Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

OTITIS EKSTERNA

Pembimbing:
dr. Asno, Sp. THT-KL

Disusun oleh:
Joseph Halim - 11.2014.195

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


RS ESNAWAN ANTARIKSA ANGKATAN UDARA
Periode 11 April 2016 - 14 Mei 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2016

BAB I

PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri terlokalisir atau difus dengan gejala telinga terasa sakit.
Faktor

penyebab timbulnya otitis eksterna ini dapat berupa kelembaban,

penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis
eksterna akut adalah pseudomonas (41 %),strepokokus (22%), stafilokokus.aureus
(15%) dan bakteroides (11%).1
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis melibatkan liang
telinga sepertiga luar. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeks bakteri patogen
yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus atau
jamur.2 Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,
disamping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerahdaerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang dan
menimbulkan kekambuhan. Selain itu keadaan panas, lembab dan trauma terhadap
epitel dari liang telinga luar juga merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis
eksterna.3,4
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit
pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila
peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa
sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap. 5 Dalam upaya
menanggulangi Otitis eksterna, sejak dahulu telah dipergunakan larutan Burrowi,
yang di kemukakan pertama kali oleh dr.Karl August Von Burrow (1809-1874)
seorang ahli bedah Jerman dari Koningsburg. Dia menggunakan larutan Burrowi

sebagai obat untuk telinga sejak akhir abad ke-19. Larutan Burrowi (Burrows
Solution), berisi larutan aluminium sulfat dan digunakan secara luas sebagai obat
kompres yang sekaligus bekerja sebagai anti septik dan adstrigensia dan
mempunyai pH 3,2.1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI TELINGA


Anatomi Telinga

Gambar 1. Anatomi Telinga


2.1.1 Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang
telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga
bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari
tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 3cm. Sepertiga bagian luar kulit telinga
terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat
pada seluruh liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit
dijumpai kelenjar serumen.

2.1.2 Telinga tengah

Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membran timpani yang
merupakan membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara.
Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat
oblik terhadap sumbu liang telinga.
Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars
flaksida (membrane sharpnell) dimana lapisan luar merupakan lanjutan
epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus
bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu
lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit
serat elastin.
Tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulang
pendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan. Tuba eustachius
menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.

2.1.3 Telinga Dalam


Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.
Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa
skala timpani dengan skala vestibuli.
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang dari koklea
tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala
media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani
berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam
yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dimana cairan
perilimfa tinggi akan natrium dan rendah kalium,sedangkan endolimfa
tinggi akan kalium dan rendah natrium. Hal ini penting untuk pendengaran.
Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissners
Membrane) sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran
ini terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk

mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ corti terdiri dari satu baris sel
rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar (12000). Ujung saraf
aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan
sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melekat pada suatu selubung
diatasnya yang cenderung datar, bersifat gelatinosa dan aselular sehingga
dikenal sebagai membrane tektoria.
Membran tektoria disekresi dan disokong limbus yang terletak di medial.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membrane tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti yang membentuk
organ Corti.

2.2 DEFINISI
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmers ear,
adalah radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran
telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur
dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret
di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali. Pengobatan amat
sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga
kebersihan liang telinga. Infeksi ini sangat umum dan mempengaruhi semua
kelompok umur. Saluran telinga luar adalah sebuah terowongan pendek yang
berjalan dari lubang telinga hingga gendang telinga yang berada di dalam telinga.
Secara normal bagian ini dilapisi kulit yang mengandung rambut dan kelenjar
yang memproduksi lilin.

2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

2.3.1 Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi, iritasi
atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga.
Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya
otitis eksterna (swimmers ear).3
Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen
yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn,
gentamicin, polimixin, dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah
metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut
yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.2
2.3.2 Faktor Risiko
Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,
ujung jari atau alat lainnya
Kelembaban merupakan foktor yang

penting untuk terjadinya otitis

eksterna.
Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna
rambut yang bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit rapuh, yang
memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk
kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit terkelupas atau
pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau pelindung dari
kuman atau jamur
kanal telinga sempit
infeksi telinga tengah

diabetes.

2.4 EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di
Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin karena
partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dan
eczematous merupakan otitits yang umum di Amerika Serikat, namun otitis
necrotizing jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak
diketahui, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti Indonesia.
Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka
kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan otitis
eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan
prevalensi selama 12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan
prevalensinya meningkat pada usia lebih dari 65 tahun.3,5
2.5 PATOFISIOLOGI
Kanalis auditorius eksternal dilapisi dengan epitel skuamosa dan
panjangnya sekitar 2,5 cm pada orang dewasa. Fungsi kanal auditori eksternal
adalah untuk mengirimkan suara ke telinga tengah sekaligus melindungi struktur
yang lebih proksimal dari benda asing dan setiap perubahan kondisi lingkungan.
Sepertiga luar kanal adalah tulang rawan dan terorientasi di superior dan posterior,
bagian dari kanal berisi serumen yang diproduksi oleh kelenjar apokrin. Dua pertiga
dari bagian dalam kanal adalah osseus, ditutupi dengan kulit tipis yang melekat erat,
dan berorientasi inferior dan anterior; bagian ini adalah kanal yang tidak memiliki
kelenjar apokrin atau folikel rambut.
Jumlah serumen yang dihasilkan bervariasi antara individu. Serumen
umumnya bersifat asam (pH 4-5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri atau
jamur. Sifat lilin dari serumen melindungi epitel yang mendasari dari maserasi atau
kerusakan kulit.

Otitis eksterna mungkin berkembang pada atlet akuatik atau perenang


sebagai akibat dari paparan air yang berlebihan yang mengakibatkan pengurangan
secara keseluruhan dari serumen. Penurunan serumen ini kemudian dapat
menyebabkan pengeringan dari kanalis auditorius eksternal dan pruritus. Pruritus
kemudian dapat menyebabkan probing dari kanalis auditorius eksternal,
mengakibatkan kerusakan kulit dan memudahkan kejadian untuk infeksi. Obstruksi
saluran pendengaran eksternal dari serumen yang berlebihan, debris, exostosis
peselancar, atau kanal yang sempit dan berliku-liku juga dapat menyebabkan infeksi
dengan cara retensi kelembaban.
Organisme yang paling umum dijumpai pada OE adalah P aeruginosa
(50%), S aureus (23%), anaerob dan organisme gram negatif (12,5%), dan jamur
seperti Aspergillus dan Candida spesies (12,5%). Otomikosis adalah infeksi di
saluran pendengaran eksternal yang disebabkan oleh spesies Aspergillus sebanyak
80-90% dari kasus. Kondisi ini ditandai oleh adanya hifa yang panjang, putih,
berbentuk benang yang tumbuh dari permukaan kulit. Dalam sebuah penelitian,
91% dari kasus otitis eksternal disebabkan oleh bakteri.

2.6 KLASIFIKASI
1. Penyebab tidak diketahui
a. Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis, asteotosis
b. Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
c. otitis eksterna membranaosa.
d. Miringitis kronik idiopatik
e.

Lupus erimatosus, psoriasis

2. Penyebab infeksi
a. Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis,
erisipelas.
b.

Bakteri gram ( -) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis


eksterna granulosa, perikondritis.

c. Bakteri tahan asam : mikobakterium TBC

d. Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.


e. Merringitis bullosa, herpes simplek,
kontangiosum, variola dan varicella.

herpes

zoster

moluskum

f. Protozoa
g. Parasit
3.

Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata,


ekskoriasi, neurogenik.

4.

Dermatitis alergika, dermatitis kontakta ( venenat), dermatis atopik, erupsi karena


obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.

5.

Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi ( hematom


vesikel dan bulla), trauma ( terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).

6.

Perubahan senilitas.

7.

Deskrasia vitamin

8.

Diskrasia endokrin.7,38

Tabel 1: Klasifikasi Otitis Eksterna menurut G.G.Browning


Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :
1 Otitis Eksterna Ringan :
Kulit liang telinga hiperemis dan eksudat
Liang telinga menyempit
2. Otitis Eksterna Sedang :
Liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif

3. Otitis Eksterna Komplikasi :


Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik :
Kulit liang telinga/pina menebal, keriput.
Eritema positif.
Secara umum otitis eksterna akut ada 2, yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis
eksterna difus.
Otitis eksterna sirkumskripta
Oleh karena kulit di sepanjang sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa
kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat
itu bisa terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.
Kuman penyebab biasanya Staphyloccoccus aureus atau Staphylococcus albus.
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di
bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri
dapat juga timbul spontan waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain
itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang
telinga.
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi
secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal bisa diberikan salep atau tetes
antibiotika. Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang
drainage untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik
sistemik, hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik dan obat penenang.
Otitis eksterna difus
Sering mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga
hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya
golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah
Staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya.

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar
getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau.
Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti secret yang keluar dari kavum
timpani pada otitis media. Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga,
memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat
kontak yang baik antara kulit yang meradang dengan obatnya. Kadang-kadang
diperlukan obat antibiotika sistemik.

2.7 DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:
2.7.1 ANAMNESIS
Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:
Otalgia
Rasa penuh ditelinga
Gatal
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi
dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)
penurunan pendengaran
tinnitus
Demam (jarang)
Gejala bilateral (jarang)
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari
liang

telinga

luar

langsung

berhubungan

dengan

periosteum

dan

perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang


mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit
dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.7
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan
nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu
rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.7
Kurang pendengaran

mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga
bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.5,7
2.7.2 PEMERIKSAAN FISIK
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:
Nyeri tekan tragus
Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
Discharge purulen
Eczema dari daun telinga
Adenopati Periauricular dan servikal
Demam (jarang)

Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak


sekitarnya, termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke
dalam tulang mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak,
dalam hal saraf kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI
(aksesori), atau XII (hypoglossal) dapat terpengaruh.

2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan
debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol
edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.
Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan
irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah
visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat
topikal.
Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi
peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.

Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan


agen acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan
(2:1) antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat digunakan.

Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen


acidifying dan kortikosteroid.

Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes,


adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran
telinga.

Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke
dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4
kali sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah
kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.

Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi,


persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa
steroid).

Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi, krim tacrolimus
0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari ketiga) mengakibatkan
tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.
OTITIS EKSTERNA

Pertimbangkan
mengambil sampel

TERAPI
Edukasi+ analgetika+
tetes telinga
topical+/menghilangkan debris

Evaluasi secara
rutin dalam 5-7
hari jika
imunocompromi
zed atau
diabetes, gejala
memburuk,
gejala tidak
hilang dalam 1

Rujuk ke THT jika:


Terapi gagal
Gejala dan tanda yang berat
Kemungkinan adanya otitis eksternal necrotizing

Gambar 2: Skema terapi otitis eksterna

2.9 PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.

BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 IDENTITAS PENDERITA


Nama

: DLJ

Umur

: 9 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Bangsa

: Indonesia

Suku

: Bali

Agama

: Hindu

Pendidikan

: SD (Sekolah Dasar)

Status perkawinan

: Belum menikah

Alamat

: Banjar negari, Klungkung

Tanggal pemeriksaan

: 19 Juni 2012

3.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama : sakit pada telinga kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Penderita datang dengan keluhan sakit di telinga kanan sejak 4 hari
yang lalu. Sakitnya terasa hilang timbul makin lama semakin keras apalagi
jika telinganya ditekan hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis,
keluhan tersebut muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa
telinga kanannya gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya
tersebut. Penderita merasa telinganya tersebut tidak pernah kemasukan
sesuatu benda asing. Pendengaran dirasakan tidak ada perubahan dan tidak

pernah mengalami trauma di telinganya tersebut. Ibu pasien tidak


mengeluhkan panas,batuk dan pilek
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Ibu penderita mengatakan penderita tidak pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya.
Riwayat Pengobatan :
Penderita sempat dibawa ke puskesmas oleh orang tuanya. Dari
puskesmas dirujuk ke rumah sakit. Ibu penderita mengatakan pada telinga
kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien tidak bisa
tidur.
Riwayat Alergi :
Riwayat asma, alergi terhadap makanan tertentu, maupun terhadap obatobatan tertentu disangkal oleh ibu penderita.
Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan seperti yang
dikeluhkan oleh penderita.
Riwayat Lingkungan dan Sosial:
Lingkungan tempat tinggal pasien cukup bersih, setiap hari penderita
pergi ke sekolah dan sering menghabiskan waktu di rumah. Penderita
mempunyai kebiasaan mengorek-ngorek telinga hingga menghabiskan
banyak cotton buds dan sering mandi di sungai.

3.3 PEMERIKSAAN FISIK


Vital Sign
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

Respirasi

: 20 x/menit

Temperatur

: 36,8C

Berat badan

: 21 kg

Status General :
Kepala

: Normocephali

Muka

: Simetris, parese nervus fasialis -/

Mata

: Anemis -/-, ikterus -/-

THT

: Sesuai status lokalis

Leher

: Kaku kuduk (-)


Pembesaran kelenjar limfe -/Pembesaran kelenjar parotis -/Kelenjar tiroid (-)

Thorak : Cor

: S1S2 tunggal, reguler, murmur

Po

: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wh -/-

Ekstremitas

: dalam batas normal

Status lokalis THT :


Telinga

Kanan

Daun telinga

N, nyeri tekan tragus (+)

Liang telinga

Sempit

Discharge

Serumen (+)

Kiri
N
lapang
-

Membran timpani

sulit dievaluasi

intak

Tumor

Mastoid

Kanan

Kiri

Hidung luar

Cavum nasi

Lapang

Hidung

Septum

Lapang
deviasi tidak ada

Discharge

Mukosa

merah muda

Tumor

Concha

kongesti

Sinus

kongesti

nyeri tekan tidak ada

Choana

Tenggorokan :
Dispneu

:-

Sianosis

:-

Mukosa

: merah muda

Dinding belakang faring : normal


Suara

merah muda

: tidak ada kelainan

Tonsil :

Kanan

Kiri

Pembesaran

T1

T1

Hiperemis

Permukaan mukosa

rata

rata

Kripte

Detritus

Fiksasi

3.4 RESUME
Pasien perempuan 9 tahun bernama Desak Lina Jayani, Hindhu,
Klungkung dengan sakit pada telinga kanan sejak 4 hari yang lalu. Sakitnya
terasa hilang timbul makin lama semakin keras apalagi jika telinga kanannya
ditekan hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis, keluhan tersebut
muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa telinga kanannya
gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya tersebut. pada telinga
kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien tidak bisa
tidur. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan
tragus, serumen keras dan banyak, liang telinga nampak sempit dan hiperemi,
dan membran timpani sulit dievaluasi karena tertutup oleh serumen.
3.5 DIAGNOSIS
Otitis Eksterna Difusa Dekstra

3.6 PENATALAKSANAAN
Asam mefenamat 3x250gr
Cefadroxyl 2x 250gr
Chloramphenicol ear drop 3x2 tetes

Pembersihan liang telinga


Kontrol 3 hari lagi

3.7 PROGNOSIS
dubius ad bonam

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pasien ini didiagnosis otitis eksterna difusa dekstra karena sakit pada telinga
kanan sejak 4 hari yang lalu. Sakitnya terasa hilang timbul makin lama
semakin keras hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis, keluhan
tersebut muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa telinga
kanannya gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya tersebut.
pada telinga kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien
tidak bisa tidur. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri
tekan tragus, serumen keras dan banyak, liang telinga nampak sempit dan
hiperemi, dan membran timpani sulit dievaluasi karena tertutup oleh
serumen. Hal ini sesuai dengan gejala-gejala otitis eksterna yang akut yaitu
OE difusa dekstra.
2. Prinsip penatalaksanaan pada pasien ini adalah konservatif dengan
manajemen nyeri, menghilangkan infeksi kuman, dan pembersihan telinga
dari debris.
Asam mefenamat 3x 250 gr diberikan karena pasien mengeluh nyeri. Cara
Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi NonSteroid atau NSAID) lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). Asam
mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan
antipiretik.
Cefadroxil 2x250 gr adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin
untuk pemakaian oral. Cefadroxil bersifat bakterisidal dengan jalan
menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap
Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil
enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis. Dosis yang dianjurkan pada
anak-anak adalah 25 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.

Chloramphenicol tetes telinga 3x 2 tetes adalah antibiotika spektrum luas,


bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies, dan pada keadaan
tertentu bekerja sebagai bakterisida. Indikasi pemberian Chloramphenicol
tetes telinga adalah untuk infeksi superfisial pada telinga luar oleh bakteri
gram positif atau gram negatif yang peka terhadap chloramphenicol.
Pembersihan liang telinga bertujuan untuk mengangkat serumen agar tidak
menumpuk sehingga tidak menyebabkan rasa penuh ditelinga dan
penurunan pendengaran.
3. Prognosis
Dubius ad bonam, karena pada penderita belum terjadi gejala-gejala yang
begitu berat dan dengan menghindari faktor pencetus dan terapi yang
adekuat mampu meringankan dan menghilangkan gejala.

Anda mungkin juga menyukai