OTITIS EKSTERNA
Pembimbing:
dr. Asno, Sp. THT-KL
Disusun oleh:
Joseph Halim - 11.2014.195
BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri terlokalisir atau difus dengan gejala telinga terasa sakit.
Faktor
penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk
melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis
eksterna akut adalah pseudomonas (41 %),strepokokus (22%), stafilokokus.aureus
(15%) dan bakteroides (11%).1
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis melibatkan liang
telinga sepertiga luar. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeks bakteri patogen
yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus atau
jamur.2 Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,
disamping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerahdaerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang dan
menimbulkan kekambuhan. Selain itu keadaan panas, lembab dan trauma terhadap
epitel dari liang telinga luar juga merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis
eksterna.3,4
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit
pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila
peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa
sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap. 5 Dalam upaya
menanggulangi Otitis eksterna, sejak dahulu telah dipergunakan larutan Burrowi,
yang di kemukakan pertama kali oleh dr.Karl August Von Burrow (1809-1874)
seorang ahli bedah Jerman dari Koningsburg. Dia menggunakan larutan Burrowi
sebagai obat untuk telinga sejak akhir abad ke-19. Larutan Burrowi (Burrows
Solution), berisi larutan aluminium sulfat dan digunakan secara luas sebagai obat
kompres yang sekaligus bekerja sebagai anti septik dan adstrigensia dan
mempunyai pH 3,2.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membran timpani yang
merupakan membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara.
Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat
oblik terhadap sumbu liang telinga.
Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars
flaksida (membrane sharpnell) dimana lapisan luar merupakan lanjutan
epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus
bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu
lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit
serat elastin.
Tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulang
pendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan. Tuba eustachius
menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.
mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ corti terdiri dari satu baris sel
rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar (12000). Ujung saraf
aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan
sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melekat pada suatu selubung
diatasnya yang cenderung datar, bersifat gelatinosa dan aselular sehingga
dikenal sebagai membrane tektoria.
Membran tektoria disekresi dan disokong limbus yang terletak di medial.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membrane tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti yang membentuk
organ Corti.
2.2 DEFINISI
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmers ear,
adalah radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran
telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur
dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret
di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali. Pengobatan amat
sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga
kebersihan liang telinga. Infeksi ini sangat umum dan mempengaruhi semua
kelompok umur. Saluran telinga luar adalah sebuah terowongan pendek yang
berjalan dari lubang telinga hingga gendang telinga yang berada di dalam telinga.
Secara normal bagian ini dilapisi kulit yang mengandung rambut dan kelenjar
yang memproduksi lilin.
2.3.1 Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi, iritasi
atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga.
Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya
otitis eksterna (swimmers ear).3
Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen
yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn,
gentamicin, polimixin, dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah
metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut
yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.2
2.3.2 Faktor Risiko
Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,
ujung jari atau alat lainnya
Kelembaban merupakan foktor yang
eksterna.
Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna
rambut yang bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit rapuh, yang
memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk
kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit terkelupas atau
pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau pelindung dari
kuman atau jamur
kanal telinga sempit
infeksi telinga tengah
diabetes.
2.4 EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di
Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin karena
partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dan
eczematous merupakan otitits yang umum di Amerika Serikat, namun otitis
necrotizing jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak
diketahui, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti Indonesia.
Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka
kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan otitis
eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan
prevalensi selama 12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan
prevalensinya meningkat pada usia lebih dari 65 tahun.3,5
2.5 PATOFISIOLOGI
Kanalis auditorius eksternal dilapisi dengan epitel skuamosa dan
panjangnya sekitar 2,5 cm pada orang dewasa. Fungsi kanal auditori eksternal
adalah untuk mengirimkan suara ke telinga tengah sekaligus melindungi struktur
yang lebih proksimal dari benda asing dan setiap perubahan kondisi lingkungan.
Sepertiga luar kanal adalah tulang rawan dan terorientasi di superior dan posterior,
bagian dari kanal berisi serumen yang diproduksi oleh kelenjar apokrin. Dua pertiga
dari bagian dalam kanal adalah osseus, ditutupi dengan kulit tipis yang melekat erat,
dan berorientasi inferior dan anterior; bagian ini adalah kanal yang tidak memiliki
kelenjar apokrin atau folikel rambut.
Jumlah serumen yang dihasilkan bervariasi antara individu. Serumen
umumnya bersifat asam (pH 4-5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri atau
jamur. Sifat lilin dari serumen melindungi epitel yang mendasari dari maserasi atau
kerusakan kulit.
2.6 KLASIFIKASI
1. Penyebab tidak diketahui
a. Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis, asteotosis
b. Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
c. otitis eksterna membranaosa.
d. Miringitis kronik idiopatik
e.
2. Penyebab infeksi
a. Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis,
erisipelas.
b.
herpes
zoster
moluskum
f. Protozoa
g. Parasit
3.
4.
5.
6.
Perubahan senilitas.
7.
Deskrasia vitamin
8.
Diskrasia endokrin.7,38
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar
getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau.
Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti secret yang keluar dari kavum
timpani pada otitis media. Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga,
memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat
kontak yang baik antara kulit yang meradang dengan obatnya. Kadang-kadang
diperlukan obat antibiotika sistemik.
2.7 DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:
2.7.1 ANAMNESIS
Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:
Otalgia
Rasa penuh ditelinga
Gatal
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi
dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)
penurunan pendengaran
tinnitus
Demam (jarang)
Gejala bilateral (jarang)
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari
liang
telinga
luar
langsung
berhubungan
dengan
periosteum
dan
eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga
bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.5,7
2.7.2 PEMERIKSAAN FISIK
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:
Nyeri tekan tragus
Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
Discharge purulen
Eczema dari daun telinga
Adenopati Periauricular dan servikal
Demam (jarang)
2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan
debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol
edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.
Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan
irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah
visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat
topikal.
Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi
peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.
Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke
dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4
kali sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah
kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.
Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi, krim tacrolimus
0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari ketiga) mengakibatkan
tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.
OTITIS EKSTERNA
Pertimbangkan
mengambil sampel
TERAPI
Edukasi+ analgetika+
tetes telinga
topical+/menghilangkan debris
Evaluasi secara
rutin dalam 5-7
hari jika
imunocompromi
zed atau
diabetes, gejala
memburuk,
gejala tidak
hilang dalam 1
2.9 PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.
BAB III
LAPORAN KASUS
: DLJ
Umur
: 9 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Bangsa
: Indonesia
Suku
: Bali
Agama
: Hindu
Pendidikan
: SD (Sekolah Dasar)
Status perkawinan
: Belum menikah
Alamat
Tanggal pemeriksaan
: 19 Juni 2012
3.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama : sakit pada telinga kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Penderita datang dengan keluhan sakit di telinga kanan sejak 4 hari
yang lalu. Sakitnya terasa hilang timbul makin lama semakin keras apalagi
jika telinganya ditekan hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis,
keluhan tersebut muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa
telinga kanannya gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya
tersebut. Penderita merasa telinganya tersebut tidak pernah kemasukan
sesuatu benda asing. Pendengaran dirasakan tidak ada perubahan dan tidak
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Temperatur
: 36,8C
Berat badan
: 21 kg
Status General :
Kepala
: Normocephali
Muka
Mata
THT
Leher
Thorak : Cor
Po
Ekstremitas
Kanan
Daun telinga
Liang telinga
Sempit
Discharge
Serumen (+)
Kiri
N
lapang
-
Membran timpani
sulit dievaluasi
intak
Tumor
Mastoid
Kanan
Kiri
Hidung luar
Cavum nasi
Lapang
Hidung
Septum
Lapang
deviasi tidak ada
Discharge
Mukosa
merah muda
Tumor
Concha
kongesti
Sinus
kongesti
Choana
Tenggorokan :
Dispneu
:-
Sianosis
:-
Mukosa
: merah muda
merah muda
Tonsil :
Kanan
Kiri
Pembesaran
T1
T1
Hiperemis
Permukaan mukosa
rata
rata
Kripte
Detritus
Fiksasi
3.4 RESUME
Pasien perempuan 9 tahun bernama Desak Lina Jayani, Hindhu,
Klungkung dengan sakit pada telinga kanan sejak 4 hari yang lalu. Sakitnya
terasa hilang timbul makin lama semakin keras apalagi jika telinga kanannya
ditekan hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis, keluhan tersebut
muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa telinga kanannya
gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya tersebut. pada telinga
kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien tidak bisa
tidur. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan
tragus, serumen keras dan banyak, liang telinga nampak sempit dan hiperemi,
dan membran timpani sulit dievaluasi karena tertutup oleh serumen.
3.5 DIAGNOSIS
Otitis Eksterna Difusa Dekstra
3.6 PENATALAKSANAAN
Asam mefenamat 3x250gr
Cefadroxyl 2x 250gr
Chloramphenicol ear drop 3x2 tetes
3.7 PROGNOSIS
dubius ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pasien ini didiagnosis otitis eksterna difusa dekstra karena sakit pada telinga
kanan sejak 4 hari yang lalu. Sakitnya terasa hilang timbul makin lama
semakin keras hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis, keluhan
tersebut muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa telinga
kanannya gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya tersebut.
pada telinga kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien
tidak bisa tidur. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri
tekan tragus, serumen keras dan banyak, liang telinga nampak sempit dan
hiperemi, dan membran timpani sulit dievaluasi karena tertutup oleh
serumen. Hal ini sesuai dengan gejala-gejala otitis eksterna yang akut yaitu
OE difusa dekstra.
2. Prinsip penatalaksanaan pada pasien ini adalah konservatif dengan
manajemen nyeri, menghilangkan infeksi kuman, dan pembersihan telinga
dari debris.
Asam mefenamat 3x 250 gr diberikan karena pasien mengeluh nyeri. Cara
Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi NonSteroid atau NSAID) lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). Asam
mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan
antipiretik.
Cefadroxil 2x250 gr adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin
untuk pemakaian oral. Cefadroxil bersifat bakterisidal dengan jalan
menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap
Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil
enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis. Dosis yang dianjurkan pada
anak-anak adalah 25 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.