Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Di Susun Oleh :
Kelompok III (Tiga)
Zainuddin Jusuf
Sry Wahyuningsih Tangahu
Sukmawati

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI
KONSENTRASI TATA NIAGA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,
kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Sistem
Pengendalian Manajemen Sektor Publik tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
dan pada intinya untuk memeperbaiki kekurangan-kekurangan yang dibahas
dalam makalah ini, sehingga dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak.

Gorontalo, 17 Oktober 2015

DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulis................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulis..............................................................................................2

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian dan fungsi sistem Pengendalian Manajemen sektor Publik........3
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen......................................................................3
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen................................................................4
2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik...........................................8

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................14

Daftar Pustaka......................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang
dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan
sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya
strategi organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat
mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai
dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini
tujuan dari akuntansi Sektor publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam
pelayanan terhadap masyarakat.
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu; (1)
perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3)
komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang
dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian, (7) penilaian
kinerja.
kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat
terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa
tahap dalam proses pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus
didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai
dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya
manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian
manajemen, karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit
organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban. !usat-pusat pertanggungjawaban
tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu,
maka penulis mengemukakan pokok permaslahan sebagai berikut;
1

1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor publik?


Apa fungsi sistem pengendalian manajemen?
Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik?
Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik?
Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik?

1.3 Tujuan Penulis


Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1. Untuk mengetahui apa pengertian sistem pengendalian manajemen sektor
publik.
2. Untuk mengetahui apa fungsi pengendalian manajemen.
3. Untuk mengetahui bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik
4. Untuk mengetahui bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor
publik.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses pengendalian manajemen sektor
publik
1.4 Manfaat Penulis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca
mengenai sistem pengendalian manajemen sektor publik.
2. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua sehingga dapat
memperkaya bahan kajian tentang sistem pengendalian manajemen sektor
publik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan fungsi sistem Pengendalian Manajemen sektor Publik
1. Pengertian sistim pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen adalah merupakan suatu proses
untuk menentukan suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat dilaksanakan
sesuai dengan fungsinya.
2

Sedangkan proses pengendalian manajemen adalah proses dimana


manajer diseluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka
awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
2. Fungsi pengendalian manajemen meliputi:
1) Perencanaan
2) Koordinasi
3) Komunikasi informasi
4) Pengambilan keputusan
5) Memotivasi orang-orang dalam organisasi
6) Pengendalian
7) Penilaian kinerja
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic
yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program
yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa
analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah
ditetapkan.
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggung jawaban (Responsibility centers). Pusat pertanggung jawaban
adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung jawaban. Adapun Tujuan
dibuatnya pusat pertanggung jawaban tersebut adalah:
1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan
unit organisasi yang dipimpinnya.
2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.

4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi


sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6) Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
7) Sebagai alat pengendalian anggaran.
Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Penilaian kinerja manajer sangat
penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggung jawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan
jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah
produk/output yang dihasilkan.
Pusat-Pusat Pertanggung jawaban (Responsibility Centre) pada dasarnya
terbagi menjadi 4 jenis pertanggung jawaban, yaitu;

1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang presentasi
manajer di nilai berdasarkan biaya yang telah di keluarkan suatu unit organisasi
disebut suatu pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang
telah digunakan (bukan nilai output yang di hasilkan). Pusat biaya banyak di jumpai
pada sector publik karena output yang dihasilkan sering kali ada akan tetapi tidak
dapat di ukur atau hanya secara fisik tidak dalam rupianya. Contoh pusat biaya
adalah departemen produksi, dinas sosial, dan dinas pekerjaan umum.
Pusat biaya pertanggung jawaban memiliki ciri-ciri karakteristik sebagai berikut:
a) Melaksanakan tugas/pekerjaan yang tidak terkait dengan perolehan
pendapatan atau laba.
b) Diberi wewenang untuk mengatur biaya dalam rangka melaksanakan
pekerjaan yang menjadi tugasnya.
c) Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan biaya yang dianggarkan
dengan realisasinya. Input atau biaya pada pusat biaya diukur dalam unit
4

moneter (nilai uang) tetapi output-nya tidak selalu dapat diukur dalam unit
moneter.

2. Pusat Pendapatan (Revenue Centre)


Merupakan pusat pertanggung jawaban dimana pimpinannya bertanggung
jawab atas pendapatan. Bertanggungjawab artinya mempunyai kewenangan atas
hal-hal yang dapat meningkatkan pendapatan, seperti menentukan harga jual dan
biaya-biaya yang secara tidak langsung bisa relevan atau tidak sama sekali.
Atau juga pusat pendapatan adalah pusat pertanggung jawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapat yang dihasilakan. Contoh pusat
pendapatan, dinas pendapatan daerah dan departemen pemasaran.
Pendapatan merupakan sesuatu yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
eksternal (sentiment pasar), sehingga upaya untuk meningkatkannya tidak
sebanding lurus dengan pengorbanan atau biaya yang terjadi. Hal ini menjadi
isyarat bagi pimpinan untuk cermat dalam mengkaji pengendalian biaya yang
relative dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan. Contohnya: Biaya Riset
Pemasaran.

3.

Pusat Laba (Profit Centre)


Pusat laba merupakan pusat pertanggung jawaban dimana kinerja finansialnya

diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara pendapatan dan pengeluaran.
Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
pihak manajemen senior dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif
dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator.
Keberadaan suatu pusat laba akan relevan ketika perencanaan dan pengendalian
laba mengaku kepada pengukuran unit masukan dan keluaran dari pusat laba yang
bersangkutan.
Manfaat pusat laba yaitu:
a) Keputusan operasional dapat dilakukan lebih cepat karena tidak
memerlukan pertimbangan dari kantor pusat.
b) Kualitas keputusan cenderung lebih baik, karena dilakukan oleh orang yang
benar-benar mengerti tentang keputusan tersebut.
c) Manajemen kantor pusat bebas dari urusan operasional rutin dan bias lebih
focus pada keputusan yang lebih luas.
5

d) Kesadaran laba (Profit Consciousness) lebih meningkat pada manajer pusat


laba, karena ukuran prestasinya adalah laba.
e) Pengukuran prestasi pusat laba lebih luas daripada hanya pengukuran pada
pusat pendapatan dan pusat biaya yang terpisah.
f) Manajer pusat laba lebih bebas berkreasi.
g) Dapat difungsikan sebagai pusat atau sarana pelatihan yang handal, karena
pusat laba hampir sama dengan satu perusahaan yang independen.
h) Memudahkan kantor pusat untuk memperoleh informasi profitabilitas dari
komponen produk-produk perusahaan.
i) Untuk meningkatkan kinerja bersaing karena outputnya siap pakai atau jelas,
dan sangat responsif terhadap tekanan.

4. Pusat Investasi (Investment Centre)


Yaitu pusat pertanggung jawaban yang kinerja pimpinannya dinilai dari
prestasinya memanfaatkan asset perusahaan, sehingga menghasilkan pendapatan
atau laba yang maksimal bagi perusahaan.
Kewenangan pusat investasi menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas
pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk
memperoleh laba. Pusat investasi prestasinya diukur berdasarkan perbandingan
antara laba yang diperoleh dengan asset (investasi) yang dipergunakan.
Tujuan dari pengukuran prestasi pada pusat investasi adalah sebagai
berikut:

a) Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan


mengenai investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi
mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.

b) Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.


c) Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan
alokasi sumber ekonomi.
Informasi dari pusat investasi dapat memotivasi:
a) Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil
keputusan tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
b) Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut
memberikan kembalian (return) yang memadai.

c) Mengambil keputusan untuk melepas atau mengurangi investasi yang tidak


memberikan kembalian (return) yang memadai.

Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit bisnis
strategis maupun divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek , tetapi juga
tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.

2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang terdiri dari : (1) perumusan
strategi (2) perencanaan strategi (3) penganggaran, dan (4) penilaian/evaluasi
kinerja. Saluran informasi dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu
pertemuan informal, diskusi dll.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk
mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi. Prengendalian organisasi dapat berupa aturan dan
prosedur birokrasi atau melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi
yang dirancang secara formal.
Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai tujuan person.
Untuk menyingkapi ini perlu adanya jembatan yang mampu menghantarkan
organisasi mencapai tujuannya, yaitu tercapainya keselarasan antara tujuan
individu dan tuuan oraganisasi.Dalam hal ini hendaknya pengendalian manajemen
dapat digunakan sebagai jembatan untuk mewujudkan goal congruence yaitu
keselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi.
Faktor yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan dalam dua
kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor pengendalian
7

formal misalnya : sistem pengendalian manajemen dan sistem aturan. Sedangkan


faktor informal terdiri dari ekstrenal dan internal. Yang bersifat eksternal contohnya
etos kerja dan loyalitas karyawan ( dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi
negara dan abdi masyarakat), sedangkan yang bersifat internal : kulktur organisasi,
gaya manajemen dan gaya komunikasi.
1. Perumusan Strategi (strategy formulation)
Perumusan strategi merupakan proses pehnentuan visis, misi, tujuan,
sasaran, target, arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi
merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen puncak. Dalam organisasi
pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya
berupa GBHN yang akhirnya merupakan acuan bagi eksektutif dalam berindak.
Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang bisa
berjangka 4,5, 10 bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan oragnisasi
sangat jarang dilakukuan oleh organisasi baik itu pemerintahan atau swasta. Yang
berubah hanyalah strategi untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah
ditetapkan. Pertimbangan untuk revisi strategi biasanya kalau muncul perubahan
lingkunan yang berupa ancaman atau peluang baru.
Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor publik sanat mungkin karena
karena organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Ketidak stabilan ekonomi dan politik yang terjadi secara terus menerus
dapat mendorong pemerintah untuk sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan
strategi baru. Ancaman dan peluang baru dapat muncul setiap saat. Karenanya
perumusan strategi bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam
mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan
menggunakan analisis SWOT. Analsisi ini dikembangkan dengan menganalisis
faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam suatu organisasi dan
faktor eksternal yang merupakan ancaman dan peluang. Berdasarkan analisis
SWOT oganisasi dapat menentukan startegi terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi.
Strategi perusahaann dapat berubah atau mengalami revisi jika terdapat
lingkungan yang berubah yang dipengaruhi adanya ancaman dan kesempatan,
misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah baru atau
perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.
8

Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi


perkembangan disektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta tahap awal
dari manajemen strategi adalah perencnaan. Perencanaan dimulai dari perumusan
strategi.
Menurut Olsen dan Eadi (1982) proses perumusan strategi terdiri dari 5
komponen dasar yaitu :
1) Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh
manajemen eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangan
strategi serta target yang akan dicapai
2) Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan
pengukuran faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi
yang harus dipertimangkan pada saat merumuskan strategi organisasi
3) Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik
4) Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi
5) Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sedangkan menurut Bryson Jm model 8 langkah untuk memfasilitasi proses
perumusan strategi yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi


Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi
Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
Menilai lingkungan eksternal
Menilai lingkungan internal
Identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi
Perumusan strategi untuk me- manage isu-isu
Menetapkan visi organisasi untuk masa ke depan.

2. Perencanaan Strategi (strategic planning)


Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik.
Perencanaan strategik adalah proses pemantauan program-program, aktivitas atau
proyek yang akan dilaksdankan suatu organisasidan penentuan jumlah alokasi
sumber daya yang akan dibutuhkan
Perbedaan dengan perumusan strategi adalah bahwa perumusan strategi
merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik
adalah proses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut.
Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Dalam proses
perumusan strategi , manajemen memutuskan visi,misi dan tujuan oganisasi.
9

Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk


program-program.
Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematis yang memilikiu
prosedru dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak
melakukan

perencanaan

strategik

akan

mengalaami

masalah

da;lam

penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang terlalu berat,


alokasi sumberdaya yang tidak tepat sasaran dab dilakukannya pilihan startyegi
yang salah. Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada organisasi
manajemen organisasi publik menuntut adanya strategic vision, strategic thinking,
strategic leadership dan strategic organization.

1) Manfaat perencanaan strategi bagi organisasi


Perencanaan srategi sangat penting bagi organisasi, sehingga manfaatnya
perencanaa srategik bagi organisasi antara lain:
a) Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
b) Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi
yang telah ditetapkan
c) Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang
optimal
d) Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek
e) Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara
lebih jelas
f) Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi
antara manajer puncak dengan manajer dibawahnya, sehingga memungkinkan
terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level dibawahnya
mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan, yang
nantinya akan mendorong goal congruence.

10

2) Mengubah perencanaan Strategi Menjadi Tindakan Nyata


Perencanaan strategi dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan
memberikan arah perubahan, tetapi perubahan belum dapat berjalan dengan
mulus meskipun sudah ada perencanaan strategik. Perencanaan strategik bukan
merupakan hasil akhir, tapi masih perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakantindakan konkrit. Untuk itu harus didukung oleh :
a) Struktur pendukung, baik secra manajerial maupun secara politik
b) Proses dan praktek implementasi di lapangan
c) Kultur organisasi
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi.
Desain sistem pengendalian manajemen harus didukung oleh struktur organisasi
yang sesuai. Visi, misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan secara biak dapat
gagal bila struktur organisasi tiudak mendukung strategi, karenanya perlu adanya
restrukturisasi dan reorganisasi agar selaras dengan startegi dan sistem
pengendalian manajemen. Restrukturisasi dapat didasarkan pada prinsip;
a) Perubahan strktur organisasi hendaknya dapat meningktakan kapasitas
untuk mencapai strategi yang efektif
b) Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan
arahan kebijakan hingga level bawah. Visi, misi dan tujuan organisasi harus
selalu dikomunikasiokan kepada seluruh anggota organisasi
c) Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi,
kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya dan menilai kinerja manajemen.
Proses dan praktik di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem
pengendalian. Prencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem
pengendalian tidak sesuai dengan strategi. Arus ada kejelasan wewenang dan
tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung
oleh regulasi keuangan, pengendalian personel dan manajemen kompensasi yang
jelas dan fair.
Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan anggota
untuk melakukan perubahan. Perencanaan srtategik harus didukung adanya
budaya organisasi yang kuat, dan harus didukung oleh perubahan perilaku dan
sikap anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan
11

efisien. Program akan gagal bila personel di lapangan bertindak tidak sesuai
dengan arah dan strategi organisasi.
3. Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategi telah selesai dilakukan, tahap berikutnya
adalah menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian
manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan. proses penganggaran
pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. perbedaan tersebut terutama adalah adanya
pengaruh politik dalam proses penganggaran.

4. Penilaian/Evaluasi Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian
manajemen yang dapat digunakan sebagai alat penegndalian. Pengendalian
manajemen melalui sistem penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan
mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan dan hukuman
dapat digunakan sebagai pendorong untuk pencapaian suatu strategi.
Sistem

reward

dan

punishment

harus

didukung

oleh

manajemen

kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan mekanisme


penting untuk mendorong motivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi.
Intensif positif pada manajer disebut sebagai reward dan intensif negatinya disebut
sebagai punishment. Peran peting adanya penghargaan dalam suatu organisasi
akan mendorong tercapainya tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan kepuasan
setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang bersifat
financial misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan, sedangkan non
financial dapat berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi
yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan pengakuan.
Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman pada kondisi tetentu diperlukan, tetapi
orientasi penilaian harus selalu pada pemberian penghargaan.
12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus
didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai
dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya
manusia, dan lingkungan yang mendukung.
3.2 Saran
Dalam makalah ini sebenarnya kami belum telalu memuat berbagai
pengetahuan, masih banyak kekurangan yang kami bahas dalam makalah ini, oleh
karena itu kami sebagi pembuat makalah meminta, jangan hanya membaca atau
berfokus pada makalah yang kami buat ini, masih banyak referensi-referensi yang
berbobot dalam menguraikan penjelasan sesuai judul dalam makalah ini.

13

DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo dan Indra Bastian, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta;
Gradien Mediatama.

14

Anda mungkin juga menyukai