Anda di halaman 1dari 2

P

PENEMUAN HEWAN

ara
ilmuwan
dari
Lembaga
Ilmu Pengatahuan
Indonesia (LIPI)
menemukan 6 hewan
spesies baru di Taman
Nasional Gunung
Tambora, Sumbawa,
NTB. Rencananya
temuan ini akan
dipublikasikan pada
tingkat internasional.
Ini dijelaskan
oleh tim peneliti LIPI
yang melakukan
eksplorasi dalam
ekspedisi NKRI
Tambora itu, jumpa
pers dilakukan di
gedung LIPI, Jl. Jend.
Gatot Subroto,
Jakarta,Selasa
( 12/04/2015).
Cahyo yang
juga Ketua Tim LIPI
dalam penelitian ini
menemukan 2 spesies
di Tambora, yakni
Sarax Sp dan
opiliones (stylocellus
Sp). Peneliti kupukupu malam Hari
Sutrisno menemukan
Xyleutes Sp 1 dan

Xyleutes Sp 2. Ada
juga Herpetologi LIPI
Awal Rianto yang
menemukan cicak
hutan Cyrtodactylus
Sp 1 dan
Cyrtodactylus Sp 2.

baru yang belum


terdaftar dalam
taksonomi. Ini karna
morfologi cicak hutan
temuannya sudah jelas
berbeda dari yang
selama ini dikenal.

Nama spesies
belum bisa ditentukan
karena memang perlu
proses selanjurnya
sebelum diterbitkan
dalam jurnal
internasional. Itu
sebabnya hingga saat
ini penulisan nama
ilmiah setelah genus
hewan itu masih
diakhiri dengan inisial
Sp (spesies).

Pengakuan
internasional
dituturkan penemu
spesies baru kupukupu malam Hari
Sutrisno memang
butuh waktu,
bervariasi mulai dari 2
bulan hingga 2 tahun.
Hari akan memastikan
terlebih dahulu
sebelum temuannya
menjalani proses
selanjutnya.

Penemuan itu
harus ditindaklanjuti
dengan peninjauan
dari komunitas sains
internasional terlebih
dahulu sebelum
diterbitkan dalam
jurnal ilmiah. Mereka
memperkirakan
penerbitan temuan
baru itu akan
dilakukan dua warsa
ke depan.
Awal yakin
temuannya ini
merupakan spesies

Selain itu, Hari


juga masih harus
membagi waktu untuk
memproses
penelitian-penelitian
dan temuan lain yang
sedang ia kerjakan.
mungkin dua tahun
lagi saya akan
mengumumkan
spesies baru dari
Tambora ini, kata
dia.
Penelitian
dilakukan selama 15

hari, dari 15 April


hingga 30 April 2015
dalam kegiatan
ekspedisi NKRI
Tambora. Penelitian

ini memakan biaya


400 juta rupiah.
Terdiri dari
biaya oprasional 300
juta rupiah dan 100

juta rupiah untuk


biaya peralatan. Dana
itu diambil dari
APBN, kata Cahyo
Rahmadi.

Anda mungkin juga menyukai