascension, Diego


Garcia, Kwajalein, Hawai dan Colorado Springs.

Bagian Pengguna (Receiver GPS)


Menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk
digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu.
Tipe alat receiver:
Navigasi/genggam: tingkat ketelitian 10 - 20 M
Pemetaan: tingkat ketelitian 1 - 5 M
Geodetik: tingkat ketelitian di bawah 1 M

Kelebihan Penggunaan GPS


Dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung waktu dan cuaca
GPS dapat meliput wilayah yang cukup luas, dapat digunakan oleh
banyak orang pada saat yang sama, dan pemakaiannya tidak
bergantung pada batas-batas politik dan batas alam.
Receiver GPS Magellan Triton 200/300
yang Digunakan BPS

Kelebihan Penggunaan GPS..next..


Tidak memerlukan adanya saling keterlihatan antara satu titik
dengan titik lainnya.
Pengoperasian receiver GPS relatif mudah.
Penggunaan GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai dengan
saat ini.
Keterbatasan Penggunaan GPS
Karena memerlukan sinyal dari satelit maka di antara receiver GPS
dan satelit yang bersangkutan tidak boleh ada penghalang
Pemrosesan datanya tidak begitu mudah
Komponen tinggi yang diberikan oleh GPS adalah ketinggian yang
mengacu ke permukaan ellipsoid GRS (Geodetic Reference System)
1980, jadi tinggi yang diukur oleh GPS bukan dari permukaan laut.

4. Keyboard Entry
Entry data koordinat horisontal (x) dan vertikal (y) pada Excel
Save as DBF
Buka/tambahkan sebagai tabel pada ArcView
Buat view baru: klik menu View add event theme
5. Digitasi Peta Analog
Peta analog ditempel pada digitizer
Tentukan titik kontrol
Lakukan digitasi
Scanning & On Screen Digitizing
Peta di-scan, hasilnya berupa image file
Buka dengan software pengolah data raster
Lakukan registrasi koordinat bumi (geocoding)
Lakukan digitasi pada layar komputer

Kesalahan pada Saat Digitasi

PERTEMUAN 4

10-04-2014

KOMPONEN SIG
Komponen SIG
1. Hardware (Perangkat Keras)
2. Software (Perangkat Lunak)
3. Data
4. Brainware/Management/ People (Manusia)

1. Hardware
CPU (Central Processing Unit): bagian dari komputer
untuk memproses semua instruksi dan program
RAM (Random Access Memory): perangkat untuk
menyimpan (sementara) semua data dan program yang
dimasukkan melalui input device
Storage: perangkat untuk menyimpan data secara
permanen atau semi permanen.
Input device: perangkat untuk memasukkan data ke
dalam SIG. Misalnya: keyboard, mouse, digitizer,
scanner, dsb.
Output device: perangkat untuk mempresentasikan data
dan informasi SIG. Misalnya: layar monitor, printer,
plotter, dsb.
Peripheral lainnya: perangkat pelengkap. Misalnya:
receiver GPS

2. Software
Raster: data berupa sel-sel
GRASS (Geographic Resources Analysis Support
System)
ILWIS (Integrated Land and Water Information
System)
IDRISIClark University, USA
ERMapper (Earth Resource Mapper) Earth
Resource Mapping Inc)
Vektor: data berupa garis
ARC/INFO dan ArcView, ArcGIS ESRI
(Environmental Systems Research Institute Inc)
MapInfo MapInfo Corp
Kelebihan MapInfo dibanding ArcView (googling):
Map info relatif lebih murah.

NOTE
Data Vektor->berupa garis-garis. Vektor point, vektor polygon, vektor polyline
(dillihat dr skala yg kecil)
Pastikan peta yg akan digunakan resolusinya bgus.
Beberapa masalah mengenai vektor (sprti pertemuan sebelumnya):
Undershoot, Overshoot, dll
Data Rasterberupa sel.pixel-pixelmencerminkan karakteristik dari
wilayah tersebut.klo mau liat variasi dari warna. Ex: melihat daerah yg
curah hujan tinggi,rendah,sedang,dsb.
Di peta raster ada spatial resolution, tergantung di peta itu resolusi tinggi,
rendah. Akan terlihat bagus dengan skala yg kecil.
Ada juga yg konversi dari raster ke vektor atau dibalik. Terganaatung dari
kebutuhan kita.
Ketika kita menggunakan image dengan raster: banyak tools utk analisis yg
bisa dilakukan di data raster yang tdk bisa digunakan pada image dengan
vektor.
Dengan menggunakan peta raster bisa melihat kondisi lapangan seperti apa.

NextNOTE
Kalau vektor lebih ke jarak. contoh gampangnya corel.
Kalau raster lebih ke ketinggian, warna, dll. contoh
gampangnya.photoshop
Analisa data vektor dan raster seperti apa? Utk geostatistik.
Ada juga nama softwarenya map window
Variasi dlm buffering di vektor.
Buffering merupakan hal yg penting dan biasa/banyak
digunakan dalam analisis pasial.
Webmapserver (GeoServer, mapGuide Open Source, Mapnik,
MapServer)
Spatial Database Management System (PostGIS,
SpatialLite,TerraLib)
Software Development Frameworks and libraries (GeoBase
[Telogis GIS SOftware], GeoMajas, MapFish,OpenLayers
Sekarang sudah ada geodatabase.

3. Data
Data pada SIG terdiri dari data spasial/geospasial dan data
atribut/ tabular
Data spasial/geospasial adalah data hasil pengukuran,
pencatatan dan pencitraan terhadap suatu unsur keruangan
yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi
dengan posisi keberadaannya mengacu pada sistem koordinat
bumi (bergeoreferensi)
Data nonspasial/atribut/tabular mempresentasikan aspekaspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya.
Data Atribut/Tabular
Data atribut/tabular pada SIG berupa database
Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan
dan disimpan sedemikian rupa tanpa pengulangan yang tidak
perlu (redundacy) untuk memenuhi berbagai kebutuhan
Menggunakan sistem DBMS (Database Management System)

DBMS
sistem yang digunakan untuk memudahkan pembuatan dan
pemeliharaan database
menentukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah, dan
dipanggil. Selain itu juga menerapkan mekanisme pengamanan data,
penggunaan data bersama, konsistensi data, dsb
Kelebihan DBMS
Efisien untuk mengorganisir dan mengelola data dengan jumlah besar.
Akses (pemanggilan) data mudah, cepat, dan dapat dilakukan secara
bersamaan oleh beberapa orang pengguna.
Pengawasan terpusat sehingga data terlindungi dari kerusakan yang
disebabkan oleh akses data ilegal, selain itu standar kualitas data
terjaga.
Database dapat dibagi-bagi menjadi kepingan-kepingan yang terpisah di
beberapa tempat sehingga mempercepat proses.

Gambaran DBMS
DBMS

File
proses

Kelemahan DBMS
Resiko terpusat.
Agak rumit.
Perlu tambahan biaya pemeliharaan.

Data Spasial
Data spasial dipresentasikan dalam bentuk model data
raster dan model data vektor
Model data raster menggunakan struktur matriks atau
pixel-pixel yang membentuk grid (sel).
Model data vektor dipresentasikan dalam bentuk titik,
garis/kurva, atau poligon

Raster VS Vektor

Model Data Raster


Resolusi dimensi linier minimum dari satuan terkecil geographic
space yang dapat direkam.
Zone sekumpulan lokasi yang memperlihatkan nilai-nilai yang sama.
Nilai item informasi (atribut) yang disimpan dalam suatu layer untuk
setiap pixelnya.
Sampling raster: nilai rata-rata sample, nilai sample di tengah pixel,
nilai sample di sudut grid.
Kelebihan Model Data Raster
Struktur data sederhana.
Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi matematis sederhana.
Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks.
Overlay lebih mudah dilakukan.
Metode untuk mendapatkan data raster lebih mudah

Kelemahan Model Data Raster


Secara umum memerlukan ruang penyimpanan yang besar.
Tampilan (representasi) dan akurasi posisi sangat bergantung pada
ukuran pixelnya.
Satu layer data raster hanya mengandung satu tematik saja.
Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis
batas suatu objek.
Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan topologi.
Model Data Vektor
Dalam model data vector, bentuk-bentuk dasar representasi data
spasial didefinisikan oleh system koordinat 2 dimensi (x,y), pada SIG
biasanya menggunakan sistem koordinat geografis standard seperti
UTM atau Latitude-Longitude.

Model Data Vektor..next


Entity titik semua obyek grafis/geografis yang dikaitkan dengan
pasangan koordinat (x,y).
Entity garis sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan.
Entity poligon dipresentasikan dengan sekumpulan titik dimana
titik awal dan titik akhir poligon mempunyai nilai koordinat yang
sama (tertutup sempurna).
Kelebihan Model Data Vektor
Secara umum memerlukan ruang penyimpanan yang kecil.
Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung banyak
atribut.
Hubungan topologi dapat dengan mudah dilakukan.
Representasi grafis data spasialnya sangat mirip dengan peta
buatan tangan manusia.

Kelemahan Model Data Vektor


Memiliki struktur data yang kompleks.
Overlay lebih sulit dilakukan.
Kurang efisien untuk merepresentasikan spatial
variability yang tinggi.
Datanya tidak mudah dimanipulasi.
Memerlukan hardware dan software yang cukup mahal.
Topologi
Model data vektor ada yang nontopologi ada pula yang
dengan topologi.
Topologi adalah konsep atau metode matematis yang
digunakan dalam mendefinisikan hubungan spasial di
antara unsur-unsurnya.

Model Data Spagheti


Lembaran peta kertas ditranslasikan garis demi garis ke dalam
list koordinat (x,y) dalam format digital.
Sebuah titik dikodekan sebagai pasangan koordinat (x,y)
tunggal
Sebuah garis dikodekan sebagai list pasangan-pasangan
koordinat (x,y)
Sebuah poligon dikodekan sebagai pasangan-pasangan
koordinat (x,y) closed loop.
Topologi Spagheti

Kelebihan dan Kekurangan Model Data Spagheti


Kelebihan:
Sangat sederhana dan sangat mudah dimengerti.

Kekurangan:
Hubungan spasial yang ada di antara unsur-unsur tidak dikodekan sehingga
tidak efisien untuk analisis spasial.

Tabel Informasi Topologi


Tabel topologi nodes setiap node didefinisikan oleh semua arc yang
dimilikinya.
Tabel topologi arcs mendefinisikan relasi-relasi nodes (node awal dan
node akhir) dan poligon-poligon (poligon kiri dan poligon kanan) terhadap
arcs.
Tabel topologi poligon memperlihatkan semua arc yang membentuk
batas-batas setiap poligon. Dalam poligon bisa terdapat titik dan atau
poligon yang lebih kecil, pendefinisiannya arc-nya didahului dengan 0.
Tabel data koordinat arcs didefinisikan oleh sekumpulan pasangan
koordinat (awal, antara, dan akhir).

PERTEMUAN 5

7-05-2014

FUNGSI SIG
Klasifikasi fungsi SIG
1. Pengelolaan dan analisis data spasial
2. Pengelolaan dan analisis data atribut non spasial
3. Analisis integrasi data spasial dan data atribut
4. Output formatting

1. Pengelolaan dan Analisis Data Spasial


Transformasi format, misalnya dr format shapefile
ArcView ke format vektor ERMapper (*.erv)
Transformasi geometris registrasi: memberikan
koordinat pada peta sesuai dengan koordinat bumi atau
agar dapat di-overlay-kan dengan tepat pada peta lainnya.
Transformasi antar proyeksi peta.
Conflation mencocokkan posisi feature yang sama pada
layer yang berbeda.
Edge matching mencocokkan posisi ujung-ujung
lembaran peta supaya satu sama lain terhubung dengan
tepat.

Fungsi editing meniadakan


sliver, gap, dll
Line coordinate thinning
menghilangkan beberapa titik
untuk memperkecil size file.

2. Pengelolaan dan Analisis Data Atribut Nonspasial


Editing membuat/menghapus database, membuat/
menghapus tabel, menambahkan/menghapus record
atau field, mengubah data, dsb.
Query: memanggil (retrieve) record yang sesuai
dengan kondisi yang ditentukan oleh operator.
3. Analisis Integrasi Data Spasial dan Data Atribut
a. Retrieval/Classification/ Measurement
b. Overlay
c. Neighborhood
d. Connectivity

3a. Retrieval/Classification/ Measurement


Retrieval memanggil data yang memenuhi criteria tertentu (tanpa
modifikasi lokasi geografis atau membuat entiti spasial baru).
Classification & Generalization mengelompokkan data
Measurement mengukur jarak antara 2 titik, panjang garis, keliling dan
luas poligon, serta size sekumpulan sel yang mempunyai nilai sama.
Retrieval/Classification/Measurement tidak menghasilkan data spasial baru.
Classification & Generalization

3b. Overlay
Overlay menghasilkan data spasial baru dari
minimal 2 data spasial yang menjadi masukannya,
terdiri dari aritmetic overlay dan logical overlay.
Arithmetic overlay penjumlahan, pengurangan,
pembagian, atau perkalian tiap nilai pada suatu
layer dengan nilai pada layer lain yang lokasinya
bersesuaian.
Logical overlay menemukan obyek-obyek yang
memenuhi kondisi-kondisi tertentu (yang
ditetapkan pada layer-layer) secara bersama-sama.

Arithmetic Overlay Raster

Arithmetic Overlay Vektor

Logical Overlay

3c. Neighborhood
Neighborhood mengevaluasi karakteristik area di sekeliling lokasi
tertentu.
Operasi neighborhood:
Search, Line-in polygon dan point-in polygon, Poligon Thiessen, Interpolasi,
Contour generation
Operasi Neighborhood
Search mendapatkan parameter pada area yang memenuhi kriteria
neighborhood yang ditetapkan.
Line-in polygon dan point-in polygon mengidentifikasi points dan lines
dalam area tertentu.
Interpolasi memperkirakan nilai-nilai yang tidak diketahui berdasarkan
nilai-nilai pada lokasi di sekitarnya.
Poligon Thiessen perluasan informasi suatu titik lokasi dengan
mengasumsikan bahwa informasi yang paling tepat untuk lokasi-lokasi
yang tidak diobservasi adalah nilai observasi titik lokasi terdekat
Contour generation menghubungkan titik-titik yang mempunyai nilai
data sama.

3d. Connectivity
Connectivity
menghimpun
(accumulate) nilainilai pada area yang
dilintasi.
Operasi connectivity:
Proximity (buffering),
Seek/Stream,
Network, Spread, dsb.

Operasi Connectivity
Proximity (buffering) menghasilkan data spasial
baru yang berbentuk poligon atau zone dengan
jarak tertentu dari obyek tertentu.
Seek/Stream mengevaluasi arah pergerakan;
mulai dari starting point, bergerak setahap demi
setahap ke arah lokasi yang memenuhi persyaratan
tertentu.
Network sekumpulan feature linier yang
berhubungan, biasanya digunakan untuk
memperkirakan jaringan yang akan terbentuk,
mencari route yang optimal (jarak atau waktu
tempuh tersingkat), menentukan alokasi tugas.

4. Output formatting
Mempersiapkan untuk output hasil analisis.

Map annotation judul, legenda, skala, arah mata angin.


Text labels nama wilayah administrasi, nama unsur perairan, dll.
Texture patterns and line styles warna, arsir, tebal/tipis garis, dll
Graphic symbols symbol batas wilayah administrasi, sungai,
danau, bendungan, dll.

Nama Wilayah
Administrasi

Provinsi

Penggunaan
Simbol dan atau
Notasi

Simbol
dan atau
Notasi

Nama Wilayah

Font size 12 point JAWA BARAT

Kabupaten/Kota Font size 10 point BOGOR

Kecamatan

Spesifikasi

Font size 8 point

Kelurahan/Desa Font size 6 point

CIBINONG

CIRIUNG

Huruf besar
(kapital) Arial
Plain warna
hitam

Nama Unsur
Perairan
Samudera
Laut

Selat

Danau

Sungai dan
sejenisnya

Simbol
dan atau
Notasi

Penggunaan
Simbol dan atau
Notasi

Nama Unsur Perairan


Font size
maximum 20
point dan
minimum 6
point. Ukuran
huruf yang
digunakan
tergantung dari
luasan
unsur,hirarki atau
tingkatan unsur
serta estetika

Spesifikasi

SAMUDERA
LAUT Laut
Laut
Laut
SELAT Selat
Selat
Selat

DANAU Danau
Danau
Danau

SUNGAI Sungai
Sungai
Sungai

Huruf besar
Times New
Roman italic
warna hitam

Arsir

Simbol Batas Wilayah


Administrasi

Simbol
dan atau Notasi

Spesifikasi

Simbol Batas Wilayah Administrasi

Negara

Provinsi

Kabupaten/Kota

Kecamatan

Kelurahan/Desa

Simbol Unsur

Simbol

Spesifikasi

Simbol Sungai, Danau, Bendungan

Sungai

Danau

Bendungan

PERTEMUAN 6

9-05-2014

PEMETAAN STATISTIK
PERANAN PETA DALAM KEGIATAN
STATISTIK (SENSUS DAN SURVEY)
1. Sebelum pendataan membagi habis wilayah
desa ke dalam blok-blok sensus perencanaan
kegiatan
2. Saat pendataan sebagai panduan petugas
dalam mengenali wilayah kerjanya agar tidak
terjadi lewat cacah atau ganda cacah
3. Setelah pendataan penyajian data statistik
dalam bentuk peta

SIMBOLISASI DATA STATISTIK DALAM PETA


Titik (point) point symbol (ukuran tetap atau bergradasi)
Garis (line/polyline) tebal-tipis, corak, warna
Area (polygon) arsir, warna, dot atau point symbol lainnya
POINT SYMBOL

PETA
PENDAPATA
N PETANI
(REALITA)

LINE/POLYLINE SYMBOL

POLYGON SYMBOL

TAHAPAN PEMETAAN STATISTIK


Analisis jenis data: nominal, ordinal, interval, ratio
Adjusment data (untuk data jenis ratio) jika diperlukan

Densities: kepadatan penduduk


Non-area-related ratios: sex ratio, independency ratio
Averages

Menentukan jenis peta yang sesuai:

nominal point data


chorochromatic/mosaic map
choropleth map
isoline map
absolute proportional method
dot map
flowline map

Untuk jenis peta choropleth, perlu menentukan metode


klasifikasi data

NOMINAL POINT DATA


MAP
Untuk jenis data nominal
Peta yang menggambarkan
suatu obyek dengan simbol
point tertentu di lokasi yang
bersesuaian
CHOROCHROMATIC/MOSAIC
MAP
Untuk jenis data nominal
Peta yang menggambarkan
data dengan memberikan
arsir atau warna tertentu di
area yang bersesuaian

CHOROPLETH MAP
Untuk jenis data interval dan ratio
Nilai data dapat berupa nilai absolut atau nilai ratio
Peta yang menggambarkan nilai data dengan warna yang
bergradasi atau dengan arsir garis yang kerapatannya
berbeda di area yang bersesuaian
Setiap warna atau arsir garis menunjukkan nilai data
dalam interval tertentu
Warna yang lebih tua atau garis yang lebih rapat
menunjukkan nilai data yang lebih besar/tinggi

ABSOLUTE PROPORTIONAL METHOD


Untuk data yang berupa nilai absolut
Peta yang menggambarkan nilai data dengan simbol kotak, batang,
lingkaran, atau simbol lainnya di mana jumlah atau besarnya simbol
proporsional dengan nilai datanya.
DOT DENSITY MAP
Peta yang menggambarkan data dengan titik-titik di mana satu
titik mewakili nilai tertentu
Untuk menggambarkan kepadatan

ISOLINE MAP
Peta yang menggambarkan garis dengan menghubungkan titik-titik
yang mempunyai nilai data sama
Area yang dibatasi oleh dua isoline yang berdekatan mempunyai
interval nilai yang sama
Area-area pada isoline map dapat diberi warna yang bertingkat
sesuai dengan nilai datanya
FLOWLINE MAP
Peta yang menggambarkan pergerakan obyek dengan flowchart
dan menggambarkan nilai datanya dengan simbol yang bertingkat.
ISOLINE MAP

METODE KLASIFIKASI DATA UNTUK CHOROPLETH


Peta yang dihasilkan harus semirip mungkin dengan statistical
surface. Statistical surface adalah penyajian data dalam 3
dimensi di mana ketinggiannya sebanding dengan nilai data
Peta yang dihasilkan harus menggambarkan pola atau struktur
yang merupakan karakteristik dari fenomena yang dipetakan.
(Nilai ekstrim tidak boleh hilang)

METODE KLASIFIKASI
Grafis
Break points
Frequency Diagrams
Cumulative Frequency Diagrams

Matematis
Equal Step
Quantiles
Arithmetic Series
Geometric Series
Harmonic Series
Nested Means

STATISTICAL SURFACE

BREAK POINTS

FREQUENCY DIAGRAMS

CUMULATIVE FREQUENCY DIAGRAMS

KURVA DISTRIBUSI DATA UNTUK METODE KLASIFIKASI


MATEMATIS

FORMULA METODE KLASIFIKASI MATEMATIS


Misalkan: C = konstanta;
Geometric Series
Log(Max) C = Log(Nilai terbesar
n = banyaknya kelas = 5
kedua)
Equal Step

Log(Nilai terbesar kedua) C


=Log(Nilai terbesar ketiga)

Min + C + C + C + C + C = Max
C = (Max Min)/n
Kelas 1 = Min s/d (Min+C)
Kelas 2 = (Min+C)+ 1 s/d (Min+C+1)+C
Dst

C = (Log Max Log Min)/n

Misalkan: C = konstanta;
n = banyaknya kelas = 5
Arithmetic Series

Min + C + 2C + 3C + 4C + 5C = Max
C = (Max Min)/(1+2++n)
Kelas 1 = Min s/d (Min+C)
Kelas 2 = (Min+C)+ 1 s/d (Min+C+1)+2C
dst

Harmonic Series
(1/Max) C = ( (1/Max) C) ) C
=
(( (1/Max) C) C) C
C =( (1/Max) (1/Min))/n

NESTED MEANS
-Memperhatikan Mean dari atribut
-Memisahkan data menjadi 2 kategori (diatas Mean dan
dibawah Mean)
-Lebih lanjut, diklasifikasikan dengan mengkalkulasi Means
dari 2 kategori tadi
-Menghasilkan 4 Kelas

CHOROPLETH METODE KLASIFIKASI YANG DISEDIAKAN ArcGis


Equal Interval Membagi nilai-nilai pada atribut kedalam kelas yang
memiliki range yang sama (equal range). Cocok untuk data yang
terdistribusi linier
Quantile Mengklasifikasikan data kedalam kategori tertentu, dimana
setiap kategori memiliki fitur yang sama. Cocok untuk data yang
terdistribusi linier
Natural Breaks(jenks) Melihat pengelompokan dan pola data. Data
yang digunakan mempunyai jangkauan dari yang terkecil sampai yang
terbesar. Data dibagi kedalam kelas-kelas dengan batas-batas yang
ditentukan berdasarkan nilai jangkauan terbesar
Geometrical Interval Untuk memvisualisasikan data yang tidak
terdistribusi normal. Dirancang untuk bekerja pada data yang berisi
nilai-nilai duplikat yang berlebihan. Misalnya, lebih dari 35% memiliki
nilai sama. Lebih baik dari Quantile
Standard Deviation Mencari nilai Mean. Menempatkan kelas diatas
dan dibawah Mean pada interval 0,25 0,5 atau 1 dari standar deviasi
sampai semua nilai dimasukkan kedalam kelas. Nilai-nilai diluar 3 standar
deviasi dikumpulkan kedalam 2 kelas, (lebih besar dari 3 std dev diatas
mean) dan (Lebih kecil dari 3 std dev dibawah mean)

PERTEMUAN 7

14-05-2014

Sistem Pengkodean Wilayah


Administrasi dan Blok Sensus
Tujuan Pengkodean Wilayah di BPS
1. Pengolahan data mudah mengelompokkan data
menurut kecamatan/kabupaten/provinsi
2. Penyusunan dokumen memudahkan pencarian
dokumen jika dokumen dikelompokkan dan disusun
menurut kode kecamatan/kabupaten/provinsi
3. Pengambilan sampel agar sampel terpilih menyebar di
seluruh wilayah
88

Tatacara Pengkodean Wilayah


Tatacara penomoran wilayah administrasi mengacu pada letak suatu
wilayah pada wilayah administrasi satu tingkat di atasnya. Penomoran
dilakukan secara zigzag dan berkesinambungan dimulai dari wilayah yang
berada di barat daya.
Sistem Pengkodean
Wilayah Administrasi
Pada Pemetaan
SP2000

Kode Wilayah Administrasi

Digit pertama menunjukkan nomor urut


pulau/ kepulauan

Digit kedua menunjukkan nomor urut


Daerah Tingkat I (Provinsi, Daerah
Istimewa dan Daerah Khusus) dalam suatu
pulau atau kepulauan

Digit ketiga dan empat menunjukkan nomor


urut kabupaten/kota pada suatu Daerah
Tingkat I. Nomor urut untuk kabupaten
adalah 01, 02, 03,,69, sedangkan nomor
urut untuk kota adalah 71, 72, 73,

89

Peta Indeks Indonesia

90

Pulau/Kepula
uan
Sumatera

Kode

Catatan

Kode Wilayah Administrasi

Digit kelima, enam, dan tujuh menunjukkan


nomor urut dan kode wilayah kecamatan. Dalam
hal ini, digit kelima dan enam menunjukkan
nomor urut kecamatan pada suatu
kabupaten/kota dan digit ketujuh menunjukkan
apakah kecamatan yang bersangkutan
merupakan kecamatan pecahan atau bukan.
Nomor urut untuk kecamatan yang membentuk
kabupaten/ kota adalah 01, 02, 03,,69,
sedangkan nomor urut untuk kecamatan yang
membentuk kotif adalah 71, 72, 73, Digit
ketujuh pada awalnya adalah 0 (nol), berubah
menjadi 1, 2, 3, ... jika kecamatan bersangkutan
mengalami pemecahan/penggabungan.

Digit kedelapan, sembilan, dan sepuluh


menunjukkan nomor urut desa/kelurahan atau
UPT/PMT yang berada pada suatu kecamatan
tertentu. Nomor urut untuk desa/kelurahan
91
adalah 001, 002, 003,

1
2

Jawa

3
4

Nusa
Tenggara

Kalimantan

Sulawesi

Maluku

Papua

Cadangan

Nomor Urut Wilayah


Pulau/Kepulauan

Kode Wilayah Administrasi yang Mengalami


Pemecahan/Penggabungan Setelah SP2000

Nama wilayah sama dengan yang lama kode wilayah menggunakan kode
lama
Nama wilayah tidak sama dengan yang lama kode wilayah merupakan
kelanjutan kode terakhir. Khusus kecamatan, digit pertama sampai
dengan keenam sama, sedangkan digit ketujuh berubah dari 0 menjadi 1,
2, 3, ...
Pemecahan Provinsi

Kode
Lama
11
12
13
14
15
16
16
17
18

Nama Wilayah
Administrasi
Dista Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung

Kode
Baru
11
12
13
14
15
16
19
17
18

Nama Wilayah
Administrasi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

92

Kode
Lama

Nama Wilayah
Administrasi

Kode
Baru

Nama Wilayah
Administrasi

3171 Jakarta Selatan

3171 Jakarta Selatan

3172 Jakarta Timur

3172 Jakarta Timur

3173 Jakarta Pusat

3173 Jakarta Pusat

3174 Jakarta Barat

3174 Jakarta Barat

3175 Jakarta Utara

3175 Jakarta Utara

3175 Jakarta Utara

3101 Kab. Kep. Seribu


Nama
Wilayah
Administrasi
1507010 Tungkal Ulu

1507010 Tungkal Ulu

1507010 Tungkal Ulu

1507011 Merlung

1507020 Pengabuan

1507020 Pengabuan

1507030 Tungkal Ilir

1507030 Tungkal Ilir

1507040 Betara

1507040 Betara

Kode
Lama

Pemecahan Kecamatan

Pemecahan Kabupaten/Kota

Kode
Baru

Nama Wilayah
Administrasi

93

Kode
Lama

Nama Wilayah
Administrasi

Kode Baru

Nama Wilayah
Administrasi

3323010 Parakan

3323010

Parakan

3323010 Parakan

3323011

Kledung

3323010 Parakan

3323012

Bansari

3323090 Kedu

3323090

Kedu

3323090 Kedu

3323010

Parakan

3323100 Ngadirejo

3323100

Ngadirejo

3323100 Ngadirejo

3323010

Parakan

Penggabungan Kecamatan

Perubahan Status Kecamatan

Kode
Nama Wilayah
Lama
Administrasi
3204710 Cimahi Selatan

Kode
Nama Wilayah
Baru
Administrasi
3277010 Cimahi Selatan

3204720 Cimahi Tengah

3277020 Cimahi Tengah

3204730 Cimahi Utara

3277030 Cimahi Utara

94

Pemecahan
Desa/Kelurahan

Kode Lama
6307020001
6307020002
6307020003
...
6307020027
6307020028

Kode Lama

Nama Wilayah
Administrasi

Kode Baru

7171010001

Malalayang II

7171010001

7171010002

Malalayang I

7171010002

7171010002

Malalayang I

7171010006

7171010002

Malalayang I

7171010007

7171010003
7171010004
7171010005

Winangun
Bahu
Kleak

7171010003
7171010004
7171010005

Nama Wilayah
Administrasi
Pantai Batung Hilir
Pantai Batung
Tengah
Karamat
...
Simpang Mahar
Paya Besar

6307020029

Nama Wilayah
Administrasi
Pantai Batung

6307020029

Pantai Batung

6307020029
...
6307020027
6307020027

Pantai Batung
...
Simpang Mahar
Simpang Mahar

Kode Baru

Nama
Wilayah
Administrasi
Malalayang II
Malalayang I
Malalayang I
Timur
Malalayang I
Barat
Winangun
Bahu
Kleak
Penggabungan
Desa/Kelurahan

95

Catatan
Perubahan dari Kabupaten ke Kota, harus dilakukan re-numbering
Jika ada penggabungan Kec A dengan Kec B menjadi Kec C, jika
kode desa tidak ada yang duplikat maka kode tersebut
dipertahankan. Jika terdapat kode yang duplikat maka Kecamatan
yang memiliki jumlah desa sedikit dikalahkan dengan melanjutkan
kode desa yang terakhir.

96

97

Sistem Pengkodean/Penomoran
Blok Sensus

Konsep Definisi
Blok sensus (BS) adalah daerah kerja pencacahan yang merupakan
bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan.
Jenis blok sensus ada tiga, yaitu blok sensus biasa, blok sensus
khusus, dan blok sensus persiapan.
Peran Blok Sensus
Dengan berbekal peta BS, seorang petugas lapangan diharapkan
mengetahui secara pasti wilayah kerjanya. Kepastian mengenai
wilayah kerja ini sangat strategis untuk menghindari kesalahan
cakupan yang merupakan salah satu ukuran utama keberhasilan
suatu sensus. Kesalahan cakupan yang dimaksud dapat berupa lewat
cacah (omission) atau ganda cacah (double counting).
untuk keperluan pencacahan SP2010, BS akan digunakan untuk
membangun Kerangka Induk yang juga sangat strategis karena akan
dijadikan sebagai dasar perancangan dan pengambilan sampel survei98
survei BPS selama kurun waktu 2010-2020.

Konsep Definisinext
BS Biasa, memiliki muatan sekitar 100 (minimum 80 dan maksimum 120)
rumah tangga/bangunan sensus bukan tempat tinggal
(BSBTT)/bangunan sensus tempat tinggal kosong (BSTT kosong) atau
kombinasi ketiganya dalam satu hamparan (tidak dipisahkan oleh blok
sensus lain), dan diperkirakan tidak akan berubah dalam jangka waktu
lebih kurang 10 tahun.
Bangunan Fisik adalah tempat berlindung tetap maupun sementara, yang
mempunyai dinding, lantai dan atap, baik digunakan untuk tempat
tinggal maupun bukan tempat tinggal.

Bangunan tunggal
tidak bertingkat

Bangunan tunggal
bertingkat

Bangunan gandeng
dua tidak bertingkat

Bangunan tunggal
bertingkat banyak
99

Bangunan sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai
pintu keluar/masuk sendiri dalam satu kesatuan fungsi/penggunaan
Menurut penggunaannya bangunan sensus dibagi menjadi :
1. Bangunan sensus tempat tinggal (BSTT)
2. Bangunan sensus bukan tempat tinggal (BSBTT)
3. Bangunan sensus campuran

Bangunan sensus tempat tinggal (BSTT) yaitu bangunan sensus yang seluruhnya
digunakan untuk tempat tinggal, termasuk bangunan yang diperuntukkan sebagai
tempat tinggal tetapi belum dihuni (BSTT kosong). Misalnya di suatu perumahan
beberapa rumah telah selesai dibangun dan belum ada penghuninya, maka
rumah-rumah itu disebut sebagai BSTT kosong.
Bangunan sensus bukan tempat tinggal (BSBTT) yaitu bangunan sensus yang
seluruhnya digunakan bukan untuk tempat tinggal, misalnya toko, restoran, salon,
tempat ibadah, rumah sakit, pabrik, sekolah, gedung kantor, balai pertemuan,
dan sebagainya. Untuk tempat usaha seperti pasar dan mall, tiap kios dihitung
sebagai satu BSBTT. Informasi ini didapat dari pengelola mall/pasar/gedung
Bangunan sensus campuran yaitu bangunan sensus yang sebagian digunakan untuk
tempat tinggal dan sebagian lainnya digunakan untuk keperluan lain, misalnya
rumah-toko (ruko), rumah-kantor (rukan).
100

Penjelasan
Untuk bangunan fisik bukan tempat tinggal seperti
kantor, pabrik, dan sekolah, maka tidak setiap
ruangan yang mempunyai pintu keluar masuk
tersendiri dihitung sebagai satu bangunan sensus,
melainkan melihat pada kegunaan dari masingmasing ruangan

Denah kompleks sekolah yang


dianggap terdiri dari 1
bangunan fisik dan 2
bangunan sensus

101

BS Khusus merupakan BS yang akses masuk ke lokasinya terbatas

untuk umum, misalnya asrama/barak militer, asrama


perawat/pelajar/mahasiswa, pondok pesantren, panti asuhan dengan
100 penghuni atau lebih, dan lembaga pemasyarakatan (tidak dibatasi
muatannya).
BS Persiapan adalah wilayah kosong yang terpisah dari pemukiman
seperti sawah, perkebunan, hutan, rawa, termasuk wilayah kosong
yang telah direncanakan akan digunakan untuk daerah pemukiman
penduduk atau tempat usaha. Untuk sawah, ladang, tanah kosong
yang tidak terlalu luas dan mempunyai batas jelas serta
berdampingan atau satu hamparan dengan pemukiman (BS biasa),
harus dimasukkan ke dalam BS biasa.
Satuan Lingkungan Setempat (SLS) adalah satuan lingkungan di
bawah desa/kelurahan. Istilah SLS bisa berbeda antar daerah,
misalnya rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), dusun, jorong,
lingkungan dan sebagainya. SLS yang digunakan sebagai dasar
pembentukan BS adalah SLS terkecil (yang paling kecil wilayahnya)
yang secara operasional mempunyai kewenangan administratif. 102

Contoh
hirarki SLS

Syarat Blok Sensus


1. Membagi habis desa menjadi beberapa blok sensus.
2. BS dibentuk berdasarkan SLS. Satu BS bisa terdiri dari satu SLS
utuh (Gambar 1), bagian dari suatu SLS (Gambar 2) atau
gabungan dari beberapa SLS utuh (Gambar 3) dengan
mempertimbangkan batas jelas dan muatan. SLS yang dibagi
menjadi dua BS atau lebih, batas BS harus merupakan batas
yang jelas dan mudah dikenali, baik batas alam maupun
buatan.
3. Satu blok sensus harus terletak pada satu hamparan, tidak
boleh terpisah oleh blok sensus lain.
103

Syarat Blok Sensus (2)

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Satu BS terdiri dari Satu BS merupakan Satu BS gabungan dari
satu SLS utuh
bagian dari suatu SLS beberapa SLS utuh

Jika di desa tidak terdapat SLS, maka batas BS harus


merupakan batas yang jelas dan tidak mudah berubah,
baik batas alam atau buatan.
104

Nomor Blok Sensus


Nomor kode blok sensus terdiri dari 3 angka dan 1 huruf dimana ketiga
angka menunjukkan nomor urut blok sensus pada suatu desa, dan huruf
menunjukkan jenis blok sensus yang bersangkutan. Huruf B menunjukkan
BS biasa, K menunjukkan BS khusus, dan P menunjukkan BS persiapan.
001B adalah BS biasa dengan nomor urut 001.
007K adalah BS khusus dengan nomor urut 007.
013P adalah BS persiapan dengan nomor urut 013.
Penomoran Blok Sensus pada Desa Pecahan
Bila desa baru merupakan pecahan utuh dari satu desa, dan tidak terjadi
pemecahan blok sensus, maka semua blok sensus pada desa pecahan
tersebut nomor kodenya tetap; tidak dilakukan penomoran ulang. Tetapi
jika terjadi pemecahan blok sensus, maka nomor blok sensus tersebut
digunakan di masing-masing desa pecahan.
Penomoran Blok Sensus pada Desa Gabungan
Bila desa baru merupakan desa gabungan, untuk menghindari terjadinya
duplikasi nomor blok sensus, dilakukan penomoran ulang untuk seluruh
blok sensus. Penomoran blok sensus dilakukan dengan tatacara yang telah
105
dijelaskan di atas.

Pemberian Nomor Blok Sensus yang Mengalami Perubahan


Jenis Blok Sensus
Jika perubahan jenis blok sensus terjadi, maka nomor
urutnya tetap menggunakan nomor urut blok sensus yang
lama, tetapi huruf yang menunjukkan jenis blok sensusnya
diubah sesuai dengan keadaan sekarang.
Segmen adalah wilayah yang merupakan bagian dari suatu
BS, mempunyai batas jelas baik batas alam atau buatan
seperti sungai/kali, jalan, gang/lorong. Luas segmen tidak
dibatasi oleh jumlah muatan tetapi mengacu pada batas
jelas yang ada

106

Pembentukan Blok Sensus untuk Bangunan Bertingkat


Banyak
Bangunan bertingkat banyak sering ditemui di daerah
perkotaan, contohnya rumah susun, apartemen, pusat
perbelanjaan (mall), gedung perkantoran, dan lain-lain
Contoh Pembentukan Blok Sensus
untuk Bangunan Bertingkat Banyak
-Apabila dalam satu lantai jumlah
muatannya lebih dari 150, maka
dalam satu lantai dapat dibentuk
menjadi 2 BS
-Pusat perbelanjaan A lantai dasar
memiliki muatan 160 kios. Karena
jumlah muatannya lebih dari 150,
maka lantai dasar dibagi menjadi 2
BS, yaitu 001B dan 002B

107

Contoh Pembentukan Blok


Sensus untuk Bangunan
Bertingkat Banyak
Apabila dalam satu lantai
jumlah muatannya relatif
sedikit, maka beberapa
lantai dibentuk menjadi 1
BS.
apartemen yang terdiri
dari 6 lantai dengan
jumlah muatan 50 per
lantai sehingga tiap 2
lantai dibentuk menjadi 1
BS

Contoh apartemen dengan 1 BS


di 2 lantai

108

Contoh Pembentukan Blok


Sensus untuk Bangunan
Bertingkat Banyak
Apabila terdapat
sekumpulan bangunan
bertingkat banyak yang
jumlah muatannya relatif
sedikit, maka beberapa
bangunan dapat dibentuk
menjadi 1 (satu) BS
merupakan contoh sketsa
BS yang terdiri dari 3
bangunan rumah susun,
dimana tiap bangunan
rumah susun memiliki
jumlah muatan 30 KK.

Contoh sekelompok rumah susun yang


dibentuk menjadi satu BS
109

Contoh Pembentukan Blok Sensus untuk Bangunan Bertingkat Banyak


Jika di suatu SLS terdapat bangunan rumah biasa dan bangunan
bertingkat banyak, maka pembentukan BS dapat dilakukan dengan
cara menggabungkan bangunan rumah biasa dengan apartemen,
atau masing-masing dibentuk menjadi BS tersendiri

Contoh apartemen dimana


1 BS digabung dengan
bangunan lain

110

Anda mungkin juga menyukai